Knowledge, self efficacy, and handling practices on food safety in home industry | Sihombing | Berita Kedokteran Masyarakat 26122 71036 1 PB

Pengetahuan, efikasi diri dan praktik penjamah makanan
tentang keamanan pangan pada industri rumah tangga
pangan (IRTP)
Knowledge, self-efficacy, and handling practices on food safety in home industry
Jimmi Kifly Putra Sihombing 1 Susi Ari Kristina 2 Retna Siwi Padmawati1
Dikirim: 20 Juni 2017 Diterima: 15 September 2017 Dipublikasi: 1 November 2017
Abstrak
Tujuan: Untuk mengetahui karakteristik sosiodemografi, pengalaman, tingkat pengetahuan,
efikasi diri penjamah makanan pada IRTP di Kota Ambon dan keterkaitannya pada praktik
keamanan pangan. Metode: Penelitian cross sectional pada 51 industri rumah tangga pangan
dengan jumlah responden sebanyak 135 orang. Uji chi square untuk analisis bivariabel dan regresi
logistik untuk analisis multivariabel. Hasil: Terdapat hubungan tingkat pendidikan,
pelatihan, pengetahuan dengan efikasi diri keamanan pangan penjamah makanan pada industri
rumah tangga pangan. Implikasi Praktis: Penelitian ini menyarankan untuk meningkatkan
sistem pemantauan penangan makanan agar tidak terjadi food borne disease. Keaslian: Penelitian
ini menyatakan bahwa keamanan pangan di industri rumah tangga bergantung pada praktik
penanganan makanan.
Kata kunci: keamanan pangan; pengetahuan; efikasi diri; praktik; penjamah makanan; industri
rumah tangga pangan
Abstract
Purpose: This study try to explore the sociodemographic characteristics, experience, knowledge

level, self-efficacy of food handlers at home industry in Ambon and their relation to food safety
practices. Method: A cross sectional study with 51 samples of home industry with 135 respondents.
Statistical analysis using chi square and logistic regression. Findings: There is a relationship
between education level, training, knowledge with self-efficacy. There is relation of education level,
self-efficacy, knowledge with food safety practice of food handler. Practical implications: This
study suggested to increase the monitoring system for food handlers in order to prevent foodborne
disease. Originality: This study contributes to our understanding that food safety in home industry
depend on food handling practices.
Keywords: food safety; knowledge; self-efficacy; practices; food handlers; home industry

1

Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan, dan Kedokteran Sosial, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada
(Email: jimmikps@gmail.com)
2
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada

1131

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017


(22,73%) sampel yang tidak memenuhi syarat,

PENDAHULUAN
Keamanan pangan (food safety) merupakan

produk pangan tanpa nomor PIRT yang diuji

isu kesehatan masyarakat yang semakin pent-

sebanyak 131 sampel terdapat 39 (29,77%)

ing (1). Penyakit bawaan makanan merupakan

sampel yang tidak memenuhi syarat. Dengan

penyebab utama morbiditas dan mortalitas ser-

demikian, dapat diketahui bahwa dari 64


ta menjadi perhatian global (2). Secara global,

produk yang tidak memenuhi persyaratan ter-

diperkirakan 1,8 juta orang meninggal setiap

dapat 55 (84%) produk yang berasal dari IRTP

tahun disebabkan karena penyakit diare, seba-

dengan perincian sebanyak 15 (23%) produk

gian besar penyakit diare ini disebabkan kare-

yang sudah memiliki nomor PIRT dan 39 (61%)

na makanan dan minuman yang sudah ter-

yang belum memiliki nomor PIRT (9).


kontaminasi (3). Center for Disease Control and

Berdasarkan keterangan di atas, diketahui

Prevention (CDC) melaporkan bahwa 1 dari 6

bahwa

IRTP

di

Kota

Ambon

mempunyai

warga Amerika sakit karena mengonsumsi ma-


pengaruh yang besar dalam menghasilkan

kanan dan minuman dan 3000 orang mening-

produk yang tidak memenuhi persyaratan, yai-

gal setiap tahun (4).

tu sekitar 84% dari total produk yang tidak

Terjadinya wabah berkaitan erat dengan

memenuhi persyaratan. Untuk itu, perlu per-

perilaku penjamah makanan (5) dan wabah

hatian khusus terhadap cara penanganan ma-

pada penyakit bawaan makanan (foodborne


kanan

disease) mayoritas disebabkan oleh malpraktik

menghasilkan produk yang aman. Produsen

yang dilakukan oleh industri kecil rumah tang-

harus menjamin bahwa produk yang diedarkan

ga sejak tahap persiapan proses produksi (6).

ke pasar harus aman untuk dikonsumsi (10).

di

Kota

Ambon


agar

IRTP

dapat

penyebab

Dengan demikian, perhatian terhadap pen-

utama terjadinya kontaminasi makanan (7).

jamah makanan sangat perlu diperhatikan ka-

Terjadinya kontaminasi ini disebabkan karena

rena sangat berhubungan dengan kualitas ma-

penjamah makanan tidak mempraktikkan sis-


kanan

tem sanitasi dan higiene pada produksi ma-

dengan pengetahuan, efikasi diri, dan praktik

kanan.

makanan

keamanan pangan pada IRTP sangat perlu dil-

disebabkan penjamah makanan mengabaikan

akukan di Kota Ambon agar diketahui gam-

cara penanganan makanan yang tepat sewaktu

baran tentang pengetahuan, efikasi diri, dan


melakukan produksi (8).

praktik keamanan pangan, sehingga dapat dil-

Penjamah

makanan

Terjadinya

merupakan

kontaminasi

Pada tahun 2015, Balai POM Ambon telah
melakukan pengujian terhadap 581 sampel

yang

diproduksi.


Penelitian

terkait

akukan suatu intervensi yang tepat terhadap
permasalahan yang dihadapi.

produk makanan dan diperoleh 64 produk
yang tidak memenuhi persyaratan dengan per-

METODE

incian: produk pangan registrasi MD yang diuji

Penelitian dilakukan menggunakan survei

sebanyak 328 sampel, terdapat 8 (2,44%) sam-

kepada penjamah makanan di IRTP di Kota


pel yang tidak memenuhi syarat, produk pan-

Ambon untuk melihat hubungan karakteristik,

gan registrasi ML yang diuji sebanyak 56 sam-

pengalaman, pengetahuan, efikasi diri ter-

pel, terdapat 2 (3,57%) sampel yang tidak me-

hadap praktik keamanan pangan penjamah

menuhi syarat, produk pangan registrasi PIRT

makanan.

yang diuji sebanyak 66 sampel terdapat 15
1132

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

Pengambilan sampel dilakukan melalui quo-

HASIL

ta sampling yaitu teknik pengambilan sampel

Gambaran

berdasarkan ciri-ciri tertentu dengan kriteria

sponden

inklusi dan eksklusi. Jumlah total sampel pada

karakteristik

Sosiodemografi

re-

Tabel 1 menunjukkan mayoritas responden

penelitian ini sebanyak 135 responden pada 51

berusia

21-30

tahun.

industri. Kriteria inklusi adalah IRTP yang

kelamin,

mempunyai tenaga kerja 2 orang atau lebih,

dibandingkan perempuan yakni 74 laki laki

aktif melakukan produksi dan produk yang

(54,81%) dan 60 perempuan (44,44%). Tingkat

dihasilkan didistribusikan ke pasar, bersedia

pendidikan tamat SMA merupakan jumlah

menjadi responden, berada di lokasi pada saat

yang paling banyak yaitu berjumlah 82 orang

penelitian dilakukan. Sedangkan yang menjadi

(60,74%). Lama bekerja 1-5 tahun merupakan

krieria eksklusi adalah tidak bersedia menjadi

yang terbanyak sebanyak 91 orang (67,41%).

jumlah

Berdasarkan

laki-laki

lebih

jenis
banyak

responden, lama bekerja kurang dari 1 tahun
Tabel 1. Karakteristik demografi penjamah ma-

sebagai penjamah makanan.
Variabel penelitian meliputi: variabel bebas
(independent variabel) yaitu faktor demografi
(meliputi: umur, jenis kelamin, pendidikan,
pengalaman, pelatihan, partisipasi pimpinan
mengikuti pelatihan keamanan pangan, pemilikan nomor pendaftaran IRTP), pengetahuan
yang

meliputi

menjaga

kebersihan,

mem-

isahkan bahan mentah dengan bahan matang,
memasak

makanan,

menjaga

suhu,

penggunaan air bersih dan bahan baku oleh
penjamah makanan IRTP. Variabel Antara yaitu efikasi diri yang meliputi menjaga kebersihan, memisahkan bahan mentah dengan bahan
matang, memasak makanan, menjaga suhu,
penggunaan air bersih dan bahan baku oleh
penjamah makanan di IRTP. Variabel terikat
(dependent variabel) yaitu praktik keamanan
pangan yang meliputi menjaga kebersihan,
memisahkan bahan mentah dengan bahan matang,

memasak

makanan,

menjaga

suhu,

penggunaan air bersih dan bahan baku oleh
penjamah makanan di IRTP.

kanan IRTP di Kota Ambon.
Karakteristik
Umur
< 20 tahun
21 – 30 tahun
31 – 40 tahun
41 – 50 tahun
> 50 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
Tidak sekolah
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat Perguruan Tinggi
Lama bekerja
1 – 5 tahun
6 – 10 tahun
> 50 tahun
Kepemilikan nomor PIRT
Tidak ada
Ada
Pelatihan
Tidak pernah
Pernah
Pelatihan pimpinan
Tidak pernah
Pernah

n

Jumlah (N=135)
(%)

16
67
29
14
9

11,85
49,63
21,48
10,37
6,67

75
60

55,56
44,44

1
12
33
82
7

0,74
8,89
24,44
60,74
5,19

91
30
14

67,41
22,22
10,37

20
31

39,22
60,78

64
71

47,41
52,59

31
104

22,96
77,04

Jika dilihat dari pengalaman mengikuti
pelatihan, ada 64 orang (47,41%) belum pernah
1133

Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 33 No. 11 Tahun 2017

mengikuti pelatihan. Penjamah makanan yang

benar 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan

PEMBAHASAN

antara kepemilikan nomor PIRT dengan praktik

Pengaruh karakeristik terhadap Efikasi diri

penjamah makanan di IRTP di Kota Ambon.

penjamah makanan di IRTP di Kota Ambon.

Hubungan antara pengetahuan dengan praktik
keamanan pangan pada penjamah makanan di
IRTP di Kota Ambon.
Hasil uji statistik terhadap praktik diperoleh
angka signifikansi nilai p=0,005 (p