IT Ilkom 5 FitriMayaPuspita

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

1
2

SKEMA PEMBIAYAAN INTERNET MULTI LINK YANG MELAYANI JARINGAN
MULTI KELAS DENGAN KONDISI QUALITY PREMIUM YANG BERBEDA

3
5

(MULTI LINK INTERNET PRICING SCHEME SERVING MULTI CLASS QOS
NETWORK WITH DIFFERENT QUALITY PREMIUM CONDITIONS)

6
7

Fitri Maya Puspita 1*, Irmeilyana 1, Indrawati1, Reny Oki Sapitri1


4

8
9
10
11
12

Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Sriwijaya, Inderalaya 1*
pipitmac140201@gmail.com, Jl. Sultan M. Mansyur Lrg. Sekundang No. xxx/349A Bukit
Lama Palembang 30139

13
14

ABSTRACT

15
16Multi link internet charging scheme in multi class QoS network is designed according to
17the base price, quality premium and quality of service to help the service provider to set

18up the parameters to optimize the service provider’s profit and to serve better quality of
19service. The objective function is formed by setting up the base price as a variable to be
20determined. Models are in form of optimization model and are solved by using LINGO
2111.0 to obtain the optimal solutions. The results show that in case when we set up the
22sensitivity price for user as a constant and sensitivity price for a class as variable, base
23price as a constant and the quality premium as variable we got the best solution. It means
24that the service provider intends to recover the cost and has also the chance promote
25certain services.
26
27Keywords: Internet Pricing Scheme, Base Price, Multi Class QoS Network, Quality
28Premium
29
30
31
ABSTRAK
32
33Skema pembiayaan internet multi link pada jaringan multi kelas akan dijelaskan dalam
34tulisan ini. Skema ini didesain menurut biaya dasar, quality premium dan QoS untuk
35membantu penyedia layanan dalam mengatur parameter yang tersedia dalam
36mengoptimalan keuntungan penyedia layanan dan memperoleh kualitas layanan yang

37lebih baik. Fungsi objektif dibentuk dengan menetapkan biaya dasar sebagai variabel.
38Model ditransformasikan menjadi model optimasi dan diselesaikan menggunakan LINGO
3911.0 untuk memperoleh solusi optimal. Hasil yang diselesaikan menunjukkan bahwa
40dengan menetapkan biaya sensitifitas pengguna sebagai konstanta, menentukan biaya
41sensitifitas kelas layanan sebagai variabel, biaya dasar sebagai konstanta dan quality
42premium sebagai variabel, diperoleh solusi terbaik. Ini berarti bahwa penyedia layanan
43dapat mencapai tujuannya mempertahankan biaya operasional serta memiliki
44kesempatan untuk mempromosikan layanan tertentu kepada konsumen.
45
46Katakunci: Skema Pembiayaan Internet, Biaya Dasar, Jaringan QoS Multi Kelas, Quality
47Premium
48
491. PENDAHULUAN
50

Menurut [1] model pembiayaan bagi layanan internet berdasarkan tingkatan

51kualitas

yang berbeda dengan memfokuskan pada skema pembiayaan atas dasar


Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

52pemakaian

karena skema tersebut merefleksikan level kongesti (gangguan) secara

53mendalam.

Skema pembiayaan terbaru didasarkan atas pembiayaan kecepatan tetap (flat

54
55rate)

dan pembiayaan atas dasar pemakaian (usage based) [2]. Pelanggan memiliki

56kecenderungan
57Pelangggan


hanya membayar biaya langganan setiap bulan dan pelanggan akan

58mendapatkan
59memiliki
60jaringan

menggunakan pembiayaan flat rate karena skema tersebut sederhana.

semua koneksi internet, akan tetapi skema pembiayaan ini pada dasarnya

kerugian karena tidak menyelesaikan permasalahan kongesti (kemacetan
internet).

Jika pelanggan ingin mendapatkan kualitas layanan terbaik, maka pelanggan

61
62harus

membayar dengan biaya yang tinggi. Jika pelanggan tidak peduli dengan kualitas,


63maka

pembiayaan flat rate yang dipilih adalah kualitas layanan yang rendah. Telco seperti

64halnya
65tepat

Telkom Indonesia mengalami kesulitan dalam mencari skema pembiayaan yang

sehubungan dengan jaringan QoS multipel dan multi layanan. Hal ini menyebabkan

66pengguna

akan berpindah dari satu QoS ke QoS lainnya. Pengoptimalan pembiayaan

67internet

diperlukan dengan mempertimbangkan jaringan QoS yang multi link bottleneck


68karena

situasi real atau dinamis dalam jaringan multi layanan. Bottleneck bila diartikan

69secara

bebas merupakan leher botol. Jika secara kasar bottleneck artinya penyempitan

70jalur.

Dengan demikian, bottleneck pada multi link merupakan penyempitan jalur yang

71mengakibatkan
72terlalu
73yang

kongesti karena kurangnya bandwidth sedangkan jalur yang disediakan

kecil. Bandwidth merupakan besaran yang menunjukkan seberapa banyak data
dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah jaringan. Skema pembiayaan


74internet

menjadi permasalahan kritis dan memerlukan solusi tepat yang dapat

75menguntungkan

Penelitian tentang model yang diperbaiki pada skema pembiayaan internet link

76

77tunggal
78QoS

menurut jaringan multi layanan dapat dilihat dalam [3] dan jaringan multi kelas

dapat dilihat dalam [4] dengan berdasarkan model yang telah dimodifikasi oleh [5]

79dengan


cara menetapkan biaya dasar, kualitas premium dan tingkat QoS dapat

80menghasilkan
81Model
82

ISP dan pengguna.

keuntungan maksimum bagi ISP yang lebih baik dari model sebelumnya.

yang digunakan berdasarkan biaya dasar ( α ¿

sebagai konstanta serta

83dengan
84(dua)

konstanta dan

β


variabel. Namun hasil yang diperoleh

menerapkan model pada 3 (tiga) layanan untuk jaringan multi layanan dan 2

user (pengguna layanan) dengan 2 (dua) kelas pada jaringan multi kelas QoS. Pada

85kenyataannya,
86kelas

α

dan kualitas premium ( β ¿

dalam peningkatan kualitas ISP menyediakan banyak layanan dan banyak

kepada banyak pengguna jaringan.

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak

Hal xx - xx

Pada

87

penelitian

88memaksimalkan
89pelanggan.
90premium

[6]

ISP

membutuhkan

skema

pembiayaan

baru

untuk

pendapatan dan memberikan layanan yang lebih baik kepada

Model ini diatur dengan menetapkan harga dasar tetap, memvariasikan

kualitas dan memperbaiki harga sensitivitas bagi pengguna di setiap kelas.

Pada penelitian [5],[7],[8],[9],[10] diselesaikan skema jaringan yang banyak

91

92layanan

sebagai model optimasi untuk memperoleh pendapatan maksimal dengan

93menggunakan
94dapat

diselesaikan menggunakan software aplikasi optimasi yaitu LINGO untuk

95memperoleh
96adalah
97dasar

model perbaikan berdasarkan hasil dari [1] dan [11]. Hasil yang optimal

pendapatan maksimal yang lebih baik. Kelebihan dari penelitian tersebut

untuk kemudahan bagi penyedia layanan internet (ISP) untuk mengatur biaya

dan premium kualitas.

98

Berdasarkan penelitian sebelumnya [12], [3] yang menggunakan link tunggal maka

99dalam

penelitian ini membahas model skema pembiayaan internet link multipel dalam

100jaringan

multi layanan dan jaringan multi kelas QoS yang telah dibuat pada penelitian

101sebelumnya.

Model ini diselesaikan menggunakan software LINGO 11.0.

102
1032.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data dari salah satu server lokal dan perhitungan

104

105diselesaikan
106dalam

menggunakan program LINGO 11.0. Langkah – langkah yang dilakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data traffic file dan mail.
2. Menyusun model jaringan multi kelas QoS
a.Menentukan parameter-parameter.
b.Menentukan variabel-variabel keputusan.
c. Menyusun model original.
3. Menyusun model modifikasi dengan βj sebagai konstanta dimana

~
W ij

parameter

dan Wj variabel.
4. Menyusun model modifikasi dengan βj sebagai konstanta dimana

~
W ij

parameter

dan Wj parameter.
5. Menyusun model modifikasi dengan βj sebagai variabel dimana

~
W ij

parameter

118

dan Wj variabel.
6. Menyusun model modifikasi dengan βj sebagai konstanta dimana

~
W ij

parameter

119
120
121
122

dan Wj parameter.
7. Menentukan solusi optimal.
8. Menginterpretasikan hasil solusi optimal.
9. Membuat kesimpulan.

107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

1233.
124

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

1253.1

Pendefinisian Parameter dan Variabel Keputusan pada Model Jaringan Multi

126

Kelas QoS

127

Model skema pembiayaan internet link multipel dalam jaringan multi kelas QoS

128terbagi

menjadi 3 model yaitu :

129

1) Model original.
2) model modifikasi 1 dengan β j sebagai konstanta.
3) model modifikasi 2 dengan β j sebagai variabel.
Parameter dan variabel keputusan yang digunakan pada setiap model tersebut

130
131
132
133dapat
134
135
136

dilihat pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Parameter untuk Setiap Model pada Jaringan Multi Kelas QoS

Parameter untuk model original
: harga dasar kelas j
αj

Ck
~k
Lij
~k
W ij

:
:

kapasitas total yang terdapat pada link k
bandwidth minimum pengguna i untuk kelas j pada link k

:

harga sensitivitas pengguna iuntuk kelas j pada link k

cj

:

nilai yang telah ditentukan dari batas atas untuk harga sensitivitas
pengguna i dalam kelas j

Parameter untuk model modifikasi 1 dengan βj sebagai konstanta
: harga dasar kelas j
αj

βj
Ck
~k
Lij
~k
W ij

:

kualitas premium kelas j

:
:

kapasitas total yang terdapat pada link k
bandwidth minimum pengguna i untuk kelas j pada link k

:

harga sensitivitas pengguna iuntuk kelas j pada link k

cj

:

dj

:

nilai yang telah ditentukan dari batas atas untuk harga sensitivitas
pengguna i dalam kelas j
nilai indeks kualitas maksimum untuk kelas j

Parameter untuk model modifikasi 2 dengan βj variabel
: harga dasar kelas j
αj

137
138

Ck
~k
Lij
~k
W ij

:
:

kapasitas total yang terdapat pada link k
bandwidth minimum pengguna i untuk kelas j pada link k

:

harga sensitivitas pengguna I untuk kelas j pada link k

cj

:

dj
f❑
g❑

:
:

nilai yang telah ditentukan dari batas atas untuk harga sensitivitas
pengguna i dalam kelas j
nilai indeks kualitas maksimum untuk kelas j
nilai kualitas premium minimum untuk kelas j
nilai kualitas premium maksimum untuk kelas j

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

Tabel 2. Variabel Keputusan untuk Setiap Model pada Jaringan Multi Kelas QoS

139
140

Variabel keputusan untuk model 1 original
Zij
:
1, jika pengguna iberada dikelas

{

j

0, lainnya

^
X ij
~k
X ij

:

Bandwidth akhir yang diperoleh pengguna i untuk kelas j

:

Bandwidth akhir yang diperoleh pengguna i untuk kelas j pada link k

Wj

:
:

Harga sensitivitas untuk kelas j
Bandwidth minimumuntuk kelas j

Lj

Xj
: Bandwidth untuk tiap individu di kelas j
Variabel keputusan untuk model modifikasi 1 dengan βjsebagai konstanta
Zij
:
1, jika pengguna iberada dikelas j

{

0, lainnya

^
X ij
~k
X ij
Ij

:

Bandwidth akhir yang diperoleh pengguna i untuk kelas j

:

Bandwidth akhir yang diperoleh pengguna i untuk kelas j pada link k

:

Indeks kualitas kelas j

Wj

:
:

Harga sensitivitas untuk kelas j
Bandwidth minimum untuk kelas j

Lj

Xj
: Bandwidth untuk tiap individu di kelas j
Variabel keputusan untuk model modifikasi 2 dengan βj sebagai variabel
Zij
:
1, jika pengguna iberada dikelas j

{

0, lainnya

^
X ij
~k
X ij

:

Bandwidth akhir yang diperoleh pengguna i untuk kelas j

:

Bandwidth akhir yang diperoleh pengguna i untuk kelas j pada link k

Wj

:
:
:
:

Harga sensitivitas untuk kelas j
Bandwidth minimum untuk kelas j
Bandwidth untuk tiap individu di kelas j
Indeks kualitas kelas j

:

Kualitas premium kelas j

Lj
Xj

Ij
βj
141
1423.2

Penggunaan Model pada Jaringan Multi Kelas QoS
Nilai Ckuntuk setiap model pada jaringan multi kelas QoS diperoleh dari nilai

143
144akhir
145

pada data traffic yaitu C1 = 34.172 dan C2 = 4.275.

1463.2.1

Model Original

147
148untuk

Penggunaan model skema pembiayaan internet pada jaringan multi kelas QoS
model original didapatkan dengan memasukkan nilai parameter.

149
150
151

Tabel 3. Nilai – Nilai Parameter pada Model Original
Parameter

α

j

Kelas (j)
1

2

0,3

0,4

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

152
153

^
^
^
^
X 11
X
X
X
+ 0,3 ∙ Z 21+W 1 ∙ log 21 + 0,4 ∙ Z12 +W 2 ∙ log 12 + 0,4 ∙ Z 22+ W 2 ∙ log 22
L1
L1
L2
L2

(

)(

Maks R= 0,3∙ Z11 + W 1 ∙ log

)(

)(

(1)

154
155dengan

Kendala
m

n

∑ ∑ ^X kij ≤C k , k=1, … , r

(2)

~k ^
X ij = X ij
~k
^
X ij = Lij

(3)

(5)

161

^
X ij ≥ Zij
~
W j ≤ W kij + ( 1−Zij )
~k
L j ≤ Lij + ( 1−Z ij )

162

^
X ij ≥ X j−(1−Z ij )

(8)

163

^
X ij ≥ X j

(9)

164

^
X ij ≥ 0

(10)

165

Lj ≥ 0

(11)

166

W j≥ 0

(12)

167

Z ij = 1, jika pengguna i berada di kelas j
0,lainnya

156

j=1 i=1

157
158
159
160

(4)

(6)
(7)

{

168dengan

(13)

i = 1,…, n ; j = 1,…, m ; k= 1,…, r

169
1703.2.2

Penggunan model skema pembiayaan internet pada jaringan multi kelas QoS

171
172untuk
173nilai
174

β j sebagai Konstanta

Model Modifikasi 1 dengan

βj

model modifikasi dengan

sebagai konstanta diperoleh dengan memasukkan

parameter.

Tabel 4. Nilai-Nilai Parameter pada Model Modifikasi 1 dengan β j sebagai Konstanta

175

Parameter

α

j

Kelas (j)
1

2

0,3

0,4

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

176Model

0,01

0,05

cj

4

5

dj

0,8

0,9

dengan α dan β sebagai konstanta:

~
X
Maks R= ( 0,3 ∙ Z 11 +0,01∙ I 1 )+ W 1 log 11 +¿
Lm

(

177

1

(
((

( 0,3 ∙ Z 21+ 0,01∙ I 1) + W 1 log

178

179

180

βj

(

)

~
X 21
+¿
Lm
1

0,4 ∙ Z12 +0,05 ∙ I 2 ) +W 2 log

( 0,4 ∙ Z22 +0,05 ∙ I 2 ) +W 2 log

~
X 12
+¿
Lm
2

~
X 22
Lm
2

)
)

)

Selanjutnya, digunakan Kendala (2) sampai Kendala (13) dan juga ditambahkan

181

182dengan

kendala – kendala berikut :

183

0,4+ 0,05∙ I 2 ≥ 0,3+0,01 ∙ I 1

184

0 ≤ I 1 ≤ 0,8

185

0 ≤ I 2 ≤ 0,9

(14)

(15)

186
187Model
188

modifikasi 1 dengan

1) Jika

β j sebagai konstanta dibagi menjadi dua, yaitu :

~
W ij sebagai parameter dan W j sebagai variabel maka ditambahkan

dengan Kendala berikut ini :

189
190

W 1 j =5

191

W 2 j =¿ 6

192

2) Jika

193

(16)

~
W ij sebagai parameter dan W j sebagai parameter maka ditambahkan

dengan kendala berikut ini:

194

W 1=5

195

W 2=6

(17)

196
1973.2.3

Model Modifikasi 2 dengan

β j sebagai Variabel

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

Penggunan model skema pembiayaan internet pada jaringan multi kelas QoS

198
199untuk
200nilai

βj

model modifikasi dengan

sebagai variabel diperoleh dengan memasukkan

parameter pada Tabel 5 ke dalam model.

201
202
203
204
205

Tabel 5. Nilai-Nilai Parameter pada Model Modifikasi

206

β j sebagai Variabel

207

Kelas (j)
1
2

Parameter

0,3

0,4

cj

4

5

dj

0,8

0,9

f

0,01

0,01

g

0,5

0,5

α

208Model

dengan α sebagai konstanta dan β sebagai variabel :

(

Maks R= ( 0,3 ∙ Z 11 + β 1 ∙ I 1 ) +W 1 log

209

(

216

)

~
X 21
+¿
Lm
1

0,4 ∙ Z12 + β 2 ∙ I 2) +W 2 log

( 0,4 ∙ Z22 + β 2 ∙ I 2) +W 2 log

~
X 22
Lm

)
)

~
X 12
+¿
Lm
2

2

)

Selanjutnya, menggunakan Kendala (2) sampai Kendala (13) dan juga

214ditambahkan
215

1

(
((

211

213

~
X 11
+¿
Lm

( 0,3 ∙ Z 21+ β1 ∙ I 1 ) +W 1 log

210

212

j

dengan kendala–kendala berikut :

β 2 ≤ β1

(18)

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

0,01<

217

β 2 < 0,5

0,01 ≤ β 2 ≤ 0,5

218
219Model

modifikasi 2 dengan

~
W ij

β j sebagai variabel dibagi menjadi dua, yaitu :

220

1) Jika

221

dengan Kendala (16).
~
2) Jika W ij sebagai parameter dan

222

(19)

sebagai parameter dan

Wj

sebagai variabel maka ditambahkan

W j sebagai parameter maka ditambahkan

dengan Kendala (17).

223
224
225
226
227
228
2293.3

Solusi Model Jaringan Multi Kelas QoS dengan Program LINGO 11.0

2303.3.1

Model Original
Solusi Optimal Model Original disajikan dalam Tabel 6.

231

Tabel 6. Solusi Optimal Model Original

232
233

Solver Status
Model Class
MINLP
State
Local Optimal
Objective
115,759
Infeasibility
0
Iterations
8
Extended Solver Status
Solver Type
Branch and Bound
Best Objective
115,759
Objective bound 115,759
Steps
0
Update Interval
2
Active
0
GMU (K)
33
ER (sec)
0
234
235

Tabel 6 ini menunjukkan solusi optimal pada model original sebesar 115,759. Hasil

236tersebut
237solver

status menggunakan metode branch and bound menghasilkan nilai objektif

238sebesar
239yang

didapatkan melalui 8 iterasi dengan infeasibility yang mencapai 0. Extended
115,759. Generated Memory Used (GMU) menunjukkan jumlah alokasi memori

digunakan yaitu sebesar 33K dan Elapsed Runtime (ER) menjelaskan tentang total

240waktu

yang digunakan untuk menghasilkan dan menyelesaikan model adalah 0 detik.

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

241Nilai

– nilai variabel yang diperoleh dari model original dalam mencapai hasil optimal

242sebesar

115,759 disajikan pada Tabel 7.

243
2443.3.2

Solusi Model Modifikasi 1 dengan

β j sebagai Konstanta

245

Tabel 7 ini menunjukkan perbandingan nilai–nilai variabel yang diperoleh pada

246model

original dan model modifikasi dengan

247agar

βj

sebagai konstanta untuk setiap kasus

memperoleh solusi optimal.

248
249
250

Tabel 7. Nilai-Nilai Variabel pada Model Original dan Model Modifikasi 1 dengan
252
sebagai Konstanta
251
253

Variabel
Z11
Z12
Z21
Z22

~
W
~
W
~
W
~
W

11
12
21
22

X1
X2

Lm 1
Lm
2

I1
I2

^
X 11
^
X 12
^
X 21
^
X 22
W1
W2

~
X 111
~
X 211
~
X 121
~
X 221
~
X 112
~
X 212
~
X 122

Model 1
Original

Model Modifikasi 1

~ Par
W ij

~ Par
W ij

1
1
0
1
4
4
5
5
4
3
0

Wj Var
1
0
0
1
4
5
4
5
968
1210
0

Wj Par
1
1
1
1
5
4
5
4
990
1188
0

0

0

0

5

0,8
0,9
968

0,8
0,9
990

2173

1210

1188

6

968

990

2173

1210

1188

0
10
5

8
10
968

5
6
990

6

968

990

2173

1210

1188

2173

1210

1188

5

968

990

6

968

990

2173

1210

1188

βj

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

~
X 222

2173

1210

1188

254

Z ij

Nilai

255

256menyatakan
257sebaliknya

menunjukkan keberadaan pengguna i di kelas j. Jika

bahwa pengguna i berada di kelas j, sedangkan jika

Z ij =0

Z ij =1

menyatakan

yaitu pengguna i tidak berada di kelas j. Berdasarkan Tabel 4.21 dapat dilihat

258bahwa

nilai perbandingan Xij pada setiap model menunjukkan bahwa pada model original

259cukup

jauh perbedaan nilainya tetapi jika yang dibandingkan antar model modifikasi 1

260nilainya
261bahwa

tidak jauh berbeda. Nilai perbandingan Xijk pada setiap model menunjukkan
pada model original cukup jauh perbedaan nilainya dibandingkan pada model

262modifikasi
263dapat

sebagai konstanta

dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 menunjukkan solusi optimal yang diperoleh pada model modifikasi dengan

264
265

βj

1. Solusi optimal untuk model modifikasi dengan

βj

~
W

sebagai konstanta untuk

ij

sebagai parameter dan Wj sebagai variabel

266adalah

sebesar 182,733 yang diselesaikan dengan 25 iterasi. Sedangkan, solusi optimal

267untuk

~
W

ij

268diselesaikan
269dilihat
270

sebagai parameter dan Wj sebagai parameter adalah sebesar 114,18 yang
dengan 18 iterasi. Pemrograman LINGO 11.0 beserta hasil solusinya dapat

pada Lampiran 3.
Berdasarkan hasil solusi optimal pada Tabel 6 dan Tabel 8 model original

271pendapatan
272konstanta
273sebesar

paling maksimum diperoleh pada model modifikasi dengan

untuk kasus

~
W

ij

sebagai

β j sebagai

parameter dan Wj sebagai variabel yaitu

182,733 rupiah (per kbps).

274
275

β j sebagai Konstanta

Tabel 8 Solusi Optimal untuk Model Modifikasi 1 dengan

276

Solver Status

~ Par
W ij

Wj Var

Model Class
State
Infeasibility

~ Par
W ij

Wj Par
MINLP
Local optimal

0
4,54 ∙ 10−13
Iterations
25
18
Extended Solver state
Solver type
Branch & bound
Best Objective
182,733
114,18
Objective bound
182,733
114,18
Active
0
0
Update interval
2
2
GMU(K)
36
36
ER(sec)
0
0
277
278
2793.3.3

Solusi Model Modifikasi 2 dengan

β j sebagai Variabel

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

280

Tabel 9 menunjukkan perbandingan nilai – nilai variabel yang diperoleh pada

281model

modifikasi dengan

282solusi

283menyatakan
284sebaliknya
285bahwa

sebagai variabel untuk setiap kasus agar memperoleh

menunjukkan keberadaan pengguna i di kelas j. Jika

Z ij =0

bahwa pengguna i berada di kelas j, sedangkan jika

Z ij =1

menyatakan

yaitu pengguna i tidak berada di kelas j. Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat

nilai nilai perbandingan Xij pada setiap model menunjukkan bahwa pada model

286original

cukup jauh perbedaan nilainya tetapi jika yang dibandingkan antar model

287modifikasi

2 nilainya tidak jauh berbeda. Nilai perbandingan Xijk pada setiap model

288menunjukkan
289pada

Z ij

optimal. Nilai

βj

bahwa pada model original cukup jauh perbedaan nilainya dibandingkan

model modifikasi 2. Solusi optimal untuk model modifikasi dengan

290variabel

βj

sebagai

dapat dilihat pada Tabel 10.

291

Tabel 9 Nilai – Nilai Variabel pada Model Original dan Model Modifikasi 2 dengan
293
Sebagai Variabel
292
294

Model Modifikasi2

~ ijPar
W

~ ijPar
W

Variabel

Model Original

β1
β2

-

Wj Var
0,05

1
1
0
1
4
4
5
5
4
3
0

0,05
1
0
0
1
5
4
5
4
968
1210
0

0,05
1
1
1
1
5
4
5
4
990
1188
0

0
5

0
0,8
0,9
968

0
0,8
0,9
990

2173

1210

1188

6

968

990

Z11
Z12
Z21
Z22

~
W
~
W
~
W
~
W

11
12
21
22

X1
X2

Lm 1
Lm
2

I1
I2

^
X 11
^
X 12
^
X 21

Wj Par
0,05

βj

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

^
X 22
W1
W2

~
X 111
~
X 211
~
X 121
~
X 221
~
X 112
~
X 212
~
X 122
~
X 222

2173
0
10
5

1210
8
10
968

1188
5
6
990

6

968

990

2173

1210

1188

2173

1210

1188

5

968

990

6

968

990

2173

1210

1188

2173

1210

1188

295
296
297

β j sebagai Variabel

Tabel 10. Solusi Optimal untuk Model Modifikasi 2 dengan

298

~
W

ij

Par

~
W

ijPar
Wj Par
Model Class
MINLP
State
Local optimal
Infeasibility
0
0
Iterations
33
28
Extended Solver state
Solver type
Branch & bound
Best Objective
182,797
114,244
Objective bound
182,797
114,244
Active
0
0
Update interval
2
2
GMU(K)
37
37
ER(sec)
0
0

Solver Status

Wj Var

Tabel 10 menunjukkan solusi optimal yang diperoleh pada model modifikasi

299

βj

300dengan

sebagai variabel untuk

~
W

ij

sebagai parameter dan Wj sebagai

301variabel

adalah sebesar 182,797 yang diselesaikan dengan 33 iterasi. Sedangkan, solusi

302optimal

untuk

303114,244

yang diselesaikan dengan 28 iterasi.

~
W

ij

sebagai parameter dan Wj sebagai parameter adalah sebesar

Berdasarkan hasil solusi optimal pada Tabel 10 modelmodifikasi dengan

304

305sebagai
306model

variabel. Solusi optimal dengan pendapatan paling maksimum diperoleh pada

modifikasi dengan

307parameter

βj

sebagai variabel untuk

kasus

~
W

311
312
313

ij

dan Wj sebagai variabel yaitu sebesar 182,797 rupiah (per kbps).

308
309
3103.4.

βj

Rekapitulasi Solusi Model Original dan Model Modifikasi
Hasil rekapitulasi seperti pada Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11. Rekapitulasi Solusi Model Original dan Model Modifikasi

sebagai

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

Solver Status

Model
Original

Model Modifikasi 1
Model Modifikasi 2
~ Par
~ Par
~ Par
W ij
W ij
W ij
Wj Var
Wj Par
Wj Var
Wj Par
MINLP
Local Optimal
−13
0
0
0
4,54 ∙ 10
25
18
33
28

~ Par
W ij

Model Class
State
Infeasibility
0
Iterations
8
Extended Solver state
Solver type
Best Objective
115,759
Objective
115,759
bound
Active
0
Update interval
2
GMU(K)
33
ER(sec)
0

182,733

Branch and Bound
114,18
182,797

114,244

182,733

114,18

182,797

114,244

0
2
36
0

0
2
36
0

0
2
37
0

0
2
37
0

314

Hasil rekapitulasi perbandingan solusi optimal antara model original, model

315

316modifikasi

1 dan model modifikasi 2 pada Tabel 11 menunjukkan bahwa solusi yang lebih

~
W

317optimal

adalah pada model modifikasi 2 dengan

318sebagai

variabel dengan best objective sebesar 182,797 (dalam kbps). Jadi, ISP bisa

319menggunakan
320

~
W

321mempertahankan
322mampu

3254.

dan

Wj sebagai

variabel

yang

berarti

ISP

dapat

biaya operasional yang dikeluarkan (α) setidaknya agar tidak rugi dan

pelanggan dalam kelas layanan tertentu

~
W ij) dan menentukan berapa
¿

sensitifitas untuk kelas layanan (Wj).

KESIMPULAN
Pada jaringan multi kelas didapatkan solusi optimal terbaik 182,797 (dalam kbps).

326
327ISP

parameter

mempromosikan layanan tertentu pada pelanggan (β) dengan menetapkan biaya

323sensitifitas
324biaya

sebagai parameter dan Wj

model skema pembiayaan internet pada multi kelas dengan mengatur

sebagai

ij

ij

akan memperoleh keuntungan tertinggi dengan mengaplikasikan model modifikasi 2

328dengan

~
W

ij

329mempertahankan
330kelas

sebagai

parameter dan Wj

sebagai variabel agar ISP mampu

biaya operasional yang dikeluarkan dan dapat melakukan promosi

layanan tertentu.

331
3325.

UCAPAN TERIMAKASIH

333

Ucapan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) atas bantuan

334finansial
335Tahun
336

dalam kegiatan penelitian yang dilakukan melalui Penelitian Hibah Bersaing

II, 2015.

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

33710.

PUSTAKA

338
339

[1]. Byun J, Chatterjee S. A strategic pricing for quality of service (QoS) network

340

business. in Proceedings of the Tenth Americas Conference on Information

341
342

Systems. 2004. New York.
[2]. Indrawati, Irmeilyana, Puspita FM, Lestari MP. Optimasi Model Skema

343

Pembiayaan Internet Berdasarkan Fungsi Utilitas Quasi-Linier, in Seminar Hasil

344

Penelitian dalam rangka Dies Natalis Universitas Sriwijaya. 2013: Universitas

345
346

Sriwijaya.
[3]. Irmeilyana, Indrawati, Puspita FM, Herdayana L. Model yang Diperbaiki dan Solusi

347

Skema Pembiayaan Internet Link Tunggal pada Jaringan Multi Layanan (Multi

348

Service Network), in Seminar Hasil Penelitian Universitas Sriwijaya. 2013:

349
350

Universitas Sriwijaya, Inderalaya, Indonesia
[4]. Irmeilyana, Indrawati, Puspita FM, Herdayana L. The New Improved Models of

351

Single Link Internet Pricing Scheme in Multiple QoS Network, in International

352

Conference Recent treads in Engineering & Technology (ICRET’2014), Batam

353
354

(Indonesia). 2014.
[5]. Puspita FM, Seman K, Taib BM, Shafii Z. An improved optimization model of

355

internet charging scheme in multi service networks. TELKOMNIKA, 2012. 10(3): p.

356
357

592-598.
[6]. Irmeilyana, Indrawati, Puspita FM, Herdayana L. Improving the Models of Internet

358

Charging in Single Link Multiple Class QoS Networks. in 2014 International

359

Conference on Computer and Communication Engineering (ICOCOE'2014). 2014.

360
361

Melaka, Malaysia.
[7]. Puspita, FM, Seman K, Taib BM. The Improved Models of Internet Pricing Scheme

362

of Multi Service Multi Link Networks with Various Capacity Links, in Advanced

363

Computer and Communication Engineering Technology, H.A. Sulaiman, et al.,

364
365

Editors. 2015, Springer International Publishing: Switzeland.
[8]. Puspita, FM, Irmeilyana, Indrawati, Juniwati, Dumepa L. Multi Link Internet

366

Charging Scheme Serving Multi Class QoS, in International Conference on

367
368

Education, Technology and Sciences, Jambi. 2014: Jambi.
[9]. Puspita FM, Seman K, Taib BM, Shafii Z. Improved Models of Internet Charging

369

Scheme of Single Bottleneck Link in Multi QoS Networks. Journal of Applied

370
371

Sciences, 2013. 13(4): p. 572-579.
[10].Puspita, FM, Irmeilyana, Indrawati, Susanti E, Yuliza E, Sapitri RO. Improved

372

Models of Internet Charging Scheme of Multi bottleneck Links in Multi QoS

373

Networks. Australian Journal of Basic and Applied Sciences, 2013. 7(7): p. 928-

374

937.

Prosiding Semirata2015 bidang MIPA BKS-PTN Barat
Universitas Tanjungpura Pontianak
Hal xx - xx

375

[11].Sain S, Herpers S. Profit Maximisation in Multi Service Networks- An Optimisation

376

Model. in Proceedings of the 11th European Conference on Information Systems

377
378

ECIS 2003. 2003. Naples, Italy
[12].Irmeilyana, Indrawati, Puspita FM, Juniwati. Model and optimal solution of single

379
380
381

link pricing scheme multiservice network. TELKOMNIKA, 2014. 12(1): p. 173-178.