Pertumbuhan Tanaman Legum Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica Pada Berbagai Taraf Perlakuan Cekaman Kekeringan Chapter III V
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama lebih kurang 5
bulan dimulai bulan September 2016 sampai dengan bulan januari 2017.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Bahan yang digunakan ialah tanaman legum Styloshanthes guianensis dan
Pueraria javanica berumur 1 bulan sebagai objek pengamatan, air sebagai bahan
perlakuan penelitian, tanah latosol coklat dan kompos sebagai media tanam.
Alat
Alat yang digunakan adalah polybag kecil dan polybag besar sebagai
tempat penanaman tanaman, pita ukur meter untuk mengukur tinggi tanaman,
kantong kertas sebagai tempat sampel tanaman untuk diovenkan, timbangan
digital merk mettler kapasitas 3000g untuk menimbang produksi bahan segar,
timbangan listrik untuk menimbang produksi bahan kering, oven untuk
mengeringkan sampel dalam penghitungan produksi bahan kering, cawan
alumunium sebagai wadah bahan yang akan di ovenkan (oven 1050), desikator
untuk mendinginkan sampel, alat tulis.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)
dengan pola faktorial (2x3) dan 4 ulangan. Faktor I adalah jenis tanaman
leguminosa yaitu:
Universitas Sumatera Utara
L1 = legum Styloshanthes guianensis
L2 = legum Pueraria javanica
dan faktor II adalah taraf cekaman kekeringan yaitu:
A1 = cekaman kekerigan berat (25% KL)
A2 = cekaman kekeringan sedang (50% KL)
A3 = tanpa cekaman kekeringan (100% KL)
Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali, dengan demikian terdapat sebanyak 24
petak percobaan. Pengacakan perlakuan dengan 4 ulangan adalah sebagai berikut:
L1A11
L1A12
L2A21
L2A23
L2A13
L2A24
L1A13
L1A22
L1A14
L2A32
L1A24
L1A34
L2A11
Model umum percobaan faktorial
L1A21
L2A11
L1A32
L2A14
L2A12
L2A31
L2A34
L1A33
L2A33
L2A22
L1A31
L1A23
dengan Rancangan Acak Lengkap
menurut Steel dan Torrie (1991) adalah:
Yijk = µ + αi + βj+ (αβ)ij+εijk
Dimana
Yijk
= Nilai pengamatan pada faktor I pada taraf ke i, faktor II pada ke taraf j
dengan ulangan ke K
µ
= rataan umum
αi
= pengaruh perlakuan dari faktor I pada taraf ke i
βj
= pengaruh perlakuan dari faktor II pada taraf ke j
(αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor I taraf ke-i dan faktor II taraf
ke-j
εijk
= Galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k. Dalam perlakuan
faktor I taraf ke-i dan faktor II taraf ke-j
Universitas Sumatera Utara
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sekali seminggu
menggunakan pita ukur roll 4 meter, dari pangkal tanaman yang berada diatas
tanah sampai dengan ujung tajuk. Pengukuran total tinggi tanaman dilakukan
dengan cara menegakkan daun tanaman lalu mengukur mulai dari ujung akar
hingga ke ujung daun tanaman (Ibrahim, 2001).
2. Produksi Segar
Produksi segar Legum Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica
diperoleh dari hasil pemanenan yang ditimbang pada setiap setelah selesai
pemotongan
pertama,
dan
kedua
tanpa
memberikan
perlakuan
seperti
pengeringan. Penimbangan produksi segar Legum Styloshanthes guianensis dan
Pueraria javanica dilakukan setiap panen yaitu panen I dan panen II dengan umur
tanaman pada panen I yaitu 3 bulan dan interval panen I dengan II adalah 32 hari
3. Produksi Bahan Kering
Produksi bahan kering diperoleh dari produksi bahan segar Legum
Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica setelah dilakukan penimbangan
yang kemudian di oven pada suhu 600C selama 24 jam dan ditimbang berat legum
tersebut. Lalu diambil sampel sebanyak 2 g untuk di ovenkan kembali pada suhu
1050C selama 8 jam dan ditimbang berat kering legum tersebut. Produksi berat
segar dikonversikan kedalam berat kering untuk mengetahui produksi berat
Universitas Sumatera Utara
kering. Untuk menghitung produksi berat kering tanaman diketahui dengan
rumus:
Produksi berat kering = %BK 600C x % BK 1050C x produksi segar
4. Biomassa Akar
Biomassa akar dapat dihitung pada pemanenan akhir karena pertumbuhan
akar di awal, pertengahan dan akhir pertumbuhan tidak sama baik dari segi
panjang dan berat akar. Penghitungan biomassa akar dapat dihitung dengan cara
memotong batas akar lalu dibersihkan dari tanah yang menempel lalu akar
ditimbang. Biomassa aka dihitung pada saat pemanenan akhir.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Bahan dan Peralatan
Bahan dan alat yang akan dipergunakan terlebih dahulu dipersiapkan.
Tanaman legum Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica yang akan
ditanam berasal dari tanaman muda yang telah memiliki pertumbuhan sempurna
yang meliputi: akar, batang dan daun (berumur 1 bulan). Tanah yang akan dipakai
sebagai media tanam merupakan tanah latosol coklat yang bersih dari gulma dan
kompos yang siap pakai.
Penentuan Kapasitas Lapang (KL)
Kapasitas lapang (field capacity) adalah kemampuan partikel tanah untuk
menahan sejumlah air sebanyak mungkin terhadap adanya gaya tarik bumi
(grafitasi). Penentuan kapasitas lapang (KL) dilakukan untuk mengetahui volume
penyiraman. Mengisi 7 buah pot ukuran 1 kg dengan media tanam yang akan
digunakan, masing-masing pot diisi media tanam sebanyak 500 g. Semua pot
Universitas Sumatera Utara
disiram sampai keadaan jenuh kemudian dibiarkan selama 3 x 24 jam sampai air
tidak menetes lagi, selanjutnya ditimbang sebagai berat basah (Tb). Media tanam
dimasukan ke dalam oven pada suhu 100oC
selama 24 jam, kemudian
dikeluarkan dari oven, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sebagai berat
kering (Tk). Untuk mendapatkan rataan hasil, percobaan dilakukan sebanyak 5
kali ulangan, kemudian dihitung kapasitas lapang (KL) tanah menggunakan rumus
sebagai berikut:
KL = (Tb - Tk) x 100% Tk (Islami dan Utomo 1995).
Hasil perhitungan dari pengamatan penentuan kapasitas lapang adalah
sebagai berkut:
KL =
730,57−538,57
538,57
x 100%
KL = 0,357
KL = 35,7% = 36 ml,
KL = 36 ml dalam 500 g media tanam latosol coklat + kompos, jadi untuk
8 kg media tanam dibutuhkan volume air sebanyak: 576 ml (0,5 liter)
Sehingga:
a.
Cekaman kekeringan berat (25% KL), diperlukan volume penyiraman
sebanyak 144 ml
b.
Cekaman kekeringan sedang (50% KL) diperlukan volume penyiraman
sebanyak 288 ml
c.
Tanpa cekaman kekeringan (100% KL), diperlukan volume penyiraman
sebanyak 576 ml
Universitas Sumatera Utara
Penentuan Kadar Air Tanah
Penentuan kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetric yaitu
dengan cara menimbang sampel tanah dari setiap pot tanaman percobaan. Sampel
tanah diambil dari setiap pot percobaan pada kedalaman pot 40 cm, sebanyak 5 g
sebagai berat turgid (Bt), selanjutnya dimasukan kedalam oven pada suhu 105oC
selama 24 jam. Sampel tanah kering oven ditimbang sebagai berat kering (Bk),
percobaan dilakukan secara berulang untuk mendapatkan rataan. Kadar air tanah
dihitung dengan rumus:
KA = (Bt - Bk) x 100% Bt (Islami & Utomo 1995)
Berdasarkan hasil pengamatan rataan kadar air tanah pada perlakuan kontrol
(100% KL) sebesar 85,32%, cekaman kekeringan sedang (50% KL) sebesar
43,56%, dan cekaman kekeringan berat sebesar 24,42%.
Penanaman
Penanaman Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica dengan
penanaman tanaman yang telah tumbuh sempurna berumur 1 bulan. Tanaman
yang telah berumur 1 bulan dipindahkan ke polybag kecil masing-masing di isi
satu tanaman Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica hingga tanaman
berumur 2 bulan. Selanjutnya tanaman dipindahkan kedalam pot plastik
berdiameter 50 cm dan tinggi 50 cm, yang telah diisi media tanam berupa 2/3
bagian tanah latosol dan 1/3 bagian kompos. Masing-masing pot di isi satu
tanaman Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica yang dipelihara sampai
umur 1 bulan masa periode adaptasi.
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan Tanaman dan Penerapan Perlakuan
Pemeliharaan tanaman meliputi: 1) penyiraman tanaman. Penyiraman
tanaman secara teratur dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dilakukan
hingga tanaman berumur satu bulan. Pada masa periode adaptasi yang dilakukan
setelah tanaman berumur satu bulan hingga dua bulan, penyiraman dilakukan
sehari sekali yaitu pada pagi hari. Perlakuan cekaman kekeringan diberikan
setelah tanaman berumur 60 hari setelah tanam (HST). Jumlah air yang
disiramkan disesuaikan dengan kapasitas lapang. Tanaman yang diberi perlakuan
terdiri dari 3 taraf cekaman kekeringan yaitu taraf cekaman kekeringan 100%
(volume air sebanyak 576ml), taraf cekaman kekeringan 50% ( volume air
sebanyak 288ml), dan cekaman kekeringan 25% (volume air sebanyak 144ml).
Penyiraman dilakukan 1 hari sekali. Seluruh polybag diletakkan pada tempat yang
bebas dari gangguan air hujan, 2) penyiangan, dilakukan secara manual dengan
tujuan membersihkan gulma yang berada disekitar tanaman.
Pengambilan Data dan Pemanenan
Data yang diambil terdiri dari:
1.
Produksi segar, yakni berat tanaman yang ditimbang setelah pemotongan
2.
Produksi bahan kering, yakni berat tanaman yang ditimbang setelah tanaman
dikeringkan dan diovenkan selama 24 jam pada suhu 600C dan 8 jam pada
suhu 1050C lalu dikonversikan
3.
Tinggi tanaman yang diperoleh dari pengukuran tanaman sekali seminggu
sesudah tanaman diberi perlakuan
Universitas Sumatera Utara
4.
Biomassa akar yang dihitung dengan cara memotong batas akar lalu
dibersihkan dari tanah yang menempel kemudian akar ditimbang dan diamati
yakni: berat akar dan panjang akar.
Pengambilan data tanaman dimulai saat tanaman diberi perlakuan hingga
pemanenan akhir. Dan tanaman dipanen sebanyak 2 kali dengan interval
pemanenan 32 hari.
Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
(Annova). Apabila terdapat perbedaan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji
Duncan.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman Legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica
Menurut Adhe (2012) tinggi tanaman rnerupakan salah satu komponen
tumbuh pada tanaman ataupun indikator yang sering dilihat dalam pertumbuhan
tanaman maupun parameter yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
tanaman. Pertambahan Tinggi tanaman legum sangat dipengaruhi oleh kadar air
yang tersedia didalam tanah. Rataan tinggi tanaman legum Stylosanthes
guianensis (L1) dan Pueraria javanica (L2) berbeda untuk masing-masing taraf
tanpa cekaman kekeringan 100% Kapasitas Lapang (KL) (A3), 50% Kapasitas
Lapang (A2) dan 25% Kapasitas Lapang (A1) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm/minggu) legum Stylosanthes guianensis dan
Pueraria javanica selama penelitian
Jenis legum
L1
L2
Rataan
Taraf cekaman kekeringan
A1
A2
47.50
53.38
92.50
141.88
b
70.00
97.63ab
Rataan
A3
61.86
170.71
116.29a
54.25b
135.03a
Keterangan: Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom menunjukkan
adanya perbedaan yang nyata (P0,05) terhadap tinggi
tanaman sehingga tidak dilakukan uji lanjut. Legum Stylosanthes guianensis dan
legum Pueraria javanica tahan terhadap cekaman kekeringan yang rendah
artinya, kedua legum dapat tumbuh dengan kondisi tanah kekurangan air yaitu
pada cekaman kekeringan berat yaitu 25% KL (volume air sebanyak 144
ml/polybag).
Produksi Bahan Segar Legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica
Produksi segar hijauan pakan merupakan tolak ukur kualitas pertumbuhan
tanaman atas respon tanaman terhadap berbagai keadaan lingkungan. Produksi
segar diperoleh dari produk total hijauan saat tanaman dipanen. Rataan produksi
segar legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica pada cekaman
kekeringan 25% KL, 50% KL, 100% KL berbeda untuk masing-masing perlakuan
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rataan Produksi Segar (g/tanaman) legum Stylosanthes guianensis dan
Pueraria javanica selama penelitian
Jenis legum
L1
L2
Rataan
A1
31.30
39.45
35.375b
Taraf cekaman kekeringan
A2
A3
44.96
59.71
40.43
77.14
b
42.694
68.425a
Rataan
45.325a
52.338a
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris menunjukkan perbedaan yang nyata (P0,05).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan produksi bahan segar tetinggi pada
tanaman legum Stylosanthes guianensis terdapat pada perlakuan L1A3 (tanpa
cekaman kekeringan 100% KL) sebesar 59,71 g dan rataan terendah terdapat pada
perlakuan L1A1 (cekaman kekeringan 25% KL) sebesar 31,30 g. Begitu juga
pada Legum Pueraria javanica rataan produksi segar tertinggi terdapat pada
perlakuan L2A3 sebesar 77,14 g dan rataan terendah terdapat pada perlakuan
L2A1 sebesar 39,45 g.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan taraf cekaman
kekeringan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P0,05) terhadap produksi bahan segar tanaman legum
Stylosanthes guianensis dan legum Pueraria javanica sehingga tidak dilakukan
uji
lanjut. Hal ini berarti bahwa legum Stylosanthes guianensis dan legum
Pueraria javanica tahan terhadap cekaman kekeringan yang rendah yaitu sebesar
cekaman kekeringan berat (25% KL) pada perlakuan A1 (volume air sebanyak
144 ml/polybag) walaupun produksi bahan segar menurun.
Produksi Kering Legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica
Menurut Kartadisastra (1997), bahan kering adalah bahan pakan yang
tidak mengandung air dan menurut Immawatitari (2014) bahan kering merupakan
salah satu hasil dari pembagian fraksi yang berasal dari bahan pakan setelah
dikurangi kadar air. Rataan bahan kering tanaman legum Stylosanthes guianensis
dan Pueraria javanica dengan cekaman kekeringan berat (25% KL) (144ml), 50%
KL (288ml), dan 100% KL (576ml) berbeda untuk masing-masing perlakuan
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Rataan produksi bahan kering tanaman (g/polybag) legum Stylosanthes
guianensis dan Pueraria javanica pada taraf cekaman kekeringan yang
berbeda (%) selama penelitian
Jenis legum
Taraf cekaman kekeringan
Rataan
A1
A2
A3
L1
12.78
15.53
20.97
16.423a
L2
14.40
20.88
25.43
20.234a
Rataan
13.589b
18.200ab
23.198a
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris menunjukkan perbedaan yang nyata (P0,05)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 menunjukkan bahwa rataan tertinggi bahan kering pada legum
Stylosanthes guianensis yaitu pada perlakuan L1A3 (tanpa cekaman kekeringan:
100% KL) sebesar 20.97 g dan rataan terendah yaitu pada perlakuan L1A1
(cekaman kekeringan berat 25% KL) sebesar 12.78 g. Pada legum Pueraria
javanica rataan bahan kering tertinggi yaitu pada perlakuan L2A3 (tanpa cekaman
kekeringan: 100% KL) sebesar 25.43 g dan rataan terendah terdapat pada
perlakuan L2A1 (cekaman kekeringan berat 25% KL) sebesar 14.40 g.
Hasil analisis ragam menunjukkan taraf cekaman kekeringan memberikan
pengaruh yang nyata (P
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung selama lebih kurang 5
bulan dimulai bulan September 2016 sampai dengan bulan januari 2017.
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan
Bahan yang digunakan ialah tanaman legum Styloshanthes guianensis dan
Pueraria javanica berumur 1 bulan sebagai objek pengamatan, air sebagai bahan
perlakuan penelitian, tanah latosol coklat dan kompos sebagai media tanam.
Alat
Alat yang digunakan adalah polybag kecil dan polybag besar sebagai
tempat penanaman tanaman, pita ukur meter untuk mengukur tinggi tanaman,
kantong kertas sebagai tempat sampel tanaman untuk diovenkan, timbangan
digital merk mettler kapasitas 3000g untuk menimbang produksi bahan segar,
timbangan listrik untuk menimbang produksi bahan kering, oven untuk
mengeringkan sampel dalam penghitungan produksi bahan kering, cawan
alumunium sebagai wadah bahan yang akan di ovenkan (oven 1050), desikator
untuk mendinginkan sampel, alat tulis.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL)
dengan pola faktorial (2x3) dan 4 ulangan. Faktor I adalah jenis tanaman
leguminosa yaitu:
Universitas Sumatera Utara
L1 = legum Styloshanthes guianensis
L2 = legum Pueraria javanica
dan faktor II adalah taraf cekaman kekeringan yaitu:
A1 = cekaman kekerigan berat (25% KL)
A2 = cekaman kekeringan sedang (50% KL)
A3 = tanpa cekaman kekeringan (100% KL)
Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali, dengan demikian terdapat sebanyak 24
petak percobaan. Pengacakan perlakuan dengan 4 ulangan adalah sebagai berikut:
L1A11
L1A12
L2A21
L2A23
L2A13
L2A24
L1A13
L1A22
L1A14
L2A32
L1A24
L1A34
L2A11
Model umum percobaan faktorial
L1A21
L2A11
L1A32
L2A14
L2A12
L2A31
L2A34
L1A33
L2A33
L2A22
L1A31
L1A23
dengan Rancangan Acak Lengkap
menurut Steel dan Torrie (1991) adalah:
Yijk = µ + αi + βj+ (αβ)ij+εijk
Dimana
Yijk
= Nilai pengamatan pada faktor I pada taraf ke i, faktor II pada ke taraf j
dengan ulangan ke K
µ
= rataan umum
αi
= pengaruh perlakuan dari faktor I pada taraf ke i
βj
= pengaruh perlakuan dari faktor II pada taraf ke j
(αβ)ij = pengaruh interaksi antara perlakuan faktor I taraf ke-i dan faktor II taraf
ke-j
εijk
= Galat percobaan pada satuan percobaan ulangan ke-k. Dalam perlakuan
faktor I taraf ke-i dan faktor II taraf ke-j
Universitas Sumatera Utara
Peubah yang diamati
Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah:
1. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sekali seminggu
menggunakan pita ukur roll 4 meter, dari pangkal tanaman yang berada diatas
tanah sampai dengan ujung tajuk. Pengukuran total tinggi tanaman dilakukan
dengan cara menegakkan daun tanaman lalu mengukur mulai dari ujung akar
hingga ke ujung daun tanaman (Ibrahim, 2001).
2. Produksi Segar
Produksi segar Legum Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica
diperoleh dari hasil pemanenan yang ditimbang pada setiap setelah selesai
pemotongan
pertama,
dan
kedua
tanpa
memberikan
perlakuan
seperti
pengeringan. Penimbangan produksi segar Legum Styloshanthes guianensis dan
Pueraria javanica dilakukan setiap panen yaitu panen I dan panen II dengan umur
tanaman pada panen I yaitu 3 bulan dan interval panen I dengan II adalah 32 hari
3. Produksi Bahan Kering
Produksi bahan kering diperoleh dari produksi bahan segar Legum
Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica setelah dilakukan penimbangan
yang kemudian di oven pada suhu 600C selama 24 jam dan ditimbang berat legum
tersebut. Lalu diambil sampel sebanyak 2 g untuk di ovenkan kembali pada suhu
1050C selama 8 jam dan ditimbang berat kering legum tersebut. Produksi berat
segar dikonversikan kedalam berat kering untuk mengetahui produksi berat
Universitas Sumatera Utara
kering. Untuk menghitung produksi berat kering tanaman diketahui dengan
rumus:
Produksi berat kering = %BK 600C x % BK 1050C x produksi segar
4. Biomassa Akar
Biomassa akar dapat dihitung pada pemanenan akhir karena pertumbuhan
akar di awal, pertengahan dan akhir pertumbuhan tidak sama baik dari segi
panjang dan berat akar. Penghitungan biomassa akar dapat dihitung dengan cara
memotong batas akar lalu dibersihkan dari tanah yang menempel lalu akar
ditimbang. Biomassa aka dihitung pada saat pemanenan akhir.
Pelaksanaan Penelitian
Persiapan Bahan dan Peralatan
Bahan dan alat yang akan dipergunakan terlebih dahulu dipersiapkan.
Tanaman legum Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica yang akan
ditanam berasal dari tanaman muda yang telah memiliki pertumbuhan sempurna
yang meliputi: akar, batang dan daun (berumur 1 bulan). Tanah yang akan dipakai
sebagai media tanam merupakan tanah latosol coklat yang bersih dari gulma dan
kompos yang siap pakai.
Penentuan Kapasitas Lapang (KL)
Kapasitas lapang (field capacity) adalah kemampuan partikel tanah untuk
menahan sejumlah air sebanyak mungkin terhadap adanya gaya tarik bumi
(grafitasi). Penentuan kapasitas lapang (KL) dilakukan untuk mengetahui volume
penyiraman. Mengisi 7 buah pot ukuran 1 kg dengan media tanam yang akan
digunakan, masing-masing pot diisi media tanam sebanyak 500 g. Semua pot
Universitas Sumatera Utara
disiram sampai keadaan jenuh kemudian dibiarkan selama 3 x 24 jam sampai air
tidak menetes lagi, selanjutnya ditimbang sebagai berat basah (Tb). Media tanam
dimasukan ke dalam oven pada suhu 100oC
selama 24 jam, kemudian
dikeluarkan dari oven, didinginkan dalam desikator dan ditimbang sebagai berat
kering (Tk). Untuk mendapatkan rataan hasil, percobaan dilakukan sebanyak 5
kali ulangan, kemudian dihitung kapasitas lapang (KL) tanah menggunakan rumus
sebagai berikut:
KL = (Tb - Tk) x 100% Tk (Islami dan Utomo 1995).
Hasil perhitungan dari pengamatan penentuan kapasitas lapang adalah
sebagai berkut:
KL =
730,57−538,57
538,57
x 100%
KL = 0,357
KL = 35,7% = 36 ml,
KL = 36 ml dalam 500 g media tanam latosol coklat + kompos, jadi untuk
8 kg media tanam dibutuhkan volume air sebanyak: 576 ml (0,5 liter)
Sehingga:
a.
Cekaman kekeringan berat (25% KL), diperlukan volume penyiraman
sebanyak 144 ml
b.
Cekaman kekeringan sedang (50% KL) diperlukan volume penyiraman
sebanyak 288 ml
c.
Tanpa cekaman kekeringan (100% KL), diperlukan volume penyiraman
sebanyak 576 ml
Universitas Sumatera Utara
Penentuan Kadar Air Tanah
Penentuan kadar air tanah dilakukan dengan metode gravimetric yaitu
dengan cara menimbang sampel tanah dari setiap pot tanaman percobaan. Sampel
tanah diambil dari setiap pot percobaan pada kedalaman pot 40 cm, sebanyak 5 g
sebagai berat turgid (Bt), selanjutnya dimasukan kedalam oven pada suhu 105oC
selama 24 jam. Sampel tanah kering oven ditimbang sebagai berat kering (Bk),
percobaan dilakukan secara berulang untuk mendapatkan rataan. Kadar air tanah
dihitung dengan rumus:
KA = (Bt - Bk) x 100% Bt (Islami & Utomo 1995)
Berdasarkan hasil pengamatan rataan kadar air tanah pada perlakuan kontrol
(100% KL) sebesar 85,32%, cekaman kekeringan sedang (50% KL) sebesar
43,56%, dan cekaman kekeringan berat sebesar 24,42%.
Penanaman
Penanaman Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica dengan
penanaman tanaman yang telah tumbuh sempurna berumur 1 bulan. Tanaman
yang telah berumur 1 bulan dipindahkan ke polybag kecil masing-masing di isi
satu tanaman Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica hingga tanaman
berumur 2 bulan. Selanjutnya tanaman dipindahkan kedalam pot plastik
berdiameter 50 cm dan tinggi 50 cm, yang telah diisi media tanam berupa 2/3
bagian tanah latosol dan 1/3 bagian kompos. Masing-masing pot di isi satu
tanaman Styloshanthes guianensis dan Pueraria javanica yang dipelihara sampai
umur 1 bulan masa periode adaptasi.
Universitas Sumatera Utara
Pemeliharaan Tanaman dan Penerapan Perlakuan
Pemeliharaan tanaman meliputi: 1) penyiraman tanaman. Penyiraman
tanaman secara teratur dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari dilakukan
hingga tanaman berumur satu bulan. Pada masa periode adaptasi yang dilakukan
setelah tanaman berumur satu bulan hingga dua bulan, penyiraman dilakukan
sehari sekali yaitu pada pagi hari. Perlakuan cekaman kekeringan diberikan
setelah tanaman berumur 60 hari setelah tanam (HST). Jumlah air yang
disiramkan disesuaikan dengan kapasitas lapang. Tanaman yang diberi perlakuan
terdiri dari 3 taraf cekaman kekeringan yaitu taraf cekaman kekeringan 100%
(volume air sebanyak 576ml), taraf cekaman kekeringan 50% ( volume air
sebanyak 288ml), dan cekaman kekeringan 25% (volume air sebanyak 144ml).
Penyiraman dilakukan 1 hari sekali. Seluruh polybag diletakkan pada tempat yang
bebas dari gangguan air hujan, 2) penyiangan, dilakukan secara manual dengan
tujuan membersihkan gulma yang berada disekitar tanaman.
Pengambilan Data dan Pemanenan
Data yang diambil terdiri dari:
1.
Produksi segar, yakni berat tanaman yang ditimbang setelah pemotongan
2.
Produksi bahan kering, yakni berat tanaman yang ditimbang setelah tanaman
dikeringkan dan diovenkan selama 24 jam pada suhu 600C dan 8 jam pada
suhu 1050C lalu dikonversikan
3.
Tinggi tanaman yang diperoleh dari pengukuran tanaman sekali seminggu
sesudah tanaman diberi perlakuan
Universitas Sumatera Utara
4.
Biomassa akar yang dihitung dengan cara memotong batas akar lalu
dibersihkan dari tanah yang menempel kemudian akar ditimbang dan diamati
yakni: berat akar dan panjang akar.
Pengambilan data tanaman dimulai saat tanaman diberi perlakuan hingga
pemanenan akhir. Dan tanaman dipanen sebanyak 2 kali dengan interval
pemanenan 32 hari.
Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
(Annova). Apabila terdapat perbedaan yang nyata akan dilanjutkan dengan uji
Duncan.
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman Legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica
Menurut Adhe (2012) tinggi tanaman rnerupakan salah satu komponen
tumbuh pada tanaman ataupun indikator yang sering dilihat dalam pertumbuhan
tanaman maupun parameter yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
tanaman. Pertambahan Tinggi tanaman legum sangat dipengaruhi oleh kadar air
yang tersedia didalam tanah. Rataan tinggi tanaman legum Stylosanthes
guianensis (L1) dan Pueraria javanica (L2) berbeda untuk masing-masing taraf
tanpa cekaman kekeringan 100% Kapasitas Lapang (KL) (A3), 50% Kapasitas
Lapang (A2) dan 25% Kapasitas Lapang (A1) adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman (cm/minggu) legum Stylosanthes guianensis dan
Pueraria javanica selama penelitian
Jenis legum
L1
L2
Rataan
Taraf cekaman kekeringan
A1
A2
47.50
53.38
92.50
141.88
b
70.00
97.63ab
Rataan
A3
61.86
170.71
116.29a
54.25b
135.03a
Keterangan: Superskrip dengan huruf kecil yang berbeda pada baris dan kolom menunjukkan
adanya perbedaan yang nyata (P0,05) terhadap tinggi
tanaman sehingga tidak dilakukan uji lanjut. Legum Stylosanthes guianensis dan
legum Pueraria javanica tahan terhadap cekaman kekeringan yang rendah
artinya, kedua legum dapat tumbuh dengan kondisi tanah kekurangan air yaitu
pada cekaman kekeringan berat yaitu 25% KL (volume air sebanyak 144
ml/polybag).
Produksi Bahan Segar Legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica
Produksi segar hijauan pakan merupakan tolak ukur kualitas pertumbuhan
tanaman atas respon tanaman terhadap berbagai keadaan lingkungan. Produksi
segar diperoleh dari produk total hijauan saat tanaman dipanen. Rataan produksi
segar legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica pada cekaman
kekeringan 25% KL, 50% KL, 100% KL berbeda untuk masing-masing perlakuan
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rataan Produksi Segar (g/tanaman) legum Stylosanthes guianensis dan
Pueraria javanica selama penelitian
Jenis legum
L1
L2
Rataan
A1
31.30
39.45
35.375b
Taraf cekaman kekeringan
A2
A3
44.96
59.71
40.43
77.14
b
42.694
68.425a
Rataan
45.325a
52.338a
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris menunjukkan perbedaan yang nyata (P0,05).
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan produksi bahan segar tetinggi pada
tanaman legum Stylosanthes guianensis terdapat pada perlakuan L1A3 (tanpa
cekaman kekeringan 100% KL) sebesar 59,71 g dan rataan terendah terdapat pada
perlakuan L1A1 (cekaman kekeringan 25% KL) sebesar 31,30 g. Begitu juga
pada Legum Pueraria javanica rataan produksi segar tertinggi terdapat pada
perlakuan L2A3 sebesar 77,14 g dan rataan terendah terdapat pada perlakuan
L2A1 sebesar 39,45 g.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan taraf cekaman
kekeringan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P0,05) terhadap produksi bahan segar tanaman legum
Stylosanthes guianensis dan legum Pueraria javanica sehingga tidak dilakukan
uji
lanjut. Hal ini berarti bahwa legum Stylosanthes guianensis dan legum
Pueraria javanica tahan terhadap cekaman kekeringan yang rendah yaitu sebesar
cekaman kekeringan berat (25% KL) pada perlakuan A1 (volume air sebanyak
144 ml/polybag) walaupun produksi bahan segar menurun.
Produksi Kering Legum Stylosanthes guianensis dan Pueraria javanica
Menurut Kartadisastra (1997), bahan kering adalah bahan pakan yang
tidak mengandung air dan menurut Immawatitari (2014) bahan kering merupakan
salah satu hasil dari pembagian fraksi yang berasal dari bahan pakan setelah
dikurangi kadar air. Rataan bahan kering tanaman legum Stylosanthes guianensis
dan Pueraria javanica dengan cekaman kekeringan berat (25% KL) (144ml), 50%
KL (288ml), dan 100% KL (576ml) berbeda untuk masing-masing perlakuan
dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Rataan produksi bahan kering tanaman (g/polybag) legum Stylosanthes
guianensis dan Pueraria javanica pada taraf cekaman kekeringan yang
berbeda (%) selama penelitian
Jenis legum
Taraf cekaman kekeringan
Rataan
A1
A2
A3
L1
12.78
15.53
20.97
16.423a
L2
14.40
20.88
25.43
20.234a
Rataan
13.589b
18.200ab
23.198a
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris menunjukkan perbedaan yang nyata (P0,05)
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 menunjukkan bahwa rataan tertinggi bahan kering pada legum
Stylosanthes guianensis yaitu pada perlakuan L1A3 (tanpa cekaman kekeringan:
100% KL) sebesar 20.97 g dan rataan terendah yaitu pada perlakuan L1A1
(cekaman kekeringan berat 25% KL) sebesar 12.78 g. Pada legum Pueraria
javanica rataan bahan kering tertinggi yaitu pada perlakuan L2A3 (tanpa cekaman
kekeringan: 100% KL) sebesar 25.43 g dan rataan terendah terdapat pada
perlakuan L2A1 (cekaman kekeringan berat 25% KL) sebesar 14.40 g.
Hasil analisis ragam menunjukkan taraf cekaman kekeringan memberikan
pengaruh yang nyata (P