Analisa Kesesuaian Lahan Padi Sawah Di Kota Langsa

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Padi (Oryza sativa L ) merupakan makanan pokok dari hampir setengah
penduduk dunia. Luas lahan padi di dunia sekitar 100 juta ha, lebih dari 90%
terdapat di Asia Selatan, Timur dan Tenggara yang dibudidayakan di daerah
lembah-lembah Asia daratan (Thailand, Burma, Laos, India) kemudian menyebar
ke berbagai daerah tropis dan sub tropis Asia termasuk Indonesia (Sarwono,
2005).
Tanaman padi sudah lama diusahakan di Indonesia yang dimulai sebelum
datang pembawa agama Hindu. Padi yang diusahakan di Indonesia antara lain
padi bulu (javanica) yang mutu berasnya tinggi tetapi produksinya kurang, dan
padi cere yang mutu berasnya rendah namun produksinya tinggi.
Menurut Kyuma (2000 dalam Sarwono, 2004 :56), ada dua alasan
mengapa tanah sawah penting untuk dikaji yaitu karena padi merupakan produk
tanah sawah sebagai tanaman biji-bijian yang terpenting setelah gandum. Sifat
dan kemampuan setiap tanah berbeda-beda dari satu tempat dengan tempat yang
lain. Tanah tersebut dapat berfungsi optimal harus digunakan sesuai dengan
kemampuannya. Pemanfaatan tanah harus dapat meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Perlu adanya perencanaan bagaimana masyarakat dapat menggunakan
potensi dan pengolahan lahannya secara tepat termasuk didalamnya adalah

penggunaan lahan yang sesuai dengan tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan
tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Dalam dekade terakhir terutama di Provinsi Aceh khususnya di Kota
Langsa sedang dilakukan upaya peningkatan produksi padi yang dihadapkan pada
berbagai tantangan baik aspek fisik lahan, sosial ekonomi maupun teknis
produksi. Kualitas lahan yang semakin menurun dapat terjadi karena pengolahan
lahan secara terus menerus tanpa mengetahui cara pengolahan yang benar.
Salah satu dampak dari pengolahan tanah yang buruk adalah mengurangi
kadar bahan organik. Rendahnya kandungan bahan organik (BO) ini
menyebabkan tanah menjadi keras dan liat sehingga sulit diolah, respon terhadap
pemupukan rendah, tidak responsive terhadap unsur hara tertentu, tanah menjadi
masam, penggunaan air irigasi menjadi tidak efisien serta produktivitas tanaman
cenderung menurun (leveling-off) dan semakin sulit ditingkatkan. Disisi lain
pertambahan penduduk dengan perluasan pemukiman terutama di wilayah
pemekaran kota yang menyebabkan konversi lahan persawahan menjadi areal
pemukiman terjadi secara cepat sehingga jumlah sawah di Kota Langsa
berkurang. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei, diketahui bahwa kehilangan

tanah sawah di Kota Langsa sebesar 40% setiap tahun. Padahal hasil sawah
berupa beras merupakan makanan pokok masyarakat Kota Langsa.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kelautan, Perikanan dan
Pertanian Kota Langsa terdapat produksi padi di Kota Langsa hanya 4,45 ton / Ha.
Sedangkan rata - rata produksi nasional padi minimal 6 ton / Ha. Sementara itu,
hasil evaluasi luas lahan padi sawah di Kota Langsa menunjukkan bahwa lebih
dari 50 % dari penggunaan lahan di Kota Langsa adalah lahan sawah. Oleh karena
itu, konversi penggunaan lahan sawah menjadi areal pemukiman memerlukan

Universitas Sumatera Utara

analisa yang bijaksana. Hal ini disebabkan proses pembentukan tanah sawah
memerlukan waktu yang relatif lama.
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian penampilan atau keragaman
lahan jika akan dipergunakan untuk tujuan tertentu (FAO, 1976). Ciri utamanya
membandingkan persyaratan penggunaan lahan dengan apa yang memiliki oleh
sumber daya lahan (Dent dan Young, 1981). Mengingat penggunaan sumber daya
lahan

harus


memberikan

keuntungan

bagi

manusia,

selain

dapat

mengkonversikannya bagi kepentingan masa datang (FAO, 1976), maka dalam
evaluasi lahan, tingkat produksi dapat dijadikan sebagai dasar tingkatan kelas
kesesuaian lahan. Selain itu tinggi rendahnya produksi mencerminkan terpenuhi
tidaknya kebutuhan tanaman.
Evaluasi kesesuaian lahan tanaman padi sangat diperlukan untuk
memprediksi produktivitas padi tersebut. Dapat dilakukan dua tahap pekerjaan
dalam evaluasi lahan yaitu tahap pertama penentuan kelas kesesuaian lahan aktual

dan selanjutnya penentuan kelas kesesuaian lahan potensial. Kelas kesesuaian
lahan aktual menunjukkan kesesuaian lahan itu dalam mendukung budidaya
sesuai dengan kondisi lahan yang terlihat saat ini. Bentangan lahan yang terlihat
secara visual adalah hasil dari proses pembentukan lahan tersebut sejalan dengan
perkembangan bumi. Kelas kesesuaian lahan potensial memberikan informasi
kesesuaian produktivitas lahan tersebut jika upaya perbaikan telah dilakukan atau
dengan kata lain kesesuaian lahan potensial akan terjelma jika tanah ada input
manajemen (Adiwiganda, et al. 1995).
Hasil yang maksimal akan dapat diperoleh dengan cara analisis kesesuaian
untuk pertanian padi sawah. Tingkat kesesuaian lahan dapat diketahui dengan cara

Universitas Sumatera Utara

membandingkan antara syarat tumbuh tanaman padi sawah dengan sifat dan
karakteristik pada setiap lahan. Sehingga dapat diketahui lahan tersebut dengan
faktor pembatas yang menyertainya. Usaha khusus dapat dilakukan untuk
menangani faktor pembatas tersebut dengan tujuan agar diperoleh tingkat
kesesuaian lahan yang lebih baik yang akan berdampak pada hasil produksi padi
pada lahan yang bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan evaluasi kesesuaian
lahan guna mengetahui bagaimana tingkat kesesuaian lahan pada setiap satuan

lahan untuk komoditas padi sawah, serta analisis mengenai produksi pertanian.
Melalui usaha tersebut dapat digunakan sebagai kajian dalam rangka peningkatan
kesejahteraan masyarakat di sektor pertanian dan pelestarian lingkungan hidup.
Rumusan Masalah
Dengan data yang diperoleh dari Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian
Kota Langsa dapat diketahui rata – rata produktivitas padi sawah di Kota Langsa
hanya 4,45 ton / Ha. Dan produksi ini jauh dibawah rata – rata produksi nasional
yang ditetapkan sebanyak 6 ton / Ha. Berdasarkan produksi ini diperlukan kajian
sejauh mana kesesuaian lahan sawah di Kota Langsa?
Tujuan penelitian
1. Menetapkan kelas kesesuaian lahan padi sawah di Kota Langsa.
2. Menentukan faktor penentu produksi padi sawah pada lahan sawah di Kota
Langsa
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis

Universitas Sumatera Utara

a.


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang kajian ilmu geografi fisik, khususnya kesesuaian lahan daerah
penelitian.

b.

Kajian tentang sosial-ekonomi dari hasil penelitian ini yaitu produktivitas
tanaman

padi,

diharapkan

dapat

mendukung

penelitian-penelitian

sebelumnya, yang berhubungan dengan pemanfaatan lahan

Manfaat Praktis
Setelah diketahui kesesuaian lahan dan produktivitas tanaman padi sawah
di Kota Langsa, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan guna proses perencanaan, pengembangan dan peningkatan
produktivitas padi sawah.
Hipotesis Penelitian
Lahan sawah Kota Langsa telah memiliki kelas kesesuaian lahan yang
sesuai (S1) untuk padi sawah.

Universitas Sumatera Utara