HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Matematika
Matematika menjadi salah satu mata pelajaran khusus di sekolah, maka
dari itu pelajaran matematika dipelajari dari TK, SD, SMP, dan SMA. Bahkan
juga ada pada perguruan tinggi, yang menjurus kusus pada matematika. Selain
itu matematika adalah ilmu yang bisa diterapkan dalam ilmu lainnya. Misalnya
matematika dapat diterapkan dalam pelajaran biologi, fisika, ekonomi dll. Jadi,
dapat dikatakan bahwa matematika adalah ilmu dasar yang harus dipelajari
sebelum mempelajari ilmu pengetahuan lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soedjadi bahwa “matematika adalah salah satu ilmu dasar, baik aspek
terapannya maupun aspek penalarannya mempunyai peranan yang penting
dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi”.20
Sesuai pendapat Soedjadi tersebut, matematika dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari manusia. Seperti halnya jam dinding yang menunjukkan
pukul berapa, contoh lain dapat diterapkan dalam perdangan. Dimana tiap
barang selalu mempunyai harga tersendiri dan menunjukkan besar harganya juga
menggunakan angka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa selain matematika menjadi
ilmu dasar, matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan.
Wajar bila matematika dijadikan sebagai mata pelajaran pokok di setiap

sekolah ataupun tiap jenjang sekolah, karena dalam kehidupan sehari-hari pun
20

Ali Mahmudi, Pengembangan Pembelajaran Matematika,
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Pengembangan%20Pemb%20Matematika_1.pdf,
diakses pada tanggal 20-12-16 pukul 17:30

18

19

membutuhkan peran matematika. Pembelajaran matematika diajarkan sejak
jenjang PAUD, dengan mengenalkan angka kepada anak-anak terlebih dahulu.
Selanjutnya, di tingaka SD siswa sudah mulai menghitung dan sebagainya. Hal
ini sesuai dengan

pendapat Sembiring bahwa “salah satu alasan mengapa

matematika dipelajari adalah karena berguna, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun sebagai bahasa dan alat dalam pengembangan sains dan teknologi”.21

Matematika sebagai alat bantu untuk mengatasi berbagai macam
permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Baik itu permasalahan
yang memiliki hubungan erat dalam ilmu eksak ataupun ppermasalahanpermasalahan yang bersifat social. Peranan matematika terhadap perkembangan
sains dan teknologi sudah jelas, bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa matematika
sains dan teknologi tidak akan dapat berkembang”.22 Selain itu manfaat
matematika adalah dapat membentuk pola pikir matematis yang sistematis, logis,
kritis dengan penuh kecermatan.
Tujuan dari pemebelajaran matematika menurut Depdiknas telah
menyatakan bahwa mata pelajaran matematika di SD, SMP, SMA, dan SMK
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.23
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah
Novita Eka Indiyani dan Anita Listiara, “Efektivitas Metode Pembelajaran Gotong
Royong (Cooperative Learning) Untuk Menurunkan Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi
Pelajaran Matematika”,(Semarang: Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 2006), hal. 11,
http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/psikologi/article/viewFile/688/551, di akses 07-12-16
pukul 16.00
22
Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelegence, (Jogjakarta: Arruzz media, 2007), hal 51

23
Fadjar Shadiq, Apa Dan Mengapa Matematika Begitu Penting?, http://blog.iaintulungagung.ac.id/miswanto/wp-content/uploads/sites/100/2013/11/09-apamat_limas_.pdf,
di
akses pada tanggal 7-12-16 pukul 16:20
21

20

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.


B. Hasil Belajar Matematika
1. Belajar matematika
Belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk dari interaksi
dengan orang lain atau lingkungannya. Belajar selalu berkenaan dengan
perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah
kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidaknya.
Unsur perubahan hampir selalu ditekankan dalam definisi tentang
belajar, belajar menurut para ahli dikemukakan sebagai berikut:
1. Menurut Witherington bahwa “belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian, yang dimanifestasikan sebagi pola-pola respons yang baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.24
2. Di Vesta and Thompson bahwa, “belajar adalah perubahan tingkah laku yang
relative menetap sebagai hasil dari pengalaman”.25

24

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 2009) hal 155
25
Ibid ., hal 156


21

3. Menurut Winkel bahwa “belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai,
dan sikap”.26
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan pada dirinya

akibat adanya latihan, pembelajaran atau

pengetahuan konkret sebagai hasil adanya interaksi dengan lingkungan luar.
Belajar matematika sama halnya dengan belajar logika, atau berpikir logis
karena kedudukan matematika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu
dasar atau ilmu alat. Jadi yang dimaksud dengan belajar matematika adalah
proses berpikir dalam memecahkan masalah dalam matematika di kehidupan
sehari-hari. Karena peranan matematika terhadap perkembangan sains dan
teknologi sangat penting, bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa matematika sains
dan teknologi tidak akan dapat berkembang.

2. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melalui beberapa
proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah terjadinya interaksi antara
siswa dan guru. Dimana proses tersebut akan mengahasilkan suatu perolehan
yang telah dilakukannya, hal ini berupa perubahan tingkah laku. Perubahan
tingkah laku inilah yang akan menjadi tanda sebagai hasil belajar yang telah
dilakukan oleh siswa. Baik perubahan tersebut berupa perubahan itu baik atau
tidaknya yang akan menunjukkan ketuntasan hasil belajarnya.
26

Keke T. Arotonang, Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
Penabur,
2008),
hal
13,
(Jakarta:
Jurnal
Pendidikan
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35904799/Hal._1121_Minat_dan_motivasi_belajar.pdf, di akses pada tanggal 24-12-16 pukul 17.30


22

Perubahan yang dialami oleh individu melalui proses belajar mengajar
merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Dimana proses belajar
tersebut akan diperoleh dengan melakukan evaluasi pada hasil belajar. Evaluasi
dari proses belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara pemberian tes atau
berupa kumpulan informasi tentang perkembengan belajar siswa. Dengan
beberapa informasi yang telah diperoleh guru dapat memberikan penilaian
pada siswa dengan berdasarkan pada informasi tersebut. Selain itu, dengan
informasi tersebut guru bisa menyususn kegiatan yang selanjutnya. Hingga
diperoleh hasil akhir dari proses akhir belajar mengajar sebagai tanda bahwa
kegiatan pembelajaran telah dilakukan selama proses berlangsung yang
dikaitkan dengan pengelolaan kelas dan nilai siswa setelah evaluasi diberikan
yang selanjutnya dikenal sebagai hasil belajar.
Hasil belajar merupakan suatu gambaran tingkat keberhasilan tentang
proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa. Sedangkan pengertian
hasil belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Menurut Romiszowski John M. Keller, yang memandang bahwa hasil belajar
sebagai keluaran dari suatu sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa
informasi.27

2. Menurut Sudjana, bahwa “hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
telah dimiliki oleh siswa setelah ia mengalami proses belajarnya”.28

27

26

Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar , (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal

Dani Firmansyah “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika”,(Karawang : Jurnal Pendidikan UNSIKA, 2015)|, hal. 37,
http://journal.unsika.ac.id/index.php/judika/article/view/199/197, di akses 24-12-16 pukul 10.30
28

23

3. Selanjutnya, pengertian hasil belajar menurut Latief Sahidin dan Dini Jamil,
bahwa “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya”.29
Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan dari hasil belajar.

Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa yang terjadi setelah mengalami
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu perubahan
perilaku yang diinginkan setelah siswa belajar. Jadi hasil belajar matematika
adalah perubahan perilaku siswa dalam belajar matematika dengan proses
belajar mengajar, dimana biasanya ditandai dengan skala nilai berupa huruf
atau angka, dan hal ini dijadikan ukuran berhasil atau tidaknya siswa tersebut
dalam pembelajaran matematika yang sesuai tujuan atau ketuntasan belajar.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
Menurut

Suryabrata,

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

hasil


belajar

digolongkan menjadi tiga, yaitu: faktor dari dalam, faktor dari luar, dan faktor
instrumen.30 Dimana yang dimaksud dari faktor dalam yaitu faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi belajar siswa dari diri siswa sendiri yang sedang belajar.
Seperti halnya minat belajar siswa, jika minat belajarnya tinggi maka akan
menyebabkan siswa lebih mudah dan cepat dalam belajar.
Contoh lain motivasi belajar, dimana motivasi yang dimiliki tiap siswa
tidak sama atau berbeda-beda sehingga juga mempengaruhi belajarnya siswa.
Selanjutnya, faktor dari luar yaitu faktor yang berasal dari luar siswa yang
Latief Sahidin dan Dini Jamil “Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Persepsi Siswa
Tentang Cara Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar Matematika”,(Jurnal Pendidikan
Matematika, 2013), hal. 213, http://118.97.35.230/lemlit/jtt/243.pdf, di akses 24-12-16 pukul
10.30
30
Keke T. Arotonang, Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
Penabur,
2008),
hal
14,

(Jakarta:
Jurnal
Pendidikan
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35904799/Hal._1121_Minat_dan_motivasi_belajar.pdf, di akses pada tanggal 24-12-16 pukul 17.30
29

24

mempengaruhi proses dan hasil belajar. Seperti halnya faktor lingkungan
sosial, yaitu kehadiran orang lain pada waktu sedang belajar, sering
mengganggu aktivitas belajar. Salah satu dari lingkungan sosial tersebut yang
dapat juga mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu lingkungan siswa di
sekolah yang terdiri dari teman sebaya, teman lain kelas, guru, dll. Sedangkan,
faktor

instrumen

yaitu

faktor

yang

berhubungan

dengan

perangkat

pembelajaran seperti kurikulum, struktur program, sarana dan prasarana
pembelajaran

(media

pembelajaran),

serta

guru

sebagai

perancang

pembelajaran.

C. Assesment (Penilaian) Berbasis Portofolio
1. Assessment (Penilaian)
Assessment sering kali disandingkan dengan istilah evaluasi dan

pengukuran. Dimana Assessment, penilaian, evaluasi, dan pengukuran adalah
penilaian yang saling berhubungan satu sama lain. Sesuai dengan istilah
tersebut, yang mana tiap istilah mempunyai pengertian yang berbeda. Hal ini
sesuai dengan pendapat Calongesi bahwa “evaluasi adalah suatu keputusan
tentang nilai berdasarkan pengukuran”.31 Maka jelas bahwa sebelum
melakukan evaluasi terlebih dahulu dilakukan pengukuran. Pengukuran
menurut Zainul bahwa, “pengukuran sebagai pemberian angka kepada suatu

31

Ana Ratna Wulan, Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Dan
Pengukuran, hal 4,
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34534033/pengertian_asesmen.pdf?..., di akses
pada 2-12-16 pukul 11:20

25

atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh individu, hal, atau objek
tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas”.32
Pengukuran dilakukan dengan membandingkan suatu hal dengan satuan
aturan tertentu sehingga sifatya menjadi kuantitatif. Dimana hasil tersebut akan
menunjukkan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diukur. Selain itu, juga
terdapat istilah tes, dimana tes ini biasanya digunakan sebagai alat untuk
melakukan sebuah pengukuran. Pengertian tes menurut Jacobs dan Chase
bahwa, “tes adalah suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat
atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target penialain”.33
Istilah penilaian dan asesmen (Assessment), banyak definisi penilaian
dan Assessment yang dikemukakan para ahli yang mempunyai arti berbeda,
pada umumnya menunjuk pada pengertian yang sama. Menurut Linch bahwa
“penilaian adalah usaha yang sistematis untuk mengumpulkan informasi untuk
membuat pertimbangan dan keputusan”.34 Sedangkan menurut Lerner bahwa
“asesmen (Assessment) adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang
siswa yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan siswa tersebut”.35 Dari dua pendapat tersebut terdapat
kesamaan, bahwa penilaian atau Assessment adalah proses yang sistematis

32

Riswan Jaenudin, Asesmen Alternatif Dalam Pembelajaran, Seminar Kenaikkan
Jabatan Lektor III-c ke Lektor Kepala III-d, di FKIP Unsri, 18 Maret 2014, hal 7,
http://eprints.unsri.ac.id/3824/1/book.pdf, di akses pada tanggal 27-12-16 pukul 15:00
33
Ana Ratna Wulan, Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Dan
Pengukuran, hal 3,
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34534033/pengertian_asesmen.pdf?..., di akses
pada 2-12-16 pukul 11:20
34
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Otentik, (Yogyakarta: Jurnal Cakrawala Pendidikan,
2008), hal 251, https://B.Nurgiyantoro/Jurnal/Cakrawala/Pendidikan/2008 /journal.uny.ac.id, di
akses pada tanggal 2-12-16 pukul 11.38
35
Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar , (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal
30

26

untuk pengumpulan informasi tentang siswa untuk membuat keputusan tentang
kompetensi yang siswa miliki.
Beberapa tahapan telah dilakukan yaitu pengukuran dimana pengukuran
ini dilakukan dengan pemberian bentuk kuantitatif yang menunjukkan keadaan
atau kualitas dari suatu objek. Kemudian selanjutnya dilakukan penilaian
(Assessment), dalam hal ini dilakukan pengumpulan informasi untuk membuat
pertimbangan dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengukuran
untuk menganalisis dan mempertimbangkan unjuk kerja siswa pada tugas-tugas
yang relevan.

Selanjutnya dilakukan evaluasi dengan mempertimbangkan

berdasarkan pengukuran dan penilaian yang telah dilakukan, apakah sudah
berjalan baik atau belum yang kemudian menentukan tindak lanjut untuk
kegiatan selanjutnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
pengambilan keputusan terhadap suatu progam atau kegitan yang telah
dilakukan apakah sudah berjalan denga baik atau belum dan sekaligus
menentukan tindakan lanjut entah itu untuk memperbaiki atau melanjutkan.
Hal ini sesuai pendapat Purwanto bahwa “evaluasi merupakan suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sejauhmana
tujuan-tujuan pengajaran telah di capai oleh siswa”.36 Jadi, dari beberapa
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pengukuran, penilaian
(Assessment), dan evaluasi saling berhubungan.

36

Ana Ratna Wulan, Pengertian Dan Esensi Konsep Evaluasi, Asesmen, Tes Dan
Pengukuran, hal 6,
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/34534033/pengertian_asesmen.pdf?%3B%20fi
lename%3dpengertian_dan_esensi_konsep_evaluasi_as.pdf, diakses pada tanggal 2-12-16 pukul
11:30

27

Lebih jelasnya, dalam melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan
tentang nilai siswa yang di ambil dari kegiatan Assessment. Assessment ini
adalah proses penilaian siswa dari semua kegiatan pembelajaran siswa, dimana
salah satu yang digunakan untuk penilaian adalah menggunakan pengukuran.
Sesuai dengan pengertian pengukuran tersebut salah satu alat untuk melakukan
pengukuran adalah tes. Hal ini sesuai dengan pendapat Griffin dan Nix bahwa
”evaluasi di dahului dengan Assessment, sedangkan Assessment di dahului
dengan pengukuran”.37 Dalam penelitian ini istilah yang digunakan adalah
Assessment.
Assessment (penilaian) adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan

dalam suatu pembelajaran guna mengukur tingkat kemampuan

dan

keberhasilan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Seorang guru diharuskan
menguasai tiga dimensi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu penguasaan
kurikulum termasuk di dalamnya penguasaan materi, penguasaan metode
pengajaran, dan penguasaan evaluasi. Selain itu, hal yang harus dikuasai oleh
guru menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, “diantara kompetensi pedagogis
yang harus dikuasai oleh seorang guru adalah menyelenggarakan penilaian
proses dan hasil belajar”.38
Depdikbud mengemukakan bahwa, “penilaian adalah suatu kegiatan
untuk memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan

37

S. Eko Putro Widoyoko, Evaluasi program Pembelajaran, hal 6,
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/33976446/Evaluasi_Program_Pembelajaran.pd
f?..., di aksess pada tanggal 24-12-16 pukul 09:30
38
Sukiman, Pengembangan Sistem Evaluasi, (Yogyakarta: Insan Madani, 2012), hal iv

28

menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa”.39 Sedangkan
menurut Linn dan Gronlund bahwa “Assessment (penilaian) adalah suatu istilah
umum yang meliputi prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang belajar siswa (observasi, rata-rata pelaksanaan tes tertulis) dan format
penilaian kemajuan belajar”.40 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Assessment (penilaian) terfokuskan pada semua kegiatan siswa, jadi
Assessment adalah proses atau kegiatan yang sistematis dalam mengumpulkan

informasi tentang proses dan hasil belajar siswa dalam rangka untuk membuat
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Selain itu juga dapat
pula disimpulakan tujuan di adakannya Assessment adalah untuk memperoleh
informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan program pembelajaran selanjutnya.
Prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian. Prinsip dalam melakukan
penilaian antara lain adalah menyeluruh, berkesinambungan, berprientasi pada
tujuan, bersifat objektif, dan terbuka, mempunyai kebermaknaan dan
kesesuaian serta mendidik.41 Hal ini aspek yang dinilai bukanlah orang atau
subyeknya, melainkan karakteristik dari subyek tersebut seperti kemampuan,
sikap, kecakapan, dan penampilan.
Melakukan penilaian tentunya harus menggunakan alat penilaian yang
harus disesuaiakan dengan tujuan melakukan penilaian, waktu yang tersedia,
sifat tugas yang dilakukan siswa, dan materi yang sudah diajarkan. Cara

39

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal 4
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012) hal 1
41
Nuryani Y. Rustaman, Penilaian Portofolio ,
http://file.upi.edu/direktori/sps/prodi.pendidikan_ipa/195012311979032nuryani_rustaman/penilaian_portofolio.pdf, di akses pada tanggal 27-12-16 pukul 15:45
40

29

penilaian

untuk

mengumpulkan

bukti

(Assessment)

belajar

siswa,

dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu tes dan nontes.42 Teknik penilaian
dengan nontes diantaranya

adalah penilaian melalui

observasi

atau

pengamatan, portofolio, penilaian unjuk kerja, dan penilaian produk dll.
Sedangkan teknik penilaian dengan tes diantaranya adalah tes tertulis, tes lisan,
dan tes perbuatan/penampilan (melakukan tugas tertentu seperti membuat
laporan atau makalah)
2. Penilaian (Assessment) berbasis Portofolio
Portofolio merupakan metode pembelajaran sekaligus teknik dalam
melakukan penilaian teramat baru. Istilah Portofolio (portfolio) pertama kali
digunakan oleh kalangan potografer dan artis, karena dengan portofolio mereka
dapat memperlihatkan prospektif pekerjaan mereka kepada para pelanggan
dengan menunjukkan koleksi pekerjaan yang dimilikinya”.43 Secara umum
portofolio adalah suatu kumpulan atau berkas bahan pilihan yang dapat
memberi informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif.44
Portofolio dalam dunia pendidikan, dapat digunakan oleh guru untuk
melihat perkembangan dan mengukur kemampuan siswa dalam melakukan
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu dengan kumpulan hasil karya
sebagai bukti dari suatu kegiatan pembelajaran. Selain itu juga dapat digunakan
oleh siswa untuk mengumpulkan semua dokumen dari ilmu pengetahuan yang
telah dipelajari. Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran
merupakan usaha yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk
42

Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012) hal 19
43
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal 197
44
Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas, (Yoyakarta: Diva Press,
2001) hal 122

30

mengungkapkan dan mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun
kelompok”.45
Berdasarkan penjelasan tersebut, portofolio sebagai model pemblejaran,
akan tetapi portofolio juga bisa digunakan oleh guru dalam penilaian. Penilaian
dilakukan dengan menilai semua hal yang telah dikumpulkan siswa yang
dijadikan sebagai dokumen siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Dasim
Budimansyah, “bila disandingkan dengan konsep pembelajaran, maka muncul
istilah pembelajaran berbasis portofolio (portfolio based learning), dan bila
disandingkan dengan konsep penilaian, maka muncul istilah penilaian berbasis
portofolio (Portfolio Based Assessment)”.46
Penilaian

(Assessment)

portofolio

merupakan

penilaian

yang

berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan
perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.47 Selain itu,
Popham menjelaskan bahwa, “penilaian portofolio merupakan penilaian secara
berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara
sistematik atas`hasil pekerjaan siswa dalam kurun waktu tertentu”.48 Jadi,
penilaian portofolio adalah penilaian dari kumpulan informasi yang berasal
dari semua kegiatan siswa dalam kurun waktu tertentu, dimana informasi
tersebut dapat berupa karya siswa atau hasil pekerjaan dari proses
pembelajaran yang dianggap terbaik oleh siswanya, hasil tes, atau bentuk

45

Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009) hal 47
46
Yaya Sunarya, Pengembangan Penilaian Berbasis Portofolio, 2003, hal. 2,
http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._psikologi_pend_dan_bimbingan/195911301987031yaya_sunarya/porto_folio/tampil-kanwil.pdf, di akses pada tanggal 21-11-16 pukul 15.30
47
Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2012) hal 26
48
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal
198

31

informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata
pelajaran.
Direktorat

PLP

Ditjen

Dikdasmen

Depdiknas

mengemukakan

pelaksanaan penilaian potofolio hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
penilaian portofolio, diantaranya:49
1. Mutual trust (saling mempercayai), artinya jangan ada saling mencurigai
antara guru dengan siswa maupun antar siswa
2. Confidentiality (kerahasiaan bersama), dimaksudkan agar siswa yang
mempunyai kelemahan tidak merasa dipermalukan dan memotivasi siswa
untuk memperbaiki hasil pekerjaannya dan meningkatkan kepercayaan
kepada guru.
3. Joint Ownership (milik bersama), artinya semua hasil pekerjaan siswa dan
dokumen yang ada harus menjadi milik bersama karena itu harus dijaga
bersama.
4. Satisfaction (kepuasan), artinya semua dokumen dalam rangka pencapaian
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator harus dapat memuaskan
semua pihak karena merupakan bukti karya terbaik siswa sebagai hasil
pembinaan guru.
5. Relevance (kesesuaian), artinya dokumen yang ada harus sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang diharapkan.
Jenis portofolio menurut Duffy, berdasarkan tanggung jawab siswa
terhadap kerjanya dan bagaimana guru membantu siswanya:50
1. Portofolio Semua Hal (The Everything Portfolio). Portofolio semua hal (atau
portofolio perkembangan) merupakan suatu kumpulan karya siswa melintasi

49

202

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal

Wahono Widodo, “Asesmen Portofolio”,
https://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/asesmen-portofolio.pdf, diakses pada tanggal 2-1216 pukul 12:13
50

32

berbagai variasi siswa, kelas, semester, atau tahun. Portofolio ini berisi karya
siswa, baik selama proses maupun hasil pembelajaran.
2. Portofolio Produk (The Product Portfolio). Di dalam portofolio produk, guru
menyediakan daftar isi suatu topik atau produk. Siswa memasukkan contohcontoh karyanya dalam area daftar isi tersebut. Guru merumuskan topik
penting untuk dipelajari, dan siswa menyelesaikan tugas-tugasnya untuk
menuntaskan topik tersebut, dan dibuktikan oleh terpenuhinya daftar isi
seputar topik itu dengan karya siswa.
3. Portofolio “Pameran” (The Showcase Portfolio). Di dalam portofolio
“pameran” atau protofolio contoh, guru menyediakan daftar isi suatu topik,
dan siswa mengevaluasi elemen-elemen untuk portofolionya dan memberikan
alasan rasional untuk tiap seleksinya.
4. Portofolio Tujuan (The Objective Portfolio). Portofolio jenis ini, guru
merumuskan daftar tujuan atau pernyataan tentang kualitas kinerja. Siswa
menyeleksi dari kumpulan karyanya untuk mempertemukan karya terbaiknya
dengan tujuan tersebut.
Jenis portofolio yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
jenis portofolio semua hal (The Everything Portfolio) atau lebih tepatnya
portofolio perkembangan. Jenis portofolio digunakan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam belajar. Dimana portofolio jenis ini
adalah portofolio yang penilaiannya di mulai dari awal hingga akhir, yaitu
semua hal aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Portofolio ini berisi
kumpulan karya siswa yang berupa berbagai variasai hasil siswa, hal ini
dilakukan selama proses maupun hasil akhir. Portofolio jenis ini digunakan

33

untuk menilai perkembangan atau kemajuan siswa dalam belajar. Seleksi karya
dalam portofolio jenis ini bukan merupakan tujuan utama. Guru menggunakan
portofolio jenis ini untuk mengevaluasi kemajuan siswa. Guru dapat
menggunakan informasi dalam portofolio jenis ini untuk sebagai bahan
pertemuan antara guru dengan siswa secara dua arah. Secara umum, portofolio
ini dievaluasi sebagai contoh karya siswa dalam berbagai tingkat pencapaian
kompetensi, jadi cenderung sumatif.
Hal-hal yang dapat dicantumkan dalam kegiatan portofolio dalam
pembelajaran matematika adalah sebagai berikut.51
1. Uraian tertulis hasil kegiatan praktik, proyek atau penyelidikan matematika.
2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa berkaitan dengan pelajaran
matematika.
3. Analisis situasi atau keadaan nyata di lapangan yang berkaitan dengan
matematika.
4. Uraian dan diagram alur dari proses pemecahan masalah matematika,
Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antar konsep dan prinsip
dalam matematika.
5. Penyelesaian soal-soal pengayaan atau soal terbuka.
6. Hasil pekerjaan khas, misalnya mengerjakan soal dengan cara yang berbeda
dari teman-teman sekelasnya.
7. Hasil pekerjaan matematika yang dibuat atas keinginan siswa sendiri yang
berkaitan dengan pelajaran matematika di sekolah.
Contoh pekerjaan siswa dalam penelitian ini secara dominan mengambil
pendapat Budi Susanto sebagai mana yang tertera di atas. Peneliti mengambil
pendapat dari Budi Susanto, dimana pada poin 3 dan 6 tidak di ambil oleh
peneliti karena terbatasnya waktu yang diberikan oleh sekolah sedangkan pada
Budi Susanto, “ Penilaian Portofolio Dalam Matematika” , (Jurnal Pendidikan
Matematika , 2007), hal 33, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/811/224, di
akses tanggal 14-12-16 pukul 17.00
51

34

poin tersebut dalam praktikan memerlukan waktu yang cukup panjang. Contoh
pekerjaan siswa yang peniliti ambil adalah sebagai berikut.
1. Uraian tertulis hasil kegiatan praktik atau penyelidikan matematika.
2. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa berkaitan dengan pelajaran
matematika.
3. Uraian dan diagram alur dari proses pemecahan masalah matematika,
Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antar konsep dan prinsip
dalam matematika.
4. Penyelesaian soal-soal pengayaan atau soal terbuka.
5. Hasil pekerjaan matematika yang dibuat atas keinginan siswa sendiri yang
berkaitan dengan pelajaran matematika di sekolah.
Tujuan dilakukannya Assessment (penilaian) dengan portofolio adalah
sebagai berikut:52
1. Menghargai perkembangan yang dialami siswa
2. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
3. Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
4. Merefleksikan

kesanggupan

mengambil

resiko

dan

melakukan

eksperimentasi
5. Meningkatkan efektifitas proses pengajaran
6. Berbagi informasi dengan orang tua dan guru yang lain
7. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada diri siswa
8. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri
9. Membantu siswa dalam merumuskan tujuan.
Langkah-langkah dalam penilaian portofolio, menurut Anthoni J. Nitko
ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem portofolio.53 Yaitu
mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi
52

Moh. Sholeh Hamid, Standar Mutu Penilaian Dalam Kelas, (Yogyakarta: Diva Press,
2001) hal 123
53
Zainal Arifin, “Kerangka Pedoman Penilaian Portofolio”, (makalah, 2010), hal 17,
http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._kurikulum_dan_tek._pendidikan/196105011986011.zainal_arif
in/silabus_evaluasi_pembelajaran/kerangka_pedoman_penilaian_portofolio.pdf di akses pada
tanggal 3-11-16 pukul 09:00

35

umum yang akan dinilai, pengorganisasian portofolio, menggunakan portofolio
dalam praktik, evaluasi pelaksanaan portofolio, dan evaluasi portofolio secara
umum.

Langkah-langkah

dalam

penerapan

penilaian

ini,

Depdiknas

mempunyai enam langkah yang sama dengan pendapat dari Anthoni J. Nitko.
Karena keduanya sama maka peneliti memilih menggunakan pendapat dari
Anthoni J. Nitko dan peneliti menambahkan satu poin yaitu self assessment
(penilaian diri). Pendapat tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut.
1. Menentukan

tujuan

dan

fokus 5. Mengidentifikasi

portofolio

pengorganisasian

portofolio

2. Menentukan isi portofolio

6. Mempraktekan penilaian portofolio

3. Mengembangkan kriteria penilaian 7. Menilai pelaksanaan portofolio
4. Menyusun format penilaian

8. Menilai portofolio secara umum

Aspek-aspek yang dinialai dalam penilaian portofolio matematika
menurut Stenmark sebagai berikut:54
1. Pemahaman

Permasalahan 2. Pendekatan

(Problem Comprehension)

dan

Strategi

(Approaches and Strategies)

3. Hubungan (Relationships)

4. Fleksibilitas (Flexibility)

5. Komunikasi (Communication)

6. Dugaan dan Hipotesis (Curiosity and
Hypotheses)

7. Persamaan

dan

Keadilan 8. Penyelesaian (Solutions)

(Equality and Equity)
9. Hasil

Pengujian

(Examining 10. Pembelajaran

Results)

Matematika

(Mathematical Learning)

11. Asesmen diri (Self-Assessment)
Penelitian ini hanya mengambil beberapa aspek dari pendapat Stenmark,
karena sedikitnya waktu penelitian sehingga hanya bisa mengamati siswa dari

Budi Susanto, “ Penilaian Portofolio Dalam Matematika” , (Jurnal Pendidikan
Matematika , 2007), hal 36, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/811/224, di
akses tanggal 14-12-16 pukul 17.00
54

36

beberapa aspek saja. Antara lain yaitu Pemahaman permasalahan (Problem
Comprehension),

Penyelesaian

(Solutions),

Pembelajaran

Matematika

(Mathematical Learning), dan Asesmen diri (Self-Assessment)
3. Kelebihan Dan Kekurangan Assessment (Penilaian) Berbasis Portofolio
Setiap model atau konsep Assessment (penilaian) tentunya selalu
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga Assessment melalui
portofolio, sebagai berikut:
a. Kelebihan penilaian melalui portofolio antara lain sebagai berikut. 55
1. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan siswa dari
waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.
2. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreatifitas siswa di kelas.
3. Mengajak siswa untuk belajar bertanggung jawab terhadap apa yang telah
mereka kerjakan, baik di kelas, maupun di luar kelas dalam rangka
implementasi program pembelajaran.
4. Meningkatkan peran serta siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan penilaian.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan
mereka.
6. Membantu

guru

mengklarifikasi

dan

mengidentifikasi

program

pembelajaran.
7. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan
masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan siswa.
8. Memungkinkan siswa melakukan penilaian diri (self-assessment), refleksi,
dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thimking).
9. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi guru
mengacu pada kompetensi dasar dan indikator hasil belajar yang ditentukan

55

205

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal

37

10. Guru dan siswa sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan
menilai kemajuan belajar.
11. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara siswa yang
pandai dan kurang pandai.
12. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar
siswa.
Adapun keuntungan penggunaan portofolio matematika secara khusus
menurut Stenmark antara lain sebagai berikut:56
1. Memberikan bukti perkerjaan atau perbuatan berdasarkan pengetahuan
yang sesungguhnya telah diperoleh.
2. Penilaian catatan atau memberikan gambaran tentang program matematika
yang perlu ditekankan.
3. Catatan kemajuan siswa dalam jangka waktu lama mencerminkan
pembelajaran yang cukup lama
b. Adapun kekurangan penilaian melalui portofolio antara lain sebagai berikut.57
1. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra
2. Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibanding dengan bentuk
penilaian yang lain.
3. Ada kecenderungan guru hanya memperlihatkan pencapaian akhir sehingga
proses penilaian kurang mendapat perhatian.
4. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented,
kemungkinan besar inisiatif dan kreatifitas siswa akan terbelenggu sehingga
penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik.
5. Orang tua siswa sering berpikir skeptik karena laporan hasil belajar anaknya
tidak berbentuk angka.
6. Penilaian portofolio masih relative baru sehingga banyak guru, orang tua,
dan siswa yang belum mengetahui dan memahaminya.
7. Tidak tersedianya kriteria penilaian yang jelas
Budi Susanto, “ Penilaian Portofolio Dalam Matematika” , (Jurnal Pendidikan
Matematika , 2007), hal 35, http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/811/224, di
akses tanggal 14-12-16 pukul 17.00
57
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hal
205
56

38

8. Analisis terhadap penialain portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat
dikuranginya penggunaan angka.
9. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional
10. Dapat menjebak siswa jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap
dan detail.
Contoh tugas-tugas yang di ambil oleh peneliti mengambil dari teori
Budi Susanto, karena contoh tugas portofolio dalam materi matematika jarang
ditemukan dan peneliti hanya menemukan dua pendapat yaitu dari Budi
Susanto dan Muhammad Isnaini. Pada dasarnya dua pendapat tersebut memang
sama, oleh karena itu peneliti memilih pendapat dari Budi Susanto. Untuk
langkah-langkah dalam penerapan kegiatan dengan Assessment portofolio
peneliti mengambil teori dari Anthoni J. Nitko, karena peneliti hanya
menemukan dua pendapat dari Fitria Lestari dan Anthoni J. Nitko dimana dari
dua pendapat tersebut menentukan langkah-langkah yang sama.

D. Tinjauan Materi
1. Sisi dan sudut segitiga
Pada gambar segitiga ABC disamping, garis AB, BC, dan
AC disebut sisi segitiga. Jadi, ∆ABC mempunyai tiga buah

C

sisi yaitu, sisi AB, sisi BC, dan sisi AC. Selain itu, pada
segitiga juga terdapat sudut. Sudut-sudut pada

∆ABC

adalah

C atau

A atau

BAC,

B atau

ABC, dan

A

ACB. Setiap segitiga memiliki tiga buah sudut.

B

2. Alas dan tinggi segitiga
C

Perhatikan gambar berikut!
C

Gambar 1

Gambar 2

Tin
ggi
A

Alas

B

A

B

39

Dari kedua gambar tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa:
“Alas segitiga merupakan sisi dari segitiga tersebut. Dan tinggi segitiga harus
tegak lurus dengan alas dan melalui titik sudut yang berhadapan dengan alas.
3. Jenis-jenis segitiga
Jeni-jeniss suatu segitiga dapat ditinjau berdasarkan: (1) panjang sisisisinya, (2) besar sudut-sudutnya, dan (3) panjang sisi dan besar sudutnya.
a. Jenis segitiga berdasarkan dari panjang sisi-sisinya.
1. Segitiga semabarang, yaitu segitiga yang ketiga sisinya tidak sama panjang.
C

∆ABC

disamping

adalah

segitiga

sembarang. Karena panjang AB, BC, dan
B

A

AC tidak sama.

2. Segitiga sama kaki, yaitu segitiga yang memiliki dua buah sisi yang sama
C

panjang.
∆ABC disamping adalah segitiga sama kaki.
A

B

Karena pangajang sisi AC = CB

3. Segitiga sama sisi, yaitu segitiga yang ketiga sisinya sama panjang.
C

∆ABC disamping adalah segitiga sama
sisi, karena sisi AB=AC=BC
A

B

b. Jenis segitiga berdasarkan dari besar sudut-sudutnya.
1. Segitiga lancip, yaitu segitiga yang ketiga sudutnya merupakan sudut lancip.
R

∆PQR disamping adalah segitiga lancip. Karena
P

P, Q, dan R adalah sudut-sudut lancip, lebih
tepatnya ukuran sudut kurang dari

Q

.

2. Segitiga siku-siku, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya siku-siku.
C

∆ABC disamping adalah segitiga siku-siku.
Karena
A

B

A merupakan sudut siku-siku, lebih

40

tepanya ukuran sudutnya adalah

.

3. Segitiga tumpul, yaitu segitiga yang salah satu sudutnya tumpul.
Q

∆PQR disamping adalah segitiga tumpul. Karena
R merupakan sudut tumpul, lebih tepatnya
R

P ukuran sudutnya lebih dari

.

4. Sifat-sifat segitiga.
Segitiga istimewa merupakan segitiga yang memiliki sifat-sifat khusus
(istimewa), baik mengenai hubungan panjang sisi-sisinya maupun hubungan
besar sudut-sudutnya. Yang termasuk segitiga istimewa adalah segitiga sikusiku, segitiga sama kaki, dan segitiga sama sisi.
a. Segitiga siku-siku, dapat dibentuk dari persegi panjang. Persegi panjang
memiliki empat buah sudut yang sama besar yang masing-masing merupakan
sudut siku-siku, dan sisi yang berhadapan sama panjang. C
A= B= C= D=

D

.

AB = DC dan AD = BC
A

B

b. Segitiga sama kaki, jika dua buah segitiga siku-siku yang kongruen
diletakkan sehingga salah satu sisi siku-sikunya berhimpit, maka akan
terbentuk segitiga sama kaki seperti tamapak pada gambar dibawah ini.
gambar 1

gambar 2

c. Segitiga sama sisi, yaitu jika segitiga di potong dengan mengambil titik tenga
antara gari maka akan selalu menghasilkan potongan-potongan segitiga kecil
yang sama.

41

5. Keliling dan luas segitiga
a. Keliling segitiga
Keliling suatu segitiga adalah jumlah panjang sisi segitiga. Perhatikan gamabr
berikut.

C
a cm

b cm

Keliling ∆ABC = AB + AC + BC
K = c+ b+ a
B

A

= a+ b+ c

c cm

Jadi, rumus keliling (K) sigitiga dengan panjang sisi a cm, b cm, dan c cm
adalah: K = a + b + c.
Contoh soal:
Hitunglah keliling segitiga yang panjang sisinya 8 cm, 10 cm, dan 12 cm!
Jawab:
K=a+b+c
= 8 + 10 + 12
= 30
Jadi, keliling segitiga tersebut adalah 30 cm.
b. Luas segitiga
C

Luas segitiga =

.

Dengan catatn tinggi segitiga adalah garis yang
t cm

A

D
a cm

tegak lurus dengan alasnya.
B

Pada ∆ABC , tingginya CD dan alasnya AB.
Luas ∆ABC =

.

Jika AB = a cm dan CD = t cm, maka luas segitiga
L=

.

Contoh soal:
Hitunglah luas segitiga dengan panjang alas = 15 cm, dan tinggi = 10 cm!

42

Jawab:
Alas = 15 cm, maka a = 15. Dan tinggi = 10 cm, maka t = 10
L=
=
L=
Jadi, luas segitiga tersebut adalah
6. Jumlah sudut-sudut segitiga
Jumlah sudut-sudut setiap segitiga adalah 3, dimana masing-masing
jumlah sudut tersebut jika dijumlahkan akan berjumlah 180◦.
Contoh soal:
a. Besar sudut-sudut suatu segitiga 40◦ dan 60◦. Hitunglah besar sudut ketiga!
Jawab:
Yang dimaksud sudut ketiga adalah sudut yang satu lagi (yang lainnya).
Karena jumlah sudut-sudut segitiga = 180◦, maka
Besar sudut ketiga = 180◦ ─ (40◦ + 60◦)
= 180◦ ─ 100◦
= 80◦
b. Besar sudut-sudut ∆ABC adalah
Hitunglah (a) nilai x dan (b) besar
Jawab:

(a)

dan
!

43

(b)

7. Sudut luar dan sudut dalam suatu segitiga
Perhatikan gambar berikut!

Sudut luar adalah sudut yang dibentuk oleh salah satu sisi segitiga dan
perpanjangan sisi lainnya. Pada gambar diatas

disebut sudut luar.

disebut sudut dalam.
saling berpelurus maka:
………………………….(1)
Jumlah sudut-sudut segitiga =

, maka:

……….……………...(2)
Dari bentuk persamaan 1 dan 2 di atas didapat;

Karena bentuk ruas kanan kedua persamaan di atas sama , maka nilai ruas
kirinya juga harus sama, sehingga:

. Jadi dapat

disimpulkan.
“Besar sudut luar suatu segittiga sama dengan jumlah dua sudut dalam yang
tidak berpelurus dengan sudut luar itu”.

44

Contoh soal:
Hitunglah besar sudut a pada gambar berikut.

Penyelesaian:
a. a =

b.

=

E. Implementasi Assessment Berbasis Portofolio Pada Materi Segitiga
Implementasi dalam penelitian ini hal pertama yang akan dilkukan oleh
peneliti adalah melakukan persiapan. Dimana dalam persiapan peneliti
menyiapakan hal-hal yang akan digunakan penelitian seperti halnya menyiapkan
tugas-tugas apa saja yang akan diberikan pada siswa sekaligus membuat
pedoman penskoran atau penilaian. Dalam hal ini peneliti menggunakan
pendapat Anthoni J. Nitko dan menambahkan satu poin yaitu refleksi diri atau
sering disebut self Assessment, karena dalam kegiatan refleksi diri ini sangat
penting untuk siswa dalam melakukan penilaian terhadap diri sendiri. Langkahlangkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Langkah-langkah penerapan Assessment (penialain) portofolio
No.
1.

Langkah-langkah penerapan
Indikator
penilaian portofolio
Menentukan
tujuan a. Penilaian dilakukan untuk memantau proses dan hasil
dilakukannya
Assessment
pembelajaran siswa selama mengikuti kegiatan belajar
portofolio yaitu;
mengajar.
b. Penilaian ini digunakan untuk menunjukkan penilaian
pada akhir pembelajaran
c. Siswa dapat menghitung keliling dan luas bangun
segitiga dan segi empat serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.

45

d. Portofolio ini akan dipakai untuk penilaian formatif dan
sumatif.
a. Uraian tertulis hasil kegiatan praktik atau penyelidikan
matematika, yaitu dalam LKS aktifitas 3, siswa diminta
untuk menganalisa jumlah sudut pada segitiga dari
potongan-potongan kertas yang telah mereka beri tanda
pada masing-masing sudut.
b. Gambar atau laporan hasil pengamatan siswa berkaitan
dengan pelajaran matematika, siswa diberikan tugas
berupa jurnal belajar diman siswa ditugaskan untuk
mencatat apa yang telah dipelajari pada akhir
pembelajaran pada materi segitiga.
c. Uraian dan diagram alur dari proses pemecahan masalah
matematika, Laporan hasil penyelidikan tentang
hubungan antar konsep dan prinsip dalam matematika.
Siswa diminta untuk mengamati penemuan konsep luas
segitiga dalam LKS aktifitas 1.
d. Penyelesaian soal-soal pengayaan atau soal terbuka
tentang segitiga. Siswa diberikan kuis pada materi luas
dan keliling segitiga dalam LKS aktifitas 2.
e. Hasil pekerjaan matematika yang dibuat atas keinginan
siswa sendiri yang berkaitan dengan pelajaran
matematika di sekolah. Siswa diberikan tugas untuk
membuat soal dan memberikan jawabannya sendiri
dalam LKS aktifita 4.
Diberikan rubrik penilaian untuk setiap tugas sekaligus
rubrik penilaian secara umum untuk menyimpulkan hasil
kegiatan belajar mengajar.

2.

Menentukan isi portofolio.
Isi
portofolio
harus
menunjukkan
kemampuan
siswa
sesuai
dengan
kompetensi yang diharapkan.
Dimana isi portofolio dalam
penelitian ini berupa tugastugas yang diberikan oleh
peneliti.
Peneliti
menggunakan teori dari Budi
Susanto, contoh pekerjaan
siswa yang akan diberikan
adalah

3.

Menentukan
kriteria
penialain atau pedoman
penilaian sekaligus format
penilaian.
Menentukan
Hanya siswa dan guru yang terlibat dalam penilaian
pengorganisasian penilaian.
Mempraktekan
penilaian Penilaian dipraktekkan dengan diberikan beberapa tugas
portofolio
oleh guru secara bertahap yaitu dimulai dari tugas 1 dalam
LKS aktifitas 1, tugas 2 siswa mengisi jurnal belajar siswa
dst.
Menilai
pelaksanaan Tiap tugas akan dinilai secara keseluruhan hingga
portofolio secara umum.
menghasilkan suatu kesimpulan yaitu hasil akhir belajar
siswa.
Refleksi penilaian portofolio. Siswa diberikan pertanyaan tentang perasaan siswa selama
pembelajaran dengan Assessment berbasis portofolio. Hal
ini akan memunculkan argument dari siswa tentang hal
apa yang disuka atau yang tidak disukai. Dimana
pertanyaan tersebut sudah tercantum dalam lembar
refleksi diri.

4.
5.

6.

7.

Aspek yang akan dinilai dalam penelitian ini mengambil beberapa dari
pendapat Stenmark, peneliti hanya mengambil beberapa aspek dikarenakan
terbatasnya waktu dalam penelitian. Selain itu juga dikarenakan aspek yang pilih
memang sesuai tugas yang akan diberikan pada siswa. Aspek tersebut adalah

46

pemahaman permasalahan (Problem Comprehension), Penyelesaian (Solutions),
Pembelajaran Matematika (Mathematical Learning), Asesmen diri (SelfAssessment). Setelah penerapan Assessment tersebut, akan diberikan soal yang

akan digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa. Dan juga
diharapkan siswa dapat termotivasi dengan dilakukan Assessment portofolio ini,
karena Assessment ini dapat memandu siswa menuju perbaikan pembelajaran
secara terus-menerus.
Sebelum penerapan berlangsung peneliti juga menyiapkan perangkat
pembelajaran berupa RPP yang menjelaskan alur kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan Assessment portofolio. Dan sebelum dimulai, siswa dijelaskan
alur penilaian atau langkah-langkah dalam penerapannya. Selain itu, untuk
melihat berlangsunya kegiatan belajar mengajar sesuai RPP.

F. Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berjudul “Hubungan Antara
Assessment Berbasis Portofolio terhadap Hasil Belajar Matematika pada Materi

Segitiga Kelas VII SMPN 2 Ngunut”. Mempunyai kesamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Zuhrotul Badriyah dan Abd. Ghafur yaitu sama
menggunakan teknik penilaian portofolio dan juga terdapat perbedaan dengan
penelitian yang terdulu. Dimana penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotul
Badriyah berjudul “Efektivitas Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Pokok Relasi Dan Fungsi”.58 Dimana penelitian ini
menunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian portofolio dapat meningkatkan hasil
58

Zuhrotul Badriyah, Efektivitas Penilaian Portofolio terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Pokok Relasi Dan Fungsi, (Semarang: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2010), hal
72, http://eprints.walisongo.ac.id/3216/, diakses pada tanggal 3-11-16 pukul 11.30

47

belajar serta pemahaman terhadap materi, dan perhatian siswa dalam belajar.
Berdasarkan hasil tersebut disarankan untuk menerapkan penilaian portofolio
guna meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Relasi dan Fungsi.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Abd. Ghafur “Pengaruh
Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Keterampilan Proses Sains pada
Konsep Laju Reaksi Kimia”.59 Dimana penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan penilaian portofolio dapat memberi pengaruh yang signifikan dalam
penggunaan penilaian portofolio terhadap kemampuan keterampilan proses sains
siswa serta meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains siswa pada
materi kimia.
Perbedaan dan persamaan lebih terlihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan dengan kajian terdahulu
No. Judul penelitian
1.
Penelitian
sekarang
“Hubungan
Antara
Assessment
Berbasis
Portofolio
terhadap
Hasil
Belajar
Matematika pada Materi
Segitiga
Kelas
VII
SMPN 2 Ngunut”
2.
Penelitian
terdahulu
“Efektivitas Penilaian
Portofolio
terhadap
Hasil
Belajar
Matematika
Materi
Pokok
Relasi
Dan
Fungsi”
3.
Penelitian
terdahulu
“Pengaruh
Penilaian
Portofolio
terhadap
Kemampuan
59

Perbedaan
 Materi yang akan diteliti
oleh peneliti adalah Segitiga
 Objek yang diteliti adalah
siswa kelas VII SMPN 2
Ngunut.

Persamaan
 Jenis
penelitian
Kuantitatif
 Variabel yang diteliti
adalah hasil belajar siswa
 Menggunakan assessment
berbasis potofolio

 Materi yang diteliti adalah
Relasi dan Fungsi
 Objek yang diteliti adalah
siswa kelas VIII MTs. MTs
Nurul Huda Semarang.

 Jenis penelitian
Kuantitatif
 Variabel yang diteliti
adalah hasil belajar siswa
 Menggunakan penilaian
potofolio





Materi yang akan diteliti
adalah Laju Reaksi Kimia
Objek yang diteliti adalah
siswa kelas XI MAN 4

 Menggunakan penilaian
portofolio dalam
melakukan penilaian
 Jenis penelitian yang

Abd. Ghafur, Pengaruh Penilaian Portofolio terhadap Kemampuan Keterampilan
Proses Sains pada Konsep Laju Reaksi Kimia, (Jakarta: Skripsi tidak diterbitkan, 2007), hal 97,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16657/1/abd%20ghafur-fitk, di akses
pada tanggal 27-12-16 pukul 15:40

48

Keterampilan
Proses
Sains pada Konsep Laju 
Reaksi Kimia”

Model Jakarta
Variabel yang diteliti
adalah kemampuan
keterampilan siswa

digunakan adalah
kuantitatif yang
menggunakan model
quasi eksperiment

G. Kerangka Berfikir Penelitian
Seringnya perubahan kurikulum pendidikan yang berlaku di Indonesia,
dimana tujuan perubahan kurikulum tersebut adalah meningkatkan kualitas guru
dan siswa. Yang dimaksud kaulitas disini adalah cara mengola

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 8

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 7

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 19

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

HUBUNGAN ANTARA ASSESSMENT BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERSEGI, PERSEGI PANJANG DAN JAJARGENJANG SISWA KELAS VII SMPN 2 NGUNUT TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17