Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan media yang memiliki informasi penting

mengenai kondisi finansial perusahaan yang dapat menggambarkan prospek
perusahaan dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

Pihak – pihak yang

berkepentingan seperti : pemilik perusahaan, kreditur, investor, pemerintah, dan pihak
lain yang terkait (stakeholders) dapat menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan yang akan digunakan untuk proses pengambilan keputusan.

Pihak

eksternal membutuhkan informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai
pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan.


Maka, kebutuhan akan

pentingnya keandalan informasi inilah yang mendorong dibutuhkannya jasa pihak
ketiga yaitu auditor independen untuk memberi jaminan bahwa laporan keuangan
yang disajikan manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusankeputusan yang diambil oleh para pengguna laporan keuangan tersebut.
Sesuai dengan PSA No. 2 SA Seksi 110 (SPAP, 2001), dinyatakan bahwa
auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas
dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

1
Universitas Sumatera Utara

Auditor independen inilah yang memberikan pendapat mengenai kewajaran atas
penyajian laporan keuangan, serta kesesuaiannya dengan prinsip - prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI (2011)
paragraf 290.8 disebutkan bahwa
sikap mental independen tersebut harus meliputi independensi dalam

pemikiran dan independensi dalam penampilan. Independensi dalam
pemikiran merupakan mental yang memungkinkan pernyataan pemikiran
yang tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mengganggu pertimbangan
profesional, yang memungkinkan seorang individu untuk memiliki integritas
dan bertindak secara objektif serta menerapkan skeptisme profesional.
Sedangkan independensi dalam penampilan merupakan sikap yang
menghindari tindakan atau situasi yang dapat menyebabkan pihak ketiga
(pihak yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi
yang relevan, termasuk pencegahan yang ditetapkan) meragukan integritas,
objektifitas atau skeptisme profesional dari anggota tim assurance, KAP atau
jaringan KAP.
Manajemen perusahaan memerlukan auditor yang berkualitas yaitu auditor
yang tidak hanya memiliki sikap mental independen tetapi juga harus mematuhi kode
etik Ikatan Akuntan Publik, bersikap profesional dan mampu memenuhi tuntutan
pertumbuhan perusahaan yang cepat. Sehingga auditor diharapkan akan mampu
memberikan kontribusi yang baik bagi kantor akuntan publik dan memberikan
pelayanan yang optimal bagi kliennya.
Independensi auditor akan mulai diragukan ketika ada hubungan kerja yang
panjang antara Kantor Akuntan Publik dan klien.


Hal ini dapat menyebabkan

perusahaan merasa “nyaman” dengan hubungan kekeluargaan yang terjalin secara
berlebihan antara auditor dengan pihak manajemen perusahaan yang dapat

2
Universitas Sumatera Utara

mengancam independensinya dan mengakibatkan kinerja auditor akan menurun
sehingga kualitas serta kompetensi auditor saat mengevaluasi bukti audit juga ikut
menurun.

Salah satu usaha yang dilakukan untuk mencegah agar independensi

auditor tidak terganggu karena hubungan yang terlalu lama dekat dengan klien yaitu
dengan membuat ketentuan pergantian Kantor Akuntan Publik dan auditor secara
wajib (mandatory).
Kewajiban rotasi auditor yang bersifat mandatory (wajib) diatur oleh
pemerintah Indonesia dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
17/PMK.01/2008 mengenai “Jasa Akuntan Publik”. Diantaranya adalah, pertama,

pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut – turut oleh kantor akuntan
dan tiga tahun berturut – turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama
(pasal 3 ayat 1). Kedua, akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali
penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang
diatas (pasal 3 ayat 2 dan 3).
Salah satu hal yang melatarbelakangi pemerintah mengatur kewajiban rotasi
audit adalah karena adanya kasus KAP Arthur Anderson dengan kliennya Enron.
Suparlan (2010) menyebutkan bahwa KAP Arthur Anderson di Amerika Serikat pada
tahun 2001 mengalami kegagalan. KAP Arthur Anderson sebagai salah satu KAP
besar yang masuk dalam jajaran lima KAP terbesar di dunia atau Big Five terlibat
dalam kecurangan yang dilakukan oleh kliennya yang bernama Enron sehingga gagal
mempertahankan independensinya. Skandal ini melahirkan The Sarbanas Oxley Act
(SOX) pada tahun 2002. Kemudian pesan ini digunakan oleh berbagai negara
3
Universitas Sumatera Utara

termasuk Indonesia untuk memperbaiki struktur pengawasan terhadap KAP dengan
menerapkan pergantian KAP dan auditor secara wajib. Dengan adanya ketentuan
pergantian KAP secara wajib (mandatory) ini, diharapkan dapat meningkatkan
independensi auditor sehingga laporan keuangan auditan dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan sebagaimana mestinya.
Di Indonesia juga pernah terjadi kasus pergantian KAP yaitu pada tahun 2002
PT Kimia Farma Tbk melakukan beauty contest untuk memilih auditor pengganti
Hans Tuanakotta & Mustofa setelah pemegang saham secara formal menyetujui
rencana penggantian auditor itu hari ini. Penggantian auditor HTM tersebut,
merupakan instruksi mendadak dari pemegang saham berkaitan adanya dugaan mark
up dalam laporan keuangan perseroan tahun buku 2001. Menneg. BUMN Laksamana
Sukardi sebelumnya meminta agar BUMN yang saat ini diaudit HTM untuk menarik
diri. CEO HTM Theodorus Tuanakotta mengaku belum dapat berkomentar soal
pernyataan Menneg BUMN, karena dirinya belum bertemu dengan Laksamana
Sukardi atau pejabat lain dari Kantor Menneg BUMN (CBNPortal.com). Namun,
kasus tersebut belum ada kejelasan mengenai siapa yang sebenarnya bersalah, pihak
auditor atau pihak perusahaan. Sebab, terdapat pernyataan yang berbeda – beda di
setiap koran yang terbit pada saat itu dan membahas kasus tersebut.
Berdasarkan kedua kasus tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tentang
pergantian KAP. Selain pergantian KAP secara wajib (mandatory) ada juga beberapa
perusahaan yang melakukan pergantian KAP yang bersifat voluntary (sukarela), hal
ini dilakukan karena adanya faktor – faktor yang kemungkinan berasal dari sisi
4
Universitas Sumatera Utara


auditee, misalnya Initial Public Offering, kesulitan keuangan yang dialami
perusahaan, perubahan kepemilikan, atau manajemen yang gagal. Kemungkinan juga
terjadi karena faktor dari auditor, misalnya ketidakpercayaan auditor terhadap
manajemen, fee audit, kualitas auditor, dan sebagainya.
Myers et al. (2003) menyatakan kewajiban rotasi auditor penting jika kualitas
laba dan kualitas audit memburuk. Pengawasan auditor atas pengelolaan perusahaan
selama satu periode akuntansi menjadi alat yang penting bagi investor untuk
mendapatkan jaminan atas kewajaran laporan keuangan. Namun Nasser et. al (2006)
bependapat

bahwa pergantian

Kantor

Akuntan Publik

yang

sering


akan

mengakibatkan peningkatan fee audit. Karena ketika auditor pertama kali diminta
mengaudit satu klien, yang pertama kali harus mereka lakukan adalah memahami
lingkungan bisnis klien dan risiko audit klien. Bagi auditor yang sama sekali tidak
paham dengan kedua masalah tersebut, maka biaya start up menjadi tinggi dan
berakibat menaikan fee audit.
Pratitis (2012) juga menyatakan bahwa terjadinya rotasi Kantor Akuntan
Publik yang cukup sering akan berakibat pada sisi klien, yaitu auditor yang
melaksanakan tugas audit di perusahaan klien di tahun pertama akan menganggu
kenyamanan kerja karyawan, dengan bertanya semua persoalan tentang perusahaan
yang seharusnya tidak dilakukan apabila audior tidak berganti.
Dari beberapa akibat negatif tersebut, seharusnya perusahaan lebih
mempertimbangkan resiko yang akan didapat sebelum mengambil keputusan untuk
melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik secara voluntary. Hal ini dikarenakan
5
Universitas Sumatera Utara

jika perusahaan sering melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik secara voluntary

hanya akan merugikan perusahaan itu sendiri. Kecuali jika pergantian Kantor
Akuntan Publik secara voluntary ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan,
misalnya karena faktor-faktor tertentu yang memang mendorong perusahaan untuk
melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik secara voluntary agar hasil audit
perusahaan tersebut menjadi lebih baik.
Febrianto (2009) menyatakan bahwa pergantian Kantor Akuntan Publik
secara voluntary ini terjadi karena adanya dua hal yaitu auditor mengundurkan diri
atau auditor dipecat oleh klien. Jika terjadi pergantian KAP oleh perusahaan diluar
ketentuan yang telah ditetapkan maka akan menimbulkan pertanyaan bahkan
kecurigaan dari investor sehingga penting untuk diketahui faktor penyebabnya.
Perusahaan yang melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik secara voluntary
(sukarela) dimungkinkan terjadi keadaan yang tidak normal sehingga menyebabkan
terjadinya pergantian Kantor Akuntan Publik yang patut untuk diteliti.
Penelitian ini meneliti faktor-faktor yang memengaruhi pergantian Kantor
Akuntan Publik secara voluntary yaitu reputasi kantor akuntan publik, ukuran
perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, return on equity dan financial distress.
Terdapat research gap atau ketidakkonsistenan hasil yang terjadi pada
penelitian–penelitian terdahulu, yaitu menurut penelitian Wijaya (2011) menunjukkan
bahwa opini auditor dan ukuran KAP memiliki pengaruh terhadap auditor switching
secara voluntary, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Astrini (2013) yang


6
Universitas Sumatera Utara

menyatakan bahwa reputasi auditor, pergantian manajemen, financial distress dan
opini akuntan tidak berpengaruh terhadap auditor switching secara voluntary.
Astrini (2013) meneliti bahwa variabel independen yang mempengaruhi
auditor switching secara voluntary adalah audit tenure. Sedangkan menurut
penelitian Olivia (2014) menunjukkan bahwa opini going concern, financial distress,
dan audit tenure tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Berdasarkan uraian tersebut, alasan penyusunan skripsi dengan judul
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN
KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN
PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BEI” adalah untuk memperoleh bukti
empiris tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pergantian KAP pada
perusahaan Real estate dan properti yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 – 2013
oleh pihak klien itu sendiri dan pihak auditor diluar dari peraturan wajib yang
dikeluarkan oleh pemerintah.

1.2


Perumusan Masalah
Dari latar belakang dan motivasi yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian

ini bermaksud menguji ”Apakah reputasi Kantor Akuntan Publik, ukuran perusahaan
klien, pertumbuhan perusahaan, return on equity dan financial distress berpengaruh
terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik baik secara parsial maupun secara
simultan pada perusahaan Real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?”.
7
Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan penulis
melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh reputasi Kantor
Akuntan Publik, ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, return on
equity dan financial distress terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik baik

secara parsial maupun secara simultan pada perusahaan Real estate dan
properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan akuntansi
khususnya dalam bidang auditing mengenai pergantian Kantor Akuntan
Publik secara voluntary
2. Bagi Auditor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi praktik bagi
auditor dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan klien
melakukan pergantian KAP serta sebagai referensi agar auditor dapat
selalu menjaga profesionalitas serta independensinya saat melakukan
hubungan kerja dengan klien.

8
Universitas Sumatera Utara

3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan penulis mengenai kajian dalam bidang akuntansi, khususnya
auditing.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang
akan datang serta dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan
penelitian terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perusahaan dalam melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik.

9
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Period

1 7 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 17

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 9

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 17

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 20

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 2

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 15