Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1 Teori Agensi
Terjadinya konflik kepentingan antara principal dan agent menyebabkan
tujuan keduanya menjadi tidak sejalan, sehingga menimbulkan masalah agensi.
Manajer yang berperan sebagai agent mempunyai tanggung jawab moral untuk
mengoptimalkan kepentingan principal, namun disisi lain manajer juga ingin untuk
memaksimumkan kesejahteraan dan kepentingannya. Sehingga terdapat kemungkinan
agent tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik principal.
Dari perilaku mengutamakan kepentingan pribadi ini akan menimbulkan
biaya agensi. Maka dalam hal ini, auditor, yaitu pihak independen yang berpegang
pada standar audit yang ditetapkan oleh IAI dan yang mematuhi kode etik profesi,
berperan sebagai penengah kedua belah pihak (agent dan principle) yang berbeda
kepentingan untuk mengurangi dan mencegah biaya agensi tersebut. Nasser et.al,
2006 menyatakan bahwa semakin besar perusahaan yang diaudit memiliki
kompleksitas operasi dan peningkatan pemisahan antara principal dan agent,

sehingga membutuhkan perusahaan audit dengan independensi tinggi untuk
mengurangi biaya keagenan.

10
Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Signalling Theory
Teori sinyal memusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai informasi. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu

pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan
investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.
Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat
menjadi signal bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah
laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan
informasi non akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan
keuangan misalnya pergantian kantor akuntan publik. Laporan tahunan hendaknya
memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap

penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar.
Semua investor memerlukan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap
perusahaan sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi
investasi dengan preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin
sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan harus melakukan pengungkapan
laporan keuangan secara terbuka dan transparan.

11
Universitas Sumatera Utara

2.1.3 Regulasi Rotasi Kantor Akuntan Publik
Kewajiban pergantian Kantor Akuntan Publik oleh perusahaan diatur dalam
peraturan pemerintah yaitu Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003
pasal 2. Peraturan tersebut mengatur mengenai pemberian jasa audit umum atas
laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik.
Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dapat dilakukan KAP paling lama
untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling
lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Kemudian peraturan tersebut diganti
dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008
Pasal 3 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan tersebut menyatakan bahwa

pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan suatu entitas dapat dilakukan oleh
Kantor Akuntan Publik paling lama enam tahun buku berturut – turut. Sementara
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan oleh seorang Akuntan Publik
paling lama tiga tahun buku berturut – turut (Pasal 3 ayat 1). Kemudian Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik dapat menerima kembali penugasan audit umum
untuk klien setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit umum atas laporan
keuangan klien yang sama (Pasal 3 ayat 2 dan 3).
Penelitian ini dilakukan pada periode waktu 2008 – 2013. Dengan demikian,
peraturan yang dipakai adalah peraturan mulai tahun 2008 yaitu Peraturan Menteri
Keuangan Tahun Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 Pasal 3 tentang “Jasa
Akuntan Publik”.

12
Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Pergantian KAP secara voluntary
Perkembangan profesi akuntan publik sangat dipengaruhi oleh perkembangan
perusahaan pada umumnya. Semakin banyak perusahaan public yang beroperasi,
maka akan semakin banyak pula jasa akuntan publik yang diperlukan. Dikarenakan
kondisi tersebut, KAP akan saling bersaing untuk berusaha mendapatkan klien

dengan memberikan jasa audit sebaik mungkin (Divianto, 2011).
Pergantian Kantor Akuntan Publik dapat bersifat mandatory atau voluntary.
Pergantian Kantor Akuntan Publik secara mandatory merupakan pergantian Kantor
Akuntan Publik dan auditor yang dilakukan perusahaan karena adanya peraturan yang
mewajibkan perusahaan tersebut mengganti auditornya dalam jangka waktu tertentu.
Sebaliknya, Pergantian Kantor Akuntan Publik yang bersifat voluntary merupakan
tindakan yang dilakukan perusahaan untuk mengganti auditornya ketika tidak ada
peraturan yang mewajibkannya untuk mengganti auditor.
Pergantian Kantor Akuntan Publik dapat disebabkan oleh faktor dari klien
atau faktor dari auditor. Faktor dari klien diantaranya adalah ukuran klien,
pertumbuhan perusahaan, dan financial distress. Sementara faktor dari auditor adalah
ukuran KAP dan opini audit. Ketika klien mengganti auditornya pada saat tidak ada
aturan yang mengharuskannya (secara voluntary), yang terjadi adalah salah satu dari
dua hal: auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien. Karena alasan
pengunduran diri auditor atau pemecatan auditor, fokus yang menjadi masalah adalah
pada pihak klien yang mana menyebabkan voluntary auditor switching (Wijayani,
2011).
13
Universitas Sumatera Utara


Jika alasan switching tersebut adalah karena ketidaksepakatan atas praktik
akuntansi tertentu, maka diekspektasi klien akan pindah ke auditor yang sepakat
dengan klien (Febrianto, 2009).

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik
2.1.5.1 Reputasi Kantor Akuntan Publik
Reputasi Kantor Akuntan Publik dihasilkan dari prestasi yang diciptakan
auditor sehingga menghasilkan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama
besar yang dimiliki auditor tersebut. Krishnamurthy et al. (2002) menyatakan bahwa
auditor bereputasi mampu menjalankan audit dengan kualitas yang lebih baik dan
memberikan keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang
diaudit. Sehingga Manajer akan melibatkan auditor bereputasi tinggi sebagai bagian
dari strategi untuk membangun reputasi atas kredibilitas pelaporan keuangan.
Dua kekuatan utama yang memotivasi auditor untuk memberikan kualitas
audit adalah a litigation/insurance incentive dan a reputation incentive. Berdasarkan
motif pertama, jika auditor secara hukum bertanggung jawab atas kegagalan audit,
mereka akan memberikan kualitas audit untuk menghindari biaya litigasi.
Berdasarkan motif kedua, auditor memiliki insentif reputasi untuk menghindari
kegagalan pemeriksaan karena kualitas audit bernilai bagi klien dan berharga bagi
reputasi auditor dalam dunia jasa audit. Dalam pandangan ini, klien akan berpindah

ke auditor lain ketika reputasi sebuah perusahaan audit memburuk. (Skinner, 2012)

14
Universitas Sumatera Utara

KAP besar atau KAP Big 4 dipandang akan melaksanakan proses audit
dengan lebih berkualitas jika dibandingkan dengan KAP kecil atau KAP Non- Big 4.
Hal ini disebabkan karena KAP Big 4 memiliki reputasi yang telah dianggap baik
oleh masyarakat menyebabkan KAP Big 4 akan melakukan audit dengan lebih
berhati-hati. Sehingga auditor Big 4 akan berusaha secara sungguh-sungguh
mempertahankan pangsa pasar, kepercayaan masyarakat, dan reputasinya dengan cara
memberi perlindungan kepada publik. Jika auditor ini tidak dapat mempertahankan
reputasinya maka masyarakat tidak memberi kepercayaan terhadap auditor Big 4
sehingga auditor ini akan hilang dengan sendirinya

KAP dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: The Big Four Firms dan NonBig Four Firms.
a. The Big Four Firms
Kelompok

ini


terdiri

dari

Deloitte,

Ernst

&

Young,

KPMG

dan

PricewaterhouseCoopers. Perusahaan audit ini memiliki jaringan global dengan
perusahaan afiliasi. The Big Four memiliki kerja sama dengan pihak-pihak diluar
negeri, tidak hanya lingkup nasional tapi juga internasional.. Menurut Andra (2012)

kategori The Big Four di Indonesia yaitu:
1. KAP Deloitte Touche Thomatsu (Deloitte), bekerjasama dengan KAP Osman
Bing Satrio &Rekan.
2. KAP Ernest & Young (E & Y), bekerjasama dengan KAP Purwanto, Sarwoko
& Sandjaja dan Purwantono, Suherman & Surja

15
Universitas Sumatera Utara

3. KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG), bekerjasama dengan KAP
Sidharta & Widjaja.
4. KAP Pricewaterhouse Coopers (PwC), bekerjasama dengan KAP Haryanto
Sahari & Rekan dan Tanudiredja, Wibisana & Rekan.
b. Non-Big Four Firms
Terdapat perusahaan lapis kedua yang disebut second-tier accounting firms
yang memiliki jaringan internasional, meskipun tidak cukup besar seperti jaringan
Big Four. Menurut Tuanakotta, yang termasuk pada second-tier accounting firms
yaitu BDO Seidmana, Grant Thornton, McGladrey & Pullen, dan Crowe Chizek.

2.1.5.2 Ukuran Perusahaan Klien

Pada perusahaan yang memiliki ukuran besar, biasanya tersedia juga
informasi yang semakin banyak untuk investor dalam pengambilan keputusan terkait
dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut. Abretch dan Richardson (1990)
dan Lee dan Choi (2002) menemukan bahwa perusahaan yang lebih besar pada
umumnya kurang memiliki motivasi untuk melakukan pemerataan laba dibandingkan
perusahaan kecil karena perusahaan besar dipandang lebih kritis oleh pihak luar.
Karena itu diduga bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi besaran laba pengelolaan
perusahaan, dimana jika pengelolaan laba tersebut oportunis maka semakin besar
perusahaan semakin kecil pengelolaan laba, tetapi jika pengelolaan laba efisien maka
semakin besar ukuran perusahaan semakin tinggi pengelolaan labanya. Selain itu,
perusahaan auditee yang besar memerlukan perusahaan audit dengan independensi
16
Universitas Sumatera Utara

tinggi untuk mengurangi biaya keagenan karena kompleksitas operasi mereka dan
peningkatan pemisahan antara principal dan agent.

2.1.5.3 Pertumbuhan Perusahaan
Bisnis yang sedang tumbuh, membutuhkan audit dengan kualitas dan
independensi yang tinggi karena seiring dengan pertumbuhan perusahaan maka

semakin kompleks kegiatan operasionalnya, dan meningkatnya pemisahan antara
manajemen dan pemilik. Dengan demikian, perusahaan yang sedang mengalami
pertumbuhan cenderung mempertahankan auditornya untuk menjaga kualitas audit
dan untuk menekan biaya agensi.

2.1.5.4 Return on Equity
Return on equity merupakan bagian dari rasio profitabilitas yang
memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dana dari pemilik
ataupun investor dalam rangka menghasilkan laba. Mencapai profitabilitas yang
tinggi adalah tujuan utama dari semua perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
Menurut Wijayani dan Januarti (2011) pergantian auditor juga dapat terjadi
karena analisis yang salah tentang kemampuan perusahaan yang dapat dilihat dari
return on assets ataupun return on equity. Berkurangnya kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba tentu bukanlah hal yang diharapkan perusahaan klien

17
Universitas Sumatera Utara

sehingga salah satu alternatif yang digunakan untuk memperbaiki kondisi tersebut

adalah mengganti auditor.

2.1.5.5 Financial Distress
Financial distress merupakan keadaan keuangan perusahaan yang sedang
berada dalam kesulitan. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan – perusahaaan
yang terancam bangkrut karena mempunyai kesulitan keuangan dapat mendorong
perusahaan untuk melaukan pergantian KAP.
Dalam penelitian ini financial distress diproksikan dengan rasio DER (Debt to
Equity Ratio) karena rasio DER menunjukkan stuktur modal perusahaan. Semakin
tinggi rasio DER akan menunjukkan komposisi total utang semakin besar
dibandingkan dengan total ekuitas yang dapat mengakibatkan resiko kesulitan
keuangan perusahaan juga semakin besar (Suparlan dan Andayani, 2010).

2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang

beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada
tabel 2.1

18
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.

Nama Peneliti

Variabel Penelitian

Hasil Penilitian

1

Wijayanti
(2010)

Variabel Independen :
Ukuran KAP, ukuran klien,
tingkat pertumbuhan klien,
financial distress,
pergantian manajemen,
opini audit dan fee audit.

Ukuran KAP dan fee audit
memiliki pengaruh
signifikan terhadap auditor
switching

Variable Dependen :
Auditor switching
2.

Putra
(2011)

Variabel Independen :
Ukuran KAP, ukuran klien,
share growth, pergantian
manajemen, financial
distress, opini audit, return
on equity

Share growth, pergantian
manajemen, financial
distress, return on equity
memiliki pengaruh
signifikan terhadap auditor

Variabel Dependen :
Auditor switching
3.

4.

Mutiara
(2012)

Abdillah
(2013)

Variabel Independen :
Audit tenure, ukuran KAP,
ukuran perusahaan klien,
tingkat pertumbuhan
perusahaan klien, financial
distress, pergantian dewan
komisaris, opini audit
Variable Dependen :
Auditor switching
Variabel Independen :
Kebijakan Dividen, Audit
Tenure, Kepemilikan
Saham Manajemen,
Financial Distress, Jumlah
Dewan Komisaris,

Audit tenure berpengaruh
secara signifikan terhadap
auditor switching

Kebijakan dividen dan audit
tenure berpengaruh
signifikan pada pergantian
KAP

19
Universitas Sumatera Utara

Pergantian Manajemen dan
Opini Going Concern
Variabel Dependen:
Pergantian KAP
5.

Olivia
(2014)

Variable Independen :
Pergantian Manajemen,
ukuran KAP, opini audit,
financial distress,
persentase perubahan ROA
dan ukuran klien

Pergantian manajemen dan
ukuran KAP yang memiliki
pengaruh signifikan
terhadap auditor switching

Variabel Dependen :
Auditor Switching
Sumber : diolah oleh peneliti
Wijayanti, 2010 Data yang digunakan adalah data perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004-2008. Variabel penelitian
yang digunakan adalah ukuran KAP (KAP), ukuran klien (LnTA), tingkat
pertumbuhan klien (ΔS), financial distress (Z), pergantian manajemen (CEO), opini
audit (OPINI), fee audit (FEE), dan auditor switching (SWITCH). Dengan
menggunakan regresi logistik (logistic regression) dengan aplikasi program SPSS 16,
penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh ukuran KAP, ukuran klien, tingkat
pertumbuhan klien, financial distress, pergantian manajemen, opini audit, dan fee
audit terhadap auditor switching. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) ukuran
KAP berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (2) ukuran klien tidak
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (3) tingkat pertumbuhan klien
tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (4) financial distress tidak
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (5) pergantian manajemen tidak

20
Universitas Sumatera Utara

berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (6) opini audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap auditor switching, (7) fee audit berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching.
Putra, 2011 Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang
faktor - faktor yang mempengaruhi perusahaan berpindah kantor akuntan publik pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang
diuji dalam penelitian ini yaitu ukuran KAP (KAP), ukuran klien (LnTA), share
growth (SH_GR), pergantian manajemen (CEO), financial distress (DER), opini
audit tahun sebelumnya (OPINI), dan return on equity (ROE). Data yang digunakan
adalah data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2004-2009. Dengan menggunakan regresi logistik (logistic regression) dengan
aplikasi program SPSS 16, penelitian ini mencoba untuk menguji pengaruh ukuran
KAP, ukuran klien, share growth, pergantian manajemen, financial distress, opini
audit tahun sebelumnya, return on equity terhadap auditor switching. Hasil penelitian
adalah sebagai berikut: (1) ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap
auditor switching, (2) ukuran klien tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor
switching, (3) share growth berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (4)
pergantian manajemen berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (5)
financial distress berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (6) opini audit
tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor switching, (7) return on equity
berpengaruh signifikan terhadap auditor switching.

21
Universitas Sumatera Utara

Mutiara, 2012 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari
ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan klien,
financial distress, audit tenure, dewan komisaris dan jenis opini audit terhadap
auditor switching di Indonesia. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai auditor
switching memperlihatkan hasil-hasil yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian lain
perlu dilakukan untuk menguji ulang teori tentang auditor switching. Metode
pengumpulan data (sampling method) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu metode pengumpulan sampel yang berdasarkan tujuan
penelitian. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel yang diperoleh pada
penelitian ini adalah 150 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek
Indonesia) pada tahun 2008-2010. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode analisis regresi logistic (logistic regression) pada
aplikasi program SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total audit tenure
berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching. Sedangkan faktor – faktor
lain seperti ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan
klien, financial distress, pergantian dewan komisaris dan jenis opini audit tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap auditor switching.
Abdillah, 2013 Independensi Kantor Akuntan Publik semakin dicurigai akan
memudar ketika memiliki hubungan yang lama dengan kliennya. Salah satu cara
untuk menjaga independensitas auditor adalah dengan melakukan pergantian Kantor
Akuntan Publik. Beberapa penelitian terdahulu menunjukan hasil penelitian yang
berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memperoleh bukti empiris
22
Universitas Sumatera Utara

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan go public melakukan
pergantian Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Faktor-faktor yang digunakan antara
lain kepemilikan saham manajemen, kebijakan deviden, financial distress, jumlah
dewan komisaris, pergantian manajemen, opini going concern, dan audit tenure.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada
tahun 2009-2012. Total sampel penelitian ini adalah 116 dengan menggunakan
purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regresi
logistik menggunakan aplikasi program SPSS 16. Hasil dari penelitian ini adalah
kebijakan dividen dan audit tenure berpengaruh signifikan pada pergantian KAP pada
perusahaan manufaktur di Indonesia. Sedangkan faktor lain seperti kepemilikan
saham manajemen, financial distress, jumlah dewan komisaris, pergantian
manajemen dan opini going concern tidak berpengaruh signifikan pada pergantian
KAP pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
Olivia, 2014 Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris opini
going concern, reputasi KAP, financial distress, audit tenure, dan pergantian
menajemen terhadap auditor switching. Auditor switching merupakan perilaku
perpindahan auditor yang dilakukan oleh perusahaan akibat adanya kewajiban rotasi
auditor. Pengumpulan data menggunakan purposive sampling terhadap perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sampai tahun
2012. Sebanyak 40 perusahaan manufaktur yang digunakan sebagai sampel
perusahaan. Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk menguji hipotesis
karena variable independennya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik
23
Universitas Sumatera Utara

(nominal). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen yang
mempengaruhi auditor switching adalah reputasi auditor dan pergantian manajemen.
Sedangkan variabel independen lainnya yaitu opini going concern, financial distress,
dan audit tenure tidak berpengaruh terhadap auditor switching.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulunya yaitu penelitian ini
menggunakan perusahaan real estate dan properti sebagai populasi sampel,
sedangkan sebagian besar dari penelitian terdahulu menggunakan perusahaan
manufaktur sebagai populasi sampelnya. Tahun penelitian ini sebanyak 6 tahun yang
dimulai dari tahun 2008 sampai dengan 2013 yang merupakan tahun terbaru
dipublikasikannya profil dan informasi finansial perusahaan. Variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu reputasi kantor akuntan publik, ukuran
perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, return on equity dan juga financial
distress yang masih belum konsisten hasil yang didapat dari penelitian – penelitian
sebelumnya. Maka, peneliti tertarik untuk meneliti variabel – variabel tersebut
kembali.

2.3

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan

hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang
diteliti, adapun hubungan antara dapat dilihat pada kerangka konseptual pada gambar
berikut :

24
Universitas Sumatera Utara

Reputasi KAP
(X1)
Ukuran Perusahaan
(X2)
Pertumbuhan Perusahaan

PERGANTIAN KAP

(X3)

(Y)

Return on Equity
(X4)
Financial Distress
(X5)

Kerangka penelitian dalam penelitian ini adalah tentang analisis pengaruh
reputasi KAP, ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan, return on equity, dan
financial distress terhadap pergantian kantor akuntan publik baik secara parsial maupun
secara simultan.

Gambar

menyajikan kerangka pemikiran untuk pengembangan

hipotesis pada penelitian ini.

25
Universitas Sumatera Utara

2.4

Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Reputasi KAP Terhadap Pergantian KAP
Banyak anggapan bahwa KAP yang lebih besar (Big 4) biasanya memiliki
reputasi yang lebih baik karena mereka lebih mampu mempertahankan tingkat
independensi daripada rekan-rekan mereka yang lebih kecil karena mereka biasanya
menyediakan berbagai layanan untuk klien dalam jumlah yang besar, sehingga
mengurangi ketergantungan mereka pada klien tertentu (Dopuch, 1984; Wilson dan
Grimlund, 1990 dalam Nasser et al., 2006). Selain itu, KAP yang lebih besar
umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan menikmati
reputasi tinggi dalam lingkungan bisnis dan karena itu, akan berusaha untuk
mempertahankan independensi mereka untuk menjaga image mereka.
Menurut Wijayanti (2010), perusahaan akan lebih memilih KAP dengan
kualitas yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan dan untuk
meningkatkan reputasi perusahaan di mata pemakai laporan keuangan. Berdasarkan
argumen di atas dapat disimpulkan bahwa perusahaan lebih memilih KAP besar yang
dianggap lebih berkualitas dibandingkan KAP kecil. Perusahaan yang telah
menggunakan jasa KAP besar memiliki kemungkinan kecil untuk berganti KAP.
Oleh karena itu, hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
H1: Reputasi KAP memiliki pengaruh terhadap pergantian KAP

26
Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien Terhadap Pergantian Kantor
Akuntan Publik
Penelitian yang menggunakan total aset sebagai dasar untuk ukuran klien,
akan mencari KAP yang dapat menyediakan kualitas audit yang tinggi. Sehingga
dapat dikatakan bahwa biaya audit untuk klien yang kecil mungkin lebih sedikit
dibandingkan klien yang besar. Maka, semakin besar perusahaan maka akan semakin
memiliki keinginan untuk mengganti auditornya dengan auditor yang lebih
berkualitas dari sebelumnya. Sehingga hipotesis yang terbentuk adalah :
H2: Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergantian KAP

2.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Pergantian Kantor
akuntan Publik
Tingkat

pertumbuhan

perusahaan

merupakan

ukuran

seberapa

baik

perusahaan mempertahankan posisi ekonominya baik di dalam industrinya maupun
dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Nabila, 2011). Ketika bisnis mengalami
pertumbuhan, permintaan akan auditor yang indepeden dan berkualitas tinggi untuk
mengurangi biaya agensi dibutuhkan dalam peningkatan ekspansi perusahaan (Nasser
et al., 2006).
Teori agensi menyatakan bahwa adanya konflik dalam hubungan keagenan
dapat menimbulkan biaya agensi. Salah satu biaya agensi yang dimaksud adalah fee
audit. Fee audit pada masa awal pekerjaan auditor akan cukup tinggi karena
diperlukan biaya start-up yang tinggi untuk mengetahui lingkungan bisnis klien
27
Universitas Sumatera Utara

(Wijayanti, 2010). Oleh karena itu, perusahaan yang sedang berusaha menekan biaya
agensi seperti perusahaan yang sedang tumbuh cenderung akan mempertahankan
auditornya. Dengan demikian hipotesisnya dapat dirumuskan:
H3 : Pertumbuhan perusahaan memiliki pengaruh terhadap pergantian kantor
akuntan publik

2.4.4 Pengaruh Return on Equity Terhadap Pergantian Kantor Akuntan
Publik
Return on equity memperlihatkan efektifitas manajemen di dalam mengelola
dana yang bersumber dari dalam perusahaan. Selain itu meningkatnya nilai Return on
equity memperlihatkan terjadinya ketepatan saran atau opini yang disampaikan
auditor, kondisi tersebut memperlihatkan auditor yang digunakan untuk melakukan
proses audit relatif handal sehingga kemungkinan untuk terjadinya pergantian
(switching) auditor.
Semakin tepat (reliable) opini audit yang dipublikasikan auditor tentu akan
memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba sehingga pergantian auditor yang disebabkan oleh buruknya
kinerja relatif tidak terjadi. Dengan demikian hipotesisnya dapat dirumuskan :
H4 : Return on Equity memiliki pengaruh terhadap pergantian kantor akuntan
publik

28
Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Pengaruh Financial Distress Terhadap Pergantian Kantor Akuntan
Publik
Perusahaan klien yang bangkrut dan mengalami posisi keuangan yang tidak
sehat mungkin akan lebih mencari auditor yang memiliki independensi tinggi untuk
meningkatkan kepercayaan dari para pemegang saham dan kreditur serta mengurangi
risiko litigasi daripada posisi keuangan yang sehat (Francis dan Wilson, 1988).
Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia bersifat self
interest, manajemen perusahaan yang sedang mengalami kesulitan keuangan
cenderung akan mencari auditor yang memiliki independensi tinggi untuk
mempertahankan reputasi manajemen serta kepercayaan dari principal. Dengan
demikian hipotesisnya adalah:
H5: Financial distress memiliki pengaruh terhadap pergantian kantor akuntan
publik

29
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) PADA PERUSAHAAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Period

1 7 18

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesi

0 2 17

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 4 17

PENDAHULUAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 9

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 17

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 2

Analisis Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 15