LAPORAN RESMI KIMIA ANORGANIK

LAPORAN RESMI KIMIA ANORGANIK
Nama/Nim

: Muhamad Syaiful Ampri (652015011)

Tanggal Praktikum

: 6 Oktober 2016

Judul

: “Pembuatan Natrium Tiosulfat”

I.

II.

TUJUAN
1. Mepelajari pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya.
2. Menentukan % rendemen.
LANDASAN TEORI

Natrium adalah logam putih perak yang lunak, yang melebur pada suhu 97,5
℃ . Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara lembab, maka harus disimpan

terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena, logam ini bereaksi keras dengan air,
membentuk natrium hidroksida dan hidrogen :
2 Na +

2H2O

2Na+ 2OH- + H2

Dalam garam-garamnya, natrium berada sebagai kation monovalen Na+. Garamgaram ini membentuk larutan tak berwarna kecuali jika anionnya berwarna; hampir
semua garam natrium larut dalam air (Vogel, 1979). Natrium dan kalium melimpah di
litosfer (2,6% dan 2,4%). Natrium dan kalium dapat tersebar dengan pelelehan, pada
berbagai padatan pendukung seperti Na2CO3, dan lainnya. Unsur-unsur dipakai sebagai
katalis untuk berbagai reaksi alkena, antara lain dimerisasi propena menjadi 4-metil-1pentana (Cotton, 1998).
Ion tiosulfat dapat diperoleh secara cepat dengan cara mendidihkan belerang
dengan non sulfit atau dengan cara mendekomposisi ion ditionit. Garam alkali tiosulfat
banyak diproduksi terutama untuk kebutuhan dibidang fotografi, dimana garam ini
digunakan untuk melarutkan perak bromida yang tidak bereaksi dalam suatu emulsi. Ion

tiosulfat dapat membentuk kompleks Ag(S2O3)- dan Ag(S2O3)23- Ion tiosulfat dapat juga
membentuk kompleks dengan ion-ion logam lain (Anonim, 2014).
Dalam senyawa tio, atom S menggantikan atom O. Penggantian satu atom O
dalam ion sulfat, SO42-, menghasilkan ion tiosulfat, S2O32-. Bilangan oksidasi formal S
dalamS2O32- adalah +2. Anion-anion yang merupakan turunan dari sederet asam yang
1|KIMIA ANORGANIK

dinamakan asam tionat, H2SnO6(dimana n = 2,3,4,5 atau 6). Ion tiosulfat terbentuk jika
larutan basa dari natrium sulfit dididihkan dengan unsur belerang. Belerang teroksidasi
dan ion sulfit tereduksi (Petrucci, 1987).
Natrium tiosulfat pentahidrat dapat diprepasi dengan mudah dengan mendidikan
belerang dalam larutan sulfit menurut persamaan reaksi:
S2O32-(aq)

SO32-(aq) + S(s)

Ion tio sulfat tidak stabil oleh pemanasan disproporsionasimenjadi tiga spesies
dengan tingkat oksidasi belerang yang berbeda-beda yaitu sulfat,sulfida,dan belerang
menurut persamaan reaksi :
3Na2 SO4(s) + 4S(s)


4Na2 S2O3(s)

Tiosulfat bereaksi dengan asam membentuk endapan kuning belerang dan gas
belerang dioksidasi menurut persamaan reaksi :
H2S2O3(aq) + 2H2O(e)

S2O32-(aq) + 2H3O+

H2O(e) + S(s) + S2(g)

H2S2O3(aq)

Natrium tio sulfat dalam laboratorium berguna untuk titrasi redoks, misalnya pada
iodometri, yaitu untuk menentukan kadar iodin dalam suatu larutan.(Sugiarto,2004)
Asam tiosulfat tidak stabil pada suhu kamar, Asam ini dipisahkan pada suhu 78 oC
dari persamaan reaksi :
H2S2O3

SO3 + H2S


Atau dari reaksi
H2S2O3 + HCl

HO3SCl + H2S

(Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010).
Tio sulfat (S2O32-) larut sedikit sekali dalam air, tio sulfat dari timbel,perak dan
barium. Banyak dari larutan tio sulfat ini larut dalam larutan Natrium tiosulfat yang
berlebih,membuat garam kompleks (vogel, 1985 : 325).
Natrium tiosulfat merupakan garam berhidrat padatan kristal tak berwarna,larut
dalam air, dan dapat berfungsi sebagai zat pereduksi. Digunakan untuk pembuat larutan
baku sekunder, sebagai anti klor (untuk mengganti sisa klor yang dapat merusak sisa
tekstil), dan dalam fotografi/ penyeblonan larutan garam ini dikenal dengan hipo sebagai
fiksir (untuk melarutkan senyawa perak halida) (Mulyono, 2005).

2|KIMIA ANORGANIK

Dalam bidang kedokteran Natrium tiosulfat digunakan sebagai penangkal
keracunan sianida, tiosulfat bertindak sebagai donor sulfur untuk konvensi sianida

tiosianat (yang kemudian dapat aman dieksresikan dalam urin, dikatalisis oleh enzim
rhodanase Natrium tiosulfat juga digunakan untuk menurunkan kadar klorin dikolam
renang dan spa berikut klorinasi super, serta untuk menghilangkan noda yodium,
misalnya setelah ledakan triiode Nitrogen. (Anonim, 2010)
Natrium tiosulfat (Na2S2O3) dapat dibuat dari H2SO4. H2SO4 adalah asam yang
sangat penting digunakan dalam industri kimia. H2SO4 mencair pada suhu 10,5oC
membentuk cairan kental. Asam tiosulfat H2SO3 tidak dapat dibentuk dengan
menambahkan asam kedalam tiosulfat karena pemisahan asam bebas dalam air kedalam
campuran S, H2S, H2Sn, SO2 dan H2SO3
H2S2O3

H2S + SO3

Garam yang bisa disebut tiosulfat stabil dan berjumlah banyak. Tiosulfat dibuat
dengan memanaskan alkali / larutan sulfat dengan S dan juga dengan mengoksidasi
polisulfida dengan air seperti deaksi berikut :
H2S2O3

Na2S2O3 + S


2H2S2O3 + 2S 2 NaS3 + 3O2
Selain itu natrium tiosulfat dapat dibuat dari SO2 dengan reaksi sebagai berikut :
SO3(g)

2 SO2 (aq) + O2 (g)

Kemudian direaksikan dengan Na2S3 dan H2O, reaksi :
2 NaHS3 + CO2

2 SO2 + Na2CO3

Produk ( NaHSO3) direaksikan lagi dengan Na2S3, reaksi :
2 Na2SO3 + CO2 + H2O

2 NaHS3 + Na2CO3

Terakhir Na2SO3 direaksikan dengan S dengan bantuan pemanasan, reaksi :
Na2S2O3

Na2SO3 + S


(Amonium, 2010 : 1-2 )
III.

ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. 1 set alat refluks
2. 1 buah pengaduk
3. 5 buah tabung reaksi

4. 1 set pembakar bunsen
5. 1 set timbangan
6. 1 buah cawan penguapan
3|KIMIA ANORGANIK

B. Bahan
7.
1. Natrium sulfit anhidrous
2. Serbuk belerang
3. Natrium sulfat


4. Larutan

iodium

dalam

kalium iodida
5. Larutan asam klorida encer
6. Barium klorida

4|KIMIA ANORGANIK

IV.

METODE
A. Pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

Disediakan alat dan bahan
Dirangkai alat refluks
Dimasukkan 100 g natrim sulfit kedalam labu refluks.
Tambahkan 50 mL akuades dan 1,5 g serbuk belerang.
Larutan direfluks selama 1-2 jam.
Lalu larutan didinginkan dan larutan disaring.
Pindahkan filtrat kedalam cawan penguapan dan uapkan sampai volume

larutan menjadi 10 mL.
8. Biarkan larutan menjadi dingin dan keringkan kristal yang terbentuk dengan
menekan kristal diantara 2 kertas saring.
9. Ditimbang kristal yang didapat
B. Mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat
1. Pengaruh pemanasan
- Diambil secukupnya kristal natrium tiosulfat-5-hidrat.

- Dipanaskan beberapa kristal natrium tiosulfat-5-hidrat dalam tabung
reaksi.
- Diamati perubahan pada kristal.
- Dilakukan juga terhadap kristal natrium sulfat-10-hidrat.
- Bandingkan stabilitas termal dari kedua kristal tersebut.
2. Reaksi dengan iod
- Ditimbang 2 g kristal natrium tiosulfat
- Ditambah 20 mL aquades.
- Ditambah lagi 2-3 mL larutan iod dengan larutan natrium tiosulfat secara
berlebihan.
- Diamati perubahan warnanya.
3. Reaksi dengan klor
- Direaksikan 2-3 ml larutan natrium tiosulfat dengan air klor berlebihan.
- Diamati reaksi yang terjadi.
- Ditambah asam klorida encer dan tambahkan lagi larutan barium klorida.
- Diamati perubahan warna yang terjadi.
4. Pengaruh asam encer
- Direaksikan 3 mL larutan natrium tiosulfat dengan asam klorida encer
-


dengan volume yang sama.
Ditunggu beberapa menit, amati isi tabung reaksi dan bau yang
ditimbulkan.

V.

7.
HASIL PENGAMATAN
8.

Massa natrium sulfit = 20 gram

9.

Massa sulfur = 0,3 gram

10.

Volume aquades = 12 ml

11.

Massa kertas saring = 0,31 gram

12.

Massa kertas saring + kristal = 3,68 gram

13.

Massam kristal = 3,37 gram

14.
1. Pengaruh pemanasan
 Na2SO4 dipanaskan terjadi peribahan barna pada kristalnya dari putih


menjadi kuning kecoklatan.
Natrium sulfat tetap berwarna putih pada kristalnya setelah

dipanaskan.
2. Reaksi dengan iod
 Larutan iod berwarna coklat setelah ditambahkan larutan Natrium
Tiosulfat warna berubah menjadi bening.
3. Reaksi dengan klor
 Larutan Natrium sulfat + air klor berlebih

larut,setelah ditambah

HCL encer + barium klorida warna menjadi putih kekuningan dan
mengendap.
4. Pengaruh asam encer
 Larutan Na2SO4 + HCL encer bau berubah menjadi seperti telur busuk
da sulfur. Warna dari bening la,a kelamaan menjadi putih.
15.
VI.

PEMBAHASAN
16. Pembuatan natrium tiosulfat.
17. Pada percobaan ini Natrium tiosulfat diperoleh dengan mereaksikan antara 20
ml natrium sulfit (Na2SO3) dengan 0,3 g belerang. Kedua senyawa ini
direfluks dengan melarutkannya dalam 12 ml aquades. Sebelum dimasukkan
dalam labu refluks kedua senyawa dicampur dan diaduk terlebih dahulu agar
serbuk belerang tidak mengapung jika dimasukkan ke dalam labu refluks.
Kemudian ditambahkan batu didih untuk mencegah terjadinya letupan yang
besar pada saat pemanasan. Proses refluks dilakukan selama 1-2 jam. Proses
refluks. dilakukan agar struktur molekul belerang yang membentuk cincin
yang mengandung 8 atom (S8) dapat diputuskan, sehingga dapaat bereaksi

dengan natrium sulfit. Agar pemutusan cincin S8 ini berlangsung dengan
sempurna, maka proses refluks dilakukan selama 1 jam.
18. Setelah direfluks selesai, larutan disaring agar terpisah dari zat pengotornya.
Larutan tersebut disaring dalam keadaan panas untuk mencegah terbentuknya
kristal dalam kertas saring. Setelah disaring, filtrat yang diperoleh kemudian
diuapkan dan didinginkan supaya terbentuk kristal. Proses penguapan ini
untuk menghilangkan molekul air yang bukan pentahidrat. Adapun kristal
yang diperoleh adalah kristal yang berwarna putih, sesuai dengan warna
kristal Na2S2O3 yang sebenarnya. Setelah ditimbang, massa kristal Na2S2O3
yang diperoleh adalah 3,37 gram.
19. Adapun berat secara teori yaitu :
20. 8Na2SO3 + 8S + 5H2O
8 Na2S2O3.5H2O
21.
22. Mol Na2SO3 = Massa / Mr
23.
= 20 gram / 126 g/mol
= 0,1587 mol
Mol S8 = Massa / Mr
= 0,3 gram / 256 g/mol
= 0, 0012 mol
Mol H2O = Massa / Mr
= (1 g/ml x 12 ml) / 18 g/mol
= 0,67 mol
Mol Na2S2O3.5H2O = 8/1 x mol S8
= 8 x 0,0012 mol
= 0,0096 mol
Mol Na2S2O3 yang bereaksi = 8 x mol S8
= 8 x 0,0012 mol
= 0,0096 mol
Mol H2O yang bereaksi = 5 x mol S8
24.
= 5 x 0,0012 mol
25.

8Na2SO3
Na2S2O3.5H2O

+

= 0,006 mol
8S
+ 5H2O

8

26. m : 0,1587 mol

0, 0012 mol 0,67 mol

b : 0,0096 mol 0, 0012 mol 0,006 mol
27. s : 0,1491 mol
0,664 mol

0,0096 mol
0,0096

mol
28.
29. Berat teori Na2S2O3. 5 H2O = mol sisa x Mr
30.
= 0,0096 g x 248 g/mol
31.
= 2,3808 g
32.

% Rendemen Na2S2O3. 5 H2O =

Berat secara praktek
Berat secarateori
3,37 gram
2,3808 gram

33.

=

34.

= 141,5 %

x 100%

x 100%

35. dengan rendemen 141,5 %. Nilai rendemen yang diperoleh sangat besar ini,
disebabkan karena natrium sulfit dan belerang tidak bereaksi secara
sempurna, sehingga masih terdapat natrium sulfit yang bersisa dan
menyebabkan % rendamen yang sangat besar.
36. Pengaruh pemanasan
37.

Pemanasan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui sifat kimia

dari Natrium Tiosulfat-5-hidrat dengan melakukan perbandingan pada Natrium
Sulfa. Data yang didapat yaitu bahwa kristal Natrium Tiosulfat-5-hidrat saat
dipanaskan kristal berubah warna menjadi kuning kecoklatan (kristal meleleh).
Sedangkan pada Natrium Sulfat-10-hidrat pada saat dilakukan pemanasan pada
temperatur yang sama dan waktu yang sama. Natrium Sulfat-10-hidrat tidak
terjadi reaksi perubahan warna (tidak meleleh) menunjukkan bahwa

energi

termalnya lebih stabil, bila dibandingkan dengan Natrium Tiosulfat-5-hidrat yang
kurang kurang stabil.
38.

Perbandingan stabilitas termal kedua senyawa tersebut berbeda

pada Natrium Tiosulfat-5-hidrat mengandung air,maka air akan terlepas dari
Natrium Tiosulfat dan air akan menguap. Sedangkan pada Natrium Sulfat10
Hidrat mempunyai titik leleh 80C sehingga stabilitas termalnya lebih tinggi.
39.

Adapun reaksi yang dihasilkan yaitu :

 Na2S2O3 + 5H2O  Na2S2O3 . 5 H2O
 Na2S2O3 + 10 H2O  Na2S2O3. 10 H2O

40.

Reaksi dengan iod

41.

Kristal Na2S2O3.5 H2O yang dilarutkan dengan air, ditambahkan

dengan larutan iod berlebih menghasilkan larutan berwarna bening. Perubahan
warna iod ini menunjukkan terjadinya reaksi redoks :
42.

2 I-

43.

S4O62- + 2e

Oksidasi : 2 S2O32-

44.

S4O62- + 2I

2 S2O32- + I2

45.

2 NaI + Na2S4O6

46.

Dari reaksi diatas terlihat bahwa natrium tiosulfat mereduksi iod. Warna

Reduksi : I2 + 2 e

Jadi : 2 Na2S2O3 + I2

bening yang dihasilkan adalah tanda bahwa terbentuknya senyawa NaI.
47.

Reaksi dengan klor

48.

Pada reaksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) ditambah dengan klor berlebih,

natrium tiosulfat larut dalam air klor dan berwarna bening. Hal ini disebabkan
karena sifat natrium tiosulfat (Na2S2O3) dapat menginduksi senyawa lain menjadi
bening. Lalu setelah ditambah HCl encer dan barium klorida larutan berubah
menjadi kuning dan mengendap. Hal ini disebabkan karena pada penambahan
dengan HCl, terbentuk garam NaCl dengan asam tiosulfit, dan setelah
penambahan dengan Barium klorida, terbentuk barium tiosulfat dan asam
terbentuk kembali asam klorida. Larutan yang terbentuk berwarna kuning dan
mengendap karena barium tiosulfat kurang kelarutannya, karena barium
merupakan unsur golongan IIA dan oksidanya bersifat basa dan mempunyai
kelarutan yang rendah dalam air dan asam encer. Selain itu, logam golongan IIA
seperti Barium merupakan logam yang lebih keras, lebih rapat dan melebur pada
temperatur yang lebih tinggi. Maka dari itu pada saat dicampurkan dengan BaCl
larutan yang terbentuk mengendap.
49.

Dalam percobaan ini, Persamaan reaksi yang terjadi adalah :

50.

Na2S2O3 + 2 HCl

2NaCl + H2S2O3

51.

H2S2O3 + BaCl2

BaS2O3 + 2HCl

52.

Pengaruh Asam Encer

53.

Pada percobaan ini larutan Natrium tiosulfat direaksikan dengan HCl

encer. Pada awalnya larutan berwarna bening setelah didiamkan beberapa saat

menghasilkan larutan berwarna

penjadi putih juga berbau sedikit menyengat

seperti bau telur busuk. Adapun reaksi yang terjadi adalah :
54.

Na2S2O3 + 2 HCl



H2S2O3 + 2 NaCl

55.

H2S2O3



SO2  + S  + H2O

56.

Didalam percobaan ini, Asam klorida berfungsi untuk menguapkan sulfur

dioksida dan mengendapkan sulfur. Itulah sebabnya pada reaksinya menimbulkan
bau menyengat yang merupakan gas SO2
57.
58.
59.
60.

VII.

KESIMPULAN
61.
1. Natrium tiosulfat pentahidrat dapat dibuat dengan cara mereaksikan natrium
sulfit dan belerang dengan air dengan cara direfluks, disaring, diuapkan dan
dikeringkan sampai terbentuk endapan. Massa natrium tiosulfat yang
diperoleh yaitu 3,37 gram.
62.
Sifat – sifat natrium tiosulfat adalah sebagai berikut :
- Natrium sulfat lebih stabil dari pada Natrium tiosulfat
- Ion tiosulfat dapat mereduksi iod membentuk ion tetrationat .
- Sulfur dapat dibebaskan dengan penambahan HCl encer pada
natrium tiosulfat.
Berat secara praktek
Berat secarateori

2. % Rendemen Na2S2O3. 5 H2O =

65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.

3,37 gram
2,3808 gram

63.

=

64.

= 141,5 %

x 100%

x 100%

73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
90.
91.
94.

92. Daftar pustaka
93.
Anonim, 2014. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik 1. Universitas Halu oleo.
Kendari.

95.

Cotton F., A., Wilkinson, G. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.

96.

Petrucci, R. H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.

97.

Vogel. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi mikro Bagian I. PT
Kalman Media Pustaka. Jakarta.

98. Mulyono, 2005. Kamus Kimia. Bandung : Bumi Aksara.
99.
100.
101.
102.

Tim Dosen Kimia, 2010.” Penuntun Praktikum Kimia Anorganik”. Makassar :
Jurusan FMIPA UNM.
Kristian sugiarto, 2004.” Kimia anorganik I. Yogyakarta”. Jurusan Pendidikan
Kimia FMIDA UNY.
Anonim.

2010.

Larutan

Buffer.

http://monzapeace.blogspot.com/2010/04/contoh-laporan-buffer.html. Diakses
pada 10 Oktober 2016.
103.