TUGAS PAPER EKONOMI INTERNASIONAL PERGER
TUGAS PAPER EKONOMI INTERNASIONAL
PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH
NAMA KELOMPOK
1. AFIAT NURWAHIDAH (12313112)
2. RATIH WANUDYAWATI
(12313079)
3. DESI SARI DEWI ARTA
( 1231304 )
4. MENTARI RENDAYANI
(12313129)
KAMPUS FAKULTAS EKONOMI
RINGROAD UTARA, CONDONGCATUR, DEPOK
SLEMAN, YOGYAKARTA 55283
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nilai tukar adalah harga sebuah mata uang terhadap mata uang lain, nilai tukar
menjadi sebuah alat transaksi internasional serta menjadi salah satu indikator ekonomi
yang digunakan oleh para pelaku ekonomi. Apresiasi (depresiasi) akan mempengaruhi
harga produk impor (ekspor) dan sektor perekonomian Indonesia lainnya akan
terpengaruh seperti inflasi, suku bunga, pengangguran, pendapatan nasional, dan
neraca perdagangan.
Bila rupiah depresiasi maka akan mengurangi konsumsi barang impor, karena
semakin mahalnya harga barang impor dan dapat meningkatkan daya saing ekspor
produk Indonesia karena semakin murahnya produk ekspor, jika rupiah depresiasi
maka akan menyulitkan otoritas moneter untuk menurunkan tingkat inflasi.
Sedangkan apabila rupiah apresiasi maka akan menyebabkan harga komoditi impor
semakin murah, dan menyebabkan tingkat konsumsi terhadap barang impor
meningkat serta menurunkan tingkat daya saing ekspor Indonesia karena semakin
mahalnya produk ekspor Indonesia.
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menjadi salah satu faktor
mengapa nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, kurs rupiah semakin hari semakin
melemah hingga awal januari 2014 ini kurs rupiah mencapai Rp. 12.100 atas dollar
Amerika Serikat. Adapun faktor dari luar negeri adalah pasar AS akan menerapkan
tight money policy yang menjadi isu perekonomian yang serius dan menyebabkan
kurs rupiah semakin melemah.
Nilai tukar ditentukan oleh relasi supply-demand, jika permintaan sebuah mata
uang meningkat sementara penawarannya tetap/ menurun maka nilai mata uang itu
akan naik, dan sebaliknya jika rupiah melemah itu disebabkan penawarannya tinggi
sementara permintaannya rendah. Keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing
diindonesia menyebabkan nilai tukar kita lemah dan neraca perdagangan Indonesia
yang defisit tahun ini. Dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah akan sangat
berdampak sekali terhadap harga komoditi impor serta kenaikan nominal rupiah dari
utang luang negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
1)
Pengertian Nilai Tukar dan Sistem Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga sebuah mata uang terhadap mata uang lainnya, sistem
nilai tukar (exchange rate system) terbagi menjadi dua yaitu :
Fixed Exchange Rate (nilai tukar tetap)
Nilai mata uang ditentukan oleh pemerintah, kemudian pemerintah
menambatkan mata uangnya terhadap mata uang tunggal / sekeranjang mata
uang.
Floating Exchange Rate/ Flexibel ( nilai tukar mengambang)
Mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran kekuatan pasar.
Dari kedua sistem nilai tukar tersebut, Indonesia menggunakan sistem nilai tukar
Floating Exchange Rate / Flexibel. Karena perekonomian Indonesia yang kecil dan
terbuka sehingga Indonesia menggunakan sistem nilai tukar yang mengambang,
Indonesia pernah menggunakan Exchange Rate Control pada masa kepemimpinan
Soekarno serta Fixed Exchange Rate pada masa kepemimpinan Soekarno dan
Soeharto. Tetapi kedua sistem tersebut gagal dan menyebabkan nilai rupiah depresiasi
yang menyebabkan nilai tukar kita semakin melemah kemudian mengganti sistem
nilai tukar kita menjadi sistem nilai tukar mengambang , maka sejak tahun 1997
sampai sekarang Indonesia menggunakan Floating Exchange Rate System.
Sistem nilai tukar mengambang bebas ( floating exchange rate system), nilai tukar
suatu mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran kekuatan pasar sehingga
pemerintah diasumsikan tidak mengintervensi nilai tukar sehingga nilai tukar
berfluktuasi mengikuti permintaan dan penawaran kekuatan pasar. Fluktuasi nilai
tukar ini menjadi pertanyaan apakah pergerakan rupiah didorong oleh faktor
fundamental atau hanya persepsi pelaku pasar yang mengarah pada spekulasi
sementara.
Purchasing power parity (PPP) adalah pengukuran yang menunjukan nilai
tukar rill adalah konstan dan bernilai satu sehingga harga didua negara berbeda akan
sama jika diukur dalam mata uang yang sama. Deviasi nilai tukar rill dari PPP akan
mengakibatkan perubahan supplay-demand, akibat dari the low of one price sehingga
nilai tukar rill akan kembali ke PPP nya, hal ini disebabkan karena PPP mengabaikan
persepsi konsumen di setiap negara serta produksi barang yang berbeda-beda.
2)
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS, hingga saat
ini harga untuk $ 1 = Rp. 12.100 ini akan terus berfluktuasi seiring tidak stabilnya
perekonomian Indonesia menjelang pemilu. Beberapa faktor dari global dan domestik
turut memberikan kontribusi terhadap penurunan nilai tukar rupiah. Dari sisi global,
pelemahan nilai tukar rupiah dipicu oleh pembalikan dana asing (capital reversal)
ekonomi global yang belum pulih membuat para investor menukarkan produk
investasinya ke jenis investasi dengan risiko paling aman yaitu dolar AS. Sementara
pada sisi domestik, memang sedang ada kebutuhan dolar AS yang cukup besar baik
untuk membayar impor hingga membayar utang pemerintah maupun swasta.
Jika nilai tukar rupiah terus anjlok, pemerintah bisa mengintervensi
menggunakan cadangan devisa. Dimana cadangan devisa sekarang tercatat sekitar
USD 112 milyar, cukup untuk mengintervensi sekitar tiga bulan jika masih terjadi
gejolak, melemahnya kembali nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sebagai
dampak dari sentiment global atau terjadinya in-efisiensi dalam perekonomian
domestik. Nilai rupiah yang berubah-ubah tidak stabil akan sangat mempengaruhi
perekonomian Indonesia, secara garis besar hubungan dengan nilai tukar rupiah
berupa nilai keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam
negeri maupun mata uang asing.
Sumber permintaan dolar
Impor : contoh membeli barang impor, otomatis kita harus
menukarkan mata uang kita kepada mata uang yang kuat ( dollar, euro,
poundsterling dll)
Ekspor
Membayar utang ke luar negeri
Investasi ke luar negeri
Sumber penawaran
Investasi yang masuk dari luar negeri
Sumber permintaan dan penawaran
Spekulasi : terjadi karena tidak percayanya pada mata uang dan nilai di
pasaran tidak sama. Spekulasi bisa berbentuk saham dan obligasi.
3)
Penyebab melemahnya rupiah
Nilai tukar suatu negara ditentukan oleh penawaran dan permintaan (supply
dan demand). Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara
penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang tersebut akan naik.
Dan jika penawaran sebuah mata uang meningkat, sementara permintaannya tetap
atau menurun, maka nilai tukar mata uang tersebut akan melemah. Seperti yang
dialami rupiah saat ini penawaran akan rupiah mengalami peningkatan, sementara
permintaan akan rupiah tetap atau mengalami penurunan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan melemahnya rupiah, yaitu:
Keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia. Keluarnya
investasi portofolio asing ini menurunkan nilai tukar Rupiah, karena dalam
proses ini, investor menukar Rupiah dengan mata uang negara lain untuk
diinvestasikan di negara lain. Artinya terjadi peningkatan penawaran atas
Rupiah.
Neraca perdagangan Indonesia yang defisit. Artinya, ekspor lebih kecil
daripada impor. Hal ini terjadi karena dalam ekspor terjadi pertukaran mata
uang negara tujuan dengan mata uang negara eksportir. Pertukaran ini terjadi
karena eksportir membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang
negerinya agar dapat digunakan
dalam usahanya. Dan sebaliknya impor
meningkatkan penawaran atas mata uang negara importir, karena dalam impor
biasanya terjadi pertukaran mata uang negara importir dengan mata uang
negara asal.
Neraca transaksi berjalan defisit karena pembayaran utang luar negeri yang
banyak jatuh tempo.
Hot money yang sering diandalkan terhadap pemasukan valas.
Ekspektasi pasar terhadap cadangan pemerintah yang terus menurun.
Kebijakan-kebijakan pemerintah tidak berjalan.
Pertumbuhan ekonomi di bawah target.
Pasar Amerika Serikat akan menerapkan tight money policy, sehingga kurs
rupiah akan terus melemah.
4)
Dampak melemahnya rupiah
Dengan adanya pelemahan nilai tukar rupiah menimbulkan adanya dampak dalam
perekonomian di Indonesia, yaitu:
Pertama, dari pihak konsumen terutama konsumen kelas bawah. Karena
pendapatan mereka tidak dapat mengimbangi adanya kenaikan nilai tukar
rupiah.
Kedua, pihak-pihak dalam rantai distribusi komoditi impor mulai dari importir
sampai pengecer, karena mereka menghadapi pasar dalam negeri yang
menyusut.
Ketiga, para usahawan yang berorientasi pasar dalam negeri namun alat-alat
produksinya, terutama bahan bakunya impor.
Keempat, rakyat pekerja yang sudah terpukul dari sisi konsumsi akibat
kenaikan harga barang, juga akan dijepit dari sisi upah oleh pengusaha yang
terjepit oleh kenaikan harga alat-alat produksi impor, kenaikan nilai utang luar
negeri dan penyusutan pasar dalam negeri.
Dari adanya pelemahan nilai tukar tidak hanya dari pihak importir yang terkena
dampaknya, tetapi dari pihak pemerintah dan swasta juga terkena dampaknya,
diantaranya:
Untuk utang swasta jelas, pengusaha yang berutang dan para pekerjanya yang
akan ditekan oleh pengusaha yang berutang.
Untuk utang pemerintah, yang akan terpukul adalah anggaran negara atau
APBN,
dimana ketika anggaran terjepit biasanya akan mengurangi atau
mencabut subsidi untuk rakyat, sehingga rakyat secara umum juga akan
terkena dampaknya.
Pembayaran utang luar negeri cenderung akan meningkatkan penawaran atas
rupiah, karena uang rupiah yang dimiliki pengutang harus ditukar dengan mata
uang pembayaran utang. Akibatnya, nilai tukar rupiah akan semakin lemah.
5)
Kebijakan- kebijakan mengatasi Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
A. 4 Kebijakan Pemerintah
Pertama , memperbaiki deficit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar dengan mendorong ekspor dan keringanan pajak kepada
industry tertentu.
Kedua, menjaga pertumbuhan perekonomian.
Ketiga, menjaga daya beli. Pemerintah bekerjasama dengan BI untuk menjaga
gejolak harga dan inflasi dengan mengubah tata niaga daging sapid an
holtikultura, dari impor berdasarkan kuota menjadi mekanisme impor dengan
mengendalikan harga.
Keempat mempercepat investasi. Pemerintah akan mengefektifkan sistem
layanan terpadu satu pintu perizinan investasi.
B.
Kebijakan Moneter
Operasi pasar terbuka : membeli dan menjual surat berharga
Politik diskonto : BI rate dinaikan, artinya bank komersial akan menanamkan
modalnya di BI, agar dipasaran tidak melakukan spekulasi terhadap dollar. BI
rate rate naik, suku bunga konvensional akan naik jika supply rendah maka
suku bunganya akan naik.
Rasio cadangan devisa
Imbuan moral.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas penyebab melemahnya nilai tukar bisa disebabkan oleh
faktor ekonomi ataupun non ekonomi. Jika dilihat dari segi non ekonominya adalah salah
satunya menjelang pemilu, dimana para menteri perekonomian kita sibuk dengan pencalonan
sebagai presiden dan cenderung membiarkan sementara gejolak perekonomian yang terjadi.
Sedangkan dari sisi ekonomi adalah tidak menentunya ekonomi global serta perekonomian
Indonesia yang kecil dan terbuka, didukung sistem devisa yang bebas dan sistem nilai tukar
yang mengambang menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi terhadap mata uang
kuat seperti dollar. Sampai januari 2014 rupiah masih bertahan di harga Rp. 12.175 untuk
mengatasi nilai rupiah yang berfluktuasi berlebihan otoritas moneter bisa mengintervensi
pergerakan rupiah. Ketidakstabilan nilai tukar bisa mengganggu produk ekspor, alokasi
sumberdaya yang efisien, dan ketidakpastian aktivitas ekonomi. Adanya spekulasi yang
dilakukan oleh pelaku importer yang memilih menukarkan uang dollar nya di negara lain, itu
menjadi salah satu mengapa nilai tukar rupiah melemah.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomi-bisnis.pelitaonline.com/news/2013/08/30/jk-dolar-melemah-kurangi-imporsalah-satu-solusi#.UrEUWNIW1i0
www.investopedia.com : 6 Factors That Influence Exchange Rates, by Jason Van Bergen
www.kompas.com
PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH
NAMA KELOMPOK
1. AFIAT NURWAHIDAH (12313112)
2. RATIH WANUDYAWATI
(12313079)
3. DESI SARI DEWI ARTA
( 1231304 )
4. MENTARI RENDAYANI
(12313129)
KAMPUS FAKULTAS EKONOMI
RINGROAD UTARA, CONDONGCATUR, DEPOK
SLEMAN, YOGYAKARTA 55283
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Nilai tukar adalah harga sebuah mata uang terhadap mata uang lain, nilai tukar
menjadi sebuah alat transaksi internasional serta menjadi salah satu indikator ekonomi
yang digunakan oleh para pelaku ekonomi. Apresiasi (depresiasi) akan mempengaruhi
harga produk impor (ekspor) dan sektor perekonomian Indonesia lainnya akan
terpengaruh seperti inflasi, suku bunga, pengangguran, pendapatan nasional, dan
neraca perdagangan.
Bila rupiah depresiasi maka akan mengurangi konsumsi barang impor, karena
semakin mahalnya harga barang impor dan dapat meningkatkan daya saing ekspor
produk Indonesia karena semakin murahnya produk ekspor, jika rupiah depresiasi
maka akan menyulitkan otoritas moneter untuk menurunkan tingkat inflasi.
Sedangkan apabila rupiah apresiasi maka akan menyebabkan harga komoditi impor
semakin murah, dan menyebabkan tingkat konsumsi terhadap barang impor
meningkat serta menurunkan tingkat daya saing ekspor Indonesia karena semakin
mahalnya produk ekspor Indonesia.
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menjadi salah satu faktor
mengapa nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, kurs rupiah semakin hari semakin
melemah hingga awal januari 2014 ini kurs rupiah mencapai Rp. 12.100 atas dollar
Amerika Serikat. Adapun faktor dari luar negeri adalah pasar AS akan menerapkan
tight money policy yang menjadi isu perekonomian yang serius dan menyebabkan
kurs rupiah semakin melemah.
Nilai tukar ditentukan oleh relasi supply-demand, jika permintaan sebuah mata
uang meningkat sementara penawarannya tetap/ menurun maka nilai mata uang itu
akan naik, dan sebaliknya jika rupiah melemah itu disebabkan penawarannya tinggi
sementara permintaannya rendah. Keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing
diindonesia menyebabkan nilai tukar kita lemah dan neraca perdagangan Indonesia
yang defisit tahun ini. Dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah akan sangat
berdampak sekali terhadap harga komoditi impor serta kenaikan nominal rupiah dari
utang luang negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
1)
Pengertian Nilai Tukar dan Sistem Nilai Tukar
Nilai tukar adalah harga sebuah mata uang terhadap mata uang lainnya, sistem
nilai tukar (exchange rate system) terbagi menjadi dua yaitu :
Fixed Exchange Rate (nilai tukar tetap)
Nilai mata uang ditentukan oleh pemerintah, kemudian pemerintah
menambatkan mata uangnya terhadap mata uang tunggal / sekeranjang mata
uang.
Floating Exchange Rate/ Flexibel ( nilai tukar mengambang)
Mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran kekuatan pasar.
Dari kedua sistem nilai tukar tersebut, Indonesia menggunakan sistem nilai tukar
Floating Exchange Rate / Flexibel. Karena perekonomian Indonesia yang kecil dan
terbuka sehingga Indonesia menggunakan sistem nilai tukar yang mengambang,
Indonesia pernah menggunakan Exchange Rate Control pada masa kepemimpinan
Soekarno serta Fixed Exchange Rate pada masa kepemimpinan Soekarno dan
Soeharto. Tetapi kedua sistem tersebut gagal dan menyebabkan nilai rupiah depresiasi
yang menyebabkan nilai tukar kita semakin melemah kemudian mengganti sistem
nilai tukar kita menjadi sistem nilai tukar mengambang , maka sejak tahun 1997
sampai sekarang Indonesia menggunakan Floating Exchange Rate System.
Sistem nilai tukar mengambang bebas ( floating exchange rate system), nilai tukar
suatu mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran kekuatan pasar sehingga
pemerintah diasumsikan tidak mengintervensi nilai tukar sehingga nilai tukar
berfluktuasi mengikuti permintaan dan penawaran kekuatan pasar. Fluktuasi nilai
tukar ini menjadi pertanyaan apakah pergerakan rupiah didorong oleh faktor
fundamental atau hanya persepsi pelaku pasar yang mengarah pada spekulasi
sementara.
Purchasing power parity (PPP) adalah pengukuran yang menunjukan nilai
tukar rill adalah konstan dan bernilai satu sehingga harga didua negara berbeda akan
sama jika diukur dalam mata uang yang sama. Deviasi nilai tukar rill dari PPP akan
mengakibatkan perubahan supplay-demand, akibat dari the low of one price sehingga
nilai tukar rill akan kembali ke PPP nya, hal ini disebabkan karena PPP mengabaikan
persepsi konsumen di setiap negara serta produksi barang yang berbeda-beda.
2)
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar AS, hingga saat
ini harga untuk $ 1 = Rp. 12.100 ini akan terus berfluktuasi seiring tidak stabilnya
perekonomian Indonesia menjelang pemilu. Beberapa faktor dari global dan domestik
turut memberikan kontribusi terhadap penurunan nilai tukar rupiah. Dari sisi global,
pelemahan nilai tukar rupiah dipicu oleh pembalikan dana asing (capital reversal)
ekonomi global yang belum pulih membuat para investor menukarkan produk
investasinya ke jenis investasi dengan risiko paling aman yaitu dolar AS. Sementara
pada sisi domestik, memang sedang ada kebutuhan dolar AS yang cukup besar baik
untuk membayar impor hingga membayar utang pemerintah maupun swasta.
Jika nilai tukar rupiah terus anjlok, pemerintah bisa mengintervensi
menggunakan cadangan devisa. Dimana cadangan devisa sekarang tercatat sekitar
USD 112 milyar, cukup untuk mengintervensi sekitar tiga bulan jika masih terjadi
gejolak, melemahnya kembali nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sebagai
dampak dari sentiment global atau terjadinya in-efisiensi dalam perekonomian
domestik. Nilai rupiah yang berubah-ubah tidak stabil akan sangat mempengaruhi
perekonomian Indonesia, secara garis besar hubungan dengan nilai tukar rupiah
berupa nilai keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam
negeri maupun mata uang asing.
Sumber permintaan dolar
Impor : contoh membeli barang impor, otomatis kita harus
menukarkan mata uang kita kepada mata uang yang kuat ( dollar, euro,
poundsterling dll)
Ekspor
Membayar utang ke luar negeri
Investasi ke luar negeri
Sumber penawaran
Investasi yang masuk dari luar negeri
Sumber permintaan dan penawaran
Spekulasi : terjadi karena tidak percayanya pada mata uang dan nilai di
pasaran tidak sama. Spekulasi bisa berbentuk saham dan obligasi.
3)
Penyebab melemahnya rupiah
Nilai tukar suatu negara ditentukan oleh penawaran dan permintaan (supply
dan demand). Jika permintaan atas sebuah mata uang meningkat, sementara
penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang tersebut akan naik.
Dan jika penawaran sebuah mata uang meningkat, sementara permintaannya tetap
atau menurun, maka nilai tukar mata uang tersebut akan melemah. Seperti yang
dialami rupiah saat ini penawaran akan rupiah mengalami peningkatan, sementara
permintaan akan rupiah tetap atau mengalami penurunan. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan melemahnya rupiah, yaitu:
Keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia. Keluarnya
investasi portofolio asing ini menurunkan nilai tukar Rupiah, karena dalam
proses ini, investor menukar Rupiah dengan mata uang negara lain untuk
diinvestasikan di negara lain. Artinya terjadi peningkatan penawaran atas
Rupiah.
Neraca perdagangan Indonesia yang defisit. Artinya, ekspor lebih kecil
daripada impor. Hal ini terjadi karena dalam ekspor terjadi pertukaran mata
uang negara tujuan dengan mata uang negara eksportir. Pertukaran ini terjadi
karena eksportir membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang
negerinya agar dapat digunakan
dalam usahanya. Dan sebaliknya impor
meningkatkan penawaran atas mata uang negara importir, karena dalam impor
biasanya terjadi pertukaran mata uang negara importir dengan mata uang
negara asal.
Neraca transaksi berjalan defisit karena pembayaran utang luar negeri yang
banyak jatuh tempo.
Hot money yang sering diandalkan terhadap pemasukan valas.
Ekspektasi pasar terhadap cadangan pemerintah yang terus menurun.
Kebijakan-kebijakan pemerintah tidak berjalan.
Pertumbuhan ekonomi di bawah target.
Pasar Amerika Serikat akan menerapkan tight money policy, sehingga kurs
rupiah akan terus melemah.
4)
Dampak melemahnya rupiah
Dengan adanya pelemahan nilai tukar rupiah menimbulkan adanya dampak dalam
perekonomian di Indonesia, yaitu:
Pertama, dari pihak konsumen terutama konsumen kelas bawah. Karena
pendapatan mereka tidak dapat mengimbangi adanya kenaikan nilai tukar
rupiah.
Kedua, pihak-pihak dalam rantai distribusi komoditi impor mulai dari importir
sampai pengecer, karena mereka menghadapi pasar dalam negeri yang
menyusut.
Ketiga, para usahawan yang berorientasi pasar dalam negeri namun alat-alat
produksinya, terutama bahan bakunya impor.
Keempat, rakyat pekerja yang sudah terpukul dari sisi konsumsi akibat
kenaikan harga barang, juga akan dijepit dari sisi upah oleh pengusaha yang
terjepit oleh kenaikan harga alat-alat produksi impor, kenaikan nilai utang luar
negeri dan penyusutan pasar dalam negeri.
Dari adanya pelemahan nilai tukar tidak hanya dari pihak importir yang terkena
dampaknya, tetapi dari pihak pemerintah dan swasta juga terkena dampaknya,
diantaranya:
Untuk utang swasta jelas, pengusaha yang berutang dan para pekerjanya yang
akan ditekan oleh pengusaha yang berutang.
Untuk utang pemerintah, yang akan terpukul adalah anggaran negara atau
APBN,
dimana ketika anggaran terjepit biasanya akan mengurangi atau
mencabut subsidi untuk rakyat, sehingga rakyat secara umum juga akan
terkena dampaknya.
Pembayaran utang luar negeri cenderung akan meningkatkan penawaran atas
rupiah, karena uang rupiah yang dimiliki pengutang harus ditukar dengan mata
uang pembayaran utang. Akibatnya, nilai tukar rupiah akan semakin lemah.
5)
Kebijakan- kebijakan mengatasi Melemahnya Nilai Tukar Rupiah
A. 4 Kebijakan Pemerintah
Pertama , memperbaiki deficit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah
terhadap dollar dengan mendorong ekspor dan keringanan pajak kepada
industry tertentu.
Kedua, menjaga pertumbuhan perekonomian.
Ketiga, menjaga daya beli. Pemerintah bekerjasama dengan BI untuk menjaga
gejolak harga dan inflasi dengan mengubah tata niaga daging sapid an
holtikultura, dari impor berdasarkan kuota menjadi mekanisme impor dengan
mengendalikan harga.
Keempat mempercepat investasi. Pemerintah akan mengefektifkan sistem
layanan terpadu satu pintu perizinan investasi.
B.
Kebijakan Moneter
Operasi pasar terbuka : membeli dan menjual surat berharga
Politik diskonto : BI rate dinaikan, artinya bank komersial akan menanamkan
modalnya di BI, agar dipasaran tidak melakukan spekulasi terhadap dollar. BI
rate rate naik, suku bunga konvensional akan naik jika supply rendah maka
suku bunganya akan naik.
Rasio cadangan devisa
Imbuan moral.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas penyebab melemahnya nilai tukar bisa disebabkan oleh
faktor ekonomi ataupun non ekonomi. Jika dilihat dari segi non ekonominya adalah salah
satunya menjelang pemilu, dimana para menteri perekonomian kita sibuk dengan pencalonan
sebagai presiden dan cenderung membiarkan sementara gejolak perekonomian yang terjadi.
Sedangkan dari sisi ekonomi adalah tidak menentunya ekonomi global serta perekonomian
Indonesia yang kecil dan terbuka, didukung sistem devisa yang bebas dan sistem nilai tukar
yang mengambang menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi terhadap mata uang
kuat seperti dollar. Sampai januari 2014 rupiah masih bertahan di harga Rp. 12.175 untuk
mengatasi nilai rupiah yang berfluktuasi berlebihan otoritas moneter bisa mengintervensi
pergerakan rupiah. Ketidakstabilan nilai tukar bisa mengganggu produk ekspor, alokasi
sumberdaya yang efisien, dan ketidakpastian aktivitas ekonomi. Adanya spekulasi yang
dilakukan oleh pelaku importer yang memilih menukarkan uang dollar nya di negara lain, itu
menjadi salah satu mengapa nilai tukar rupiah melemah.
DAFTAR PUSTAKA
http://ekonomi-bisnis.pelitaonline.com/news/2013/08/30/jk-dolar-melemah-kurangi-imporsalah-satu-solusi#.UrEUWNIW1i0
www.investopedia.com : 6 Factors That Influence Exchange Rates, by Jason Van Bergen
www.kompas.com