Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI (1)

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, HARGA MINYAK
DUNIA, PBV, DER DAN NPM TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN TEKSTIL DAN GARMEN YANG TERDAFTAR
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013
Nuri Andini
([email protected])
Alumni STIE Harapan Medan T.A 2014/2015
ABSTRACT

This research aim is to examine the effect of SBI interest rate, world oil
prices, PBV, DER and NPM to stock return in textile and garment companies
listed in BEI for periode 2011-2013. Independent variables in this research are
SBI interest rate, world oil prices, PBV, DER and NPM. While Dependent
variable is stock return.
Samples of research consist of 15 companies. Data analysis using multiple
regression analysis. Partially, this research shows that SBI interest rate, DER and
NPM have positive impact not significant and price to book value has negative
impact not significant. World Oil prices has negative impact significant to return
of textile and garment stock. Simultaneously, have significant influence to return
of textile and garment stock.
Keyword: SBI interest rates, World Oil prices, Price to Book value (PBV), Debt to

Equity Ratio (DER) and Net Profit Margin (NPM)

PENDAHULUAN
Sumber dana jangka panjang sangat bermanfaat untuk menjamin
kelangsungan hidup perusahaan. Melalui pasar modal, pembentukan modal dan
akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
penyerahan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Asrori dan
Widiarti, 2002). Berinvestasi di pasar modal tidak saja memerlukan pemikiran
yang rumit dan informasi yang kompleks, namun juga menghadapi resiko yang
besar. Oleh karena itu pemodal berharap dengan membeli saham, mereka dapat
menerima dividen setiap tahunnya dan mendapat capital gain pada saat menjual
kembali sahamnya.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Sumber dari
return terdiri dari dua komponen, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield
merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atas pendapatan yang
diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Yield untuk investasi dalam saham
ditunjukkan oleh deviden yang diterima. Sedangkan capital gain (loss) merupakan
kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga, yang bisa memberikan
keuntungan atau kerugian bagi investor. Capital gain (loss) dapat diartikan pula
sebagai pertambahan atau penurunan keuntungan akibat adanya perubahan harga

suatu surat berharga. Apabila surat berharga mengalami kenaikan harga, maka
investor akan mendapatkan tambahan keuntungan dari selisih harga yang terjadi,
dan sebaliknya apabila suatu surat berharga mengalami penurunan harga, maka

1

investor akan mengalami penurunan keuntungan dari selisih harga tersebut
(Tandelilin, 2001).
KAJIAN PUSTAKA
Return Saham
Return adalah laba atas suatu investasi yang biasanya dinyatakan sebagai tarif
persentase tahunan. Return saham merupakan tingkat keuntungan yang akan
diperoleh oleh investor yang menanamkan dananya di pasar modal. Return saham
ini dapat dijadikan sebagai indikator dari kegiatan perdagangan di pasar modal
(Savitri, 2012).
Jogiyanto (2000) menyatakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return
ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

Tingkat Suku Bunga SBI

Maryanne dalam Jatirosa (2014) mengemukakan bahwa tingkat suku bunga
SBI menyatakan tingkat pembayaran atas pinjaman atau investasi lain, di atas
perjanjian pembayaran kembali, yang dinyatakan dalam persentase yang
ditetapkan Bank Indonesia dengan mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia.
Meningkatnya tingkat bunga akan meningkatkan harga capital sehingga
memperbesar biaya perusahaan, sehingga terjadi perpindahan investasi dari saham
ke deposito atau fixed investasi lainnya, tingkat bunga yang tinggi adalah signal
negatif bagi harga saham. Kenaikan dan penurunan harga saham akan
mencerminkan seberapa besar return yang akan diperoleh investor.
Harga Minyak Dunia
Harga minyak dunia diukur dengan harga spot pasar minyak dunia, umumnya
harga minyak dunia yang digunakan sebagai harga standar dunia adalah West
Texas Intermediate (WTI). West Texas Intermediate (WTI) merupakan minyak
mentah yang memiliki kualitas tinggi.
Meningkatnya harga minyak dunia secara tidak langsung diikuti kenaikan harga
barang-barang hasil produksi tekstil dan garmen. Kenaikan harga hasil produksi
tekstil dan garmen tersebut meningkatkan pendapatan perusahaan. Peningkatan
pendapatan pada perusahaan dapat menggerakkan harga saham lewat sentimen
positif investor. Sehingga indeks harga saham sektor tekstil dan garmen ikut
meningkat dan menyebabkan meningkatnya return yang akan diperoleh investor.

Price To Book Value (PBV)
Ang dalam Nathaniel (2008) menyatakan bahwa PBV merupakan salah satu
rasio pasar yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap
nilai bukunya. PBV ditunjukkan dengan perbandingan antara harga saham
terhadap nilai buku dihitug sebagai hasil bagi dari ekuitas pemegang saham
dengan jumlah saham yang beredar. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh
kemampuan sebuah perusahaan menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap
jumlah modal yang diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio PBV yang

2

menunjukkan semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang
saham (Ang dalam Nathaniel, 2008).
Nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditenukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan di pasar bursa. Semakin kecil PBV maka
harga dari suatu saham dianggap semakin murah (Budileksmana dan Gunawan
dalam Nathaniel, 2008).
Debt To Equity Ratio (DER)
Darsono dalam Putri (2012) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio adalah

rasio yang menunjukkan persentase penyedia dana oleh pemegang saham terhadap
pemberi pinjaman. Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar
kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.

Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar total hutang terhadap total
ekuitas, juga akan menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan
terhadap pihak luar (kreditur) sehingga tingkat resiko perusahaan semakin besar.
Hal ini akan berdampak pada menurunnya harga saham di bursa, sehingga return
saham akan menurun.
Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio keuangan yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasional
pokok perusahaan. Net Proft Margin (NPM) berfungsi untuk mengukur tingkat
kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya.
NPM menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan
(Hanafi & Halim dalam Putri, 2012). Rasio ini digunakan untuk menghitung
sejauh mana kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam menghasilkan laba
bersih ditinjau dari sudut total penjualannya.


NPM dapat menggambarkan kinerja perusahaan, sehingga apabila NPM
meningkat maka keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat
pula. Dengan demikian, apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap
meningkatnya return saham.
Hipotesis
Berdasarkan uraian dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian ini sebagai berikut :
H1: Tingkat suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap return saham
H2: Harga minyak dunia berpengaruh signifikan terhadap return saham
H3: Price to Book Value (PBV) berpengaruh signifikan terhadap return saham
H4: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap return saham
H5: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap return saham
H6: Tingkat suku bunga SBI, harga minyak dunia, PBV, DER dan NPM secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham.

3

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini berupa penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2012: 12). Penelitian
ini dilakukan pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Peneliti
memperoleh
data
perusahaan
melalui
situs
http//www.idx.co.id, untuk variabel suku bunga SBI diperoleh melalui situs
http//www.bi.go.id dan data untuk variabel harga minyak dunia diperoleh melalui
situs useconomy.about.com. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan
periode pengamatan tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yaitu berjumlah 20
perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling
yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
tertentu, terutama pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar atau
expert (Sanusi, 2012). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih
berdasarkan kriteria sebagai berikut: (a) Perusahaan tekstil dan garmen yang
secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013. (b)

Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan periodik yang telah diaudit
selama periode pengamatan dari tahun 2011-2013 dengan lengkap.
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan teknik
sampling yang digunakan, maka pengumpulan data didasarkan pada laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id,
tingkat suku bunga SBI yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia melalui
www.bi.go.id dan harga minyak dunia yang diperoleh melalui
useconomy.about.com. analisis data dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS dengan metode analisis statistik. Penelitian ini juga melakukan analisis
deskriptif, pengujian asumsi klasik yaitu normalitas, multikolinearitas,
heteroskedastisitas dan autokorelasi dilanjutkan dengan analisis regresi dan
pengujian hipotesis.
Analisis regresi berganda adalah teknik statistik melalui koefisien parameter
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut:
Y = α + β1х1 + β2х2 + β3x3 + β4x4 + β5x5 + е
Di mana:
Y
α
e

β1 - β5
x1
x2
x3
x4
x5

= Return saham
= Konstanta
= Eror
= Koefisien regresi
= Tingkat suku bunga SBI
= Harga minyak dunia
= Price to book value
= Debt to equity ratio
= Net profit margin

4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga
SBI memiliki nilai rata-rata sebesar 6,2767 dengan standar deviasi sebesar
0,36466. Variabel harga minyak dunia memiliki nilai rata-rata sebesar 95,6133
dengan standar deviasi sebesar 1,67771. Variabel price to book value ratio
memiliki nilai rata-rata sebesar 29,1978 dengan standar deviasi sebesar 93,04200.
Variabel debt to equity ratio memiliki rata-rata sebesar 1,0127 dengan standar
deviasi sebesar 8,24090. Variabel net profit margin memiliki nilai rata-rata
sebesar -0,4804 dengan standar deviasi sebesar 7,50232. Variabel return saham
memiliki nilai rata-rata sebesar 0,0447 dengan standar deviasi sebesar 1,13600.
Untuk menentukan data terdistribusi dengan normal, nilai signifikansi harus
di atas 0,05 atau 5%. Hasil uji asumsi klasik menunjukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,071 lebih besar dari 0,05 yang berarti data terdistribusi
secara normal. Sedangkan hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa
semua variabel independen dalam penelitian ini mempunyai nilai tolerance > 0,10
dan nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak
terjadi multikolinearitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan grafik Scatterplots
menunjukkan bahwa titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka nol. Titik-titik
menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan melihat tabel Durbin Watson,

menunjukkan nilai Durbin Watson (d) sebesar 2,027 lebih besar dari batas atas
(du) 1,776 dan kurang dari 4 -1,776 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi tidak terjadi autokorelasi.
Persamaan korelasi dari penelitian ini yang dapat disusun dalam persamaan
matematis sebagai berikut:
Return Saham = 24,065 + 0,884tingkat suku bunga SBI – 0,309 harga minyak
dunia + 0,000 PBV + 0,013 DER + 0,040 NPM + e
Berdasarkan persamaan korelasi di atas dapat diinterpretasikan sebagai
berikut: (a) Angka konstanta sebesar 24,065 menunjukkan bahwa return sahan
akan bernilai 24,065 jika semua variabel independen dianggap konstan. (b)
Variabel tingkat suku bunga SBI memiliki nilai koefisien sebesar 0,884. Hal ini
menggambarkan bahwa jika variabel tingkat suku bunga SBI naik satu satuan,
dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan return saham sebesar
0,884 (88,4%). (c) Variabel harga minyak dunia memiliki nilai koefisien sebesar 0,309. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel harga minyak dunia naik satu
satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan return saham
sebesar -0,309 (30,9%). (d) Variabel price to book value memiliki nilai koefisien
sebesar 0,000. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel price to book value
naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan return
saham sebesar 0,000 (0,000%). (e) Variabel debt to equity ratio memiliki nilai
koefisien sebesar 0,013. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel debt to
equity ratio naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan
menaikkan return saham sebesar 0,013 (1,3%). (f) Variabel net profit margin

5

memiliki nilai koefisien sebesar 0,040. Hal ini menggambarkan bahwa jika
variabel net profit margin naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap
maka akan menaikkan return saham sebesar 0,040 (4%).
Dari hasil perhitungan uji secara parsial untuk variabel tingkat suku bunga
SBI (X1) diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,125 dan nilai koefisien sebesar
1,570, maka hipotesis ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara
variabel tingkat suku bunga SBI terhadap return saham. Akan tetapi ada
hubungan positif antara tingkat suku bunga SBI dengan return saham. Hal ini
mengindikasikan bahwa hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Aziz (2012) yang menyatakan bahwa variabel tingkat suku bunga
SBI memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa informasi perubahan tingkat suku bunga SBI tidak
berpengaruh pada keputusan atas harga saham sektor tekstil dan garmen. Hal ini
mungkin dikarenakan perusahaan saham sektor tekstil dan garmen termasuk
saham defensif, yaitu saham yang cenderung lebih stabil dalam masa
perekonomian yang tidak menentu.
Dari hasil perhitungan uji secara parsial harga minyak dunia (X2) diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,013 dan nilai koefisien sebesar -2,613, maka hipotesis
diterima berarti terdapat pengaruh signifikan antara variabel harga minyak dunia
terhadap return saham. Akan tetapi ada hubungan negatif antara harga minyak
dunia dengan return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian ini
tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Park & Ratti (2012) yang
menyatakan bahwa variabel harga minyak dunia memiliki pengaruh positif
terhadap return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga minyak
dunia merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi pada saham sektor tekstil
dan garmen, karena harga minyak dunia yang meningkat akan mengakibatkan
harga pokok produksi ikut meningkat. Peningkatan harga pokok produksi tersebut
akan menurunkan laba perusahaan, sehingga mempengaruhi investor atau calon
investor untuk menanamkan modalnya kembali di perusahaan tersebut. Hanya
saja harga minyak dunia berpengaruh negatif signifikan bukan positif signifikan
seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Park & Ratti (2012) yang menyatakan
bahwa meningkatnya harga minyak maka akan mengakibatkan harga saham
menurun dan sebaliknya. Harga saham yang turun ini akan menyebabkan return
saham ikut menurun.
Dari hasil perhitungan uji secara parsial price to book value (X3) diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,874 dan nilai koefisien sebesar -0,159, maka hipotesis
ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel price to book
value terhadap return saham. Hal ini dikarenakan price to book value yang
mengalami penurunan mengakibatkan investor tidak mau lagi menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Akibatnya laba perusahaan akan semakin
menurun, sehingga price to book value tidak mempengaruhi harga saham. Tidak
terdapatnya pengaruh pada harga saham tersebut juga akan mempengaruhi return
saham. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan oleh Nathael (2008), tetapi tidak mendukung penelitian yang

6

dilakukan oleh Padan (2012) yang menyatakan bahwa variabel price to book
value memiliki pengaruh positif signifikan.
Dari hasil perhitungan uji secara parsial debt to equity ratio (X4) diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,509 dan nilai koefisien sebesar 0,667, maka hipotesis
ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel debt to equity
ratio terhadap return saham, mungkin disebabkan oleh banyaknya variabelvariabel lain yang mempengaruhi return saham. Akan tetapi ada hubungan positif
antara debt to equity ratio dengan return saham. Hal ini mengindikasikan bahwa
hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hartati
(2010) yang menyatakan bahwa variabel debt to equity ratio memiliki pengaruh
positif signifikan.
Dari hasil perhitungan uji secara parsial net profit margin (X5) diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,083 dan nilai koefisien sebesar 1,780, maka hipotesis
ditolak berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara variabel net profit margin
terhadap return saham. Hal ini disebabkan perusahaan tidak mampu menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan untuk mempengaruhi investor maupun calon investor
untuk melakukan investasi. Walaupun nilai net profit margin yang tinggi
menunjukkan bahwa perusahaan mampu mengahasilkan laba bersih dengan
persentase yang tinggi dalam pendapatan operasional, tetapi hal ini belum tentu
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Akan tetapi ada hubungan positif antara net profit margin dengan
return saham. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Hermawan (2012) yang menyatakan bahwa NPM berpengaruh
signifikan terhadap return saham.
Berdasarkan hasil uji penagruh secara simultan diperoleh nilai signifikan
sebesar 0,036 lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 2,664 yang lebih besar
dari Ftabel sebesar 2,46 yang berarti bahwa variabel tingkat suku bunga SBI, harga
minyak dunia, PBV, DER dan NPM secara bersamaan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap return saham.
Hasil uji determinasi menunjukkan koefisien nilai dari R2 sebesar 25,5%,
variasi variabel return saham dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel
independen dan sisanya sebesar 74,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar
model.
KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat suku bunga SBI,
harga minyak dunia, price to book value (PBV), debt to equity ratio (DER) dan
net profit margin (NPM) terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan
garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS 21 For Windows.
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa:

7

Secara parsial, tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Harga minyak dunia berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Net Profit Margin (NPM) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Secara simultan tingkat suku bunga SBI, harga minyak dunia, PBV, DER dan
NPM secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Hal ini terlihat dari koefisien regresi sebesar 2,664 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa harga minyak dunia
berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan tekstil dan garmen yang
terdaftar di BEI. Meningkatnya harga minyak dunia maka akan berdampak pada
menurunnya return saham pada perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di
BEI.
DAFTAR PUSTAKA
Asrori., Widiarti, A. (2002). Pengaruh Aktiva Dan Hutang Terhadap Return On
Equity (ROE) Pada Perusahaan Tekstil Dan Garmen Go Public Di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Ekonomi Dan Manajemen. Vol.11. No.2.
Aziz, N.S. (2012). Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio
(DER), Tingkat Suku Bunga Dan Tingkat Inflasi Terhadap Return Saham
Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia . Makasar: Universitas Hasanuddin.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gunawan, T. (2012). Pengaruh Rasio Camel, Inflasi Dan Nilai Tukar Uang
Terhadap Return Saham (Studi Empiris: Bank Yang Terdaftar Di BEI).
Semarang: Universitas Diponegoro.
Hartati. (2010). Pengaruh Return On Asset (ROA), Debt To Equity Ratio (DER),
Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia . Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Hermawan, D.A. (2012). Pengaruh Debt To Equity Ratio, Earning Per Share Dan
Net Profit Margin Terhadap Return Saham,. Management Analysis Journal.
Vol 1. No 5. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Jatirosa, S.A. (2014). Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Inflasi, Tingkat
Suku Bunga SBI, Kurs Rupiah/US$ Terhadap Return Saham Sektor
Pertambangan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia . Semarang: Universitas
Diponegoro.
Jogiyanto, H.M. (2000). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Edisi Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Kasmir. (2008). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

8

Munawir. (2001). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Liberty.
Nathaniel, N. (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
(Studi Pada Saham-Saham Real Estate And Property Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2004-2006). Semarang: Universitas Diponegoro.
Padan, W.P. (2012). Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Menufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta .
Makasar: Universitas Hasanuddin.
Park, J.W., Ratti, R.A. (2007). Oil Price Shocks And Stock Markets In The U.S.
And 13 European Countries. Vol 30. Energy Economics Journal. U.S.A:
University Of Missouri-Columbia, MO 65211.
Putri, A.M.B. (2012). Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV
Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Industri Real Estate And Property
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Semarang: Universitas Diponegoro.
Sanusi, A. (2012). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kedua. Jakarta:
Salemba Empat.
Savitri, D.A. (2012). Analisis Pengaruh ROA, NPM, EPS Dan PER Terhadap
Return Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Food And
Beverages Periode 2007-2010). Semarang: Universitas Diponegoro.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sutjipto, E. (2007). Pengaruh Beta, DER Dan EPS Terhadap Return Saham Pada
Sektor Properti Di Bursa Efek Indonesia . Semarang: Universitas Diponegoro.
Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio . Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Umar, H. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Edisi 1. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

9

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63