Analisis Kredibilitas Variabel Variabe

Analisis Kredibilitas Variabel - Variabel yang Digunakan
Bank Indonesia dalam Menghitung Indeks Keyakinan
Konsumen dalam Menggambarkan Kondisi Ekonomi
Indonesia yang Sebenarnya
Putu Krishnanda Supriyatna
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
3SE-4 . 12.7316

Abstract
This paper aims to investigate whether the Consumer Confidence Index (CCI)
calculated by Bank Indonesia (BI) can describe the state of the economy and
economic growth appropriately. Research carried out by regressing forming
components CCI include consumer confidence about current income, punctuality
for the purchase of durable goods, job availability at this time, consumer
expectations for future earnings, future expectations for conditions of business
activity, and the future expectations for availability of jobs with independent
variables real GDP at constant prices from the demand side. Unexpectedly, the
results showed that only two of the six variables that forming CCI affect real GDP
significantly and there are two variables that should be positively related in
theory even negatively correlated with real GDP.
Keywords: CCI, Bank Indonesia, GDP

A.Latar Belakang
Bank Indonesia (BI) mempublikasikan angka IKK dan dimuat di berbagai
media setiap bulannya. IKK tersebut berperan penting dalam memberikan
gambaran tentang perkembangan dan rencana arah konsumsi masyarakat serta
ekspektasi masyarakat terhadap beberapa indikator ekonomi. IKK memiliki
peranan yang sangat vital sebagai indikator yang memantau pertumbuhan
ekonomi Indonesia dari waktu ke waktu. Penelitian ini akan meneliti apakah
angka IKK yang dipublikasikan oleh BI tiap bulannya dapat menggambarkan
keadaan ekonomi yang sebenarnya.
BI setiap bulannya menghitung Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dengan
melakukan survey konsumen yang dilakukan di 18 kota di Indonesia. Survey
konsumen adalah survey yang bertujuan untuk mengidentifikasikan
pertumbuhan ekonomi yang tercemin dari tingkat konsumsi konsumen serta
tingkat keyakinan konsumen terhadap perekonomian pada 6 bulan yang akan
datang. Hasil dari survey konsumen tersebut adalah informasi mengenai
perkembangan dan rencana arah konsumsi masyarakat serta ekspektasi
masyarakat terhadap beberapa indikator ekonomi.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) merupakan rata rata sederhana dari
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE
mencakup keyakinan konsumen mengenai penghasilan, ketepatan waktu untuk

pembelian barang tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja dengan
membandingkan kondisi saat ini dan 6 bulan yang lalu. Sedangkan IEK
mencakup mengenai ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, kondisi
kegiatan usaha, dan ketersediaan lapangan kerja saat ini dibandingkan 6 bulan
yang akan datang.

B.Metode
Penelitian ini akan membandingkan IKK dengan PDB riil atas dasar harga
konstan dari sisi permintaan dengan metode analisis regresi linear sederhana
dan uji Durbin Watson pada software SPSS. Data yang digunakan adalah data
triwulanan dari kuartal I tahun 2010 sampai kuartal IV 2014. Karena nilai PDB
sangat besar dan jika dibandingkan dengan indeks akan menghasilkan koefisien
yang besar, maka nilai PDB akan ditransformasi menjadi logaritma natural agar
mendapatkan model yang lebih baik.
2.1 Hubungan IKK dan PDB riil dari sisi permintaan
Hubungan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dengan Produk Domestik
Bruto riil (PDB riil) bisa dijelaskan melalui pendekatan dari sisi permintaan. Dari
sisi permintaan agregat, kenaikan permintaan di dalam ekonomi yang terdiri atas
permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah akan
meningkatkan pendapatan nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) menampilkan

Pendapatan Nasional (Nasional Income) sebagai berikut :
NI = PNB – Penyusutan – Pajak Tak Langsung
Sedangkan hubungan Produk Domestik Bruto (PDB) dan Produk Nasional Bruto
(PNB) digambarkan sebagai berikut:
PNB = PDB + Pembayaran faktor produksi dari luar negeri – Pembayaran
faktor produksi ke luar negeri
Sisi permintaan agregat (penggunaan PDB) terdiri atas empat komponen utama
yakni konsumsi rumah tangga (C), investasi domestik bruto (pembentukan
modal tetap dan perubahan stok) dari sektor swasta dan pemerintah (Ib),
konsumsi atau pengeluaran pemerintah (G), dan ekspor neto, yaitu ekpor barang
dan jasa (X) minus impor barang dan jasa (M) Yang dijelaskan dalam model
berikut: Y = C + Ib + G + X – M
Survei konsumen yang dilakukan oleh BI melihat pertumbuhan ekonomi
dengan mendekati PDB dari sisi permintaan. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
yang dihasilkan oleh survei konsumen menggambarkan konsumsi rumah tangga
atau komponen (C) pada model pembentuk PDB yang dijadikan ukuran
pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya hubungan antara PDB, PNB, NI dan IKK
yang telah diuji seperti di atas, kita bisa melakukan indikasi efek perubahan
keempat indikator tersebut terhadap indikator lainnya. Misalnya, meningkatnya
IKK mengindikasikan terjadinya kenaikan konsumsi rumah tangga yang juga

meningkatkan permintaan secara agregat.

.
2.2 IKK sebagai expected inflation dan hubungannya dengan PDB riil
Tingkat inflasi yang terjadi sebenarnya() adalah inflasi yang benar benar
terjadi sedangkan expected Inflation (e) adalah tingkat inflasi yang diperkirakan
akan terjadi. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bisa memperoleh nilai expected
Inflation (e) dengan membandingkan realisasi output dengan output
potensialnya(BI,2010). Jadi bisa diasumsikan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen
(IKK) dapat mewakili expected Inflation (e).
Menurut Teori Fisher, expected Inflation (e) berhubungan terbalik dengan
tingkat suku bunga riil (r). Teori tersebut bisa dijelaskan dengan persamaan ini:
r = i-  e
Dari persamaan tersebut bisa dikatakan bahwa semakin besar expected Inflation
(e) maka semakin besar nilai pengurang tingkat bunga nominal (i) yang
menyebabkan tingkat bunga rill (r) semakin kecil.
Menurut teori ekonomi makro, tingkat suku bunga riil (r) berbanding
terbalik dengan PDB riil. Penurunan r akan menggeser kurva LM ke kanan dan
akan meningkatkankan permintaan (Y) yang akan menyebabkan kenaikan PDB.
Sehingga bisa disimpullkan bahwa IKK dan expected Inflation (e) berkorelasi

negatif terhadap r dan berkorelasi positif terhadap PDB riil.

2.3 Hubungan variabel pembentuk IKK terhadap PDB Riil
Karena IKK adalah rata rata sederhana dari indeks pembentuknya, maka
keyakinan konsumen mengenai penghasilan saat ini, ketepatan waktu untuk
pembelian barang tahan lama, ketersediaan lapangan kerja saat ini, ekspektasi
konsumen terhadap penghasilan, kondisi kegiatan usaha, dan ketersediaan
lapangan kerja yang akan datang berkorelasi positif juga dengan PDB. Saat
kondisi kegiatan usaha membaik, berarti ketersediaan lapangan kerja besar,
penghasilan naik dan akhirnya mengakibatkan kecenderungan konsumsi
meningkat. Dengan kecenderungan konsumsi meningkat, maka nilai PDB dari sisi
permintaan akan meningkat.
C.Hasil dan Pembahasan
3.1 Uji Parsial

Indeks Penghasilan saat ini (saat bulan dilakukannya survei) secara parsial
mempengaruhi PDB riil secara signifikan dan berkorelasi positif.

Indeks ketersediaan lapangan kerja saat ini secara parsial mempengaruhi PDB
secara signifikan dan berkorelasi positif.


Indeks ketepatan waktu pembelian barang tahan lama secara parsial tidak
mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi 0.

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bulan yang akan datang secara parsial tidak
mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi negatif.

Indeks ekpektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang secara
parsial tidak mempengaruhi PDB secara signifikan dan berkorelasi negatif.

Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang secara
parsial nyaris atau tetap tidak mempengaruhi PDB secara signifikan dan
berkorelasi positif.
3.2 Uji dengan Model
Untuk mendapatkan model terbaik, uji regresi linear dilakukan pada keenam
variabel dengan metode stepwise yang hasilnya sebagai berikut:

Model Terbaik didapatkan dengan memasukkan 4 dari 6 variabel saja ke dalam
model. Dimana hanya ada tiga variabel yang signifikan dan satu variabel yang
hampir signifikan serta nilai VIF yang kecil sehingga menunjukkan bahwa tidak

ada multikolinearitas. Selain itu Adjusted R-Square yang dihasilkan sangat tinggi
yaitu 94,2%. Dengan demikian model yang terbentuk adalah:
lnYt = 15,556+ 0,37 X1t -0,16 X2t -0,15 X3t -0,06 X4t
Dimana: Yt = PDB riil pada waktu t
X1t = Indeks ketersediaan lapangan kerja pada waktu t
X2t = Indeks ekspektasi ketersediaan lapangan kerja pada waktu t
X3t = Indeks ekspektasi penghasilan pada waktu t
X4t = Indeks ekspektasi kegiatan usaha pada waktu t
D.Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan model yang terbentuk:
- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang
menunjukkan konsumen yakin bahwa ketersediaan lapangan kerja saat ini lebih
banyak dari pada 6 bulan yang lalu akan meningkatkan PDB riil atas dasar
harga konstan dari sisi pengeluaran sebesar 0,37 persen.
- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang
menunjukkan konsumen yakin bahwa ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang
akan datang lebih banyak dari pada saat ini akan mengurangi PDB atas dasar
harga konstan dari sisi pengeluaran sebesar 0,16 persen.
- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang

menunjukkan konsumen yakin bahwa penghasilan 6 bulan yang akan datang
lebih tinggi dari pada saat ini akan mengurangi PDB atas dasar harga konstan
dari sisi pengeluaran sebesar 0,15 persen.
- Setiap kenaikan 1 poin dari indeks tingkat keyakinan konsumen yang
menunjukkan konsumen yakin bahwa kegiatan usaha 6 bulan yang akan datang
lebih tinggi dari pada saat ini akan mengurangi PDB atas dasar harga konstan
dari sisi pengeluaran sebesar 0,06 persen.
Berdasarkan uji variabel:
- Dari keenam variabel tersebut, hanya tiga yang signifikan dan ada empat cocok
untuk dimasukkan ke dalam model. Adanya variabel yang dibuang mungkin
menghilangkan pengaruh yang cukup penting untuk diabaikan oleh model,
namun nilai ADJ-R squared yang tinggi menunjukkan bahwa model masih
sangat bagus.
- Tiga dari enam variabel berkorelasi negatif dan satu variabel berkorelasi 0
dengan PDB riil, padahal seharusnya berkorelasi positif. Hal tersebut bisa

disebabkan oleh kesalahan model, kesalahan pemilihan variabel estimasi, atau
bisa jadi metode dan proses pengumpulan data di lapangan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa IKK selama ini kurang bisa menggambarkan
keadaan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi dengan tepat.

4.2 Saran
- Meningkatkan kualitas probing dalam wawancara. Masing masing indeks
dihitung dengan menggunakan metode balance score (Net Balance + 100) Net
Balance dihitung dari selisih % jawaban responden yang meningkat dengan %
jawaban responden yang menurun. Hasil wawancara responden dengan
metode seperti itu ditakutkan akan menghasilkan jawaban yang subjektif
karena yang ditanyakan adalah pendapat dan ekspektasi tentang keadaan
ekonomi, terlebih lagi pilihan jawaban hanya dua. Hal ini tentunya bisa dihindari
dengan probing wawancara yang baik oleh petugas survey sehingga
menghasilkan jawaban yang sesuai.
- Memberikan bobot pada masing masing indeks. Meskipun mulai tahun 2011
penghitungan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) disempurnakan menggunakan
metode rata rata tertimbang dengan menggunakan bobot jumlah RT dan PDRB
(konsumsi RT), namun bobot hanya akan digunakan pada IKK masing masing
kota untuk mendapatkan angka IKK nasional. Sementara itu, penghitungan IKK
pada masing masing kota tidak memberikan bobot pada indeks penghasilan
saat ini, indeks ketepatan waktu untuk pembelian barang tahan lama, indeks
ketersediaan lapangan kerja saat ini, indeks ekspektasi konsumen terhadap
penghasilan 6 bulan yang akan datang, indeks kondisi kegiatan usaha, dan
indeks ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yang akan datang. IKK dihitung dari

rata rata sederhana Keenam indeks tersebut tanpa memikirkan bobot. Padahal,
dari hasil penelitian tiap indeks punya besaran pengaruh (koefisien) yang
berbeda beda.
- Variabel independennya saling berkorelasi. Saat kondisi kegiatan usaha
membaik, berarti ketersediaan lapangan kerja besar, penghasilan naik dan
akhirnya mengakibatkan kecenderungan konsumsi naik. Hal tersebut
menyebabkan terjadinya multikolinearitas yang menyebabkan data susah
dimodelkan. Sebaiknya variabel penghitung IKK diambil dari variabel variabel
yang saling independen.
E.Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2000-2014. Produk Domestik Bruto menurut Pengeluaran
Triwulanan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2010-2014. Jakarta : BPS
Bank Indonesia. 2013. Keyakinan Konsumen Palembang Meningkat; Pengaruh
Membaiknya kondisi ekonomi secara makro?. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2000-2010. Statistik Ekonomi Ketenagakerjaan Indonesia.
Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia. 2010-2014. Survei Konsumen. Jakarta: Bank Indonesia.
Mankiw, Gregory N. 2003. Teori Makro Ekonomi (Imam Nurmawan. Terjemahan).
Jakarta : Erlangga.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia

Ketiga. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63