Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Banyaknya kasus manipulasi laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan
besar membuat kepercayaan sebagian besar investor dan pengguna laporan keuangan
berkurang terhadap kelengkapan dan keandalan angka-angka akuntansi dalam laporan
keuangan. seperti kasus yang menimpa Enron dan World com yang melibatkan
kantor akuntan publik yang terkenal yaitu Arthur Andersen dimana hal tersebut
benar-benar mengejutkan pengguna laporan keuangan diseluruh dunia. Perusahaan
lain seperti TYCO yang diketahui juga melakukan manipulasi data keuangan (tidak
mencantumkan penurunan asset, selain itu Global Crossing yang merupakan salah
satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Amerika Serikat dinyatakan bangkrut
setelah melakukan sejumlah investasi penuh resiko. Laporan keuangan dianggap
hanya disusun berdasarkan standar akuntansi, tetapi tidak memberikan informasi
yang sesuai dan akurat mengenai kondisi suatu perusahaan. Para pengambil
keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya mengharapkan
perusahaan dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan
perusahaannya untuk mengantisipasi perubahan kondisi ekonomi yang kerap
berubah-ubah.

Universitas Sumatera Utara


„High risk bring about high return” yang artinya hasil yang besar membawa
resiko yang besar pula, merupakan sebuah kenyataan yang dihadapi investor dalam
setiap melakukan investasi, untuk itu perusahaan dituntut untuk mampu mengelola
resiko yang dapat merugikan perusahaan dan investor. Salah satu aspek penting
dalam pengelolaan risiko ini adalah pengungkapan risiko.
Sejak tahun 1998 pentingnya pengungkapan risiko mulai menjadi topik yang
sering diperbincangkan, hal ini bermula ketika Institute of Chartered Accountants in
England and Wales (ICAEW) mempublikasikan sebuah discussion paper berjudul
“Financial Reporting of Risk – Proposals for a Statement of Business Risk”. ICAEW
menyarankan kepada direksi untuk menyediakan informasi manajemen risiko pada
laporan tahunan untuk memfasilitasi para stakeholder membuat keputusan (Linsley
dan Shrives, 2006 dalam Amran et al., 2009). Pengungkapan risiko merupakan hal
yang penting dalam pelaporan keuangan, karena pengungkapan risiko perusahaan
adalah dasar dari praktik akuntansi dan investasi (ICAEW, 1999 dalam Abraham dan
Cox, 2007)
Pengungkapan risiko harus memadai agar dapat digunakan sebagai sarana
pengambilan keputusan secara tepat dan cermat. Selain itu pengungkapan informasi
risiko harus berimbang artinya tidak hanya memberikan informasi yang bersifat
positif melainkan juga memberikan infromasi yang bersifat negatif


terutama

mengenai aspek resiko manajemen. Dengan adanya permintaan para investor
mengenai pengungkapan yang lebih transparan dalam laporan keuangan membuat

Universitas Sumatera Utara

perusahaan-perusahaan melakukan perluasan terhadap wilayah pengungkapannya
dalam laporan tahunan, dan dengan membuat pengungkapan mengenai informasiinformasi nonkeuangan yang relevan dan transparan sebagai bentuk pertimbangan
dalam pembuatan keputusan.
Semakin berkembangnya permintaan pengungkapan ini yang menyebabkan
para peneliti tertarik untuk meneliti praktik pengungkapan yang terjadi didalam
perusahaan dalam bidang-bidang seperti corporate social responsibility, corporate
governance, intelectual capital dan manajemen risiko.

Namun demikian,

pengungkapan dalam bidang manajemen risiko merupakan topik yang paling sedikit
diteliti (Linsley dan Shrives, 2006 dalam Amran et al, 2009) walaupun pembahasan

mengenai manajemen resiko lagi hangat dibicarakan.
Berbagai penelitian telah dilakukan diberbagai negara untuk mengetahui
sejauh mana pengungkapan manajemen resiko. Penelitian yang dilakukan Lajili dan
Zegal (2005) yaitu dengan melakukan pemeriksaan laporan tahunan perusahaan
Kanada mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan hanya ada 82.46 %
pengungkapan manajemen risiko, dan ditemukan bahwa risiko keuangan adalah
risiko yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Barreta dan Bonzzolan (2004) meneliti tentang

kualitas

pengungkapan risiko di bursa efek Italia dengan menggunakan sampel 85 perusahaan
yang terdaftar dalam Bursa Efek Italia yang menemukan bahwa perusahaanperusahaan pada umumnya menghindari pengungkapan dampak dari risiko bagi

Universitas Sumatera Utara

perusahaan dan juga pengaruh dari resiko bagi perusahaan baik berpengaruh secara
positif maupun negatif. Penelitian lainnya oleh Linsley dan Shrives (2005)
menemukan sebanyak 6168 jumlah kalimat pengungkapan risiko di perusahaan
United Kingdom, penelitian ini mengungkapkan bahwa risiko keuangan adalah jenis

yang paling sering ditemukan dalam sampel pengungkapan diikuti dengan risiko
strategis dan risiko integritas. Penelitian yang dilakukan

Amran

et

al

(2009)

meneliti mengenai pengungkapan manajemen risiko dalam annual report perusahaan
di Malaysia, menemukan hubungan signifikan antara ukuran perusahaan dengan
pengungkapan risiko.
Di Indonesia penelitian mengenai pengungkapan manajemen resiko masih
terbatas karakteristik pengungkapan risiko secara umum. Misalnya saja penelitian
yang dilakukan oleh Amalia (2005) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh secara signifikan dengan luas pengungkapan sukarela pada laporan
tahunan perusahaan yang terdaftar di BEJ. Kemudian ada lagi penelitian yang
dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007) yang meneliti pengaruh karakteristik

perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEJ menemukan pengaruh signifikan antara rasio
leverage, rasiolikuiditas, dan ukuran perusahaan dengan kelengkapan pengungkapan
wajib. Lalu Sudarmadji dan Sularto (2007) didalam penelitiannya tidak menemukan
hubungan yang signifikan baik dengan ukuran perusahaan maupun profitabilitas
perusahaan terhadap luas voluntary disclosure laporan keuangan tahunan

Universitas Sumatera Utara

Karena kurangnya penelitian tentang pengungkapan manajemen resiko di
Indonesia dan tingginya

permintaan pengungkapan manajemen resiko oleh para

investor dan pemegang saham menjadikan pengungkapan manajemen resiko ini
menarik untuk saya teliti di Indonesia.
Pengungkapan manjemen resiko yang diteliti adalah pengungkapan resiko
laporan tahunan, yaitu dengan menggunakan objek sampel yang diambil perusahaanperusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI). Maksud dari
penelitian ini untuk menguji kembali karakteristik perusahaan yang mempengaruhi
pengungkapan risiko seperti ukuran perusahaan, leverage dan jenis Industri.

Perusahaan keuangan tidak digunakan dalam penelitian ini. Hal ini karena
perusahaan keuangan memiliki karakteristik pelaporan keuangan yang berbeda
dengan perusahaan nonkeuangan (Alsaeed, 2006). Dalam jenis industri perusahaan
keuangan seperti bank masuk kedalam golongan low profile industry, yaitu kelompok
industri yang mengungkapkan informasi mengenai risiko yang dihadapi lebih sedikit.
Penelitian ini menggunakan populasi yang diperoleh sebanyak 420 laporan tahunan
non keuangan pada tahun 2013, dari jumlah total laporan perusahaan sebanyak 507
yang terdaftar di BEI.
Karena

kurangnya

sampel

yang

tersedia

dalam


laporan

tahunan

mengakibatkan penghapusan karakteristik diversifikasi produk dan diversivikasi
pasar,peneliti menemukan sedikit laporan tahunan nonkeuangan yang mencantumkan
diversivikasi produk dan diversivikasi pasar hal ini dikarenakan perbedaan

Universitas Sumatera Utara

karakteristik perusahaan di Malaysia dan Indonesia. Penghapusan variable
diversifikasi produk dan diversifikasi pasar juga didasarkan pada hasil penelitian oleh
Amran et al (2009) yang telah meneliti kedua variabel tersebut dan menemukan
adanya hubungan yang tidak signifikan terhadap pengungkapan risiko. Karakteristik
lain yang mungkin berpengaruh adalah tingkat profitabilitas, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh Aljifri dan Hussainey (2007) yang menemukan hubungan yang
positif antara tingkat profitabilitas dengan luas pengungkapan informasi forwardlooking dalam laporan tahunan perusahaan di UAE. Semakin tinggi profit margin
maka akan semakin tinggi pengungkapannya (Almilia dan Retrinasari,2007). Profit
margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang
lebih terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas

perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen (Shingvi dan Desai, 1971 dalam
Almilia dan Retrinasari). Kemudian variable struktur kepemilikan public juga
ditambahkan dalam peneliti dalam penelitian ini. Karena pada dasarnya jika semakin
banyak saham yang dimiliki oleh publik maka tekanan yang dihadapi oleh perusahaan
untuk mengungkapkan informasi lebih banyak dalam laporan tahunannya semakin
besar sebab semakin besarnya porsi kepemilikan publik semakin banyak pula yang
membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga perusahaan akan dituntut
untuk menyampaikan informasi secara transparan dalam laporan tahunannya.
1.2 Perumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara

Karakteristik perusahaan yang mungkin mempengaruhi praktik pengungkapan
risiko di Indonesia antara lain, tingkat leverage, jenis industri, tingkat profitabilitas,
ukuran perusahaan dan struktur kepemilikan publik, maka masalah di dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.

Apakah tingkat leverage, jenis industry, tingkat profitabilitas, ukuran
perusahaan dan struktur kepemilikan public memiliki pengaruh dengan

pengungkapan risiko perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian
Dari perumusan permasalahan di atas,tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh antara tingkat
leverage, jenis industry, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan public dengan pengungkapan risiko perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan dalam
pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang akuntansi. Selain itu penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan ide dan gagasan untuk penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pengungkapan risiko.

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor
maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit kepada

perusahaan yang memiliki pelaporan risiko.

3. Bagi Manajemen Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman
tentang pengungkapan risiko untuk membantu memperbaiki praktek pengungkapan
manajemen risiko di perusahaan.

Universitas Sumatera Utara