Analisis Pengelolaan Kas Daerah Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah Daerah sebagai satuan yang diberi wewenang untuk mengatur
diri sendiri sesuai otonomi daerah membutuhkan sumber-sumber pembiayaan
yang cukup. Namun, pemerintah pusat tidak dapat memberikan sepenuhnya
pembiayaan kepada daerah, maka kepada daerah diberikan kewajiban dan
wewenang untuk menggali sumber-sumber keuangan daerahnya sendiri. Peranan
pemerintah baik di pusat maupun di daerah sangat penting dalam mewujudkan
cita–cita dan tujuan bangsa Indonesia sebagaimana amanat Undang–Undang
Dasar 1945. Salah satu peran pemerintah daerah ialah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam
pedoman
penyusunan
penetapan
kinerja
daerah,
instansi
pemerintah adalah sebuah kolektif dari unit organisasi pemerintahan yang
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, meliputi
kementrian koordinator/kementrian negara/departemen/lembaga pemerintah non
departemen, pemerintah provinsi, pemko, pemkab serta lembaga-lembaga
pemerintahan yang menjalankan fungsi pemerintahan dengan menggunakan
APBN dan APBD. Setiap instansi pemerintah harus mengetahui perkembangan
kegiatan kinerja pemerintahan dari waktu ke waktu agar dapat mengetahui apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran, serta perlu juga mengetahui
keadaan keuangan pada saat tertentu.
1
2
Apabila membicarakan tentang keuangan, maka hal tersebut tidak terlepas
dari kas. Kas memiliki peranan yang sangat besar dalam kegiatan pengoperasian
keuangan di dalam perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk mengetahui pola
penerimaan dan pengeluaran kas daerahnya agar dapat disusun anggaran kas yang
optimal. Kas merupakan komponen penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
Sebagian besar aktivitas pada suatu entitas, apakah entitas bisnis ataupun entitas
pemerintahan, selalu melibatkan uang tunai dalam pelaksanaan kegiatannya.
Hampir dapat dipastikan bahwa kas inilah yang memiliki peranan sentral dalam
menjaga kelangsungan sebuah aktivitas.
Pos akuntansi (pencatatan) kas entitas bisnis pada entitas pemerintah
disebut dengan kas daerah, walaupun hakekatnya sama-sama sebagai pos
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk aktivitas entitas, yang
membedakannya adalah dari segi penerimaan kas, entitas bisnis menerima kas
dari kegiatan penjualan, sedangkan pemerintah menerima kas dari pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah.
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah dapat dilihat bahwa keuangan
pemerintah terdiri dari beberapa bagian,diantaranya adalah Kas Daerah yaitu
tempat
penyimpanan
Uang
Daerah
yang
ditentukan
oleh
gubernur/bupati/Walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
membayar seluruh pengeluaran daerah.
Pengelolaan kas daerah merupakan permasalahan penting dalam
kehidupan bernegara juga diatur dalam paket undang-undang tersebut.
Pengelolaan kas adalah kegiatan pengelolaan yang mencakup kas dan surat
3
berharga termasuk kegiatan untuk menanggulangi kekurangan kas atau
memanfaatkan kelebihan kas secara optimal.
Masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang
memadai, tidak terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar)
tetapi tidak terlalu sedikit (sehingga akan menggangu likuiditas perusahaan).
Tujuan dasar pengelolaan kas adalah untuk meminimumkan saldo kas dengan
tetap
memperhatikan
kemampuan
instansi
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangannya. Pengaturan kas bertujuan untuk memaksimumkan pemanfaatan kas
tanpa mengabaikan likuiditas. Fungsi pengelolaan kas daerah mulai dari
perencanaan kas, pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas, pengelolaan kas
kurang dan pengelolaan kas lebih, dan pelaporannya merupakan fungsi dari
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Bendahara
Umum Daerah (BUD).
BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) adalah bagian keuangan
sekretariat daerah Kota Medan yang mempunyai tugas pokok mengelola keuangan
pemerintah Kota Medan. Secara umum tujuan didirikannya Badan Pengelola
Keungan Daerah (BPKD) Kota Medan adalah untuk dapat mewujudkan sumber
daya aparatur pemerintahan Kota medan yang profesional, berwawasan
manajemen pengelolaan keungan yang sistematis, efisien dan efektif. Dalam
aktivitasnya untuk menjalankan operasi perusahaan/instansi tersebut tentunya ada
beberapa faktor mutlak yang dibutuhkan, adapun faktor–faktor tersebut antara lain
modal, tenaga kerja dan aktivitas lainnya. Bagian keuangan Kota Medan terdiri
dari 5 sub bagian yaitu : anggaran, perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan
pembukuan.
4
Berdasarkan uraian di atas dan melihat pentingnya pengelolaan kas dalam
suatu perusahaan/instansi pmerintah maka penulis merasa tertarik dan mencoba
membahas dengan memilih judul “Analisis Pengelolaan Kas Daerah pada
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Medan”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis
pengelolaan kas daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kota
Medan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengelolaan kas daerah pada BPKD Kota Medan.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir mengenai
pengelolaan kas yang dipakai pada instansi pemerintahan dan untuk memperoleh
tambahan ilmu bagi peneliti.
b. Bagi Instansi
Dapat dijadikan masukan dalam usaha perbaikan kinerja pengelolaan
keuangan daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kota
Medan.
5
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
pada penulisan yang akan datang.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah Daerah sebagai satuan yang diberi wewenang untuk mengatur
diri sendiri sesuai otonomi daerah membutuhkan sumber-sumber pembiayaan
yang cukup. Namun, pemerintah pusat tidak dapat memberikan sepenuhnya
pembiayaan kepada daerah, maka kepada daerah diberikan kewajiban dan
wewenang untuk menggali sumber-sumber keuangan daerahnya sendiri. Peranan
pemerintah baik di pusat maupun di daerah sangat penting dalam mewujudkan
cita–cita dan tujuan bangsa Indonesia sebagaimana amanat Undang–Undang
Dasar 1945. Salah satu peran pemerintah daerah ialah untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam
pedoman
penyusunan
penetapan
kinerja
daerah,
instansi
pemerintah adalah sebuah kolektif dari unit organisasi pemerintahan yang
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, meliputi
kementrian koordinator/kementrian negara/departemen/lembaga pemerintah non
departemen, pemerintah provinsi, pemko, pemkab serta lembaga-lembaga
pemerintahan yang menjalankan fungsi pemerintahan dengan menggunakan
APBN dan APBD. Setiap instansi pemerintah harus mengetahui perkembangan
kegiatan kinerja pemerintahan dari waktu ke waktu agar dapat mengetahui apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran, serta perlu juga mengetahui
keadaan keuangan pada saat tertentu.
1
2
Apabila membicarakan tentang keuangan, maka hal tersebut tidak terlepas
dari kas. Kas memiliki peranan yang sangat besar dalam kegiatan pengoperasian
keuangan di dalam perusahaan. Penting bagi perusahaan untuk mengetahui pola
penerimaan dan pengeluaran kas daerahnya agar dapat disusun anggaran kas yang
optimal. Kas merupakan komponen penting dalam pelaksanaan suatu kegiatan.
Sebagian besar aktivitas pada suatu entitas, apakah entitas bisnis ataupun entitas
pemerintahan, selalu melibatkan uang tunai dalam pelaksanaan kegiatannya.
Hampir dapat dipastikan bahwa kas inilah yang memiliki peranan sentral dalam
menjaga kelangsungan sebuah aktivitas.
Pos akuntansi (pencatatan) kas entitas bisnis pada entitas pemerintah
disebut dengan kas daerah, walaupun hakekatnya sama-sama sebagai pos
akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas untuk aktivitas entitas, yang
membedakannya adalah dari segi penerimaan kas, entitas bisnis menerima kas
dari kegiatan penjualan, sedangkan pemerintah menerima kas dari pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah.
Berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah dapat dilihat bahwa keuangan
pemerintah terdiri dari beberapa bagian,diantaranya adalah Kas Daerah yaitu
tempat
penyimpanan
Uang
Daerah
yang
ditentukan
oleh
gubernur/bupati/Walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
membayar seluruh pengeluaran daerah.
Pengelolaan kas daerah merupakan permasalahan penting dalam
kehidupan bernegara juga diatur dalam paket undang-undang tersebut.
Pengelolaan kas adalah kegiatan pengelolaan yang mencakup kas dan surat
3
berharga termasuk kegiatan untuk menanggulangi kekurangan kas atau
memanfaatkan kelebihan kas secara optimal.
Masalah utama bagi pengelolaan kas adalah menyediakan kas yang
memadai, tidak terlalu banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar)
tetapi tidak terlalu sedikit (sehingga akan menggangu likuiditas perusahaan).
Tujuan dasar pengelolaan kas adalah untuk meminimumkan saldo kas dengan
tetap
memperhatikan
kemampuan
instansi
untuk
memenuhi
kewajiban
keuangannya. Pengaturan kas bertujuan untuk memaksimumkan pemanfaatan kas
tanpa mengabaikan likuiditas. Fungsi pengelolaan kas daerah mulai dari
perencanaan kas, pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas, pengelolaan kas
kurang dan pengelolaan kas lebih, dan pelaporannya merupakan fungsi dari
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Bendahara
Umum Daerah (BUD).
BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) adalah bagian keuangan
sekretariat daerah Kota Medan yang mempunyai tugas pokok mengelola keuangan
pemerintah Kota Medan. Secara umum tujuan didirikannya Badan Pengelola
Keungan Daerah (BPKD) Kota Medan adalah untuk dapat mewujudkan sumber
daya aparatur pemerintahan Kota medan yang profesional, berwawasan
manajemen pengelolaan keungan yang sistematis, efisien dan efektif. Dalam
aktivitasnya untuk menjalankan operasi perusahaan/instansi tersebut tentunya ada
beberapa faktor mutlak yang dibutuhkan, adapun faktor–faktor tersebut antara lain
modal, tenaga kerja dan aktivitas lainnya. Bagian keuangan Kota Medan terdiri
dari 5 sub bagian yaitu : anggaran, perbendaharaan, gaji, verifikasi, dan
pembukuan.
4
Berdasarkan uraian di atas dan melihat pentingnya pengelolaan kas dalam
suatu perusahaan/instansi pmerintah maka penulis merasa tertarik dan mencoba
membahas dengan memilih judul “Analisis Pengelolaan Kas Daerah pada
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Medan”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana analisis
pengelolaan kas daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kota
Medan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengelolaan kas daerah pada BPKD Kota Medan.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan wawasan berpikir mengenai
pengelolaan kas yang dipakai pada instansi pemerintahan dan untuk memperoleh
tambahan ilmu bagi peneliti.
b. Bagi Instansi
Dapat dijadikan masukan dalam usaha perbaikan kinerja pengelolaan
keuangan daerah pada Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Kota
Medan.
5
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian
pada penulisan yang akan datang.