Peranan Anggaran Barang dan Jasa Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(BPKD) KOTA MEDAN

Oleh :

W1NANDA MUTIARA PUTRI LUBIS 122102022

PROGRAM STUDI D-III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, rejeki dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Peranan Anggaran Barang dan Jasa Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan” Dimana tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan kelulusan pendidikan program Diploma III pada fakultas Ekonomi USU. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Jurusan Diploma III Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Bapak Arfan Rangkuti selaku Kepala Bidang Akuntansi pada Walikota Medan yang telah member pengarahan serta izin untuk riset tugas akhir ini.

5. Ayahanda tercinta Abdul Malik Lubis dan ibunda Rahayu Puspa Rini yang dengan penuh kesabaran telah membesarkan, mendidik dan yang tak henti-hentinya banyak memberikan dukungan atas penulis baik moril maupun


(5)

materil, serta selalu mendoakan penulis disetiap kesempatan yang ada. Semoga tugas akhir ini dapat membuat ayahanda dan ibunda tercinta bangga dan bahagia terhadap penulis.

6. Kepada adik tersayang Dinda Retno Amanda Lubis dan Alif Aulia Pasha Lubis yang dengan penuh semangat mendukung penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Kepada teman-teman seperjuangan Rizky Tisa Safitri, Muhammad Yusuf Asril, Rafinaldy Putra Lubis, Rafli Adwira Barus, Khairunnisa Nasution, Resi Utari Siregar, dan Rizky Yulia yang telah membantu penulis dalam mencari data dan menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas Akhir ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Penulis

Winanda Mutiara Putri Lubis (122102022)


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Rencana Penulisan ... 3

1. Jadwal Survey/Observasi ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II : BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN ... 6

A. Sejarah Ringkas BPKD ... 6

B. Struktur Organisasi ... 15

C. Job Description ... 15

D. Jaringan Kegiatan ... 34

E. Kinerja Kegiatan Terkini ... 34


(7)

BAB III : PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA

MEDAN... 36

A. Pengertian Anggaran, Penganggaran dan Klasifikasinya ... 36

B. Pengertian Belanja Barang dan Jasa ... 41

C. Peraturan Presiden Tentang Anggaran Belanja Barang dan Jasa ... 43

D. Analisis Prosedur Anggaran Barang dan Jasa Pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan ... 46

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Jadwal Survey dan Penyusunan Laporan Tugas Akhir ... 4

3.1 Tabel Honorarium Pejabat, Panitia Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pada BPKD Kota Medan ... 46

3.2 Contoh Surat Pengantar SPP-LS ... 49

3.3 Contoh Surat SPP-LS Barang dan Jasa ... 51


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman Gambar 2.1 Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anggaran dalam Organisasi bisnis komersial atau perusahaan memiliki arti yang memiliki arti yang berbeda dengan anggaran dalam pemerintahan. Anggaran dalam organisasi pemerintahan memiliki arti lebih dari sekedar alat perencanaan, bahkan bisa dikatakan bahwa anggaran dalam pemerintahan berfungsi sebagai pengendali utama kegiatan dari organisasi pemerintahan tersebut. Anggaran menurut Freeman (dalam Mursyidi, 2009 : 36 adalah “sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sector publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas”).

Belanja dalam lingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia menurut PP 24 Tahun 2005,diartikan sebagai semua pengeluaran bendahara umum negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah. Karena itu belanja diakui sebesar jumlah kas yang dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah. Nilai yang dibayarkan meliputi nilai yang dibayarkan oleh pemerintah,bukan nilai yang seharusnya dibayarkan.

Belanja barang dan jasa adalah barang dan jasa yang terdiri dari barang dan jasa yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang lain,barang yang dibeli untuk kemudian dijual kembali,atau barang dan jasa yang habis dikonsumsi.


(12)

Berdasarkan tujuan penggunaannya, barang dan jasa yang dibeli pemerintah dan dipakai oleh pegawai pemerintah dapat dikelompokkan menjadi belanja barang dan jasa ataupun kompensasi untuk pegawai dalam bentuk selain tunai. Jika pegawai menggunakan barang dan jasa tersebut agar pekerjaannya dapat terlaksana,maka penggunaan barang dan jasa tersebut dikelompokkan sebagai belanja barang dan jasa. Sedangkan bila barang dan jasa digunakan pada waktu dan tujuan yang diinginkan oleh pegawai dan dapat secara langsung memenuhi kebutuhan pegawai tersebut,maka hal ini dikategorikan sebagai kompensasi untuk pegawai.

Begitu pula dengan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, sebagai salah satu organisasi pemerintah BPKD Kota Medan dan memiliki prosedur penerapan anggaran belanja barang dan jasa. Karena itu melihat pentingnya peranan anggaran ini,penulis berminat untuk menyusun laporan tugas akhir mengenai anggaran belanja barang dan jasa dengan judul “Peranan Anggaran Barang dan Jasa Pada BPKD (Badan Pengelolaan Keuangan Daerah) Kota Medan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka untuk membatasi ruang lingkup dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut:

“Apakah penerapan anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan telah sesuai dengan prosedur yang ada?”


(13)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diidentifikasi penulis, maka tujuan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui penerapan anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan telai sesuai dengan prosedur yang ada atau tidak. 2. Manfaat penelitian

Hasil dari tugas akhir ini dimaksudkan agar dapat memberikan manfaat bagi :

a. Bagi penulis,untuk memperoleh pengetahuan tentang peranan anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan.

b. Bagi BPKD Kota Medan,dapat member masukan agar dapat melakukan aktifitas dengan efektif dan efisien, serta dapat mengetahui dan melaksanakan peranan anggaran barang dan jasa sesuai dengan prosedur yang berlaku saat ini.

c. Bagi penulis lain, dapat digunakan sebagai pembanding untuk penelitian dengan tema dan pembahasan yang sama dimasa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Penelitian

Tempat : BPKD Kota Medan


(14)

Tabel 1. 1

Jadwal Survei/Observasi

No Kegiatan Mei 2015 Juni 2015

I II III IV I II III IV 1. Pengesahan Penulisan Tugas Akhir

2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset 4. Pengumpulan Proposal

5. Penunjukan Dosen Pembimbing 6. Pengumpulan Data

7. Penyusunan Tugas Akhir 8. Bimbingan Tugas Akhir 9. Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan membuat rencana isi secara terarah dalam penulisan tugas akhir, Pembahasan tugas akhir ini terbagi atas empat (4) bab yang saling berkaitan yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II : BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH


(15)

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah ringkas BPKD, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja kegiatan terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA PADA

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang pengertian anggaran, penganggaran, klasifikasinya, pengertian belanja barang dan jasa, peraturan presiden tentang anggaran belanja barang dan jasa, analisis prosedur anggaran barang dan jasa pada badan pengelola keuangan daerah kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan berdasarkan uraian terdahulu dan saran guna meningkatkan pengetahuan tentang anggaran barang dan jasa pada badan pengelola keuangan kota Medan.


(16)

BAB II

BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTA MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

BPKD dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota Medan. Mengingat pada saat itu potensi tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota Medan belum begitu kompleks, maka bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu : anggaran, pembendaharaan, gaji, verifikasi, dan pembukuan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk kota Medan, maka melaluli peraturan daerah kota Medan, bagian tersebut diatas ditingkatkan menjadi badan pengelolakeuangan daerah yang tugas pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota Medan.

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance). Pengembangan tata peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam system dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.


(17)

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintahan Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdayaguna, dan berhasil guna yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur (SOP).

Organisasi BPKD, terdiri dari: 1. Badan

2. Sekretariat,membawahkan: a. Sub Bagian Umum; b. Sub Bagian Keuangan;

c. Sub Bagian Penyusunan Program. 3. Bidang Anggaran, membawahkan:

a. Sub Bidang Pendapatan;

b. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung; c. Sub Bidang Belanja Langsung. 4. Bidang Perbendaharaan,membawahkan:

a. Sub Bidang Gaji; b. Sub Bidang Belanja;

c. Sub Bidang Verifikasi dan Kas.

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan: a. Sub Bidang Akuntansi;


(18)

6. Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) 7. Kelompok Jabatan Fungsional

BPKD berdiri pada tanggal 28 Desember 2011. Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan Daerah ditetapkan mulai 2011-2015.

Berikut ini akan dijelaskan Visi dan Misi BPKD:

1. Visi BPKD Kota Medan

Visi BPKD Kota Medan dirumuskan untuk mendukung visi dan misi Kota Medan. Secara dimensional pernyataan visi berfokus kemasa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu.

Upaya untuk mewujudkan keberhasilan visi ini tentunya sangat ditentukan oleh kinerja dan peran Aperatur Pemerintah Kota Medan.

BPKD Kota Medan berkeinginan agar setiap Aparatur Pemerintah Kota Medan berkemampuan melaksanakan tugasnya dengan baik, berdayaguna, dan berhasilguna, yang didukung dengan Kelembagaan Perangkat Daerah yang efektif dan efisien, sehingga dapat terwujud pelayanan Pemerintah Kota Medan yang prima sesuai dengan sistem dan prosedur (SOP). Sejalan dengan visi dan misi Kota Medan, maka visi BPKD Kota Medan Tahun 2011-2015 sebagai berikut: “TERWUJUDNYA SUMBER DAYA APARATUR PEMERINTAH KOTA MEDAN YANG PROFESIONAL, BERWAWASAN MANAJEMEN PENGELOLAAN KEUANGAN YANG SISTEMATIS, EFISIEN DAN EFEKTIF”

Rasionalitas visi BPKD Kota Medan sebagaiman diatas adalah sebagai berikut:


(19)

a. Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran yang profesional Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama dalam menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan/Regulasi maupun fungsi Pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang peranan dalam rangka menumbuhkembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang ini.

Untuk memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil bagian dalam proses globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh pemerintah kota Medan adalah sumber daya aparatur yang profesional dengan meningkatkan mutu pelayanan administrasi.

b. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan manajemen pengelolaan keuangan.

Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya aparatur yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, beribawa, bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya.

Faktor-faktor tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota Medan yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi


(20)

sesuai bidang tugasnya untuk menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta peningkatan pengetahuan bagi aparaturnya, sehingga akan memungkinkan Pemerintah dan Masyarakat Kota Medan mampu mencapai keberhasilan pembangunan Kota sebagaimana Visi dan Misi Kota Medan yaitu: “Medan Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli, dan sejahtera”.

c. Sumber daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berpengabdian Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan dalam kerangka membangun persatuan dan kesatuan Bangsa. Oleh karena itu, profesionalisme sumber daya aparatur yang akan diwujudkan tersebut tidak semata hanya membangun kualitas, kompetensi, menguasai ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja kearah yang lebih baik ke depan, sehingga penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan di bidang pengelolaan keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan aparatur.


(21)

d. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan keuangan diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna untuk menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh karena peningkatan capaian kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang kompetensi, menguasai perkembangan ilmu, dan teknologi tetapi juga sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja kea rah yang lebih baik. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat meningkatnya kualitas dan sistem pelaporan.

e. Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah

BPKD Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam rangka penyelanggaraan tata pemerintahan yang baik (good goveranance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas, serta penyusunan pelaporan keuangan daerah.


(22)

2. Misi BPKD Kota Medan

Misi BPKD Kota Medan merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar harapan yang dicita-citakan pada masa mendatang akan tercapain yaitu:

a. Meningkatkan transparasi, efisiensi, dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Medan.

b. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang lebih baik.

c. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Medan.

Dalam mencapai visi organisasi, BPKD Kota Medan merumuskan misi organisasi sebagai tugas utama yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan organisasi dalam kurun waktu tertentu.

Ketiga misi BPKD Kota Medan di atas dapat dijelaskan dengan rasionalitas sebagai berikut:

a. Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran dan pelayanan Aparatur Pemerintahan Kota Medan

Dengan terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana administrasi perkantoran merupakan penunjang kelancaran tugas-tugas pelayanan bagi aparatur sebagai aparatur Pemerintah Kota Medan yang berdaya guna dan berhasil guna sesuai dengan sumber daya manusia (SDM) maka pelayanan administrasi dan aparatur dapat berjalan sesuai program dan rencana kerja yang telah disusun dan dapat menerapkan


(23)

mutu pelayanan administrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik.

b. Meningkatkan transparansi, efiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah Kota Medan

Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh BPKD Kota Medan harus memiliki manfaat tepat guna yang berbasis kinerja sehingga dapat terlihat dari hasil pekerjaan yang dilakukan sehingga aparatur pemerintah semakin memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, maupun pengalaman yang sesuai dengan ruang lingkup wewenang dan tanggung jawab yang diemban sesuai prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan khususnya bidang pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas transparan, efisien, dan efektif. c. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi

yang lebih baik

Terkait dengan salah satu tujuan organisasi Pemerintah Kota Medan untuk meningkatkan kualita, kuantitas dan pemerataan pelayanan umum Pemerintah Kota Medan kepada masyarakat dengan pelayanan yang prima, terjangkau dan adil, maka disadari bahwa pada prakteknya, tujuan itu hanya dapat tercapai oleh sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan yang secara langsung berinteraksi dengan sistem teknologi yang harus diketahui oleh aparatur dan menyadari tugas pelayanan yang harus dilakukannya. Oleh karenanya, motivasi, disiplin, dan kualitas sumber daya aparatur


(24)

sangat dibutuhkan guna mendukung penerapan penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah yang good governance.

d. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas struktur organisasi Perangkat Daerah Kota Medan

Bahwa untuk dapat tercapainya tujuan organisasi Kinerja organisasi akan selalu ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia dalam organisasi yang bersangkutan disamping adanya peran penting faktor-faktor lain. Oleh karena itu,peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan mutlak harus dilakukan.

Dalam batasan Misi diatas, peningkatan kinerja aparatur dapat terlepas dari makna peningkatan produktifitas kerja aparatur Pemerintah Kota Medan sehingga terbebas dari pemborosan dan ketidakefisienan. Menempatkan aparatur pada suatu gugus kerja yang jelas, peningkatan karier, dan kesejahteraan yang sesuai dengan prestasi aparatur, kepuasan kerja, budaya organisasi yang mendukung peningkatan kinerja dan sebagainya merupakan faktor-faktor yang secara simultan berkorelasi dalam proses peningkatan kinerja sumber daya aparatur Pemerintah Kota Medan.


(25)

B. Struktur Organisasi

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Sumber: www.pemkomedan.go.id

C. Job description

Tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPKD terdiri dari:

1. Kepala BPKD

BPKD dipimpin oleh kepala Badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah BPKD mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan


(26)

urusan pemerintahan daerah dibidang pengelolaan keuangan daerah lingkup anggaran, pembendaharaan, akuntansi dan pelaporan.

Kepala BPKD menyelanggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan keuangan daerah. b. Penyusunan pedoman dan petunjuk teknis urusan pemerintahan

daerah di bidang pengelolaan keuangan daerah.

c. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan.

d. Penyusunan dan penyelenggaraan administrasi keuangan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah.

e. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pengelolaan keuangan daerah.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan program.

Sekretariat menyelenggarakan fungsi:


(27)

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD.

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan BPKD yang meliputi administasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan BPKD.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumberdaya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan.

e. Pelaksaan koordinasi penyelanggaraan tugas-tugas BPKD

f. Pelaksanaan monitoring, pengawasan, dan pengendalian bidang kesekretariatan

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai

dengan tugas dan fungsinya. Sekretariat, membawahkan: a. Sub bagian Umum

Sub bagian umum dipimpin oleh Kepala Sub bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub bagian umum mempunyai tugas pokok pelaksanaan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum.

Sub bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

1) Penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian Umum.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum.


(28)

3) Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, piñata kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan kerumah-tanggaan dan keprotokolan BPKD.

4) Pengelolaan administrasi kepegawaian.

5) Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian.

6) Pelaksanaan hubungan masyarakat.

7) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tugas.’ 8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris dengan

tugas dan fungsinya

b. Sub bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

Sub bagian Keuangan menyelanggaran fungsi:

1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.

2. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.


(29)

3. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi.

4. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan.

5. Penyusunan laporan keuangan BPKD.

6. Pelaksanaan tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

7. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. 8. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

9. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya

c. Sub bagian Penyusunan Program

Sub bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub bagian, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub bagian Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas secretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

Sub bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian


(30)

2. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana program, dan kegiatan BPKD

3. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan Program BPKD 4. Penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD 5. Pelaksana monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

tugas.

6. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.

7. Pelaksanaan tugas lain yang lain diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Anggaran

Bidang Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung

Bidang Anggaran menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang anggaran.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang meliputi pendapatan, pembiayaan, belanja tidak langsung, dan belanja langsung.

c. Pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim Anggaran Pemerintahan Daerah (TPAD).


(31)

d. Pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD. e. Pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan Perubahan

APBD atas susulan SKPD.

f. Penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) SKPD. g. Penyiapan Surat Penyediaan Dana (SPD) sesuai DPA/DPPA SKPD. h. Penyusunan laporan realisasi SPD SKPD.

i. Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepada Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Anggaran, membawahkan: a. Sub bidang Pendapatan

Sub bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala sub Bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepadan Kepala Bidang anggaran. Sub bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang anggaran lingkup pendapatan dan pembiayaan.

Sub bidang Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Pendapatan.


(32)

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan da penerimaan pembiayaan.

3) Pengkoordinasian pelaksaan dan pengendalian kegiatan penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.

4) Pengkoordinasian Rencana Keuangan Anggaran (RKA) pendapatan SKPD.

5) Penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran pendapatan dan penerimaan biaya.

6) Penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan pembiayaan SKPD

7) Penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai DPA/DPPA SKPD

8) Penyiapan laporan realisasi SPD pendapatan dan pembiayaan. 9) Pengumpulan dan pengolahan data serta informasi yang

berhubungan dengan pendapatan dan penerimaan pembiayaan. 10) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup

pendaparan dan pembiayaan.

11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang dengan tugas dan fungsinya


(33)

b. Sub bidang Belanja Tidak Langsung

Sub bidang Belanja Tidak Langsung dipimnpin oleh Kepala Sub bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran, Sub bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagai tugas Bidang Anggaran lingkup belanja tidak langsung.

Sub bidang Tidak Langsung menyelanggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja Tidak Langsung.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak langsung.

3) Pengkoordinasi RKA belanja tidak langsung SKPD.

4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja tidak langsung dengan SKPD.

5) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA belanja tidak langsung SKPD

6) Penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai DPA/DPPA SKPD.

7) Penyiapan laporan realisasi SPD Belanja tidak langsung.

8) Penyusunan laporan kinerja program bidang anggaran lingkup belanja tidak langsung.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(34)

10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Belanja Langsung

Sub bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran. Sub Bidang Belanja Langsung mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja langsung.

Sub bidang Belanja Langsung menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja Langsung.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung. 3) Pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD

4) Pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran belanja langsung dengan SKPD

5) Pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA belanja langsung SKPD

6) Penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD. 7) Penyiapan laporan realisasi SPD belanja langsung.

8) Penyusunan laporan anggaran kinerja bidang anggaran lingkup belanja langsung.

9) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.


(35)

10) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Perbendaharaan

Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan. Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas.

Bidang perbendaharaan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Perbendaharaan.

b. Peyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja, verifikasi dan kas.

d. Pengujian SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan.

e. Pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja, verifikasi dan kas.

f. Penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan.

g. Penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD.


(36)

i. Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntunan ganti rugi.

j. Penyiapan bahan pembinaan, pengendalian, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang perbendaharaan, membawahkan: a. Sub bidang Gaji

Sub bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan. Sub bidang Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup gaji.

Sub bidang Gaji menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan, kegiatan Sub Bidang Gaji. 2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup gaji pegawai.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji.

4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari SKPD.

5) Penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji.

6) Penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftargaji SKPD. 7) Penyelesaian permasalahan lingkup.


(37)

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntuan ganti rugi lingkup gaji.

9) Penyiapan bahan untuk penerbitan Surat Keputusan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) gaji.

10) Penyiapan pembayaran uang bagi PNS yang meninggal dunia. 11) Penyusunan laporan realisasi SP2D gaji.

12) Penyusunan laporan kinerja program bidang pemberdaharaan lingkup gaji..

13) Pelaksanaan Monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bidang Belanja

Sub bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala bidang Perbendaharaan.

Sub bidang Belanja menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Belanja.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang belanja.


(38)

4) Pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) belanja dari SKPD.

5) Penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar (SPM).

6) Penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja.

7) Penyiapan register Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) belanja.

8) Penyiapan bahan penyelesaian masalah tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi lingkup belanja.

9) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran belanja.

10) Penyusunan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup belanja.

11) Pelaksanaan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan monitoring.

12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Sub bidang Verifikasi dan Kas

Sub bidang Verifikasi dan Kas dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Perbendaharan. Sub Bidang Verifikasi dan Kas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan.


(39)

Sub bidang Verifikasi dan Kas menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Verifikasi dan Kas.

2) Penyusunan bahan petunjuk teknis verifikasi dan kas.

3) Penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang verifikasi dan kas.

4) Penyiapan bahan penerbitan SP2D bidang verifikasi dank as. 5) Penyiapan register SP2D bidang verifikasi dan kas.

6) Pemeriksaan kelengkapan surat bertanggungjawaban belanja. 7) Pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD.

8) Penyusunan laporan arus kas secara periodik.

9) Pencatatan penerimaan dan belanja kedalam buku register serta membuat laporan harian tentang penerimaan dan belanja daerah. 10) Pelaksanaan rekonsiliasi kas dengan bank per periode.

11) Penyiapan bahan penyusunan laporan realisasi anggaran verifikasi dan kas.

12) Pelaksanaan laporan kinerja program bidang perbendaharaan lingkup verifikasi dan kas.

13) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

14) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(40)

5. Bidang Akuntansi dan Pelaporan

Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab dengan Kepala Badan Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup akuntansi dan pelaporan. Bidang Akuntansi dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi dan Pelaporan.

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan pelaporan.

d. Pelaksanaan penyusunan, sosialisasi, dan asistensi sistem penatausahaan akuntansi pemerintahaan daerah.

e. Pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja, dan laporan manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.

f. Penyajian data dan informasi dibidang analisa, bidang pelaporan keuangan serta bidang penatausahaan keuangan.

g. Penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan penyusunan Laporan Keuangan Daerah.

h. Penyusunan laporan realisasi APBD setiap semester dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.


(41)

i. Penelitian kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja dan pengesahanan surat pertanggungjawaban pendapatan.

j. Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan. k. Pelaksanaan pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pengendalian

di bidang akuntansi dan pelaporan.

l. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan:

a. Sub bidang Akuntansi

Sub bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup akuntansi.

Sub bidang Akuntansi menyelenggarakan fungsi :

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Akuntansi. 2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan lingkup

akuntansi.

3) Pelaksanaan verifikasi atas SP2D yang telah terbit.

4) Penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD dalam rangka pengelolaan anggaran kas.

5) Pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.


(42)

6) Pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan.

7) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan lingkup akuntansi.

8) Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

b. Sub bagian Pelaporan

Sub bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi dan Pelaporan. Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Akuntansi dam Pelaporan lingkup pelaporan.

Sub bidang Pelaporan menyelenggarakan fungsi:

1) Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pelaporan. 2) Penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan

lingkup pelaporan.

3) Penghimpunan dan pengelolaan data serta informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan daerah.

4) Pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan SKPD dengan laporan keuangan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPD).


(43)

5) Pelaporan penerimaan darah secara terpadu pada semua unit pelaksana secara integrasi.

6) Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan prognosis 6 (enam) bulan berikutnya.

7) Penyusunan laporan keuangan tahunan.

8) Penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala tentang laporan keuangan daerah.

9) Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang pertanggung-jawaban pelaksanaan APBD.

10) Penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan pelaporan lingkup pelaporan.

11) Pelaksanaan monitoring, evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas.

12) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan, nomeklatur, dan tugas pokok, dan fungsi Unit Pelaksana Teknis akan ditentukan dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas


(44)

melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Jumlah tenaga kerja tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.

D. Jaringan Kegiatan

Adapun jaringan kegiatan pada BPKD Kota Medan, yaitu dinas-dinas di kota Medan yang merupakan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), yang akan memberikan laporan keuangannya kepada BPKD Kota Medan untuk dikonsolidasi dan diberikan kepada Kepala Daerah sebagai Laporan Pertanggungjawaban.

E. Kinerja Kegiatan Terkini

Kinerja terkini yang dilakukan pada BPKD kota Medan, yaitu Pendampingan Penatausahaan Keuangan SKPD di Lingkungan pemerintah kota Medan untuk meningkatkan kualitas penatausahaan keuangan SKPD tahun 2015 dengan menggunakan aplikasi SIMDA (Sistem Informasi Manajemen dan Keuangan Daerah).


(45)

F. Rencana Kegiatan

Rencana Program dan Kegiatan BPKD dirumuskan berdasarkan program dan kegiatan bidang-bidang pelaksana.

Adapun rencana kegiatan pada BPKD Kota Medan, yaitu: 1. Program pelayanan administrasi perkantoran.

2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur. 3. Program peningkatan disiplin aparatur.

4. Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur.

5. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

6. Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah.


(46)

BAB III

PERANAN ANGGARAN BARANG DAN JASA PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH

(BPKD) KOTA MEDAN

A. Pengertian Anggaran, Penganggaran, Dan Klafikasinya

1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan satu instrument di dalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor public, termasuk pemerintah, anggaran merupakan bagian dari aktivitas penting yang dilakukan secara rutin.

Kata “anggaran” merupakan terjemahan kata “budget” dalam bahasa Inggris. Akan tetapi, kata tersebut sebenarnya berasl dari bahasa Prancis “bougette” yang berarti a sma ll bag (sebuah tas kecil). Dalam sejarah Inggris, istilah ini pertama kali diguakan di tahun 1733 ketika Menteri Keuangan membawa tas kulit yang di dalamnya berisi proposal keuangan pemerintah yang akan disampaikan kepada parlemen. Ketika itu menteri tersebut mengatakan “open the budget” .

Menurut Edwards (dalam Arif, 2002:14).

Pengertian anggaran kemudian terus berkembang. The National Committee om Govermental Accounting United Sta tes of America memberikan definisi “ A budget is a plan of financial operations embodying estima tes of proposed expenditures for a given period of time and the proposed means of financing them” (Anggaran adalah rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja yang diusulkan dalam satu periode dan sumber pendapatan yang diusulkan dalam satu periode dan sumber pendapatan yang diusulkan untuk membiayai belanja tersebut).


(47)

Sementara Wildavsky (dalam Arif 2002 : 14) mendefinisikan anggaran sebagai:

Catatan masa lalu (a record of the past), rencana masa depan (a statement about the future), mekanisme pengalokasian sumber daya (a mechanism for a llocating resource), metode untuk pertumbuhan (a method for securing growth), alat penyalur pendapatan (a n engine of income distribution), mekanisme untuk negosiasi (a mechanism through which units bargain over conflicting goals, make side pa yments, and try to motivate one another to accomplish their objectives), harapan, aspirasi, strategi organisasi (organiza tion’s, expecta tions,a spiration, and strategies), satu bentuk kekuatan control (a form of power), dan alat jaringan komunikasi (a signal or network of communications).

Menurut Freeman (dalam Mursyidi, 2009 : 36) “anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sector public untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikimya pada kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas”.

Anggaran dapat juga dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran financial.

Berdasarkan pernyataan di atas, defenisi anngaran dapat diringkas menjadi :

a. Rencana keuangan mendatang yang berisi pendapatan dan belanja; b. Gambaran strategi pemerintah dalam pengalokasian sumber daya

untuk pembangunan; c. Alat pengendalian; d. Instrument politik; e. Disusun dalam periode ;


(48)

f. Perkiraan sumber-sumber yang akan menghasilkan pemasukan serta seberapa besar pemasukan tersebut.

Akan tetapi, penting untuk diketahui bahwa anggaran bukanlah sebuah kompas karena tidak seorang pun yang mengetahui sesuatu secara pasti di masa depan, dan selanjutnya perlu dicari informasi lain yang menggambarkan kenyataan dari alokasi sumber daya. Dengan kata lain analisis alokasi dan strategi pembangunan tidak hanya berdasarkan anggaran, tetapi juga harus memperhatikan bagaimana realisasi anggaran tersebut.

2. Penganggaran, Klasifikasi Anggaran a. Penganggaran

Penganggaran merupakan aktivitas mengalokasika sumber daya keuangan yang terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang cenderung tanpa batas.

Penganggaran merupakan aktivitas yang terus-menerus dari mulai perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penganggaran : 1) Kondisi perekonomian;

2) Struktur politik;

3) Ketidakseimbangan antara belanja dan pendapatan. b. Klasifikasi Anggaran

Anggaran diklasifikasikan menjadi beberapa macam dengan tujuan untuk mempermudah penyusunan, pelaksanaan dan pengawasannya. Adapun tujuan dari klasifikasi itu adalah:


(49)

1) Untuk mempermudah penyusunan anggaran sehingga mempermudah perumusan sasaran pembangunan;

2) Untuk mempermudah pelaksanaan anggaran sehingga mampu meingkatkan efektifitas pencapaian sasaran-sasaran pembangunan;

3) Untuk mempermudah pemeriksaan realisasi anggaran sehingga pengawasan anggaran dapat ditingkatkan.

Klasifikasi anggaran dibagi atas 5 (lima) jenis; a. Berdasarkan objek

Anggaran disusuan berdasarkan jenis pendapatandan belanja. Pendapatan terdiri dari penerimaan dalam negeri yang terdiri atas penerimaan pajak dan nonpajak. Pendapatan lain adalah pendapatan hibah dan sebagainya. Belanja diklasifikasikan dalam belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, dan sebagainya. Klasifikasi ini sering digunakan karena relatif mudah. Klasifikasi tidak dapat diketahui pertanggungjawaban setiap unit dan tingkat prioritas belanja di dalam keterbatasan sumber daya keuangan.

b. Berdasarkan organisasi

Anggaran diklasifikasikan berdasarkan unit pemerintah seperti anggaran departemen pertahanan, anggaran departemen luar negeri dan seterusnya termasuk unit organisasi dibawahnya. Klasifikasi ini memungkinkan untuk melihat besar anggaran


(50)

setiap unit, pencapaian, serta efisiensi, dan efektifitasnya. Akan tetapi, klasifikasi ini tidak memungkinkan untuk pengalokasian anggaran kepada sasaran-sasaran pembangunan secara nasional. Kedua, di setiap departemen/lembaga negara tidak memiliki karakteristik yang sama. Ada departemen yang pendapatannya lebih banyak dan belanja lebih sedikit, seperti departemen keuangan. Di sisi lain, ada unit yang belanjanya relative besar. Sedangkan pendapatan kecil.

c. Berdasarkan fungsi

Anggaran disusun berdasarkan fungsi belanja di dalam negara seperti didalam sektor pendidikan, sektor sosial, dan seterusnya. Sektor pendidikan bisa terdapat diberbagai departemen/lembaga negara, tidak hanya di departemen pendidikan.

d. Berdasarkan sifat/karakter

Anggaran disusun berdasarkan sifat/karakter pendapatan dan belanja seperti pendapatan dan belanja rutin serta pendapatan dan belanja pembangunan.

e. Berdasarkan kehematan

Anggaran disusun berdasarkan skala ekonomis-nya. Prioritas belanja disusun berdasarkan tingkat kebutuhan sesuai dengan kebijakan nasional mengingat terbatasnya pendapatan negara. Untuk itu, didahulukan pendapatan rutin dan belanja rutin


(51)

kemudian pendapatan pembangunan (pembiayaan) dan belanja pembangunan sesuai dengan tingkat prioritas.

B. Pengertian Barang dan Jasa

Belanja dapat diartikan sebagai semua pengeluaran pemerintah daerah pada suatu periode anggaran. Dan belanja juga memiliki beberapa klasifikasi, seperti klasifikasi belanja menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 yang kemudian dijabarkan dalam Permendagri 13 Tahun 2006, belanja diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja sebagai belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja barang dan jasa di kelompokkan ke dalam belanja langsung.

Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik.

Belanja barang dan jasa terdiri atas:

1. Biaya bahan habis pakai, contohnya biaya alatlistrik dan elektronik, biaya alat tulis, dan Biaya gas.

2. Biaya jasa kantor, yaitu biaya yang berhubungan dengan pelayanan serta penunjang administrasi kantor. Contohnya biaya kawat dan faks dan biaya pengiriman.

3. Biaya cetak dan penggandaan, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mencetak dan penggandaan. Contohnya barang cetakan dan fotokopi.


(52)

4. Biaya langganan, yaitu pengeluaran yang dibayar setelah manfaatnya dinikmati selama suatu periode. Contohnya biaya listrik, biaya telepon dan biaya air.

5. Biaya pakaian dinas, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan pakaian dinas pegawai dan dewan. Contohnya biaya pakaian dinas, biaya pakaian upacara,dan biaya polisi/mantri/agen pamong praja.

Belanja barang dan jasa juga diartikan sebagai pengeluaran yang antara lain dilakukan untuk membiayai keperluan kantor sehari-hari, pengadaan/ penggantian inventaris kantor, lain-lain pengeluaran untuk membiayai pekerjaan yang bersifat non-fisik dan secara langsung menunjang tugas pokok dan fungsi kementrian/lembaga, pengadaan inventaris kantor yang nilainya tidak memenuhi syarat nilai kapitalisasi minimum yang diatur oleh pemerintah pusat/daerah dan pengeluaran jasa non-fisik seperti pengeluaran untuk biaya pelatihan dan penelitian.

Contoh : Suatu instansi menetapkan kebijakan akuntansi tentang batasan nilai minimal kapitalisasi aset tetap sebesar Rp 300.000. Instansi tersebut merencanakan untuk mengganggarkan pembelian kalkulator 1 unit seharga Rp 280.000. Instansi A akan menganggarkan pembelian kalkulator tersebut pada APBN/APBD sebagai belanja barang sebesar Rp 280.000. Jika terjadi pembelian kalkulator, pemnelian tersebut akan dicatat sebagai belanja barang, dan tidak disajikan sebagai aset dalam neraca, tetapi cukup dicatat dalam buku inventaris.


(53)

C. Peraturan Presiden Tentang Anggaran Barang dan Jasa

Belanja barang dan jasa diatur dalam ketentuan Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah namun sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2011 tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Adapun beberapa perubahan Peraturan Presiden yaitu:

1. Pasal 1 ayat (1)

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah.

2. Pasal 1 ayat (2)

Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan barang/pekerjaan konstruksi/jasa konsultasi/jasa lainnya. 3. Pasal 1 ayat (13)

Pakta integritas adalah surat pernyataan yang berisi untuk mencegahdan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam Pengadaan Barang/Jasa.

4. Pasal 1 ayat (14)

Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh penggunaa barang.


(54)

5. Pasal 1 ayat (15)

Pekerjaan konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya. 6. Pasal 1 ayat (16)

Jasa konsultasi adalah layanan profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya oleh pikir (brainwa re).

7. Pasal 1 ayat (17)

Jasa lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain jasa konsultasi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan pengadaan barang.

8. Pasal 15 ayat (2)

Keanggotaan kelompok ULP (Unit Layanan Pengadaan) wajib ditetapkan untuk :

a. Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai diatas Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah);

b. Pengadaan jasa konsultasi dengan nilai diatas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

9. Pasal 15 ayat (3)

Anggota kelompok ULP berjumlah gasal beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan.


(55)

10. Pasal 15 ayat (4)

Kelompok kerja ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dibantu oleh tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis.

11. Pasal 16 ayat (1)

Paket Pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat dilaksanakan oleh Kelompok Kerja ULP atau pejabat pengadaan.

12. Pasal 16 ayat (2)

Paket Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupian) dapat dilaksanakan oleh Kelompok Kerja atau Pejabat pengadaan.

13. Pasal 16 ayat (3)

Pengadaan langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang pejabat pengadaan. Hal diatas merupakan ketentuan yang diberikan pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa di Indonesia. Demikian juga pada Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan, penganggaran belanja barang dan jasa juga di dasarkan pada ketentuan-ketentuan yang sama. Hal ini akan terlihat pada table 3.1

Dalam tabel 3.1 ini terlihat bahwa Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan menjalankan penganggaran barang dan jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misalnya pejabat pengadaan maksimum hanya 1 orang, nilai pagu dana lebih tinggi dari Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), dan juga disertai honorarium yang berlaku untuk per orang.


(56)

Tabel 3.1

Honorarium Pejabat, Panitia Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Pada BPKD Kota Medan

No Nilai Pagu

Honor per Orang Pejabat Pengadaan (maksimum 1 orang ) (Rp/paket) Panitia Barang/Jasa (Konstruksi) (Rp/Paket) Panitia Barang (non Konstruksi) (Rp/Paket) Panitia Jasa (non Konstruksi) (Rp/Paket)

1 < 200 jt 850.000 800.000 900.000 600.000 2 >200 jt s/d 500 jt 900.000 800.000 800.000 700.000 3 >500 jt s/d 1 M 1.100.000 1.000.000 1.000.000 900.000 4 > 1 M s/d 2,5 M 1.400.000 1.300.000 1.300.000 1.000.000 5 > 2,5 s/d 5 M 1.600.000 1.400.000 1.400.000 1.200.000 6 >5 M s/d 10 M 1.900.000 1.700.000 1.700.000 1.400.000 7 >10 M s/d 25 M 2.300.000 2.100.000 2.100.000 1.600.000 8 >25 M s/d 50 M 2.500.000 2.200.000 2.200.000 1.900.000 9 >50 M s/d 75 M 2.800.000 2.700.000 2.700.000 2.200.000 10 >75 M s/d 100 M 3.300.000 2.900.000 2.900.000 2.400.000 11 >100 M s/d 250M 3.700.000 3.300.000 3.300.000 2.600.000 12 >250M s/d 500M 4.200.000 3.800.000 3.800.000 2.700.000 13 >500 M s/d 750M 4.600.000 4.200.000 4.200.000 3.400.000 14 >750 M s/d 1 T 5.100.000 4.700.000 4.700.000 3.600.000 15 >1 T 5.800.000 5.200.000 5.200.000 3.800.000 Keterangan : jt= Juta, M= Miliar, T= Triliun

Sumber : Peraturan Walikota Medan 2010

D. Analisis Prosedur Anggaran Barang dan Jasa Pada Badan Pengelola

Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan.

1. Prosedur Pengajuan dan pencatatan surat permintaan pembayaran

langsung (SPP-LS) barang dan jasa.

Langkah-Langkah teknis pengajuan SPP-LS barang dan jasa dan pencatatannya:


(57)

Persiapan dokumen SPP-LS barang dan jasa. Bendahara pengeluaran mempersiapkan dokumen yang diperlukan sebagai lampiran dalam pengajuan SPP-LS berupa :

1) Salinan SPD (Surat Pencairan Dana) 2) Surat pernyataan dari pengguna anggaran.

3) Dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan atau PPTK) yang terdiri atas:

a) Salinan SPD;

b) Salinan surat rekomendasi dari SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) teknis terkait;

c) SSP (Surat Setoran Pajak) disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah ditandatangani wajib pajak dan wajib pungut;

d) Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna anggaran/ kuasa pengguna anggaran dengan pihak ketiga serta mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;

e) Berita acara penyelesaian pekerjaan; f) Berita acara serah terima barang dan jasa; g) Berita acara serah terima pembayaran;

h) Kwitansi bermaterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga PPTK serta disetujui oleh penguna anggaran/kuasa pengguna anggaran;

i) Surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga keuangan non bank;


(58)

j) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan pinjaman/hibah luar negeri;

k) Berita acara pemeriksaanyang ditandatangani oleh pihak ketiga/rekanan serta unsur panitia pemeriksa barang berikut lampiran daftar barang yang diperiksa;

l) Surat angkutan atau konsosemen apabila pengadaan barang dilaksanakan di luar wilayah kerja;

m) Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;

n) Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/penyelesaian pekerjaan; o) Potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku/surat pemberitahuan jamsostek); dan

p) Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya menggunakan biaya personil (billing rate), berita acara prestasi kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti penyewaan/pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.

2. Pembuatan Dokumen SPP-LS Barang dan Jasa

Dokumen SPP-LS disiapkan Bendahara Pengeluaran. SPP tersebut kemudian dibuat 4 rangkap dengan distribusi; Lembar asli untuk


(59)

Pengguna Anggaran (PPK), Salinan 1 Kuasa BUD, Salinan 2 untuk Bendahara Pengeluaran, dan Salinan 3 untuk arsip.

Tabel 3.2.


(60)

3. Cara Pengisian Formulir Surat Pengantar SPP-LS Barang dan Jasa a. Nomor diisi dengan nomor SPP (Surat Permintaan Pembayaran). b. SKPD diisi dengan nama SKPD.

c. Nomor Peraturan Walikota diisi dengan nomor Peraturan Walikota menenai penjabaran APBD pada tahun anggaran yang bersangkutan. d. Urusan Pemerintahan diisi dengan kode dan nama urusan

pemerintahan.

e. SKPD diisi dengan kode dan nama SKPD.

f. Tahun anggaran diisi dengan tahun anggaran yang bersangkutan. g. Dasar pengeluaran diisi dengan nomor SPD yang mendasari

penerbitan SPP.

h. Sisa dana SPD diisi dengan jumlah dana yang belum dicairkan dari SPD yang mendasari penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan jumlah terbilang dari dana SPD yang belum dicairkan tersebut.

i. Nama bendahara pengeluaran diisi dengan nama bendahara pengeluaran SKPD yang menerbitkan SPP.

j. Pembayaran yang diminta diisi dengan jumlah dana yang diminta untuk dicairkan lewat penerbitan SPP. Pengisian disertai dengan jumlah terbilang dari dana yang diminta untuk dicairkan tersebut. k. Di atas baris penandatanganan oleh bendahara pengeluaran diisi

dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.

l. Dibawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi dengan tanggal NIP bendahara pengeluaran.


(61)

m. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.

n. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan dibawah nama diisi NIP PPTK.

Tabel 3.3.


(62)

4. Cara Pengisian Formulir Ringkasan SPP-LS Barang dan Jasa Cara pengisian formulir ringkasan SPP-LS barang dan jasa a. Nomor diisi dengan nomor SPP.

b. Program diisi dengan kode dan nama kegiatan kegiatan peruntukan LS Barang/Jasa.

c. Kegiatan diisi dengan kode dan nama kegiatan peruntukan LS Barang/Jasa.

d. Nomor dan tanggal DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD (Dokumen Pelaksana Anggaran/Dokumen Pelaksana Pengguna Anggaran/Dokumen Pelaksana Anggaran Lanjutan-Satuan Kerja Perangkat Daerah) diisi dengan nomor dan tanggal penetapan DPA-/DPPA-/DPAL-SKPD untuk kegiatan (pada point 3).

e. Nama perusahaan diisi dengan nama perusahaan pihak ketiga yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.

f. Bentuk perusahaan diisi dengan cara memilih salah satu bentuk perusahaan yang tersedia atau menuliskan bentuk perusahaannya jika memang bentuk perusahaan tidak ada pilihan yang tersedia.

g. Alamat perusahaan diisi dengan alamat perusahaan yang melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa.

h. Nama pimpinan perusahaan diisi dengan nama pimpinan (direktur) perusahaan yang melaksanakan kegiatan barang/jasa.

i. Nama dan nomor rekening bank diisi dengan nama dan nomor rekening bank dari pelaksana kegiatan pengadaan barang/jasa.


(63)

j. Nama kontrak diisi dengan nomor kontrak pekerjaan antara pemerintah daerah dengan perusahaan pelaksana kegiatan pengadaan barang/jasa.

k. Kegiatan lanjutan diisi dengan cara memilih “ya” jika memang pekerjaan bersifat lanjutan dan pilih “tidak” jika memang bukan pekerjaan lanjutan.

l. Waktu pelaksana kegiatan diisi dengan perode pelaksanaan kegiatan. m. Landasan Teori diisi dengan gambaran tentang kegiatan/pekerjaan

dengan menggunakan kalimat yang padat dan singkat.

n. Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD diisi dengan jumlah dana DPA-SKPD/DPPASKPD/DPAL-SKPD untuk satu tahun anggaran yang bersangkutan.

o. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah diterbitkan/ditetapkan untuk SKPD yang bersangkutan. Masing-masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD dan jumlah dana yang disediakan lewat SPD diisikan dalam kolom-kolom yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang pernah diterbitkan untuk SKPD yang bersangkutan dijumlahkan (diisi pada tempat bertanda II. Rp………..)

p. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp ……….) diisikan hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD untuk satu tahun anggaran dengan jumlah total dana yang telah di SPD kan.


(64)

q. Pada kolom disamping kanan SP2D Peruntukan UP diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan UP.

r. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan GU diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk kepeluan GU.

s. Pada kolom di samping kanan SP2D Peuntukan TU diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan TU.

t. Pada kolom disamping kanan SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran gaji dan tunjangan PNS.

u. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan LS pengadaan barang dan jasa diisi dengan daa yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran ke pihak ketiga dalam rangka pengadaan barang/jasa.

v. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 17 sampai point 21 dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tangan III Rp…….) w. Pada tempat dengan tanda II-III Rp……… diisikan jumlah

hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 15) dengan dana yang telah di-SP2D-kan (dari point 22)

x. Di atas baris penandatangan oleh bendahara pengeluaran diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.

y. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan dibawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.


(65)

z. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.

å. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di bawah diisi NIP PPTK.

Tabel 3.4.

Contoh SPP-LS Barang dan Jasa

5. Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-LS Barang dan Jasa

a. Nomor diisi dengan nomor SPP.

b. Kolom kode rekening diisi dengan nama rincian objek rekening gaji dan tunjangan.


(66)

c. Kolom uraian diisi dengan nama rincian objek rekening gaji dan tunjangan sesuai dengan kode rekening yang ada pada kolom sebelumnya (dari point 2).

d. Kolom jumlah diisi dengan jumlah dana yang akan dibebankan pada masing-masing kode rekening.

e. Seluruh dana pada masing-masing kode rekening dijumlahkan sehingga dihasilkan jumlah totalnya.

f. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.

g. Di bawah tanga tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.

h. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.

i. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan NIP PPTK.

6. Pengisian SPP-LS Barang dan Jasa ke Register SPP

Setelah SPP-LS Barang dan Jasa disiapkan dan dilengkapi, Bendahara Pengeluaran mencatat SPP-LS Barang dan Jasa ke Register SPP.


(67)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, telah melakukan penganggaran sesuai dengan Prosedur yang berlaku, hal ini terbukti dari kesamaan prosedur anggaran BPKD Kota Medan dengan Peraturai Presiden selaku standar pada instansi pemerintahan di Indonesia.

2. Peranan anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan sangat penting hal ini terlihat dari banyaknya prosedur yang berlaku saat akan pengajuan maupun pencatatan anggaran belanja barang dan jasa.

B. Saran

1. Dalam setiap prosesnya prosedur pengajuan maupun penyusunan anggaran barang dan jasa harus tetap diawasi untuk menunjang ke efektifan penyusunan anggaran pada periode berikutnya

2. Perencanaan dan prosedur yang baik akan terwujud jika tanggungjawab juga dijalankan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga tidak akan ada pelanggaran etika pada saat penyusunan setiap anggaran yang ada.


(68)

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Bahtiar, 2002. Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul, 2002. Akuntansi sektor publik Akuntansi Keuangan Da erah,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ismail, Gusnar, dkk, 2007. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dan BLU, , PT Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta Barat. Mursyidi, 2009. Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, PT Refika Aditama,

Bandung.

Nordiawan, Deddi, dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Peraturan Presiden, Tentang Anggaran Barang dan Jasa, 2013. Peraturan Walikota Kota Medan, 2010.

Sabeni, Arifin, 1988. Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.


(1)

j. Nama kontrak diisi dengan nomor kontrak pekerjaan antara pemerintah daerah dengan perusahaan pelaksana kegiatan pengadaan barang/jasa.

k. Kegiatan lanjutan diisi dengan cara memilih “ya” jika memang pekerjaan bersifat lanjutan dan pilih “tidak” jika memang bukan pekerjaan lanjutan.

l. Waktu pelaksana kegiatan diisi dengan perode pelaksanaan kegiatan. m. Landasan Teori diisi dengan gambaran tentang kegiatan/pekerjaan

dengan menggunakan kalimat yang padat dan singkat.

n. Jumlah dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD diisi dengan jumlah dana DPA-SKPD/DPPASKPD/DPAL-SKPD untuk satu tahun anggaran yang bersangkutan.

o. Ringkasan SPD diisi dengan ringkasan SPD yang telah diterbitkan/ditetapkan untuk SKPD yang bersangkutan. Masing-masing ringkasan SPD, yaitu nomor, tanggal penetapan SPD dan jumlah dana yang disediakan lewat SPD diisikan dalam kolom-kolom yang tersedia. Lalu seluruh dana SPD yang pernah diterbitkan untuk SKPD yang bersangkutan dijumlahkan (diisi pada tempat bertanda II. Rp………..)

p. Pada tempat yang disediakan (bertanda I-II. Rp ……….) diisikan hasil pengurangan jumlah total dana DPA-SKPD/DPPA-SKPD/DPAL-SKPD untuk satu tahun anggaran dengan jumlah total dana yang telah di SPD kan.


(2)

q. Pada kolom disamping kanan SP2D Peruntukan UP diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan UP.

r. Pada kolom di samping kanan SP2D Peruntukan GU diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk kepeluan GU.

s. Pada kolom di samping kanan SP2D Peuntukan TU diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan TU.

t. Pada kolom disamping kanan SP2D Peruntukan LS Pembayaran Gaji dan Tunjangan diisi dengan dana yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran gaji dan tunjangan PNS.

u. Pada kolom di samping kanan SP2D peruntukan LS pengadaan barang dan jasa diisi dengan daa yang telah dicairkan (di-SP2D-kan) untuk keperluan pembayaran ke pihak ketiga dalam rangka pengadaan barang/jasa.

v. Seluruh dana yang telah dicairkan (dari point 17 sampai point 21 dijumlahkan dan diisikan pada tempat dengan tangan III Rp…….) w. Pada tempat dengan tanda II-III Rp……… diisikan jumlah

hasil pengurangan dana seluruh SPD (dari point 15) dengan dana yang telah di-SP2D-kan (dari point 22)

x. Di atas baris penandatangan oleh bendahara pengeluaran diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.

y. Di bawah tanda tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan dibawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.


(3)

z. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.

å. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan nama jelas PPTK dan di bawah diisi NIP PPTK.

Tabel 3.4.

Contoh SPP-LS Barang dan Jasa

5. Cara Pengisian Formulir Rincian SPP-LS Barang dan Jasa

a. Nomor diisi dengan nomor SPP.

b. Kolom kode rekening diisi dengan nama rincian objek rekening gaji dan tunjangan.


(4)

c. Kolom uraian diisi dengan nama rincian objek rekening gaji dan tunjangan sesuai dengan kode rekening yang ada pada kolom sebelumnya (dari point 2).

d. Kolom jumlah diisi dengan jumlah dana yang akan dibebankan pada masing-masing kode rekening.

e. Seluruh dana pada masing-masing kode rekening dijumlahkan sehingga dihasilkan jumlah totalnya.

f. Di atas baris penandatanganan diisi dengan tanggal dan tempat penerbitan SPP.

g. Di bawah tanga tangan bendahara pengeluaran diisi dengan nama jelas bendahara pengeluaran dan di bawah nama diisi NIP bendahara pengeluaran.

h. Di samping kiri tanda tangan bendahara pengeluaran pengeluaran dibubuhkan pula tanda tangan PPTK.

i. Di bawah tanda tangan PPTK diisi dengan NIP PPTK.

6. Pengisian SPP-LS Barang dan Jasa ke Register SPP

Setelah SPP-LS Barang dan Jasa disiapkan dan dilengkapi, Bendahara Pengeluaran mencatat SPP-LS Barang dan Jasa ke Register SPP.


(5)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Medan, telah melakukan penganggaran sesuai dengan Prosedur yang berlaku, hal ini terbukti dari kesamaan prosedur anggaran BPKD Kota Medan dengan Peraturai Presiden selaku standar pada instansi pemerintahan di Indonesia.

2. Peranan anggaran barang dan jasa pada BPKD Kota Medan sangat penting hal ini terlihat dari banyaknya prosedur yang berlaku saat akan pengajuan maupun pencatatan anggaran belanja barang dan jasa.

B. Saran

1. Dalam setiap prosesnya prosedur pengajuan maupun penyusunan anggaran barang dan jasa harus tetap diawasi untuk menunjang ke efektifan penyusunan anggaran pada periode berikutnya

2. Perencanaan dan prosedur yang baik akan terwujud jika tanggungjawab juga dijalankan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga tidak akan ada pelanggaran etika pada saat penyusunan setiap anggaran yang ada.


(6)

58

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Bahtiar, 2002. Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul, 2002. Akuntansi sektor publik Akuntansi Keuangan Da erah,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ismail, Gusnar, dkk, 2007. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dan BLU, , PT Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta Barat. Mursyidi, 2009. Akuntansi Pemerintahan di Indonesia, PT Refika Aditama,

Bandung.

Nordiawan, Deddi, dkk, 2007. Akuntansi Pemerintahan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Pedoman Penulisan Skripsi dan Ujian Komprehensif, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Peraturan Presiden, Tentang Anggaran Barang dan Jasa, 2013. Peraturan Walikota Kota Medan, 2010.

Sabeni, Arifin, 1988. Pokok-Pokok Akuntansi Pemerintahan, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.