S SEJ 1206132 Chapter 3

30

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada BAB ini akan dipaparkan mengenai metode, desain dan alat pengumpul
data yang akan digunakan oleh peneliti. Dalam BAB ini terdiri dari delapan bagian,
yaitu deskripsi lokasi dan subjek, metode penelitian, desain penelitian, verifikasi
konsep, alat pengumpul data, teknik pengumpul data, serta pengolahan dan analisis
data. Dalam deskripsi lokasi dan subjek memaparkan mengenai lokasi dan subjek
penelitian. Pada bagian metode penelitian memaparkan mengenai metode yang akan
digunakan oleh peneliti. Pada deskripsi desain penelitian terdiri dari pemaparan
mengenai perencanaan (plan), tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi. Pada
bagian verifikasi konsep terdiri dari pemaparan mengenai metode curah pendapat
(brainstorming) dan keterampilan komunikasi. Pada deskripsi alat pengumpulan data
terdiri dari pemaparan mengenai lembar panduan observasi, pedoman wawancara,
catatan lapangan (field note). Pada bagian teknik pengumpulan data terdiri dari
pemaparan mengenai observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. pada bagian
deskripsi pengolahan dan analisis data terdiri dari pemaparan mengenai reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dan pada deskripsi validasi data terdiri
dari pemaparan mengenai saturasi, member chekh, audit trail, dan expert opinion.
1.


Lokasi dan Subjek
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIA 7 SMA Negeri 15 Bandung yang

beralamat di Jln. Sarimanis I Sarijadi, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Tlp/Faks.
(022) 2011975. Peneliti memilih lokasi ini karena sekolah ini merupakan sekolah
yang baik untuk diakukan penelitian. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah yang
menjadi percontohan untuk dilaksanakannya kurikulum 2013. Oleh karena itu
beberapa guru juga, salah satunya guru sejarah menjadi instruktur nasional untuk
pelaksanaan kurikulum 2013. Fasilitas di sekolah ini juga cukup memadai sehingga
membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 7 SMA Negeri 15 Bandung
yang terdiri dari 38 orang siswa. Setelah melakukan observasi awal di sekolah,
Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31


peneliti melihat bahwa keterampilan komunikasi siswa yang rendah dalam mata
pelajaran sejarah perlu ditingkatkan. Untuk itu peneliti bermaksud meningkatkan
keterampilan komunikasi siswa melalui metode curah pendapat.

2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research). Alasan peneliti memilih metode penelitian PTK
dikarenakan adanya kesinambungan desain yang akan digunakan dengan masalah
yang ditemukan di lapangan, dimana keterampilan komunikasi dapat dipecahkan
solusinya dengan tindakan yang dilakukan secara berulang-ulang.
Rapoport (Hopkins, 1970; Wiriaatmadja, 2005, hlm. 11-12) memaparkan bahwa
penelitian tindakan kelas membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis
persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu
sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Sedangkan
menurut Kemmis dalam (Wiriaatmaja, 2005. Hlm. 12) menjelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas adalah sebuah bentuk inquiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan
mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan
rasionalitas dan keadilan dari. a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b)
pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c)
situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini. Suyanto dalam

(Muslich, 2009, hlm. 9) menjelaskan “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar
dapat memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara
professional”.
Berbagai pengertian mengenai PTK di atas dan dilihat dari karakteristik PTK
itu sendiri yang utamanya adalah melakukan perubahan kearah perbaikan terhadap
proses pembelajaran. Maka metode ini merupakan metode yang strategis digunakan
untuk memperbaiki layanan kependidikan yang diselenggarakan dalam konteks
pembelajaran di kelas dan

penelitian tindakan kelas ini dapat digunakan untuk

memecahkan masalah keterampilan komunikasi karena untuk melatih keterampilan
Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32


komunikasi pada siswa diperlukan tindakan secara terus-menerus yang diarahkan
langsung oleh guru, yaitu melalui metode Curah Pendapat (Brainstorming) dalam
pembelajaran sejarah.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas menurut Sanjaya (2009, hlm.34) yaitu “untuk
memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka pencapai tujuan pembelajaran yang
maksimal. Senada dengan pendapat Sanjaya, Kunandar (2009, hlm.63) menjelaskan
bahwa”Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata
yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan
siswa yang sedang belajar”.
Dari pendapat Sanjaya dan Kusnandar di atas, dapat dipahami bahwa tujuan
Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran di kelas
dengan melakukan berbagai tindakan dan adanya interaksi langsung antara guru dan
siswa sehingga permasalahan yang terjadi dapat teratasi.

3.

Desain Penelitian
Desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Alasan peneliti

menggunakan desain model spiral tersebut adalah karena desain spiral yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh peneliti. Selain mudah dimengerti model spiral
ini juga praktis dan sistematis. Model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan
Taggart ini terdiri dari empat langkah dimana akan terus berulang seperti spiral
sampai akhirnya permasalahan yang dirasakan mengalami perbaikan.
Prosedur penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) akan
dilakukan dengan beberapa siklus, setiap siklus di dalamnya terdiri dari tahapan
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode yang peneliti gunakan adalah
metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang merujuk pada
model beberapa siklus dari Kemmis dan Mc Taggart.

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

Empat tahap tersebut yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan
(action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflect Berikut adalah desain PTK

Kemmis dan Mc Tagart:

Model/desain penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart
dalam Arikunto (2014, hlm. 16)
Model Kemmis dan Taggart terdiri dari empat langkah dimana akan terus
berulang sampai akhirnya permasalahan yang dirasakan mengalami perbaikan. Dari
gambar tersebut terdapat empat langkah penting dalam Penelitian Tindakan Kelas,
yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi.
Tahapan-tahapan yang tedapat pada PTK model Kemmis dan Mc Taggart,
adalah:
1. Perencanaan (Plan)
Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perencanaan, pada
tahapan ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Biasanya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan

tersebut

peneliti


harus

mempersiapkan

beberapahal

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

diantaranya rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media
pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.
Perencanaan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi
mengidentifikasi persyaratan yang diperlukan dengan cara yang paling efektif dan
efisien (Harjanto, 2008, hlm. 2). Dalam tahap ini peneliti akan menyusun serangkaian
rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan bersama guru mitra untuk
mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang didapatkan. Dalam

tahap ini peneliti menentukan titik focus peristiwa yang perlu mendapat perhatian
khusus untuk diamati. Pada penelitian ini rencana yang akan disusun adalah:
1. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian
2. Menentukan observasi pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan untuk
penelitian
3. Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian
yang akan dilaksanakan
4. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian
5. Mendiskusikan dan menentukan materi yang akan diterapkan dalam penelitian
tindakan kelas
6. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran dalam penelitian
7. Merencanakan system penilaian yang kan digunakan dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat mengukur proses pembelajaran
8. Menyusun instrument yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat
perkembangan aktivitas belajar siswa
9. Merencanakan diskusi yang akan dilakukan dengan kolaborator peneliti.
10. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi
yang telah dilakukan dengan mitra peneliti.
11. Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dari penelitian.


Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

2. Tindakan (Act)
Langkah selanjutnya yang perlu diperhatikan

yaitu Tahap pelaksanaan atau

Tindakan yang terkontrol secara seksama. Kunandar(2008, hlm. 72) tindakan yang
dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan terkendali yang
merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
Pelaksanaan atau tindakan adalah kegiatan mengimplementasikan atau
menerapkan perencanaan yang telah dibuat, peneliti harus mentaati apa yang telah
dirumuskan pada tahap perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diharapkan. Pada tahap ini dilakukan juga observasi oleh peneliti yang bertujuan

melihat peningkatan keterampilan komunikasi siswa yang dilihat dalam proses
pembelajaran. Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini yakni”
1. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap
perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana pengajaran
yang telah disusun.
2. Mengoptimalkan penggunaan metode pembelajaran curah pendapat atau gagasan
(Brainstorming) dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Mengadakan evalusi tes, melihat ide-ide yang diperoleh siswa, melihat
keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran, dan tentunya dengan rubrik
yang telah dibuat oleh guru.
4. Menggunakan instrument penelitian yang telah disusun.
5. Melakukan diskusi dengan mitra penelitian
6. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan.
7. Melaksanakan pengolahan data.

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


36

3. Observasi (Observe)
Obseravasi pada Penelitian Tindakan Kelas mempunyai fungsi mendokumentasi
implikasi tindakan yang diberikan kepada subjek. Oleh karena itu, observasi harus
mempunyai beberapa macam unggulan seperti memiliki orientasi prospektif,
memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan dating. Observasi
yang hati-hati dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi keterbatasan tindakan
yang diambil peneliti yang disebabkan oleh adanya keterbatasan menembus rintangan
yang ada dilapangan.
Observasi pada penelitian tindakan kelas mempunyai arti pengamatan terhadap
treatment yang diberikan pada kegiatan tindakan. Observasi mempunyai fungsi
penting, yaitu melihat bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta mengetahui
dampak apakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan.
Pada tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan bersamaan
dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan obseravasi ini, peneliti melakukan
sebagai berikut:
1. Pengamatan terhadap keadaan kelas yang diteliti
2. Mengamati kemampuan yang dilihat dalam tes dan pendapat-pendapat yang
dilontarkan dalam pembelajaran, dalam upaya menumbuhkan keterampilan
komunikasi siswa.
3. Penilaian

diri

untuk

memperoleh

data

mengenai

peningkatan

proses

pembelajaran.

4. Refleksi
Tahapan terakhir yaitu refleksi yang merupakan sarana untuk melakukan
pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan
telah dicatat dalam observasi. Menurut Kunandar ( 2008, hlm. 75) pada tahapan ini
peneliti dan mitra mengingat semua penelitian yang berlangsung dari awal hingga
akhir dan mengevaluasi untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang.
Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

Observasi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan apa saja yang
terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat diperbaiki pada siklus
selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai maka tahapan ini bisa dijadikan
tahapan untuk menarik kesimpulan dari keseluruhan kegiatan.
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi dari hasil yang telah
dilaksanakan dan mengkaji kembali data-data yang telah diperoleh. Pada tahap ini
peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:
1.

Kegiatan diskusi dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah tindakan
dilakukan.

2.

Meminta saran tentang peningkatan dan kekurangan yang harus dilakukan untuk
tindakan selanjutnya

3.

Merefleksi hasil diskusi untuk siklus selanjutnya

4.

Menyimpulkan

hasil

diskusitentang

kelanjutan

siklus

berikutnya

dan

mengehentikan penelitian jika data dianggap sudah berada pada titik jenuh.

4.

Verifikasi Konsep

4.1 Metode Curah Pendapat (Brainstormong)
Roestiyah(2008, hlm. 74) mengemukakan bahwa tujuan penggunaan Metode
Curah Pendapat (Brainstorming) ialah untuk menguras habis, apa yang dipikirkan
para siswa dalam menanggapi pertanyaan atau masalah yang dilontarakan oleh guru
didalam kelompok. Siswa bertugas menanggaapi pertanyaan atau masalah dengan
melontarkan pendapat, komentar, sanggahan ataupun tambahan yang ada di pikiran
siswa. Siswa di latih dan belajar untuk merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan
kalimat yang baik. sedangkan menurut pendapat Rawlinson (1977, hlm. 27)
“Brainstorming adalah cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia
dengan cara yang singkat”.
Dari dua pendapat mengenai Brainstorming dapat di simpulkan bahwa dengan
metode Brainstorming

siswa dilatih untuk menemukan dan mengemukakan

gagasannya sebanyak mungkin dalam proses pembelajaran. Menggunakan metode
Brainstorming ini membuat siswa lebih mengeksplor ide-ide mereka sebanyak
Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

mungkin sehingga lama kelamaan mereka menjadi aktif dalam mengemukakan
pendapatnya dan pada akhirnya pendapat-pendapat yang dilontarkan menjadi kreatif.
Dua prinsip yang harus diingat dalam menerapkan metode Brainstorming yaitu,
kuantitas melahirkan kualitas, semakin banyak gagasan yang baik. kemudian
menunda penilaian, siswa tidak boleh mengkritik gagasan temannya, siswa harus
menghargai gagsan yang dikemukakan oleh teman lainnya.
Tahapan-tahapan yang peneliti gunakan yaitu tahapan yang dibuat sendiri.
Dengan merujuk pada dua tahapan sebelumnya yaitu tahapan menurut Sudjana dan
Rawlinson. Tahapan-tahapan tersebut yaitu:
1. Guru menyampaikan pertanyaaan kepada siswa mengenai materi pembelajaran
yang akan disampaikan.
2. Siswa diberi waktu 5-10 menit untuk mencari jawaban ataupun informasi dari
pertanyaan yang telah di lontarkan oleh guru
3. siswa diminta untuk memaparkan hasil temuannya berkaitan dengan jawaban
ataupun informasi yang peserta didik dapat berkaitan dengan materi
4. Setiap siswa diberi waktu untuk bertanya kepada guru mengenai materi yang
belum jelas
5. Guru

menjelaskan sedikit materi untuk meluruskan setiap pendapat ataupun

jawaban yang dilontarkan oleh siswa

4.2 Keterampilan Komunikasi
Tujuan berkomunikasi yang terutama yaitu untuk menyatakan dan mendukung
identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitarnya, dan untuk
memengaruhi orang di sekitarnya, dan untuk memengaruhi orang lain untuk merasa,
berpikir, atau berperilaku sebagaimana yang diinginkan (Santoso, 2012, hlm.3)

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menentukan indikator-indikator
keterampilan komunikasi dalam pembelajaran sejarah yaitu:
1. Mengungkapkan ide/gagasan yang sesuai topik
-

Ide/gagasan yang di sampaikan berkaitan dengan topik atau masalah yang
sedang didiskusikan

-

Ide/gagasan disampaikan berdasarkan sumber yang relevan

-

Ide/gagasan yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar

2. Informasi yang diberikan jelas dan dapat dimengerti
-

Informasi yang diberikan berdasarkan sumber yang relevan

-

Informasi

yang disampaikan sesuai dengan

topik

yang sedang

didiskusikan
-

Informasi yang disampaikan menggunakan bahasa yang baik dan benar
serta sistematis sehingga mudah dimengerti

-

Intonasi suara komunikator jelas dan dapat terdengar oleh siswa lain

3. Memiliki keberanian bertanya sesuai topik
-

Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan topik yang sedang
didiskusikan

-

Pertanyaan yang diajukan bersifat orisinil dan didukung fakta-fakta atau
sumber yang relevan.

-

Pertanyaan yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar

5. Alat Pengumpul Data
Adapun instrumen atau perangkat penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk
memudahkan dalam melakukan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
5.1 Lembar Panduan Observasi
Lembar panduan observasi merupakan perangkat yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan siswa baik pada pra penelitian
Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

maupun selama pelaksanaan tindakan pembelajaran sejarah dengan penerapan
metode curah pendapat. Data yang ingin diperoleh adalah data yang berupa perkataan
dan aktivitas yaitu komunikasi interaktif antara guru dan siswa, maupun siswa dengan
siswa secara langsung pada saat pembelajaran sejarah berlangsung.
5.2 Pedoman wawancara
Pedoman wawancara adalah perangkat pertanyaan yang diajukan peneliti untuk
mendapatkan jawaban dari guru dengan cara melakukan tanya jawab berkenaan
dengan penelitian yang dilakukan penulis. Wawancara dilaksanakan secara lisan
dalam pertemuan tata muka secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012,
hlm. 216). Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data berkenaan dengan
rencana pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru untuk mengetahui lebih
mendalam terhadap penerapan metode pembelajaran curah pendapat untuk
menumbuhkan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran sejarah, baik
sebelum maupun sesudah dilakukan tindakan.
5.3 Catatan lapangan (Field Note)
Sumber informasi yang sangat penting dalam penelitian adalah catatan lapangan
(fields notes) yang dibuat oleh peneliti/ mitra peneliti yang melakukan pengamatan
atau observasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh Wiriaatmadja (2012, hlm. 125)
“catatan lapangan atau (fields notes) yang dibuat oleh peneliti/ mitra peneliti yang
melakukan pengamatan atau observasi”. Dengan catatan lapangan ini berbagai aspek
pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru
dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa semuanya dapat dibaca kembali dari
catatan lapangan ini. Observer dapat melihat perkembangan dari kegiatan selama
penelitain berlangsung untuk mengetahui ketercapaian indikator.

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

6.

Teknik Pengumpulan data
Data yang diperlukan peneliti dapat diperoleh dari siswa, guru, mitra dan pihak

lain yang relevan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh dari pelaksanaan
penelitian ini harus sesuai agar data yang didapat relevan. Seperti yang diungkapkan
oleh Sugiyono (2013, hlm. 62) bahwa “teknik pengumpulan data merupakan langkah
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang diterapkan”. Kegiatan yang
diamati pada penelitian ini adalah kinerja siswa dalam mencari ide, mengumpulkan
ide dan keterampilan komunikasi siswa dalam pembelajaran.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode
diantaranya:

6.1

Observasi
Menurut Sanjaya (2009, hlm. 86) observasi merupakan teknik pengumpulan

data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan
mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau teliti. Pada
penelitian ini, dilakukan observasi penilaian untuk menilali seberapa banyak ide yang
dikumpulkan oleh siswa dan keaktifan siswa ketika mengemukakan pendapat. Untuk
melihat guru dalam proses pembelajaran dan penerapan metode Brainstorming
digunakan lembar observasi aktivitas guru dan menilai kontribusi siswa pada proses
pembelajaran digunakan penilaian diri kepada siswa setellah proses pembelajaran
berlangsung. Untuk melihat aktivitas keseluruhan dan melihat peristiwa yang terjadi
dikelas peneliti menggunakan catatan lapangan.
observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan proses belajar
mengajar di kelas, yang meliputi aktivitas guru dan siswa ketika tindakan dilakukan.
Dalam kegiatan ini peneliti dapat dibantu oleh beberapa orang observer sebagai
peneliti mitra.

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

6.2 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam (Sugiyono, 2015, hlm.194). Wawancara dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui tanggapan guru mengenai penerapan metode
pembelajaran curah pendapat untuk menumbuhkan keterampilan komunikasi siswa.
Peneliti hanya melakukan wawancara pada guru mitra dan beberapa orang siswa yang
mewakili di kelas. Dengan adanya wawancara maka akan memudahkan peneliti untuk
mengetahui kendala-kendala dalam penelitian maupun hasil yang dirasakan oleh
subjek penelitian. Sehingga dapat menyimpulkan hasil dari penelitian yang
dilakukan.
6.3 Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,
maupun elektronik (Sukmadinata, 2012, hlm. 221). Dalam penelitian ini dokumen
yang digunakan adalah rekaman foto dan video untuk merekam suasana kelas secara
mendetail tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas, dokumen-dokumen resmi
seperti: silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

7.

Pengolahan dan Analisis Data
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan jenis

analisis data kualitatif.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak

sebelum memasuki lapangan, selama, di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Nasution (dalam Sugiyono, 2014, hlm, 336) menyatakan “Analisis telah mulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung
terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun, dalam penelitian kualitatif, analisis
data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan
data. Peneliti menganalisis data tentang proses belajar mengajar di kelas, aktivitas
Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

43

belajar siswa, pola interaksi pembelajaran baik itu interaksi siswa dengan guru, guru
dengan siswa, siswa dengan lingkungan belajarnya di kelas, dan penggunaan serta
prasarana dalam pembelajaran sejarah.
Huberman (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 337) mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisi data
adalah sebagai berikut :
7.1 Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila diperlukan.
7.2 Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan,dan teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka
akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
7.3 Penarikan kesimpulan
Penyimpulan yaitu proses menarik intisari atas sajian data dalam bentuk
pernyataan singkat dan padat tetapi mengandung pengertian yang luas. Pada proses
inipun kesimpulan dikemukakan untuk mengecek apakah data yang diperoleh telah
menjawab rumusan masalah penelitian atau tidak sehingga hasil dari penelitian ini
dapat dipertanggungjabkan.

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

44

8. Validasi Data
Untuk menguji derajat kepercayaan atau derajat kebenaran penelitian,
menggunakan bentuk validasi berikut ini:
8.1 Saturasi
Saturasi adalah situasi pada waktu data sudah jenuh atau tidak ada lagi data
lain yang berhasil dikumpulkan. Strauss (dalam Wiriaatmadja, 2014, hlm. 170)
mengemukakan bahwa tidak ada tambahan data baru berarti sudah mencapai
kejenuhan , yang disebut saturasi.
8.2 Member Check
Member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber.
apakah keterangan atau informasi itu sifatnya tidak berubah sehingga dapat
dipastikan keajegannya (Wiriaatmadja,2014, hlm.168).
8.3 Audit Trail
Audit trail yaitu pengecekan keabsahan temuan penelitian dan prosedur
penelitian yang telah diperksa dengan mengkonfirmasikan kepada sumber data
pertama (guru dan siswa). Selain itu juga peneliti mengkonfirmasikan dan
mendiskusikan temuan penelitian terhsebut dengan guru lain yang mengajar mata
pelajaran yang sejenis, pembimbing, peneliti senior, dan teman-teman peneliti.
Kegiatan ini dilakukan guna memperoleh kritik, tanggapan, dan memperoleh validitas
yang lebih tinggi.
8.4 Expert opinion
Expert opinion adalah pendapat para ahli, termasuk dalam hal ini adalah
sumbangan saran pembimbing dalam penelitian dan pendapat para ahli dalam
referensi tulisannya.

Anggit, 2016
Penerapan Metode Curah Pendapat (Brainstorming) untuk Menumbuhkan Keterampilan
Komunikasi Siswa dalam Pembelajaran Sejarah
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu