S SEJ 1102444 chapter 3

BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis akan membahas lebih mendalam mengenai metode
dan teknik penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Metode
penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan
judul skripsi yang diangkat, yaitu “Perkembangan Kesenian Ulin Kobongan di
Desa Sawah Kulon Kabupaten Purwakarta tahun 1990-2013” adalah metode
historis. Metode historis menurut Gosttchlak adalah proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gosttchlak,
1986: 39). Rekaman dan peninggalan pada masa lampau ini bisa disebut dengan
sumber sejarah, sumber sejarah ialah bahan-bahan yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi di masa lampau (Ismaun,
2005, hlm. 35).
Metode sejarah untuk menggali sumber, memberi penilaian, dan
menafsirkan fakta-fakta pada masa lampau untuk dianalisis dan ditarik
kesimpulan dari peristiwa tersebut. Penggunaan metode tersebut sangat berkaitan
dengan tahun yang menjadi batasan waktu penelitian dimana tahun tersebut
merupakan tahun yang telah berlalu dan menjadi bagian dari sejarah. Metode
sejarah mempunyai empat lang kah penting dalam penelitiannya, antara lain: (1)
heuristik; mengumpulkan sumber-sumber sejarah (2) kritik atau analisis; menilai
sumber dan memilah sumber sejarah (3) Interpretasi; menafsirkan keterangan

sumber-sumber sejarah (4) historiografi; penulisan sejarah. Selanjutnya, langkahlangkah ini akan dijabarkan dalam tiga bagian pembahasan, yaitu persiapan
penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian
3.1

Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode historis

atau metode sejarah. Menurut Louis Gottschalk (1986, hlm. 32) metode sejarah
adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan
masa lampau rekontruksi yang imajinatif daripada masa lampau berdasarkan data
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23

24

yang diperoleh dengan menempuh proses Historiografi. Sedangkan Pengertian

metode sejarah menurut Ismaun (2005, hlm. 28) adalah:
Metode sejarah adalah seperangkat sarana/sistem yang berisi asas-asas
atau norma-norma, aturan-aturan, prosedur, metode dan teknik yang
harus diikuti untuk mengumpulkan segala kemungkinan saksi mata
(witness), tentang suatu masa atau peristiwa, untuk mengevaluasi
kesaksian (testimony) tentang saksi-saksi tersebut, untuk menyusun faktafakta yang telah diuji dalam hubungan-hubungan kausalnya dan akhirnya
menyajikan pengetahuan yang tersusun mengenai peristiwa-peristiwa
tersebut.
Dalam pengertian penelitian sejarah dapat disimpulkan bahwa metode
sejarah merupakan penelitian yang menggunakan tahapan-tahapan tertentu.
Sumber dan fakta yang ada menjadi titik berat dalam penelitian sejarah. Karena
hal ini dapat memepngaruhi hasil dari bahan yang inggin diketahui peneliti.
Menurut menurut Sjamsudidin (2012, hlm. 89) mengemukakan paling
tidak ada enam tahap yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah, yaitu:
1.

Memilih suatu topik yang sesuai.

2.


Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik yang
dipilih.

3.

Membuat catatan penting tentang apa saja yang dianggap penting dan
sesuai dengan topik yang dipilih ketika melakukan penelitian dengan
berbagai cara baik dengan fotocopy, computer, internet maupun
system cards.

4.

Melakukan evaluasi dengan kritis semua evidensi yang telah
dikumpulkan atau biasa disebut dengan kritik sumber.

5.

Melakukan penyusunan hasil-hasil penelitian yang berupa catatan
fakta-fakta ke dalam sistematika yang sudah disiapkan sebelumnya.


6.

Menyajikannya

dalam

bentuk

yang

menarik

perhatian

dan

mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat
dimengerti.
Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam malkukan penelitian
ini merajuk kepada tulisan Ismaun. . Langkah-langkah dalam penelitian sejarah

Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25

menurut Ismaun (2005, hlm. 42) terdiri dari empat tahap yaitu: Heuristik, Kritik,
Interpretasi dan Historiografi. Yakni sebagai berikut:
1. Heuristik, yaitu suatu usaha mencari dan menemukan sumber sejarah.
Secara sederhana, sumber-sumber sejarah itu dapat berupa: sumber
benda, sumber tertulis dan sumber lisan. Secara luas lagi, sumber
sejarah juga dapat dibeda-bedakan ke dalam sumber resmi formal dan
informal. Selain itu dapat diklasifikasikan dalam sumber primer dan
sekunder.
2. Kritik atau analisis, yaitu usaha menilai sumber-sumber sejarah.
Semua sumber dipilih melalui kritik eksternal dan internal sehingga
diperoleh fakta yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Fungsi
dari proses ini adalah untuk mengetahui apakah sumber yang diperoleh
itu relevan atau tidak dengan permasalahan yang penulis kaji.

3. Interpretasi atau penafsiran, yaitu sebagai usaha memahami dan
mencari hubungan antar fakta sejarah sehingga menjadi satu kesatuan
yang utuh dan rasional.
4. Historiografi atau penulisan sejarah, yaitu proses penyusunan hasil
penelitian yang telah diperoleh sehingga menjadi satu kesatuan yang
utuh dalam bentuk skripsi, sehingga dihasilkan suatu tulisan yang logis
dan sistematis, dengan demikian akan diperoleh suatu karya ilmiah
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Proses pertama dalam dalam metode penelitian sejarah ini adalah heuristik.
Dalam proses ini peneliti bertujuan untuk mendapatkan sumber sejarah yang dapat
membantu peneliti dalam meneyelesaikan penelitian ini. Menurut Carrard dalam
Sjamsuddin (2007, hlm. 86) sebagai langkah awal ialah apa yang disebut heuristik
atau dalam bahasa Jerman Quellenkunde, sebuah kegiatan mencari sumbersumber untuk mendapatkan data-data, atau materi sejarah, atau eviden sejarah.
Dalam proses mencari dan mengumpulkan sumber-sumber ini penulis akan
mencari sumber dengan mengunjungi beberapa toko buku, sumber internet, serta
mengunjungi perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan daerah Purwakarta,
dan Kantor Dinas Pariwisata.
Proses kedua yang akan peneliti lakukan adalah melakukan kritik dan
analisis. Menurut Abdurahman (2007, hlm. 68) bahwa verifikasi atau kritik
sumber memiliki tujuan untuk memperoleh keabsahan suatu sumber. Sehingga

dalam hal ini, dalam menguji keabsahan tentang keaslian (autentisitas) dilakukan
melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang kesahihan sumber (kredibilitas)
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

ditelusuri melalui kritik intern. Hal ini serupa dengan apa yang diutarakan oleh
Priyadi (2012, hlm 62) bahwa verifikasi penelitian sejarah identik dengan kritik
sumber, yaitu kritik ekstern yang mencari otoritas atau keotentikan (keaslian)
sumber dan kritik intern yang menilai apakah sumber itu memiliki kredibilitas
(kebisaan untuk dipercaya) atau tidak. Proses kritik dan analisa menjadi hal yang
penting karna akan menjadi dasar bagaimana sumber ini dapat digunkan oleh
peneliti atau tidaknya. Dalam penjelasan mengenai kritik tersebut, kita dapat
membaginya menjadi dua antara lain kritik ekstern dan kritik intern. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh Helius Sjamsuddin (2007, hlm. 132) :
Kritik eksternal merupakan suatu penelitian atas asal-usul dari sumber
dari sumber suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri

untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui
apakah suatu waktu sejak asal mulanya sumber itu harus menegakkan
fakta dari kesaksian bahwa kesaksian itu benr-benar diberikan oleh orang
ini atau pada waktu ini, dan klesaksian yang telah diberikan itu telah
bertahan tanpa ada perubahan.
Kritik yang dilakukan terhadap sumber tertulis adalah menggunakan kaji
perbandingan antara sumber tertulis dengan sumber-sumber tertulis lainnya.
Adapun kritik terhadap sumber lisan, peneliti melakukannya dengan cara sebagai
berikut :
1. Melihat usia narasumber/responden sesuai pada jamannya atau pada
waktu periode tersebut berlangsung.
2. Melihat latar belakang pendidikan narasumber/responden tersebut.
3. Melihat kondisi kesehatan narasumber/responden (seperti hilang
ingatan atau pelupa).
4. Melihat aspek-aspek sosial, seperti apakah narasumber/responden
terlibat secara langsung atau tidak dalam kejadian atau peristiwa
tersebut.
Selain kritik eksternal, terdapat pula kritik internal, seperti yang dikatakan
oleh Sjamsuddin (2007, hlm. 123) bahwa kritik internal merupakan kebalikan dari
kritik eksternal dan menekankan aspek “dalam” yaitu “isi” dari sumber kesaksian

(testimony). Dalam tahap kritik internal, penulis melakukan pengkajian terhadap
isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh untuk kemudian dijadikan bahan
penelitian dan penulisan
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

Tahap selanjutnya dalam penelitian sejarah adalah interpretasi atau
penafsiran. Menurut Kartodirjo dalam Priyadi (2012, hlm. 71) peneliti melakukan
interpretasi atau penafsiran atas fakta-fakta sejarah yang terdiri dari
1.mentifact (kejiwaan)
2.Sosifact (hubungan sosial)
3.Artifact (benda)
Pada taha ini peneliti harus dapat menguraikan fakta yang telah didapat dari
berbagai sumber atau data hingga mendapatkan keselarasan dengan apa yang
dibutuhkan peneliti. Dalam penafsiran ini penulis memberikan pemaknaan
terhadap data dan fakta yang kemudian disusun, ditafsirkan, dan dibuat hubungan

satu sama lain. Data dan fakta yang telah diseleksi untuk selanjutnya dijadikan
pokok pikiran sebagai kerangka dasar dalam penyusunan skripsi. Fakta sejarah
yang ditemukan tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep yang
dihubungkan dengan permasalahan yang dikaji.
Tahapan terakhir yang di lakukan dalam penelitian sejarah adalah
historiografi. Pengertian historiografi menurut Ismaun (2005, hlm. 32) merupakan
rekontruksi masa lampau yang bersifat kritis dan imajinatif berdasarkan evidensi
atau data yang diperoleh dengan menempuh proses tertentu. Sedangkan menurut
Sjamsudin (2007 hlm. 156) dalam bukunya Metodologi Sejarah menjelaskan
mengenai historiografi seperti berikut ini:
Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh
daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan
catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan
analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari
seluruh hasil penelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh
yang disebut historiografi
Pada tahapan ini penulis menyusun dari ketiga tahapan sebelumnya dan
menyajikanya dalam bentuk tulisan yang mengacu pada kaidah penulisan karya
ilmiah.


Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

3.2

Persiapan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, terdapat beberapa tahap yang harus penulis

lakukan. Tahap persiapan penelitian ini merupakan langkah awal yang
menentukan keberhasilan tahap selanjutnya. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan dalam persiapan penelitian ini adalah sebagai berikut :
3.2.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian
Penentuan tema penelitian merupakan tahapan yang paling mendasar
sebelum melakukan penelitian. Langkah awal yang dilakukan penulis adalah
menentukan dan mengajukan rancangan tema dan judul penelitian. Penulis merasa
tertarik dengan tema kesenian yang ada di Purwakarta. Terutama kesenian
tradisional yang berada di Desa Sawah Kulon yaitu Ulin Kobongan. penulis
tertarik untuk mengkaji bagaimana perkembangan kesenian Ulin Kobongan serta
peran pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kesenian tradisional
tersebut. Sehingga penulis melakukan survei ke tempat yang akan di observasi
yaitu di Desa Sawah Kulon, Kabupaten Purwakarta. Selain itu, penulis juga
melakukan pencarian sumber literatur mengenai apa yang akan penulis teliti.
Setelah melakukan survei, penulis memperoleh tema mengenai penelitian
yang akan dikaji, yang kemudian dijabarkan dalam judul “Perkembangan
Kesenian Ulin Kobongan di Desa Sawah Kulon, Kabupaten Purwakarta tahun
1990-2013”. Judul tersebut kemudian diajukan kepada Dosen Pembimbing I dan
selaku Tim Pertimbangan dan Penulisan Skripsi (TPPS) yaitu Bapak Drs. Ayi
Budi Santosa, M. Si. Tema mengenai kesenian ini merupakan tema baru yang
diajukan oleh penulis. Tema baru ini berbeda dengan tema yang semula diajukan
oleh penulis dan sekaligus sudah diseminarkan di hadapan Tim Pertimbangan dan
Penulisan Skripsi (TPPS) pada tanggal 19 November 2015.
3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian
Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap penentuan dan pengajuan tema
penelitian. Pada tahapan ini, penulis mulai mencari sumber-sumber berupa
dokumen, arsip, dan buku yang berhubungan dengan tema penelitian yang akan
dikaji. Setelah memperoleh data dan fakta yang sesuai dengan masalah penelitian,
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

29

kemudian data-data tersebut dijabarkan ke dalam bentuk proposal skripsi.
Sistematika dari rancangan proposal skripsi ini didalamnya memuat :
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang Masalah dalam bentuk deskriptif
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
6. Kajian Pustaka yang berisi mengenai daftar litelatur yang digunakan
7. Metodologi Penelitian yang dipaparkan secara singkat
8. Sistematika Penulisan
9. Daftar Pustaka
Proposal yang di buat oleh penulis kemudian diajukan kepada Dosen
Pembimbing untuk mendapatkan masukan serta persetujuan untuk melanjutkan
penelitian. Kemudian Tim Pertimbangan Penelitian Skripsi (TPPS), melalui Surat
Keputusan Nomor: 10/TPPS/JPS/PEM/2015 menunjuk Bapak. Ayi Budi Santosa,
M. Si sebagai Pembimbing I dan Bapak. Drs. Syarif Moeis sebagai Pembimbing
II. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan tersebut maka secara resmi penulis
memulai penulisannya yang berjudul “Perkembangan Kesenian Ulin Kobongan
di Desa Sawah Kulon, Kabupaten Purwakarta tahun 1990-2013” dengan
dibimbing oleh Dosen Pembimbing I dan II tersebut di atas.
3.2.3 Perlengkapan dan Izin Penelitian
Setelah proposal penelitian disetujui oleh TPPS, langkah selanjutnya
adalah mengurus surat perizinan guna memperlancar penulis dalam melaksanakan
penelitian dan sekaligus mempermudah dalam memperoleh informasi maupun
data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada tahap ini, penulis membuat
surat perizinan dari Jurusan Pendidikan Sejarah yaitu surat permohonan untuk
melakukan penelitian yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat penelitian
skripsi. Selanjutnya surat dari Jurusan diajukan ke bagian Akademik Fakultas
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia (FPIPS
UPI) untuk memperoleh izin dari Dekan FPIPS. Selanjutnya surat permohonan
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

30

izin tersebut akan diajukan kembali kepada Pembantu Rektor Bidang Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia. Adapun surat-surat perizinan penelitian
tersebut ditujukan kepada instansi-instansi atau lembaga-lembaga sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta
2. Kepala Kantor Desa Sawah Kulon
3. Kepala Desa Sawah Kulon
4. Ketua Sanggar Sakula
Perlengkapan penelitian merupakan salah satu aspek yang penting dalam
pelaksanaan penelitian. Untuk kelancaran penelitian, penulis perlu melakukan
persiapan penelitian dengan mempersiapkan instrumen penelitian. Adapun
instrumen atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam penelitian antara lain :
1. Surat perizinan
2. Instrumen wawancara
3. Catatan lapangan
4. Alat perekam
5. Kamera
6. Alat tulis

3.2.4 Proses Bimbingan/Konsultasi
Dalam menyusun skripsi hal yang penting yang harus dilakukan adalah
melakukan konsultasi/bimbingan, agar mendapatkan arahan, saran dalam
penulisan skripsi yang baik dan benar. Dalam hal ini penulis melaksanakan
bimbingan terhadap dua Dosen pembimbing, yaitu Bpk. Ayi Budi Santosa, M. Si
dan pembimbing II Drs. Syarief Moeis yang telah ditunjuk oleh tim TPPS.
Dengan melaksankan bimbingan ini, penulis dapat mengetahui kesalahan, serta
mendaptkan saran untuk perbaikan selanjutnya. Proses bimbingan ini dapat
membantu penulis dalam menentukan langkah yang tepat dari setiap kegiatan
penelitian yang dilakukan. Proses bimbingan juga merupakan kegiatan yang
berguna bagi penulis untuk berkonsultasi dan berdiskusi mengenai berbagai
masalah yang dihadapi dalam penyusunan skripsi.
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

Dalam proses bimbingan ini, pembimbing I sangat berkontribusi besar
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, beliau telah membantu penulis dalam
menentukan fokus kajian yang akan di bahas. Proses bimbingan juga dilakukan
dengan pembimbing II, dalam hal ini pembimbing II lebih memberikan arahan
kepada sistematika penulisan dan tata bahasa yang tepat untuk digunakan dalam
penulisan skripsi. Penulis dapat berkomunikasi secara kontinyu mengenai
permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi
3.3

Pelaksanaan Penelitian
Tahapan ini merupakan tahapan penting dalam sebuah penelitian. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang
diteliti dalam skripsi ini yaitu memakai metode penelitian sejarah menurut
Sjamsudin Helius dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah, yaitu
heuristik, kritik, dan historiografi. Ketiga langkah metode sejarah tersebut akan
penulis uraikan dibawah ini:

3.3.1. Heuristik atau Pengumpulan Sumber
3.3.1.1 Sumber Tertulis
1. Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
Tempat pertama yang penulis tuju adalah perpustakaan UPI Bandung. Di
dalam perpustakaan UPI ini penuli menemukan beberapa skripsi yang berkaitan
dengan tema yang penulis sedang kaji, yaitu: Seni Pertunjukan Rudat Doyong
Subang Kabupaten Kuningan Tahun 1980-2007, karya Uu Mauludin tahun 2011
dan Pembelajaran Seni Ulin Kobongan di SMPN1 Pasawahan Desa Sawah Kulon
Desa Sawah Kulon Kabupaten Purwakarta, karya Rachmawati tahun 2014. Selain
itu juga penulis menemukan buku-buku yang dapat menunjang terhadap
kelancaraan penelitian penulis, antara lain:Buku Sosiologi Suatu Pengantar karya
Soekanto(1990), Buku Sosiologi Perubahan Sosial karya Sztompka(2011), Buku
Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam karya Suwendi (2004), Buku Agama
dan Masyarakat karya Nottingham, E,K (1985), Buku Manusia dan Kebudayaan
di Indonesia karya Koentjaraningrat (1993), Buku Sosiologi Pembangunan karya
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

Sajogyo, P (1985), buku Ilmu filsafat suatu pengantar karya Surajiyo (2007),
buku Seni, tradisi, masyarakat karya Kayam (1982), buku Melestarikan seni
budaya tradisional yang nyaris punah karya Yoeti dan buku Budaya dan
Masyarakat karya Kuntowijoyo (1987).

2. Perpustakaan Universitas Sunan Gunung Djati
Kajian penulis yang bertemakan kesenian Islam, membuat penuli untuk
pergi ke Universitas Sunan Gunung Djati yang berada di Cibiru. Pada
perpustakaan yang di sediakan oleh Universitas Gunung Djati ini penulis
menemukan beberapa sumber yang relevan dan menunjang penulis mengerjakan
skripsi yaitu: jurnal Islam, Seni Musik dan Pendidikan Nilai di Pesantren. Jurnal
dari Panggung Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati karya Sulasman
(2014). Selain jurnal, penulis juga menemukan buku yang menunjang penulis
membuat skripsi ini yaitu: Buku Tradisi Pesantren, Studi tentang pandangan
hidup Kyai karya Dhofier (1982), buku Menyingkap metode-metode penyebaran
Agama Islam di Indonesia karya Aripin (1987) Dan buku Dinamika Sistem
Pendidikan Pesantren di Indonesia : Suatu Kajian Tentang Unsusr dan Nilai
Sistem Pendidikan Pesantren karya Mastuhu (1994).
3. Balai Pelestaraian Nilai Budaya Bandung
Berdasarkan rekomendasi dari Pembimbing, penulis mengunjungi
perpustakaan Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung, pada lokasi ini penulis
menemukan beberapa buku yang relevan dalam permasalahan yang sedang
penulis teliti buku-buku itu antara lain: buku Apresiasi kesenian tradisional karya
Bastomi (1992), buku Mengungkap nilai tradisi pada seni pertunjukan jawa barat
karya Herdini (2008), buku Waditra, Mengenal alat-alat kesenian daerah Jawa
Barat karya Kubarsah (1994), buku Kesenian dan Nilai-Nilai Budaya” Analisis
Kebudayaan karya Santosa (1981),
4. Perpustakaan Institut Seni Budaya Indonesia
Perpustakaan selanjutnya yang penulis kunjungi adalah perpustakaan yang
terletak di daerah Buah batu bandung, yaitu perpustakaan Institut Seni Budaya
Indonesia. Dalam perpustakaan ini, penulis menemukan sumber yang relevan
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

untuk membantu penuli dalam mengerjakaan skripsi, yaitu: Skripsi yang berjudul
Rudat Diwan Hadra Di Desa Sukalila Kabupaten Serang karya Sukmawati (1997).
Selain skripsi penulis juga menemukan beberapa buku yang menunjang dan dapat
membantu penuli, yaitu: Buku Seni Pertunjukan Indonesia Di Era Globalisasi
karya Soedarsono R.M (1998), Buku Pertumbuhan Seni Pertunjukan karya
Sedyawati E (1981), Buku Melestarikan Seni Budaya Tradisional Yang Nyaris
Punah karya Oemar (1985) Buku Seni dalam Ritual Agama karya Hadi S Y
(2006), buku Peran Bahasa, Sasatra, dan Pembelajaranya Dalam Membangun
Generasi Muda karya Sugiyo (2014), dan buku Budaya Indonesia: Kajian
Arkeologi, Seni dan Sejarah karya Sedyawati E (2010).
5. Koleksi Pribadi
Selain mengunjungi perpustakaan-perpustakaan dan toko buku, penulis
juga mendapatkan sumber dari koleksi pribadi yang dimiliki oleh penulis yang
relevan dengan penelitian. Buku-buku tersebut diantaranya: Buku Teori-Teori
kebudayaan karya Sulasman (2013), Buku Pengantar Ilmu Sosial karya Dadan
Supardan (2007), buku Agama dalam Transformasi Budaya Nusantara karya
Kasmahidayat Y (2010), Dan buku Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar karya
Soelaeman M (2010)
6. Sumber Internet
Selain mengunjungi tempat-tempat beserta sumber yang penulis temukan,
penulis juga mendapakan sumber dari internet yang berupa jurnal, artikel, maupun
karya lainnya yang mampu menunjang penelitian penulis. Sumber internet yang
penulis temukan yaitu: jurnal Seni Musik Hadarah Putri di Pondok Pesantren Al
Munawwir Krapyak dari Resital Jurusan Musik Universitas Seni Indonesia karya
Indrawan (2009), jurnal Upaya Pelestarian Kesenian Daerah: Musik dan Lagu
dari Jantra balai pelestarian sejarah dan bilai tradisional Yogyakarta karya Sukari
(2012) dan Jurnal Peranan Kesenian Rebana Walisongo Sragen Dalam Strategi
Dakwah KH.Ma’ruf Islamuddin dalam Universitas Sebelas Maret karya Pujiyanto
T (2012).
3.3.1.2 Sumber Lisan
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34

Penggunaan sumber lisan terhadap penelitian Perkembangaan kesenian Ulin
Kobongan di Kecamapatn Pasawahan Kabupaten Purwakarta tahun 1990-2010
merupakan hal yang sangat penting. Selain karena sumber buku mengenai
pembahasan kesenian Ulin Kobongan ini yang kurang, sumber lisan menjadi salah
satu cara untuk mengetahui bagaimana perkembangaan kesenian Ulin Kobongan
di Kecamapatn Pasawahan Kabupaten Purwakarta. Sumber lisan ini didapatkan
dengan cara wawancara. Menurut Notosusanto dalam Priyadi (2012, hlm. 57)
metode wawancara individual dilakukan antara seorang peneliti sejarah dengan
seorang atau lebih, wawancara memberikan kesempatan pada pelku untuk
mengungkapkan ingatanya terhadap peristiwa yang dialaminya. Jadi dapat di
simpulkan bahwa wawancara merupakan cara mendapatkan informasi secara
langsung dengan orang yang di wawancarai untuk mendapatkan informasi yang di
butuhkan. Wawancara yang nantinya akan di lakukan oleh peneliti tidak di
lakukan dengan sembarang orang, melainkan dengan narasumber yang mengalami
dan memahami dengan bahsan atau fokus masalah yang peneliti kaji. Hal ini
bertujuan agar peneliti mendapatkan informasi yang relevan dengan bahasn yang
peneliti kaji.
Wawancara yang akan penulis lakukan adalah dengan cara wawancara
mendatangi tempat tinggal narasumber. Teknik wawancara individu ini dilakukan
karena setiap narasumber yang akan diwawancarai memiliki kesibukan yang
berbeda-beda sehingga penentuan waktunyapun akan berbeda-beda. Sebelum
wawancara dilakukan, peneliti telah merumuskan pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada narasumber. Pertanyaan yang telah dirumuskan tersebut
membantu penulis untuk fokus terhadap informasi yang akan ditanyakan kepada
narasumber. pertanyaan-pertanyaan itu juga bertujuan agar memebrikan kembali
gambaran kepada narasumber untuk mengingat peristiwa yang di tanyakan oleh
peneliti.
Narasumber yang sudah penulis wawancara antara lain:
1. R Deden Guntari sebagai sesepuh seni Ulin Kobongan (53 tahun)

Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

35

2. Iman Hidayat sebagai pengajar dan yang melestarikan seni Ulin
Kobongan (37 tahun)
3. Winara pemain seni Ulin Kobongan (20 tahun)
4. Sunarya tokoh pemuda di Desa Sawah Kulon (24 tahun)
5. Abi Jawahir sebagai perwakilan Dinas Kebudayaan Purwakarta (52
tahun)
Hasil dari wawancara kemudian disalin kedalam bentuk tulisan untuk
memudahkan penulis dalam proses pengkajian yang akan dibahas pada bagian
selanjutnya setelah sumber yang dibutuhkan peneliti telah terkumpul, barulah
peneliti melakukan pengklarifikasian terhadap sumber-sumber yang relevan
dengan permasalah yang sedang peneliti kaji.
3.3.2 Kritik Sumber
Tahap selanjutnya dalam melakukan penelitian sejarah adalah melakukan
tahapn kritik sumber. Pada tahapan kritik ini, peneliti melkukan kritik terhadapa
sumber tertulis dan juga sumber lisan yang dijadikan sumber informasi oleh
peneliti. Hal ini dilakukan untuk menyaring sumber-sumber yang di dapat
sebelumnya oleh peneliti agar dapat diperoleh fakta-fakta yang sesuai dengan
kebutuhan peneliti. Hal ini juga menjadikan peneliti untuk lebih memilah dan
memilih mana sumber yang benar dan meragukan. Seperti yang diungkapkan oleh
Sjamssudin (2007, hlm. 131) yaitu.
Tujuan dari kegiatan-kegiatan itu ialah bahwa setelah sejarawan berhasil
mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitianya, ia tidak akan menerima
begitu saja apa yang tercantum dan tertulis dalam sumber-sumber itu.
Langkah selanjutnya ia harus menyaring secara kritis, terutama terhadap
sumber-sumber pertama, agar terjaring fakta yang menjadi pilihanya.
Dalam metode sejarah dikenal dua jenis kritik sumber, yaitu kritik
eksternal dan internal. Kritik eksternal yaitu cara melakukan verifikasi atau
pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah, sedangkan kritik
internal lebih menekankan terhadap aspek dalam atau aspek isi. Adapun kritik
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

36

yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu kritik
ekternal dan kritik internal.
3.3.2.1 Kritik Eksternal
Kritik eksternal merupakan cara untuk melakukan verifikasi atau
pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah, baik sumber tertulis
maupun sumber lisan. Kritik eksternal atau kritik luar dimaksudkan untuk menilai
otensitas sumber sejarah. Sumber yang otentik bisa juga salinan atau turunan dari
aslinya. Dokumen otentik isinya tidak boleh dipalsukan, tapi otentisitasnya belum
tentu memberi jaminan untuk dapat dipercaya. Dalam kritik eksternal
dipersoalkan hal-hal seperti :
“Bahan dan bentuk sumber, umur, asal dokumen, kapan dibuat (sudah
lama atau belum lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat
oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa. Sumber asli atau salinan,
dan masih utuh seluruhnya atau sudah berubah (Ismaun,2005, hlm. 50)”.
Dalam melakukan kritik eksternal pada sumber tertulis, penulis melakukan
pemilihan buku-buku yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji
yaitu

dengan

melakukan

uji

kelayakan

dengan

cara

verifikasi

dan

pengklasifikasian buku. Hal ini dilakukan dengan cara memeriksa identitas buku
seperti siapa pengarangnya, dimana dan tahun berapa buku tersebut diterbitkan
dan penerbit mana yang menerbitkan buku tersebut. Selain itu juga apakah buku
tersebut merupakan buku yang dikarang penulis tunggal, hasil editor atau berupa
kumpulan artikel.
Kritik dilakukan terhadap buku yang berjudul Agama dalam Transformasi
Budaya Nusantara karya Yuliawan Kasama Hidayat diterbitkan pada tahun 2010 .
Buku ini merupaka buku yang membahas tentang kesenian di salah satu wilayah
Indonesia. Fokus utama dalam buku ini adalah membahas mengenai kesenian
dodod. Dr.Yuliawan merupakan orang yang sangat berkompeten dalam bidang
seni dan kebudayaan. Terbukti dengan jenjang pendidikanya yang merupakan
lulusan S3 dari Program Kajian Budaya di Universitas Udayana Denpasar. Beliau
juga cukup banyak menerbitkan buku tentang seni, baik dengan tim atau beliau
menulis sendiri bukunya tersebut. Karanganya banyak yang menjadi acuan bagi
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

37

jenjang sekolah SMP maupun SMA, mengenai kesenian dan tari. Buku ini
merupakan terbitan dari CV. Bintang ArliWartika di Bandung. Buku yang penulis
peroleh merupakan buku cetakan pertama yang diterbitkan tahun 2010
Adapun kritik eksternal yang akan penulis lakukan pada sumber lisan
adalah dengan melihat dan mengidentifikasi apakah narasumber tersebut
mengalami dan hidup sejaman dengan peristiwa yang dikaji oleh penulis dan
apakah latar belakang narasumber tersebut sesuai dengan yang peneliti butuhkan.
Untuk mengkritik sumber lisan, penulis melakukan pengamatan dari aspek usia
para narasumber untuk melihat ketepatan antara kurun waktu kajian dengan usia
mereka pada masa itu, sehingga dapat diputuskan bahwa mereka benar-benar telah
mengetahu bagaimana perkembangan kesenian Ulin Kobongan tahun 1990-2013.
Daya ingat narasumber sangat penting karena hal itu sangat berpengaruh terhadap
hasil kajian untuk dapat memberikan informasi yang benar-benar sesuai. Selain
itu, kesehatan fisik dan mental serta kejujuran narasumber penting juga untuk
diperhatikan.
Kritik eksternal terhadap sumber lisan dilakukan terhadap bapak Guntari
(52 tahun), bapak Iman (37 tahun) dan bapak winara (20 tahun). Mereka
merupakan orang-orang yang terlibat aktif dalam pertunjukan seni Ulin
Kobongan. Sebenaranya ada satu sumber lagi yang dapat dijadikan sumber dalam
penulisan penelitian Ulin Kobongan, namun sayangnya orang tersebut terkena
kendala kesehatan yaitu penyakit struk jadi tidak memungkinkan untuk diminta
pendapatnya. Dari masing-masih sumber lisan yang menjadi sumber dalam
penelitian ini semuanya dalam keadaan sehat dan ingatanya pun masih baik.
Dalam menjelaskan dan memaparkan perkembangan serta latar belakang seni Ulin
Kobongan yang ada di Desa Sawah Kulon para narasumber dapat menjelaskan
dengan baik. Melihat dari aspek eksternal tersebut penulis beranggapan bahwa
informasi yang didapatkan dari bapak Guntari, bapak Iman dan bapak Winara,
layak dijadikan sebagai sumber dalam penulisan skripsi ini.
Selain itu narasumber lainnya adalah bapak Abi Jawahir (52 tahun) dan
bapak Sunarya (24 tahun). Bapak Abi merupakan kepala bidang kebudayaan di
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

38

Dinas

Perhubungan,

Budaya,

Pariwisata,

Pos,

dan

Telekomunikasi

(Dishubudparpostel). Dengan latar belakang profesi sebagai kepala Dinas
Kebudayaan pak Abi merupakan orang yang tepat untuk mendapatkan informasi
tentang kebudayaan dan seni yang ada di lingkungan Kabupaten Purwakarta.
Menurut peneliti pak Abi merupakan perwakilan dalam pencarian informasi yang
peneliti harapkan dapat dari kalangan aparat pemerintahan berkenaan dengan
pertunjukan seni Ulin Kobongan. sedangkan bapak Sunarya merupakan salah satu
tokoh masyarakat yang ada di Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan. Beliau
merupakan orang yang masih aktif dalam

mengembangkan organisasi

kepemudaan yang ada di Desa Sawah Kulon Kecamatan Pasawahan. Peran beliau
dalam mengembangkan organisasi kepemudaan bukanlah suatu yang mudah,
dengan hadangan jaman yang semakin berkembang, beliau tetap meluncurkan ideide kreatif untuk organisasi kepemudaan yang ada di Desa Sawah Kulon.
Narasumber yang akan diwawancara untuk menyelesaikan skripsi ini
merupakan para pemain kesenian Ulin Kobongan, semua yang akan diwawancara
merupakan pelaku sejarah. Penulis akan mencari narasumber yang berkompeten
dan pernah memainkan kesenian Ulin Kobongan ini. Selain itu penulis juga akan
mewawancarai pemerintahan yang bergerak di bidang kesenian atau yang lebih
fokus dalam kesenian Ulin Kobongan ini. Penulis akan melakukan wawancara
dengan beberapa orang narasumber dalam tingkatan pekerjaan yang sama agar
diperoleh kesimpulan dari keseluruhan informasi yang didapat. Penulis juga akan
memilih narasumber yang memiliki kondisi kesehatan yang baik, dan merekamereka yang masih memiliki ingatan yang baik pula. Kondisi kesehatan dan
ingatan narasumber sangat penting untuk mendapatkan informasi yang baik dan
akurat.
3.3.2.2 Kritik Internal
Kebalikan dari kritik eksternal, kritik internal menekankan kepada aspek
dalam yaitu isi sumber. Menurut Ismaun (2005, hlm. 50) disebutkan bahwa kritik
internal atau kritik dalam dilakukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan
mempersoalkan isinya, kemampuannya pembuatannya, tanggung jawab dan
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39

moralnya. Kritik ini diperlukan untuk memutuskan apakah sumber tersebut dapat
diandalkan (reliable) atau tidak. Kritik internal terhadap sumber tertulis berupa
buku-buku dilakukan dengan cara membandingkannya dengan sumber lain.
Kritik internal dilakukan pada buku dengan judul Agama dalam
Transformasi Budaya Nusantara karya Yuliawan Kasama Hidayat diterbitkan
pada tahun 2010. Buku ini terdiri dari 12 bab, dalam setiap babnya pembahsanya
berbeda-beda dan semakin berkembang. Buku ini secara keseluruhuan membahas
mengenai kesenian dodod yang ada di Banten. Dlaam bahasanya buku ini
menjelaskan bagaimana unsusr religius yang dipadukan dalam kesenian dodod.
Unsusr religi yang begitu kuat dalam kesenian dodod di jadikan fokus utama
dalam penelitian ini. Dr.Yuliawan merupakan pakar yang bisa dibilang sangat ahli
dalam pembahsan mengenai kesenian dan budaya terutama kesenian tari. Buku ini
dapat di jadikan acuan dalam penulisan skripsi ini, karena ada kesamaan unsur
religius Islam yang ada di kesenian Ulin Kobongan maupun kesenian dodod.
Dalam melaksanakan kritik internal terhadap sumber lisan, caranya adalah
dengan melihat kredibilitasnya dalam menyampaikan informasi. Kredibilitas
narasumber dikondisikan oleh kualifikasi-kualifikasi seperti usia, watak,
pendidikan dan kedudukan. Dalam hal ini penulis melakukan kritik internal
terhadap hasil wawancara yang telah penulis dapat. Kritik ini pada dasarnya
menekankan pada kebenaran informasi yang di paparkan narasumber dalam
wawancara dengan penulis. Adapun dari proses ini, penulis mendapatkan fakta
yang relevan mengenai permasalahan yang sedang di kaji mengenai seni Ulin
Kobongan di Desa Sawah Kulon. Dalaam penelitian yang telah penulis lakuka
mengenai seni Ulin Kobongan, penulis telah mewawancarai bapak Guntari (52
tahun), bapak Iman (37 tahun) dan bapak winara (20 tahun). Berdasarkan hasil
wawancara yang didapat penulis, terdapat kesamaan mengenai informasi
perkembangan seni Ulin Kobongan di Desa Sawah Kulon.
Dalam proses kritik sumber, penulis sangat perlu memperhatikan isi dari
berbagai buku maupun hasil wawancara. Penulis harus berhati-hati terhadap buku
dan hasil wawancara. Hal ini sangat perlu dilakukan agar tidak terdapat unsurunsur sebjektivitas dalam masalah yang sedang penulis teliti. Hal ini juga akan
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

membantu penulis dalam menginterpretasi sumber yang didapat agar tetap bersifat
objektif.

3.3.3 Interpretasi
Tahapan selanjutnya setelah melakukan tahapan kritik yaitu, tahapan
interpretasi. Pada tahapan interpretasi peneliti melakukan pemberian makna
terhadap fakta atau informasi yang diperoleh. Fakta disusun dengan pokok
permasalahan yang dikaji sehingga akan terlihat dengan jelas bahwa antara fakta
satu dengan yang lainnya sebagai suatu rangkaian yang logis dan terbentuk
rekonstruksi

yang

memuat

tentang

penjelasan

terhadap

pokok-pokok

permasalahan penelitian sehingga penulis menemukan sebuah kebenaran. Pada
tahapan ini suatu fakta dihubungkan dengan fakta lainnya menjadi sebuah
kesatuan yang dibantu dengan berfikir secara historis atau mengikuti pola pikir
pada jaman nya. Hal ini dilakukan peneliti dengan memikirkan dan mencoba
memposisikan diri seakan-akan menjadi pelaku pada peristiwa di masa lalu itu
sehingga penulis akan memperoleh gambaran mengenai permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini.
Pada tahapn ini akan menghasilkan jawaban-jawaban yang akan membatu
penulis untuk menyelesaikan pertanyaan yang ada di Bab I. Hasil interpretasi
dapat dianalisis kemudian dikembangkan dan dijelaskan di bab IV dan bab V.
Dalam melakukan tahapan interpretasi ini dilakukan dengan pendekatan
interdisipliner . Pendekatan tersebut dilakukan terhadap permasalahan yang dikaji
dengan menggunakan sudut pandang disiplin ilmu satu rumpun lain yang dapat
membantu dalam menyelesaikan permasalahn yang dikaji dalam penelitian ini.
3.3.4 Historiografi
Tahap akhir dari proses penelitian yang menggunakan metode historis
dengan pendekatan interdisipliner adalah penulisan hasil penelitian atau
historiografi. Tahap ini merupakan kegiatan akhir dalam penelitian setelah peneliti
mengumpulkan sumber, menilai, dan menafsirkan sumber. Dalam tahap
historiografi ini penulis harus mengerahkan segala daya pikir dan kemampuannya
Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

41

untuk menuangkan segala hal yang ada dalam penelitiannya sehingga dapat
menghasilkan sebuah tulisan yang memiliki standar mutu dan menjaga kebenaran
sejarahnya.
Penulisan hasil penelitian ini dituangkan dalam sebuah hasil kaya tulis
yang di sebut skripsi dengan judul “Perkembangan Kesenian Ulin Kobongan di
Desa Sawah Kulon Kabupaten Purwakarta tahun 1990-2013 penulisan skripsi ini
ditujukan untuk kebutuhan studi akademis pada tingkat Sarjana Jurusan
Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menggunakan kerangka tulisan yang disesuaikan dengan buku pedoman penulisan
karya ilmiah UPI, sehingga dalam penyusunannya dilakukan secara sistematis
atau bertahap yaitu terdiri dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metodologi
Penelitian, Pembahasan Hasil penelitian, dan Kesimpulan.
Dalam penyusunan laporan ini, setiap bab memiliki fungsi yang saling
berkaitan dengan bab lainnya. Bab I merupakan pendahuluan, dalam bab ini
diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, yang disertai dengan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Dalam bab II yang merupakan kajian pustaka, diuraikan mengenai sumber-sumber
litelatur yang digunakan sebagai acuan penelitian ini yang terbagi ke dalam
beberapa konsep atau teori. Kemudian bab III merupakan metodologi penelitian,
dalam bab ini diuraikan mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam
penelitian mulai dari persiapan penelitian hingga pelaksanaan yang terbagi ke
dalam empat tahap yaitu Heuristik, Kritik sumber, Interpretasi dan Historiografi.
Selanjutnya adalah bab IV yang merupakan isi dari penelitian yang
dilakukan, didalamnya berisi uraian dan penjelasan mengenai kajian penelitian
yang mengacu kepada perumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya.
Uraian ini didapatkan setelah penulis melakukan pengumpulan sumber, kritik dan
penafsiran terhadap informasi yang diperoleh baik dari sumber tertulis maupun
sumber lisan. Adapun bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan
jawaban dari rumusan masalah yang menggambarkan mengenai perkembangan

Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

42

kesenian Ulin Kobongan di Desa Sawah Kulon Kabupaten Purwakarta tahun
1990-2013.

Achmad Syaiful Anwar, 2016
PERKEMBANGAN KESENIAN ULIN KOBONGAN DI DESA SAWAH KULONKABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 1990-2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu