Macam Macam Bioma Topologi Jaringan

1. BIOMA GURUN
Bioma Gurun merupakan bioma yang di dominasi oleh batu/pasir dengan tumbuhan sangat
jarang. Bioma ini paling luas terpust di sekitar 20 derajat LU, mulai dari Pantai Atlantik di
Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks gurun Sahara, gurun
Arab dan gurun Gobi dengan luas mencapai 10 juta km persegi.
Bioma gurun memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 Curah hujan sangat rendah, < 250 mm/tahun dengan intensitas panas matahari sangat
tinggi.
 Tingkat penguapan (evaporasi) lebih tinggi dari curah hujan.
 Air tanah cenderung asin karena larutan garam dalam tanah tidak cenderung berpindah
baik karena pencucian oleh air maupun drainase
 Tumbuhan yang hidup di daerah gurun umumnya tumbuhan yang mempunyai daun yang
kecil seperti duri dan berakar panjang. (Daun yang kecil berfungsi untuk mengurangi
penguapan dan akar panjang berfungsi untuk mengambil air dari tempat yang dalam dan
kemudian disimpan dalam jaringan spons.)
 Tingkat deflasi tinggi
Jenis tumbuhan yang hidup di daerah Gurun contohnya :Kaktus, Kurma
Hewan yang terdapat di daerah gurun antara lain :Unta, Gerbil, Hamster
2. BIOMA SABANA
Sabana adalah padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar,
biasanya pohon palem dan akasia. Sabana merupakan salah satu sistem biotik terbesar di bumi

yang menempati darah luas di Benua Afrika, Amerika Selatan dan Australia. Sabana pada
umumnya terbentuk di daerah tropik sampai subtropik.
Ciri-ciri sabana antara lain :
 Bersuhu panas sepanjang tahun
 Hujan terjadi secara musiman, dan menjadi faktor penting bagi terbentuknya sabana
 Sabana berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yang
intensitas hujannya makin rendah
 Sabana akan berubah menjadi hutan basah apabila mengarah ke daerah yang intensitas
hujannya makin tinggi.
Jenis hewan yang hidup di daerah sabana adalah herbifora dan karnifora misalnya :
Herbifora : Kuda, Zebra, Karnifora : Macan Tutul, Singa, Anjing Hutan

3. BIOMA STEPA (Padang Rumput)
Bioma Stepa (Padang Rumput) terbentang dari daerah tropika sampai ke daerah subtropika yang
curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Bioma Stepa berbeda dengan Bioma
Sabana. Perbedaan yang cukup antara Stepa dengan Sabana adalah pada bioma Sabana
merupakan padang rumput yang diselingi oleh kumpulan pepohonan besar, sedangkan pada
bioma Stepa merupakan padang rumput yang tidak di selingi oleh kumpulan-kumpulan
pepohonan, kalaupun ada hanya sedikit saja pepohonan yang ada. Persebaran bioma stepa
terdapat di wilayah Hongaria (Puzta), Kanada (Great Plains), Amerika Selatan (PampaArgentina), Rusia (Siberia), Amerika Serikat (Praire), Australia, dan Selandia Baru.

Ciri -ciri bioma Stepa antara lain :
 Curah hujan tidak teratur, antara 250 – 500 mm/tahun
 Tanah pada umumnya tidak mampu menyimpan air yang disebabkan oleh rendahnya
tingkat porositas tanah dan sistem penyaluran yang kurang baik sehingga menyebabkan
rumput-rumput tumbuh dengan subur.
 Beberapa jenis rumput mempunyai ketinggian hingga 3,5 m
 Memiliki pohon yang khas, yaitu akasia
 Wilayah persebaran bioma Stepa meliputi Afrika, Amerika Selatan, Amerika Serikat
bagian barat, Argentina dan Australia.
Beberapa flora yang hidup di daerah bioma Stepa contohnya adalah : Pohon Akasia, Semak
Belukar.
Karena merupakan daerah padang rumput maka bioma ini bayak dihuni oleh beberapa herbifora
dan karnifora, contohnya antara lain : Rusa, Antelop, Kerbau, Kanguru, Harimau, Singa, Ular
4. BIOMA HUTAN BASAH (Hutan Hujan Tropis)
Hutan basah terdapat di daerah tropika meliputi semenanjung Amerika Tengah, Amerika
Selatan, Afrika, Madagaskar, Australia Bagian Utara, Indonesia dan Malaysia. Di hutan ini
terdapat beraneka jenis tumbuhan yang dapat hidup karena mendapat sinar matahari dan curah
hujan yang cukup.
Ciri-ciri bioma hutan basah antara lain :






Curah hujan sangat tinggi, >2.500 mm/tahun
Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20 – 40 m.
Cabang pohon berdaun lebat dan lebar serta selalu hijau sepanjang tahun
Mendapat sinar matahari yang cukup, tetapi sinar matahari tersebut tidak mampu
menembus dasar hutan.

 Mempunyai iklim mikro di lingkungan sekitar permukaan tanah/di bawah kanopi (daun
pada pohon-pohon besar yang membentuk tudung)
Jenis tumbuhan yang hidup di daeran hutan basah antara lain : Pohon Ramin, Pohon Rengas,
Rotan Manau
Karena pohon-pohon yang terdapat di hutan tropis rata-rata tinggi dan permukaan tanahnya
relatif sering tergenang oleh air, maka hewan yang banyak hidup di daerah hutan basah ini
adalah hewan-hewan pemanjat sejenis primata, seperti : Gorila, Monyet, Simpanse, Orang Utan,
Gibbon, Siamang
5. BIOMA TAIGA (Coniferus)
Bioma Taiga banyak ditemukan di belahan bumi utara, misalnya di wilayah negara Rusia dan

Kanada. Bioma Taiga merupakan bioma terluas dari bioma-boma lain yang ada di bumi.
Ciri-ciri bioma taiga :
 Mempunyai musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang panas dan
sangat singkat
 Selama musim dingin, air tanah berubah menjadi es dan mencapai 2 meter di bawah
permukaan tanah
 Jenis tumbuhan yang hidup sangat sedikit, biasanya hanya terdiri dari dua atau tiga jenis
tumbuhan.
 perbedaan suhu pada musim panas dan musim dingin sangat tinggi
 pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas (3-6 bulan)
 tumbuhan/pohon yang seragam (homogen)
Pohon-pohon utama yang tumbuh di daerah ini adalah jenis konifer, sehingga hutan yang ada di
wilayah bioma taiga sering juga disebut dengan hutan konifer. Contoh jenis-jenis tumbuhan
konifer tersebut adalah : Alder, Birch, Juniper, Spruce
Pohon-pohon di hutan konifer mempunyai daun yang berbentuk seperti jarum dan mempunyai
zat lilin dibagian luarnya sehingga tahan terhadap kekeringan. Kondisi tersebut menyebabkan
hanya sedikit hewan yang dapat hidup di daerah bioma Taiga, misalnya : Beruang, Rubah,
Serigala
6. BIOMA TUNDRA
Bioma tundra merupakan bioma yang terdapat di daerah lingkar kutub utara dan selatan. Pada

bioma ini tidak terdapat pepohonan yang dapat tumbuh, yang ada hanya tumbuhan kecil sejenis
rumput dan lumut. Bioma ini terdapat di sekitar lingkar Artik, Greenland di wilayah kutub utara.
Di wilayah kutub selatan terdapat diAntartika dan pulau-pulau kecil disekitar Antartika. Bioma

tundra berdasarkan pembagian iklim terdapat di daerah beriklim es abadi (EF) dan iklim Tundra
(ET).
Ciri-ciri bioma tundra :
 Hampir semua wilayahnya tertutup oleh salju/es.
 Memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan
terang. Peristiwa ini terjadi karena gerak semu matahari hanya sampai di posisi 23,5° LU/
LS.
 Usia tumbuh tanaman sangat pendek, berkisar antara 30 – 120 hari (1 – 4 bulan)
 panjang radiasi energi matahari sangat sedikit
 musim dingin sangat dan gelap (9 bulan)
 musim panas berlangsung cepat (3 bulan), ;pada musim inilah vegetasi mulai tumbuh.
Jenis-jenis vegetasi yang dapat hidup di bioma tundra misalnya lumut kerak, rumput teki,
tumbuhan terna, dan semak-semak pendek.
 Pada daerah yang berawa jenis vegetasi yang ada misalnya rumput teki, rumput kapas
dan gundukan gambut (hillock tundra).
 Di cekungan yang basah seperti di Greenland terdapat semak salik dan bentula.

 Di tempat yang agak kering ditumbuhi lumut, teki-tekian, ericeceae, dan beberapa
tumbuhan yang berdaun agak lebar.
 Di lereng-lereng batu terdapat kerak, lumut dan alga.
Karena memiliki iklim es abadi dan iklim tundra, maka wilayah bioma tundra selalu bersuhu
dingin sehingga fauna yang terdapat di wilayah ini memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal
untuk tetap membuat tubuhnya hangat.
Contoh fauna di bioma tundra misalnya: Rusa, Rubah, Hewan-hewan pengerat, Beruang kutub,
Muskox
Jenis-jenis burung yang hidup di bioma tundra misalnya : Itik, Angsa, Burung Elang, Burung
hantu
Selain beberapa jenis di atas, bioma tundra juga mempunyai fauna khas yang lain misalnya :
Penguin, Paus Beluga (paus putih), Paus Narwhal (paus bertanduk).
7. BIOMA HUTAN GUGUR (Deciduous)
Bioma hutan gugur merupakan bioma yang terletak pada kisaran 30 – 40 derajat lintang LU/LS.
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang terdapatdi wilayah Amerika Serikat
bagian timur, ujung selatan benua Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia.
Ciri-ciri bioma hutan gugur adalah sebagai berikut :

 Curah hujan merata antara 750mm – 1.000 mm pertahun
 Pohon-pohon memiliki ciri berdaun lebar, hijau pada musim dingin, rontok pada musim

panas dan memiliki tajuk yang rapat.
 Memiliki musim panas yang hangat dan musim dingin yang tidak terlalu dingin.
 Jarak antara pohon satu dengan pohon yang lainnya tidak terlalu rapat/renggang
 Jumlah/jenis tumbuhan yang ada relatif sedikit
 Memiliki 4 musim, yaitu musim panas-gugur-dingin-semi
Beberapa jenis tumbuhan utama yang hidup di daerah bioma hutan gugur misalnya: Pohon oak,
Basswook, Terna berbunga.
Fauna yang terdapat di wilayah bioma hutan gugur misalnya : Panda, Serangga, Burung, Bajing,
Anjing, Rusa
Pada setiap pergantian musim terdapat beberapa perubahan di bioma hutan gugur:
 Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan daun lebat dan membentuk
tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah
karena daunnya tipis
 Saat musim gugur menjelang musim dingin, pancaran energi matahari berkurang, suhu
rendah dan air cukup dingin. Oleh karena itu daun-daun menjadi merah dan coklat,
kemudian gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air. Daun dan buah-buahan yang
gugur kelak kemudian menjadi tumpukan senyawa organik.
 Saat musim dingin menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul, beberapa jenis hewan
mengalami/dalam keadaanhibernasi (tidur panjang pada waktu musim dingin).
 Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai

berdaun kembali, tumbuhan semak mulai tumbuh di permukaan tanah, hewan-hewan
yang hibernasi mulai aktif kembali.

8. Bioma Mangrove
Hutan bakau atau mangrove banyak ditemukan di pantai yang landai di daerah tropis dan
subtropis. Hutan bakau di indonesia terdaat di sepanjang panati tumur sumatera, panatai barat
dan selatan kalimantan, spanjang pantai papaua, pantai utara jawa, pantai selatan jawa (segara
anakan, cilacap).
ciri-ciri:
kadar garam air dan tanahnya tinggi
kadar oksigen air dan tanahnya tinggi

kontur pantai landai
pantai berlumpur dan berombak tenang
saat air pasang, lingkungan ekosistem banjir, saat air surut, lingkungan ekosistem becek
dan berlumpur
ligkungan biotis:
flora: tubuhan yang mendominasi adalah pohon bakau (Rzihopora Sp.), pohn kayu api
(Aviciena), dan pohon bogem (bruguiera)
fauna: jenis hewan yang ditemuka di bioma mangrove antara lain ikan, kepiting, buaya, biawak,

kelomang, dan burung pemakan ikan.
9.

Hutan Musim

Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu
beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering),
daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi
nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana. Di Indonesia,
hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak
ditemukan rusa, babi hutan, harimau.

Persebaran Fauna Di Permukaan Bumi
Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian
dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang
mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor
fisikyang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya :
perairan (sungai, danau, laut)

daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir dll)
iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban dll)

Alfred Russel Wallace mengelompokkan persebaran fauna di dunia menjadi 6 wilayah, yaitu :

Wilayah persebaran fauna di dunia
1. Paleartic
Kawasan persebaran fauna paleartik meliputi bagian utara benua Asia dan Eurasia, Himalaya,
Afghanistan, Persia, Afrika, Inggris dan Jepang.
Beberapa jenis fauna yang hidup jenis fauna yang hidup di wilayah Paleartik antara lain :
Fauna khas seperti tikus, bison, landak dan menjangan kutub.
Fauna yang terbatas penyebarannya seperti unta, rusa kutub dan beruang kutub.
Beberapa jenis reptil yang berhubungan dengan fauna Ethiopian dan Oriental
Fauna endemik yang hanya terdapat di daerah Cina, yaitu beruang Panda.
2. Neartic
Kawasan ini meliputi daerah Holartic, yaitu meliputi seluruh Amerika Utara, dataran tinggi
Meksiko dan Greenland
Beberapa jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain :

Antelop bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara, kolkum(kalkun),

burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox.
3. Ethiopian
Persebaran fauna Etipian ini meliputi daerah Afrika sebelah selatan, gurun Sahara, Madagaskar
dan wilayah Arabia bagian selatan. Wilayah Ethiopian memiliki kurang lebih 160 vertebrata
darat, dan memiliki beberapa fauna khas. Fauna khas di wilayah daratan Afrika misalnya gajah,
singa, cheetah, hyena, jerapah, zebra, unta dan badak afrika
Fauna yang mirip dengan daerah Oriental adalah jenis kucing dan anjing, lemur, baboon, gorila
dan simpanse. Fauna khas pulau Madagaskar misalnya kudanil kecil (Pygmyhippopotamus) dan
beberapa burung endemik seperti burung gajah besar.
4. Oriental
Wilayah persebaran fauna oriental meliputi seluruh Asia Tenggara dan selatan termasuk
Indonesia bagian barat.
Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental cukup bervariasi, sebagian besar beriklim tropis
sehingga banyak terdapat hutan tropis yang kaya akan flora dan fauna. Beberapa fauna khas yang
hidup di wilayah Oriental antara lain :
Harimau, gajah, gibbon, orang utan, bekantan, monyet, badak bercula satu, menjangan, antelop,
tapir, babi rusa. Terdapat beberapa fauna endemik yang hanya hidup di daerah tertentu,
misalnyaanoa di Sulawesi dan komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya
5. Australian
Daerah yang termasuk dalam wilayah persebaran fauna Australis adalah benua Australia,
Selandia Baru, Papua, Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitar samudera Pasifik.
Selain beberapa fauna di atas juga terdapat beberapa fauna endemik yang hanya terdapat di satu
wilayah, yaitu Tuatara (sphenodon punctatus) sejenis amphibi purba yang hanya terdapat di
Selandia Baru dan Tazmanian Devil yang terdapat di pulau Tasmania.

6. Neotropical
Daerah persebaran fauna Neotropical terbentang dari Amerika Selatan, Meksiko bagian selatan,
termasuk Amerika Tengah

Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran flora dan fauna di muka bumi antara lain faktor
klimatik, edafik, fisiografi, dan biotik.
a. Faktor Klimatik
Kondisi iklim merupakan salah satu faktor dominan yang mempengaruhi pola persebaran flora
dan fauna. Wilayah-wilayah dengan pola iklim yang ekstrim, seperti daerah kutub yang
senantiasa tertutup salju dan lapisan es abadi, atau gurun yang gersang, sudah tentu sangat
menyulitkan bagi kehidupan suatu organisme. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna pada
kedua wilayah ini sangat minim baik dari jumlah maupun jenisnya. Sebaliknya, daerah tropis
merupakan wilayah yang optimal bagi kehidupan flora dan fauna. Faktor-faktor iklim yang
berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di permukaan bumi ini, antara lain suhu,
kelembapan udara, angin, dan tingkat curah hujan.
1) Suhu
Permukaan bumi mendapatkan energi panas dari radiasi matahari dengan intensitas penyinaran
yang berbeda-beda di setiap wilayah. Daerah-daerah yang berada pada zona lintang iklim tropis,
menerima penyinaran matahari setiap tahunnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan
wilayah-wilayah lainnya. Selain posisi lintang, faktor kondisi geografis lainnya yang
mempengaruhi tingkat intensitas penyinaran matahari antara lain kemiringan sudut datang sinar
matahari, ketinggian tempat, jarak suatu wilayah dari permukaan laut, kerapatan penutupan lahan
dengan tumbuhan, dan kedalaman laut. Perbedaan intensitas penyinaran matahari menyebabkan
variasi suhu udara di muka bumi.
Kondisi suhu udara sangat berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan, karena
berbagai jenis spesies memiliki persyaratan suhu lingkungan hidup ideal atau optimal, serta
tingkat toleransi yang berbeda-beda di antara satu dan lainnya. Misalnya, flora dan fauna yang
hidup di kawasan kutub memiliki tingkat ketahanan dan toleransi yang lebih tinggi terhadap
perbedaan suhu yang tajam antara siang dan malam jika dibandingkan dengan flora dan fauna
tropis.

Pada wilayah-wilayah yang memiliki suhu udara tidak terlalu dingin atau panas merupakan
habitat yang sangat baik atau optimal bagi sebagian besar kehidupan organisme, baik manusia,
hewan, maupun tumbuhan. Hal ini disebabkan suhu yang terlalu panas atau dingin merupakan
salah satu kendala bagi makhluk hidup.
Khusus dalam dunia tumbuhan, kondisi suhu udara adalah salah satu faktor pengontrol
persebaran vegetasi sesuai dengan posisi lintang, ketinggian tempat, dan kondisi topografinya.
Oleh karena itu, sistem penamaan habitat flora seringkali sama dengan kondisi iklimnya, seperti
vegetasi hutan tropis, vegetasi lintang sedang, vegetasi gurun, dan vegetasi pegunungan tinggi.
2) Kelembapan Udara
Selain suhu, faktor lain yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup di muka bumi
adalah kelembapan. Kelembapan udara yaitu banyaknya uap air yang terkandung dalam massa
udara. Tingkat kelembapan udara berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di
muka bumi. Beberapa jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah yang kering, sebaliknya
terdapat jenis tumbuhan yang hanya dapat bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air yang
tinggi.
Berdasarkan tingkat kelembapannya, berbagai jenis tumbuhan dapat diklasifikasikan ke dalam
empat kelompok utama, yaitu sebagai berikut.
a) Xerophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap lingkungan hidup yang kering
atau gersang (kelembapan udara sangat rendah), seperti kaktus dan beberapa jenis rumput gurun.
b) Mesophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang lembap, seperti
anggrek dan jamur (cendawan).
c) Hygrophyta, yaitu jenis tumbuhan yang sangat cocok hidup di lingkungan yang basah, seperti
eceng gondok, selada air, dan teratai.
d) Tropophyta, yaitu jenis tumbuhan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan musim
kemarau dan penghujan. Tropophyta merupakan flora khas di daerah iklim muson tropis, seperti
pohon jati
3) Angin
Di dalam siklus hidrologi, angin berfungsi sebagai alat transportasi yang dapat memindahkan
uap air atau awan dari suatu tempat ke tempat lain. Gejala alam ini menguntungkan bagi
kehidupan makhluk di bumi, karena terjadi distribusi uap air di atmosfer ke berbagai wilayah.

Akibatnya, secara alamiah kebutuhan organisme akan air dapat terpenuhi. Gerakan angin juga
membantu memindahkan benih dan membantu proses penyerbukan beberapa jenis tanaman
tertentu.
4) Curah Hujan
Air merupakan salah satu kebutuhan vital bagi makhluk hidup. Tanpa sumber daya air, tidak
mungkin akan terdapat bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi. Bagi makhluk hidup yang
menempati biocycle daratan, sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan hidup berasal dari
curah hujan. Melalui curah hujan, proses pendistribusian air di muka bumi akan berlangsung
secara berkelanjutan. Sebagaimana telah Anda pelajari di kelas X, bahwa titik-titik air hujan
yang jatuh ke bumi dapat meresap pada lapisan- lapisan tanah dan menjadi persediaan air tanah,
atau bergerak sebagai air larian permukaan, kemudian mengisi badan-badan air, seperti danau
atau sungai.
Begitu pentingnya air bagi kehidupan mengakibatkan pola penyebaran dan kerapatan makhluk
hidup antarwilayah pada umumnya bergantung dari tinggi-rendahnya curah hujan. Wilayahwilayah yang memiliki curah hujan tinggi pada umumnya merupakan kawasan yang dihuni oleh
aneka spesies dengan jumlah dan jenis jauh lebih banyak dibandingkan dengan wilayah yang
relatif lebih kering.
Sebagai contoh daerah tropis ekuatorial dengan curah hujan tinggi merupakan wilayah yang
secara alamiah tertutup oleh kawasan hutan hujan tropis (belantara tropis) dengan aneka jenis
flora dan fauna dan tingkat kerapatan yang tinggi. Tingkat intensitas curah hujan pada suatu
wilayah akan membentuk karakteristik yang khas bagi formasi-formasi vegetasi (tumbuhan) di
muka bumi.
Karakter vegetasi yang menutupi hutan hujan tropis sangat jauh berbeda dengan vegetasi yang
menutupi kawasan muson, stepa, atau gurun. Karakter vegetasi di wilayah muson didominasi
oleh tumbuhan gugur daun untuk menjaga kelembapan saat musim kemarau. Wilayah gurun
didominasi oleh jenis tumbuhan yang sangat tahan terhadap kekeringan. Kekhasan pola dan
karakteristik vegetasi ini tentunya mengakibatkan adanya hewan-hewan yang khas pada
lingkungan vegetasi tertentu. Pada dasarnya tumbuhan merupakan salah satu sumber bahan
makanan (produsen) bagi hewan.
b. Faktor Edafik

Faktor kedua yang memengaruhi persebaran bentuk-bentuk kehidupan di muka bumi terutama
tumbuhan adalah kondisi tanah atau faktor edafik. Tanah merupakan media tumbuh dan
berkembangnya tanaman. Kondisi tanah yang secara langsung berpengaruh terhadap tanaman
adalah kesuburan. Adapun yang menjadi parameter kesuburan tanah antara lain kandungan
humus atau bahan organik, unsur hara, tekstur dan struktur tanah, serta ketersediaan air dalam
pori-pori tanah. Tanah-tanah yang subur, seperti jenis tanah vulkanis dan andosol merupakan
media optimal bagi pertumbuhan tanaman.
c. Faktor Fisiografi
Faktor fisiografi yang berkaitan dengan persebaran makhluk hidup adalah ketinggian tempat dan
bentuk wilayah. Anda tentu masih ingat gejala gradien thermometrik, di mana suhu udara akan
mengalami penurunan sekitar 0,5o C–0,6o C setiap wilayah naik 100 meter dari permukaan laut.
Adanya penurunan suhu ini sangat berpengaruh terhadap pola persebaran jenis tumbuhan dan
hewan, sebab organisme memiliki keterbatasan daya adaptasi terhadap suhu lingkungan di
sekitarnya. Oleh karena itu, jenis tumbuhan yang hidup di wilayah pantai akan berbeda dengan
yang hidup pada wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
d. Faktor Biotik
Manusia adalah komponen biotik yang berperan sentral terhadap keberadaan flora dan fauna di
suatu wilayah, baik yang sifatnya menjaga kelestarian maupun mengubah tatanan kehidupan
flora dan fauna. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, manusia berusaha
mengolah dan memanfaatkan lingkungan hidup di sekitarnya semaksimal mungkin, walaupun
terkadang dapat merusak kelestarian alam. Misalnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dalam waktu yang relatif singkat manusia mampu mengubah kawasan hutan menjadi
daerah permukiman dan areal pertanian. Perubahan fungsi lahan tersebut berakibat terhadap
kestabilan ekosistem yang secara alamiah telah terjalin dalam periode jangka waktu yang lama.