KERUSAKAN AKIBAT GEMPA DAN METODE PERBAIKAN ELEMEN STRUKTUR PASCA GEMPA
SIPIL
MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
e k KERUSA KA N A KIBA T G EMPA DA N METO DE PERBA IKA N ELEMEN STRUKTUR PA SC A G EMPA- * I Ketut Sulendra
A b stra c t In the la st d e c a d e a la rg e num b e r o f re info rc e d c o nc re te struc ture s ha ve b e e n d a ma g e d ue to e a rthq ua ke s. Se ve ra l e xa m p le s o f the re p a ir a nd /o r stre ng the ning o f the re info rc e d c o nc re te b uild ing s ha d b e e n re p o rte d in the lite ra ture . The p ro p o se d re p a iring in this re se a c h wa s lo c a l re p a ire d e .i b e a m-c o lumn jo int a nd fo und a tio n-c o lum n jo int. The re p a iring p ro p o se d e xhib ite g o o d p e rfo rm a nc e struc tura l b e ha vio r e .i lo a d s, stiffne ss a nd d isip a tio ns e ne rg y. The p ro p o se d te c hniq ue fo r re p a iring re info rc e d c o nc re te e le m e nts struc ture p ro ve n to b e e ffe c tive m e tho d to re p a ire d o f this struc tura l e le m e nt.
Ke y wo rds : Jo ints, re p a iring , struc tura l b e ha vio r.
A b stra k Pada masa lalu banyak bangunan mengalami kerusakan akibat gempa. Beberapa contoh dari perbaikan dan/atau perkuatan dari gedung beton bertulang telah dilaporkan dalam beberapa literatur. Metode perbaikan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu perbaikan setempat meliputi perbaikan join balok-kolom serta perbaikan join fondasi-kolom. Metode yang diusulkan serta hasil yang diperoleh menunjukkan perbaikan perilaku struktural yang efektif, ditinjau dari kekuatan, kekakuan serta disipasi energi dari elemen struktur yang ditinjau. Teknik perbaikan yang diusulkan pada elemen-elemen struktur tersebut terbukti efektif.
Kata kunc i : jo in, p e rb a ika n, p e rila ku struktura l
1. Pe nd a hulua n walaupun mengalami kerusakan struktur yang berat.
Gempa bumi sering Teknik-teknik perbaikan join menyebabkan kerusakan bangunan. struktur beton bertulang berdasarkan
Walaupun telah banyak cara
UNIDO (Unite d Na tio n Ind ustria l
diusahakan agar bangunan tahan
De ve lo p m e nt O rg a niza tio n)
gempa, namun sulit dihindari kerusakan menyarankan perbaikan setempat pada elemen-elemen struktur. pada join fondasi-kolom maupun join
Tipe kerusakan yang terjadi pada balok-kolom yaitu: struktur beton bertulang umumnya
a. Kerusakan ringan dapat dilakukan berupa kurangnya daktilitas pada dengan cara penyuntikan e p o xy jika ujung-ujung balok yang disebabkan struktur tanpa mengalami luluh kelemahan dan kurangnya penulangan tulangan atau sp a lling permukaan pada inti join dan sekitar join serta beton. kerusakan pada ujung-ujung bawah
b. Kerusakan sedang sampai berat kolom. harus menambah tulangan dan
Ap p lie d Te c hno lo g y C o unc il
mengupas permukaan beton lama, Amerika Serikat menyarankan kategori lekatan beton lama dengan beton perencanaan gedung tahan gempa baru perlu diperhatikan. yaitu: gedung mampu menahan
Meskipun peraturan bangunan gempa kecil tanpa kerusakan, mampu tahan gempa telah banyak mengalami menahan gempa sedang tanpa perubahan namun kondisi dari banyak kerusakan struktur, dan mampu bangunan lama yang didesain menahan gempa besar tanpa runtuh
- Staf Pengajar Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Kerusakan Akibat Gempa dan Metode Perbaikan Elemen Struktur Pasca Gempa (I Ke tut Sule nd ra )
Tsonos (1999) meneliti perilaku perbaikan jo int balok-kolom beton bertulang eksterior (tanpa plat lantai dan balok sp a nd re l Jo int didesain tanpa filosofi kolom kuat-balok lemah. Setelah
berdasarkan peraturan sebelumnya menjadi pertimbangan utama untuk diterapkannya metode yang dilakukan pada penelitian ini.
2. Tinja ua n Pusta ka
Rodriques dan Park (1994) telah meneliti empat buah kolom bangunan yang didesain sebelum tahun 1970. Kolom diindikasikan mempunyai daktilitas rendah. Setelah diuji dan dilakukan perbaikan dengan perbaikan berupa lapisan beton dan tulangan sengkang ternyata hasil perbaikan menunjukkan hasil peningkatan kekuatan dan kekakuan hingga 300%. Daktilitas juga lebih baik yaitu dengan kemampuan disipasi energi yang lebih besar.
.f
h b f
V j c n . . . .
. ' γ φ φ =
≥ V u …….….(2) dengan
V f A
V T
V S y u − = − = .
. α …..……(3)
2.2.3 Kuat geser kolom Peraturan SNI-03-2487-1992 tentang kuat geser kolom yaitu : V n = V c + C s …………..……………….(4)
V
s
= A
v
yh
. fy ……………...…….… (1)
.d / s (Tul. Sengkang)…...(5) V s = π(2A sh .f sh .D) / 4s (Tul. Spiral)......(6)
V
c
= (1 + N
u
/14A
g
)( √f’ c
/6)b
w
.d….…(7)
2.2.4 Duc tility ra tio (
μ )
Menunjukan perbandingan defleksi pada saat beban maksimum
2.2.2 Kuat geser join (AC I)
S A
Bett, dkk (1988), meneliti keefektifan pemberian lapisan beton untuk meningkatkan respon beban lateral yang telah rusak akibat gempa. Kolom-kolom tersebut pada mulanya menunjukkan keruntuhan geser dan sangat getas (b rittle ) . Metode perbaikan dengan ja c ke tting dan penambahan tulangan melintang (c ro sstie s) memberikan kekuatan dan kekakuan yang lebih baik dibanding sebelum perbaikan.
), perbaikan dilakukan dengan menambahkan tulangan utama kolom dan baloknya, pada inti
Bracci dkk (1995) meneliti perilaku perkuatan struktur beton bertulang tiga lantai yang didesain hanya menerima beban gravitasi. Inte rio r jo int diperkuat dengan lapis penguat beton pratekan dan ditambahkan tulangan yang menembus keempat baloknya. Sedangkan pada kolomnya diperkuat dengan lapis penguat pasangan blok beton pratekan dan ditambahkan tulangan geser untuk meningkatkan daktilitasnya.
Ghobarah dkk (1997) meneliti perkuatan
jo int
balok-kolom eksterior beton bertulang dengan menggunakan lapis baja bergelombang
(c o rrug a te d ) jo ints p re re ttro fit
didesain dengan peraturan lama (tahun 70-an) dengan mengisi daerah perkuatan dengan bahan
g ro uting
tanpa susut, hasil penelitian ini mampu meningkatkan daktalitas dan gaya geser jo int .
Penelitian yang pernah dilakukan Sebelumnya
jo int
mengalami kerusakan berat (
sp a lling
inti
jo int
jo int
T =
dipasang begel sabuk penahan (
c o lla r stirrup s
) dari rangkaian plat baja siku.
Jo int
pasca
re tro fit
menunjukan peningkatan yang signifikan pada kekuatan, kekakuan dan kapasitas disipasi energi dibandingkan
jo int asli.
Landasan teori
2.2.1 Kapasitas lentur balok T Kapasitas lentur balok T sesuai ketentuan SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.3.5 ayat 1. rasio penulangan actual ditentukan menggunakan lebar badan balok (
w b
) dan bukan lebar efektif flens (
ef b ).
13
Kapasitas momen tahanan ditentukan oleh luluhnya tulangan tarik. Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 12 - 20
terhadap defleksi pada saat beban luluh.
hyd ra ulic ja c k
Beban ditimbulkan dari
hyd ra ulic ja c k
kapasitas 50 ton. Balok utama dibebani dengan
hyd ra ulic a c tua to r
kapasitas beban 100 kN dan panjang
stro ke
150 mm. beban diberikan pada jarak 1300 mm dari muka kolom.
Se tting -up
pengujian dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.
Pengujian dapat dilakukan pada dua tahap, yakni tahap pertama
lo a d c o ntro lle d .
Tahap ini dimulai setelah semua
se tting -up
pada posisi yang telah ditentukan. Ujung kolom dibebani dengan
sebesar 36 ton yang mewakili beban gravitasi, d ia l
Kolom dibebani dengan beban aksial konstan 36 ton (sekitar 0,18
g a ug e untuk mengukur defleksi lateral
menunjukkan posisi nol serta stra in
ind ic a to r yang menunjukan regangan stra in g a ug e juga pada posisi nol. Ujung hyd ra ulic a c tua to r ditempatkan pada
titik pembebanan pada jarak 1300 mm dari muka kolom dengan posisi mantap ( fixe d ) sehingga tidak mempengaruhi bacaan defleksi pada a c tua to r
ind ic a to r .
Langkah pertama diberikan beban positif (arah ke atas, dorong pada
a c tua to r
) dengan puncak beban 7,5 kN. Defleksi lateral balok yang ditunjukan oleh
a c tua to r ind ic a to r
dan pada kedua
d ia l g a ug e
dicatat, regangan pada tulangan utama dan tulangan geser (sengkang) juga dicatat. Beban negatif (arah ke bawah, tarik pada
a c tua to r
) juga diberikan sebesar 7,5 kN untuk mendapatkan satu siklus penuh. Pucak-puncak beban berikutnya 10 kN, 12.5 kN, 15 kN dan seterusnya baik untuk beban positif maupun negatif.
g c A f , ) yang mewakili beban gravitasi.
d o wn p o sitio n.
y maks Δ Δ = /
pada posisi
re a c tio n fra m e
Benda uji ditempatkan pada
μ
……...……………….(8)
2.2.5 Kekakuan (K) Kekakuan dinyatakan dalam dua bentuk yaitu beban maksimum dibagi rerata defleksi atau rerata beban maksimum dibagi defleksi
2.2.6 Disipasi Energi (
E μ
) Pada penelitian ini digunakan koefisien rerata disipasi energi dari Juiru dkk(1992).
y y E A f n E
. . = μ
…………………........(9)
3. Me to d e Pe ne litia n
sp a nd re l b e a ms
y f 326,74 MPa
Pada penelitian perbaikan kolom dibuat 4 (empat) buah kolom berpenampang persegi 300 mm x 300 mm, dengan tinggi 600 mm. Mutu beton f’ c = 20,4 Mpa, tulangan longitudinal f y = 327 Mpa, tulangan sengkang f y = 248,9 Mpa. Tulangan longitudinal kolom asli 8D12 dengan sengkang D6-175.
re tro fit.
42.37 MPa. Model berupa balok-kolom-plat sehingga lebih mendekati keadaan di lapangan terutama pada saat
= ' c f
beton,
= y f 298.215 MPa. Mutu
sedangkan tulangan geser,
Tulangan yang digunakan adalah tulangan polos diameter 8 mm dan 12 mm. beton yang digunakan adalah beton normal. Tulangan utama yang berdiameter 12 mm, =
4D12 dan tulangan tekan 2D12, serta tulangan geser sengkang D8-100. Panjang balok utama 1500 mm dari muka kolom dan panjang
Penelitian ini dimulai dengan membuat tiga benda uji berupa jo int balok-kolom-plat eksterior beton bertulang. Kolom berpenampang 200 x 250
2 mm
dengan tulangan utama 8D12 dan tulangan geser berupa sengkang D8-50 pada daerah dekat inti jo int dan D8-100 pada daerah lainnya. Panjang total kolom 1750 mm. Balok utama dan balok tepi (
sp a nd re l b e a m s)
berdimensi 150 x 250
2 mm
masing-masing 300 mm. Tebal plat lantai 60 mm dengan tulangan dua arah satu lapis D8-150.
dengan tulangan tarik
Kerusakan Akibat Gempa dan Metode Perbaikan Elemen Struktur Pasca Gempa (I Ke tut Sule nd ra )
saat pembebanan. Ketika defleksi luluh ( d isp la c e m e nt yie ld ) telah tercapai maka tahap lo a d c o ntro lle d dihentikan.
Tahap kedua adalah
d isp la c e m e nt c o ntro lle d , setelah
diketahui d isp la c e m e nt yie ld dari tahap
lo a d c o ntro lle d makan ditetapkan d isp la c e me nt d uc tiliy fa c to r
( ). Besarnya defleksi yang
μ = / Δ Δ y d isp la c e m e nt d uc tility
sesuai dengan
fa c to r a c tua to r
dapat ditentukan dari
ind ic a to r
yang menampilkan defleksi dalam bentuk digital serta dapat
A B D C
dipindah dalam tampilan beban dengan tombol pemindah beban- Keterangan : defleksi.
Stra in ind ic a to r
A : Mengacu pada pembebanan
Stra in ind ic a to r te ste r
B :
d isp la c e m e nt
menurut Juiru dkk (1992),
La o d c e ll & Hid ra ulic ja c k
C :
d uc tility fa c to r
adalah 1,5 ; 2 ; 2,5 dan
Hyd ra ulic a c tua to r & Ac tua to r
D : seterusnya. Pada penelitian ini
ind ic a to r d isp la c e me nt d uc tility
digunakan
Gambar 1. Setting-up uji join balok- d isp la c e m e nt
hingga 5 (lima) tiap
kolom d uc tility
terdiri dari dua siklus pembebanan. Besarnya beban yang ditunjukkan oleh a c tua to r ind ic a to r, defleksi lateral
A
balok utama yang ditunjukkan oleh d ia l
g a ug e , regangan tulangan yang B
ditunjukkan oleh stra in ind ic a to r serta pola dan lebar retakan terus dicatat
C
pada tiap-tiap siklus pembebanan pada tahap d isp la c e m e nt c o ntro lle d ini.
D o ti d a a r y o L lit ti c u D
A : Lo a d c e ll ve rtika l B : Lo a d c e ll ho riso nta l C : Dia l g a ug e D : Be nd a uji ko lo m
Gambar 2. Setting-up uji join fondasi- kolom
Hal penting yang perlu dicermati Lo a d
Disp la c e me nt C o ntro lle d
adalah terjadinya retak pertama ( first
C o ntro lle d c ra c k ), beban dan defleksi pada beban
tersebut harus dicatat serta pola retakan yang terjadi. Beban luluh dan Gambar 3. Pola pembebanan defleksi luluh adalah hal penting selanjutnya diperhatikan, hal ini dapat
jo int
Semua setelah diuji dilakukan diketahui dengan menplot langsung perbaikan, karena kerusakan yang grafik hubungan beban-defleksi pada terjadi adalah gagal lentur hanya balok
15 Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 12 - 20
utama yang rusak. Balok utama dikupas hingga tulangan sengkangnya terlihat. Panjang pengupasan tergantung panjang retak dari muka kolom. Tulang utama tambahan dipasang dengan melubangi plat lantai. Untuk meningkatkan lekatan (b o nd ing ) antara tulangan tambahan dengan beton lama dilakukan penyuntikan
( μ ) hingga 5 (lima), join
Sama halnya dengan kapasitas beban luluh, kapasitas beban maksimum positif lebih kecil dibandingkan kapasitas beban maksimum negatif, disamping perbedaan jumlah tulangan utama (balok bertulangan tak simetris), Marco Di Franco dkk (1995), dalam penelitiannya menyebutkan tulangan plat memberikan kontibusi yang signifikan pada beban negatif.
retrofit
Kapasistas beban maksimum positif join re tro fitting lebih besar dibandingkan kapasitas beban maksimum join asli. Sedangkan kapasistas maksismum beban negative join
re tro fitting
tidak mengalami perubahan yang signifikan dibanding kapasistas maksimum beban negatif join asli. Beban-beban puncak pada
d isp la c e me nt d uc tility fa c to r
re tro fit
e p o xy re sin untuk mengisi rongga di sekitar lubang.
seperti pada Tabel 3 Tabel 3. Beban join balok-klm
re tro fit
Kode Beban puncak (k N) Beban rerata(kN)
P(+) P(-) P(+) P(-) RJ-1 36.61 -32.24
38.34 -31.17 RJ-2 39.50 -29.90 RJ-3 38.90 -31.38
Kapasitas beban join fondasi- kolom dapat dilihat pada Tabel 4.
Pada kolom perbaikan (KA-2) diperoleh nilai beban terkecil sebesar 19,85 ton masih lebih besar dibandingkan kemampuan kolom asli.
fa c to r hingga 5 (lima) adalah seperti pada Tabel 2.
Puncak-puncak beban positif dan negatif pada d isp la c e m e nt d uc tility
4. Ha sil d a n Pe m b a ha sa n
Pada pengujian kolom, beban lateral asli rerata 16,10 ton. Setelah beban maksimum 18 ton tercapai kolom tiba-tiba mengalami penurunan beban yang drastis.
4.1 Beban maksimum join Hasil defleksi pada beban
Tahap dan cara pengujian benda uji asli sama dengan benda uji
re tro fit
. Pengujian benda uji
re tro fit
dihentikan hingga mencapi
d isp la c e me nt d uc tility fa c to r 5 (lima).
first c ra c k disajikan pada Tabel 1.
4.2 Kapasistas beban maksimum join
KA-1 16,00 16,10 KA-2 15,60 KA-3 16,50 KA-4 16,25
Table 1. Defleksi beban maksimum dan beban luluh join balok-kolom
Kode Beban puncak (k
N) Beban rerata (kN) P(+) P(-) P(+) P(-)
J-1 17.50 -29.22 18.59 -
27.96 J-2 18.70 -27.75 J-3 19.58 -26.90
Table 2. Defleksi beban first c ra c k dan beban luluh join fondasi-kolom
Benda uji Beban lateral (ton) Rata- rata (ton)
Kerusakan Akibat Gempa dan Metode Perbaikan Elemen Struktur Pasca Gempa (I Ke tut Sule nd ra )
Tabel 4. Beban mak. join fondasi-kolom Hyste risis lo o p s re tro fitting jo int pada arah positif maupun negatif mengalami peningkatan yang signifikan terutama
Benda Beban Beban pada arah beban negatifnya uji Maksimum Teoritis
(Ton) (Ton)
Grafik Beban-Defleksi J1 dan RJ-1
40 KA-2R 19,85 20,67
20 ) N
KA-3R 23,11 20,67
k d ( a
KA-4R 24,88 20,67
- 10 -5
5
10 Lo
- 20
4.3 Perbandingan beban setiap
- 40
ductility ratio
J-1 RJ-1
Ductility Ratio Join memperlihatkan trend yang sama yaitu peningkatan
Grafik Beban-Defleksi J-2 dan RJ-2 kapasistas beban lateral positif,
60 sedangkan kapasitas beban negatifnya tidak mengalami perubahan yang
40 signifikan setelah mengalami )
20 perbaikan. Join asli setelah displacement
(kN ductitlity setelah rasio 4 (empat) tidak d mengalami peningkatan beban lateral
Loa
- 10 -5
5
10 yang signifikan. Sedangkan pada
- 20
retrofitting joints peningkatan beban
- 40
lateral hingga displacement ductility rasio J-2 RJ-2 Ductility Ratio
5 (lima) masih terjadi walaupun relatif kecil
Trend hyste risis lo o p s
Grafik Beban-Defleksi J-3 dan RJ-3
menunjukkan join asli dengan beban
60
negatif yang lebih besar serta disipasi
re tro fitting
energi yang lebih kecil. Pada
40 jo ints
menunjukan prilaku yang )
N
20
sebaliknya beban positif yang lebih k
Hyste risis lo o p s
besar. masing-masing d ( benda uji disajikan pada Gambar 5 dan
Loa Gambar 6.
- 10 -5
5
10
- 20
stra in
Perbandingan regangan
g a ug e
dengan regangan baja
- 40
J-3 RJ-3
Ductility ratio
tulangan hasil uji tarik menunjukan kegagalan luluh tulangan longitudinal balok utama. Tulangan geser
Gambar 4. Hubungan beban-defleksi (sengkang) sampai beban maksimum belum mengalami luluh.
4.4 Degradasi kekakuan
Hyte risis lo o p s
join asli Degradasi kekakuan join asli menunjukan trend lebih besar pada maupun re tro fitting jo ints terjadi secara beban positif, dengan kekakuan yang gradual, ini menunjukan balok cukup menurun relative besar setiap kuat untuk menahan beban siklik. peningkatan d uc tility ra tio . Sebaliknya
Setelah perbaikan kekakuan pada arah yang terjadi pada beban negative. beban positif meningkat secara
17 Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 12 - 20
signifikan, sedangkan pada arah beban utama. Semakin besar d isp la c e m e nt negatif hanya mampu mengembalikan d uc tility ra tio , semakin lebar dan kekakuan join seperti pada keadaan semakin jauh retakan dari muka kolom. sebelum rusak. Degradasi kekakuan pada
Hysterisis Loops RJ-1
setiap puncak d uc tility ra tio untuk
40
masing-masing benda uji disajikan pada
30 Gambar 8.
20 )
10 (kN d
Hysterisis Loops J-1 a
- 10
- 3 -2 -1
1
2
3
20 Lo
- 20
10
- 30
)
- 40
N Deflection (mm) k
- 3 -2 -1
1
2
3
- 10
d ( Hysterisis Loops RJ-2
- 20
Loa
60
- 30
40
- 40
) Deflection (mm)
20
(kN d Hysterisis Loops J-2 a
30 Lo
- 3 -2 -1
1
2
3
20
- 20
10 ) N
- 40
k Deflection (mm) d (
- 10
a Lo
- 20
Hysterisis Loops RJ-3
- 30
60
- 40
Deflection (mm)
40 Hysterisis Loops J-3 30 )
20 20 (kN d
a ) 10 N k
Lo
- 3 -2 -1
1
2
3
d (
- -3 -2 -1 -10 1 2 3 -20 Loa
- -20 -40
- -30 Deflection (mm)
- 10 -5
- 1 tulangan spiral D6-175, dalam
- 2
- 10 -5 -1
- 3 sebelum rusak.
- 1
- 10 -5
- 3
Deflection (mm) Hyste risis lo o p s re tro fit
Gambar 6. join Gambar 5. Hyste risis lo o p s join asli
re tro fit
Join masih didominasi retak lentur dan kerusakan tidak terjadi
4.5 Pola retak pada bagian kolom maupun inti join, hal Terjadi kegagalan lentur pada ini menunjukan metode perbaikan yang balok utama (daerah sendi plastis). diusulkan tidak mengubah filosofi balok
Retak pertama (first c ra c k) join asli lemah –kolom kuat. Hal ini berarti terjadi pada beban 11,25 kN dan 15 kN metode perbaikan berhasil baik untuk
re tro fit.
pada join Retakan menjauhi memperbaiki degradasi prilaku struktural daerah sendi plastis terjadi setelah di sekitar daerah 2.d (tinggi efektif
d isp la c e me nt d uc tility ra tio 4 (empat).
balok) tanpa mengubah prilaku struktur Retakan plat lantai merupakan secara keseluruhan. kelanjutan dari retakan pada balok Kerusakan Akibat Gempa dan Metode Perbaikan Elemen Struktur Pasca Gempa (I Ke tut Sule nd ra )
pengujian dihentikan belum terjadi keruntuhan sekalipun telah terjadi retak
Grafik Degradasi Kekakuan J-1 dan RJ-1 miring sepanjang tinggi kolom.
3 )
5. Ke sim p ula n
2 m
Kesimpulan yang dapat dikemukakan
/m
setelah penelitian ini adalah :
1 kN a.
Metode perbaikan kolom dengan
( n
penambahan lapisan beton dan
a
5
10
aku
penelitian ini terbukti menahan
ek
beban geser sekitar 80% dari
K
-3 kemampuan awalnya.
b.
J-1 RJ-1 Kolom yang diperbaiki dengan Ductility Ratio ja c ke tting
metode tersebut dan penambahan tulangan lateral
Grafik Degradasi Kekakuan J-2 dan RJ-2
mampu meningkatkan daktilitas
3 dibandingkan kolom aslinya.
)
2 c.
Kekuatan dan kekakuan beban
m re tro ffiting
positif pada balok-kolom
/m
1 jo ints
meningkat secara signifikan
kN (
yaitu 72.04%, 82.19% dan 81.49
n a
berturut-turut dibandingkan join asli,
5
10 ku
sedangkan pada beban negative
aka -2
hanya mampu mengembalikan
K
kekuatan seperti pada kekuatan
J-2 RJ-2
Ductility Ratio d.
Disipasi energi meningkat signifikan baik pada beban positif maupun
Grafik Degradasi Kekakuan J-3 dan RJ-3
beban negative. Pada beban
3
negative meningkat 79.17%, 62.81%
)
dan 125.81%, sedangkan pada
2 m
beban positif meningkat 35.54%,
/m
1
69.31% dan 58.08% dibandingkan join
kN (
balok-kolom asli.
an e.
Pola retakan pada join asli maupun
u
5
10
join perbaikan menunjukkan
kak e -2
kegagalan lentur dengan arah retak
K
90 ˚ pada join balok-kolom, serta
retakan geser pada kerusakan J-3 RJ-3
Ductility Ratio kolom.
Gambar 7. Degradasi kekakuan join
6. Da fta r Pusta ka Be a m-C o lum n Jo ints in Mo no lithic
Keruntuhan yang terjadi pada
Re info rc e d C o nc re te Struc ture
, kolom asli adalah keruntuhan geser, (ACI Committee 352), American retak yang terjadi didominasi oleh retak Concrete Institute, Detroit. miring. Kolom mulanya mengalami
Anonymous, C ra c k, Eva lua tio n a nd kegagalan lentur, seiring dengan
Re p a ir C ra c k in C o nc re te
peningkatan beban, sengkang tidak
Struc ture , (ACI Committee 224 ),
mampu menahan geser sehingga American Concrete Institute, terjadi retak miring. Detroit. Kolom perbaikan masih didominasi retak geser, sampai
19 Jurnal SMARTek, Vol. 3, No. 1, Pebruari 2005 : 12 - 20
Anonim, 1987, Pe d o ma n Pe re nc a na a n Srinivas P.Sarma S.B., Laksmann N., and
Ke ta ha na n G e m p a untuk Stangberg F., Da m a g e Mo d e l fo r
Rum a h d a n G e d ung ,, Re info rc e d C o nc re te Ele m e nt
Departemen Pekerjaan Umum Und e r C yc lic Lo a d ing , ACI RI., SKBI-1.3.53.1987, Yayasan Structural Journal, 1999, pp. 682- Penerbit PU, Jakarta. 690.
La te ra l Lo a d Re sp o ns o f
Bracci J.M., Reinhord A.M., and Mander Tsonos A.G.,
Se ismic Re tro fit o f Stre ng he ne d Re info rc e d
J.B.,
Re info rc e d C o nc re te Build ing C o nc re te Be a m -C o lum n Jo ints,
De sig ne d fo r G ra vity Lo a d s :ACI Structural Journal, 1999, pp.
Pe rfo rm a nc e o f Struc ture Mo d e l, 46-56.
ACI Structural Journal, 1995, pp.
Wallace J.W., McConnel S.W., Gupta P., 711-723. and Cote P.A., Use o f Ha e d e d
Ghobarah, Aziz T.S. , and Biddah A., Re info rc e d in b e a m -C o lum n
Re ha b ilita tio ns o f Re info rc e d Jo ints Sub je c te d to Ea rtq ua ke
C o nc re te Fra m e C o nne c tio n Lo a d s,ACI Structural Journal,
using C o rrug a te d Ste e l pp. 590-606. Ja c ke tting ,
ACI Structural
UC A PA N TERIMA KA SIH Journal, 1999, pp. 183-194.
Penulis mengucapkan terima kasih Masco A. Di Franco, Dennis Mitchell and kepada Ir. Donny M. Mangitung, M.Sc.
Ro le o f Sp a nd re ll
Patrick Paultre, ( Do c to ra l C a nd id a te ) dan Ir. T.A.M.
Be a ms o n Re sp o nse o f Sla b -
Tilaar, M.Si. yang telah mengarahkan
Be a m -C o lum n C o nne c tio ns,
penulis sehingga dapat melanjutkan Journal of Structural studi dan mengambil topik penelitian Engineering, March, 1995. tentang masalah kegempaan. Terima kasih juga disampaikan kepada para
la b o ra nt pada Laboratorium MM-PAU-IT UGM.