KORELASI KADAR TOTAL LOGAM Pb TERHADAP KADAR PROTEIN PADA UDANG PUTIH (Penaeus marguiensis) YANG DIAMBIL DI PESISIR PULAU BUNYU KALIMANTAN UTARA CORRELATION LEVEL OF TOTAL METAL Pb CONTENT OF PROTEIN ON WHITE SHRIMP (Penaeus marguiensis) TAKEN IN COASTAL

  

Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 2 Mei 2017 P-ISSN 1693-5616

Kimia FMIPA Unmul

E-ISSN 2476-9258

  

KORELASI KADAR TOTAL LOGAM Pb TERHADAP KADAR PROTEIN PADA

UDANG PUTIH (Penaeus marguiensis) YANG DIAMBIL DI PESISIR PULAU BUNYU

KALIMANTAN UTARA

  

CORRELATION LEVEL OF TOTAL METAL Pb CONTENT OF PROTEIN ON WHITE

SHRIMP (Penaeus marguiensis) TAKEN IN COASTAL WATERS BUNYU ISLAND

NORTH BORNEO

  

Rudi Kartika

Dosen Kimia, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Mulawarman

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur

  

Corresponding Author: rudi_biokimia@yahoo.com

Submit : 18 April 2017 Accepted : 25 Mei 2017

ABSTRACT

  Research on "Correlation levels of Pb to the total protein content in the white shrimp (Penaeus

merguiensis) taken around the coast of North Borneo Bunyu Island". This study aims to determine the total

concentration of Pb and protein levels in white shrimp by size and sampling different regions. then the total

levels of Pb and protein correlated with Least Square method. Analysis of Pb total metal content by using

AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer) and analysis of protein content using the Kjedahl method. In

this study, the levels of Pb total in area 1 with an average of 0,738 mg/L, the levels of Pb total in area 2 with

an average of 0.926 mg/L, the levels of Pb total area 3 with an average of 0,841 mg/L. protein content of

white shrimp in the area 1 with an average of 27,8644%, protein content in area 2 gained an average of

29,0333% and 3 area gained an average protein content of 27,8635%. Correlation levels of Pb total the

protein content of the white shrimp (Penaeus merguiensis) r = 0.877

Keywords: Metal Pb, Protein, white shrimp (Penaeus merguiensis), AAS (atomic absorption

spectrophotometer), Kjeldahl Method.

  PENDAHULUAN

  diserap dalam jaringan tubuh organisme dari yang Pencemaran lingkungan semakin banyak terkecil yang berperan sebagai produsen hingga menarik perhatian karena dampak yang organisme terbesar yang berperan sebagai ditimbulkannya. Salah satu pencemar yang konsumen akhir rantai makanan seperti ikan, berpotensi menurunkan dan merusak daya dukung udang, kerang dan akhirnya tertimbun dalam lingkungan adalah logam berat. Logam berat jaringan hewan tersebut [2]. merupakan bahan pencemar yang berbahaya Logam berat ialah unsur logam dengan karena bersifat toksik jika terdapat dalam jumlah berat molekul tinggi. Dalam kadar rendah logam besar dan mempengaruhi berbagai aspek dalam berat pada umumnya sudah beracun bagi perairan, baik secara biologis maupun ekologis. tumbuhan dan hewan, termasuk manusia.

  Peningkatan kadar logam berat pada air laut akan Termasuk logam berat yang sering mencemari mengakibatkan logam berat yang semula habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, Fe dan Pb. Logam dibutuhkan untuk proses metabolisme berubah berat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi menjadi racun bagi organisme laut. Kadar logam dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berat yang terlarut dalam air laut sangat berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu tergantung pada keadaan perairan tersebut. peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam Semakin banyak aktivitas manusia baik di darat tubuh mahluk hidup [3]. maupun di pantai akan mempertinggi keberadaan Organisme yang mengakumulasi logam berat dalam air laut [1]. kontaminan dalam jaringan mereka dapat

  Jika kadar logam dalam perairan naik digunakan untuk menilai kesehatan lingkungan sedikit demi sedikit, maka logam tersebut dapat perairan, termasuk keberadaan, tingkat cemaran

  Rudi Kartika Korelasi Kadar

  alat SSA, Neraca analitik, lumpang, buret, alu, spatula, kertas lakmus merah , klem dan statif, labu ukur,Wadah sampel, kertas saring, corong

  dari masing-masing lokasi pengambilan dianalisa kadar logam Pb total dan kadar proteinnya.

  (Penaeus marguiensis) dengan ukuran yang sama

  Udang dari tiga lokasi pengambilan dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan berat, ukuran, bentukdanwarna. Udang putih

  Prosedur Penelitian Preparasi Sampel

  Aquades, Natrium Hidroksida (NaOH), Asam Klorida (HCl), Indikator Tashiro (indikator campur), larutan standar logam Pb, Air laut, aquades.

  2 SO 4 ), katalis Selenium,

  3 BO 3 ), Asam Sulfat (H

  (H

  marguiensis), Asam Nitrat (HNO 3 ), Asam Borat

  Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Udang putih (Penaeus

  Bahan

  membran, cawan crucible,vacum pump.

  Buchner, milipour

  Digester), satu rangkaian alat Kjeldahl, satu unit

  Kimia FMIPA Unmul

  Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Geograpic Position System (GPS), , pipet volum, batang pengaduk, pipet tetes, beaker gelas, Peralatan sampling, corong kaca, Erlenmeyer serangkaian alat destruksi kering (Wet

  Metodologi Penelitian Alat

  Bunyu Kalimantan Utara

  ((Penaeus merguiensis) di sekitar pesisir Pulau

  Pulau Bunyu Kalimantan Utara merupakan kawasan multifungsi, untuk perikanan, pemukiman, industri, perdagangan, pelabuhan, pembuangan limbah, konservasi, dan transportasi laut. Permasalahan yang timbul diantaranya beban pencemaran yang masuk ke dalam perairan pulau Bunyu dari waktu ke waktu terus meningkat, terutama logam berat timbal. Dengan pesatnya perusahaan transportasi laut sehingga diperkirakan tingkat pencemaran di pulau Bunyu semakin meningkat. Menyadari akan bahaya keberadaan logam berat Timbal (Pb) tersebut terhadap organisme penghuni laut terutama udang putih yang merupakan biota kesukaan masyarakat pulau Bunyu, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah kandungan yang terdapat diperairan juga terakumulasi didalam tubuh udang yang ditangkap serta melihat adanya korelasi antara kadar total logam Pb terhadap kandungan protein yang dikandung oleh Udang Putih

  Penelitian yang dilakukan oleh [9], hasil penelitian menunjukkan kadar timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada udang putih (Penaeus marguienis) sebesar 0,75 ppm dan 0,18 ppm, sehingga melampaui baku mutu yang diperbolehkan untuk Pb sebesar 0,008 ppm dan Cd sebesar 0,001 ppm. Pada air sebesar 0,60 ppm dan 0,21 ppm, sehingga melampaui baku mutu yang diperbolehkan untuk Pb sebesar 0,05 ppm dan Cd sebesar 0,01 ppm. Berdasarkan hasil pengukuran Kadar timbal pada kedua biota didapatkan bahwa kadar Pb di perairan Saronggi ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan perairan Kenjeran, tetapi kadar keduanya pada biota didua perairan ternyata juga lebih tinggi dari ketentuan SNI 01-7387-2009 tentang batas cemaran makanan untuk timbal sebesar 0,3 mg/kg.

  Udang Putih merupakan salah satu hewan perairan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dari berbagai lapisan karena memiliki nilai gizi yang tinggi antara lain mengandung beberapa mineral seperti kalsium, fosfor, besi dan vitamin- vitamin. Udang Putih bergerak dan mencari makan di dasar air, sedangkan lokasi tersebut merupakan tempat endapan dari berbagai jenis limbah, termasuk logam berat Pb dan Cd sehingga udang ini merupakan indikator yang baik untuk mengetahui terjadinya pencemaran air [8].

  unggulan dari dunia perikanan yang dari penelitian terdahulu diketahui ada sekitar 83 jenis udang di perairan Indonesia [5] yang baru sebagian kecil saja dimanfaatkan, terutama dari jenis-jenis yang mempunyai nilai ekonomis penting dengan bobot daging rata-rata sekitar 22,7-24,3 % dari bobot total tubuhnya. Siklus hidup udang putih termasuk tipe campuran, yaitu pemijahan di laut lepas dan pembesaran di perairan pantai [6]. Di laut pemijahan udang windu dan udang putih terjadi masing-masing pada kedalaman 70 m dan 10 – 25 m dengan salinitas 33 – 36 ppt dan dasar laut berpasir campur lumpur [7].

  merguiensis) masih merupakan salah satu produk

  Udang khususnya udang Putih (Penaeus

  dan perubahan dari kontaminan tersebut. Hal ini disebabkan sifat-sifat logam berat yang sulit terdegradasi sehingga logam berat mudah terakumulasi pada biota laut, khususnya ikan, udang dan kerang-kerangan. Logam berat yang ada di perairan akan turun dan mengendap pada dasar perairan, membentuk sedimen sehingga memberikan peluang paparan yang lebih besar pada udang, kerang dan rajungan [4].

  Kimia FMIPA Unmul

  128

  Analisis kadar Protein dengan Metode Kjeldhal

E-ISSN 2476-9258

  Sampel yang telah ditimbang sebanyak + 1 gram dimasukkan ke dalam cawan crucible kemudian ditambahkan dengan 2 mL HNO

  bening kehijauan, kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,098 M dengan titik akhir titrasi (TAT) bening keunguan yang menandakan bahwa ammonia telah berikatan dengan Cl

  Tahap Destruksi kering

  Dibuat larutan dengan deret variasi konsentrasi 0,2 mg/L; 0,4 mg/L; 0,8 mg/L; 1,2 mg/L; 1,6 mg/L dengan 1 mL, 2 mL, 4 mL, 6 mL dan 8 mL larutan Pb konsentrasi 10 mg/L dan ditambahkan ke labu ukur 50 mL kemudian ditambahkan aquades hingga tanda batas.

  Pembuatan Kurva Kalibrasi

  lalu diatur suhu pemanas pada Wet Digester hingga mencapai suhu 550˚C selama 100 menit dan didapatkan sampel berupa abu. Kemudian sampel yang berupa abu tersebut dilarutkan dengan menggunakan larutan HNO 3(p) 5 mL. Sampel yang telah dilarutan dimasukkan dalam labu takar 25 mL dan ditera menggunakan aquades. Larutan sampel siap untuk dilakukan analisis kadar ion logam menggunakan alat (SSA).

  

Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 2 Mei 2017 P-ISSN 1693-5616

Kimia FMIPA Unmul

  Pengukuran Kadar total logam(Pb)

  Menggunakan Spektrofotometer serapan atom (SSA) pada sampel

  Dilakukan pengukuran pada Sampel dengan meggunakan panjang gelombang resonansi yang spesifik untuk kadar logam timbal yaitu 217,00 nm masing-masing sampel dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Perhitungan konsentrasi Timbal (Pb) total pada udang putih (Penaeus marguiensi )

  4 )

  3 BO 3 ) berwarna

  3 pekat

  Hasil destilasi sampel di atas merupakan larutan yang mengandung ((NH

  Titrasi

  Sampel udang yang telah terdestruksi sempurna didestilasi dengan menggunakan alat destilasi otomatis, dimana sampel pada tabung dialiri oleh air yang mendidih sehingga Ammonia pada sampel menguap menjadi gas ammonia yang tertampung di penampung destilat. Pada wadah penampung destilat telah berisi larutan asam borat 3% sebanyak 10 mL dan Indikator Thasiro sebanyak 3 tetes. Destilasi dilakukan sampai ammonia telah habis menguap yang diketahui dengan tidak berubahnya kertas lakmus merah saat di letakkan pada ujung selang yang mengarah ke penampung destilat.

  Destilasi

  kedalam tabung dan ditambahkan katalis selenium mixture sebanyak 1 gram. Dipanaskan secara bertahap pada suhu pemanas Kjeldahl yaitu dari skala1-8, setelah mencapai angka 8 ditunggu larutan hingga berubah warna menjadi bening kehijauan.

  4 Pekat sebanyak 5 mL

  2 SO

  Sampel udang putih terlebih dahulu dibersihkan dengan menggunakan aquadest kemudian ditimbang sebanyak ±1 gram setelah itu dimasukkan kedalam tabung Kjeldah, ditambahkan H

  • sehingga membentuk larutan ammonium klorida (NH

4 Cl)

  Dipipet sebanyak 10 mLlarutan induk Pb 100 mg/L lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan aquades sampai batas tera, diperoleh larutan dengan konsentrasi 10 mg/L

  Pembuatan larutan baku Timbal (Pb) 100 mg/L Dipipet sebanyak 10 mLlarutan induk Pb 1000 mg/L lalu dimasukkan kedalam labu ukur

  Analisis logam Pb pada Udang Putih (Penaeus marguiensis ) Pembuatan larutanbaku standar Pb

  yang dihitung sebagai nitrogen(%N) total. dengan menggunakan rumus :

  Nilai konsentrasi logam Pb yang didapat dari hasi lkurva kalibrasi dihitung konsentrasinya dengan menggunakan persamaan garis lurus, dihitung konsentrasi timbal per berat basah sampel dengan rumus: Dimana: C = Konsentrasi Pb per berat basah sampel

  (mg/kg) V = Volume Pengenceran akhir C = Konsentrasi Pb, dari kurva kalibrasi

  (mg/L) m = Berat sampel (gram)

  Teknik Analisa Data

  Dibuat grafik korelasi antara kadar logam

  Kimia FMIPA Unmul Destruksi

  100 mL dan ditambahkan aquades sampai batas tera, diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 mg/L. Pembuatan larutan baku Timbal (Pb) 10 mg/L

  Rudi Kartika Korelasi Kadar

  Kimia FMIPA Unmul

  Pb terhadap kandungan protein pada udang putih, untuk menarik garis lurus diperlukan persamaan y = a + bx dan korelasi diketahui dari nilai koefisien korelasi (r). untuk memperoleh nilai koefisien korelasi antara kadar protein dan kadar logam Pb digunakan koefisien korelasi Pearson (angka yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara dua variabel), dalam menetukan koefisien korelasi Perason pada penelitian ini dapat

  Keterangan:

  digunakan metode Least Square dengan rumus :

  Titik 1 = Dermaga Minyak Bumi dan Gas alam Titik 2 = Dermaga Batu bara Titik 3 = Pelabuhan umum Pulau Bunyu

  Dimana :

  Tabel 2. Data Hasil analisis kadar logam Pb pada

  r = korelasi koefisien udang putih di tiga lokasi yang berbeda. X = deviasi rata-rata variable X (kadar logam

  Cu) Y = deviasi rata-rata Variabel Y (kadar protein) Untuk menetukan keeratan hubungan/korelasi antara kadar logam Pb terhadap kadar logam protein maka berikut ini diberikan nilai –nilai koefisien korelasi (r) sebagai patokan yaitu : a. r = 0, tidak ada hubungan/korelasi

  b. 0<r<0,20, korelasi sangat rendah/lemah

  Keterangan:

  sekali

  (G1,H1,J1) = Sampel berukuran kecil < 5 cm

  c. 0,20<r<0,40, korelasi rendah/lemah tapi pasti

  (G2,H2,J2) = Sampel berukuran Sedang 5 cm - 10 cm

  d. 0,40<r<0,70, korelasi yang cukup berarti

  (G3,H3,J3) = Sampel Berukuran besar >10 cm

  e. 0 ,70<r<0,90, korelasi yang tinggi ; kuat

  Titik 1 = Dermaga Minyak Bumi dan Gas alam

  f. 0,90<r<1,00korelasi sangat tinggi; kuat sekali;

  Titik 2 = Dermaga Batu bara

  dapat diandalkan

  Titik 3 = Pelabuhan umum Pulau Bunyu g. r = 1, korelasi sempurna (Hasan, 2002).

  Kandungan Protein pada Udang Putih HASIL DAN PEMBAHASAN

  Hasil analisa Kandungan protein

  Kadar Logam Pb pada Tiga Lokasi

  menggunakan Metode Kjeldahl diperoleh

  pengambilan sampel

  kandungan protein pada Udang (Penaeus Hasil analisayang kadar Logam Pb yang

  merguiensis) dari tiga Lokasi perairan pulau

  diperoleh pada sampel air laut yang dibagi Bunyu dapat dilihat pada tabel 3 berikut: berdasarkan tiga titik pengambilan di lokasi perairan pantai Pulau Bunyu menggunakan SSA

  Tabel 3. Data Hasil analisis Kandungan Protein pada

  (Spektrofotometer Serapan Atom) dapat dilihat Kerang Tahu (Meretrix meretrix) di tiga pada tabel 1.

  lokasi yang berbeda Kadar Logam Pb pada Udang Putih

  Hasil analisa kadarlogamPbpada Udang putih (Penaeus merguiensis) menggunakan SSA(Spektrofotometer Serapan Atom) diperoleh kadar logam Pb yang diambil dari ketiga Lokasi berbeda dapat dilihat pada tabel 2.

  Tabel 1. Data Hasil analisis kadar logam Pb pada air laut di tiga lokasi yang berbeda

  Keterangan: (G1,H1,J1)= Sampel berukuran kecil < 5 cm

  Kimia FMIPA Unmul

  130

  

Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 2 Mei 2017 P-ISSN 1693-5616

Kimia FMIPA Unmul

E-ISSN 2476-9258

  Titik 1 = Dermaga Minyak Bumi dan Gas alam Titik 2 = Dermaga Batu bara Titik 3 = Pelabuhan umum Pulau Bunyu

tabel 4.3. Hasil pengukuran kadar protein didapatkan nilai rata-rata protein terbesar pada

  83’41,231”) sampel berukuran besar mengakumulasi logam Pb paling banyak dengan konsentrasi logam Pb yang diperoleh yaitu 0.915 mg/L. Hal ini menunjukkan bawa ukuran udang putih yang hidup dilingkungan yang tercemar logam Pb berbanding lurus dengan jumlah kadar logam Pb yang terpapar yang ditunjukkan pada gambar 1.

  o

  45’86,109” BT: 117

  o

  (LU: 03

  (Penaeus marguiensis) yang diambil pada titik 1

  Hasil yang pengukuran kadar logam Pb yang diperoleh pada sampel udang putih

  Gambar 1. Grafik Kadar Logam Pb maksimum pada Dermaga Minyak bumi dan gas alam

  daerah Dermaga Batu-bara yaitu sebesar 29.0333%, dan kandungan protein Udang putih yang terkecil terdapat pada lokasi pengambilan sampel di pelabuhan umum pulau Bunyu yaitu dengan rata-rata sebesar 27.8635 %. Dari hasil pengujian protein menggunakan Metode Kjeldahl tersebut didapatkan bahwa ukuran kerang tidak berpengaruh terhadap kandungan proteinnya. Dimana pada ketiga lokasi pengambilan sampel udang putih (Penaeus marguiensis) pada titik 1 dan 2 yang kandungan proteinnya paling besar adalah udang dengan ukuran besar sedangkan pada titik 3 kandungan proteinnya paling besar adalah udang dengan ukuran sedang.

  (Penaeus marguiensis) seperti dapat dilihat pada

  Hasil pngujian logam Pb pada air laut yang diambil dari tiga lokasi sekitar perairan pulau Bunyu kadar logam Pb terbesar berada pada wilayah Dermaga Batu-bara sebesar 0,436 mg/L. kemudian pada pelabuhan umum Pulau Bunyu yaitu sebesar 0,307 mg/L, dan kadar logam Pb terkecil terdapat pada Demaga minyak bumi dan Gas Alam yaitu sebesar 0,224 mg/L. Sebaran logam Pb pada perairan tersebut dimungkinkan akibat aktifitas transportasi airdi perairan tersebut. Hasil pengukuran yang berbeda padakadar logam Pb di ketiga lokasi tersebut dikarenakan perbedaan aktivitas hilir-mudik kendaraan transportasi laut yang berbeda mengakibatkan perbedaan dampak pencemaran logam Pb di perairan.

  Kimia FMIPA Unmul (G2,H2,J2)= Sampel berukuran sedang 5 cm - 10 cm (G3,H3,J3)= Sampel Berukuran besar >10 cm

  menunjukkan bahwa lingkungan yang memiliki kadar logam Pb terbesar juga akan berimbas pada besarnya kadar logam yang terakumulasi pada udang putih (Penaeus marguiensis) yang hidup dilokasi tersebut.

  marguiensis) disetiap lokasi pengambilan yang

  beban paparan pada udang putih (Penaeus

  marguiensis )juga disebabkan adanya perbedaan

  logam yang paling besar (J2 = 0.995mg/L). Hasil yang berbeda dari besar paparan kadar logam Pb pada udang putih (Penaeus marguiensis) yang dianalisa tersebut diakibatkanperbedaan kuantitas transportasilaut pada setiap lokasi tersebut. Perbedaan kuantitas tersebut mengakibatkan adanya perbedaan logam Pb yang tersebar pada wilayah perairan tersebut, hal ini akan disebabkan Pb merupakan hasil sisa pembakaran dari kendaraan yang berbahan bakar yang menggunakan Pb sebagai zat aditif, dengan tujuan untuk meminimalisir kemungkinan timbulnya letupan pada kendaraan apabila suhunya meningkat juga akan berbeda hasilnya. Perbedaan konsentrasi logam Pb pada udang putih (Penaeus

  marguiensis) berukuran sedang memiliki kadar

  pengangkutan batubara) dengan rata-rata hasil yaitu 0,926 mg/L. Hasil kadar logam Pb pada titik 2 ini adalah hasil tertinggi dibandingkan dengan2 titik lainnya yaitu titik 1 sebesar 0,738 mg/L dan tittik 3 sebesar 0,841 mg/L. Pada titik 2(Dermaga pengangkutan Batu bara) terdapat tiga sampel dengan ukuran berbeda yang diambil dan diukur kadar logam Pb. Sampel dengan ukuran besar menunjukkan kadar logam terbesar(H3 = 1.206 mg/L).Pada titik 1 yaitu(Dermaga pengangkutan minyak dan gas alam) udang dengan ukuran besar memiliki kadar logam paling besar (G2 = 0.915mg/L). Pada titik 3 yaitu wilayah pelabuhan umum pulau Bunyu udang putih (Penaeus

  (Penaeus marguiensis) pada titik 2 (dermaga

  Hasil pengujian kadar logam Pb pada udang putih (Penaeus marguiensis). Tiga lokasi pengambilan menunjukkan perbedaan yang cukup jauh. Hasil pengukuran Sampel udang putih

  Hasil pengukuran protein pada udang putih

  Rudi Kartika Korelasi Kadar

  45’95,846” BT: 117

  KESIMPULAN

  adalah untuk mengurangi adanya pencemaran logam di sector perairan sehingga udang dapat dikembangbiakkan dengan baik. Dimana udang ini akan dipanen secara berkala pada ukuran hewan udang dewasa untuk dapat di musnahkan menjadi limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), sehingga dengan adanya sistem pemanenan udang tersebut tingkat pencemaran logam di wilayah perairan menjadi berkurang, terutama di sekitar wilayah pantai pulau Bunyu Kalimantan Utara.

  Buffer). Fungsi hewan buffer yang dimaksud

  Hasil penelitian yang dilakukan ini dapat disimpulkan bahwa suatu Biota laut khususnya udang putih (Penaeus marguiensis) dapat berfungsi sebagai hewan penyangga (hewan

  meningkatnya kandungan protein pada daging udang.

  marguiensis).Hal inilah yang menyebabkan

  gugus sulfidril (S-H) yang berfungsi untuk mengikat logam Pb pada udang putih (Penaeus

  sistein. Pada asam amino tersebut mengandung

  = 0.770 dan nilai korelasi (Hubungan) sebesar r = 0,877. Korelasi tersebut merupakan hubungan yang kuat antara antara Kadar logam Pb dengan kadar protein pada udang putih (Penaeus marguiensis) Semakin besar paparan logam pada udang maka semakin besar pula kandungan protein pada kerang tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya suatu kemampuan yang dimiliki oleh udang untuk mensintesa protein sehingga berfungsi sebagai antibody dalam mempertahankan hidup di habitatnya yang tercemar oleh logam Pb . Dimana pada protein tersebut mengandung asam amino methionine dan

  2

  Hasil Grafik 4 diatas menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif pada kadar ion logam terhadap kadar Protein yang terdapat pada udang putih (Penaeus marguiensis) dengan nili linieritas sebesar R

  Gambar 4. Grafik Korelasi kadar logam Pb Terhadap kadar Protein Udang

  84’27,313”) sampel berukuran sedang mengakumulasi logam Pb paling banyak dengan konsentrasi logam Pb yang diperoleh yaitu 0,995 mg/L. Hal ini menunjukkan bawa ukuran udang windu yang hidup dilingkungan yang tercemar logam Pb tidak berbanding lurus dengan jumlah kadar logam Pb yang terpapar hal ini dimungkinkan terjadi akibat beban paparan yang diperoleh udang berukuran sedang lebih tinggi akibat perbedaan aktivitas yang menyebapkan perbedaan konsentrasi pencemaran logam pada wilayah tempat hidup udang seperti ditunjukkan pada gambar 3.

  o

  o

  Kimia FMIPA Unmul

  (LU: 03

  (Penaeus marguiensis) yang diambil pada titik 3

  Hasil yang pengukuran kadar logam Pb yang diperoleh pada sampel udang putih

  Gambar 3. Grafik Kadar Logam Pb maksimum pada Dermaga Minyak bumi dan Gas alam

  85’10,559”) sampel berukuran besar mengakumulasi logam Pb paling banyak dengan konsentrasi logam Pb yang diperoleh yaitu 1,206 mg/L. Hal ini menunjukkan bawa ukuran udang windu yang hidup dilingkungan yang tercemar logam Pb berbanding lurus dengan jumlah kadar logam Pb yang terpapar yang ditunjukkan pada gambar 2.

  o

  45’18,627” BT: 117

  o

  (LU: 03

  (Penaeus marguiensis) yang diambil pada titik 2

  Hasil yang pengukuran kadar logam Pb yang diperoleh pada sampel udang putih

  Dermaga Batu bara

  Kimia FMIPA Unmul Gambar 2. Grafik Kadar Logam Pb maksimum pada

  132

  Korelasi yang diperolehantara kadar total logam Pb terhadap kadar protein pada udang

  

Jurnal Kimia Mulawarman Volume 14 Nomor 2 Mei 2017 P-ISSN 1693-5616

Kimia FMIPA Unmul

E-ISSN 2476-9258

  Adv. Mar. Biol 27 : 283-314 [7] Motoh, H. 1981. Studies of fisheries biology of the giant tiger prawn, Penaeus monodon inthe Philippenes. AqualtureDept. SEAFDEC, Tigbuan, Iloilo, Philippines. 79pp

  putih (Penaeus marguiensis) dengan menggunakan metode Least square diperoleh nilai r = 0,877 menunjukkan korelasi yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA

  [2] Murtiani, L. 2003. Analisis Kadar Timbal (Pb) Pada Ekstrak Kerang Darah (Anadara granosa L) Di Muara Tambak Oso Sedati- Sidoarjo. Skripsi tidak dipublikasikan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. [3] Palar,

  H. 2004. Pencemaran dan

  Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

  [4] Payung, Febrianti Lolo., Ruslan dan Agus B.B. 2013. Studi Kandungan dan Distrbusi Spasial Logam Berat Timbal (Pb) pada sedimen dan Kerang (Anadara sp) di Wilayah Pesisir Kota Makasar. diambil

  pada

  Kimia FMIPA Unmul

  Relationship between tidal forest (mangrove) and Comercial shrimp production in Indonesia. Mar.Res.

  Indonesia (18) ; p.81-86 [6] Dall, A.W., B.J. Hill., P.G. Rothlisberg, and D.J. Sharple. 1990. The Biology of Penaeid.

  No 1 Hal 1-8

  [8] Aqnes Budiarti., Kusreni., Siti Musinah., 2010. Analisis Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) Dan Kadmium (Cd) Dalam Udang Putih (Litopenaeus Vannamei) Yang Diperoleh Dari Muara Sungai Banjir Kanal Barat Dan Perairan Pantai Kota Semarang.

  Jurnal Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang.

  [9] Rio T.W.D. Novianto., Fida Rachmadiarti., Raharjo., 2012. Analisis Kadar Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Udang Putih (Penaeus marguiensis) di Pantai Gesek Sedati Sidoarjo. Jurnal LenteraBio Vol. 1

  No. 2 Mei 2012: 63–66

  [1] Amin, B., Evy Afriyani dan Mikel A.S., 2011. Distribusi Spasial Logam Pb dan Cu pada Sedimen dan Air Laut Permukaan di Perairan Tanjung Buton Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Teknobiologi Vol 2

  12 Juni 2015 dari [5] Notosubroto, P, and Nurzali Naamin, 1977.

Dokumen yang terkait

KAJIAN PERUBAHAN UKURAN RONGGA ZEOLIT RHO BERDASARKAN VARIASI RASIO SiAl DAN VARIASI KATION ALKALI MENGGUNAKAN METODE MEKANIKA MOLEKULER STUDY OF SIZE CHANGES ZEOLITE RHO PORE BASED ON THE EFFECT OF SiAl RATIO VARIATION AND ALKALINE CATIONS VARIATION USIN

0 1 6

MEKANIKA MOLEKULER THE STUDY ON THE EFFECT OF SIAL RATIO VARIATION OF ZEOLITE A STRUCTURE AND CATIONS VARIATION (LI

0 0 8

View of PENURUNAN KADAR CR+3 [KROMIUM(III)] DAN TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LIMBAH CAIR LABORATORIUM DENGAN PENGGUNAAN METODE PRESIPITASI

0 0 6

OPTIMASI SUHU REAKSI TRANSESTERIFIKASI PADA MINYAK JERAMI PADI (Oryza sativa L.) MENJADI BIODIESEL DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS CaO DARI KULIT TELUR AYAM TEMPERATURE OPTIMIZATION OF TRANSESTERIFICATION REACTION OF STRAW RICE OIL (Oryza sativa L.) TO FORM BI

0 0 5

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI n-HEKSAN DAN ETIL ASETAT TERHADAP EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. amarum.) PHYTOCHEMICAL, TOXICITY AND ACTIVITY ANTIOXIDANT FRACTION n- HEXANE AND ETHYL ACETATE EXTRACT OF RED GINGER

0 0 5

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-HEKSAN BATANG BENALU TANAMAN JERUK (Dendrophtoe pentandra (L.)Miq.) ISOLATION AND IDENTIFICATION OF CHEMICAL COMPOUND FROM n-HEXANE EXTRACT OF ORANGE STEM PARASITE (Dendrophtoe pentandra (L.)Miq.)

1 1 6

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT-PVC DARI ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) UNTUK ADSORPSI LOGAM TEMBAGA (II) SYNTHESIS AND CHARACTERIZATION OF CELLULOSE ACETATE MEMBRANE- PVC FROM WATER HYACINTH (Eichhornia crassipes) FOR COPPER (II)

0 0 7

UJI FITOKIMIA, TOKSISITAS SERTA ANTIOKSIDAN EKSTRAK PROPOLIS PEMBUNGKUS MADU LEBAH Trigona Incisa DENGAN METODE 2,2-diphenyl-1- picrylhidrazyl (DPPH) THE PHYTOVHEMICAL TEST, BRINE SHRIMP LETHALITY TEST, AND ACTIVITY

0 1 7

ANALISIS SIFAT TERMAL DAN UJI KELARUTAN DARI KARET ALAM SIKLIS DAN KARET ALAM CAIR SIKLIS ANALYSIS OF THERMAL PROPERTIES AND SOLUBILITY TEST OF CYCLIC NATURAL RUBBER AND CYCLIC LIQUID NATURAL RUBBER

0 0 5

SINTESIS DIALDEHID ALGINAT MELALUI REAKSI OKSIDASI NATRIUM ALGINAT DENGAN NATRIUM METAPERIODAT SYNTHESIS OF DIALDEHYDE ALGINATE BY OXIDATION REACTON SODIUM ALGINATE WITH SODIUM METAPERIODATE

0 0 5