Sejarah Singkat Organisasi Internasional (1)

Sejarah Singkat Organisasi Internasional
( Resume : International Organization and Democracy / Thomas D. Zweifel )
oleh: Wildan Abdul Aziz / @wildan_8
Sebelum beranjak kepada demokrasi dalam sistem institusi internasional, kita harus lebih
dahulu tahu sejarah singkat perjalanan organisasi internasional untuk mengetahui lebih banyak
dalam perilaku demokrasi trans-nasional era ini.
Embrio dari pola hubungan internasional yang baru membentuk suatu organisasi pertama
adalah Liga Delian, yang mana dibentuk sekitar tahun 478 SM. Liga ini diikuti oleh negaranegara kota (polis) di Yunani kala itu, dan Athena adalah yang paling mendominasi. Awalnya
bertujuan militer melawan ekspansi Persia. Setelah itu 1500 tahun kemudian dibentuk Liga
Hanseatic. Liga ini lebih bergerak pada asosiasi dagang yang berpusat di sebelah utara Jerman
(Eropa Utara). Asosiasi yang berfokus pada kerjasama perdagangan ini bertahan sekitar 6 abad.
Selanjutnya muncullah semacam negara internasional yang menggunakan agama sebagai basis,
yaitu Western Christendom yang dimana kepemimpinannya teokratis oleh para petinggi Gereja
Barat. Bentuk ini bisa disebut juga sebagai federalisme dunia Kristen.
Sebenarnya jauh sebelum adanya LBB sebagai organisasi trans-nasional untuk perdamaian
dan keamanan, ide-ide untuk menciptakan perdamaian telah banyak muncul. Salah satunya
pendapat Hugo Grotius bahwa ketika penyelesaian masalah dalam pengadilan gagal, maka
perang akan terjadi. Lanjutnya, jika negara-negara ingin tetap bertahan dalam keadaan alami
dunia yang anarki atau dibawah kekuasaan diktator, yaitu dengan aternatif menciptakan suatu
komunitas internasional. Ide ini yang kemudian mengilhami munculnya LBB, PBB, dan
kerjasama keamanan kolektif semacam NATO. Jadi sebetulnya memang kesetaraan kebebasan

negara sangatlah penting dalam hukum internasional. Kemudian ada Michael Wolff yang
mengungkapkan idenya tentang the global citizenry (penduduk dunia), artinya ide tentang
negara dunia.
Setelah Perang Napoleon, pada Kongres Wina tahun 1814 kemudian dibentuk Concert of
Europe. Dimana partisipannya sepakat untuk menghindari perang karena biaya perang yang
begitu tinggi. Concert of Europe mungkin adalah organisasi internasional pertama pada era
modern. Fungsinya adalah untuk menciptakan perdamaian di Eropa, terutam sebagai balance of
power. Ini bertahan cukup lama hingga 1870 ketika pecahnya perang antara Jerman dan

Perancis. Kemudian muncul ide dari Oppenheim yang kira-kira tentang World Organization and
Representative of All People.
Pasca Perang Dunia I yang banyak menghancurkan Dunia Eropa, ide tentang organisasi
dunia dirasa semakin perlu diwujudkan demi menjaga perdamaian dan kebaikan bersama
masyarakat dunia. Kemudian seusai perang, Presiden A.S Woodrow Willson terus-menerus
meyakinkan dunia bahwa masalah perang bisa dicegah jika bisa dibawa di konferensi
internasional. Kemudian dari tahun 1899 sampai dengan 1907 diadakan Konferensi Internasional
untuk Perdamaian, yang puncaknya pada tahun 1907 di Hague, kesemua 44 negara berdaulat
mengirimkan wakilnya untuk konferensi dan dibentuklah Liga Bangsa-Bangsa. Oppenheim
mengusulkan agar member konferensi dapat membuat undang-undang sebagai hukum
internasional yang akan berlaku. Dengan catatan perlu ditekankan untuk lebih mendengarkan

pendapat masyarakat dunia. Dalam banyak hal LBB dinilai lebih demokratis daripada
suksesornya, PBB. Pembentukan liga ini menjadi titik balik organisasi dunia setelah
Christendom runtuh.
Namun kemudian gagalnya LBB dalam menjaga keamanan dan mencegah pecahnya
Perang Dunia II menjadi titik untuk perlunya merevisi ide organisasi internasional dari
Oppenheim. Memang LBB dalam prakteknya hanya memainkan fungsi legislatif dan
administratif, tanpa adanya fungsi eksekutif. Kemudian pasca PDII, dibentuklah Perserikatan
Bangsa-Bangsa. Sejak itu mulai tahun 1960an, 80 negara menjadi independen, dan
dekolonisasis semakin gencar. Pada tahun 1991 sebanyak 113 negara telah meratifikasi
Perjanjian tentang Hak-hak Sipil dan Politik. Ini menunkkan kemajuan besar partisipasi dalam
organisasi internasional, termasuk negara-negara yang baru merdeka. Ide kesetaraan kedaulatan
semakin dipertegas dalam perjanjian ini Artikel 1: “Semua orang memiliki hak untuk
menentukan nasib diri sendiri. Dengan sifat tersebut mereka berhak menentukan status politik,
dan bebas memperjuangkan perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya mereka”. Piagam PBB
mengembalikan kekuasaan kepada negara masing-masing secara utuh.
Meski kedaulatan tidak tersentuh dari tangan negara, dalam perkembangannya organisasi
internasional justru semakin berkembang bahkan bisa membuat kekuatan supranasional. Pada
dekade akhir abad 20 bermunculan organisasi regional seperti Uni Eropa, institusi kerjasama
multilateral seperti IMF, World Bank, dan WTO. Dan bahkan institusi untuk menjalin
kerjasama dalam keamanan seperti NATO.