Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga

MAKALAH

ANALISIS KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

Disusun oleh :
Kelompok 3

Amajida Lutfia

(140400104)

Astuty Hidayanti

(140400075)

Emilia Septiani

(140400081)

Faza M Abdillah


(140400096)

Indra Kusuma W.

(140400077)

M. Hafid Arasyid

(140400089)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pangan merupakan hal penting yang harus dipenuhi oleh setiap
manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Pangan yang dimaksud
dalam hal ini adalah pangan pokok bagi masyarakat Indonesia, yaitu

beras, sumber karbohidrat bagi tubuh. Tercukupinya asupan gizi yang
terkandung dalam pangan dan diserap oleh tubuh dapat menghasilkan
sumber

daya

memenuhi

manusia

kecukupan

yang

berkualitas.

pangan,

maka


Mengingat pentingnya
setiap

negara

akan

mendahulukan pembangunan ketahanan pangannya sebagai fondasi
bagi pembangunan sektor-sektor lainnya (Arumsari dan Rini, 2007).
Oleh karena itu, Indonesia berkomitmen untuk mewujudkan ketahanan
pangan dan hal tersebut dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 7
tahun 1996 tentang pangan.
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 dan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 68 tahun 2002 tentang pangan, ketahanan
pangan didefinisikan sebagai suatu kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari : (1) tersedianya pangan secara
cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya; (2) aman; (3) merata;
dan

(4)


terjangkau.

Dengan

pengertian

tersebut,

mewujudkan

ketahanan pangan dapat lebih dipahami sebagai berikut:
1) Terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup,
diartikan ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup pangan
yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi
kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
serta turunannya, yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan
manusia.
2) Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas
dari


cemaran

biologis,

kimia,

dan

benda

lain

yang

dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia,
serta aman dari kaidah agama.


3) Terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, diartikan pangan
yang harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh tanah air.
4) Terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, diartikan pangan
mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang terjangkau
(Rahayu, 2007).
Terdapat beberapa definisi lain tentang ketahanan pangan yang
dikemukakan baik oleh lembaga perbankan maupun hasil konferensi
internasional.

Menurut

World

Bank

dalam

Indaryanti

(2003)


mendefinisikan ketahanan pangan sebagai akses semua orang pada
setiap

saat

kehidupan

terhadap
yang

aktif

pangan yang
dan

sehat.

mencukupi


untuk

menjamin

Berdasarkan

hasil

konferensi

internasional World Conference on Human Right (1993) dalam Saliem
(2005), ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya
kebutuhan gizi setiap individu baik dalam jumlah maupun mutu agar
dapat hidup aktif dan sehat secara berkesinambungan sesuai dengan
budaya setempat. Berdasarkan definisi tersebut, ketahanan pangan
yang dimaksud tidak hanya di tingkat global, nasional, dan regional tapi
juga sampai pada tingkat rumah tangga. Ketersediaan pangan nasional
dan regional tidak menjamin adanya ketahanan pangan rumahtangga
atau individu karena ketersediaan pangan dan ketahanan pangan
ditentukan oleh akses untuk mendapatkan pangan (Saliem et al., 2005).


B. Tujuan
1. Menyelesaikan tugas Blok Food Safety and Nutrition Security II yaitu
melakukan pengamatan ketahanan pangan keluarga dengan
kuesioner yang telah disediakan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ketahanan pangan suatu keluarga.
3. Mahasiswa dapat mengetahui serta menentukan bagaimana suatu
keluarga dapat digolongkan tahan pangan dan rawan pangan.

BAB II
ISI
A. Gambaran Lokasi
a. Ekonomi menengah ke bawah
Lokasi terletak di daerah Rungkemn Rt 03, Taman Tirto, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta. Memiliki kriteria sebagai berikut yaitu:
rumah dengan atap genting, berdinding tembok dan sebagian
berdinding anyaman bambu, memiliki 1 ruang kamar dan 1
kamar


mandi,

berlantai

dasar

tanah,

setiap

harinya

menggunakan perapian berbahan bakar kayu.
b. Ekonomi menengah ke atas
Lokasi terletak di dusun Tundan, Taman Tirto, Bantul, Yogyakarta.
Dengan kriteria sebagai berikut yaitu: rumah yang beratapkan
genting,

dengan


dinding

tembok,

berlantai

dasar(sudah

bertekel), memiliki 6 ruang kamar, 1 ruang tamu dan 3 kamar
mandi, serta memiliki 1 ruang untuk memasak atau dapur yang
setiap

harinya

digunakan

untuk

memasak

yang

sudah

menggunakan kompor gas.
B. Karakteristik Sampel
a. Ekonomi menengah ke bawah
Pada keluarga ini memiliki 2 orang anggota keluarga yaitu: 1
orang sebagai kepala rumah tangga yang juga bertugas untuk
mencari nafkah dan 1 orang sebagai ibu rumah tangga
b. Ekonomi menengah ke atas
Pada keluarga ini memiliki 4 orang anggota keluarga yaitu 1
orang sebagai kepala rumah tangga yang juga bertugas untuk
mencari nafkah, 1 orang ibu rumah tangga, 2 orang anak (salah
satu anaknya masih bersekolah dan yang satunya tidak
bekerja).

C. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil form penilaian pada Bapak A
Katego

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pertanyaan
Apakah anda khawatir keluarga anda akan

0 =Tidak

1

kehabisan makanan sebelum anda punya
Apakah
anda membelinya
khawatir anda
tidak punya cukup
uang untuk
kembali?

1

uang untuk membeli makanan yang cukup
Apakah
gizi? anda berharap dapat membeli
makanan lebih banyak, jika anda punya uang
yang lebih?
Apakah
keluarga anda pernah kehabisan

0
0

makanan, karena anda tidak punya uang
Apakah keluarga anda pernah makan dengan

1

makanan yang sama selama beberapa hari,
Apakah
makan
sedikit
dari
yang
karena anda
anda pernah
tidak punya
uang
untuk
membeli

1

anda inginkan, karena anda tidak punya cukup
Apakah
anak membeli
anda, termasuk
anda sendiri
uang untuk
makanan?

1

pernah tidak cukup makan karena anda tidak
Apakah
anda untuk
tidak punya
cukup
uang untuk
punya uang
membeli
makanan

1

membeli makanan yang sehat dan bergizi
Kadang
kalaanda?
berat badan seseorang turun
bagi anak
karena kurang makan. Apakah dalam satu

1 =Ya

0

tahun terakhir berat badan keluarga anda
b. Hasil form penilaian pada Bapak K
No
1
2

Pertanyaan
Apakah anda khawatir keluarga anda akan
kehabisan makanan sebelum anda punya
Apakah
anda membelinya
khawatir anda
tidak punya cukup
uang untuk
kembali?

uang untuk membeli makanan yang cukup
Apakah anda berharap dapat membeli
3 gizi?
makanan lebih banyak, jika anda punya uang
Apakah
keluarga anda pernah kehabisan
yang lebih?
4
makanan, karena anda tidak punya uang

Katego
0 =Tidak 1 =Ya
0
0
0
0

untuk membeli
Apakah
keluarga makanan?
anda pernah makan dengan
5

makanan yang sama selama beberapa hari,
karena anda tidak punya uang untuk membeli
makanan yang berbeda?

0

6
7
8
9

Apakah anda pernah makan sedikit dari yang

0

anda inginkan, karena anda tidak punya cukup
Apakah
anak membeli
anda, termasuk
anda sendiri
uang untuk
makanan?

0

pernah tidak cukup makan karena anda tidak
Apakah
anda untuk
tidak punya
cukup
uang untuk
punya uang
membeli
makanan

0

membeli makanan yang sehat dan bergizi
Kadang
berat badan seseorang turun
bagian kala
aanda?

0

karena kurang makan. Apakah dalam satu
tahun terakhir berat badan keluarga anda

Pangan dan gizi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
harus dipenuhi setiap saat. Ketahanan Pangan Rumah Tangga
sebagaimana hasil rumusan International Congres of Nutrition (ICN)
yang diselenggarakan di Roma tahun 1992 dalam Susilowati (2014)
mendefinisikan

bahwa:

“Ketahanan

pangan

rumah

tangga

(household food security) adalah kemampuan rumah tangga untuk
memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar
dapat

hidup

sehat

dan

mampu

melakukan

kegiatan

sehari-

hari”kemudian dalam sidang Committee on World Food Security
1996 definisi tersebut diperluas dengan menambah persyaratan
“Harus diterima oleh budaya setempat (acceptable with given
culture)”.
Dalam Undang-Undang No 18 tahun 2012 tentang pangan
yang

menyatakan

bahwa

ketahanan

pangan

adalah

kondisi

terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan. Berdasarkan definisi ketahanan pangan dari FAO
(1996) dan UU RI No. 18 tahun 2012, yang mengadopsi definisi dari
FAO, ada 4 faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan yaitu:
kecukupan ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan pangan,
aksesibilitas terhadap pangan serta kualitas/keamanan pangan.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
di

kawasan

Asia

Tenggara.

Sebagai

konsekuensi

negara

berkembang, tentu tidak luput dari kemiskinan. Berdasarkan data
dari BPS, pada bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin
(penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan Rp271.626,00) di Indonesia mencapai 28,07 juta orang
(11,37 persen).
Menurut Mubyarto (1994: 158) yang dimaksud kelompok
miskin ialah mereka yang aktif bekerja namun memiliki penghasilan
yang rendah sekali, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang mereka perlukan khususnya kebutuhan pangan. Konsumsi
makanan pokok mereka amat rendah yaitu rata-rata 1600-1860
kalori sehari, dengan orang dewasanya memperoleh maksimum
2000 kalori seorang perhari. Suatu jumlah yang sangat rendah bagi
seorang

tenaga

kasar

karena

seorang

petani

pencangkul

memerlukan 3500 kalori sehari.
Menurut UU No 52 tahun 2009 yang dimaksud keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri,
atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. Keluarga merupakan lingkungan dimana beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah dan bersatu. Mereka saling
berinteraksi satu sama lain. Keluarga adalah tempat pertama dan
utama dalam pembentukan karakter seseorang.
Menurut Susilowati (2014) yang dimaksud dengan pendapatan
rumah tangga adalah seluruh pendapatan yang diterima oleh
semua

anggota

keluarga

yang

bekerja

dalam

satu

bulan.

Pendapatan masing-masing anggota keluarga tersebut kemudian
dijumlahkan menjadi satu.
Keynes

dalam

Nopirin

(1997:

80)

menyatakan

bahwa

pengeluaran konsumsi (C) terutama tergantung dari pendapatan
(Y), makin tinggi pendapatan makin tinggi konsumsi. Pengeluaran
konsumsi merupakan fungsi (linier) terhadap pendapatan. Adapun
fungsi konsumsi tersebut adalah sebagai berikut:

C = a + bY
Keterangan:
C = konsumsi
a = konstanta
b = perubahan konsumsi per unit perubahan pendapatan (ΔC/ΔY)
atau biasa disebut marginal propensity to consume (MPC)
Menurut
berpengaruh

Susilowati
positif

(2014)

terhadap

pendapatan

ketahanan

rumah

pangan

tangga

RTM

yang

menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan rumah tangga
maka semakin tinggi pula probabilitas RTM masuk dalam kategori
tahan pangan.
Berdasarkan data yang telah didapatkan sangat terlihat
dengan jelas perbedaan antara keluarga bapak K yang merupakan
golongan ekonomi menengah keatas dan bapak A yang merupakan
golongan

ekonomi

menengah

kebawah.

Perbedaan

tersebut

diakibatkan oleh perbedaan perkapita keluarga bapak K dan bapak
A.
Data

yang

telah

didapatkan

juga

menunjukkan

bahwa

keluarga bapak K termasuk golongan tahan pangan dan keluarga
bapak A termasuk golongan keluarga rawan pangan. Penggolongan
ini

didapatkan dari uraian Tim Dosen Blok Food Safety and

Nutrition Security II (2015) yang menuturkan bahwa apabila
terdapat satu jawaban dari kuesioner yang dijawab “Ya” maka
rumah tangga tersebut dinyatakan Tidak Tahan Pangan.

BAB III
Kesimpulan

Dari data yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan kuesioner yang telah diberikan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap ketahanan pangan suatu keluarga atau
rumah tangga adalah faktor pendapatan perkapita rumah tangga
tersebut.
2. Dari kedua sampel dapat digolongkan rumah tangga yang tahan
pangan adalah keluarga bapak K , kemudian rumah tangga bapak A
termasuk golongan rawan pangan atau tidak tahan pangan.

DAFTAR PUSTAKA
Arumsari, Vini dan Wulandari Dwi Etika Rini. 2007. “Peran Wanita Tani
dalam Mewujudkan
Ketahanan Pangan pada Tingkat Rumahtangga di Kabupaten
Sleman,

Daerah

Istimewa

Yogyakarta”.

Jurnal

Ekonomi

Pembangunan Vol. 13 No.1, April 2008 Hal: 71-82. (Situs
Universitas

Islam

Indonesia

http://journal.uii.ac.id/index.Php/

JEP/article/viewFile/52/150).
FAO. 1996. World Food Summit, 13-17 Nopember 1996. Volume 1, 2
dan 3. FAO, Rome.
Indaryanti, Y. 2003. “Analisis Strategi Ketahanan Pangan Komunitas Petani
(Studi

Kasus

di

Desa

Sidajaya,

Kecamatan

Cipunagara,

Kabupaten Subang, Jawa Barat)”. Tesis pada Program Pasca
Sarjana, Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Mubyarto. 1994. Sistem dan Moral Ekonomi Indonesia. Jakarta: PT Pustaka
LP3ES, Indonesia.
Nopirin. 1997. “Ekonomi Moneter”. Yogyakarta: BPFE
Rahayu, D. 2007. “Analisis Program Pemberdayaan Masyarakat PT Riau
Andalan Pulp And Paper Dalam Kaitannya dengan Upaya
Peningkatan Ketahanan Pangan Rumahtangga”. Tesis pada
Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Saliem, Handewi P., Adreng P., Gatoet S. H., Tri B. P., Yana S., Yuni M., dan
Waluyo. 2005. “Manajemen Ketahanan Pangan Era Otonomi
Daerah dan Perum BULOG”. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Kebijakan

Pertanian,

Badan

Penelitian

Pertanian, Departemen Pertanian.

dan

Pengembangan

Susilowati, Heni. 2014. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketahanan
Pangan Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Srandakan Bantul”.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta
Tim Dosen Blok Food Safety and Nutrition Security II. 2015. “Petunjuk
Praktikum Food Safety and Nutrition Security II”. Universitas
Alma Ata. Yogyakarta
Undang-Undang Republik Indonesia No 18 tahun 2012 tentang Pangan
(diakses

dari

https://www.google.co.id/?

gws_rd=cr&ei=5AkiVMaTGpCVuASX7oCIAQ=
UndangUndang+Republik+Indonesia+No+18+tahun+2012+ten
tang+Pangan)
Undang-Undang

Republik

Perkembangan
(diakses

Indonesia

Kependudukan
dari

No

52

dan

tahun

2009

Pembangunan

tentang
Keluarga

https://www.google.co.id/?

gws_rd=cr&ei=5AkiVMaTGpCVuASX7oCIAQ#q=UndangUndang+
Republik+Indonesia+No+52+tahun+2009+tentang+Perkemban
gan++Kependudukan+dan+Pembangunan+Keluarga

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63