Sastra (3) Ali sastra Ali sastra Ali sastra Ali sastra

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan
ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan. Antara lain seperti
perasaan, semangat, kepercayaan, dan keyakinan sehingga mampu
membangkitkan kekaguman. Yang menjadi ciri khas pengungkapan bentuk dalam
sastra adalah bahasa. Di dalam dunia kesusastraan, karya sastra dapat dibedakan
ke dalam berbagai jenis dan bentuk yang berbeda-beda. Karena unsur-unsur yang
membentuk setiap karya sastra itu berbeda dan tujuan yang diharapkan dari sastra
tersebut juga berbeda.
Nyoman (2002: 80) mengatakan karya sastra tersebut dibedakan atas puisi,
drama, dan prosa. Prosa rakyat dapat dibedakan atas mite, dongeng, dan legenda.
Sastra prosa juga mempunyai ragam seperti cerpen, roman, dan novel.
Kesusastraan Jepang pun mengenal novel yang dikenal dengan sebutan
Shosetsu. Pernovelan di Jepang dibahas lewat para novelisnya yang cukup mapan
dalam berkarya. Tidak sedikit novel buatan novelis jepang yang laris dijual di
pasaran dunia. Salah satu novel yang telah berhasil menyandang predikat best
seller internasional adalah novel karya Haruki Murakami yang berjudul Kafka On

The Shore. Dalam karya sastra, bahasa menjadi media yang sangat penting untuk
Universitas Sumatera Utara
memahami pesan yang hendak disampaikan oleh sastrawan kepada pembacanya.
Gaya bahasa yang disajikan dalam karya sastra sangat mempengaruhi mutu dari
karya sastra tersebut.
Menurut Nurgiyantoro (1998: 5) Bahasa merupakan media yang sangat
penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Saling bertukar
pikiran, pengalaman, dan berinteraksi dengan orang lain dilakukan dengan

menggunakan bahasa. Sama halnya dengan bahasa yang digunakan dalam novel.
Ditinjau dari segi etimologi, novel berasal dari bahasa latin, yaitu novelis
atau novus yang berarti baru. Poerwadaminta (1996: 694) mengemukakan bahwa
novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang yang dikelilinginya dan menonjolkan watak
dan sifat setiap pelaku.
Tarigan (1991: 164) mengatakan bahwa novel adalah suatu cerita dengan
alur cukup panjang yang mengisi satu buku atau lebih menggarap kehidupan
manusia yang bersifat imajinatif. Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan
bahwa novel adalah salah satu karya sastra berbentuk prosa yang hampir sama
dengan roman dan menceritakan tentang suatu kejadian atau peristiwa yang

dialami seseorang dalam kehidupan dan lingkungannya dengan memunculkan
juga konflik di dalamnya.
Menurut Nyoman (1991: 164) dalam novel terdapat 2 unsur yang sangat
penting, yaitu unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Adapun yang termasuk
kedalam unsur intrinsik meliputi unsur-unsur yang turut serta membangun cerita
yaitu: peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang cerita, bahasa,
Universitas Sumatera Utara
gaya bahasa, dan sebagainya. Sedangkan unsur-unsur ekstrinsik meliputi unsurunsur yang berada di luar karya sastra tersebut.
Tetapi secara tidak langsung, mempengaruhi bangunan atau sistem
organisasi karya sastra. Antara lain, keadaan subjektivitas individu pengarang
yang memiliki sikap keyakinan dan pandangan hidup dimana kesemuanya itu
akan mempengaruhi karya yang ditulisnya. Singkatnya unsur ekstrinsik meliputi
unsur biografi pengarang, psikologi, keadaan lingkungan pengarang seperti
ekonomi, politik, dan sosial. Cerita yang ada dalam novel juga tidak terlepas dari
kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari.
Salah satu novel yang sangat menarik untuk dibaca dan dapat menambah
wawasan bagi para penikmat novel adalah novel yang berjudul Kafka On The

Shore karya Haruki Murakami. Novel ini dilatarbelakangi sekitar tahun 1946 di
Jepang. Dimana pada saat itu terjadi perang antara Jepang dengan Amerika. Kafka

On The Shore adalah novel memikat dengan 2 tokoh utama yang sangat
mengagumkan. Bocah laki-laki berusia 15 tahun, bernama Kafka Tamura, yang
semenjak usia empat tahun telah ditinggalkan oleh ibu dan kakak perempuannya,
dan orang tua bernama Nakata, berusia 60 tahun yang tidak dapat pulih dari
peristiwa sial yang menimpanya dimasa perang dunia II.
Novel Kafka On The Shore, menceritakan Labirin (perjalanan yang
berliku-liku ) mengenai Asmara Ibu dan Anak. Cerita dalam novel ini berawal
dari dua titik cerita berbeda yang berkembang sendiri, yaitu mengenai bocah lakilaki bernama Kafka Tamura dan orangtua bernama Nakata dengan akhir saling
melengkapi. Hal yang dilakukan tokoh berusia 15 tahun dengan meninggalkan/
lari dari rumah ayahnya. Tokoh belia, Kafka Tamura, tersebut, meninggalkan
Universitas Sumatera Utara
rumah dengan alasan yang tidak begitu jelas. Ia mengalami perjalanan panjang
yang tak terduga yang akhirnya mempertemukan Kafka dengan seorang
perempuan yang ia duga kuat sebagai kakaknya dan seorang perempuan paro baya
yang ia duga sebagai ibunya.
Sepanjang perjalanan, Kafka Tamura selalu terngiang perkataan ayahnya
ketika Kafka masih kecil. ayahnya berkata suatu saat nanti Kafka akan membunuh
ayahnya dan meniduri ibunya. Kafka Tamura merupakan gambaran lain dari
sosok Oedipus, raja Thebes yang mengawini ibu kandungnya. Ketika dalam
perjalanannya meninggalkan Tokyo menuju ke arah selatan, Kafka mendengar

kabar bahwa ayahnya terbunuh dan salah satu orang yang layak dijadikan saksi
dalam peristiwa tersebut tak lain adalah dia, Kafka Tamura. Perjalanan yang
awalnya terkesan santai ini, akhirnya berubah menjadi pelarian.
Setelah membaca novel ini, penulis menemukan sesuatu yang menarik
untuk dianalisis yaitu pesan moral. Pesan moral merupakan amanat yang
disampaikan penulis kepada pembaca melalui karakter dan kehidupan sosial para

tokoh. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pesan moral yang terdapat dalam
novel Kafka On The Shore, maka penulis akan membahasnya dalam skripsi yang
berjudul Analisis Pesan Moral Yang Terdapat Dalam Novel Kafka On The Shore
Karya Haruki Murakami (melalui pendekatan psikologi sosial).

1.2. Perumusan Masalah
Untuk memberikan arahan pada suatu penelitian, maka perlu dibuat suatu
rumusan masalah. Hal ini penting untuk mempermudah penulis menemukan
permasalahan yang lebih terfokus. Dengan adanya perumusan masalah, suatu
Universitas Sumatera Utara
penelitian menjadi lebih terarah dan spesifik, sehingga permasalahan akan lebih
mudah untuk dipahami.
Novel Kafka On The Shore adalah salah satu novel yang bergenre cerita

tegang karena banyak kejadian yang tidak bisa diperkirakan oleh pembacanya.
Gaya bahasa dan dialognya ringan sementara alur ceritanya berkelok-kelok dan
penuh teka-teki.
.Dengan membaca novel Kafka On The Shore, pembaca diajak memasuki
alam khayalannya, karena banyak dialog yang terdapat dalam novel ini tidak
dapat diterima akal sehat atau logika, tetapi mengandung pesan-pesan yang
merupakan nilai moral bagi kehidupan. Dalam bentuk pertanyaan, permasalahan
tersebut adalah:
1. Pesan moral apa saja yang terkandung dalam novel Kafka On The
Shore.
2. Bagaimana penyampaian pesan moral yang terdapat dalam novel
Kafka On The Shore.

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam suatu penelitian, pembatasan masalah sangatlah penting artinya.
Hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah, terperinci.

Sehingga inti permasalahan akan lebih mudah dipahami.
Skripsi ini berjudul Analisis Pesan Moral Dalam Novel Kafka On The
Shore Karya Haruki Murakami ( Melalui Pendekatan Psikologi Sosial). Sebelum

membahas pokok permasalahan yang ada dalam novel Kafka On The Shore,
karena penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sosial, maka penulis
Universitas Sumatera Utara
terlebih dahulu akan menjelaskan tentang pengartian psikologi sosial
secara umum dan prinsip-prinsip moral yang ada kaitannya dengan pesan moral
yang ingin disampaikan Haruki Murakami dalam novel Kafka On The Shore.

1.4. Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori
1.4.1. Tinjauan Pustaka
Di dalam karya sastra, pengarang berusaha menyampaikan kenyataannya
terhadap kenyataan sosial dalam masyarakat. Selain itu, pengarang mempunyai
maksud dan tujuan yang hendak disampaikan kepada pembaca sebagai penikmat
karya tersebut. Pesan moral dalam karya sastra sangat berkaitan dengan tingkah
laku manusia dalam interaksinya di tengah-tengah masyarakat.
Dapat dikatakan bahwa sastra yang bermutu merupakan penafsiran
kehidupan. Sebuah karya sastra dihargai karena berhasil menunjukkan segi baru
dari kehidupan sehari-hari yang tidak terlepas dari unsur psikologi dan tingkah
laku manusia sebagai makhluk sosial. Menurut H. Abu Ahmadi (1991: 1)
?psikologi? berasal dari Bahasa Yunani ?Psyche? yang artinya jiwa dan ?Logos?
yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, psikologi berarti ilmu yang mempelajari

tentang jiwa, baik mengenai jenis gejalanya, proses, maupun latar belakangnya.
Ditinjau dari segi etimologi, novel berasal dari bahasa latin, yaitu novelis
atau novus yang berarti baru. Poerwadaminta (1996: 694) mengatakan bahwa
novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang yang disekelilingnya dan menonjolkan watak
dan sifat setiap pelaku.

Universitas Sumatera Utara
Novel juga menyajikan berbagai macam kisah fiktif yang membuat
pembacanya ikut merasakan jalan cerita yang ada di dalam novel tersebut. Fiksi
merupakan suatu penceritaan tentang tafsiran atau imajinasi pengarang tentang
peristiwa yang pernah terjadi dalam khayalannya. Alterbernd dan Lewis dalam
Nurgiyantoro (1998: 2) mengatakan bahwa fiksi adalah prosa naratif yang bersifat
imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang
mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia.
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa fiksi
merupakan karangan seseorang yang subjeknya berusaha menjelaskan suatu
rangkaian kejadian dan pada umumnya merupakan khayalan yang dihasilkan
seseorang yang hidup dalam masyarakat. Karya ini juga cenderung tidak terjadi
sungguh-sungguh sehingga tidak perlu dicari kebenarannya dalam dunia nyata.

Novel yang baik dibaca untuk penyempurnaan diri.
Novel yang baik juga adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para
pembacanya. Sebaliknya, novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai
belaka. Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk
menyelesaikannya. Banyak sastrawan yang memberikan batasan atau defenisi
mengenai novel. Batasan atau defenisi yang mereka berikan berbeda-beda karena
sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda.
Bimo Walgito (2002: 4) mengatakan psikologi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang tingkah laku dan dalam hal ini menyangkut tingkah laku
manusia. Adapun beberapa hal yang berhubungan dengan peristiwa kejiwaan
(psikologi) adalah:

Universitas Sumatera Utara
1. Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses
penginderaan yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh

individu melalui alat indera.
2. Bayangan
Istilah bayangan sering disebut dengan istilah tanggapan. Dalam

persepsi telah dikemukakan bahwa dengan perantara alat indera, orang
dapat menyadari tentang hal-hal atau keadaan yang ada disekitarnya.
3. Fantasi
Yang dimaksud dengan fantasi adalah kemampuan jiwa untuk
membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru.
4. Ingatan
Ingatan dipandang sebagai hubungan antara pengalaman dengan
masa lampau. Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia,
hal ini menunjukkan bahwa manusia mampu menerima, menyimpan
dan menimbulkan kembali pengalaman - pengalaman yang dialaminya.
5. Berpikir
Merupakan kemampuan-kemampuan manusia untuk membentuk
konsep atau pengertian akan sesuatu.
6. Perasaan dan emosi
- Perasaan adalah keadaan atau bagian individu sebagai akibat dari
persepsi baik eksternal maupun internal.
- Emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung
aktivitas dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan.
Universitas Sumatera Utara
7. Motif

Motif berasal dari bahasa latin yaitu ?movere? yang berarti
bergerak. Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat
dalam diri manusia yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.
Menurut Suseno (1989: 2-3) moral adalah suatu pengukur apa yang baik
dan buruk dalam kehidupan suatu masyarakat. Sedangkan etika adalah

keseluruhan norma dan penilaian yang digunakan masyarakat bersangkutan untuk
mengetahui bagaimana seharusnya manusia menjalankan kehidupannya. pesan
moral dapat disampaikan melalui beberapa cara antara lain : melalui perbuatan,
kata-kata yang secara gamblang diungkapkan, khayalan, dan lain-lain.

1.4.2. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan rancangan teori-teori yang berhubungan dengan
permasalahan penelitian. Pada kerangka ini semua teori-teori yang mengacu
kepada objek yang dibahas akan dijelaskan secara terperinci. Penjelasan tersebut
dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran dan titik acuan dari masalah
penelitian.
Penelitian ini adalah penelitian yang menganilis satu novel. Novel
merupakan salah satu karya sastra. Meneliti suatu karya sastra berarti harus

menggunakan teori sastra atau dapat juga dikatakan pendekatan sastra. Dalam
penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan psikologi sosial. Menurut
Nyoman (2004: 59) pendekatan psikologis menganalisis manusia dalam
masyarakat, dengan proses pemahaman mulai dari masyarakat sampai kepada
Universitas Sumatera Utara
individu. Nyoman (2004: 340) pendekatan psikologi sastra dianalisis dalam
kaitannya antara psikis dengan aspek-aspek kejiwaan.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa psikologi sosial menganalisis
aspek-aspek kejiwaan manusia dalam masyarakat sampai kepada diri sendiri.
Study psikologi berkaitan dengan sosiologi sastra karena kaitan psikologi sosial
dengan karya sastra tersebut, maka Freud dan Milner dalam Nyoman (1992: 32 ?
38) juga menghubungkan karya sastra dengan mimpi. Sastra dan mimpi dianggap
memberikan kepuasan secara tak langsung. Analisis psikologi sosial dibangun
atas dasar kekayaan sekaligus perbedaan khasanah kultural bangsa. Novel tidak
melukiskan tokoh-tokoh dari semesta yang sama, di pihak lain novel juga tidak
menampilkan tokoh-tokoh sebagai manusia secara individual.

Psikologi sosial tidak bermaksud membuktikan keabsahan teori saja,
misalnya dengan menyesuaikan apa yang dilakukan oleh teks dengan apa yang
dilakukan oleh pengarang. Dengan memusatkan perhatian pada tokoh-tokoh,
maka akan dapat menganalisis konflik batin yang mungkin bertentangan dengan
teori psikologi sosial. Wellek dan Warren (1962: 92 ? 93) dalam sebuah karya
sastra yang berhasil, psikologi sosial sudah menyatu dengan karya seni.
Oleh karena itu, tugas peniliti adalah menguraikannya kembali sehingga
menjadi jelas dan nyata apa yang dilakukan pada karya sastra tersebut. Melalui
pendekatan psikologi sosial ini, penulis akan membahas sekaligus menganalisis
konflik sosial yang mempengaruhi kondisi sosial masyarakat yang digambarkan
melalui novel "Kafka On The Shore" ini sehingga akan menuju satu konsep nilai
moral yang melatarbelakangi berbagai konflik yang terjadi didalam novel ini.

Universitas Sumatera Utara
1.5. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.5.1. Tujuan Penelitian
Penentuan tujuan adalah langkah awal dalam melakukan penelitian yang
disesuaikan dengan perumusan masalah yang dipilih peneliti sehingga akan dapat
berjalan dengan terarah dan efisien. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pesan moral apa saja yang terkandung dalam novel
Kafka On The Shore.
2. Untuk mengetahui cara penyampaian pesan moral yang terdapat dalam
novel Kafka On The Shore.

1.5.2. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik bagi orang lain,
maupun bagi diri sendiri. Dengan mengadakan penelitian pada novel ?Kafka On
The Shore? karangan Haruki Murakami diharapkan dapat memberi manfaat yakni:
1. Memberi wawasan bagi penulis dan pembaca tentang pesan moral yang

terjadi dalam novel Kafka On The Shore.
2. Menambah wawasan tentang kebudayaan masyarakat Jepang.

1.6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yaitu metode
deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau
objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya. Menurut Koentjaraningrat (1976: 30) penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran yang secermat mungkin mengenai
suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Penelitian ini juga
mencakup penelitian secara kualitatif. Yaitu, datanya dinyatakan secara verbal dan
kualifikasinya bersifat teoritis. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan psikologis, sosiologis.
Salah satu teknik pengerjaan penelitian yang juga merupakan teknik yang
harus dilakukan dalam menganalisis suatu novel adalah dengan membaca novel
Kafka On The Shore. novel tersebut juga merupakan salah satu sumber data yang
juga penting disamping data-data dokumentasi yang diperoleh dari toko buku
maupun perpustakaan, ditambah lagi dengan data yang diperleh secara on line(
dari internet).
Selain itu, dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode
pendukung, yakni studi kepustakaan atau library research. Studi kepustakaan
merupakan suatu aktifitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang
bertujuan untuk menunjukkan jalan memecahkan masalah penelitian. Beberapa
aspek yang penting yang perlu dicari dalam studi kepustakaan antara lain masalah
yang ada, teori-teori, konsep-konsep, dan penarikan kesimpulan serta saran
(Nasution 2001: 14). Dengan kata lain, studi kepustakaan adalah pengumpulan
data dengan membaca buku-buku atau refrensi yasng berkaitan dengan thema

penulisan ini. Data yang diperoleh dari refrensi tersebut kemudian dianalisis untuk
mendapatkan kesimpulan dan saran.

Universitas Sumatera Utar