Karya Sastra sebagai media pertarunga antar budaya: analisis narasi Tzvetan Todorov dalam novel Edensor karya Andrea Hirata

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sa{anaKomunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun Oleh:

MIFTAKHUL AIDA NIM: 1110051000M5

JURUSAN KOMT]NIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAI(WAH I}AN ILMU KOMUNIKASI UNTVERSMAS ISLAM NEGERI SYARIF' EIDAYATT]LLAH

JAI(ARTA r43s Hll014

M

I IIN,


(2)

Karya

Andrea

Hirata)

SKRIPSI

Diajukan untuk Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S. Kom.I)

Oleh:

MIFTAKHUL AIDA NIM: 1110051000045

Pembimbing

A.*:r1

Siti Nurbava. M. Si

NIP: 19790823 200912 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PEIIYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLATI

JAKARTA t43sHt20t4N.{


(3)

PENGESAHAN

PANITIA UJIAN

Skripsi

berjudul

KARYA

SASTRA SEBAGAI

MEDIA

PERTARUNGAN

ANTAR

BUDAYA (Analisis Narasi Tnretan Todorov dalam Novel Edensor karya Andrea

Hirata)

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN

Syarif Hidayatullah takarta pada 17 Oktober 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom' I).

Jakarta, l7 Oktober 2014

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota

Dr. SihabuddinNoor. MA NIP: 19690221 199703 1 001

Anggota, Penguji I

A

Dr. SihabudinNoor. MA NIP: 19690221 1997031

Pembimbing

Arrt-.Tlt

Siti Nurbaya" M. Si

NIP: 19790823 2009122 002 001


(4)

1. Skripsi

ini merupakan hasil karyaasli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata

I

di

UIN

Syarif Hidayatullah Jakar,ta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan

ini telah

saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa kwya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(5)

i

Karya Sastra sebagai Media Pertarunga Antar Budaya (Analisis Narasi Tzvetan Todorov dalam Novel Edensor karya Andrea Hirata)

Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan. Novel pada prinsipnya berbentuk tulis, tidak seperti puisi yang sudah ada berabad-abad sebelum bahasa tulis berkembang, dan masih hidup dalam bentuk lisan sampai sekarang. Novel ini mampu menarik para pembacanya untuk tetap berusaha menggapai mimpi-mimpinya menjelajah kebudayaan Eropa dan mengajak para pembaca masuk lebih dalam ke cerita yang ada pada novel. Terbukti dari novel ini yang mendapat berbagai penghargaan dan terjual hingga 500 eksemplar.

Novel Edensor merupakan tetralogi dari novel Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang sangat terkenal di tanah air bahkan internasional. Novel ini masuk ke dalam deretan novel best seller dan banyak mendapatkan penghargaan. Novel Edensor menceritakan tentang kehidupan tokoh Ikal dan Arai di negara Eropa dalam menghadapi kehidupan dengan kebudayaan yang berbeda, menghadapi kesulitan bahasa dan gaya hidup harus dihadapi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik ingin mengetahui lebih lanjut, bagaimana penggambaran budaya Eropa dan apa yang terjadi ketika seseorang dihadapkan oleh lingkungan dan kebudayaan baru. Untuk itu, pertanyaan penelitiannya adalah: Bagaimana penggambaran cerita dalam novel Edensor serta bagaimana pertarungan antar budaya itu dinarasikan dalam cerita.

Untuk mendapatkan data dan hasil yang maksimal, dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan model analisis narasi Tzvetan Todorov. Narasi menurut Tzvetan Todorov adalah apa yang dikatakan, suatu narasi mempunyai struktur dari awal hingga akhir. Narasi dimulai dari adanya keseimbangan yang kemudian terganggu oleh adanya kejahatan. Narasi diakhiri oleh upaya untuk menghentikan gangguan sehingga keseimbangan (ekuilibrium) tercipta kembali.

Setelah penulis menganalisis komunikasi antar agama dan budaya yang terdapat dalam novel Edensor karya Andrea Hirata, terdiri dari 44 mozaik. Dari 44 mozaik tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam novel Edensor menggambarkan lintas budaya yang ada di Eropa dan bagaimana tokoh Ikal mengalami gegar budaya (culture shock) ketika harus berhadapan dengan kesulitan-kesulitan yang ada di Eropa. Sikap individualitas, budaya, bahasa, dan suhu yang berbeda mampu dihadapi oleh tokoh Ikal dan Arai.


(6)

ii

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya kepada setiap makhluk-Nya sehingga berkat izin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Kesejahteraan serta kedamaian semoga selalu dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang paling mulia yakni Nabi besar Muhammad SAW, para sahabat beliau dan orang-orang yang mengikuti beliau.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Ibunda Zaenah dan Ayahanda Sulami yang dengan penuh kesabaran membesarkan dan merawat penulis dengan cinta kasihnya, yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan studi di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

1. Ibu Siti Nurbaya, M. Si selaku pembimbing yang telah banyak menyediakan waktunya, memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis.

2. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. Arief Subhan, M. A dan para Wakil Dekan, Suparto, M. Ed, MA selaku Wakil Dekan bidang akademik, Drs. Jumroni. M.Si selaku wakil dekan bidang administrasi umum dan , Drs. Sunandar, MA selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan dan kerja sama.


(7)

iii

Ilmu Komunikasi, dan juga seluruh staff pengurus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Kakak-kakakku tercinta Ahmad Yuslam, Musyarofah, S.Pd, Bahaudin, Siti Nangimah dan laki-laki yang baik hati Ahmad Mujazim, yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan kepada penulis.

6. Sahabat-sahabatku tersayang, Safitri, Alfia Nurlaila, Ais Muflihah, Diana Nopiana, Andari Novanti, dan Ishmatun Nisa, yang selalu memberikan keceriaan dan motivasi.

7. Kawan-kawan seperjuangan KPI B 2010, yang saling memotivasi dan berjuang bersama-sama dalam menempuh skripsi ini.

Penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga semua pengorbanan mereka untuk penulis menjadikan amal kebaikan serta pahala yang berlipat ganda. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi teman-teman mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Amin.

Jakarta, 16 September 2014


(8)

iv

KATA PENGANTAR ………. ii

DAFTAR ISI ……….…….……..….. iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Pembatasan Masalah ……….……… 5

C. Perumusan Masalah ……….……….. 5

D. Tujuan Penelitian ……….………….. 6

E. Manfaat Penelitian ………. 6

F. Metodologi Penelitian ………...………. 7

G. Tinjauan Pustaka ……….……… 10

H. Sistematika Penulisan ……….……. 11

BAB II KERANGKA TEORI A. Komunikasi Antar Budaya dalam rangkaian teori ...……….. 13

B. Gegar Budaya dalam komunikasi antar budaya……...…..…. 22


(9)

v

A. Deskripsi Novel Edensor ………. 39

B. Sinopsis Novel Edensor ………... 41

C. Biografi penulis Andrea Hirata……… 43

BAB IV ANALISIS DAN HASIL TEMUAN

A. Analisis Alur cerita dan Plot dalam Novel Edensor ….…….. 46

B. Analisis Komponen Komunikasi Antar Budaya dalam Novel

Edensor ……… 57

C. Analisis Gegar Budaya dan Masalah Penyesuaian Diri dalam

Novel Edensor ……… 65

D. Analisis Hasil pertarungan antar budaya dalam Novel Edensor

……….……… 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……… 84 B. Saran ……….. 85


(10)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman modern ini perkembangan teknologi tidak bisa kita hindari, teknologi yang semakin canggih dan berkembang pesat ikut memberikan andil kepada perkembangan media massa yang memberikan informasi dan terobosan baru. Kini media surat kabar, televisi, majalah, bahkan buku-buku membuat media on line dan aplikasi canggih untuk smartphone sebagai media baru mereka agar perusahaan mereka tetap dapat memberikan informasi kepada masyarakat dengan mudah dan menarik sehingga masyarakat dapat mengakses informasi dimana saja dan dalam waktu yang tak terbatas.

Dengan berkembangnya teknologi modern yang canggih saat ini, informasi dapat diakses dengan media on line. Namun begitu, media cetak masih diminati masyarakat dan berkembangnya teknologi saat ini tidak mengurangi minat baca masyarakat terhadap media cetak seperti surat kabar, majalah, dan berbagai karya sastra khususnya karya sastra novel. Perkembangan media cetak seperti teks dan tulisan saat ini tidak kalah menarik dengan media on line maupun televisi, media cetak seperti novel masih banyak diminati masyarakat. Tata bahasa yang mudah dipahami, alur cerita yang tidak membosankan dan mampu menggugah perasaan pembaca merupakan salah satu alasan kenapa media cetak seperti karya sastra novel tetap diminati banyak kalangan.


(11)

prosa, khususnya novel, yang dianggap paling dominan dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Karena, novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang juga luas dan bahasa novel cenderung bahasa sehari-hari, bahasa yang paling umum digunakan masyarakat. Oleh karena itu, novel dapat mewakili ciri-ciri zamannya.1

Karya sastra membangun dunia melalui kata-kata sebab kata-kata memiliki energi. Melalui energi itulah terbentuk citra tentang dunia baru dalam karya sastra. Kata-kata itu pun memiliki aspek dokumenter yang dapat menembus dunia modern. Pengetahuan mengenai masa lalu dapat diketahui melalui kata-kata. Berbagai informasi dapat disebarluaskan dari individu ke individu yang lain, dari satu masyarakat ke masyarakat yang lain, dan sebagainya.2 Oleh karena itu,

karya sastra tetap dapat menembus pasar modern sampai saat ini.

Andrea Hirata selama ini dikenal dengan novel tetraloginya yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Andrea Hirata melalui karya sastranya mampu menarik banyak pembaca dengan Novel tetraloginya. Sebelumnya, Andrea Hirata tidak pernah menulis cerpen maupun karya sastra lainnya. Namun, meskipun begitu karya Andrea Hirata mampu menjadi novel best seller. Karya Andrea Hirata dapat diterima masyarakat luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Novel tetralogi Laskar Pelangi sudah diterbitkan di lebih

1

Nyoman Kutha Ratna, Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h. 335-336

2

Nyoman Kutha Ratna, Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet.ke-3, h. 15


(12)

Amerika dengan judul The Rainbow Troops dan di Jerman dengan judul Die Regenbogentruppe. Dan film Laskar Pelangi yang diadaptasi dari novel Laskar pelangi pada tahun 2009 mampu menyabet 5 penghargaan Indonesian Movie Award dan beberapa penghargaan dari luar negeri. Film Laskar Pelangi juga berhasil menyedot 4,6 juta penonton. Mampu memecahkan rekor box office nasional dengan jumlah penonton terbanyak. Sedangkan dalam waktu seminggu film sang pemimpi pada penghujung tahun 2009 mampu menarik sampai 1 juta penonton.3

Novel Edensor merupakan novel ketiga dari novel tetralogi Andrea Hirata, novel ini menceritakan tentang komunikasi antar budaya ketika sang tokoh di Eropa. Kisah-kisah tokoh Ikal yang gagah berani menantang kehidupan di Perancis menimbulkan energi positif bagi para pembacanya. Tokoh Ikal dalam novel Edensor ini adalah menggambarkan diri Andrea Hirata sendiri.

Di zaman modern, banyak budaya luar masuk kedalam negara ini. Masyarakat mulai terpengaruh dengan budaya lain yang menurutnya lebih menarik dan tidak terlalu banyak peraturan. Sedangkan budaya Indonesia lebih banyak peraturan yang harus dipenuhi masyarakatnya. Peraturan itu dibuat untuk menjunjung tinggi norma-norma kebudayaan seperti kesopanan dalam berperilaku dan menghargai orang lain. Dalam novel Edensor, Andrea Hirata mampu memberikan perenungan dan pelajaran hidup bagi masyarakat agar tetap menjunjung tinggi dan mempertahankan kebudayaan Indonesia. Karena

3

http://www.21cineplex.com/m/slowmotion/mira-lesmana-dan-riri-rizajaminan-kesuksesan-film,1107.htm, diakses pada tanggal 19 Januari 2014, pukul 14:14


(13)

kebudayaannya agar tetap bertahan sampai generasi-generasi berikutnya. Di Universitas Sorbone Perancis ketika budaya luar bercampur menjadi satu Andrea Hirata tetap mencintai budaya Indonesia khususnya daerah asalnya yaitu Belitong.

Kemiripan budaya dalam persepsi memungkinkan pemberian makna yang mirip pula terhadap suatu objek sosial atau suatu peristiwa. Cara-cara berkomunikasi, bahasa dan gaya bahasa yang digunakan dan perilaku-perilaku non verbal, semua itu terutama merupakan respon terhadap fungsi budaya. Komunikasi terikat oleh budaya. Sebagaimana budaya berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, maka praktik dan perilaku komunikasi individu-individu yang diasuh dalam budaya-budaya tersebut pun akan berbeda pula. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.4

Dalam novel ini, ada salah satu kalimat yang mengandung motivasi sehingga Ikal selalu mengingatnya sampai dia di Sorbone, kalimat tersebut adalah perkataan guru mengajinya semasa kecil dulu yaitu Taikong Hamim "Jika ingin menjadi manusia yang berubah, jalanilah tiga hal ini: sekolah, banyak-banyak membaca Al Qur'an, dan berkelana."

Seperti yang Allah diperintahkan dalam Al Qur‟an surat Al-Mulk ayat 15:

4

Deddy Mulyana dan Jalaludin Rahmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), 2010, cet ke 12, h. 24-25


(14)

Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS 67:15)

Novel Edensor memberikan energi yang positif bagi pembacanya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisis novel ini. Analisis yang dikembangkan adalah narasi pertarungan antar budaya yang terkandung dalam Novel Edensor karya Andrea Hirata. Jadi, judul skripsi ini adalah “KARYA

SASTRA SEBAGAI MEDIA PERTARUNGAN ANTAR BUDAYA (Analisis

Narasi Tzvetan Todorov dalam Novel Edensor karya Andrea Hirata)”.

B. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi masalah agar tidak terlalu luas pembahasan dalam skripsi ini, penulis hanya membatasi permasalahan pada analisis narasi dalam novel Edensor dengan konsep komunikasi antar budaya dengan menggunakan metode penelitian analisis narasi Tzvetan Todorov.

C. Perumusan Masalah

a. Bagaimana deskripsi alur cerita novel Edensor karya Andrea Hirata menurut analisis Tzvetan Todorov?

b. Bagaimana pertarungan antar budaya dinarasikan dalam novel Edensor karya Andrea Hirata?

D. Tujuan Penelitian

a. Untuk menggambarkan alur novel Edensor karya Andrea Hirata dengan konsep komunikasi antar budaya .


(15)

novel Edensor karya Andrea Hirata.

E. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah wawasan bagi mahasiswa Fakultas dakwah dan ilmu komunikasi dalam penggunaan tulisan sebagai salah satu media dakwah khususnya novel. Penelitian ini diharapkan untuk memperkaya hasil penelitian melalui pendekatan analisis narasi dan menambah aspek kajian komunikasi antar budaya.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan kemampuan menulisnya sebagai media dakwah. Peneliti berharap penelitian ini mampu memberikan wawasan kepada generasi muda tentang bagaimana menerapkan dan memegang teguh ajaran agama serta budaya Indonesia dalam segala sendi kehidupan.

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis. Paradigma konstruktivis memahami realitas berdasarkan pemahaman. Paradigma konstruktivis berusaha memahami dan


(16)

diteliti.5

Paradigma menurut Lexy J. Moeleong merupakan kumpulan asumsi dan konsep yang mengarahkan cara berfikir dalam penelitian.6 Paradigma

konstruktivisme adalah pengetahuan dibangun oleh manusia yang bertindak sebagai agen dalam membentuk realitas sosial dengan cara memahami atau member makna perilaku manusia itu sendiri melalui pengalaman yang nyata.7

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.8

3. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam mengumpulkan data. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis narasi. Metode ini dilakukan karena lebih memenuhi kebutuhan analisa struktur pesan dalam komunikasi. Melalui analisis narasi penulis dapat mengetahui bagaimana pesan yang disampaikan dalam novel melalui cerita. Dengan metode ini penulis juga dapat mengetahui komponen pertarungan antar budaya yang seperti apa yang terkandung dalam

5

Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005, cetakan ke 1, h. 7

6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 49

7

http://ericcasavany.blogspot.com/, diakses pada tanggal 24 Juli 2014, pukul 14:53 8


(17)

mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.

Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah Tzvetan Todorov menurutnya dalam mengolah narasi maupun cerita dapat dilakukan dengan cara bagaimana makna dan kegemaran dapat terbina dan tersusun dengan baik dari dalam maupun luar media. Ada dua unsur kajian yang terstruktur dalam narasi pada media modern, yaitu pertama, teori narasi menganjurkan bahwa cerita dalam media apapun dan budaya manapun dapat berbagi keunggulan yang menjadi identitasnya. Kedua, media dapat menceritakan dengan menggunakan caranya sendiri.9

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik catat, karena data yang diteliti berupa teks. Sedangkan langkah-langkah pengumpulan datanya dengan membaca novel Edensor secara berulang-ulang kemudian mencatat kalimat yang mengandung komunikasi antar budaya dari isi cerita novel tersebut.

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data atau teori-teori dari buku, majalah, internet, dan lainnya yang berkaitan dengan masalah

9

Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cetakan ke-1, h. 46


(18)

yang digunakan peneliti.

5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian analisis narasi, data-data akan disesuaikan dengan metode yang digunakan Tzvetan Todorov yaitu meneliti dari alur ceritanya. Data tersebut merupakan data yang terdapat dalam novel Edensor. Narasi adalah suatu bentuk wacana dan teks yang berusaha menggambarkan suatu cerita atau peristiwa yang terjadi secara jelas. Jadi, narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya tingkah laku yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu.


(19)

Subjek dalam penelitian ini adalah novel Edensor karya Andrea Hirata. Sedangkan objek penelitiannya adalah pertarungan antar budaya yang terkandung dalam novel Edensor.

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini merujuk kepada penelitian-penelitian terdahulu, dalam penelitian ini penulis melakukan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian relevan yang penulis temukan antara lain:

1. Nur Afifah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam dengan judul “Narasi Hubungan Ayah dengan Anak dalam

Novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye, 2014.”

2. Dini Indriani, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam dengan judul “Analisis Narasi Pesan Moral dalam Novel Bumi

Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy, 2013.”

3. Farikha Mardhatilah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam dengan Judul “Analisis Narasi Pesan Politik

dalam Novel Negeri di Ujung Tanduk Karya Tere Liye,2014”

Dari beberapa penelitian di atas yang membuat penelitian ini berbeda dan memiliki kelebihan dari skripsi sebelumnya adalah novel Edensor merupakan kisah nyata dari Andrea Hirata dan pada novel Edensor tersebut Andrea Hirata


(20)

sebelumnya.

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pernyataan penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II KERANGKA TEORI

Bab ini membahas mengenai pengertian analisis narasi, pengertian novel, prinsip-prinsip novel, dan sistem kepercayaan, nilai budaya, bahasa, relasi antar agama dan budaya, konflik antar budaya dan agama.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini membahas mengenai gambaran umum novel Edensor karya Andrea Hirata mencakup biografi Andrea Hirata, karya-karya Andrea Hirata, serta sinopsis tentang Novel Edensor.

BAB IV ANALISIS DATA

Hasil penelitian ini membahas mengenai temuan data dan pembahasan yang mencakup karya sastra sebagai media pertarungan antar budaya dan analisis narasi Tzvetan Todorov dalam Novel Edensor karya Andrea Hirata dilihat dari tokoh dan alur ceritanya.


(21)

Kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hal-hal yang telah dibahas penulis dalam skripsi ini.


(22)

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Komunikasi Antar Budaya dalam Rangkaian Teori

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, sehingga untuk bisa terhubung dengan manusia lainnya manusia membutuhkan komunikasi. Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi.1

1. Pengertian Komunikasi Antar Budaya

Budaya menampakkan diri, dalam pola-pola bahasa dan bentuk-bentuk kegiatan dan perilaku, gaya berkomunikasi. Artinya budaya dan komunikasi tidak dapat dipisahkan, oleh karena budaya tidak hanya menentukan siapa bicara siapa, tentang apa, dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan orang menyandi pesan. Budaya merupakan

1 Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, cetakan

ke-1, h. 14-15


(23)

landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beragam pula praktik-praktik komunikasi.2

Komunikasi antar budaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya lain. Dalam keadaan demikian, kita segera dihadapkan kepada masalah-masalah yang ada dalam suatu situasi di mana suatu pesan di sandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain.3 Komunikasi antar budaya,

komunikasi antar orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik maupun perbedaan sosio ekonomi).4

Komunikasi antar budaya adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui saluran tertentu kepada orang lain yang keduanya berasal dari latar belakang budaya yang berbeda dan menghasilkan efek tertentu.

Guo Ming Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa komunikasi antar budaya adalah proses negoisasi atau pertukaran sistem simbolik yang membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai kelompok.5

2 Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, cetakan

ke-1, h. 19-20

3 Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya,2010, cetakan ke-12, h. 20

4 Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi, h. 13

5

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


(24)

Edward B. Tylor berpendapat, bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Parsudi Suparlan secara lebih spesifik menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan cetak biru bagi kehidupan, atau pedoman bagi kehidupan masyarakat, yaitu merupakan perangkat-perangkat acuan yang berlaku umum dan menyeluruh dalam menghadapi lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan para warga masyarakat pendukung kebudayaan tersebut.

Durkheim yang menyatakan bahwa fungsi sosial agama adalah mendukung dan melestarikan masyarakat yang sudah ada. Agama dipandang sebagai sistem yang mengatur makna atau nilai-nilai dalam kehidupan manusia yang digunakan sebagai titik referensi bagi seluruh realitas. Yoachim Wach lebih mempertegas, bahwa pengaruh agama terhadap budaya manusia tergantung pada pemikiran manusia terhadap Tuhan.6

Bahasa cenderung dianggap sebagai sesuatu yang biasa, maka mungkin tidak begitu jelas bagi kita bahwa bahasa juga merupakan suatu sistem yang memungkinkan kita untuk mengutarakan keprihatinan, kepercayaan, dan pengertian dalam bentuk lambang yang dapat dipahami dan ditafsirkan oleh orang lain.

6

Adeng Muchtar Ghazali, Antropologi Agama, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011),


(25)

Jadi dengan perantara bahasa, pengertian yang bersifat abstrak dapat disimpan didalam alam pikiran manusia, yang kemudian dapat diinformasikan kepada manusia lain. Artinya manusia dapat mengembangkan kemampuannya untuk berpikir simbolik, yaitu menggunakan pengertian-pengertian yang abstrak dengan alat bahasa. Manusia dapat berbicara, mengembangkan kapasitasnya untuk inovasi, dan berinteraksi dalam masyarakatnya dengan bahasa.7

2. Unsur-unsur Komunikasi Antar Budaya

Unsur-unsur yang terdapat dalam komunikasi antar agama dan budaya meliputi:

a. Sistem Kepercayaan, Nilai, dan Sikap

Sistem kepercayaan merupakan norma dan prinsip-prinsip yang ada dalam keyakinan, pemahaman, dan rasa masyarakat yang bersangkutan dalam berhubungan dengan yang ghaib.8

Kehidupan beragama merupakan kepercayaan terhadap keyakinan adanya kekuatan gaib yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Kepercayaan itu menimbulkan perilaku tertentu, seperti berdoa, memuja dan lainnya, serta menimbulkan sikap mental tertentu, seperti berdoa, seperti rasa takut, rasa optimis, pasrah, dan lainnya dari

7

Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2011), cetakan ke-1, h. 66-68

8 Bustanudin Agus, Agama dalam Kehidupan Manusia, (Jakarta: PT Raja Grafindo


(26)

individu dan masyarakat yang mempercayainya. Kehidupan beragama adalah kenyataan hidup manusia yang ditemukan sepanjang sejarah masyarakat dan kehidupan pribadinya.9

Agama sangat bervariasi dalam perannya di alam semesta ini dan cara-cara manusia berhubungan dengan agama tersebut. Agama kepercayaan juga dapat mengatur moral manusia melakukan atau melanggar moral. Pada abad ke-19 sistem kepercayaan bentuk agama manusia terdahulu ada kepercayaan animisme yaitu suatu kepercayaan terhadap roh, hantu, dahan pohon raksasa, dan jenis kepercayaan lainnya dan animatisme yaitu suatu kepercayaan terhadap adanya kekuatan lebih roh.10

Menurut Ninian Smart, Tylor tidak segan-segan menyatakan bahwa bentuk kepercayaan asal manusia adalah animisme. Teori ini timbul atas dua hal. Pertama, adanya dua hal yang nampak yakni hidup dan mati, bahwa kehidupan diakibatkan oleh kekuatan yang berada diluar dirinya. Kedua, adanya peristiwa mimpi, sesuatu yang hidup dan berada ditempat lain pada waktu tidur, yakni jiwanya sendiri. Tylor memperkenalkan istilah animisme untuk menyebut semua bentuk kepercayaan dalam makhluk-makhluk berjiwa. Animisme tampaknya bersifat universal, terdapat dalam semua agama, bukan pada orang-orang primitif saja,

9

Yusron Razak dan Ervan Nurtawaban, Antropologi Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2007), h. 15-46

10

Roger M. Keesing, Antropologi Budaya suatu perspektif Kontemporer, (Jakarta:


(27)

meskipun penggunaan populer dari istilah itu sering dikaitkan dengan agama-agama primitif atau masyarakat kesukuan.

Presiden de Brosses, menyatakan bahwa kepercayaan (agama)

berasal dari „fetisisme‟, yakni pemujaan terhadap benda-benda mati dan binatang-binatang oleh orang-orang Negro Pantai Afrika Barat, kemudian berkembang menjadi „politeisme‟ dan akhirnya menjadi monoteisme yang menggambarkan teori ruh dan teori jiwa. Menurut teori tersebut, semua pengetahuan manusia datang melalui indra yakni sentuhan yang memberikan kesan yang paling mendalam tentang kenyataan, dan demikian pula halnya dengan agama „tiada kepercayaan sebelum

pengindraan‟. Sedangkan sesuatu yang tidak dapat diraba seperti matahari

dan langit memberikan ide kepada manusia tentang infinite (tak terbatas) dan juga melengkapi materi ketuhanan. Namun, bagi Max Muller, tidak semestinya agama dimulai dengan mempertuhankan benda-benda alam, tetapi benda-benda itu memberikan perasaan adanya infinite dan bertindak sebagai simbol darinya.11

Bahasa merupakan alat utama yang digunakan budaya untuk menyalurkan kepercayaan, nilai dan norma. Bahasa merupakan alat bagi orang-orang untuk berinteraksi dengan orang-orang lain dan juga sebagai alat untuk berpikir. Maka, bahasa berfungsi sebagai suatu mekanisme

11


(28)

untuk berkomunikasi dan sekaligus sebagai pedoman untuk melihat realitas sosial.12

Kepercayaan dan nilai memberikan kontribusi bagi pengembangan dan isi sikap. Sikap dapat didefinisikan sebagai suatu kecenderungan yang diperoleh dengan cara belajar untuk merespons suatu objek secara konsisten. Sikap dipelajari dalam suatu konteks budaya, lingkungan akan turut membentuk sikap untuk merespon perilaku.13

b. Pandangan hidup

Pandangan dunia berkaitan dengan orientasi suatu budaya terhadap hal-hal seperti Tuhan, kemanusiaan, alam semesta, dan masalah-masalah filosofis lainnya yang berkaitan dengan makhluk hidup. Pandangan dunia mampu membantu seseorang untuk mengetahui posisi dan tingkatannya di alam semesta. Pandangan dunia begitu kompleks, sehingga sulit untuk dilihat dalam suatu interaksi antarbudaya.

Pandangan dunia sangat mempengaruhi budaya, dampaknya tak terlihat dalam hal-hal yang tampak nyata dan remeh seperti pakaian, isyarat, dan perbendaharaan kata. Pandangan dunia memengaruhi kepercayaan, nilai, sikap, penggunaan waktu, dan banyak aspek budaya lainnya.

12

Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2011), cetakan ke-1, h. 28

13

Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: PT


(29)

c. Organisasi Sosial

Cara suatu budaya dalam mengorganisasikan dirinya dan lembaga-lembaganya juga memengaruhi bagaimana anggota-anggota budaya mempersepsi dunia dan bagaimana anggota suatu budaya tersebut berkomunikasi. Keluarga dan sekolah merupakan dua lembaga yang paling penting dalam mengembangkan perilaku dan sikap anak dalam memelihara budaya.

Keluarga meskipun organisasi sosial terkecil dalam suatu budaya, namun mempunyai peranan terpenting dalam mengembangkan kehidupan anak sampai dewasa nantinya. Sekolah juga organisasi sosial yang penting. Sekolah diberi tanggung jawab besar untuk mewariskan dan memelihara suatu budaya. Sekolah merupakan penyambung penting yang menghubungkan masa lalu dan juga masa depan.14

3. Relasi antar Agama dengan Budaya

Agama dalam pengertian “Addien”, sumbernya adalah wahyu dari Tuhan.Sedang kebudayaan sumbernya dari manusia. Tuhan mengutus Rasul untuk menyampaikan agama kepada umat dengan perantara malaikat. Tuhan mewahyukan firman-firman-Nya di dalam kitab suci.

Prof. H. A. Gibb menulis dalam bukunya: “Wither Islam”, Islam

adalah lebih daripada suatu cara-cara peribadatan saja, tetapi merupakan suatu kebudayaan dan peradaban yang lengkap. Untuk memberikan

14


(30)

gambaran bahwa Islam itu agama yang lengkap sebagai dasar sumber kebudayaan. Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur‟an:

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu laki-laki dan perempuan. Dan Kami menjadikan kamu bergolong-golong (bersuku-suku) supaya kamu saling kenal. Sesungguhnya yang paling mulia di

antara kamu ialah yang paling bertaqwa”. (QS. Al Hujurat: 13)15

Menurut Liliweri hubungan dan komunikasi antar agama dapat ditinjau dari dua dimensi, yakni:

1) Pemahaman bersama antara semua pihak yang berhubungan dan berkomunikasi tentang tema tugas dan fungsi universal dan internal agama.

2) Penampilan atau atraksi nilai dan norma serta ajaran agama-agama yang dapat dinilai melalui perilaku para pemeluknya.16

Pendekatan komunikasi antarbudaya terhadap realitas hubungan antar agama. Pertama, komunikasi antarbudaya dari pandangan sosiologi komunikasi membahas peranan agama dan kelompok keagamaan dalam proses pembudayaan dan pembudidayaan transformasi nilai dan norma agama dari suatu kelompok dalam suatu masyarakat. Kedua, kelompok keagamaan dan bahkan agama sekalipun dapat dipandang sebagai satu etnik yang tetap mempertahankan sistem norma dan nilai sehingga

15

Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), cetakan ke 3,

h. 47-49

16


(31)

menimbulkan kesan agama bersifat „eksklusif‟, „tertutup‟, sehingga tentu

ada tatanan yang mengatur cara seseorang menjadi anggota suatu agama.17

Hubungan kebudayaan dan agama, dalam konteks ini agama dipandang sebagai realitas dan fakta sosial sekaligus juga sebagai sumber nilai dalam tindakan-tindakan sosial maupun budaya. Agama, dan juga sistem kepercayaan lainnya, seringkali terintegrasi dengan kebudayaan.

Hubungan antar dua budaya dijembatani oleh perilaku-perilaku komunikasi antar administrator yang mewakili suatu budaya dan orang-orang yang mewakili budaya lain. Bila komunikasi mereka efektif, maka saling pengertian tumbuh yang diikuti dengan kerja sama.18

B. Gegar Budaya dalam Komunikasi antar Budaya

Gegar budaya sering dialami banyak orang yang berpindah dari satu budaya ke budaya lain, atau bisa berpindah secara geografis yang didalamnya terdapat perbedaan budaya. Gegar budaya merupakan fenomena umum bagi kalangan urban yang menuntut kesanggupan beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Gegar budaya merupakan akibat tak terhindarkan dari kontak antar budaya kaum migrant dengan masyarakat pribumi.

17

Ibid, h. 152-153

18 Ahmad Sihabudin, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi, (Jakarta:


(32)

1. Pengertian Gegar Budaya

Gegar budaya (culture shock) adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan atau lingkungan baru yang diderita orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke luar negeri. Gegar budaya ditimbulkan oleh kecemasan yang disebabkan oleh kehilangan tanda-tanda dan lambang-lambang dalam pergaulan sosial. Tanda-tanda tersebut meliputi cara yang dilakukan dalam mengendalikan diri sendiri dalam menghadapi situasi sehari-hari, seperti kapan berjabat tangan, dan apa yang harus dilakukan ketika bertemu orang. Petunjuk ini yang mungkin dalam bentuk isyarat-isyarat, kebiasaan atau norma yang diperoleh sejak kecil. Begitu pula aspek budaya lainnya seperti bahasa dan kepercayaan yang dianut. Semua manusia bergantung pada petunjuk kepercayaannya.19

Furnham dan Bochner mengatakan bahwa gegar budaya adalah ketika seseorang tidak mengenal kebiasaan-kebiasaan sosial dari kultur baru atau jika ia mengenalnya maka ia tak dapat atau tidak bersedia menampilkan perilaku yang sesuai dengan aturan tersebut.

Definisi gegar budaya pada mulanya cenderung pada kondisi gangguan mental. Bowlby menggambarkan kondisi ini sama dengan kesedihan, berduka cita dan kehilangan. Bedanya dalam lingkup gegar budaya individu merasa kehilangan relasi, objek atau pendeknya kehilangan kulturnya.

19

Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: PT


(33)

Gegar budaya atau dalam istilah lain disebut kejutan budaya, mengacu pada reaksi psikologis yang dialami seseorang karena berada di tengah suatu kultur yang sangat berbeda dengan kulturnya sendiri.

Dengan demikian, esensi gegar budaya adalah perbedaan budaya seseorang (individu) dengan budaya baru di mana ia berinteraksi. Untuk mengatasi gegar budaya memerlukan adaptasi yang cukup mendalam sehingga keterasingan yang dialami tidak akan berlangsung lama.20

Bila seseorang memasuki lingkungan baru atau budaya asing, hampir semua petunjuk hilang. Seseorang akan kehilangan pegangan sehingga mengalami frustasi dan kecemasan. Biasanya orang yang mengalami frustasi dan kecemasan akan menolak lingkungan yang membuat dirinya tidak nyaman dan menganggap adat kebiasaan pribumi itu buruk karena adat kebiasaan pribumi menyebabkan merasa tidak nyaman. Hal ini merupakan tanda bahwa orang tersebut sedang menderita gegar budaya. Fase lain dari gegar budaya adalah penyesalan meninggalkan kampung halaman. Lingkungan kampung halaman terasa demikian penting. Semua masalah dan kesulitan yang dihadapi menjadi terlupakan dan hanya hal-hal menyenangkan di kampung halamanlah yang diingat.

Seseorang mengalami gegar budaya dengan pengaruh yang berbeda-beda. Meskipun terdapat juga orang yang tidak dapat tinggal di negeri asing. Namun mereka yang telah melihat orang-orang yang mengalami gegar budaya

20

Dadan Anugrah dan Winny Kresnowiati, Komunikasi Antar Budaya Konsep dan


(34)

dan berhasil menyesuaikan diri dapat mengetahui langkah-langkah dalam melewati proses tersebut.21

2. Faktor Pemicu Perilaku Gegar Budaya

Menurut para antropolog, gegar budaya diawali oleh krisis identitas, dimana krisis identitas ini dapat menimpa siapapun ketika ia melakukan migrasi. Migrasi di sisni tidak saja dilihat secara geografis, tetapi lebih ditekankan kepada migrasi budaya ke budaya asing yang seringkali melumpuhkan peran, identitas, bahkan harga diri seseorang. Bahasa, kebiasaan dan polah tingkah laku yang berfungsi dalam budaya asal, tiba-tiba menjadi tidak berguna. Secara psikologis, kejutan budaya adalah gejala gangguan jiwa yang dihubungkan dengan konflik-konflik budaya.

Menurut Dayakisni, beberapa faktor yang menjadi pemicu gegar budaya adalah:

a. Kehilangan cues atau tanda-tanda yang dikenalnya. Padahal cues adalah bagian dari kehidupan sehari-hari seperti tanda-tanda, gerakan bagian-bagian tubuh, ekspresi wajah ataupun kebiasaan-kebiasaan yang dapat menceritakan kepada seseorang bagaimana sebaiknya bertindak dalam situasi-situasi tertentu.

b. Putusnya komunikasi antar pribadi baik pada tingkat yang disadari maupun tak disadari yang mengarahkan pada frustasi dan kecemasan. Halangan bahasa adalah penyebab jelas dari gangguan-gangguan ini.

21


(35)

c. Krisis identitas, dengan pergi ke luar negeri seseorang akan kembali mengevaluasi gambaran tentang dirinya. 22

3. Tingkat-tingkat Culture Shock (u-curve)

a. Fase Optimistic

Fase ini berlangsung dari beberapa hari atau beberapa minggu hingga enam bulan. Fase ini berisi kegembiraan, rasa penuh harapan, dan euphoria sebagai antisipasi individu sebelum memasuki budaya baru.

b. Masalah Cultural

Dalam fase ini masalah dalam lingkungan baru mulai berkembang. Masalah ini muncul karena adanya berbagai kesulitan seperti, kesulitan bahasa, kesulitan transportasi, kesulitan berbelanja dan fakta bahwa orang pribumi tidak menghiraukan kesulitan tersebut. Oleh karenanya, akan timbul sifat agresif, permusuhan, mudah marah, frustasi, dan mencari perlindungan dengan berkumpul bersama teman-teman setanah air.

c. Fase Recovery

Bila sudah berhasil memperoleh pengetahuan bahasa dan mengenal budaya barunya, maka ia secara bertahap membuka jalan kedalam lingkungan yang baru. Biasanya pada tahap ini pendatang bersikap positif terhadap lingkungan barunya.

d. Fase Penyesuaian

Pendatang mulai dapat menyesuaikan diri dengan budaya barunya (nilai-nilai, adat khusus, pola komunikasi, keyakinan, dan lain-lain).

22

Dadan Anugrah dan Winny Kresnowiati, Komunikasi Antar Budaya Konsep dan


(36)

Kemampuan untuk hidup dalam dua budaya yang berbeda, biasanya juga disertai dengan rasa puas dan menikmati tanpa merasa cemas, meskipun kadang-kadang akan mengalami ketegangan sosial.23

4. Mengatasi Gegar Budaya

Gegar budaya perlu diwaspadai agar seseorang mampu dengan cepat mengatasinya. Karena jika seseorang mengalami gegar budaya, maka aktivitasnya akan terganggu dan mengalami depresi yang meningkat.

Ada dua cara untuk mengatasi atau mengurangi gegar budaya:

Pertama, membantunya beradaptasi dengan kultur baru. Proses adaptasi ini bisa mengikuti teori U. Teori ini berpendapat bahwa orang-orang yang menyeberang kekultur lain akan mengalami tiga fase penyesuaian, yakni pada awalnya timbul kegembiraan dan optimisme, kemudian diikuti oleh frustasi, depresi dan kebingungan, dan pada akhirnya muncul adaptasi atau penyesuaian. Model ini dinamakan pseudo medical.

Kedua, cara menghadapi gegar budaya dapat mengikuti model culture learning sebagaimana yang digagas oleh Furnham dan Bochner. Inti model ini adalah individu hanya memerlukan untuk belajar dan beradaptasi terhadap sifat-sifat pokok dari masyarakat baru sehingga adanya perubahan. Namun demikian, menurut Furnham dan Bochner, bahwa untuk menyesuaikan terhadap kultur baru, individu tidak perlu menjadikan kultur baru itu sebagai bagian dari dirinya sehingga seolah-olah mengembangkan dua kultur. Tetapi

23

Dedy Mulyana dan Jalaludin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, Bandung: PT


(37)

ketika telah kembali ketempat asal, dapat membuang hal-hal yang telah dipelajarinya.24

C. Konsep Analisis Narasi Tzvetan Todorov

Narasi merupakan suatu bentuk wacana atau teks yang menceritakan kembali suatu peristiwa sehingga seolah-olah pembaca melihat atau mengalami peristiwa itu sendiri. Jadi narasi adalah wacana yang menggambarkan dengan sejelas-jelasnya peristiwa yang terjadi. Dalam narasi ada bagian yang mengawali narasi, ada bagian perkembangan dan ada bagian yang mengakhiri cerita tersebut. Sehingga ada keseimbangan yang menandai kapan narasi dimulai dan kapan berakhir.25

Menurut Gerald Prince narasi merupakan representasi dari satu atau lebih peristiwa nyata atau fiktif yang dikomunikasikan oleh satu, dua, atau beberapa narrator untuk satu, dua, atau beberapa naratee. Sedangkan menurut Porter Abbot narasi merupakan representasi dari peristiwa-peristiwa, memasukkan cerita dan wacana naratif, di mana cerita adalah peristiwa-peristiwa atau rangkaian peristiwa (tindakan) dan wacana naratif adalah peristiwa sebagaimana ditampilkan.

Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan, narasi adalah representasi atau rangkaian dari peristiwa-peristiwa. Oleh karena itu, sebuah teks baru bisa

24

Ibid, h. 168-169

25

Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita


(38)

disebut sebagai narasi apabila terdapat beberapa peristiwa rangkaian dari peristiwa.26

Narasi muncul pertama sebagai hakikat, karena peristwa dan tindakan adalah hakikat isi cerita yang temporal dan dramatik, sedangkan deskripsi tampil sebagai tambahan dan bersifat hiasan. Oposisi narasi dengan wacana membedakan antara penceritaan yang murni yang didalamnya tak seorangpun berbicara dan penceritaan yang didalamnya kita sadar atas orang yang sedang berbicara. Meskipun transparan dan tidak bermedianya sebuah naratif mungkin saja muncul, namun tanda-tanda sebuah pikiran yang menimbang jarang tidak hadir.

Menurut Todorov, narasi adalah apa yang dikatakan, karenanya mempunyai urutan kronologis, motif, plot, dan hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa. Menurut Todorov suatu narasi mempunyai struktur dari awal hingga akhir. Narasi dimulai dari adanya keseimbangan yang kemudian terganggu oleh adanya kejahatan. Narasi diakhiri oleh upaya untuk menghentikan gangguan sehingga keseimbangan (ekuilibrium) tercipta kembali. Narasi ada tiga fase, yaitu awal, pertengahan, dan akhir.

Ekuilibrium (keseimbangan) Gangguan (kekacauan) Ekuilibrium (keseimbangan)

Narasi diawali dari sebuah keteraturan, kondisi masyarakat yang tertib. Keteraturan tersebut kemudian berubah menjadi kekacauan akibat tindakan dari seeseorang tokoh. Narasi diakhiri dengan kembalinya keteraturan.27


(39)

Teori naratif strukturalis berkembang dari analogi-analogi linguistik dasar tertentu. Sintaksis (aturan konstruksi kalimat) adalah model dasar aturan naratif.

Satuan minimal naratif adalah “proposisi”, yang dapat juga berupa “pelaku” (misalnya seseorang) atau “predikat” (misalnya suatu aksi). Struktur proposisi

sebuah naratif dapat diterangkan dengan cara yang lebih abstrak dan universal. Todorov menguraikan dua tingkat yang lebih tinggi: urutan dan teks. Sekelompok proposisi membentuk urutan. Urutan dasar dibuat dari lima proposisi yang menerangkan sebuah keadaan tertentu yang diganggu dan kemudian ditetapkan kembali meskipun dalam bentuk yang diubah. Kelima proposisi dapat digambarkan:

Keseimbangan (missal damai)

Kekuatan (serangan musuh)

Ketidakseimbangan (perang)

Kekuatan (musuh dikalahkan)

Keseimbangan (damai dalam term baru)

Urutan rangkaian peristiwa membentuk sebuah teks, urutan peristiwa dapat disusun dalam berbagai cara, dengan penggabungan (cerita dalam sebuah cerita, digresi, dan sebagainya) dengan mempertalikan (sebuah rangkaian urutan),

27

Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita


(40)

atau dengan penggantian (penjalinan urutan), atau dengan pencampuran semuanya itu.28

D. Novel sebagai Karya Sastra

1. Pengertian Novel

Novel adalah cerita fiksi dalam bentuk prosa dengan panjang kurang lebih satu volume yang menggambarkan tokoh-tokoh dan perilaku yang merupakan cerminan kehidupan nyata dalam plot yang berkesinambungan. Novel merupakan suatu karya fiksi, yaitu karya dalam bentuk kisah atau cerita yang melukiskan tokoh-tokoh dan peristiwa-peristiwa rekaan.

Pada hakikatnya novel merupakan sebuah cerita (sebuah narasi) novel lebih bersifat bercerita daripada memperagakan. Novel adalah cerita, dan digemari banyak manusia sejak kecil. Dan setiap hari manusia senang pada cerita, entah faktual, untuk gurauan, atau sekadar ilustrasi dalam percakapan. Bahasa novel juga bahasa denotatif, tingkat kepadatan dan makna gandanya sedikit. Jadi novel mudah dicerna dan dibaca. Novel juga mengandung suspense dalam alur ceritanya, Yang gampang menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. 29

Novel pada prinsipnya berbentuk tulis, tidak seperti puisi yang sudah ada beabad-abad sebelum bahasa tulis berkembang, dan masih hidup dalam bentuk lisan sampai sekarang. Sekalipun novel ditulis dan dibaca secara pribadi, untuk

28

Raman Selden, Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini, (Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, 1991), h. 62-64

29 Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, (Bandung: Penerbit


(41)

memproduksi dan mengedarkannya diperlukan bentuk masyarakat dan industri yang terorganisasi secara baik. Jadi, secara sosiologis novel menggabungkan apa yang pribadi dan apa yang sosial. Di sinilah letak keindahan novel.

2. Unsur-Unsur Novel

Bentuk novel dalam kesusastraan merupakan sebuah sistem bentuk. Dalam sistem ini terdapat unsur-unsur pembentuknya dan fungsi dari masing-masing unsur. Dalam sistem bentuk novel yang berupa cerita, terdapat unsur- unsur intrinsik yaitu alur cerita (plot), penokohan, latar cerita (setting), permasalahan, suasana cerita dan sebagainya, unsur-unsur ini membentuk sebuah struktur cerita yang diungkapkan lewat materi bahasa. Adapun aspek ekstrinsiknya berupa gagasan sastrawan akibat reaksi dan tanggapan terhadap hidup lingkungan sosial dan budaya. Dalam aspek ini mengandung nilai-nilai kognitif konteks budayanya, dan nilai-nilai ideal kehidupan pribadinya.30

Unsur-unsur pembangun sebuah novel secara garis besar dikelompokkan menjadi dua bagian:

a. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara factual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur intrinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang (secara langsung) turut serta membangun cerita. Kepaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah

30

Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, (Bandung: Penerbit


(42)

yang membuat sebuah novel berwujud. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.

1) Tema

Salah satu unsur penting karya novel adalah tema, yakni gagasan pokok yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita novel.Tema inilah menentukan besar tidaknya sebuah karya novel sebagai salah satu bentuk ekspresi budaya pengarangnya.Tema atau gagasan pokok pengarang tidak selamanya mudah ditangkap pembaca.Sangat besar kemungkinan isi gagasan sebuah novel ditangkap oleh para pembaca dengan arti yang berbeda-beda. Hal ini karena penerimaan pembaca terhadap novel bersifat terbuka.Pengarang mewujudkan gagasannya melalui plot, yakni sebuah penuturan naratif yang mengandung perkembangan atau dinamika.Justru gagasan dalam bentuk cerita yang mengakibatkan setiap pembaca dapat menyusun sendiri struktur bagian cerita sehingga menghasilkan makna tertentu.31

31

Jakob Sumardjo, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, (Bandung: Penerbit


(43)

2) Alur (Plot)

Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi yang lain. Tinjauan structural terhadap karya fiksi pun sering lebih ditekankan pada pembicaraan plot, walau mungkin mempergunakan istilah lain. Untuk menyebut plot, secara tradisional, orang juga sering mempergunakan istilah alur atau jalan cerita, sedangkan dalam teori-teori yang berkembang lebih kemudian dikenal adanya istilah struktur naratif dan susunan. Tahapan plot dibedakan menjadi lima bagian - Tahap situation (tahap penyituasian), tahap yang

terutama berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan tahap pembukaan cerita dan pemberian informasi awal.

- Tahap generating (tahap pemunculan konflik), masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadidnya konflik mulai dimunculkan. Jadi, tahap ini merupakan tahap awalnya munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan berkembang dan dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap berikutnya.

- Tahap rising action (tahap peningkatan konflik), konflik yang terjadi semakin menegangkangkan.


(44)

- Tahap klimaks, konflik yang dialami pelaku mencapai titik puncak.

- Tahap denoument (tahap penyelesaian), pada tahap ini konflik yang telah mencapai klimaks diberi penyelesaian.32

3) Penokohan

Tokoh cerita (character), menurut Abrams adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh dalam fiksi dapat dibedakan kedalam beberapa jenis:

- Tokoh utama dan tokoh tambahan - Tokoh protagonis dan tokoh antagonis - Tokoh sederhana dan tokoh bulat - Tokoh statis dan tokoh berkembang - Tokoh tipikal dan tokoh netral33

4) Latar

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

32

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1995), cetakan pertama, h. 149-150

33


(45)

yang diiceritakan.Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas.Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi.34

5) Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

b. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung memengaruhi bangunan atau sistem oraganisme karya sastra. Atau secara lebih khusus dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang memengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Meskipun demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting. Unsur ekstrinsik terdiri dari sejumlah unsur antara lain adalah keadaan subjektivitas individu

34


(46)

pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan pandangan hidup yang kesemuanya itu akan memengaruhi karya yang ditulisnya.35

3. Jenis-Jenis Novel

Dari semua genre sastra yang ada, novel paling menyeluruh dalam mengeksplorasi apa yang subjektif dengan apa yang sosial, dan apa yang pribadi dengan apa yang kolektif. Dari awal usianya, novel seakan terpecah-pecah di antara novel-novel yang pengarangnya bertolak dari

“kehidupan” dan novel-novel yang pengarangnya bertolak dari “pola”, dan juga novel-novel yang pengarangnya lebih tertarik kepada dunia publik dengan novel-novel yang pengarangnya lebih tertarik kepada kehidupan pribadi. Sehingga hanya novel besarlah yang mengkombinasikan kedua kutub tersebut agar tidak merasakan adanya satu kutub lebih menonjol dari kutub yang lain.36

Jenis-jenis novel berdasarkan genre :

a. Romantis : Novel yang berkisahkan tentang percintaan dan kasih sayang. Biasanya disertai intrik-intrik yang menimbulkan konflik. b. Horor : Memiliki cerita yang menegangkan, seram, dan membuat

pembacanya berdebar-debar. Berhubungan dengan makhluk-makhluk gaib dan berbau supranatural.

35

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 23-24

36

Furqonul Aziez dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi, (Bogor: Penerbit Ghalia


(47)

c. Misteri : Jenis novel ini lebih rumit dan dipenuhi teka-teki yang harus dipecahkan. Biasanya disukai pembaca karena membuat rasa penasaran dari awal sampai akhir.

d. Komedi : Jenis novel ini memiliki unsur-unsur lucu dan humor. Sehingga bisa membuat pembacanya terhibur dan sampai tertawa terbahak-bahak.

e. Inspiratif : Jenis novel yang dapat menginspirasi banyak orang. Banyak mengandung nilai-nilai moral dan hikmah yang adapat diambil dalam novel ini.37

37

http://allaboutnovel.wordpress.com/jenis-jenis-novel/, diakses pada tanggal 4 Juni 2014, pukul 11:32


(48)

BAB III

GAMBARAN UMUM NOVEL EDENSOR

A. Deskripsi Novel Edensor

Andrea Hirata tidak mempunyai latar belakang sastrawan, namun Andrea Hirata mampu menerbitkan banyak novel dan buku. Novel yang paling booming

adalah novel tetraloginya yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Salah satu novel Andrea Hirata yaitu novel Edensor peneliti ambil sebagai bahan skripsi ini. Novel Edensor merupakan novel ketiga dari tetralogi laskar pelangi karya Andrea Hirata diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Mei tahun 2007. Novel Edensor masuk nominasi penghargaan KLA (Khatulistiwa Literary Award). Pada tanggal 24 Desember 2013 novel ini sudah difilmkan dan tayang pertama kali dibioskop. Novel Edensor ini terdiri dari 44 mozaik atau 44 judul. Disetiap mozaik Andrea Hirata selalu memberikan kisah-kisah yang menarik.

Dalam novel Edensor ini Andrea Hirata menceritakan bagaimana dirinya atau dalam novel ini diberi nama Ikal dan Arai menghadapi budaya baru dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru di Eropa. Novel ini juga menceritakan perjalanan hidup tokoh Ikal dan Arai untuk menggapai mimpi-mimpinya. Mimpi itu berhasil mereka wujudkan, mimpi menjelajah Eropa dan kecintaanya pada A Ling lah yang membuat ia mampu menjelajah Eropa bahkan sampai Afrika.

39 39


(49)

Sedangkan tokoh Arai berhasil mengunjungi pusara Jim Morrison penyanyi kesayangannya. Dan tokoh Ikal meskipun tidak dapat menemukan A Ling, namun tokoh Ikal berhasil menemukan desa Edensor seperti yang terdapat pada novel pemberian A Ling.

Tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupan Ikal adalah Arai. Arai selalu melindungi Ikal. Bila Ikal dalam bahaya, Arai lah yang siap berada didepan untuk melindungi Ikal. Arai bahkan rela berkorban untuk Ikal, saat Ikal hampir mati kedinginan Arai menggendong tubuh Ikal dan meletakkan dibawah pohon rowan dan menimbunnya dengan daun rowan. Saat berkelana di Eropa Ikal dan Arai disambangi perampok, Arai melindungi Ikal dengan gagah berani maju melawan para perampok yang menyerang Ikal dan Arai. Namun puncaknya, Arai terserang penyakit asma ditengah-tengah risetnya. Tubuh Arai tidak mampu menahan musim dingin di Paris. Sehingga Arai terpaksa dipulangkan ke Indonesia.

Novel Edensor terdiri dari 44 mozaik. Dalam setiap mozaik, Andrea Hirata menyampaikan pesan-pesan yang dapat diambil dari setiap kisahnya. Salah satunya yang paling memberi kesan pada pembaca yaitu, pesan Arai ketika Pak Balia menyuruh murid-muridnya untuk berkelana menjelajah Eropa dan Arai

memberi semangat dengan mengatakan “Bermimpilah, karena Tuhan akan


(50)

B. Sinopsis Novel Edensor

Semasa kecil Ikal mengantarkan beras dan knur untuk Weh.Weh adalah sahabat masa kecil ayah dan ibu Ikal. Weh keluar dari Technisce School hidup menyendiri di pangkalan perahu dan meninggalkan tunangannya. Weh terkena penyakit burut yang meniup skrotum dan kelaki-lakiannya, sudah diobati dengan jampi dan ramuan namun tak kunjung sembuh. Weh dan keluarganya pernah

melangkahi Al Qur’an, orang kampung menuduhnya kualat mengapa Weh terkena

penyakit burut. Ikal juga mendapat tugas mengantar tembakau untuk Mak Birah dukun beranak dikampung Ikal. Ikal merupakan anak kelima dari enam bersaudara yang semuanya laki-laki. Nama lengkap Ikal adalah Aqil Barraq Badruddin. Dengan nama yang diberikan itu orang tua Ikal berharap nama tersebut menjadi doa untuk anaknya nanti. Namun apa yang diharapkannya berbalik dari nama yang disandang Ikal. Ikal selalu saja membuat kekacauan dikampungnya. Hingga ayahnya putus asa dan mengganti namanya berulang kali berharap dengan berganti nama, Ikal tidak akan membuat kekacauan lagi. Setelah lulus SMA Ikal dan Arai merantau ke Jawa untuk kuliah dan bekerja disana. Namun semasa Ikal kuliah, Arai pindah untuk merantau di Kalimantan. Setelah lulus kuliah Ikal dan Arai mendaftarkan diri untuk kuliah di Universitas Sorbone Prancis.

Ikal dan Arai akhirnya diterima di Universitas Sorbone. Mendarat di Bandara Schipol, Ikal dan Arai dijemput oleh gadis cantik bernama Famke Somers. Famke adalah orang pertama yang dikenal Ikal dan Arai di Eropa. Dia mengantarkan Ikal dan Arai menuju tempat akomodasinya. Dari central station


(51)

Amsterdam naik kereta menuju Brussel langsung di pinggir Belgia, yaitu Brugge. Brugge merupakan tempat akomodasi Ikal dan Arai. Dari penduduk Belgia yang separuh berbahasa Belanda separuh berbahasa Prancis. Sampai didepan pagar besi sebuah rumah bertingkat berdesain kaku berwarna putih, Famke meninggalkan Ikal dan Arai karena ada keperluan. Ikal dan Arai menemui Simon Van Der Wall, MVgT, Building Manager. Sikapnya dingin dan kaku, Ikal dan Arai tak bisa tinggal di apartemen itu. Simon Van Der Wall mengkonfirmasi kedatangan Ikal dan Arai pada pihak Jakarta namun tak ada jawaban. Ikal dan Arai meninggalkan gedung yang tak bersahabat itu. Ikal dan Arai harus melawan dinginnya suhu yang semakin mengigil karena tak ada tempat untuk tinggal

Di Sorbone mahasiswa-mahasiswa dari berbagai bangsa saling bergaul. Orang-orang Inggris, disinilah Ikal mulai belajar budaya-budaya baru dan memahami gaya hidup mereka. Saling bersaing didalam kelas untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Paris mulai menyambut musim panas. Mimpi-mimpi lama Ikal dan Arai muncul kembali yaitu menjelajah Eropa sampai ke Afrika bangkit kembali. Namun terhambat masalah biaya. Ikal dan Arai banting tulang mengumpulkan uang untuk biaya keliling Eropa. Malangnya setelah uang dikumpulkan angka itu belum mencapai anggaran minimum menjelajah Eropa. Ikal dan Arai berencana menjelajah Eropa dengan backpaking dan mengamen. Rencananya mendapat banyak dukungan dari teman-teman sekelasnya.

Paris musim dingin ketika Ikal dan Arai tiba kembali di Sorbone. Ikal kembali menekuni kewajibannya sebagai mahasiswa, risetnya membuat ia lupa diri. Arai juga sibuk dengan risetnya. Rutinitas itu tiba-tiba terpecah ketika Arai


(52)

masuk ICU. Arai diserang Asthma Bronchiale, penyakit ini akan berakibat fatal jika musim dingin sehingga Arai harus beristirahat ditempat yang hangat. Sehingga Arai terpaksa dipulangkan ke Indonesia. Ikal menyelesaikan risetnya di Shiefield, ketika Ikal menemui Profesor Turnbul untuk menyerahkan hasil risetnya tanpa sengaja Ikal menemukan sebuah desa, desa itu adalah Edensor yang terdapat pada novel yang diberikan A Ling kepadanya.

C. Biografi Andrea Hirata

Mungkin saat ini masyarakat sudah mengetahui nama kecil Andrea Hirata setelah membaca dan menonton film tetralogi Laskar Pelangi. Andrea Hirata terlahir dengan nama Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun yang akrab disapa Ikal. Andrea Hirata lahir di Belitong pada tanggal 24 Oktober 1976. Andrea Hirata adalah lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia dan mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Université de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Andrea mendapat beasiswa program master di Universitas Sheffield Hallam, Britania Raya. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.1Andrea Hirata aktif dalam pendidikan dan pengembangan sastra.

1http://profil.merdeka.com/indonesia/a/andrea-hirata/


(53)

Dia mengajar sebagai relawan. Di Belitong, dia membuka sekolah gratis dan Museum Kata Andrea Hirata sebagai museum sastra pertama di Indonesia.

Nama Andrea Hirata dikenal banyak orang dengan kesuksesan novel tetralogi pertamanya Laskar Pelangi, disusul dengan novel kedua Sang Pemimpi, novel ketiganya Edensor dan novel keempatnya Maryamah Karpov. Novel Laskar Pelangi telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa dan diterbitkan di lebih dari 100 negara oleh penerbit-penerbit seperti Farrar, Straus and Giroux, Random House, Haper Collins, Penguin, Hanser Berlin, Planeta Madrid, Mercure de France, Rizzoli Italia, Sunmark Tokyo, Phoenix China, dan lain-lain. The

Rainbow Troops (Laskar Pelangi edisi Amerika) telah diadaptasi ke dalam bentuk koreografi oleh City Dance Company, Washington, D. C.The Rainbow Troops

juga menjadi pemenang pertama kategori general fiction di New York Book

Festival 2013.Die Regenbogentruppe (Laskar Pelangi edisi Jerman) mendapat penghargaan BuchAwards 2013 di Jerman.

Selain keempat novel tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Andrea Hirata juga menulis novel lain seperti novel dwilogi Padang Bulan dan Cinta dalam Gelas, Sebelas Patriot, dan novel Two Trees (dalam edisi bahasa Indonesia judul tersebut diubah menjadi Ayah). Karya yang telah ditulis Andrea Hirata lainnya adalah Laskar Pelangi Song Book dan


(54)

cerita pendeknya Dry Season, yang telah diterbitkan di majalah sastra terkemuka Washington Square Review oleh New York University pada tahun 2011.2

Sukses dengan novel tetralogi dan hasil tulisannya, Andrea Hirata merambah dunia film. Novel tetralogi pertamanya diangkat kelayar lebar dengan judul yang sama Laskar Pelangi pada tahun 2008 dengan Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmana sebagai produsernya. Film ini menjadi film yang paling terkenal pada tahun 2008. Miles Films dan Mizan Productions kembali merilis film kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yaitu Sang Pemimpi pada penghujung tahun 2009. Ingin mengulang kesuksesan yang sama pada akhir tahun 2013 novel tetralogi ketiga Edensor dirilis Mizan Productions, namun film Edensor ini tidak digarap oleh Miles Films dan Riri Riza. Penggarapan film ini dipercayakan kepada Benny Setiawan.Hasilnya pun tak kalah dengan film pertama dan kedua, film Edensor ini mampu menarik perhatian penonton.3

Andrea Hirata berbeda dengan penulis lainnya yang dengan mudah memberikan informasi tentang kehidupan pribadinya. Andrea Hirata orang yang cukup hati-hati dalam membuka jati dirinya dan kehidupan pribadinya. Jika mencari di internetpun tidak banyak informasi yang didapat mengenai Andrea Hirata.

2

Andrea Hirata, Edensor, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2013), Cetakan pertama edisi

revisi, h. sampul belakang

3


(55)

BAB III

GAMBARAN UMUM NOVEL EDENSOR

A. Deskripsi Novel Edensor

Andrea Hirata tidak mempunyai latar belakang sastrawan, namun Andrea Hirata mampu menerbitkan banyak novel dan buku. Novel yang paling booming

adalah novel tetraloginya yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Salah satu novel Andrea Hirata yaitu novel Edensor peneliti ambil sebagai bahan skripsi ini. Novel Edensor merupakan novel ketiga dari tetralogi laskar pelangi karya Andrea Hirata diterbitkan oleh Bentang Pustaka pada bulan Mei tahun 2007. Novel Edensor masuk nominasi penghargaan KLA (Khatulistiwa Literary Award). Pada tanggal 24 Desember 2013 novel ini sudah difilmkan dan tayang pertama kali dibioskop. Novel Edensor ini terdiri dari 44 mozaik atau 44 judul. Disetiap mozaik Andrea Hirata selalu memberikan kisah-kisah yang menarik.

Dalam novel Edensor ini Andrea Hirata menceritakan bagaimana dirinya atau dalam novel ini diberi nama Ikal dan Arai menghadapi budaya baru dan kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru di Eropa. Novel ini juga menceritakan perjalanan hidup tokoh Ikal dan Arai untuk menggapai mimpi-mimpinya. Mimpi itu berhasil mereka wujudkan, mimpi menjelajah Eropa dan kecintaanya pada A Ling lah yang membuat ia mampu menjelajah Eropa bahkan sampai Afrika.

39 39


(56)

Sedangkan tokoh Arai berhasil mengunjungi pusara Jim Morrison penyanyi kesayangannya. Dan tokoh Ikal meskipun tidak dapat menemukan A Ling, namun tokoh Ikal berhasil menemukan desa Edensor seperti yang terdapat pada novel pemberian A Ling.

Tokoh yang sangat berpengaruh dalam kehidupan Ikal adalah Arai. Arai selalu melindungi Ikal. Bila Ikal dalam bahaya, Arai lah yang siap berada didepan untuk melindungi Ikal. Arai bahkan rela berkorban untuk Ikal, saat Ikal hampir mati kedinginan Arai menggendong tubuh Ikal dan meletakkan dibawah pohon rowan dan menimbunnya dengan daun rowan. Saat berkelana di Eropa Ikal dan Arai disambangi perampok, Arai melindungi Ikal dengan gagah berani maju melawan para perampok yang menyerang Ikal dan Arai. Namun puncaknya, Arai terserang penyakit asma ditengah-tengah risetnya. Tubuh Arai tidak mampu menahan musim dingin di Paris. Sehingga Arai terpaksa dipulangkan ke Indonesia.

Novel Edensor terdiri dari 44 mozaik. Dalam setiap mozaik, Andrea Hirata menyampaikan pesan-pesan yang dapat diambil dari setiap kisahnya. Salah satunya yang paling memberi kesan pada pembaca yaitu, pesan Arai ketika Pak Balia menyuruh murid-muridnya untuk berkelana menjelajah Eropa dan Arai

memberi semangat dengan mengatakan “Bermimpilah, karena Tuhan akan


(57)

B. Sinopsis Novel Edensor

Semasa kecil Ikal mengantarkan beras dan knur untuk Weh.Weh adalah sahabat masa kecil ayah dan ibu Ikal. Weh keluar dari Technisce School hidup menyendiri di pangkalan perahu dan meninggalkan tunangannya. Weh terkena penyakit burut yang meniup skrotum dan kelaki-lakiannya, sudah diobati dengan jampi dan ramuan namun tak kunjung sembuh. Weh dan keluarganya pernah

melangkahi Al Qur’an, orang kampung menuduhnya kualat mengapa Weh terkena

penyakit burut. Ikal juga mendapat tugas mengantar tembakau untuk Mak Birah dukun beranak dikampung Ikal. Ikal merupakan anak kelima dari enam bersaudara yang semuanya laki-laki. Nama lengkap Ikal adalah Aqil Barraq Badruddin. Dengan nama yang diberikan itu orang tua Ikal berharap nama tersebut menjadi doa untuk anaknya nanti. Namun apa yang diharapkannya berbalik dari nama yang disandang Ikal. Ikal selalu saja membuat kekacauan dikampungnya. Hingga ayahnya putus asa dan mengganti namanya berulang kali berharap dengan berganti nama, Ikal tidak akan membuat kekacauan lagi. Setelah lulus SMA Ikal dan Arai merantau ke Jawa untuk kuliah dan bekerja disana. Namun semasa Ikal kuliah, Arai pindah untuk merantau di Kalimantan. Setelah lulus kuliah Ikal dan Arai mendaftarkan diri untuk kuliah di Universitas Sorbone Prancis.

Ikal dan Arai akhirnya diterima di Universitas Sorbone. Mendarat di Bandara Schipol, Ikal dan Arai dijemput oleh gadis cantik bernama Famke Somers. Famke adalah orang pertama yang dikenal Ikal dan Arai di Eropa. Dia mengantarkan Ikal dan Arai menuju tempat akomodasinya. Dari central station


(58)

Amsterdam naik kereta menuju Brussel langsung di pinggir Belgia, yaitu Brugge. Brugge merupakan tempat akomodasi Ikal dan Arai. Dari penduduk Belgia yang separuh berbahasa Belanda separuh berbahasa Prancis. Sampai didepan pagar besi sebuah rumah bertingkat berdesain kaku berwarna putih, Famke meninggalkan Ikal dan Arai karena ada keperluan. Ikal dan Arai menemui Simon Van Der Wall, MVgT, Building Manager. Sikapnya dingin dan kaku, Ikal dan Arai tak bisa tinggal di apartemen itu. Simon Van Der Wall mengkonfirmasi kedatangan Ikal dan Arai pada pihak Jakarta namun tak ada jawaban. Ikal dan Arai meninggalkan gedung yang tak bersahabat itu. Ikal dan Arai harus melawan dinginnya suhu yang semakin mengigil karena tak ada tempat untuk tinggal

Di Sorbone mahasiswa-mahasiswa dari berbagai bangsa saling bergaul. Orang-orang Inggris, disinilah Ikal mulai belajar budaya-budaya baru dan memahami gaya hidup mereka. Saling bersaing didalam kelas untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Paris mulai menyambut musim panas. Mimpi-mimpi lama Ikal dan Arai muncul kembali yaitu menjelajah Eropa sampai ke Afrika bangkit kembali. Namun terhambat masalah biaya. Ikal dan Arai banting tulang mengumpulkan uang untuk biaya keliling Eropa. Malangnya setelah uang dikumpulkan angka itu belum mencapai anggaran minimum menjelajah Eropa. Ikal dan Arai berencana menjelajah Eropa dengan backpaking dan mengamen. Rencananya mendapat banyak dukungan dari teman-teman sekelasnya.

Paris musim dingin ketika Ikal dan Arai tiba kembali di Sorbone. Ikal kembali menekuni kewajibannya sebagai mahasiswa, risetnya membuat ia lupa diri. Arai juga sibuk dengan risetnya. Rutinitas itu tiba-tiba terpecah ketika Arai


(59)

masuk ICU. Arai diserang Asthma Bronchiale, penyakit ini akan berakibat fatal jika musim dingin sehingga Arai harus beristirahat ditempat yang hangat. Sehingga Arai terpaksa dipulangkan ke Indonesia. Ikal menyelesaikan risetnya di Shiefield, ketika Ikal menemui Profesor Turnbul untuk menyerahkan hasil risetnya tanpa sengaja Ikal menemukan sebuah desa, desa itu adalah Edensor yang terdapat pada novel yang diberikan A Ling kepadanya.

C. Biografi Andrea Hirata

Mungkin saat ini masyarakat sudah mengetahui nama kecil Andrea Hirata setelah membaca dan menonton film tetralogi Laskar Pelangi. Andrea Hirata terlahir dengan nama Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun yang akrab disapa Ikal. Andrea Hirata lahir di Belitong pada tanggal 24 Oktober 1976. Andrea Hirata adalah lulusan S1 Ekonomi Universitas Indonesia dan mendapat beasiswa Uni Eropa untuk studi Master of Science di Université de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Andrea mendapat beasiswa program master di Universitas Sheffield Hallam, Britania Raya. Tesis Andrea di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari universitas tersebut dan ia lulus cum laude. Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.1Andrea Hirata aktif dalam pendidikan dan pengembangan sastra.

1http://profil.merdeka.com/indonesia/a/andrea-hirata/


(60)

Dia mengajar sebagai relawan. Di Belitong, dia membuka sekolah gratis dan Museum Kata Andrea Hirata sebagai museum sastra pertama di Indonesia.

Nama Andrea Hirata dikenal banyak orang dengan kesuksesan novel tetralogi pertamanya Laskar Pelangi, disusul dengan novel kedua Sang Pemimpi, novel ketiganya Edensor dan novel keempatnya Maryamah Karpov. Novel Laskar Pelangi telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa dan diterbitkan di lebih dari 100 negara oleh penerbit-penerbit seperti Farrar, Straus and Giroux, Random House, Haper Collins, Penguin, Hanser Berlin, Planeta Madrid, Mercure de France, Rizzoli Italia, Sunmark Tokyo, Phoenix China, dan lain-lain. The

Rainbow Troops (Laskar Pelangi edisi Amerika) telah diadaptasi ke dalam bentuk koreografi oleh City Dance Company, Washington, D. C.The Rainbow Troops

juga menjadi pemenang pertama kategori general fiction di New York Book

Festival 2013.Die Regenbogentruppe (Laskar Pelangi edisi Jerman) mendapat penghargaan BuchAwards 2013 di Jerman.

Selain keempat novel tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Andrea Hirata juga menulis novel lain seperti novel dwilogi Padang Bulan dan Cinta dalam Gelas, Sebelas Patriot, dan novel Two Trees (dalam edisi bahasa Indonesia judul tersebut diubah menjadi Ayah). Karya yang telah ditulis Andrea Hirata lainnya adalah Laskar Pelangi Song Book dan


(61)

cerita pendeknya Dry Season, yang telah diterbitkan di majalah sastra terkemuka Washington Square Review oleh New York University pada tahun 2011.2

Sukses dengan novel tetralogi dan hasil tulisannya, Andrea Hirata merambah dunia film. Novel tetralogi pertamanya diangkat kelayar lebar dengan judul yang sama Laskar Pelangi pada tahun 2008 dengan Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmana sebagai produsernya. Film ini menjadi film yang paling terkenal pada tahun 2008. Miles Films dan Mizan Productions kembali merilis film kedua dari tetralogi Laskar Pelangi yaitu Sang Pemimpi pada penghujung tahun 2009. Ingin mengulang kesuksesan yang sama pada akhir tahun 2013 novel tetralogi ketiga Edensor dirilis Mizan Productions, namun film Edensor ini tidak digarap oleh Miles Films dan Riri Riza. Penggarapan film ini dipercayakan kepada Benny Setiawan.Hasilnya pun tak kalah dengan film pertama dan kedua, film Edensor ini mampu menarik perhatian penonton.3

Andrea Hirata berbeda dengan penulis lainnya yang dengan mudah memberikan informasi tentang kehidupan pribadinya. Andrea Hirata orang yang cukup hati-hati dalam membuka jati dirinya dan kehidupan pribadinya. Jika mencari di internetpun tidak banyak informasi yang didapat mengenai Andrea Hirata.

2

Andrea Hirata, Edensor, (Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2013), Cetakan pertama edisi

revisi, h. sampul belakang

3


(1)

Persada, 2006), cetakan ke 1

Aminudin, Pengantar Apresiasi Karya Sastra, (Bandung: Sinar Baru, 2009) Anugrah, Dadan dan Winny Kresnowiati, Komunikasi Antar Budaya Konsep dan

Aplikasinya, (Jakarta: Jala Permata, 2008), cetakan ke 1

AW, Suranto, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, cetakan ke-1

Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim, Menganalisis Fiksi, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010)

Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cetakan ke-1

Keraf, Gorys, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: PT Gramedia, 2007), cetakan ke16

Kutha Ratna, Nyoman, Teori Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari

Strukturalisme hingga Postrukturalisme, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004)

Kutha Ratna, Nyoman, Sastra dan Cultural Studies Representasi Fiksi dan Fakta

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cetakan ke 3

Liliweri, Alo, Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cetakan ke 3

Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005, cetakan ke 1

Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)

Muchtar Ghazali, Adeng, Antropologi Agama, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2011)

Mulyana, Deddy dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), cetakan ke 12


(2)

Nurgiyantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995), cetakan pertama

Razak,Yusron dan Ervan Nurtawaban, Antropologi Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007)

Roger M. Keesing, Antropologi Budaya suatu perspektif Kontemporer, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1981)

Selden, Raman, Panduan Pembaca Teori Sastra Masa Kini, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1991)

Sihabudin , Ahmad, Komunikasi Antar Budaya Satu Perspektif Multidimensi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), cetakan ke-1

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010) Sumardjo, Jakob, Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977, (Bandung: Penerbit

Alumni, 1999) cetakan ke 1

Tri Prasetya, Joko, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), cetakan ke 3

Website:

http://ericcasavany.blogspot.com/, diakses pada tanggal 24 Juni 2014, pukul 14:53

http://www.21cineplex.com/m/slowmotion/mira-lesmana-dan-riri-rizajaminan kesuksesan-film,1107.htm, diakses pada tanggal 19 Januari 2014, pukul 14:14

http://www.jawaban.com/news/spiritual/detail.php?id_news=080407123042&of =3, diakses pada tanggal 13 Februari 2014, pukul 18:32

http://allaboutnovel.wordpress.com/jenis-jenis-novel/, diakses pada tanggal 4 Juni 2014, pukul 11:32

http://profil.merdeka.com/indonesia/a/andrea-hirata/, tanggal 17 Juni 2014, Pukul 14:36


(3)

(4)

LAMPIRAN 1


(5)

LAMPIRAN 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

* Data Pribadi

Nama Lengkap : Miftakhul Aida

Tempat, Tanggal Lahir: Magelang, 27 Agustus 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum kawin/ Mahasiswa Identitas : KTP no. 3308056708920004

Alamat : Jalan Kebon Kelapa RT 06/11, Grogol Selatan, Kebayoran Lama

No. Kontak : 081915425878

Email : Aida_ida27@yahoo.com

* Pendidikan Formal

1999-2004 : SDN Bringin 1 Srumbung Magelang 2004-2007 : SMP Trisula Srumbung Magelang 2007-2010 : SMK Ma’arif 2 Sleman Yogyakarta 2010-Sekarang: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta * Pengalaman Organisasi dan Pekerjaan

- Bendahara umum Ikatan Mahasiswa Djakarta periode 2014/2015 - Mengajar di TK/TPA Darut Taqwa Kebayoran lama (2010 sampai

sekarang)

- Freelance Litbang Kompas Gramedia divisi polling - Survey Kepemimpinan 4 Litbang Kompas Gramedia


(6)

Yang Terhormat,

Tim Seleksi Skripsi

Fakultas llmu Dalnvah dan Ilmu Komunikasi

Ass qlamualailatm worahmatut I ahi wabarakatuh

Salam sejahtera dan silaturrahim saya sampaikan, semoga bapak/ibu senantiasa dalam

lindungan Allah Sri,t. Serta selalu su$es dalam menjalankan aktivitas sehari-hari Arniin.

selanjtrtrya saya yang bertanda tarlgan di bawah ini:

Nama NIM

Sernester

Falljurusan

Miftakhul Aida

1il0051000045 . VII (Tujuh)

Ilmu Dakwatr dan Komunikasi i KPI

B€rmaksud nrengaj*an

judul

skripsi "A.NALISIS NARASI PESAN MCRAL

DALAM IYOYEL EDEi\6OR KARYA ANDREA IilRATA'proposal skripsi ini selanjutnya

dihrapkan dapat dilanjutkan sebagai syarat trntrd< mendapatkan gelar S.kom,I dalam jenjang stratasatu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

l.

Propoaal Skripsi

2.

Daftar Pustaka SeflEntara

Demikian permohonan ini saya sarnpaikan atas segala perhatian bapari</ibu saya ucapkan

ba^iyak terimakmih.

Was s alamtruIaihtm warahmatu IIah i w abarakatuh

-Mengetahui,

Pernohon

Mi