UPAYA GURU MEMOTIVASI SISWA PADA PROSES PEMBELJARAN IPS KELAS VIII SMP NEGERI 5 PONTIANAK

  

UPAYA GURU MEMOTIVASI SISWA PAD PROSES PEMBELJARAN IPS

KELAS VIII SMP NEGERI 5 PONTIANAK

Tiurma Yuspin Panggabean

  

Program Studi Pendidikan IPS FKIP Untan Pontianak

Email : Yuspingabe05@gmail.com

Abstract

The purpose of this study is to find out the effect of giving motivation from the teacher in

the learning process of social science in class VIII SMP N 5 Pontianak that occur and

giving gifts and praise the method in is study is a case study because in this study the

author tried to investigate and obtain the facts of the teacher explaining the learning

material of social science in clauding not listening to learning material,shy asking

questions, busy chatting and even sleeping in class.the rom of motivation given by the

teacher only provides additional value in providing motivation to students and

infrastructure, social science subject teacher’s explanation, the teacher’s efforts to

overcome the contra science teaching hours to several meetings an give a sign in the

name also if the teacher conseling guidance and the teacher calls the perents of the

studends know the behavior of the child in school because thr teacher and parents

colaborationt is very important in shaping the character of students

  Keywords: teacher motivating efforts, teacher motivate, teacher motivation PENDAHULUAN

  Motivasi merupakan faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses kegiatan belajar siswa, sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. hal ini di karenakan di dalam motivasi terdapat unsur-unsur yang bersifat dinamis seperti perasaan, perhatian, dan kemauan dalam belajar ini tidak hanya tumbuh dari dalam diri siswa melainkan juga dapat muncul berkat adanya daya penggerak dari orang lain guna menambah semangat belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah. Menurut sadirman A.M (2008:73), “Motivasi dapat di artikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif”. Jadi, di dalam proses belajar mengajar itu terdapat siswa yang aktif motivasi sangat berperan penting bagi siswa yang tidak aktif. Hal ini dikarenakan siswa yang tidak aktif telah mendapatkan motivasi dari gurunya di sekolah, sehingga dia menjadi aktif dalam proses pembelajaran”. Motivasi belajar merupakan salah satu sub komponen pendidikan yang perlu dikembangkan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Motivasi sering dikatakan sebagai dorongan yang mengarahkan seseorang pada kegiatan tertentu. Intensitas atau tingkat motivasi dalam diri siswa tidak selalu tetap melainkan, dapat berubah dan dipengaruhi. oleh berbagai aspek. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa yang rendah dapat ditingkatkan dengan upaya-upaya tertentu, seperti penerapan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa.Hal ini dapat dibuktikan dengan keadaan rill (nyata) ketika pelajaran

  IPS berlangsung. yang menghambat proses pembelajaran IPS yaitu media dan alat, hambatan dari sarana dan prasarana yaitu buku paket ang kurang untuk di pinjamkan kepada siswa, selain itu juga faktor lingkungan yaitu cuaca yang tidak menentu, di tambah lagi kelas VIIIF berdekatan dengan WC dan juga kelas pling ujung dan dekat tangga sehingga kelas mereka slalu di lewati murid- murid lainnya, mengakibatkan siswa kurang fokus untuk mendengarkan penjelasan dari guru

  Penggunaan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan masih mendominasi setiap pembelajaran IPS. Media yang digunakan hanya spidol, Sementara pelaksanaan penilaian hanya mengandalkan ulangan tertulis. Immage yang terbentuk bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran hafalan. Akibat dari semua itu, saat siswa mengikuti proses pembelajaran

  IPS menjadi semakin jenuh dan tidak bergairah. pada saat guru menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceramah, beberapa siswa terlihat menguap, siswa lain yang duduk dibarisan belakang ramai berbicara kepada teman tanpa memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Sedangkan siswa yang kurang termotivasi, ketika guru menjelaskan materi pembelajaran beberapa diantaranya tidak mendengarkan materi pembelajaran, malu bertanya ada yang sibuk mengobrol bahkan ada yang tidur di kelas sehingga tidak memperdulikan guru yang sedang menyampaikan materi pembelajaran. Maka dari itu harus diselidiki sebabnya. Sebab – sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, problem pribadi, dll. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu di lakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Dengan kata lain siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya (diberikan motivasi)

METODE PENELITIAN

  Dalam kegiatan penelitian diperlukan metode yang sesuai dengan masalah yang akan di selesaikan. Menurut sugiono (2016 : 81 ) “ metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.Menurut Nawawi ( 2015 : 65) jenis-jenis metode penelitian yang sering digunakan adalah: a) Metode filosofis; b)Metode deskriptif; c)Metode historis, d)Metode eksperimen Melihat permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini maka metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.Menurut Nawawi (2015:67) “metode penelitian deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang di selidiki dengan menggambarkan atau menuliskan keadaan subjek atau objek penelitiann pada saat sekarang berdasarkan fakta- fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.Dengan menggunakan metode ini penulis ingin menggambarkan secara faktual serta objektif mengenai motivasi guru dalam pembelajaran IPS kelas VIII di SMP NEGERI 5 PONTIANAK Ruang lingkup penelitian ini meliputi menganalisis pemberian motivasi dari guru SMP NEGERI 5 PONTIANAK. Dengan menggunakan metode deskriptif, penelitian yang hendak membuat gambaran atau mencoba mencandra suatu pristiwa atau gejala secara sistematis, faktual dengan penyusunan yang akurat.

  “Menurut Nazir (1983: 65) ada 6 jenis penggunaan metode deskriptif yaitu”:1) Metode survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala- gejala yang ada dan mencari keterangan-ketarangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi, polotik, dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. 2) Metode Deskriptif berkesinambungan adalah kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian 3) Studi kasus adalah penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. 4) Studi atau penelitian kooperatif, adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya suatu fenomena tertentu. 5) Analisis kerja dan aktifitas, merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskripti. penelitian ini ditunjukkan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk krperluan masa yang akan datang 6) Studi waktu gerakan, adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif yang berusaha untuk menyelidki efisiensi produksi denngan mengadakan studi yang mendetail tenteng penggunaan waktu serta perilaku pekerja dalam proses produksi.

  Dari beberapa bentuk penelitian ini, maka bentuk penelitian yang cocok dalam penelitian ini adalah studi kasus karena dalam penelitian ini penulis berusaha menyelidiki untuk memperoleh fakta yang ada dan mencari keterangan mengenai motivasi guru dalam proses pembelajaran ips pada kelas VIII SMP NEGERI 5 PONTIANAK. Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Menurut Sugiyono ( 2016 : 305 ) “ dalam penelitian kualitatif yang menjadi intrumen penelitian yaitu penulis itu sendiri”. Selanjutnya menurut Nasution ( yang dikutip Sugiyono, 2016: 306 ) dalam bentuk kualitatif , “ tidak ada bentuk lain daripada menjadi manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti”. Dari pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa dalam penelitian kualitatif deskriptif yang menjadi instrument penelitian adalah penulis sendiri yang menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data, serta membuat kesimpulan dari yang di teliti. Guna menyikapi hal tersebut, penulis sebagai instrument penelitian harus memiliki kesiapan dalam melaksanakan proses penelitian dimulai pada tahap awal hingga tahap akhir penelitian

  Hasil dan Pembahasan Hasil Penelitian Upaya Guru dalam Memotivasi Siswa pada Proses Pembelajaran IPS kelas VIIIF di SMP Negeri 5 Pontianak

  Data observasi dalam penelitian ini di peroleh dari hasil pengamatan yang di lakukan sebanyak 3 kali dimana setiap kali pertemuan peneliti selalu melakukan pengamatan secara cermat dan objektif terhadap keadaan yang terkait dengan penelitian yang peneliti lakukan khususnya mengamati guru dalam memotivasi siswa pada proses pembelajaran ada pun data-data yang di peroleh sebagai berikut: Berdasarkan hasil observasi tentang upaya guru memotivasi siswa pada proses pembelajaran IPS kelas VIIIF di SMP Negeri 5 Pontianak. Dari hasil penelitan menggambarkan hasil observasi mengenai cara guru memotivasi siswa pada proses pembelajaran IPS secara umum guru IPS belum memberikan Motivasi dengan maksimal pada proses pembelajaran IPS. Hal ini terlihat dalam aspek memberikan Harapan, selama observasi guru IPS hanya dua kali memberikan harapan kepada siswa ya itu pada observasi pertama dan observasi ke tiga saja Karena pada hari ke dua guru sibuk di perpustakaan, karena pada hari itu ada buku yang datang dari Dinas Pendidikan. Selanjutnya menjelaskan tujuan belajar dalam menjelaskan tujuan belajar guru hanya menyampaikan pada hari pertama dan hari ke tiga, karena pada hari ke tiga guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran pada hari itu karena guru terlambat 10 menit masuk ke kelas karena ada urusan di perpustakaan, sehingga siswa ada yang keluar masuk kelas, ribut,da nada yang ke kantin pada saat masuk ke kelas siswa pada ribut, sehingga waktu masuk kelas guru masih harus mengkondisikan siswa agar tidak sibuk dengan urusan nya masing-masing lagi, agar tidak ketinggalan materi guru langsung saja memulai pembelajaran, tanpa menjelaskan tujuan pembelajaran dengan alasan agar tidak ketinggalan materi pembelajaran, dari kelas yang lain. Dalam hal membantu kesulitan yang terjadi guru selalu memberikan bantuan jika ada murid yang mengalami kesulitan dalam hal mengerjakan soal, memahami tugas yang akan di kerjakan dan lain sebagainya. selanjutnya dalam aspek memberikan hadiah atau pujian guru IPS tidak memberikan motivasi dalam bentuk hadiah seperti : memberikan barang (Pena, Penggaris dan buku ) namun memberikan pujian seperti : “ya jawaban kamu sangat bagus”,dan memberikan pujian kepada anak didik yang sudah menyelesaikan tugas nya dengan baik. dan applause kepada siswa yang mendapatkan nilai dan prestasi yang bagus dalam pembelajaran IPS di sini siswa yang mendapatkan nilai yang baik mereka terlihat begitu senang dan puas dengan hasil yang di dapatnya kemudian dalam aspek memberikan ulangan.

  Kendala pelaksanaan pemberian motivasi oleh guru pada proses pembelajaran IPS kelas VIII SMP Negeri 5 Pontianak

  Berdasarkan hasil observasi kendala dalam pemberian motivasi pada proses pembelajaran IPS di kelas

  VIII SMP N 5 Pontianak di lihat dari kehadiran guru, dalam tiga kali observasi guru terlambat masuk pada observasi ke dua karena ada urusan di perpustakaan, yang harus di kerjakan guru walaupun demikian guru tetap memberikan tugas pada siswa dan hari itu juga di kumpulkan, ketika guru IPS masuk ke kelas banyak siswa yang ngobrol dengan teman yang lain bahkan ada yang tidur di dalam kelas, da nada juga yang pergi ke kantin dengan alasan ke toilet hanya beberapa di antara siswa yang mengerjakan tugas yang di berikan guru. Selanjutnya Keterampilan mengajar disini penileti melihat guru

  IPS masih menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan memberikan tugas kepada siswa juga hanya terfokus pada buku yang ada berikutnya Sarana dan pasarana di ruang kelas kurang mendukung karena di dalam kelas tidak ada kipas, siswa sebanyak 32 orang berada di dalam satu ruangan berdekatan dengan wc dan juga berada di ruang paling ujung di tingkat dua dan juga kalau tinta spidol habis murid harus mengisi tinta nya ke lantai dasar (ruang TU).

  Pembahasan Upaya Guru Memotivasi Siswa

  Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Guru mata pelajaran IPS dalam memotivasi siswa pada proses pembelajaran IPS Beliau masih kurang maksimal dalam memberikan motivasi dalam memberikan motivasi jika guru menjelaskan tuan dan manfaat dari pembelajaran setiap kali pertemuan, maka siswa akan termotivasi karena mereka mengetahu tujuan dari pembelajaran mereka pada hari itu Dimyati dan Mudjiono (2015:105) mengatakan “Guru adalah “penggerak” perjalanan belajar siswa sebagai penggerak maka, guru perlu memahami dan mencatat Kesukaran-kesukaran siswa.sebagai fasilitator belajar,guru diharapkan memantau “tingkat kesukaran pengalaman belajar“. Dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar.“bantuan mengatasi kesukaran belajar.” perlu diberikan sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar Berdasarkan hasil observasi peneliti pada Guru mata pelajaran IPS dalam memotivasi siswa Beliau masih kurang maksimal dalam memberikan motivasi dalam memberikan motivasi jika guru menjelaskan tuan dan manfaat dari pembelajaran setiap kali pertemuan, maka siswa akan termotivasi karena mereka mengetahui

  Kendala Pemberian Motivasi

  Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan pada guru pelajaran IPS kendala dalam memberikan motivasi kepada siswa yaitu kurangnya ketarampilan mengajar guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS ini, terlihat dari model pembelajaran yang di lakukan guru hanya menggunakan metode ceramah, tanyak jawab dan memberikan tugas kepada siswa, sehingga siswa mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran IPS selanjutnya dalam menjelaskan tujuan pembelajaran

  IPS guru selalu menjelaskan tujuan pembeajaran tergantung kondisi, jika guru tidak terlmbat guru pasti akan menyampaikan tujuan pembelajaran pada hari itu juga, tetapi ketika guru sibuk dengan urusan di perpustakaan maka, proses kegiatan belajar mengajar pun akan terganggu sehingga siswa pun banyak yang keluar masuk, ribut di kelas, mengganggu teman nya, bahkan ada yang tidur di dalam kelas, ketika guru datang masih banyak siswa yang masih berada di luar kelas, kantin dan wc sehingga ketika guru masuk murid yang berada di dalam kelas yang benar-benar ingin belajar dan mendapatkan nilai tambahan, dan siswa yang masih berada di luar kelas akan mendapatkan tanda (nama-nama mereka akan di beri tanda) jika sudah sering melakukan kesalahan yang sama maka guru mata pelajaran

  IPS akan menyerahkan ke guru BK, dan guru langsung memulai menjelaskan materi pembelajaran tanpa menjelaskan terlebih dahulu tujuan pembelajaran yang akan di capai juga guru hanya terfokus pada buku materi

  IPS yang ada individual Selanjutnya sarana dan prasarana yang di sekolah masih kurang memadai seperti infokus masih hanya beberapa saja yang di pergunakan untuk kegiatan belajar mengajar,spidol masih kurang karena stiap mengisi tinta spidol harus ke TU di lantai dasar yang dimana akan memakan waktu beberapa menit dan juga kelas. Menurut definisi lama dalam Slameto ( 30:2015) “ siswa yang baik adalah siswa yang duduk diam, mendengarkan ceramah guru dengan butuh perhatian ,tidak bertanya tidak mengemukakan masalah. Semua matapelajaran yang diberikan guru, di telan mentah-mentah tanpa di olah didalam jiwanya, dan tanpa di ragukan kebenarannya siswa percaya begitu saja, akan kebenaran kata-kata guru, semua yang di katakana guru pasti benar , jiwanya tidak kritis, siswa tidak ikut aktif menetapkan apa yang akan di terimanya. DeQueliy dan Gazali dalam Slameto (30:2015) “ guru kurang memperhatikan bahwa di antara siswa ada perbedaan, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda- beda . bila semua siswa di anggap semua sama kemampuannya dan kemajuannya mka bahan pelajaran yang di berikan pun akan sama pula, hal itu bertentangan degan kenyataan”. Dari pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa, guru yang hanya menggunakan metode ceramah, dan siswa hanya mendengarkan guru dan berfikir bahwa penjelasan yang di sampaikan oleh guru sudah cukup, sehingga siswa yang kurang memiliki motivasi dalam belajar, makin tidak tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran.

  Upaya Guru Mengatasi Kendala dalam Pemberian Motivasi

  Berdasarkan hasil observasi yang telah di lakukan peneliti upaya guru mengatasi kendala dalam pem berian motivasi, di awal proses pembelajaran guru menyampaikan kontrak pembelajaran jika ada siswa yang melanggar maka guru akan memberikan hukuman, sperti bersih- bersih, memungut sampah yang ada di kelas, dan jika masih mengulangi perbuatan yang sama maka guru akan menyerahkan ke guru BK maka guru BK lah yang berhak memangil orang tua siswa yang masih tetap melakukan kesalahan, jika benar-benar kesalahannya sudah tidak bisa di kendalikan guru lagi maka akan di pindah kan ke sekolah lain. Karena masih banyak siswa lain yang masih harus di berikan motivasi. Menurut Nurlaela ( 151: 2010)“menjadi guru yang positif dan penuh bukannya tanpa hambatan, kendala maupun tantangan, dalam upaya mewujudkan hal itu guru akan di hadapkan pada banyak sekali rintangan u tuk menguji kesungguhan guru untuk bisa menjadi guru yang sukses, rintangan-rintangan itu tidak datang hanya dari diri tetapi juga dari lingkungan berikut beberapa contoh upaya guru mengatasi kendala dalam pemberian motivasi:a) Mintalah pada semua siswa-siswa anda untuk mengatakan materi pelajaran apasaja yang tidak meraka pahami. Tekankan permintaan anda pada siswa yang kurang aktif, b) Di dalam memberikan pekerjaan rumah atau tugas buatlah pertanyaan atau langkah-langkah yang sederhana, yang sekiranya dapat dipahami dengan mudah oleh siswa yang kurang akitf. c) Tunjukkan lah seorang siswa yang lain untuk menemani siswa yang tidak bisa belajar dengan di siplin itu. Pastikan bahwa siswa yang di tunjuk guru dapat benar- benar menjalankan perannya dengan baik dan penuh tanggung jawab, d) Minta siswa untuk menyiapkan buku khusus untuk mengerjakan tugas, kemudian mintalah agar orangtuanya untuk memberi tandatangan jika siswa yang bersangkutansudah mengarjakan tugasnya dengan baik. Jangan paksa siswa untuk mengerjakan tugas pada waktu istirahat, karena hal itu akan membuat mereka semakin kesal dengan guru. Jangan memberikan banyak tekanan kepada siswa yang tidak mau diatur, alih-alih memberi banyak tekanan, lebih baik guru memberikan banyak pendampingan, arahan motivasi dan semangat kepadanya. Azzet (52:2014) “ hal yang di lakukan oleh seorang guru apabila anak didiknya melakukan kesalahan semestinya tidak langsung memberikan hukuman, namun mengajak bicara secara baik-baik anak tersebut untuk menanyai alasannya mengapa ia melakukan perbuatan tersebut”. Berdasarkan pedapat di atas dapat disimpulkan bahwa setiap siswa yang melakukan kesalahan, maupun tidak mau mendengarkan guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran, tidak langsung menghukum siswa tetapi guru harus menyelidiki penyebab nya terlebih dahulu, dan membicarakan nya kepa orangtua siswa

KESIMPULAN DAN SARAN

  Berdasarkan hasil penelitan di atas peneliti dapat di simpulkan bahwa Upaya guru dalam memotivasi siswa scara umum sudah memberikan motivasi yang baik tetapi masih kurang maksimal seperti: 1) Bentuk motivasi yang di berikan guru masih hanya memberikan nilai tambahan dan pujian saja. 2) Kendala dalam memberikan motivasi kepada siswa sarana dan prasarana masih kurang lengkap, suara guru mata pelajaran IPS yang sudah mulai hilang karena faktor umur, sehingga siswa yang duduk paling belakang terkadang tidak mendengarkan penjelasan guru dari depan kelas yang sedang menjelaskan materi pembelajaran.3) Upaya guru mengatasi kendala dalam memberikan motivasi, ada siswa yang benar- benar sama sekali tidak bisa di berikan nasehat, guru mata pelajaran IPS akan memberikan hukuman dan mengeluarkan siswa yang bersangkutan dari jam pelajaran IPS sampai beberapa kali pertemuan, dan memberikan tanda di urutan nama nya, juga jika masih melakukan kesalahan maka guru pelajaran

  IPS akan menyerahkan kepada guru BK dan guru BK memanggil orang tua siswa tersebut, supaya orangtua siswa tersebut mengetahui tingkah laku anak ya di sekolah, karena kerjasama guru dan orang tua itu sangat penting dalam membentuk karakter siswa.

  Saran

  Adapun saran yang di ajukan penulis dalam penelitian ini ia lah sebagai berikut:1) Dalam memberikan motivasi kepada siswa guru sekali-kali bisa memberikan hadiah yang dapat membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS, dan setiap pertemuan memberikan kesan yang memang benar-benar mudah siswa ingat. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di laksanakan akan memberikan penegetahuan di awal proses pembelajaran yang akan siswa ikuti sehingga dapat mem bangkitkan semangat dalam mengikuti proses pembelajaran yang akan di lakukan, dan menyampaikan proses pembelajaran yang bervariasi, dan memberikan fasilitas yang cukup untuk di gunakan siswa. pembelajaran yang bervariasi dapat menimbulkan ke ingintahuan siswa terhadap materi yang akan di lakukan, juga memberikan hadiah kepada siswa yang mendapat nilai terbaik, akan membangkitkan semangat siswa yang mendapat nilai kurang baik, bergurau dengan siswa pada saat proses pembelajaran 3) Upaya guru mengatasi kendala dalam pemberian motivasi kepada siswa, sebaiknya guru menjadi kan anak didiknya sabagai sahabatnya dan memosisikan dirinya setara dengan anak didiknya, maka akan mampu menciptakan proses pembelajaran yang hangat, menyenangkan, membangkitkan semangat dan membangun kepercayaan diri yang besar dalam diri anak didik. Mata pelajaran IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku perkembangan sosial dalam lingkungan sekitar dan mata pelajaran IPS di SMP berfungsi untuk mengembangkan kemampuan siswa melakukan kegiatan sosial, dengan cara ber infaq setiap hari jumat, memberikan sumbangan kepada teman yang mengalami musibah, dengan cara mengenal berbagai kegiatan-kegiatan dan peristiwa sosial yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar. proses belajar mengajar di SMP Negeri 5 Pontianak, pada kegiawan awal guru menyampaikan materi pembelajaran, tujuan belajar, siswa dan guru membuat kesimpulan pada materi pelajaran yang telah di lakukan, namun sangat jelas terlihat siswa yang termotivasi dan yang kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilihat DAFTAR RUJUKAN pada saat guru sedang menyampaikan Azzet, khmad Muhaimin (2011). materi di depan siswa yang termotivasi Menjadi Guru Favorit. akan bertanya pada guru ketika ada Dimyati dan Mudjiono (2015). Belajar materi yang kurang jelas dan pembelajaran. Jakarta: PT.

  Rineka Cipta. FKIP Untan.(2017). Pedoman

  Penulisan Karya Ilmiah FKIP Untan Pontianak.

  Hamzah dan Uno (2015).Teori Motivasi dan Pengukurannya.

  Jakarta: PT. Bumi Aksara.

  Motivasi Kompri, M.P.I (2015). Pembelajaran Perspektif guru dan siswa. Bandung PT Remaja

  Rosdakarya Offset Isnawati, Nurlaela (2010). Gurupositif motifativ. Jogjakarta:PT.

  Laksana. M. Sardiman A.(2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

  Jakarta: PT. Raja Grafindo Persaja

  Nawawi, Hadari.(2015). Metode Penelitian Bidang Sosial.

  Yogyakarta:Gadjah Mada University press. Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.

  Bandung: CV. Alfabeta.