KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA BERBANTUAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL PESERTA DIDIK DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

  KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA BERBANTUAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL PESERTA DIDIK DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH : ENI HERYANI NIM. F1051141027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PMIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PONTIANAK 2018

  1

  

KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA BERBANTUAN BOOKLET UNTUK

MEREMEDIASI KESALAHAN PENYELESAIAN SOAL

PESERTA DIDIK DI SMP

Eni Heryani, Stepanus Sahala, Erwina Oktavianty

  

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak

Email

Abstract

  This study aims to determine the effectiveness of remediation reduction problem solving error on the material in the straight motion of SMP Negeri 12 Pontianak by used learning basic repetition of mathematics assisted booklet. The form of research is pre-experimental design with one group pretest-posttest design. This study involved 32 students of class VIII taken with intact group technique. Instrument of research in the form of 2 test description that is test of basic ability of mathematics and test of problem solving problem of student in matter of straight motion. The result of basic mathematics skill analysis during pretest shows the basic ability of mathematics that most controlled by the students is the addition and subtraction operation of integer (65,62%), while the basic ability of mathematics which is difficult to be mastered is change the mathematics equation (10,94%). However, when the posttest obtained the highest improvement of basic mathematical ability on the indicator change the mathematical equation by 32.81%. The decrease of problem solving problem of students on the straight motion material based on the calculation obtained by decrease of 57,63% for each learner, and decrease of error of each indicator equal to 57,32%, with decrease of the lowest error that is at counting operation error (45,06%) . From the calculation of the price of the proportion of the decline in the number of student error obtained 57.73% results and based on the criteria of interpretation effectiveness score by Riduan, the level of effectiveness of basic math skills in reducing the number of errors in the completion of the problem of straight motion including enough category. The results of the study are expected to be an alternative in efforts to remedy the problem solving problems experienced by learners.

  

Keywords : Remediation, basic ability of mathematics, reduction of physics problem

solving, straight motion.

  PENDAHULUAN

  Salah satu kompetensi yang harus cabang IPA, fisika merupakan pelajaran dimiliki peserta didik Sekolah Menengah yang membutuhkan pikiran reflektif dalam Pertama (SMP) dalam pembelajaran Ilmu menemukan ide untuk menyelesaikan soal, Pengetahuan Alam (IPA) berdasarkan sehingga diperoleh solusi yang tepat. Oleh Permendikbud No. 21 tahun 2016 yaitu karena itu, kemampuan dalam memahami konsep dan prinsip IPA serta menyelesaikan soal menjadi penting untuk saling keterkaitannya dan diterapkan dalam dimiiki peserta didik. menyelesaikan masalah. Sebagai salah satu Faktanya masih banyak peserta didik

  1

  2

  3 yang memiliki kemampuan penyelesaian soal rendah. Hal ini dibuktikan dengan rata- rata peserta didik Indonesia hanya mampu menyelesaikan soal tanpa pengembangan yang tersedia. Selain itu, survey Programme

  for International Student Assesment (PISA)

  tahun 2015 menunjukkan Indonesia berada pada urutan ke 62 dari 72 negara dalam hal menyelesaikan soal.

  Kemampuan dalam menyelesaikan soal menjadi indikator peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal fisika, sehingga kesalahan pun tidak dapat dihindari. Penelitian tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal fisika pernah dilakukan oleh Dina Efrilia (2016 : 10) pada materi gerak lurus. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan jenis-jenis kesalahan, salah satunya adalah kesalahan hitung. Berdasarkan keterangan dari guru SMP Negeri 12 Pontianak, diketahui peserta didik masih mengalami kesalahan hitung dalam menyelesaikan soal gerak lurus. Hal ini dibuktikan dari rata-rata nilai ulangan harian peserta didik kelas VIII tahun ajaran 2017/2018 adalah 53,4.

  Salah satu materi fisika yang membutuhkan pemahaman matematika adalah gerak lurus, contohnya menggunakan sistem koordinat untuk menentukan posisi benda, penjumlahan maupun pengurangan bilangan berpangkat dan bentuk akar dalam menentukan perpindahan atau jarak suatu benda, penggunaan operasi hitung bilangan real untuk menentukan besar kecepatan maupun percepatan, penggunaan limit dalam konsep kecepatan sesaat serta konversi satuan. Oleh karena itu, kemampuan dasar matematika menjadi penting untuk dikuasai dalam menyelesaikan soal fisika untuk mempermudah serta dapat menghindari kesalahan matematis.

  Namun,berdasarkan praktik pengalaman lapangan didapat guru cenderung lebih banyak mengajarkan konseptual tanpa memperhatikan kemampuan matematika. Guru hanya menyampaikan konsep-konsep materi berdasarkan buku teks panduan guru, kemudian memberi contoh soal dan diakhiri dengan pemberian latihan soal. Selain itu, keadaan buku-buku teks peserta didik dalam menyelesaikan soal terbatas, ditambah guru peserta didik dengan uraian materi yang hanya terfokus pada konsep fisika dan penjelasan penyelesaian soal seadanya, tanpa diselipkan matematis. Untuk itu, agar kesalahan yang sama dalam menyelesaikan soal tidak terulang lagi maka perlu diadakan perbaikan atau biasa dikenal dengan istilah remediasi.

  Pada penelitian ini kegiatan remediasi dengan pembelajaran ulang dilakukan dengan pemberian booklet secara terbimbing guna sebagai literatur untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep fisika, dan membantu kemampuan matematis dalam menyelesaikan soal. Meremediasi kesalahan peserta didik pada konsep tertentu dengan menggunakan

  booklet berdasarkan penelitian Daud (2004)

  dinyatakan efektif. . Booklet yang dimaksud dalam penelitian ini berupa bahan bacaan berbentuk buku kecil yang berisikan materi, contoh soal, latihan soal, serta penjelasan penyelesaian soal yang sesuai dengan konsep fisika. Selain itu, di dalam booklet ini disertai dengan kemampuan dasar matematika.

  Hal ini dikarenakan berbicara mengenai kesalahan hitung dalam menyelesaikan soal, maka erat kaitannya dengan kemampuan dasar matematika. Seperti yang diketahui bahwa pelajaran fisika tidak terlepas dari perhitungan secara matematis. Pada dasarnya hampir semua konsep fisika selalu dapat dinyatakan dalam bentuk perumusan matematika. Oleh karena itu, kemampuan dasar matematika dapat membantu untuk memperbaiki kesalahan hitung.

  Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Minan (2017) didapat hasil belajar IPA/Fisika dibentuk oleh 61,4% kemampuan dasar matematika sehingga terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kemampuan dasar matematika terhadap hasil belajar IPA/Fisika. Selain itu, pemberian apersepsi kemampuan dasar

  4 matematika berpengaruh dalam menyelesaikan soal kesetimbangan benda tegar. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian Ihpar (2017) yang menunjukkan apersepsi kemampuan dasar matematika yaitu 14,61 sedangkan skor rata-rata

  kemampuan dasar matematika dan 10 soal uraian kesalahan penyelesaian soal peserta didik pada materi gerak lurus.

  Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain: (1) melakukan Pra-riset ke SMP Negeri 12 Pontianak; (2)

  Tahap Persiapan

  = 0,5 (tes kesalahan penyelesaian soal gerak lurus). Prosedur penelitian dalam penelitian ini terdiri dari 3 tahap sebagai berikut :

  11

  = 0,461 (tes kemampuan dasar matematika) dan

  11

  Alfa Cronbanch. Koefisien reliabilitas kedua tes berturut-turut adalah

  Internal Consistency menggunakan rumus

  Uji coba soal dilaksanakan di SMP Negeri 17 Pontianak pada kelas VIII. Hasil uji coba soal dianalisis menggunakan

  FKIP Untan dan 1 guru IPA SMP Negeri 12 Pontianak. Ditemukan tingkat validitas sebesar 3,5 untuk tes kemampuan dasar matematika dan tes kesalahan penyelesaian soal gerak lurus dengan tingkat validitas sebesar 3,7.

  Uji validitas yang digunakan adalah Content Validity (Sugiyono, 2017: 172). Instrument diajukan kepada 3 orang validator masing-masing 2 dosen fisika

  posttest. Soal terdiri dari 10 soal uraian

  setelah diberikan apersepsi kemampuan dasar matematika yaitu 47,07.

  VIII H. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah satu kelas eksperimen. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Intact Group (kelompok utuh). Oleh sebab itu, peserta didik kelas VIII B dipilih sebagai kelas eksperimen.Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Instrumen tes yang digunakan yaitu tes tertulis berupa lembar soal pretest dan

  VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, VIII G, dan

  12 Pontianak tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 8 kelas, yaitu VIII A, VIII B,

  Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri

  Bagan 1. One Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2017: 111)

  yakni O 2 -O 1 diasumsikan merupakan akibat dari perlakuan (treatment). Adapun gambar rancangan penelitian disajikan sebagai berikut :

  posttest (O 2 ). Perbedaan antara O 1 dan O 2

  Rancangan ini menggunakan observasi yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pretest (O 1 ), dan observasi sesudah eksperimen disebut

  Experimental Design dengan rancangan One-Group Pretest-Posttest Design .

  Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-

  Berdasarkan uraian, maka perlu diadakan penelitian mengenai kemampuan dasar matematika berbantuan booklet untuk meremediasi kesalahan penyelesaian soal peserta didik pada materi gerak lurus di SMP Negeri 12 Pontianak. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi guru dalam menyampaikan materi di sekolah. Sehingga lebih memperhatikan kemampuan dasar matematika peserta didik, mengingat kemampuan dasar matematika diperlukan dalam membantu menyelesaikan soal dan dapat memperbaiki kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal fisika.

  3 mengidentifikasi masalah berdasarkan hasil diperoleh dijadikan acuan dalam pra-riset; (3) melakukan studi literatur; (4) pelaksanaan pembelajaran; (3) melakukan membuat desain penelitian; (5) kegiatan remediasi dengan pemberian mempersiapkan instrumen penelitian berupa kemampuan dasar matematika berbantuan kisi-kisi soal, soal pretest, soal posttest, memberikan soal posttest setelah kunci jawaban soal pretest, kunci jawaban pelaksanaan remediasi guna mengetahui soal posttest, dan booklet; (6) melakukan penurunan jumlah kesalahan penyelesaikan validasi instrumen penelitian; (7) merevisi soal peserta didik. instrumen penelitian berdasarkan hasil validasi; (8) melakukan uji coba soal; (9) Tahap Akhir menghitung reliabilitas instrumen penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir antara lain : (1) menganalisis

  Tahap Pelaksanaan

  data dan membahas hasil penelitian; (2) Langkah-langkah yang dilakukan pada menarik kesimpulan berdasarkan analisis tahap pelaksanaan antara lain : (1) data; (3) menyusun laporan penelitian. memberikan soal pretest sebelum

  Kegiatan atau tahapan penelitian yang pelaksanaan remediasi guna mengetahui dilakukan dapat divisualkan sebagai berikut kesalahan peserta didik dalam : menyelesaikan soal; (2) hasil pretest yang

  Tahap Persiapan (9 kegiatan) Tahap Pelaksanaan (4 kegiatan)

  Tahap Akhir (3 kegiatan)

   Bagan 2. Tahapan Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN persamaan matematika; (3) operasi

PEMBAHASAN penjumlahan dan pengurangan bilangan

  desimal; (4) operasi perkalian maupun

  Hasil Penelitian

  pembagian bilangan bulat; (5) operasi 1.

Kemampuan Dasar Matematika

  penjumlahan maupun pengurangan

  Peserta Didik

  bilangan berpangkat dan bentuk akar; (6) Data kemampuan dasar matematika konversi satuan. peserta didik diperoleh dari jawaban peserta

  Data yang diperoleh kemudian didik dalam mengerjakan soal yang direkapitulasi dan dilakukan perhitungan diberikan sebelum dan setelah remediasi. persentase kemampuan dasar matematika. Soal yang diberikan mencakup 6 indikator,

  Adapun rekapitulasi kemampuan dasar yaitu (1) operasi penjumlahan dan matematika peserta didik disajikan sebagai pengurangan bilangan bulat; (2) mengubah berikut :

  5

  5

  6 Konversi satuan 42.18% 71.87% Rata

  × 100%.......... (1) Berdasarkan hasil perhitungan, maka diperoleh penurunan kesalahan penyelesaian soal tiap peserta didik. Secara keseluruhan penurunan kesalahan penyelesaian soal tiap peserta didik sebelum dan setelah perlakuan diperoleh

  −

  ∆ =

  Kesalahan penyelesaian soal tiap peserta didik dilihat dari jumlah kesalahan tiap soal dengan berpedoman pada 4 indikator kesalahan. Jika peserta didik mengalami kesalahan maka diberi nilai 0 dan jika benar diberi nilai 1. Kemudian dari setiap hasil kesalahan tiap soal dijumlahkan. Selanjutnya dihitung penurunan kesalahan penyelesaian soal tiap peserta didik pada materi gerak lurus menggunakan persamaan :

  terlebih dahulu data pretest dan postest dianalisis. Analisis data dilakukan terhadap tiap peserta didik dan tiap indikator.

  booklet pada materi gerak lurus, maka

  Untuk mengetahui penurunan kesalahan penyelesaian soal peserta didik setelah dilakukan remediasi menggunakan kemampuan dasar matematika berbantuan

  2. Penurunan Kesalahan Penyelesaian Soal Peserta Didik Pada Materi Gerak Lurus

  Setelah diberikan remediasi rata-rata kemampuan dasar matemtika peserta didik menjadi 59,95%. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan kemampuan dasar matematika peserta didik sebesar 24,53%. Peningkatan kemampuan dasar matematika tertinggi terjadi pada indikator mengubah persamaan matematika yaitu sebesar 32,81%.

  Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan dasar matematika peserta didik sebelum diberikan remediasi yaitu 35,42%. Adapun kemampuan dasar matematika yang paling dikuasai peserta didik yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan persentase 65,625%. Sedangkan kemampuan dasar matematika yang sulit dikuasai peserta didik adalah mengubah persamaan matematika dengan persentase 10,94%.

  25% 53.12%

  Tabel 1. Rekapitulasi Kemampuan Dasar Matematika Peserta Didik

  5 Operasi penjumlahan maupun pengurangan bilangan berpangkat dan bentuk akar

  4 Operasi perkalian maupun pembagian bilangan bulat 31.25% 56.25%

  37.50% 57.81%

  3 Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan desimal

  2 Mengubah persamaan matematika 10.94% 43.75%

  65.62% 76.56%

  1 Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

  Postest

  Persentase (%)

  Dasar Matematika Persentase (%) Pretest

  No Indikator Kemampuan

  • – rata 35.42% 59.95%.
penelitian ini tidak dilakukan dengan metode tertentu, melainkan dikembangkan berdasarkan kebutuhan penelitian. Penyajian materi terbagi menjadi 2 bagian meliputi materi gerak lurus dan kemampuan dasar matematika. Penyajian kemampuan

  booklet. Pengembangan booklet dalam

  89 73 45,06 D (kesalahan strategi) 254 122 132 51,96

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kemampuan dasar matematika efektif dalam menurunkan jumlah kesalahan penyelesaian soal peserta didik. Bentuk perlakuan yang digunakan yaitu remediasi pada materi gerak lurus. Remediasi yang dimaksud adalah pembelajaran ulang menggunakan kemampuan dasar matematika berbantuan

  Pembahasan

  Efektifitas dalam penelitian ini dilihat dari penurunan jumlah kesalahan menyelesaikan soal peserta didik setelah dilakukan remediasi pada materi gerak lurus. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, diperoleh harga proporsi penurunan jumlah kesalahan peserta didik adalah 57,73% dan sesuai dengan kriteria interpretasi skor efektifitas yang dinyatakan oleh Riduan, maka tingkat efektifitas kemampuan dasar matematika dalam menurunkan jumlah kesalahan penyelesaian soal gerak lurus termasuk kategori cukup.

  Booklet dalam Menurunkan Jumlah Kesalahan Penyelesaikan Soal Gerak Lurus

  Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata persentase penurunan kesalahan penyelesaian soal tiap indikator kesalahan adalah 57,32%. Dimana persentase penurunan kesalahan terbesar terdapat pada indikator B yaitu kesalahan memasukkan data ke simbol fisika serta menambahkan data yang digunakan untuk menjawab soal. Sedangkan persentase penurunan terendah terdapat pada indikator C yaitu kesalahan operasi hitung.

  Rata

  A ( Kesalahan menentukan rumus) 162 62 100 61,73 B (kesalahan memasukkan data) 224 66 158 70,53 C (kesalahan operasi hitung) 162

  bahwa rata-rata persentase sebesar 57,63%. Dimana penurunan terbesar yang dialami oleh peserta didik yaitu sebesar 86,20% sedangkan penurunan terkecil dialami oleh

  Indikator Kesalahan n sb n sp n sb -n sp (%)

  Tabel 2. Penurunan Kesalahan Penyelesaian Soal Tiap Indikator Kesalahan

  Tabel seperti berikut :

  × 100 %....... (2) Penurunan kesalahan penyelesaian soal tiap indikator kesalahan disajikan pada

  −

  ∆ =

  Untuk mengetahui penurunan kesalahan penyelesaian soal tiap indikator kesalahan, maka kesalahan penyelesaian soal dalam tiap indikator kesalahan dijumlahkan. Kemudian, data kesalahan tiap indikator dihitung mengguakan

  • – Rata 57,32%
dasar matematika didasarkan atas kebutuhan peserta didik dalam mengerjakan soal gerak lurus. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Ihpar (2017) yang dasar matematika berpengaruh dalam menyelesaikan soal fisika.

  Berdasarkan hasil validasi booklet dan uji kelayakan, diperoleh kesimpulan bahwa

  booklet layak digunakan sebagai bahan ajar.

  Adapun kemampuan dasar matematika yang paling dikuasai peserta didik dalam penelitian ini ditemukan pada operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan rata-rata persentase 65.62% sebelum diberikan remediasi dan mengalami peningkatan menjadi 76,56% setelah diberikan remediasi. Sedangkan kemampuan dasar matematika yang mengalami peningkatan terbesar setelah remediasi yaitu dalam mengubah persamaan matematika, dengan persentase peningkatan sebesar 32,81%.

  Penggunaan booklet sebagai bahan ajar dalam penelitian ini membantu peserta didik dalam mengerjakan soal gerak lurus. Muatan kemampuan dasar matematika yang disajikan dalam booklet membuat peserta didik dengan mudah mempelajari kembali perhitungan yang dibutuhkan dalam mengerjakan soal gerak lurus. Selain itu langkah penyelesaian contoh soal disajikan secara sistematis, sehingga peserta didik mudah memahami maksud soal.

  Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan penurunan kesalahan penyelesaian soal gerak lurus setelah diberikan remediasi yaitu sebesar 57,63%. Adapun indikator kesalahan yang mengalami persentase penurunan terbesar ditemukan pada indikator kesalahan memasukkan data yaitu 70,53% sedangkan persentase penurunan terendah terdapat pada indikator kesalahan operasi hitung yaitu hanya 45,06%. Hasil ini sesuai dengan Agustin (2016) dalam penelitiannya menuliskan bahwa persentase kesalahan hitung peserta didik secara keseluruhan sebesar 77% dan termasuk ke dalam kategori tinggi.

  Ditemukan sebagian besar peserta didik mengalami kesalahan pada perhitungan hasil akhir. Penggunaan prosedur yang berantakan merupakan faktor ditemukan dalam penelitian ini. Selain itu, beberapa peserta didik ditemukan keliru memasukkan angka pada persamaan yang dituliskan.

  Rhahim (2015) menyatakan bahwa kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam menuliskan persamaan disebabkan karena peserta didik hanya menghafal rumus yang tersedia di buku teks tanpa tau konsep dari materi tersebut. Sehingga dalam menyelesaikan soal peserta didik terbalik-balik dalam menuliskan persamaan dan salah memasukkan angka. Hal ini menyebabkan perhitungan yang dikerjakan salah. Selain itu, Hastuti (2013) menjelaskan faktor penyebab kesalahan hitung peserta didik yaitu kurangnya pemahaman konsep dalam menghitung dan kurangnya ketelitian peserta didik dalam menghitung.

  Terlepas dari hal tersebut di atas, implikasi dari temuan ini tetap menunjukkan bahwa kemampuan dasar matematika efektif dalam membantu menurunkan jumlah kesalahan penyelesaiaan soal peserta didik pada materi gerak lurus. Temuan ini sesuai dengan penelitian oleh Muh. Hasbi (2012), Ervina (2015), Tzanakis (2002) serta Sugeng (2015) yang menyatakan bahwa kemampuan matematika mempengaruhi penurunan kesalahan penyelesaian soal fisika. Serta terdapatnya hubungan yang erat antara kemampuan matematika dengan penyelesaian soal fisika.

  Namun dalam penelitian ini dibatasi, sehingga tidak dilakukan perhitungan kognitif mengenai hubungan kemampuan dasar matematika dengan penurunan kesalahan penyelesaian soal peserta didik pada materi gerak lurus. Tetapi, dilakukan perhitungan efektifitas untuk mengetahui bagaimana tingkat efektifitas kemampuan dasar matematika dalam menurunkan

  7 jumlah kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal gerak lurus.

  Setelah dilakukan perhitungan effektifitas menggunakan rumus harga peserta didik dalam menyelesaikan soal, diperoleh harga proporsi penurunan jumlah kesalahan peserta didik adalah 57,73% dengan kategori cukup. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar matematika cukup efektif dalam membantu menurunkan jumlah kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal fisika. Oleh karena itu, kemampuan dasar matematika mempunyai peran yang besar dalam membantu menyelesaikan soal fisika.

  Pontianak. Skripsi. : Universitas Tanjungpura

  (library.usu.ac.id/download/ft/sipil- jeluddin2.pdf), diakses14 januari 2018. Efrilia, Dina. 2016. Analisis Kesalahan

  Perencanaan.Medan : Fakultas Teknik USU. (Online).

  Daud, Jaleluddin. (2004). Prosedur

  Tahun 2016 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

  BNSP. 2016. Permendikbud No. 21

  Kesulitan Belajar Fisika pada Siswa RSBI : Studi kasus di RSMABI se- kota Semarang. (Online).

  Arief, Meizufan Khoirul. 2012. Identifikasi

  dalam Menyelesaikan Operasi Hitung Bilangan Bulat di SMP.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan Arief (2012) yang menyatakan bahwa hal yang harus dikuasai dalam memecahkan permasalahan fisika adalah (1) kemampuan berhitung, (2) penguasaan konsep serta (3) mengartikan lambang dan mengkonversi satuan. Jadi, selain penguasaan konsep dalam menyelesaikan soal fisika, penguasaan kemampuan matematika juga harus dimiliki peserta didik. Hal ini mengingat bahwa persoalan fisika tidak akan lepas dari perhitungan matematika.

  Agustin, 2016. Profil Kesalahan Siswa

  Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa saran yang peneliti dapat sampaikan antara lain : (1) menggali kemampuan dasar matematika apa saja yang dibutuhkan dalam pembelajaran fisika dengan menganalisis berbagai kesalahan-kesalahan dalam penyelesaian soal fisika; (2) menggali faktor-faktor yang menyebabkan lemahnya kemampuan dasar matematika peserta didik dalam menyelesaikan soal fisika serta bagaimana cara mengatasinya; (3) menganalisis hubungan kemampuan dasar matematika terhadap penurunan kesalahan penyelesaian soal peserta didik pada materi gerak lurus.

  Saran

  VIII B SMP Negeri 12 Pontianak adalah sebesar 57,63%; (3) penerapan kemampuan dasar matematika berbantuan booklet penyelesaian soal peserta didik pada materi gerak lurus di kelas VIII B SMP Negeri 12 Pontianak dengan harga proporsi penurunan jumlah kesalahan peserta didik adalah 57,73% yang dikategorikan memiliki efektifitas cukup.

  peserta didik menjadi 59,95%; (2) besar persentase penurunan kesalahan penyelesaian soal tiap peserta didik pada materi gerak lurus setelah diberikan remediasi menggunakan kemampuan dasar matematika berbantuan booklet di kelas

  postest kemampuan dasar matematika

  Berdasarkan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan dasar matematika berbantuan booklet efektif dalam meremediasi kesalahan penyelesaian soal peserta didik pada materi gerak lurus di kelas VIII B SMP Negeri 12 Pontianak. Adapun sub simpulan dari penelitian ini yaitu : (1) persentase kemampuan dasar matematika peserta didik pada materi gerak lurus setelah diberi remediasi meningkat. Pada pretest rata-rata persentase kemampuan dasar matematika peserta didik adalah sebesar 35,42%, sedangkan pada

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Siswa dalam Menyelesaikan Soal

  Fisika Pada Materi Gerak Lurus Di OECD. 2016. PISA 2015. (Artikel). Kelas VII SMP Negeri Purwodadi diakses tgl 16 Tahun Ajaran 2015/2016. Februari 2018).

  Lubuklinggau : STKIP PGRI (Artikel Rhahim, Ervina. 2015. Hubungan

  Keterampilan Matematika dengan

  Hastuti dkk. (2013). Analisis Kesalahan

  Kemampuan Menyelesaikan Soal dalam Menyelesaikan Soal Materi Fisika Terhadap Miskonsepsi Siswa Pokok Kalor pada siswa Kelas X pada Materi Implus Momentum di SMA. (Online). MAN 2 Pontianak. Skripsi.

   Pontianak :Universitas Tanjungpura. akses

  Riduwan. 2014. Metode dan Teknik 12 Februari 2018).

  Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta

  Kaswara,Ihpar (2017). Pengaruh Sugiyono, 2017. Metode Penelitian

  Pemberian Apersepsi Kemampuan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Dasar Matematika Terhadap Kualitatif, dan R&D. Bandung : Kemampuan Siswa Menyelesaikan

  Alfabeta.

  Soal Kesetimbangan Benda Tegar.

  Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Pontianak i: Universitas Tanjungpura

  Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, (Artikel Ilmiah: 8). dan R&D. Bandung : Alfabeta

  Minan, M. Husni, 2017. Pengaruh Tzankis, C. 2002. On The Relationship

  Kemampuan Dasar Matematika dan Between Mathematics and Physics in

  Kemampuan Penalaran Terhadap Undergraduate Teaching. Jurnal. Hasil Belajar

  IPA/Fisika Pada Amerika Serikat : University of Crete Peserta Didik Kelas VII SMP.

  Bandung : UIN (Artikel Ilmiah)