BAB I KONSEP TANAH - KONSEP TANAH
BAB I KONSEP TANAH Konsep tanah yang sangat penting adalah konsep sebagai media alami bagi pertumbuhan
tanaman. Bila di kota – kota konsep tanah penting untk bahan rekayasa, konsep tanah sebagai konsep rekayasa dikaitkan deangan tanah sebagai selimut batuan yang telah mangalami pelapukan atau regolit suatu konsep yang dikembangkan oleh ahli – ahli geologi pada akhir abad XIX, ahli tanah mengembangkan suatu konsep tanah sebagai suatu tubuh alam yang teratur.
1.1 TANAH SEBAGI TUBUH ALAM YANG TERATUR
1.1.1 Proses Pembentukan Tanah
Tanah merupakan hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik dan terdiri dari lapisan – lapisan atau horizon yang berkembang secara genetic. Proses – proses pembentukan perkembangan horizon dapat dilihat sebagai penambahan, pengurangan, perubahan atau translokasi. Perubahan batuan atau zat organic menjadi butir – butir tanah dikarenakan oleh : a. pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari.
b. Batuan yang sudah retak, pelapukan akan dipercepat oleh air.
c. Akar tumbuh – tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu – batuan hinga hancur.
d. Binatang – binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang mambuat lubang dan mengeluarkan zat – zat yang dapat menghancurkan batuan.
e. Pemadatan dan tekanan pada sisa - sisa zat organic akan mempercerpat pembentukan tanah.
1.1.2 Evolusi Horizon Tanah
Pelapukan batuan induk menghasilkan puing – puing yang tidak pepat, bahan induk yang tidak terlindung dari cuaca, pada keadaan yang baik akan menyababkan tumbuhnya tanaman. Pertumbuhan tanaman akan menghasilkan akumulasi sisa – sisa organic. Hewan, bakteri dan jamur menyatu dalam komunitas biologi dan memakan sisa
- – sisa organic tersebut, penguraian bahan organic membebaskan unusr – unsure hara yang terkandung didalamnya untuk siklus pertumbuhan tanaman – tanaman yang lain.
Bila lapisan permukaan mencapai suatu ketabalan tertentu dan berwarna gelap karena akumulasi bahan organic, maka suatu horizon A akan terbentuk. Horizon tanah merupakan lapisan tanah yang hampir sejajar dengan permukaan bumi yang merupakan hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat – sifat diantara horizon – horizon yang berbatasan. Tanah dengan dua horizon yaitu horizon A yang menutupi horizon R. horizon A mempunyai ketebalan sekitar 30 cm dan horizon R adalah bahan induk yang dibentuk oleh pengaruh langsung pelapukan batuan pasir.
Evolusi horizon mungkin dapat berhasil lebih cepat dari evolusi langsung batuan induk yang keras, ruang pori sedimen – sedimen memungkinkan sistem perakaran tanaman menembus lebih dalam dan lebih memudahkanperpindahan komponen yang terlarut dalam air yang terperkolasi. Proses pengendapan bahan – bahan dalam suatu horizon yang bergerak dari beberapa horizon lainnya disebut ”illuviasi”, illuviasi dalam hal ini menghasilkan suatu daerah dibawah horizon A. Partikel – patikel koloida yang diakumulasikan disebut sebagai daerah horizon B, partikel – patikel koloida yang paling sering diakumulasikan dihorizon B adalah liat, bahan organiknya adalah dari besi dan aluminium.
Pada tanah – tanah dengan horizon A yang tipis suatu lapisan tanah berwarna terang dengan bahan organik ringan / rendah, dapat berkembang horizon dibwah horizon A dan diatas horizon B, biasanya horizon ini berwana keabu – abuan yang disebut horizon E merupakan eluvial pada suatu tanah tertentu, tetapi gambaran utama dari A adalah bahan organik dan warna gelap, sedangkan E berwarna terang dengan konsentrasi pasir dan partikel – partikel kuarsa dengan ukuran seperti debu dan mineral – mineral yang resisten.
Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar diperbahrui oleh proses – proses pembentukan tanah dan tidak memiliki sifat – sifat horizon lainnya. Horizon C terdiri dari sedimen –sedimen atau bahan yang diperbaharui langsung oleh cuaca dari batuan induk dibawah nya,diatas horizon C disebut ”solum”.
1.1.3 Horizon-Horizon Utama Tanah
Horizon utama ditunjukan dengan huruf besar, seperti A,B,C, dan R. Juga ada horizon O, yang didominasi oleh bahan organik pecahan – pecahan mineral volumnya kecil sekali dan beratnya biasanya kurang dari separuhnya. Horizon O seperti muk dan gambut yang berkembang dimana lingkungan jenuh air dan dalam waktu yang cukp lama. Bahan organik yang dihasilkan kebanyakan tidak berhasil diurakan karena kekurangan oksigen untuk perombakannya.
Pada suatu saat, sebuah horizon tanah didominasi oleh sifat – sifat salah satu horizon horizon utama, tetapi mempunyai sifat lainnya, dua huruf besar digunakan, contohnya AR, huruf pertama A menunjukan sifat – sifat horizon A lebih besar dari horizon B. Pengelompokan di dalam horizon utama, huruf kecil digunakan dibelakang untuk menunjukan pengelompokan di dalam horizon utama. Simbol dan arti dari huruf – huruf kecil tersebut adalah : a = perombakan habahan organik sangat tinggi. b = horizon yang genetik tertutup. c = nodul yang keras atu nodul yang tidak mengalami pengerasan kuat. e = perombakan sedang pada bahan organik. f = frosen soii(es abadi) g =stronh gleying (reduksi besi dan campuran lainnya dimana terjadi pengembangan warna abu –abu yang menunjukan draineg yang tidak baik. h = akumulasi aluvial bahan organik. k = akumulasi karbonat. m = akumulasi dan pengeseran. n = akulasi natrium o =akumulasi residu sesquioksida–sesuiksida (terutama oksida besi dan aluminium) p = ganguan karena pengolahan tanah atau lainnya. q = akumulasi silika r = pelapukan atau batuan induk lunak. t = akumulasi liat silika. v = plinthite (bahan – bahan subsoil yanh diperkaya oleh besi yang menjadi keras atau seperti batu bata akibat pengeringan dan perendaman berulang – ulang. w = ciri – ciri mudah rusak y = akumulasi gypsun (gips – batu kapur ) z = akumulasi garam – garam yang lebih mudah larut dari gips.
1.1.4 Ordo Tanah
Bermacam – macam faktor pembentukan tanah, akibatnya ratusan ribu tanah yang berbeda telah dikenal di seluruh dunia. Tanah – tanah diklasifikasikan ke dalam ordo – ordo, sistem klasifikasi tanah (Soil Taxonomy 1975), sepuluh ordo telah dikembangkan terutama berdasarkan macam macam horizon yang ditemui dalam tanah dan sifat sifat horizon tersebut.
0i = Guguran daun-daun dan puing-puing organik yang belum di rombak. 0a = Campuran bahan-bahan dan rombakan bahan organik. A = Sebuah horisonmineral yang mengandungsejumlah besar bahan organik yang halus, oleh karenanya akan bewarna gelap.
E = satu lapisan dengan warna lebih terang dengan kandungan bahan organik lebih rendah daripada lapisan A atasnya yang menunjukan hilangnya liat silikat, besi, aluminium dan menyisakan suatu kosentrasi pasir dan partikel-partikel debu kuarsa atau mineral-mineralresisten
EB = Lapisan transisi. BE = Lapisan transisi. B = Illuvial atau kosentrasi sisa liat silikat, sesquiksoda-sesquioksida, humus, dan lain-lain, dan atauperkembangan struktur bila volume berubahmengikuti perubahan kandungan kelembaban. BC = Lapisan transisi C = Lapisan ini memungkinkan sama denagn bentukasli solum dimana mereka jelas bukan “geologic non confortimities”. Derivat dan arti nama ordo tanah Ordo Derivat(asal) Arti Histosol Gr.Histor,jaringan Jaringan atau tanah organik Verisil L.verto, naik Tanah yang sudah dibalik Entisol Coined cyllable Tanah baru Spodasol Gr.spodos, abu kayu Tanah abu Inceptisol L.inceptum, permulaan Permulaan atau tanah muda Alfisol Coined cyllable Tanah pedafler Ultisol L.ultimus, terakhir Akhir pencucian tanah Oxisol F.oxide, oksida Tanah Oksida Mollisol L.mollis, lunak Tanah lunak Ardisol L.aridus, kering Tanah kering
Horison yang ditemukan dalam tanah dan sifat-sifat horison tersebut. Nama ordo terdiri dari sebuah awalan yang di akhiri oleh “sol”. Kesembilan ordo lain berasal dari bahan induk mineral yang tidak mengalami kejenuhan air atau perendaman dalam jangka waktu yang lama. Bahan–bahan ini terdiri dari batuan induk hasil pelapukan oleh iklim, abu vulkanik dan hasil pengendapan dari aktivitas air, angin, es dan gravitasi. Pembalikan dari tanah ini akan mencegah berkembangnya horison B. terbentuk dari pasir kuarsa di daerah Humid, dimana hutan mempunyai vegetasi umum, dengan pencucian hebat akibat curah hujan yang sangat tinggi dan tanah sangat permeabel. Oksida-oksida besi dan aluminium bersama dengan koloida humus, umumnya terakumulasidalam subsoil membentuk horison Bhs dan atau horison Bhs. Perkembangan dari Horison B dengan Horison E yang berwarna abu-abu atau keputihan. Tanah-tanah ini adalah Spodosol.
Etisol yang berkembang dari bahan induk lebih halus dari pasir, mungkin dapat mengembangkan Horison B menjadi Inceptisol. Inceptisol di kembangkan sedikit lebih cepat dari pada Entisol. Entisol dan Inceptisol terjadi di semua daerah iklim, dari tundra sampai tropik.
Apabila kondisi baik untuk perkembanganya, selanjutnya Incepsol mungkin berkembang menjadi salah satu dari lima ordo lainnya. Alfisol berkembang diderah hutan humid, dimana perpindahan lempung menghasilkan Horison Bt yang mengandung 20% aatu lebih lempung dari pada Horison A, dan tanahnnya cukup mengalami pencucian dan pelapukan. Dalam waktu yang terbatas, dengan pelapukan dan pencucian yang terbatas, Alfisol yang mengalami pelapukan dan pencucian terakhir membentuk Ultisol. Ultisol sangat asam dan mempunyai kesuburan rendah untuk tanmana pertanian. Horison B di bentuk terutama oleh besi dan oksida atauoxisol pelapukan. Tanah-tanah ini disebut tanah oksida atau Oxisol. Oxisol atay Ultisol umumnya di temukan di daerah tropikhumid, keduanya sangat asam dan kurang subur untuk pertanian. Oxisol mewakili kebanyakan tanah-tanah tertua. Contohnya Alfisol, Ultisol, Oxisol.
Di Iklim arid dan subhunid, terjadi kekurangan air untuk pelapukan dan pencucian, bahan-bahan yang dapat larut cenderung tertinggal di dalam solum dan tanah- tanah cenderung tetap netral dan alkali. Vegetasi rumput di daearh subhumid meningkatkan perkembangan Horison A yang tebal dan berwarna gelap yang akan menjadi lebih lunak bila kering karena pertumbuhan melimpah dari akar-akar rumput. Tanah-tanah yang lunak ini adalah Mollisol. Mollisol umumnya mempunyai tingkat kesuburan yang cukup sebagai tempat produksi tanaman padi-padian. Aridisol berkembang di daerah arid; tanah-tanah ini dicirikan oleh sifat keringnya. Tanh-tanh ini
1.1.5 Tubuh Tanah sebagai Bagian dari Landskap Daerah yang sifat-sifat tanahnya sama atau konstan, menyusun suatu tubuh tanah.
Namun demikian ada akhirnya suatu perubahan nyata pada satu atau lebih faktor pembentuk tanah akan terjadi, yang menyebabkan juga perubahan nyata sifat-sifat tanah. Akibatnya tanah akan merupakan rangkaian kesatuan dengan sifat-sifat yang berubah secara bertahap pada semua jurusan.
Landskap sebagai satu keseluruhan dapat disarikan sebagai susunan tubuh tanah
1.1.6 Pedon (volume) dan Polypedon (bentuk)
Satu pedon tanh merupakan volume terkecil yang dapat disebut tanah dan bentuknya ialah polygonal yang kasar. Batas bagiab bawah merupakan batas yang agak samar diantara tanah dan bawah tanah atau diperkirakan sedalam penetrasi akar. Areal satu pedon adalah dari satu sampai 10 meter persegi, tergantung dari variabilitas tanahnya. Pedon adalah bagian dari satu tubuh tanah, seperti pohon Oak merupakan bagian dari Hutan Oak.
1.1.7 Penamaan Polypedon
Setiap polypedon mempunyai satu nama seri; semua kira-kira ada 12.000 seru yang dikenal di Amerika Serikat. Nama-nama seri ini adalah nama-nama abstrak yang biasanya diambil dari nama sebuah kota atau gambaran landskap dekat tempat dimana seri tersebut pertama kali dikenal dan diakui. Semua tanah yang sama mempunyai urutan Horison yang sama dan horison-horison tersebut mempunyai urutan sifat-sifat yang hampir sama.
1.2 TANAH SEBAGAI MEDIA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN
Tanah berada diantara permukaan benda-benda hidup dan benda-benda mati, dimana tanaman mengabungkan energi matahari dan karbon dioksida dari atsmofer dengan unsur hara dan air dari tanah ke dalam bentuk jaringan hidup.
1.2.1 Faktor-faktor Pertumbuhan Tanaman
Pada dasarnya pertumbuhan di darat tergantung dari air dan unsur hara dalam tanah dan oksigen harus tersedia untuk pernafasan akar dan karbondioksida yang dihasilkan harus di keluarkan tanah dari pada terakumulasi di dalamnya. Perubahan temperatur yang eksterm serta patogen sangatlah penting. Akar-akar yang telah melekat dengan baik di tanah juga akn mempertahankan tegaknya tanaman dengan cara: Pengampu adalah salah satu fungsi tanah sebagai pendukung tegaknya tanaman.
Tanaman yang tumbuh secara hidroponik umumnya didukung oleh adanya impermeabel atau Horison B. Pohon-pohon yang perakarannyadangkal mudah rebah karena angin. Kejadian ini dikenal sebagai winsthrow. Winsthrow menyebabkan ganguan horison-horisoan tanah dekat daerah pangkal pertumbuhan pohon-pohon.
Unsur-unsur Hara Esensial. Paling sedikit 16 elemen yang di perlukan untuk pertumbuhan tanaman yang berdaun bulat. Kebutuhan Air Tanaman. Sekitar 500 gram air diperlukan untuk menghasilkan 1 gram bahan kering tanaman. Kebutuhan Oksigen Tanaman. Pada akar terdapat lentisel yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Oksigen masuk ke dalam sel-sel akar dan digunakan untuk respirasi, dimana karbon dioksida dikembalikan ke dalam tanah. Respirasi menyebarkan energi yang diperlukan untuk sintesa dan translokasi dari gabungan organik dan untuk akumulasi aktif ion-ion nutrien melawan satu kosentrasi “gradien”.
Pembebasan Beberapa Faktor Penghambat. Tanah akan berusaha membentuk suatu lingkungan yang bebas dari faktor-faktor penghambat seperti keasaman atau kebasaan yang tinggi, organisme penyebab penyakit, bahan-bahan beracun, kelebihan garam dan lapisan kedap air.
1.2.2 Pengunaan Tanah ole Tanaman
Kerapatan dan penyebaran akr mempengaruhi efisiensi tanaman dalam menggunakan tanah. Tanaman tahunan seperti Oak atau Alfalfa tidak menumbuhkan sistem perakaran baru yang lengkap setiap tahun, dan memberikan keuntungan baginya dibandingkan tanaman setahun seperti jagung atau kapas. Perluasan sistem perakaran dan luasnya tanah yang kontak langsung denagn permukaan akar.
Perluasaan Sistem Perakaran. Hanyalah mungkin untuk beranggapan bahwa terdapat perbedaan yang besar dalam sistem perakaran seperti pada bagian atas tanaman. Pertumbuhan akar dipengaruhi oleh lingkungan, dengan kata lain penyebaran akar dan kerapatannya merupakan fungsi macam tanaman dan lingkungan alami dari akar.
Perluasan Akar dan Kontraknya dengan Tanah. Tanaman mempunyai akar sampai ratusan kilometer atau mil. Berdasarkan satu nilai asumsi untuk areal permukaan tanah tertentu dihitung bahwa satu persen atau kurang permukaan tanah yang langsung berhubungan dengan tanah.
Pola Pengunaan Tanah oleh Tanaman. Biji-biji merupakan tanaman dorman. Bila diletakan pada tanah lembab dengan tempertur yang sesuai, maka biji-biji akan menyerap air secara osmosis dan membesar. Enzim-enzim mulai aktif dan cadangan makanan (karbohdrat dan lain-lain) di endosperm beralih ke embrio yang di gunakan untuk tumbuh.
1.2.3 Konsep Produktivitas Tanah
Perbedaan Kebutuhan Tanaman. Kebutuhan beberapa tanaman yang mempunyai nilai ekonomi akan diperoleh dengan baik, jika tanah yang mempunyai aerasi baik dan mempunyai reaksi mendekati netral sampai atau agak masam tanpa lapisan yang menghambat penetrasi akar, tanpa kelebihan garam dan mempunyai cukup air, dan melimpahnya suplai zat hara.
Definisi Produktivitas Tanah. Produktivitas tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanaman tertentu atau beberapa tanaman di bawah suatu sistem menejemen yang khusus. Sebagai contoh tanaman kapas. Produktivitas tanah pada dasarnya merupakan suatu konsep ekonomi dan bukannya suatu sifat tanah. Tiga hal yang terlibat adalah: (1). Masukan (sistem management tertentu), (2) keluaran (hasil) dari tanaman tertentu, (3) tipe tanah.
Kesuburan Tanah dibandingkan Produktivitas Tanah.
Kesuburan tanah didefinikan sebagai kualitas yang memungkinkan suatu tanah untuk menyediakan unsur-unsur hara yang memadai, baik dalam jumlah maupun imbangannya untuk pertumbuhan spesies tanaman bila temperatur dan faktor lain mendukungnya. Produltivitas tanah sebaliknya didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk memproduksi satu spesies.
BAB II SIFAT FISIKA TANAH Sifat fisika tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan sesuai dengan
kemampuannya yang dibebankan kepadanya. Kemampuan untuk menjadi keras dan menyangga, kapasitas drainase dan kapasitas untuk melakukan drainase dan menyimpan air, plastisitas, kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsur-unsur hara tanaman , semuanya erat hubunganyadengan kondisi fisik tanah.
2.1 TEKSTUR TANAH
Tektur tanh menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Teristimewa tekstur merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok denagn ukuran lebih kecil dari kerikil (diameter 2 mm).
2.1.1 Pemisahan Tanah
Pemisahan tanah biasanya diperkirakan menjadi kelompok denagn ukuran partikel-partikel mineral dengan diameter kurang dari 2 mm atau kelompok dengan ukuran yang lebih kecil dari kerikil. Pasir merupakan suatu fraksi berukuran 2.0 – 0.05 mm dan berdasarkan sistem USDA, dibedakan pasir yang sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat kasar. Debu adalah suatu fraksi berukuran 0.05 – 0.002 mm.
Bouyoucos merancang suatu metoda hydrometer untuk menentukan kandungan pasir, debu dan liat tanpa memisahkannya. Pembacaan dua hydrometer yang diambil dari suspensi tanah dengan menggunakan hydrometer tanah khusus.
Hukum stokes menghubungkan kecepatan penurunan terbatas dari suatu bola yamg lunak dan kasar dalam suatu cairan yang kental yang diketahui densitas dan viskositas terhadap diameternya jika dicobakan analisis ukuran pertikel tanah dengan pipet, hydrometer atau dengan menggunakan metode centrifuge.
2.1.3 Kelas-kelas Tanah yang Digunakan untuk Menentukan Tekstur
Bermacam-macam kelas tanah dibedakan satu sama dengan lainnya. Tanah lempung menurut segitiga tektur adalah tanah dengan kandungan liat 7-27 persen, debu 28-50 persen dan pasir kurang dari 52 persen. Lempung adalah tanah dimana pasir, debu dan liat mempunyai pengaruh yang penting terhadap sifat-sifat tanah.
- Tanah berpasir •Tanah bertekstur kasar •Pasir berlempung
- Tanah berstektur kasar sedang •Lempung berp>Lempung berpasir halus
- Tanah berlempung •Tanah berstektur sedang •Lembung berpasir sangat h>Lempung
- Lempung berdebu
- >Tanah berstektur •Lempung liat halus sedang •Lempung liat berpasir
- Lempung liat ber
- Tanah berliat •Tanah berstektur halus •Liat berpasir
- Liat berdebu
- Liat 2.1.4 Penentuan kelas Tanah dengan Metode Lapang.
Jika ahli-ahli tanah memetakan tanah, mereka menggunakan metode lapang untuk menentukan tekstur bermacam-macam horion dari pedon untuk mengidentifikasi tanah dan untuk membedakan diantara tanah-tanah yang berbeda pada suatu landsekap.
2.1.5 Pengaruh dari Pecahan-pecahan Kasar pada Nama Kelas.
Beberapa tanah mengandung krikil, batuan atau pecahan-pecahan kasar lain yang lebih besar daripada ukuran butir-butir pasir dalam jumlah yang nyata. Suatu kata sifat harus disediakan untuk ditambahkan pada nama kelas pada kejadian ini.
2.1.6 Tekstur dan Penggunaan Tanah Secara pasti nama kelas hanya menguraikan penyebaran ukuran partikel.
Plastisitas, rigiditas, permeabilitas, kemudahan mengolah tanah, kekringan, kesuburan dan produktivitas mungkin berkaitan dengan kelas-kelas tekstur dalam sebuah wilayah geografis tertentu, tetapi karena banyaknya variasi yang ada dalam pemisahan komposisi mineral, tanah-tanah di dunia tidak dapat dibedakan secara umum dari luas.
Tanah berpengaruh penting pada tanaman melalui hubungannya dengan udara dan air. Kemampuan tanah untuk menyimpan air diantara hujan yang terjadi menentukan pemberian musiman kelembaban tanah dan biasanya menetukan spesies apa yang tumbuh dalam sebuah hutan dan kecepatan pertumbuhannya.
2.1.7 Gambaran Alami dan Evolusi Horison-horison Argilic
Pertikel-pertikel liat dipindahkan oleh air perkolasi dari Horison A dan dfiendapkan di Horison B. Hasilnya adalah pedon-pedon dengan horiso-horison yang mempunyai tekstur berbeda, suatu gambaran umum di seluruh dunia Akumulasi liat oleh suatu gerak ditunjuk oleh subscrip t seperti dalam Bt. Simbol “t” berasal dari Jerman “ton” yang berarti liat. Apabila Horison Bt dari dalam tanah-tanah berlempung mempunyai sedikit 1,2 kali lebih bnayak liat daripada Horison A di atasnya, Horison ini Alfisol dan Ultisol juga mempunyai horison argilic tetapi tanah-tanah ini tidak selalu ada horison argilicnya.
Pembentukan horison argilic membutuhkan bahan induk yang mengandung liat atau yang mengalami pelapukan untuk membuat liat. Periode-periode basah dan kering secara bergantian diperlukan.
2.1.8 Pengaruh Horison Argalic pada Pertumbuhan Tanaman
Adanya suatu horison argalic dapat menguntungkan ataupun merugikan dapat membatasi penetrasi akar pada tanah Greenfield dan Snelling di California. Penetrasi akar mencapai kedalaman lebih dari 2 meter dan mampu menggunakan 20- 25cm air yang tersimpan dalam zone perakaran.
2.1.9 Perubahan Tekstur tanah
Perubahan tekstur tanah di lapangan hanya kadang-kadang diusahakan karena terlalu berat dilakukan pada tanah-tanah dengan areal yang luas. Pembajakan yang dalam dilakukan pada beberapa kasus untuk memecahkan lapisan penghambat akar dan untuk mengendalikan erosi oleh angin.
2.2 STRUKTUR TANAH
Istilah tekstur digunakan untuk menunjukan ukuran partikel-partikel tanah. Tetapi, apabila ukuran partikel tanah sudah diketahui digunakan istilah struktur. Struktur menunjukan kombinasi atau susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu dan liat) sampai pada partikel-partikel sekunder atau (ped) disebut juga agregat.
2.1.1 Peranan Struktur
Struktur mengubah pengaruh tekstur denagn memperhatikan hubungan kelembaban dan udara. Akibat struktural pada hubungan ruang pori yang membuat struktur menjadi begitu penting.
Deskripsi lapang struktur tanah meliputi: (1) tipe yang menunjukan bentuk dan susunan ped, (2) kelas, yang menunjukan ketentuan perihal ped dan (3) gardasi yang menunjukan ketentuan perihal ped. Ped tanah di klasifikasikan berdasarkan misalnya bualt, lempeng, balok atau prisma.
Istilah-istilah untuk gradasi adalah sebagai berikut:
Tidak mempunyai struktur - agregasi tidak dapat dilihat atau tidak tertentu
batasnya dan susunan garis-garis alam semakin kabur. Pejal menggumpal, berbutir tunggal jika tidak menggumpal.
Sedang – ped yang dapat dibentuk dengan baik, tahan lama dan jelas, tetapi
tidak jelas pada tanah yang tidak terganggu.
Kuar – ped yang kuat, jelas pada tanah yang tidak terganggu satu dengan
yang lain terikat secara lemah, tahan terhadap perpindahan dan menjadi terpisah apabila tanah tersebut terganggu.
2.2.3 Pembentukan Ped
Untuk menghasilkan ped harus ada beberapa mekanisme yang mengelompokkan pertikel menjadi “Cluster” (kelompok) dan yang dimaksud dengan cluster adalah ikatan yang kuat sehingga ped terbentuk. Akar tanaman merupakan penyebab utama bergeraknya partikel- partikel tanah sehingga berhubungan erat satu dengan yang lainnya. Penyebab lain yang aktif dalam pembentukan ped adalah aktivitas hewan, keadaan lembab dan kekeringan, juga pembekuan dan pencairan.
Ketahanan ped tergantung pada dua keadaan, yaitu: (1) tanah dipermukaan ped tidak teratur selama keadaan menjadi basah kembali atau rehidrasi, dan (2) koloid-koloid harus mampu diikat bersama partikel di dalam ped apabila tanah menjadi basah. Penyaringan basah biasa dipergunakan untuk mengukur stabilitas ped.
2.3 KOSISTENSI TANAH
Konsistensi adalah ketahanan tanah terhadap perubahan bentuk atau pecahan. Keadaan ini ditentukan oleh sifat kohesi dan adhesi.
2.3.1 Istilah-istilah Konsistensi Tanah Konsistensi digambarkan untuk tiga tingkat kelembaban; basah; lembab; dan kering.
Konsistensi tersebut termasuk: 1. Tanah Basah: tidak lengket, lengket, tidak plastis dan plastis.
2. Tanah Lembab: mudah lepas, mudah pecah, teguh.
3. Tanah kering: lepas, halus, keras.
2.4 HUBUNGAN ANTARA KERAPATAN DAN BERAT
Kerapatan partikel merupakan suatu ukuran kerapatan partikel tanah dan kerapatan massa merupakan ukuran kerapatan dari tanah tersebut dimana dia berada secara alami termasuk ruang pori.
2.4.1 Kerapatan Partikel
Untuk menentukan kerapatan partikel tanah pertimbangan hanya di berikan untuk partikel yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu tetapan dan tiodak bervariasi menurut jumlah ruang partikel., suatu variasi yang harus mempertimbangkan kandungan kandungan tanah organik atau komposisi mineral.
2.4.2 Kerapatan Massa
Kerapatan massa adalah berat perunit volume tanah yang dikeringkan dengan 3. oven yang biasanya dinyatakan dalam gram/cm
Pembentukan struktur selam perkembangan tanah menyebabkan horison-horison dibagian atas mempunyai kerapatan massa lebih tinggi dibanding bahan induk asli. Horison Bt di tanah lempung di Miami mempunyai kandungan liat yang lebih tinggi dibanding horison A. Tanah-tanah organik atau histosols, mempunyai kerapatan massa yang sangat
2.4.3 Berat Irisan Menurut alur dalam Acre
Berat irisan menurut alur dalam acre adalah berat kering oven dari tanah sebesar 1
3
acre sedalam 6-7 inci. Tanah dengan nilai kerapatan massa 1,5 gram/cm akan mempunyai 1,5 kali lebih besar daripada air.
2.4.4 Berat Tanah Seluas Satu Hektar Satu hektar sama dengan 100 meter kuadrat, jadi mempunyai luas 10.000 m².
3 10.000 m² x 0,2 m = 2000 m .
Lapisan setebal 20 cm seluas 1 hektar mempunyai berat:
3 2000 m x 1000 kg = 2.000.000 kg.
2.5 RUANG PORI DAN POROSITAS
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentasi volume ruang pori total disebut porositas.
2.5.1 Perhitungan Porositas Berdasarkan Kerapatan Massa dan Kerapatan Partikel.
Keadaan yang tidak mungkin dimana kerapatan massa (KM) dan kerapatan partikel (KP) adalah sama. Ratio KM/KP akan menjadi 1:0. Jika semua volume tersebut ditempati oleh padatan, volume ruang pori akan menjadi nol. Volume Padatan adalah
3 1,56 g/cm x 100 = 60% bahan padat.
3
2,6 g/cm Ruang porinya =100% - 60% = 40%.
Rumus berikut digunakan untuk porositas tanah: 100% - (KM/KP x 100) = n% ruang pori.
2.5.2 Penagaruh Tekstur dan Struktur pada Ruang Pori
Tanah dengan tekstur halus mempunyai kisaran ukuran dan bentuk partikelnya yang luas. Pertikel dibungkus tertutup dan tanah selalu mempunyai ped. Konsistensi dengan kenyataan bahwa horison-horison A liatnya mempunyai kerapatan massa rendah dan pasir mempunyai kerapatan massa tinggi. Pergerakan dan penimbunan liat di horison-horison argalic atau Bt menurunkan ruang pori dan menaikkan kerapatan tanah.
2.5.3 Penyebaran Ruang Pori di dalam Tanah Penyebaran ruang pori dalam profil tertentu dari sebuah tanah matang.
Perkembangan struktur pada horison A berakibat pada porositas total yang tinggi sama baiknya dengan jumlah ruang yang sesuai baik di mikropori.
2.6 PERMEABILITAS TANAH DAN KONDUKTIVITAS HIDRAULIK Permeabilitas merupakan kemudahan cairan, gas dan akar menembus tanah.
Permeabilitas tanah untuk air merupakan konduktivitas hidraulik. Konduktivitas hidraulik termasuk:
1. Menentukan jarak di anatara garis-garis lubang drainase.
2. Ukuran luas bagian dasar sistem septic tank.
3. Ukuran teras dan kemiringan saluran teras mengendalikan erosi.
4. Panjang dan gradien parit irigasi.
2.7 AERASI TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Respirasi oleh akar dan organisme lain membutuhkan oksigen dan menghasilkan karbon dioksida, hal ini menyebabakan udara dalam tanah akan berisi umumnya 10 sampai 100 kali lebih besar kosentrasi karbon dioksida dan agak lebih sedikit oksigen dari pada atsmofer. dari atsmofer ke dalam tanah dan ksrbon dioksida mengalir secara difusi dari tanah ke atsmofer.
Lajunya difusi oksigen menembus air adalah 10.000 kali lebih kecil dari pada melewati ruang yang berisi udara. Sejalan dengan naiknya kandungan air dalam tanah, jalan difusi oksigen ke permukaan-permukaan akar akan menjadi lebih panjang, menyebabkan suatu penurunan oksigen yang tersedia untuk respirasi akar. Penelitian telah memperlihatkan bahwa akar dari kebanyakan tanaman gagal untuk menembus tanah bila laju difusi kurang
- 8
2
dari 20 x 10 per cm per menit. Defisiensi oksigen dihasilkan bila tanah dijenuhi air, oksigen seperti jalan tersebut di atas tidaklah aneh, sebab bentuk-bentuk lain dari kehidupan berakhir dengan sangat cepat oleh karena gangguan mati lemas kemudian oleh kakuranagn makanan.
2.8 PENGARUH PENGOLAHAN PADA TANAH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Permulaan pertanian memberi tanda permulaan pengolahan tanah. Tugal-tugal apa saja mungkin merupakan alat pertama untuk pengolahan yang biasa digunakan menanam tanaman. Perkembangan dan perbaikan alat-alat pengolahan dan metodannya mendukung menaikkan produksi pangan dan menaikkan produksi pangan dan menaikkan populasi manusia.
2.8.1 Definisi dan Tujuan Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan manipulasi mekanisme dari tanah untuk berbagai tujuan tetapi pada pertanian dan kehutanan hal ini biasanya terbatas untuk modifikasi kondisi tanah untuk produksi tanaman.
Tiga tujuan yang biasanya diterima adalah: (1) memberantas gulma; (2) mengolah sisa-sisa tanaman dan; (3) mengubah struktur tanah terutama menyiapkan untuk menanam benih atau bibit.
Gulma dan tanaman bersaing dalam kebutuhan unsur hara, air dan cahaya. Penelitian mendukung kesimpulan bahwa keuntungan utama dalam budidaya jagung karena pengendalaian gulma. Pengerjaan tanah yang terlambat pada musim tanam bagaimanapun dapat mengganggu akar dan mengurangi hasil. Pada kebanyakan tanah, herbisida tetap digunakan untuk pengendalian gulma dengan hasil yang lebih baik.
2.8.3 Pengolahan dan Pengelolaan Sisa-sisa Tanaman
Tanaman pada umumnya tumbuh pada lahan-lahan yang mengandung sisa-sisa penempatan benih lebih tepat dan pupuk pada saat tanam, dan pemeliharaan tanaman yang mudah selama musim tanam. Tajuk-tajuk tanaman pada permukaan dan memberikan perlindungan terhadap air dan erosi angin. Sisa-sisa tanaman yang tertinggal pada lahan setelah musim dingin mungkin juga menyebabkan salju menjadi tertimbun dan akhirnya cair dan menaikkan kandungan air tanah.
2.8.4 Pengaruh Pengolahan pada Struktur Tanah
Alat untuk pengerjaan, Peringan dan “packer” menghancurkan sebagian besar agrerat tanah. Perbaikan lapangan untuk mematikan gulma dapat mempunyai pengaruh yang tiba-tiba pada pengemburan tanah, memperbaiki aerasi tanah dan infiltrasi air.
2.8.5 Konsep Pengolahan Minimum
Adalah kenyataan bahwa tanaman-tanaman tanpa pengolahan tanah. Secara luas perlu dipertanyakan dalam penenlitian rangkaian mencari jalan untuk mempertahankan tanah dalam kondisi fisik yang baik dan memberikan hasil yang tinggi dengan biaya yang minimum. Untuk memproduksi tanaman, perlu praktek tentang konsep pengolahan sempurna. Sistem pengolahan minimum mempergunakan kegiatan-kegiatan yang lebih sedikit untuk memproduksi tanaman.
2.8.6 Pengaruh dari Budidaya yang Terus Menerus pada Ruang Pori
Beberapa ruang makro pori dikurangi menjadi mikro pori, hasilnya satu kenaikan
2.8.7 Kulit Permukaan Tanah
Ped tanah pada permukaan tanah dipecah berkeping-keping oleh curah hujan, semua tertgantung kepada stabilitas airnya atau partikel primer yang menghancurkannya. Bila kulit di permukaan kering, kulit akan sangat keras dan dapat menghalangi munculnya perkecambahan.
2.8.8 Olahan dan Pengolahan
Olahan merupakan kondisi fisik tanah, dengan kemudahannya untuk diolah sebagai tempat persemaian dan kemampuannya menghalagi perkecambahan dan juga penetrasi asam. Pengolahan dihubungkan dengan kondisi struktural. Efek pengolahan pada tanah olahan sangat penting.
2.9 LALU LINTAS DAN KEPADATAN TANAH
Kepadatan tanah menghasilkan :
1. Penurunan dalam ruang pori total
2. Penurunan dalam ruang pori makro
3. Penurunan dalam ruang pori mikro
2.9.1 Lapisan-lapisan Padat atau Lemengan-lempengan Mengalami Tekanan
Lempengan-lempengan yang mengalami tekanan merupakan suatu masalah pada tanah-tanah pasir yang mempunyai kadar liat cukup untuk menyebabkan penyusutan dan pengumpalan yang cukup unyuk memecahkan lapisan padat secara alami.
2.9.2 Efek Roda-roda Kendaraan Pada tanah dana Tanaman
Lalulintas kendaraan akan merusak pucuk-pucuk tanaman, dan tanaman akan lemah sehingga lebih peka terhadap infeksi penyakit. Perkembangan akar dibatasi, tegakan-tegakan alfalfa atau kerapatan tanaman dan hasil turun akibat roda-roda
2.9.3 Efek Lalulintas Tempat Rekreasi
Satu hal yang paling menyolok perubahan yang baru terjadi banyak di landskap kering di sebelah barat daya Amerika Serikat, yang disebabkan oleh penggunaan yang tidak bedakan dari kendaran-kendaraan di luar jalan.
2.9.4 Efek Pengangkutan Balok Kayu Pada Tanah
Permeabilitas tanah terhadap air ditemukan mencapai 65% dan 8% lebih besar di atas daerah pemotongan dan area jalan untuk mengangkut balok. Perubahan kerapatan massa dan ruang pori tanah hutan disebabkan pengangkutan balok kayu.
2.10 EFEK PENGGENANGAN DAN PELUMPURAN PADA SIFAT FISIK TANAH
2.10.1 Efek Penggenangan
Penggenangan pada tanah kering berarti memasuki agregat dan mendorong udara dalam pori, mengakibatkan letusan-letusan kecil yang memecahkan dan memisahkan agregat tersebut.
2.10.2 Pengaruh Pelumpuran
Pelumpuran merupakan suatu pembajakan tanah yang jenuh air menutupi seluruh lapangan. Agregat-agregat yang menjadi lumpur merupakan suatu sistem dengan dua fase penting yaitu padatan dan cairan.
2.10.3 Hubungan Oksigen pada Tanah-tanah Sawah yang Tergenang
Air yang menutupi sawah mempunyai kadar oksigen yang cenderung sama dengan oksigen di atsmofer. Tanah di bawah lapisan permukaan yang tipis dan di atas kancah akibat tekanan mengalami defisiensi oksigen dan mengalami kemunduran.
2.11 WARNA TANAH Warna tanah merupakan sifat tanah yang nyata dan mudah dikenali.
2.11.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Warna Tanah
Bahan-bahan organik merupakan bahan utama pewarna tanah yang tergantung pada keadaan alaminya, jumlah dan penyebaran dalam profil tanah. Gambut biasanya berwarna coklat dimana dekomposisi bahan organiknya baik, warna merah pada tanah pada umunya dihasilkan oleh tidak adanya hidrasi dan oksidasi oksidabesi. Warna kuning dihasikan oleh hidradasi oksida besi di subsoil. Warna abu-abu terang atau mendekati warna putih kadang-kadang merupakan bahan induk.
2.11.2 Determinasi Warna Tanah
Warna-warna tanah dityentukan dengan membandingkan warna tanah dengan tabel warna “Munsell Color Chart” berisi 175 warna yang disusun secara sistematis. Notasi warna Muncell merupakan sistem Numerid dan huruf sifat-sifat warna masing- masing dari tiga variabel.
2.11.3 Warna Tanah Tanah-tanah yang putih biasanya mempunyai tingkat kesuburan yang rendah.
Warna sob soil yang abu abu dapat menandai satu tanah yang jenuh selama pembentukan tanah dan drainase dibutuhkan untuk pertanian.
2.12 TEMPERATUR TANAH
2.12.1 Keseimbangan Pada Tanah Keseimbangan panas tanah terdiri dari perolehan dan hilangnya energi panas.
Radiasi matahari yang diterima di refleksi sebagian dikembalikan ke dalam atsmofer, dari tanah karena:
1. Evaporasi air 2. Radiasi yang di kembaliakan sebagia radiasi gelombang panjang.
3. Pemanasan udara di atas tanah
4. Pemanasan tanah
2.12.2 Kapasitas Tanah dan Konduktivitas Panas
Kapasitas panas dari tanah yang berisi 25% air (setiap 100 gram tanah kering melalui pengaruh pada konduktivitas panas yang memepunyai kecepatan pemindahan panas.
2.12.3 Lokasi dan temperatur
Daratan tanaman mempunyai perbedaan lingkungan mikro yang besar dalam batas-batas suplai cahaya, temperatur, dan kelembaban tanah. Temperatur menurun dengan kenaikkan elevasi.
2.12.4 Fruktuasi Temperatur Tanah
Fruaktuasi terbesar pada permukaan tanah dan menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Suatu definisi yang baik dari perubahan musim terjadi perubahan yang lambat dari temperatur tanah musiman.
2.12.5 Pengendalian Temperatur Tanah
Dengan drainase yang menguntungkan beberapa pengaruh pada hubungan temperatur tanah yang sedemikian rupa, dimana mereka dapat meninggikan air dengan jumlah air yang berlebihan, dengan menggunakan mulsa dan berbagai macam naungan jumlah-jumlah radiasi matahari yang di absorbsi hilangnya energi dari tanah oleh radiasi, infiltrasi air dan hilangnya air oleh operasi dapat diubah.
2.12.6 Permafrost
Permaforst berkisar dari bahan seluruhnya terutama dari es sampai tanah yang membeku, dimana esnya tidak dapat terlihat, tanah dapat terlihat kecuali jika menjadi keras. Lapisan permaforts dalam tanah tidak bertambah tebal, tetapi cenderung mencapai ketebalan maksimum diimbangi oleh panas dari dalam perut bumi.
2.12.7 Regim Temperatur Tanah
Temperatur tanah menjadi sifat tanah yang penting dimana temperatur digunakan pada pengklasifikasikan tanah. Kelas-kelas temperatur tanah atau regim dibatasi dengan rata-rata tahunan temperatur tanah (MSAT) di daerah perakaran.
BAB III KIMIA TANAH Dua bahan penting yang diabsorbsi tanaman yang dipindahkan dari tanah adalah air dan
unsrur hara, tanaman dapat menjalanu defisiensi unsur ensensial bila:
1. Mereka tidak terdapat dalam tanah, atau
2. Terdapat dalam kuantitas yang besar dalam tanah, tetapi sangat sedikit terlarut atau tersedia untuk menopang kebutuhan tanaman. Akibatnya analisa kimia total tanah umumnya hanya sedikit meberikan informasi penting mengenai makanan tanaman.
3.1 PERTUKARAN KATION
Pertukaran kation adalah pertukaran antara kation-kation dalam suatu larutan dan kation lain pada permukaan dari setiap permukaan bahan yang aktif. Pertukaran kation lebih disukai
- suatu kation tetapi bukan basa, kation-kation yang terjerat dapat dipertukarkan dengan kation lainnya, Proses pengantian ini disebut dengan pertukaran kation.
3.1.1 Pertukaran Kation Alami
Reaksi tukar kation dalam tanah terjadi terutama dekat permukaan liat, yang berukuran seperti koloida, dan partikel—partikel humus yang di sebut misel. Permukaan misel yang bermuatan negatif membentuk suatu ikatan selam muatan negatif ada dan dimana terdapat suatu kekuatan tarik menarik yang kuat terhadap kation. Kation
3.1.2 Kapsitas Tukar Kation Tanah
KTK didefinisikan sebagai jumlah total adsobrsi kation yang dapat ditukar, yang dinyatakan dalam milligram dalam seratus gram tanah kering. Kapasitas tukar kation total adalah jumlah total daerah tempat penukaran baik koloid organik walaupun koloid mineral.
3.1.3 Macam dan Jumlah Kation dapat Ditukar
Kation dengan radius hidrasi terkecil akan bergerak merapat ke permukaan misel dan di adsorbsi lebih kuat. Tercatat pada pengelompokan pelimpahan untuk mollisol yang terdapat dalam Iowa adalah sam dengan energi rangkaian adsorbsi: Ca> Mg> K> Na.
3.1.4 Kejenuhan Hidrogen dan Basa (%)
Delapan belas mili ekivalen basa dapat ditukar dan 9,3 mili ekivalen hidrogen dapat ditukar terdapat dalam horison Ap dari tanah.
3.2 ANION DAPAT DITUKAR
Pada umumnya tanaman mengabsorbsi anion sebanyak kation. Tiga anion penting yaitu nitrat, fosfat, dan sulfat. Perlu dihubungkan dengan bahan organik. Dalm pertukaran anion dalam tanah adalah :
Gibsite merupakan oksida liat yang terdiri dari aluminium dalam koordinasi enam dengan hidroksil. Dalam lingkungan acidic yang normal tanah tropik mengalami pelapukan tinggi, hidroksil mengambil atom hidrogen.
3.2.2 Pentingnya Pertukaran Anion
Kapasitas tukar kation meningkat seperti peningkatan pH tanah dan kapasitas tukar anion meningkat dengan berkurangnya pH tanah. Sebagian kecil horison tanah bermuatan positif. Ringkasan tanah dengan koloid bermuatan positif: o Mengabsorbsi anion ion-ion dan khlor o Kation seperti kalsium, magnesium dan kalium ditolak dan tetap sanagt rentan terhadap pencucian dalam larutan tanah.
3.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI pH TANAH
Terdapat beberapa komponen dalam tanah yang mempengaruhi kosentrasi h2 larutan tanah. Bagian ini dimulai dengan suatu pH tertentu dan faktor-faktor yang mengendalikan pH pada sebagian besar tanah, yang umumnya berkisar 4-10, pH tanah kurang dari 4 biasanya dengan hadirnya asam kuat seperti sulfat.
3.3.1 Batasan pH
Air adalah netral, karena kosentrasi H dan OH sama. Pada keadaan netral pH adalah air dipisahkan atau diionisasikan sebagai berikut:
3 —
HOH H +OH pH didefinisikan sebagai berikut:
- pH = log 1/ H (dimana H sama dengan mol H perliter).
pH air murni dihitung sebagai berikut: pH = log1/0,000.000.1 = log 10.000.000 = 7
- Setiap unit perubahan pH dikaitkan dengan perubahan 10 kali lipat kosentrasi H
- dan OH .
3.3.2 Peranan Karbonat pada Tanah Alkali Ringan sampai Berat
Bahan induk mempunyai kisaran pH yang luas; tanah muda mewarisi pH bahan induk. Tanah dikatakan berbuih. Reaksinya adalah: CaCO + 2 HCl CaCl +H + CO (gas).
3
2
2 2.
Hidrolisis karbonat menghasilkan tanah alkali:
- 2 —3 —
CaCO + H O Ca + HCO + OH
3
2 Tanah berkapur adalah100 persen jenuh basa. Basa dapat di tukar ini juga bereaksi
- dengan air dan dengan hidrolisis menghasilkan OH .
3.3.3 Peranan Hidrogen dapat Tukar dan Basa dapat Ditukar dalam Tanah yang Sedikit
Asam dan AlkaliPelapukan mineral dalam tanah dapat menyumbangkan basa yang terakumulasi sebagai karbonat untuk menjaga sistem karbonat. Kelembaban tanah adalah udic dapat
- kehilanagan karbonat. Hidrogen dapat tukar meberikan H ke larutan tanah melalui dissosiasi dari pertukaran sebagai beri
Misel H H pH tanah disebabkan oleh pengaruh kompetisi dissosisi hidrogen dapat ditukar dan
—
produksi OH dari hidrolisis basa dapat ditukar dalam tanah berkisar dari alakali ringan sampai acidic ringan.
Selama pencucian terus menerus dan pH tanah menurun, kapasitas tukar kation menurun, sebagian besar disebabkan reduksi muatan yang tergantung pH bahan organik.
3.3.4 Peranan Aluminium dalam Tanah Acidic Sedang sampai Kuat
Apabila liat montmorrilonite di cuci dengan asam, akan menjadi 100 persen jenuh oleh basa, aluminium keluar dari struktur liat dan mengisi tempat kation dapat ditukar.
- 3
Hirolisa Al dalam larutan menghasilkan H sebagai berikut:
- 3 +2
Al + H O AlOH
- H
2 Hidroksi ion Al mungkin diabsorbsi kembali untuk pertukaran dan sebaliknya dapat juga
dihidrolisa:
- 2 +1
Al(OH) + H O Al(OH) + H
2
2 Hidroksi Al
Di daerah pantai, dimana rawa-rawa yang bergaram dan tanah digenangi serta jenuh air sepanjang waktu. Bakteri mereduksi sulfur menghasilkan sulfida (H