Pertanyaan untuk penelitian docx (1)
Pertanyaan-pertanyaan untuk penelitian musik
1. Sistem klasifikasi dari jenisjenis musik, menyangkut sistem klasifikasi yang
dibuat rakyat setempat atau sistem klasifikasi dari berbagai pengalaman musikal.
Hal yang akan dilihat seperti berikut.
a. Gaya. Pada bagian ini dianjurkan untuk mendaftar semua tipe lagu yang
ada, apa perbedaannya, apakah kita juga mempertimbangkan, bahwa hal
hal tersebut berbeda, mengapa? Dan disebut apa.
b. Konsep.
c. Perbedaan soal penampil seperti, umur, jenis kelamin, jumlah dan status
siosial. Apakah lagu yang ada dinyanyikan oleh siapa saja.
d. Perbedaan media seperti, suara, instrumen, apakah solo atau ansambel.
Apakah ada lagu yang dibawakan tanpa pengiring. Apakah ada instrumen
musik yang asli. Apakah ada lagu yang dapat dimainkan juga pada
instrumen. Apakah ada tipe musik yang dibawakan dalam ansambel.
e. Tempat asal seperti, apa dari daerah setempat atau asing. Apakah tipe
musik tersebut berasal dari tradisi sendiri atau dari luar.
f. Periode asal seperti, apakah ada lagu yang disebut lagu tua, baru, moderen,
atau sama. Apakah ada nama dari tipe musik, yang disampaikan secara
tidak langsung ketika musik tersebut diciptakan.
g. Person/kelompok asal seperti, apakah ada tipe musik yang disampaikan
secara tidak langsung dari yang menciptakannya.
h. Struktur musik seperti, bentuk, tangga nada, modus, melodi dan/atau tipe
ritme.
i. Guna dan fungsi seperti, hajatan penampilan.
j. Kandungan tekstual.
k. Gaya regional.
2. Media penampilan. Menyangkut suara, yakni perbedaan jenis.
a. Batasan vernakular untuk suara seperti, suara, bunyi, nada, kegaduhan,
dll. Apakah suara manusia, binatang, kualitas bunyi instrumen, bunyi
angin, air, dedaunan, dll.
b. Suara perempuan/lakilaki.
c. Solo, duet atau paduan suara.
3. Suara. Menyangkut deskripsi istilahistilah.
a. Tesitura atau bentangan nada dalam suara sopran, alto, tenor, bas. Apakah
lebih baik digunakan suara rendah atau suara tinggi. Apakah nama atau
sebutan untuk suara rendah atau tinggi bagi suara perempuan maupun
pria. Apakah perbedaan mendasar suara tinggi atau rendah dalam
menyanyi.
b. Kualitas, yakni menyangkut tinggi, rendah, murni, parau atau dari suara
alam.
4. Produksi suara.
a. Ketegangan: rileksasi dan ketegangan. Membedakan rileksasi atau
ketegangan dalam memproduksi suara sesuai dengan jenisjenis yang
berbeda atau dalam satu lagu tunggal. Apakah lebih baik, secara
tradisional, dalam memproduksikan suara digunakan leher tegang atau
rileks.
b. Luas: apa lebih baik dalam memproduksi suara rongga leher sempit atau
terbuka.
c. Resonansi, apakah suara dahi, nasal, kepala atau lain.
d. Register menyangkut suara alami atau falset (tiruan). Ada berapa register
yang digunakan.
e. Vibrato: gelombang secara alami, disengaja, konstan atau berubahubah.
Apakah lebih baik tanpa vibrato, atau vibrato yang kecil atau luas.
Menunjukkan vibrato yang baik dan buruk. Apakah luas dan getaran
vibrato tetap sama selama musik berlangsung atau berubahubah sesuai
konteks.
f. Bagaimana vokalisinya apakah sesuai frase atau sepanjang kemapuan yang
mungkin dicapai. Bagaimana mengontrol nafas, apakah dengan dahi atau
perut.
g. Aspek psikologis: diperlukan sekali untuk diobservasi dan diukur secara
mekanik oleh spesialis tentang lipatan vokal (tali, tali yang menghubungi
dua titik, pita, ikatan).
h. Glotis.
i. Otot laringal luar atau dalam.
j. Lidah: bentuk, penempatan, dan gerakan.
k. Rahang: gerakan.
l. Perut dan diafragma menyangkut ketegangan dan gerakan.
5. Tekstur.
6. Tipologi kualitatif (apa yang berubah secara umum)
a. Sporadik, bunyi yang sebentarsebentar.
b. Linear, bunyi yang berkelanjutan.
c. Masif, akumulasi bunyi dari satu kualitas.
7. Tipologi faktor, faktorfaktor mana atau materi bunyi mana yang ditekan.
a. Tekstur tonal atau tonalitas, dalam penadaan bunyi, gerakangerakan
melodi dan atau efekefek harmoni yang ditekan.
b. Tekstur metroritmik atau soal metroritmik, yang mana bunyibunyi yang
tidak ditala dikelompokkan untuk menandai mereka dalam hubungan
dengan yang lain.
c. Tekstur timbre atau warna bunyi.
d. Tekstur dinamika, yang menyangkut tingkat intensitas yang bervariasi
ditandai secara relatif, apakah perubahan melalui penahapan atau
melompat.
e. Kelipatan dari yang ada di atas: terbanyak gaya musik didasarkan pada
kombinasi empat tekstur di atas. Keempat tekstur tersebut memiliki
hubungan yang sangat erat.
8. Tipologi spesifik dari tekstur tonal.
a. Monofoni, keseluruhan bangunan musik yang disusun atas satu garis
melodi tunggal. Garis tunggal solo: nyanyian solo tanpa iringan. Garis
tunggal ansambel. Pararel oktaf yang tidak disengaja: fungsinya hampir
sama dengan unisono, tetapi kenyataan wujudnya dibuat dalam oktaf
duplikat.
b. Parafoni atau homofoni, dua atau lebih garis melodi yang ditandai dalam
hubungannya satu sama lain. Pararel oktaf yang disengaja: oktaf duplikat
dibuat untuk efek khusus. Pararel untuk intervalinterval lain. Drone satu
garis [bunyi] yang berkelanjutan, sementara melodi yang lain diproduksi.
Harmoni, pembunyian kelompok nada secara simultan yang ditandai
dengan ikatan satu kelompok nada ke kelompok nada sesudahnya.
c. Heterofoni, yakni dua atau lebih garis melodi, yang masingmasing memiliki
identitas dasar, dan yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
Heterofoni konformatif: penyimpangan dari unisono murni atau oktaf
pararel. Heterofoni ornamental, memiliki figurfigur yang bersifat
ornamental yang ditambahkan ke nadanada struktural dari sebuah melodi
melalui satu bagian dari ansambel. Deviasi atau heterofoni secara variasi:
eksplorasi dari penyelewengan dalam bentuk ketidakcocokan waktu melalui
perlengkapan seperti preseden (antisipasi, implikasi) dan subsekuens
(anteseden, menggantikan) dalam kontras untuk pembentukan dan variasi
variasi dalam kontur melodi yang ditail. Heterofoni transfiguratif: eksplorasi
transfigurasi melalui penyelewengan sebagai pembagian, pelipatan,
penambahan dan pengurangan.
9. Disfoni, yakni bagianbagian yang berbeda memiliki tinggi nada yang berbeda dan
ketidakbergantungan secara relatif, atau dalam dua atau lebih garis melodi tanpa
identitas dasar, apakah simultan atau tidak, atau halhal tersebut dengan
identitas dasar dan dengan mempertimbangkan bentuk ketidakcocokan waktu
dihubungkan secara signifikan satu dengan yang lain. Disfoni imitatif, disfoni
fuga/kanonik, disfoni kontrapungtal.
10. Tipologi yang spesifik dari tekstur metroritmik.
a. Ritme yang bebas seperti, bunyi yang berkelanjutan, parlando/rubato,
ukuranukuran yang sebentarsebentar.
b. Ritme campuran seperti, isometrik satu jenis unit ukuran yang diulang,
polimetrik, yakni jenisjenis unit metrik atau ukuran yang berbeda yang
tampak dalam rangkaian nada. Tanpa ukuran atau poliritmik, yakni jenis
jenis unit ukuran yang berbeda yang muncul secara simultan.
11. Tipologi spesifik dari tekstur warna suara.
a. Tekstur satu warna atau monotimbre, satu jenis timbre yang dipelihara
secara utama, seperti warna tunggal solo dan warna tunggal ansambel.
b. Warna suara yang sama yang dipertahankan. Paratimbre atau warna suara
solo, paduan suara pria, paduan suara wanita, ansambel gesek, ansambel
tiup, dll.
c. Tekstur polifoni, yakni jenisjenis timbre yang berbeda tampak dalam
rangkaian. Politimbre (warna suara ganda) dalam solo: menyanyi dalam
suara normal, falseto atau suara lain, warna suara ganda dalam ansambel.
d. Tekstur distimbre (warna suara yang tidak tetap), yakni jenisjenis warna
suara yang berbeda tampil secara simultan, distimbre solo, distimbre
ansambel: banyak musik vokal diiringi dengan instrumen, ansambel
instrumen, dll.
12. Isi yang diekspresikan atau teks lagu.
a. Konkret dan abstrak.
b. Ucapan dengan makna leksikon, teks yang penuh dengan arti.
c. Dalam teks yang penuh arti: faktual, fiktif, sekular, suci, naratif, deskriptif,
atau simbolik.
13. Spesifik: teks.
a. Preskripsi/improvisasi. Apakah ada teks yang ditulis secara persis. Apakah
mengunakan katakata yang sama dalam pesan yang sama setiap waktu
ketika menyanyikan karya. Apakah sewaktuwaktu merubah beberapa dari
kata yang ada. Apakah sewaktuwaktu memasukkan kata dan atau suku
kata pada teksteks tertentu. Apakah, bagaimana, di mana, dan mengapa.
Apakah sewaktuwaktu mengulang sukusuku kata, kata atau frase.
b. Gaya. Tradisional, akulturasi atau inovasi. Apakah memiliki gaya teks yang
berbeda seperti tua, baru, tradisional, atau moderen, dll. Jika demikian
kondisi apa yang menentukan setiap gaya. Vokabulari atau subyek. Kuno,
terpelajar atau dengan bahasa seharihari. Apakah teks lagu memiliki alam
kuno, apakah katakata dalam lagu begitu tua, sulit untuk dimengerti oleh
orang muda. Apakah generasi muda dapat mengerti dengan mudah.
Apakah terdapat katakata atau ekspresi yang unik untuk nyanyian puitis.
c. Alam. Esoterik atau eksoterik. Apakah lagulagu yang ada dimengerti hanya
oleh kelompok masyarakat tertentu atau oleh setiap orang. Apakah lagu
tersebut memiliki makna yang dalam atau pemahaman yang superfisial.
d. Struktur. Bentuk: lewatdikomposisikan atau dibagi. Apakah teks terdiri
dari seksiseksi atau versiversi (strofa). Jika demikian apakah setiap seksi
memiliki nama, sebagai contoh, pendahuluan, utama, refrein, dan coda, dll.
Garis melodi: jumlah. Apakah jumlah garis melodi ada dalam seksi penting.
Berapa banyak. Apakah jumlah garis teks berhubungan dengan frase
melodi. Apakah setiap garis teks dinyanyikan secara utuh dalam satu frase
musikal, atau kadangkadang dibagi dalam bagianbagian dan
diaplikasikan dalam dua atau tiga frase musikal. Apakah ada garis
tambahan di samping teks yang dikomposisi. Apakah kadangkadang
mengulang satu garis. Apakah pengiring atau penyanyi sampingan
menyanyi frase atau suku kata tambahan. Apakah jenis, bagaimana, di
mana dan mengapa. Sajak: aliterasi/sajak. Apakah ada sajak yang penting.
Apakah huruf hidup yang sama muncul dalam posisi yang reguler dalam
satu garis teks. Sebagai contoh, initial (aliterasi), di tengah, (sajak internal),
atau di akhir (sajak akhir), juga purwakanti. Pengataan atau permainan
kata yang implikatif: kata asosiatif (kata keluarga) seperti engo di Jepang,
atau kata pivot (kata tumpuan) seperti kakekotoba di Jepang. Apakah ada
kata khusus yang diasosiasi, apakah secara fonetik atau leksikon, dengan
teks yang lain. Apakah kata khusus menuntun ke kata lain dengan
implikasi yang halus. Apakah satu kata khusus memiliki konotasi yang
berlipat. Apakah satu kata khusus berarti beberapa hal atau satu bagian
dari satu kata. Apakah satu makna (tersembunyi) yang diimplikasikan
menuntun ke kata lain dalam teks. Akrostik. Apakah satu sekuens dari
inisial atau sukusuku kata akhir dari garis teks merupakan satu makna
yang spesifik, sebagai contoh, menurut angka. Anomatopea dan yang
sepertinya.
e. Isi. Liris/epik. Apakah satu lagu mengekspresikan satu status wujud.
Apakah menceritakan satu cerita. Emosional/deskripsi. Apakah lagulagu
memunculkan satu emosi yang spesifik untuk seorang pendengar yang
kompeten atau bagi penyanyi itu sendiri, sebagai contoh kesedihan,
kegembiraan, kemarahan, dll.
1. Sistem klasifikasi dari jenisjenis musik, menyangkut sistem klasifikasi yang
dibuat rakyat setempat atau sistem klasifikasi dari berbagai pengalaman musikal.
Hal yang akan dilihat seperti berikut.
a. Gaya. Pada bagian ini dianjurkan untuk mendaftar semua tipe lagu yang
ada, apa perbedaannya, apakah kita juga mempertimbangkan, bahwa hal
hal tersebut berbeda, mengapa? Dan disebut apa.
b. Konsep.
c. Perbedaan soal penampil seperti, umur, jenis kelamin, jumlah dan status
siosial. Apakah lagu yang ada dinyanyikan oleh siapa saja.
d. Perbedaan media seperti, suara, instrumen, apakah solo atau ansambel.
Apakah ada lagu yang dibawakan tanpa pengiring. Apakah ada instrumen
musik yang asli. Apakah ada lagu yang dapat dimainkan juga pada
instrumen. Apakah ada tipe musik yang dibawakan dalam ansambel.
e. Tempat asal seperti, apa dari daerah setempat atau asing. Apakah tipe
musik tersebut berasal dari tradisi sendiri atau dari luar.
f. Periode asal seperti, apakah ada lagu yang disebut lagu tua, baru, moderen,
atau sama. Apakah ada nama dari tipe musik, yang disampaikan secara
tidak langsung ketika musik tersebut diciptakan.
g. Person/kelompok asal seperti, apakah ada tipe musik yang disampaikan
secara tidak langsung dari yang menciptakannya.
h. Struktur musik seperti, bentuk, tangga nada, modus, melodi dan/atau tipe
ritme.
i. Guna dan fungsi seperti, hajatan penampilan.
j. Kandungan tekstual.
k. Gaya regional.
2. Media penampilan. Menyangkut suara, yakni perbedaan jenis.
a. Batasan vernakular untuk suara seperti, suara, bunyi, nada, kegaduhan,
dll. Apakah suara manusia, binatang, kualitas bunyi instrumen, bunyi
angin, air, dedaunan, dll.
b. Suara perempuan/lakilaki.
c. Solo, duet atau paduan suara.
3. Suara. Menyangkut deskripsi istilahistilah.
a. Tesitura atau bentangan nada dalam suara sopran, alto, tenor, bas. Apakah
lebih baik digunakan suara rendah atau suara tinggi. Apakah nama atau
sebutan untuk suara rendah atau tinggi bagi suara perempuan maupun
pria. Apakah perbedaan mendasar suara tinggi atau rendah dalam
menyanyi.
b. Kualitas, yakni menyangkut tinggi, rendah, murni, parau atau dari suara
alam.
4. Produksi suara.
a. Ketegangan: rileksasi dan ketegangan. Membedakan rileksasi atau
ketegangan dalam memproduksi suara sesuai dengan jenisjenis yang
berbeda atau dalam satu lagu tunggal. Apakah lebih baik, secara
tradisional, dalam memproduksikan suara digunakan leher tegang atau
rileks.
b. Luas: apa lebih baik dalam memproduksi suara rongga leher sempit atau
terbuka.
c. Resonansi, apakah suara dahi, nasal, kepala atau lain.
d. Register menyangkut suara alami atau falset (tiruan). Ada berapa register
yang digunakan.
e. Vibrato: gelombang secara alami, disengaja, konstan atau berubahubah.
Apakah lebih baik tanpa vibrato, atau vibrato yang kecil atau luas.
Menunjukkan vibrato yang baik dan buruk. Apakah luas dan getaran
vibrato tetap sama selama musik berlangsung atau berubahubah sesuai
konteks.
f. Bagaimana vokalisinya apakah sesuai frase atau sepanjang kemapuan yang
mungkin dicapai. Bagaimana mengontrol nafas, apakah dengan dahi atau
perut.
g. Aspek psikologis: diperlukan sekali untuk diobservasi dan diukur secara
mekanik oleh spesialis tentang lipatan vokal (tali, tali yang menghubungi
dua titik, pita, ikatan).
h. Glotis.
i. Otot laringal luar atau dalam.
j. Lidah: bentuk, penempatan, dan gerakan.
k. Rahang: gerakan.
l. Perut dan diafragma menyangkut ketegangan dan gerakan.
5. Tekstur.
6. Tipologi kualitatif (apa yang berubah secara umum)
a. Sporadik, bunyi yang sebentarsebentar.
b. Linear, bunyi yang berkelanjutan.
c. Masif, akumulasi bunyi dari satu kualitas.
7. Tipologi faktor, faktorfaktor mana atau materi bunyi mana yang ditekan.
a. Tekstur tonal atau tonalitas, dalam penadaan bunyi, gerakangerakan
melodi dan atau efekefek harmoni yang ditekan.
b. Tekstur metroritmik atau soal metroritmik, yang mana bunyibunyi yang
tidak ditala dikelompokkan untuk menandai mereka dalam hubungan
dengan yang lain.
c. Tekstur timbre atau warna bunyi.
d. Tekstur dinamika, yang menyangkut tingkat intensitas yang bervariasi
ditandai secara relatif, apakah perubahan melalui penahapan atau
melompat.
e. Kelipatan dari yang ada di atas: terbanyak gaya musik didasarkan pada
kombinasi empat tekstur di atas. Keempat tekstur tersebut memiliki
hubungan yang sangat erat.
8. Tipologi spesifik dari tekstur tonal.
a. Monofoni, keseluruhan bangunan musik yang disusun atas satu garis
melodi tunggal. Garis tunggal solo: nyanyian solo tanpa iringan. Garis
tunggal ansambel. Pararel oktaf yang tidak disengaja: fungsinya hampir
sama dengan unisono, tetapi kenyataan wujudnya dibuat dalam oktaf
duplikat.
b. Parafoni atau homofoni, dua atau lebih garis melodi yang ditandai dalam
hubungannya satu sama lain. Pararel oktaf yang disengaja: oktaf duplikat
dibuat untuk efek khusus. Pararel untuk intervalinterval lain. Drone satu
garis [bunyi] yang berkelanjutan, sementara melodi yang lain diproduksi.
Harmoni, pembunyian kelompok nada secara simultan yang ditandai
dengan ikatan satu kelompok nada ke kelompok nada sesudahnya.
c. Heterofoni, yakni dua atau lebih garis melodi, yang masingmasing memiliki
identitas dasar, dan yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
Heterofoni konformatif: penyimpangan dari unisono murni atau oktaf
pararel. Heterofoni ornamental, memiliki figurfigur yang bersifat
ornamental yang ditambahkan ke nadanada struktural dari sebuah melodi
melalui satu bagian dari ansambel. Deviasi atau heterofoni secara variasi:
eksplorasi dari penyelewengan dalam bentuk ketidakcocokan waktu melalui
perlengkapan seperti preseden (antisipasi, implikasi) dan subsekuens
(anteseden, menggantikan) dalam kontras untuk pembentukan dan variasi
variasi dalam kontur melodi yang ditail. Heterofoni transfiguratif: eksplorasi
transfigurasi melalui penyelewengan sebagai pembagian, pelipatan,
penambahan dan pengurangan.
9. Disfoni, yakni bagianbagian yang berbeda memiliki tinggi nada yang berbeda dan
ketidakbergantungan secara relatif, atau dalam dua atau lebih garis melodi tanpa
identitas dasar, apakah simultan atau tidak, atau halhal tersebut dengan
identitas dasar dan dengan mempertimbangkan bentuk ketidakcocokan waktu
dihubungkan secara signifikan satu dengan yang lain. Disfoni imitatif, disfoni
fuga/kanonik, disfoni kontrapungtal.
10. Tipologi yang spesifik dari tekstur metroritmik.
a. Ritme yang bebas seperti, bunyi yang berkelanjutan, parlando/rubato,
ukuranukuran yang sebentarsebentar.
b. Ritme campuran seperti, isometrik satu jenis unit ukuran yang diulang,
polimetrik, yakni jenisjenis unit metrik atau ukuran yang berbeda yang
tampak dalam rangkaian nada. Tanpa ukuran atau poliritmik, yakni jenis
jenis unit ukuran yang berbeda yang muncul secara simultan.
11. Tipologi spesifik dari tekstur warna suara.
a. Tekstur satu warna atau monotimbre, satu jenis timbre yang dipelihara
secara utama, seperti warna tunggal solo dan warna tunggal ansambel.
b. Warna suara yang sama yang dipertahankan. Paratimbre atau warna suara
solo, paduan suara pria, paduan suara wanita, ansambel gesek, ansambel
tiup, dll.
c. Tekstur polifoni, yakni jenisjenis timbre yang berbeda tampak dalam
rangkaian. Politimbre (warna suara ganda) dalam solo: menyanyi dalam
suara normal, falseto atau suara lain, warna suara ganda dalam ansambel.
d. Tekstur distimbre (warna suara yang tidak tetap), yakni jenisjenis warna
suara yang berbeda tampil secara simultan, distimbre solo, distimbre
ansambel: banyak musik vokal diiringi dengan instrumen, ansambel
instrumen, dll.
12. Isi yang diekspresikan atau teks lagu.
a. Konkret dan abstrak.
b. Ucapan dengan makna leksikon, teks yang penuh dengan arti.
c. Dalam teks yang penuh arti: faktual, fiktif, sekular, suci, naratif, deskriptif,
atau simbolik.
13. Spesifik: teks.
a. Preskripsi/improvisasi. Apakah ada teks yang ditulis secara persis. Apakah
mengunakan katakata yang sama dalam pesan yang sama setiap waktu
ketika menyanyikan karya. Apakah sewaktuwaktu merubah beberapa dari
kata yang ada. Apakah sewaktuwaktu memasukkan kata dan atau suku
kata pada teksteks tertentu. Apakah, bagaimana, di mana, dan mengapa.
Apakah sewaktuwaktu mengulang sukusuku kata, kata atau frase.
b. Gaya. Tradisional, akulturasi atau inovasi. Apakah memiliki gaya teks yang
berbeda seperti tua, baru, tradisional, atau moderen, dll. Jika demikian
kondisi apa yang menentukan setiap gaya. Vokabulari atau subyek. Kuno,
terpelajar atau dengan bahasa seharihari. Apakah teks lagu memiliki alam
kuno, apakah katakata dalam lagu begitu tua, sulit untuk dimengerti oleh
orang muda. Apakah generasi muda dapat mengerti dengan mudah.
Apakah terdapat katakata atau ekspresi yang unik untuk nyanyian puitis.
c. Alam. Esoterik atau eksoterik. Apakah lagulagu yang ada dimengerti hanya
oleh kelompok masyarakat tertentu atau oleh setiap orang. Apakah lagu
tersebut memiliki makna yang dalam atau pemahaman yang superfisial.
d. Struktur. Bentuk: lewatdikomposisikan atau dibagi. Apakah teks terdiri
dari seksiseksi atau versiversi (strofa). Jika demikian apakah setiap seksi
memiliki nama, sebagai contoh, pendahuluan, utama, refrein, dan coda, dll.
Garis melodi: jumlah. Apakah jumlah garis melodi ada dalam seksi penting.
Berapa banyak. Apakah jumlah garis teks berhubungan dengan frase
melodi. Apakah setiap garis teks dinyanyikan secara utuh dalam satu frase
musikal, atau kadangkadang dibagi dalam bagianbagian dan
diaplikasikan dalam dua atau tiga frase musikal. Apakah ada garis
tambahan di samping teks yang dikomposisi. Apakah kadangkadang
mengulang satu garis. Apakah pengiring atau penyanyi sampingan
menyanyi frase atau suku kata tambahan. Apakah jenis, bagaimana, di
mana dan mengapa. Sajak: aliterasi/sajak. Apakah ada sajak yang penting.
Apakah huruf hidup yang sama muncul dalam posisi yang reguler dalam
satu garis teks. Sebagai contoh, initial (aliterasi), di tengah, (sajak internal),
atau di akhir (sajak akhir), juga purwakanti. Pengataan atau permainan
kata yang implikatif: kata asosiatif (kata keluarga) seperti engo di Jepang,
atau kata pivot (kata tumpuan) seperti kakekotoba di Jepang. Apakah ada
kata khusus yang diasosiasi, apakah secara fonetik atau leksikon, dengan
teks yang lain. Apakah kata khusus menuntun ke kata lain dengan
implikasi yang halus. Apakah satu kata khusus memiliki konotasi yang
berlipat. Apakah satu kata khusus berarti beberapa hal atau satu bagian
dari satu kata. Apakah satu makna (tersembunyi) yang diimplikasikan
menuntun ke kata lain dalam teks. Akrostik. Apakah satu sekuens dari
inisial atau sukusuku kata akhir dari garis teks merupakan satu makna
yang spesifik, sebagai contoh, menurut angka. Anomatopea dan yang
sepertinya.
e. Isi. Liris/epik. Apakah satu lagu mengekspresikan satu status wujud.
Apakah menceritakan satu cerita. Emosional/deskripsi. Apakah lagulagu
memunculkan satu emosi yang spesifik untuk seorang pendengar yang
kompeten atau bagi penyanyi itu sendiri, sebagai contoh kesedihan,
kegembiraan, kemarahan, dll.