KULIAH 6 LEMBAGA SOSIAL. ppt








Pengertian Pranata Sosial
Ciri-ciri Umum Pranata Sosial
Pertumbuhan Pranata Sosial
Tipe Pranata Sosial
Conformity dan Deviation
Cara Mempelajari Pranata Sosial



Pranata /Lembaga sosial adalah suatu
sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus
dalam kehidupan masyarakat

(Koetjaraninggrat, 1987)



Pranata /Lembaga sosial adalah aturan
perilaku yang dikukuhkan dengan sangsi
oleh anggota masyarakat (Hayami dan
Khikuchi, 1987)

Menurut Koentjaraningrat (1964), lembaga
kemasyarakatan/lembaga sosial atau pranata
sosial adalah suatu sistim norma khusus yang
menata suatu rangkaian tindakan berpola
mantap guna memenuhi suatu kebutuhan
khusus dari manusia dalam kehidupan
masyarakat
 Kesimpulan dari definisi di atas :


Adanya sistem norma

◦ Sistem norma yang mengatur tindakan berpola
◦ Tindakan berpola itu untuk memenuhi kehidupan
manusia dalam kehidupan masyarakat




Soekanto (2003) mendefinisikan lembaga
kemasyarakatan sebagai himpunan dari
norma-norma segala tindakan berkisar pada
suatu kebutuhan pokok manusia di dalam
kehidupan masyarakat.



Ada dua hal penting didalamnya yaitu:
◦ himpunan

norma - norma dalam
segala tingkatan

◦ norma-norma itu mengatur manusia
memenuhikebutuhannya.



Rahardjo (1999) menyatakan bahwa
kelembagaan sosial (social institution) secara
ringkas dapat diartikan sebagai kompleks normanorma atau kebiasaan-kebiasaan untuk
mempertahankan nilai-nilai yang dipandang
sangat penting dalam masyarakat, merupakan
wadah dan perwujudan yang lebih konkrit dari
kultur dan struktur.



Berdasarkan pada beberapa pengertian tadi ,
dapat dipahami bahwa kelembagaan
pertanian adalah “norma atau kebiasaan yang
terstruktur dan terpola serta dipraktekkan terus
menerus untuk memenuhi kebutuhan anggota

masyarakat yang terkait erat dengan
penghidupan dari bidang pertanian di
pedesaan”.

Kelembagaan pertanian pada masyarakat pedesaan
yang masih bersahaja terkait erat dengan kegiatan
ekonomi masyarakat tradional
 Pada masyarakat desa yang kegiatan ekonominya masih
belum didominasi sistim ekonomi uang, menyebabkan
masih kuatnya kait-mengkait antara kegiatan ekonomi
dan sosial.
Sistim gotong royong dalam proses produksi pertanian
sistim bagi hasil
sistim tebasan
sistim borongan pengolahan tanah dan pemanenan
sistim buruh tani
sistim tradisional lainnya yang terkait dengan operasi
produksi pertanian





Selain kelembagaan pertanian yang bersifat
tradisonal juga muncul kelembagaan
pertanian yang dikelola dengan cara lebih
modern :

kelompok tani,
– kelompok pemakai air,
– kelompok kredit usaha,
– koperasi desa,
– kelompok pemasaran,
– kelompok peternak dan lain
sebagainya


 Tujuan Lembaga Kemasyarakatan
Lembaga kemasyarakatan bertujuan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya
memiliki fungsi, yaitu :

1.Memberikan pedoman pada anggota masyarakat,
bagaimana mereka harus bertingkah laku atau
bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah
dalam masyarakat, terutama yang menyangkut
kebutuhan-kebutuhan;
2.Menjaga keutuhan masyarakat
3.Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk
mengadakan sistem pengendalian sosial (social
control).

Ciri-ciri umum Lembaga Kemasyarakatan
Gillin dan Gillin di dalam karyanya yang berjudul
general Features Of social institutions, telah menguraikan
beberapa ciri umum lembaga kemasyarakatan yaitu sebagai
berikut:
1.Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola
pemikiran dan pola-pola prilaku yang terwujud melalui
aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2.Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri dari semua
lembaga kemasyarakatan. Sistem-sistem kepercayaan dan

aneka macam tindakan, baru akan menjadi bagian lembaga
kemasyarakatan setelah melewati waktu yang relative lama.

3. Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau
beberapa tujuan tertentu.
4. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat
perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan lembaga bersangkutan, seperti bangunan,
paralatan , mesin, dan lain sebagainya.
5. Lambang-lambang biasanya juga merupakan ciri
khas dari lembaga kemasyarakatan. Lambanglambang tersebut secara simbolis menggambarkan
tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan.
6. Suatu lembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi
tertulis ataupun yang tidak tertulis, yang
merumuskan tujuannya, tata tertib yang berlaku dan
lain-lain.

1.

2.


3.

Analisis secara historis, bertujuan meneliti
sejarah timbul dan perkembangan lembaga
Analisis komperatif, bertujuan menelaah
suatu lembaga dalam berbagai masyarakat
atau pelbagai lapisan masyarakat
Analisis fungsional, bertujuan menganalisis
hubungan antara lembaga-lembaga di
dalam masyarakat tertentu. Mis:
membahas lembaga perkawinan maka
menyangkut lembaga muda-mudi, lembaga
harta kawin

1.

2.

3.


Kinship atau domestic institutions adalah pranata
yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan
kekerabatan. Contoh: pelamaran, perkawinan,
perceraian
Economics institutions adalah pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk
mata pencarian hidup. Contoh: pertanian,
peternakan, industri, koperasi
Educational institutions adalah pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan penerangan dan
pendidikan manusia supaya menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Contoh: pendidikan
tinggi

4.

5.

6.


Scientific institutions adalah pranata yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia,
menyelami alam semesta. Contoh: penelitian
Aesthetic and recreational institutions adalah pranata
yang memenuhi kebutuhan manusia menyatakan
rasa keindahan dan untuk rekreasi. Contoh : seni
rupa, seni suara, seni drama, olah raga dll.
Religious institutions adalah pranata yang bertujuan
memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan
dengan Tuhan atau dengan alam gaib. Contoh :
masjid, gereja, do’a, kenduri, ilmu gaib dll.

7.

8.

Political institutions adalah pranata yang
bertujuan memenuhi kebutuhan manusia
untuk mengatur kehidupan berkelompok

secara besar-besaran atau kehidupan
bernegara. Contoh: pemerintahan,
kepartaian, demokrasi
Somatic institutions adalah pranata yang
bertujuan mengurus kebutuhan
jasmaniah dari manusia. Contoh:
kedokteran, pemeliharaan kesehatan

1.

2.

Cara (usage) menunjuk pada suatu bentuk
perbuatan, mempunyai kekuatan mengikat yang
sangat lemah. Suatu penyimpangan terhadap cara
tidak akan menimbulkan hukuman yang berat,
akan tetapi hanya suatu celaan terhadap individu
saja.
Kebiasaan (folkways) yakni menunjuk pada
perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang
sama, merupakan bukti bahwa orang banyak
menyukai perbuatan tersebut. Kebiasaan
mempunyai kekuatan mengikat yang lebih besar
daripada cara. Contoh: kebiasaan memberi hormat
pada orang lain yang lebih tua.

3.

4.

Tata kelakuan (mores) adalah kebiasaan yang
diterima sebagai norma pengatur. Tata kelakuan di
satu pihak memaksakan suatu perbuatan dan dilain
pihak melarangnya sehingga secara langsung
merupakan alat agar anggota masyarakat
menyesuaikan perbuatan-perbuatanya dengan tata
kelakuan
Adat-istiadat (custom) adalah tata kelakuan yang
kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola
perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang
melanggar mendapat sanksi keras yang kadangkadang secara tidak langsung diperlakukan oleh
masyarakat. Contoh: larangan perceraian (Lampung)





Diketahui, norma-norma tertentu sudah
mulai melembaga apabila sudah diketahui
anggota masyarakat, namun taraf
pelembagaan masih rendah
Dimengerti dan dipahami, taraf pelembagaan
akan meningkat apabila suatu norma
dimengerti dan dipahami oleh anggota
masyarakat yang perilakunya diatur oleh
norma tersebut. Artinya di dalam berperilaku
anggota masyarakat terikat oleh batas-batas
tertentu yang tidak boleh dilanggar.





Ditaati, apabila anggota masyarakat
memahami norma-norma yang mengatur
kehidupan bersama, maka akan timbul
kecenderungan untuk mentaati normanorma tersebut.
Dihargai, apabila norma diketahui,
dimengerti dan dipahami, ditaati, maka
tidak mustahil bahwa norma tersebut akan
dihargai. Penghargaan ini merupakan
proses pelembagaan pada taraf yang lebih
tinggi lagi.








Pertumbuhan penduduk
Perkembangan teknologi
Perkembangan kebutuhan
Preferensi
Penetrasi pemerintah atas desa
Komersialisasi





Pengendalian sosial atau social control
seringkali diartikan sebagai pengawasan
oleh masyarakat terhadap jalannya
pemerintahan.
Arti pengendalian jauh lebih luas, karena
dalam pengertian tersebut tercakup segala
proses, baik yang direncanakan maupun
tidak, yang bersifat mendidik, mengajak
atau bahkan memaksa warga masyarakat
agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai
sosial yang berlaku.



Untuk mencapai keserasian antara
stabilitas dengan perubahan-perubahan
dalam masyarakat



Untuk mencapai keadaan damai melalui
keserasian antara kepastian dengan
keadilan/kesebandingan







Preventif, yakni merupakan suatu usaha
pencegahan terhadap terjadinya gangguanganguan pada keserasian antara kepastian
dengan keadilan
Represif, yakni usaha-usaha untuk
mengembalikan keserasian yang pernah
mengalami gangguan
Usaha-usaha preventif, misalnya: sosialisasi,
pendidikan formal dan non-formal; usahausaha represif: pemberian sanksi





Comulsion, yakni merupakan usaha
pengendalian sosial dengan cara
menciptakan situasi sedemikian rupa
sehingga seseorang terpaksa taat atau
mengubah sikapnya, yang menghasilkan
kepatuhan secara tidak langsung.
Pervasion, norma atau nilai yang ada
diulang-ulang penyampaiannya
sedemikian rupa, dengan harapan bahwa
hal tersebut masuk dalam aspek bawah
sadar seseorang.







Pemidanaan, suatu larangan apabila dilanggar akan
penderitaan bagi pelanggarnya. Dalam hal ini
kepentingan-kepentingan seluruh masyarakat
dilanggar, sehingga inisiatif sanksi datang dari
warga
Kompensasi, standard patokannya adalah
kewajiban, dimana inisiatif untuk memproses ada
pada fihak yang dirugikan.
Terapi dan konsiliasi, sifatnya remidial, yakni
bertujuan mengembalikan situasi pada keadaan
semula. Prisipnya bukan siapa yang menang atau
kalah, yang penting adalah menghilangkan yang
tidak menyenangkan bagi dua belah pihak.





Conformity adalah proses penyesuaian
diri dengan masyarakat, dengan cara
mengindahkan kaidah dan nilai-nilai
masyarakat.
Deviation adalah penyimpangan
terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam
masyarakat





Sejarah: istilah gotong royong muncul
pertama kali dalam bentuk tulisan dalam
karangan tentang hukum adat dan dalam
karangan tentang aspek sosial budaya dari
pertanian
Gotong royong adalah suatu sistem
pengerahan tenaga tambahan dari luar
kalangan keluarga, untuk mengisi
kekurangan tenaga pada masa-masa sibuk
dalam lingkaran aktivitas produksi
bercocok tanam di sawah





Kompensasi gotong royong adalah
menyediakan makan siang tiap hari
kepada teman yang membantu dan harus
mengembalikan jasa kepada semua
petani yang diundang
Komersialisasi mendorong perubahan
pada sistem gotong royong dipandang
menjadi kurang praktis
















Koentjaraningrat, 1987. Kebudayaan, Mentalitas dan
Pembangunan. Gramedia. Jakarta
Koentjaraningrat, 1987. Manusia dan Kebudayaan di
Indonesia. Jambatan.
Michael Dove. 1985. Peranan Kebudayaan Tradisionil
Inonesia dalam Modernisasi. Yayasan Obor Indonesia.
Soerjono Soekanto, 1990. Sosiologi Suatu Pengantar.
Rajawali Press.
David Korten, 1987. Pembangunan Berdemensi Kerakyatan.
Yayasan Obor Indoneia.
Darsana Wisadirana, 2004. Sosiologi Pedesaan. UMM Press.
Koentjaraningrat. 1987. Bunga Rampai Antropologi
Pembangunan.
Hayami dan Kikhuci, 1987. Dilema Ekonomi Desa.