Efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan di Kelurahan Bintaro Jakarta
DI KELURAHAN BINTARO JAKARTA
Skripsi
Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
PUSPITA EKA KURNIA SARI 1110104000009
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435H/2014
(2)
(3)
JAKARTA
Undergraduate Thesis, September 2014
Puspita Eka Kurnia Sari, NIM: 1110104000009
Effectiveness of Baby Massage in The Growth and Development of 6 Months Babies In The District Bintaro Jakarta.
xviii + 87 pages + 3 charts + 9 tables + 7 attachments
Infant period is the basis of a child’s growth and development for next steps. This period depends on parents and family in fulfilling basic needs to grow and to develop. Stimulation during infant period is needed to stimulate a baby’s growth and development. Baby massage is an activity which can stimulate the baby’s growth and development, and it can be done by parents or baby sitters. The objective of this study is to find out the effectiveness of baby massage in the growth and development of six-month babies in the district Bintaro, Jakarta. The study is a qualitative study using quasi experiment with non randomized pre and post test with control group design. Total sample of the study is 24 people gained from total sampling technique. Instruments of the study are KPSP, a meter, and baby scales. The data are analyzed using univariate and bivariate (by examining Chi Quadrat formula to gain Odds Ratio values and t-test independent formula to gain Eta Squared values). The results show that baby massage is effective for the development. It is proved by the Odd Ratio values which are 11 times more effective to improve the ability of raising chest and 10 times more effective to improve the ability of raising neck. Moreover, baby massage is also effective for the growth (weight and height) proved by Eta Squared values which are 0,28 for the weight and 0,43 for the height. It means that baby massage is very effective for a baby’s growth especially for its weight and height.
Keywords: baby massage, development, growth, KPSP, infants 6 months of age. Reference: 76 (2002 – 2013)
(4)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi, September 2014
Puspita Eka Kurnia Sari, NIM: 1110104000009
Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan Di Kelurahan Bintaro Jakarta
xviii + 87 halaman + 3 bagan + 9 tabel + 7 lampiran ABSTRAK
Masa bayi sebagai dasar dari pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menuju tahapan berikutnya. Masa ini sangat bergantung kepada orang tua dan keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar untuk tumbuh dan berkembang. Stimulasi dalam masa bayi sangat diperlukan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan. Pijat bayi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh bayi sebagai tindakan menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan di kelurahan Bintaro Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain
quasi eksperiment dengan pendekatan non randomized pre and post test with control group design. Responden yang berjumlah 24 orang diperoleh menggunakan teknik total sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan KPSP, meteran, dan timbangan bayi. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat (uji chi square untuk mendapatkan nilai odds ratio dan uji t-test independent untuk mendapatkan nilai Eta Squared). Hasil penelitian didapatkan nilai efektifitas pijat bayi terhadap perkembangan dihitung dengan melihat hasil
odds ratio didapatkan pijat bayi 11 kali lebih besar untuk meningkatkan kemampuan mengangkat dada, 10 kali lebih besar untuk meningkatkan kemampuan mengangkat leher, nilai efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan (berat badan dan panjang badan) dihitung dengan menggunakan rumus Eta Squared diperoleh hasil 0,28 untuk berat badan dan 0,43 untuk panjang badan yang berarti pijat bayi memiliki efektifitas yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan (berat badan dan panjang badan) bayi.
Kata Kunci: Pijat bayi, perkembangan, pertumbuhan, KPSP, bayi usia 6 bulan. Referensi: 76 (2002 – 2013)
(5)
(6)
(7)
(8)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : PUSPITA EKA KURNIA SARI Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 12 Agustus 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Komplek Depsos 7 No.12 Rt. 004 Rw. 02, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI. Jakarta. 12330
Telephone/HP : 085780759676
E-mail : puspitaekaksari@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK Tat Wam Asi 1997 – 1998
2. SDN 01 Bintaro Jakarta 1998 – 2004
3. SMPN 161 Jakarta 2004 – 2007
4. SMAN 29 Jakarta 2007 – 2010
5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 – sekarang
(9)
UNTUKMU PAPAH UNTUKMU MAMAH
Kasih sayangmu… Cintamu.. selalu kau berikan padaku… Perjuanganmu… Usaha kerasmu… kau peras keringatmu…
Untuk semua cita-cita ku… Sedikitpun tak pernah mencari kesenangan untukmu…
Disetiap lelahmu kau selalu berusaha tersenyum didepanku…
Walau diriku sering mendurhakaimu… Diriku terkadang membuat kecewa dirimu…
Dan dirimu tak pernah sekalipun berhenti untuk memberikan semua itu… Dirimu pun tak pernah sedikitpun meminta balasan apapun dariku… Karena aku tahu… Dirimu melakukan semua itu…
Hanya untuk membuatku bahagia dan tersenyum disetiap langkah kehidupanku…
Selama hidupku dirimu menjadi cahaya dan pelita dalam setiap langkah kehidupanku…
Maafkanlah diriku…Yang belum bisa membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan untukku disepanjang kehidupanku…
Diriku berjanji… Ku kan selalu berusaha dan berdo’a semampuku kepada Allah SWT… untuk kebahagiaan dan kesehatanmu di masa tua mu nanti…
Diriku kan berusaha membahagiakan dan menjaga mu hingga dunia memisahkan kita…
Walaupun kelak apa yang ku beri… Pastilah tidak akan pernah dapat sama dengan sebesar apa yang diriku terima selama ini…
Best Love
Kakak Sari
(10)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaykum wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 6 Bulan di Kelurahan Bintaro Jakarta”.
Pembuatan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana keperawatan (S.Kep), serta sebagai penerapan dan pengembangan teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran membangun yang bertujuan untuk perbaikan sebagai penyempurnaan skripsi ini selanjutnya.
Penyusunan skripsi ini tidak akan selesai, tanpa bantuan dari berbagai banyak pihak yang telah memberikan dorongan motivasi dan masukan untuk penulisan ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. dr. MK Tadjudin Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep,M.KM selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep,M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Ibu Ns. Kustati Budi Lestari, S.Kep,M.Kep,Sp. Kep.An selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan masukan kepada penulis.
(11)
penulis untuk penguatan dalam metode penelitian ini.
6. Ibu Yenita Agus, M.Kep,Sp.Mat,Ph.D dan Ibu Ns. Uswatun Hasanah, MNS selaku dosen penguji pada seminar proposal yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis.
7. Bapak dan ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dari awal perkuliahan hingga sekarang, serta seluruh jajaran staf karyawan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. 8. Orang tua tercinta papah Ermawansyah dan mamah Sri Tuti untuk kasih
sayang, doa serta dukungannya baik secara material, moral dan spiritual yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Semoga kebaikan dan pengorbanan kalian selama kehidupan ini tidak akan sia-sia yang akan dibalas oleh Allah SWT. Semoga penulis dapat menjadi seperti apa yang kalian harapkan dan menjadi putri terbaik kalian.
9. Adik ku tersayang Sony dan Ayi serta keluarga besar penulis yang senantiasa memberikan doa dan dukungan semangat yang tulus.
10.Sahabat ku, orang spesial yang berada dalam hati ini, seluruh teman-teman PSIK 2010, saudara seperjuangan selama perjalanan di KPA. Arkadia UIN Jakarta, adik dan kakak kelas PSIK UIN Jakarta yang telah banyak membantu untuk penulisan ini serta memberikan memotivasi maupun dukungannya kepada penulis. Pihak-pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, namun penulis harapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis tentunya untuk wawasan serta pengetahuan penelitian terkait.
Wassalamu’alaykum wr.wb.
Jakarta, September 2014
Puspita Eka Kurnia Sari
(12)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. ii
ABSTRAC ……….. iii
ABSTRAK ……….. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ………. v
LEMBAR PENGESAHAN ………... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ……….. viii
LEMBAR PERSEMBAHAN ……… ix
KATA PENGANTAR ………... x
DAFTAR ISI ……….. xii
DAFTAR SINGKATAN ………... xv
DAFTAR BAGAN ………. xvi
DAFTAR TABEL ……….. xvii
LAMPIRAN ……….. xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ……… 8
C. Tujuan Penelitian ………. 8
D. Manfaat Penelitian ………... 9
E. Ruang Lingkup Penelitian ………... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
(13)
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi ……….. 13
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi ………... 18
B. Pijat Bayi ………. 21
1. Definisi Pijat Bayi ………. 21
2. Manfaat Pijat Bayi ………. 23
3. Hal yang Diperhatikan Ketika Pemberian Pijat Bayi ……… 25
4. Penelitian Terkait Dengan Pijat Bayi ……… 26
C. Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) ……… 29
1. Cara Menggunakan KPSP ………. 30
2. Interpretasi Hasil KPSP ………. 31
D. Peran Keluarga Dalam Perawatan dan Pengasuhan Anak …………... 34
E. Kerangka Teori ……… 37
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep ……… 38
B. Hipotesis ……….. 39
C. Definisi Operasional ……… 40
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ………. 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 43
C. Populasi dan Sampel ……… 44
D. Instrument Penelitian ………... 46
E. Uji Validitas dan Realibilitas ……….. 46
F. Langkah – Langkah Pengumpulan Data ……….. 47
G. Etika Penelitian ……… 50
H. Pengolahan Data ……….. 54
(14)
I. Analisis Data ……… 55
BAB V HASIL
A. Gambaran Lokasi Penelitian ……… 57 B. Analisis Univariat ……… 58 C. Analisis Bivariat ……….. 59
1. Analisis Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi
Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol ……….. 59 2. Analisis Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan Bayi
Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol …………... 61
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan Univariat ………. 66
1. Usia ………. 66
B. Pembahasan Analisis Bivariat ………. 67 1. Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol ………. 68 2. Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Pertumbuhan Bayi Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol ……… 70 C. Keterbatasan Penelitian ……….. 77
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan ……….. 78
B. Saran ……… 79
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(15)
CDC : Centers for Disease Control and Prevention
CBR : Crude Birth Rate
APGAR : Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration
KPSP : Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan
ASI : Air Susu Ibu
KMS : Kartu Menuju Sehat
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
TK : Taman Kanak-Kanak
PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini
CM : Centimeter
GR : Gram
UIN : Universitas Islam Negeri WHO : World Health Organization ODC : Ornithine Decarboxylase OR : Odds Ratio
NCHS : National Center for Health Statistics
(16)
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Kerangka Teori 37
3.1 Kerangka Konsep 39
4.1 Bentuk Rancangan Penelitian 43
(17)
Halaman Tabel 2.1 Panduan Pertumbuhan Berat Badan Anak Usia 0 – 1 Tahun 14 Tabel 2.2 Panduan Pertumbuhan Panjang Badan Anak Usia 0 – 1 Tahun 15 Tabel 2.3 Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan Usia 6 Bulan 33
Tabel 3.1 Definisi Operasional 40
Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Usia Bayi 58 Tabel 5.2 Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi Mengangkat Dada Menggunakan Kedua Lengan Sebagai Penyangga Pada
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol 60 Tabel 5.3 Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Perkembangan Bayi Mengangkat Leher Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol 61 Tabel 5.4 Pertumbuhan Berat Badan Bayi Antara Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol 62
Tabel 5.5 Pertumbuhan Panjang Badan Bayi Antara Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol 64
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan Lampiran 2. Informed Consent
Lampiran 3. Booklet Panduan Pijat Bayi Sendiri Di Rumah Lampiran 4. Leaflat Stimulasi
Lampiran 5. Ceklis Jadwal Kegiatan Harian Pijat Bayi Lampiran 6. Lembar Observasi Pertumbuhan Bayi Lampiran 7. Lembar Observasi Perkembangan Bayi
(19)
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia pada tahun 2012 tercatat jumlah bayi sebanyak 4.462.562 jiwa dari 23.009.874 balita yang ada (Data Statistik Indonesia, 2012). Untuk wilayah DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara jumlah kelahiran sebesar 170.379 bayi lahir hidup pada tahun 2012 menempati urutan ke 6 untuk jumlah kelahiran setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Banten (Kemenkes RI, 2012).
Masa bayi merupakan tahapan dimana pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat, dimulai dari bayi itu lahir hingga nanti berusia 1 tahun. Usia perkembangan bayi terbagi menjadi 2 yaitu, neonatus
dari lahir hingga berusia 28 hari dan bayi dari 29 hari hingga 12 bulan (World Health Organization, 2013; Depkes, 2009). Sedangkan menurut Roesli (2013) yang dikatakan bayi adalah anak dengan usia 0 sampai 12 bulan.
Masa bayi dianggap sebagai periode kritis dalam perkembangan kepribadian karena merupakan periode di mana dasar-dasar dari awal kehidupannya (Yusuf, 2006). Masa bayi dikatakan sebagai golden age atau masa keemasan karena pada masa ini perkembangan otak berlangsung. Otak bayi mempunyai sifat plastisitas yaitu kemampuan susunan syaraf untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan atau kerusakan yang disebabkan oleh
(20)
2
faktor eksternal dan internal, penyesuaian kemampuan syaraf untuk regenerasi (Zero to Three, 2012). Bayi-bayi memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan optimal pada masa keemasan diawal kehidupan mereka (Potter & Perry, 2005). Apapun informasi yang diberikan akan berdampak bagi si anak di kemudian hari (US Department of Health and Human Service, 2009).
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan bayi diantaranya adalah keturunan dan lingkungan. Faktor keturunan (genetik) ini berhubungan dengan gen yang diberikan dari seorang ayah dan ibu kepada anaknya. Faktor lingkungan (environment) terdiri dari lingkungan biologis, fisik, sosial dan psikologis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi dari dua faktor tersebut yang mempengaruhi kualitas proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak (Chamidah, 2009). Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan yaitu nilai APGAR (Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration) ketika lahir, dan pemberian ASI (Air Susu Ibu) Ekslusif (Primadi & Alam, 2009).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang berkesinambungan, bersifat kontinu dan pertumbuhan merupakan bagian dari proses perkembangan (Wong, 2009; Potter & Perry, 2005). Pertumbuhan yang meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, gigi, struktur tulang, dan karakteristik seksual. Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif. Sedangkan perkembangan seperti perkembangan motorik, sensorik, kognitif dan psikososial bersifat kualitatif (Potter & Perry, 2005).
(21)
Menurut teori Piaget perkembangan kognitif awal yaitu, tahap sensori motorik. Bayi lahir sudah memiliki sejumlah refleks bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar. Refleks terjadi ketika bayi menerima stimulus atau rangsangan, karena bayi sangat peka terhadap lingkungan dan stimulus yang diberikan (Wong, 2009; Depkes, 2009).
Perkembangan yang paling mudah dilihat oleh orang tua pada bayinya yaitu gerakan atau motorik pada bayinya. Secara umum perkembangan gerak tubuh ada 2 yaitu motorik kasar (gross motoric) dan motorik halus (fine motoric). Motorik kasar merupakan gerakan tubuh dengan mempergunakan otot-otot besar seperti menendang, memegang, duduk, berdiri dan berlari (Widodo & Herawati, 2008). Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi terbagi menjadi empat bagian yaitu, usia 0 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, 7 – 9 bulan dan 10 – 12 bulan. Saat usia 4 – 6 bulan inilah tumbuh kembang anak lebih cepat pada perkembangan motoriknya (Kemenkes RI, 2010).
Pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua dan keluarga memiliki peran yang sangat penting bukan hanya untuk memenuhi nutrisi yang cukup, memberikan perhatian dan kasih sayang, melainkan juga memberikan stimulus untuk membantu proses penyempurnaan jaringan saraf anak (Wijayanti & Purwandari, 2006). Diawal pertumbuhan dan perkembangan orang tua memiliki peran dalam pemberian stimulus rangsangan taktil agar terbentuk koordinasi terhadap reflek dan gerakan bayi dengan baik, menanggapi komunikasi bayi sehingga bayi senantiasa memiliki stimulus untuk mengembangkan kemampuan berbicaranya dan mampu
(22)
4
mengoptimalkan perkembangan bicara karena adanya rangsangan pada otak yang bertanggung jawab terhadap kemampuan bahasa (Chamidah, 2009).
Pemberian stimulus yang diberikan sesaat setelah bayi lahir memberikan efek yang sangat penting pada perkembangan kemampuan motorik dan adaptasi sosial di masa perkembangan bayi hingga dewasa nanti (Jin Jing et al, 2007). Dalam perkembangan seorang anak, stimulasi merupakan suatu kebutuhan dasar. Stimulasi memegang peran yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk dapat berkembang dengan maksimal. Selain itu, stimulasi yang diberikan terus-menerus secara rutin dapat merangsang perkembangan pada sel-sel otak dan akan memperkuat hubungan antar syaraf yang telah terbentuk, secara otomatis fungsi otak akan menjadi semakin baik (Chamida, 2009).
Stimulasi yang diberikan orang tua dalam bentuk stimulasi visual, verbal, audiktif, taktil dan lain-lain. Perhatian, kehangatan, semtuhan, pelukan, senyuman dan kasih sayang yang diberikan orang tua merupakan stimulasi yang penting pada awal perkembangan bayi (Irmawati, Ardani, Astasari, Irwanto, Suryawan & Narendra, 2012; Chamida, 2009). Stimulasi rangsangan yang mudah diberikan oleh orang tua secara aktif pada bayi dapat melalui stimulasi taktil dalam bentuk pijatan, menggerakkan kaki dan tangan bayi pada posisi ekstensi serta fleksi (Soedjatmiko, 2006).
Pijat adalah terapi yang telah dilakukan oleh orang tua dahulu dan populer sebagai seni perawatan (Andrews dalam Widodo & Herawati, 2008). Sekarang ini mulai dikembangkan pijat pada bayi atau baby massage yang telah banyak dilakukan penelitiannya (Onozawa dalam Inal & Yildiz, 2012).
(23)
Beberapa penelitian terhadap pijat bayi memberikan hasil laporan terkait dengan manfaat pijat bayi seperti pijat bayi dapat meningkatkan berat badan, meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi bayi & membuat bayi tidur lebih lelap, membina bonding attachmen antara orang tua dengan anak serta dapat meningkatkan produksi ASI ibu (Roesli, 2013).
Pijat bayi selain dapat membantu pertambahan panjang badan dan berat badan bayi juga dapat memberikan manfaat stimulasi untuk kematangan motorik kasar, motorik halus, sosial adaptif dan meningkatkan kuantitas tidur seorang bayi (Inal& Yildiz, 2012; Jin Jing et al, 2007). Manfaat dari pijat bayi mekanisme dasarnya (fisiologi), yang terjadi antaralain karena Beta endorphin
mempengaruhi mekanisme pertumbuhan, aktivitas nervus vagus
mempengaruhi mekanisme penyerapan makanan, aktivitas nervus vagus
meningkatkan volume ASI, produksi serotonin meningkatkan daya tahan tubuh dan pemijatan dapat mengubah gelombang pada otak (Roesli, 2013).
Penelitian terkait dengan pijat bayi antara lain, penelitian oleh Jin Jing
et al (2007) mendapatkan hasil bahwa pada bayi yang diberikan perlakuan pijat bayi dan latihan gerak, pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan pijat dan latihan gerak. Didapatkan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Inal dan Yildiz (2012) bahwa bayi sehat lahir cukup bulan yang mendapatkan tindakan pijat bayi perkembangan mental – motor lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan tindakan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Merineherta (2009) mendapatkan hasil ada pengaruh pijat bayi
(24)
6
terhadap peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan, yaitu terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan pada bayi yang dilakukan pemijatan jauh lebih baik dari pada bayi yang tidak dilakukan pemijatan. Dari keseluruhan penelitian yang ada, menyimpulkan bahwa pijat bayi merupakan salah satu cara membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak serta sebagai bounding attachment antara ibu dan anak (Moszkowski & Stack, 2007).
Fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini masih banyak di temukannya anak–anak yang mengalami keterlambatan pada pertumbuhan dan perkembangannya (Widodo & Herawati, 2008). Fenomena ini terjadi karena banyak orang tua yang kurang memahami akan pentingnya proses serta tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada anak mereka. Kondisi ini dapat dilihat, seperti seorang ibu yang tidak mengajak bayinya berbicara ketika sedang melakukan perawatan ataupun tidak memberikan latihan-latihan gerak pada kaki dan tangan bayi. Sehingga mereka kurang memberikan dan melakukan stimulasi sejak dini pada anak mereka (Hurlock, 2002).
Keterlambatan perkembangan anak dirasakan oleh orang tua ketika seharusnya anak usia 2 – 3 tahun yang seharusnya sudah mulai berbicara, namun hingga saat usia anak semakin bertambah melebihi dari usia untuk seorang anak dapat berbicara, hingga waktunya terlewati anak belum dapat berbicara seperti anak–anak lainnya, orang tua baru merasakan kekhawatiran dan menyadari bahwa anaknya mengalami keterlambatan pada pertumbuhan & perkembangannya (Widodo & Herawati, 2008; Hurlock, 2002).
(25)
Saat studi pendahuluan dilakukan, diambillah sampel sebanyak 15 bayi yang berusia 6 bulan saat bulan Februari yang berada di wilayah kerja dari puskesmas kelurahan Bintaro untuk dilakukan skrinning perkembangan menggunakan Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP). Didapatkan hasil sebanyak 11 bayi atau sebesar 73,3% bayi yang mengalami keterlambatan pada perkembangannya. Setelah dijumlahkan masing-masing pertanyaan yang ditanyakan tidak dapat dilakukan oleh bayi, pada poin nomor keempat untuk motorik kasar mengangkat dadanya menggunakan kedua lengannya sebagai penopang badannya saat telungkup 13 bayi atau 86,7% belum dapat melakukannya dan poin nomor kesepuluh saat posisi telentang tangan bayi dipegang lalu di tarik perlahan-lahan ke posisi duduk bayi seharusnya mempertahankan lehernya secara kaku, namun seluruh bayi belum dapat melakukannya. Poin nomor keempat dan kesepuluh pada penilaian KPSP untuk usia 6 bulan akan mempengaruhi perkembangan bayi selanjutnya. Bayi-bayi yang menjadi sampel studi pendahuluan secara fisik sehat, tidak mengalami gizi buruk, tidak kegemukan, tidak pernah mengalami kejang demam, tidak memiliki penyakit meningitis dan terlahir dengan kondisi yang sempurna secara fisik. Peneliti mendapatkan hasil dari wawancara saat studi pendahuluan dari ibu bayi yang menjadi sampel saat studi pendahuluan, 15 ibu atau 100% mengakui mereka tidak begitu mengerti apa yang penting saat diawal pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ibu hanya beranggapan jika diberi ASI ataupun makanan tambahan saja cukup, namun untuk aspek perkembangannya tidak terlalu diperhatikan. Pengetahuan tentang manfaat dan pentingnya pijat bayi untuk bayi ibu kurang mengetahuinya.
(26)
8
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam dan lanjut terkait mengenai efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi usia 6 bulan di wilayah kelurahan Bintaro ini.
B. Rumusan Masalah
Masa bayi merupakan masa kritis dan keemasan pada awal kehidupan. Pada masa bayi inilah pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan pesat. Pada saat studi pendahuluan di dapatkan bayi yang mengalami suspect keterlambatan pada perkembangannya. Dari data tersebut maka bayi memerlukan stimulasi, karena stimulasi penting untuk proses pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Berbagai stimulasi yang diberikan oleh orang tua ke anak dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melakukan pijat bayi terstruktur. Pijat bayi memberikan banyak manfaat untuk bayi dan orang tua terutama ibu. Dari penjabaran latar belakang dan studi pendahuluan saat awal akan melakukan penelitian hingga muncul rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi usia 6 bulan di Kelurahan Bintaro Jakarta.
C. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi usia 6 bulan di Kelurahan Bintaro Jakarta.
(27)
1. Mengidentifikasi karakteristik responden bayi berdasarkan usia bayi. 2. Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan bayi saat awal
penelitian sebelum diberikan intervensi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan bayi sesudah diberikan perlakuan pijat bayi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan pijat bayi.
4. Mengidentifikasi efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan berat badan, panjang badan dan perkembangan kemampuan mengangkat dada, mengangkat leher bayi sesudah intervensi pada kelompok eksperimen dengan pembanding kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut untuk :
1. Bagi Orangtua
Penelitian ini dapat memberikan manfaat pengetahuan dan keterampilan mengenai stimulasi melalui praktek pijat bayi dan manfaat dari pijat bayi dalam rangka meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan anak-anak yang dapat dilakukan oleh orangtua dan pengasuh selama perawatan di rumah. Sebagai masukan bagi orangtua agar dapat mengerti dan memahami pentingnya stimulasi bagi anak selama proses pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.
2. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kualitas, wawasan dan sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari dalam
(28)
10
pendidikan keperawatan, terutama dalam bidang ilmu keperawatan anak terhadap praktik dari pijat bayi. Dapat memberikan informasi mengenai efektifitas dari pijat bayi sebagai stimulasi terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini juga diharapkan menjadi bagian dari landasan dalam pengembangan evidence based bagi ilmu keperawatan itu sendiri.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan menjadi masukan tambahan bagi peneliti berikutnya yang ingin melakukan penelitian terkait dengan pijat bayi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan non randomized pretest-posttest with control group design yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian eksperimen ini dilakukan sebagai cara untuk mengetahui efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan di wilayah kelurahan Bintaro Jakarta. Metode penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pelatihan bagaimana cara menstimulasi anak melalui pijat bayi, booklet, lembar balik dan video langkah-langkah dari teknik pijat bayi kepada orang tua, mengumpulkan data, melakukan pengukuran berat badan, panjang badan sebagai aspek pertumbuhan dan penilaian aspek perkembangan dengan Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) pada bayi yang diberikan perlakuan pijat bayi dengan yang tidak diberikan perlakuan pijat. Populasi dari
(29)
penelitian ini adalah seluruh bayi pada saat bulan yang sama telah berusia 6 bulan hingga 6 bulan 15 hari di wilayah kerja puskesmas kelurahan Bintaro. Waktu pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama 30 hari pada bulan Juni hingga Juli 2014.
(30)
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bayi
1. Definisi Masa Bayi
Neonatus merupakan istilah untuk bayi saat bulan pertama setelah kelahiran. Masa bayi adalah periode dari saat lahir hingga berusia genap 1 tahun (Gruendemann & Fernsebner, 2006). Menurut Kasdu (2004) yang dikatakan bayi adalah individu yang berusia 0 hingga 1 tahun. Masa bayi merupakan kehidupan awal saat usia 18 bulan pertama (Papalia dan Old dalam Akbar & Hawadi, 2008). Masa bayi atau infancy adalah masa perkembangan yang pertama setelah dilahirkan hingga berusia 18 atau 24 bulan (Santrock, 2003).
Masa bayi merupakan waktu yang penting untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi (Public Health Agency of Canada, 2012). Masa bayi sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan dari fisik, psikologis dan sosial seorang individu yang akan menapaki masa–masa berikutnya (Mares, Newman & Warren, 2011). Setiap bayi yang lahir ke dunia ini memiliki potensi yang harus dikembangkan sejak masa keemaasannya (Soedjatmiko, 2006). Pada masa ini bayi masih sangatlah bergantung kepada orang tuanya maupun orang dewasa lainnya. Banyak aktivitas psikologis baru dimulai kemampuan bicara, mengatur
(31)
indera-indera, tindakan fisik, berfikir dengan simbol, meniru, dan belajar dari orang lain (Santrock, 2003).
Dari beberapa pengertian yang ada, penulis menyimpulkan bahwa masa bayi adalah periode kehidupan yang terjadi selama usia 0 hingga 12 bulan, seluruh kehidupannya masih bergantung kepada orangtua, serta menjadi masa untuk tumbuh dan berkembang secara cepat selama 1 tahun pertama.
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi a. Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan perubahan yang terjadi di dalam tubuh yang meliputi ukuran, jumlah, atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. Pertumbuhan dapat dilihat secara fisik, seperti ukuran lingkar kepala, berat badan, panjang badan, lingkar lengan, dan lain-lain (Pratiwi, 2013). Pertumbuhan adalah suatu ukuran dari kematangan fisik (Gupte, 2004). Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3 periode pertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 – 1 tahun dan masa pubertas (Chamida, 2009).
Pemantauan terhadap pertumbuhan anak sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut,
(32)
14
penimbangan anak setiap bulan sangat diperlukan (Kemenkes RI, 2013). Pemantauan pertumbuhan seorang bayi dan balita dapat dilakukan melalui penimbangan saat kegiatan posyandu tiap bulannya dengan menggunakan catatan grafik di dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) (Chamida, 2009).
Pada awal pertumbuhan seorang anak mengalami pertumbuhan yang cukup cepat dan signifikan. Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-210 gram/minggu (Wong, 2009). Menurut Gupte (2004), bayi akan memiliki berat badan dua kali berat lahirnya pada umur 5 sampai 6 bulan. Bayi akan mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya. Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang hingga usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia 18–20 tahun (Wong, 2009).
Tabel. 2.1
Kemenkes RI (2012) Panduan Pertumbuhan Berat Badan Anak Usia 0-1 tahun seperti :
Usia Bayi (Bulan) Berat Badan (gram) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2700 – 3000 3400 – 4000 4000 – 4700 4500 – 5400 5000 – 6000 5500 – 6500 6000 – 7000 6500 – 7500 6800 – 8200 7300 – 8500 7600 – 9000 8000 – 9500 8200 – 9700
(33)
Tabel. 2.2
Kemenkes RI (2012) Panduan Pertumbuhan Panjang Badan Anak Usia 0-1 tahun seperti :
Usia Bayi (Bulan) Panjang Badan (centimeter) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
40,5 – 50,5 43,5 – 55,5 46,0 – 58,0 48,0 – 60,0 49,5 – 62,5 51,0 – 64,5 52,5 – 66,0 54,0 – 67,5 55,5 – 69,0 56,5 – 70,5 57,5 – 72,0 58,5 – 73,5 60,0 – 74,5
b. Perkembangan
Perkembangan adalah suatu ukuran dari kematangan fungsi (Gupte, 2004). Perkembangan merupakan perubahan yang terjadi pada diri individu dengan bertambahnya kemampuan dan fungsi tubuh dari yang sederhana ke yang lebih kompleks, sebagai hasil dari proses pematangan. Di dalam proses perkembangan terdapat pematangan sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang berkembang sehingga masing-masing dapat melakukan fungsinya (Chamida, 2009).
Pada awal perkembangan anak di tahun pertama sangat menakjubkan, yakni dari seorang bayi yang tak berdaya ketika lahir, akan memiliki sejumlah kepandaian dan perubahan-perubahan yang sangat cepat (Suhartini, 2007). Proses perkembangan anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua (Kania, 2006). Tahapan
(34)
16
perkembangan pada penilaian KPSP untuk bayi saat usia 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan dan 12 bulan (Kemenkes RI, 2010).
Menurut teori perkembangan psikoseksual Freud, bayi saat usia 0-12 sedang mengalami fase oral. Selama fase ini bayi memperoleh kesenangan dan kepuasannya pada aktivitas oral, seperti menghisap, menggigit, mengunyah dan mengecap. Sedangkan menurut teori Erikson saat usia bayi mengalami fase percaya versus tidak percaya. Pada fase ini terbentuknya kepercayaan bayi terhadap orang tua melalui kasih sayang yang didapatkannya. Pada perkembangan kognitif menurut teori Piaget, bayi sedang mengalami tahapan perkembangan sensorik dan motoriknya (Wong, 2009).
Perkembangannya seorang anak dapat dilakukan pengecekan melalui Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) sesuai usia perkembangannya. Pada anak, perkembangannya meliputi perkembangan pada motorik kasar, motorik halus, perilaku sosial dan bahasa (Kemenkes RI, 2010).
1) Perkembangan motorik kasar
Merupakan bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan keterampilan otot-otot besar atau kasar. Kemampuan menggunakan otot-otot besat bagi anak merupakan kemampuan gerak dasar (Suhartini, 2007).
Pada usia 6 bulan kemampuan untuk motorik kasar bayi seperti mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil, dapat telungkup sambil mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai
(35)
tumpuan, membalikkan badan dari posisi terlentang ke posisi telungkup dan sebaliknya, serta bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku ketika di tarik kedua tagannya secara perlahan (Kemenkes RI, 2010).
2) Motorik Halus
Segala aspek kemampuan yang melibatkan otot-otot kecil dan bagian tubuh tertentu saja. Namun memerlukan koordinasi yang cermat (Chamida, 2009).
Pada usia 6 bulan kemampuan motorik halus pada bayi seperti, menggerakkan kepalanya dan mengikuti arah gerakan dari stimulasi yang dilihatnya, menggenggam pensil yang kita letakkan diatas punggung tangan atau ujung jari bayi, mengarahkan pandangan matanya pada benda-benda kecil seperti kacang atau uang logam dan bayi mampu meraih mainannya yang kita letakkan agak jauh dari bayi namun masih dalam jangkauan tangannya (Kemenkes RI, 2010). 3) Personal sosial
Kemampuan mandiri bayi dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Perkembangan pada masa bayi ini ditunjukkan dengan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap wajah orang lain untuk mengenali seseorang (Chamida, 2009).
Pada usia 6 bulan bayi akan tersenyum ketika melihat mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan ketika sedang bermain sendiri (Kemenkes RI, 2010).
(36)
18
Kemampuan untuk bayi dalam memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Perkembangan bahasa pada masa ini dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel (Chamida, 2009). Pada bayi usia 6 bulan, kemampuan bahasa yang ada seperti tertawa mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis (Kemenkes RI, 2010).
3. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Dalam kehidupan seorang individu sejak dalam kandungan lalu di lahirkan ke dunia ini hingga tua nantinya akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Berbagai faktor pun mempengaruhi dari proses pertumbuhan dan perkembangan. Proses tumbuh kembang merupakan hasil interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik atau keturunan adalah faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari ayah dan ibu, sedangkan faktor lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis, dan sosial (Chamida, 2009). Faktor lingkungan ini sangatlah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan, karena lingkungan memberikan stimulasi terbesar pada seorang anak (Kania, 2006).
Gupte (2004) menjelasakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yakni:
(37)
Memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan tubuh. Seperti orangtua yang tinggi cenderung memiliki anak yang tinggi juga.
b) Faktor nutrisi
Kekurangan gizi mengakibatkan keterbelakangan pertumbuhan fisik dan perkembangan fisik pada anak.
c) Faktor lainnya seperti status sosial, ekonomi, emosional, pengaruh lingkungan, penyakit kronis dan infeksi juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Sedangkan menurut Wong (2009), faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain :
a) Keturunan
Kebanyakan karakteristik fisik, pola dan gambaran bangun tubuh diturunkan dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Terdapat hubungan yang besar antara orangtua dan anak dalam hal sifat tinggi badan, berat badan dan laju pertumbuhan.
b)Faktor Neuroendokrin
Pusat pertumbuhan berada di bagian hypotalamus. Beberapa hubungan fungsional diantara hypotalamus dan sistem endokrin mempengaruhi pertumbuhan. Ada 3 hormon yang mempengaruhi yaitu, hormon pertumbuhan, hormon tyroid dan androgen. Hormon – hormon ini akan merangsang metabolisme protein sebagai zat pembangun tubuh. c) Nutrisi
Nutrisi merupakan satu-satunya faktor yang pengaruhnya paling penting bagi pertumbuhan. Selama masa bayi dan kanak-kanak,
(38)
20
kebutuhan kalori lebih besar. Saat masa ini kebutuhan kalori dan protein jauh lebih tinggi, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan berat badan dan tinggi badan yang sangat cepat.
d) Hubungan Interpersonal
Hubungan dengan orang lain memiliki peran kritis dalam perkembangan. Seorang ibu memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pada bayinya, khususnya perkembangan emosi, intelektual dan kepribadian. Melalui orangtua seorang anak mengenal dunia dan perasaan aman untuk memberanikan dalam pergaulan di lingkungannya nanti.
e) Tingkat Sosioekonomi
Tingkat sosial ekonomi memberikan dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyebab perbedaan ini masih belum pasti, tingkat derajat kesehatan dan nutrisi yang berada pada level sosial ekonomi rendah lebih kurang dibandingkan dengan sosial ekonomi sedang dan tinggi.
f) Penyakit
Perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan adalah salah satu manifestasi klinis dalam sejumlah gangguan herediter. Gangguan pertumbuhan yang dapat dilihat pada skeleta, seperti dwarfisme. Dalam gangguan lainnya seperti yang terjadi pada sindrom klineferter dan marfan.
(39)
B. Pijat Bayi
1. Definisi Pijat Bayi
Sentuhan adalah hal yang paling mendasar bagi kehidupan dalam kehidupan manusia semenjak dilahirkan. Pada awal bulan–bulan pertama kehidupan bayi sentuhan lebih sering digunakan (Cheng, Volk & Marini, 2011). Sentuhan merupakan bagian dalam dari perawatan pada bayi untuk membantu dalam kematangan dari fisik bayi dan hubungan emosi antara orang tua dan bayi (Underdown, Barlow & Stewart-Brown, 2010). Sentuhan adalah suatu bentuk dari stimulus bagi bayi yang merupakan bagian dari pengalaman awal dalam beberapa tahun pertama kehidupan yang akan membantuya dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya (NYU Langone Medical Center, 2010).
Sentuhan pada bayi dapat berupa sentuhan aktif atau pasif. Sentuhan pasif dapat dilakukan saat orang tua melakukan perawatan seperti mengganti popok, kangoro mother care, memberikan susu dan berupa sentuhan minimal lainnya. Sentuhan pasif atau metodologis berupa pemijatan yang dilakukan oleh orang tua pada bayinya sebagai cara menstimulasi rangsangan yang diberikan yang biasa disebut baby massage
atau pijat bayi (Leonard, 2008). Pijat bayi merupakan cara memberikan stimulasi berupa sentuhan dengan cara pemijatan (Lee HK, 2006).
Pijat bayi merupakan praktek yang sudah ada sejak dahulu di sebagian besar belahan dunia, seperti Asia, Afrika, Amerika dan Eropa yang dilakukan secara tradisional dan diturunkan secara turun-temurun pada generasi berikutnya. Pada awal abad ke-20 banyak folk practices
(40)
22
seperti pijat bayi yang terlewatkan dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Namun sekarang ini, banyak peneliti modern yang melakukan penelitian kembali terhadap folk practices yang digabungkan dengan kaidah-kaidah ilmu yang ada sekarang (Lappin & Kretschmer, 2005). Pijat bayi adalah salah satu “folk practices” yang saat ini sangat banyak dieksplorasi oleh para ilmuan, dokter, ahli fisiologi, spesialis perkembangan anak dan para pendidik kesehatan yang ada (Schafidi et al dalam Lappin & Kretschmer, 2005).
Pijat bayi telah menjadi bagian dalam perawatan umum sehari-hari yang dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh bayi. Selain sebagai bagian dari perawatan umum sehari-hari pijat bayi juga merupakan cara sederhana dalam berkomunikasi antara orang tua dan bayi yang menciptakan kontak mata langsung sehingga menjadikan rasa hubungan fisik dan emosional yang kuat antar keduanya karena dapat mencerminkan perasaan masing–masing (Gurol & Polat, 2012; Cheng, Volk & Marini, 2011; Underdown, Barlow & Stewart-Brown, 2010).
Pijat bayi dilakukan dengan cara sederhana yang mudah untuk dipelajari dan dilakukanya, hanya memerlukan sedikit perlengkapan dan kita tidak perlu mengeluarkan uang lebih kecuali waktu yang kita butuhkan. Pijat bayi dapat dilakukan sendiri di rumah saat luang oleh orang tua, pengasuh bayi, maupun kakek dan nenek si bayi (Moszkowski & Stack, 2007; Heath & Bainbridge, 2004).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan pijat bayi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang tua ataupun pengasuh
(41)
bayi sebagai tindakan menstimulasi bayi dan otot-ototnya untuk lebih berkembang dengan cara sentuhan dan pijatan-pijatan lembut pada tubuh bayi.
2. Manfaat Pijat Bayi
Pijat bayi memberikan manfaat sebagai salah satu cara untuk meningkatkan relaksasi (Field, Diego, Medina, Delgado & Hernandez, 2011). Dari berbagai literature review yang ada, pijat bayi dapat membantu pertambahan panjang badan dan berat badan bayi serta memberikan manfaat stimulasi untuk kematangan motorik kasar, motorik halus, sosial adaptif dan meningkatkan kuantitas tidur seorang bayi (Inal& Yildiz, 2012; Jin Jing et al, 2007). Pada penelitian yang dilakukan Nuryanti (2012) pijat bayi dapat memberikan manfaat menurunkan angka frekuensi sakit pada bayi usia 1-3 bulan.
Menurut Lorenz, Moyse dan Surguy (2005) manfaat dari pijat bayi antara lain:
a) Physical health
Para peneliti menemukan bahwa pijat dapat memiliki dampak yang baik pada kenaikan berat badan bayi premature. Pada bayi yang sehat dan cukup bulan saat lahir ketika diberikan pijatan, tidurnya lebih nyenyak dan jatuh tertidur lebih cepat. Bayi yang nyenyak tidurnya dapat membantu bayi senantiasa sehat.
b) Psychological development
Perkembangan psikologis, terutama kognitif dapat ditingkatkan dengan stimulus yang diberikan saat pijat bayi dilakukan. Para peneliti
(42)
24
menyimpulkan bahwa respon bayi meningkat melalui pijat bayi dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan pijat bayi.
c) Benefit for parents
Ibu yang melakukan pemijatan pada bayi mereka lebih banyak merasakan kesenangan pada diri mereka saat melakukannya, mereka juga merasakan psikologis mereka lebih baik dibandingkan mereka yang tidak melakukan pemijatan. Ayah juga merasakan hubungan kedekatan mereka dengan bayi mereka jauh lebih kuat dibandingkan dengan yang tidak melakukan pemijatan.
d) Developing parenting skills
Para orang tua yang berpartisipasi dalam kelompok pijat bayi mereka dapat saling bertukar informasi pengalaman mereka saat melakukan perawatan pada bayi terutama bagi orangtua baru dapat memberikan tambahan wawasan orang tua dalam melakukan perawatan pada bayinya.
Manfaat pijat bayi bagi ibu yaitu, menjadikan ibu semakin dekat hubungan batinnya dengan sang anak, membuat ibu merasa rileks dan merasakan stresnya berkurang, ibu lebih memiliki waktu yang banyak untuk berkomunikasi dengan bayinya dan dapat memperbanyak produksi ASI (Air Susu Ibu). Sedangkan manfaat pijat bayi bagi bayi itu sendiri seperti, bayi akan merasakan kenyamanan setelah mendapatkan pijat bayi sehingga dapat tidur lebih nyaman, bayi menjadi tidak mudah stres, pencernaannya tidak mudah terganggu, membantu perkembangan mental
(43)
bayi, dan meningkatkan kekuatan otot serta sirkulasi darah pada bayi (Suririnah, 2009).
Pijat bayi memberikan begitu banyak manfaat untuk bayi dan orangtua. Pemberian pijat bayi sedini mungkin akan memberikan manfaat yang lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Subakti & Rizki, 2008). Setelah orangtua mengetahui manfaat dari pijat bayi adahal yang harus diperhatikan oleh orangtua untuk melakukan pijat bayi, seperti waktu dan semua persiapan untuk melakukan pemijatan pada bayi (Suririnah, 2009).
3. Hal yang Diperhatikan Ketika Pemberian Pijat Bayi
Pada bayi usia 0 – 1 bulan disarankan hanya diberi gerakan usapan halus dan sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dipijat didaerah perut. Bayi dengan usia 1 – 3 bulan sudah dapat diberikan gerakan pijat, namun pijatan halus dengan tekanan ringan. Setelah bayi berusia 3 bulan ke atas bayi sudah dapat diberikan pijat bayi dengan tekanan yang lebih (Roesli, 2013).
Pijat bayi dapat dilakukan pada pagi hari saat orangtua serta bayi akan memulai hari baru dan pada sore hari ataupun malam hari sebelum bayi tidur dengan pemberian pijatan akan membuat bayi merasa rileks dan nyaman sehingga dapat tidur dengan nyenyak. Selain waktu menurut Roesli (2013) ada hal – hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pemijatan, seperti:
(44)
26
b) Tangan pemijat bersih, tidak berkuku panjang dan menggunakan perhiasan.
c) Ruangan untuk saat melakukan pemijatan tidaklah harus khusus cukup diupayakan ruangan hangat tidak terlalu dingin dan sirkulasi udara berjalan dengan lancar.
d) Siapkan waktu kurang lebih 15 menit untuk orang tua ataupun pengasuh bayi untuk memberikan pijatan pada bayi. Orang tua ataupun pengasuh harus dalam kondisi yang sehat dan nyaman tidak dalam kondisi yang stres ketika melakukan pemijatan, karena akan berdampak juga pada bayi yang diberikan pijatan.
e) Baringkan bayi pada permukaan yang rata, lembut dan bersih. f) Siapkan handuk bayi, popok dan baju ganti untuk bayi.
Selama melakukan pemijatan orang tua melakukan kontak mata dengan bayi dengan penuh kasih sayang, bernyanyilah ataupun memutarkan lagu–lagu yang tenang dan lembut untuk menciptakan suasanan yang nyaman untuk orang tua dan bayi. Pemijatan dapat dilakukan menggunakan baby lotion atau minyak kelapa yang lembut untuk bayi. Tidak disarankan untuk pemberian pijatan setelah bayi selesai makan, membangunkan bayi yang tertidur khusus untuk pijat, memijat saat kondisi bayi sedang tidak sehat dan memaksakan pemberian pijatan pada bayi saat bayi tidak mau dipijat (Roesli, 2013).
4. Penelitian Terkait dengan Pijat Bayi
Penelitian mengenai The Effect of Baby Massage on Mental – Motor Development of Healthy Full Term Baby (Inal & Yildiz, 2012).
(45)
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan grup kontrol. Dilakukan selama bulan Juni 2001 – Oktober 2002. Dengan subyek 104 bayi sehat dan cukup bulan yang lahir di Istanbul University Istanbul Medical Faculty Gynecology and Obstetry Clinic. 52 sebagai kelompok kontrol, dan 52 lagi sebagai kelompok experimen. Penelitian menggunakan Baby massage brosur, Ankara Development Screening Inventory (ADSI) sebagai instrumen penelitian. Penelitian menunjukkan T scores pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. T score untuk perkembangan mental dan motornya pada kelompok eksperimen pada usia 3 bulan 74,5±8,1 dan usia 6 bulan 60,85±4,32. Sedangkan T score pada kelompok kontrol pada usia 3 bulan 49,88±5,47 dan usia 6 bulan 50,52±7,32. Kesimpulan dari penelitian yaitu pijat bayi dapat mendukung perkembangan mental – motor bayi sehat cukup bulan.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Jin Jing et al (2007) yaitu
Massage and Motion Training For Growth and Development of Infants di Guangzhou, China selama 1 tahun dengan desaign eksperiment. Subyeknya adalah bayi yang dipilih secara acak dan dikelompokkan sesuai dengan usianya. Usia 0 bulan 90 bayi kelompok eksperimental dan 90 bayi kelompok kontrol. Bayi yang tersisa hingga akhir penelitian karena keluar dari proses penelitian hanya 54 bayi di kelompok eksperimen dan 62 bayi di kelompok kontrol pada usia 0 bulan. Sedangkan usia 6 bulan yang tersisa hingga akhir penelitian 62 bayi di kelompok eksperimen dan 52 bayi di kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
(46)
28
adalah Development Quotient (DQ). Hasil dari penelitiannya membuktikan bahwa pemberian pijatan dan latihan gerak dapat meningkatkan secara signifikan perkembangan fisik dan kecerdasan pada bayi mulai dari bayi baru lahir maupun bayi dengan usia 6 bulan.
Penelitian pada Effektifitas Massage Efflurage Terhadap Perkembangan Gross Motoric pada Bayi Usia 3-4 Bulan yang dilakukan Widodo dan Herawati (2008) mendapatkan hasil untuk perkembangan motorik kasar merangkak, pull to sit dan rolling pada kelompok eksperimen lebih signifikan perkembangannya dibandingkan dengan kelompok kontrol. Untuk T score merangkak kelompok eksperimen 80,34±3,12 dan kelompok kontrol 40,13±3,22. Untuk T score pull to sit dan rolling kelompok eksperimen 50,26±6,12 dan kelompok kontrol 40,26±3,12 & 25,04±7,12. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperiment dengan two group post test design with kontrol. Proses penelitian selama 1 bulan, dilakukan pemijatan setiap 1 minggu dua kali selama 4 minggu oleh terapis pada kelompok eksperimen. Kesimpulan pada penelitian adalah pemberian massage bayi usia 3-4 bulan dapat mempengaruhi dan merangsang proses pertumbuhan dan perkembangan
gross motorik pada kemampuan merangkak, poll to sit & rolling.
Penelitian terkait lainnya adalah Pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan di Kelurahan Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2009 yang dilakukan Merineherta (2009) mendapatkan hasil ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi usia 3-6 bulan, yaitu terdapat perbedaan
(47)
peningkatan yang signifikan pada bayi yang dilakukan pemijatan jauh lebih baik dari pada bayi yang tidak dilakukan pemijatan dengan nilai P< 0.05. Pemberian pijat oleh orang tua selama 30 hari dan pengukuran berat badan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu berat badan awal, berat badan setelah 15 hari dan berat badan setelah 30 hari. Data di analisis dengan menggunakan General Linear Model ( Reveated Measure ).
C. Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan
Pada awalnya skrinning perkembangan menggunakan Denver II sebagai salah satu alat skrinning yang telah banyak digunakan oleh profesi kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Namun, tidak semua anak dapat dilakukan skrinning perkembangan karena yang biasa melakukan adalah dokter anak dan memerlukan biaya cukup mahal, sementara Departemen Kesehatan RI mengharapkan pada tahun 2010, 80% anak balita sudah dilakukan skrinning perkembangan agar dapat dilakukan intervensi dini terhadap anak yang dicurigai mengalami gangguan perkembangan (Kadi, Garna & Fadlyana, 2008).
Depkes RI pada tahun 2005 mengeluarkan revisi buku deteksi dini tumbuh kembang yang bertujuan identifikasi dini perkembangan anak di tingkat terbawah, yaitu tingkat kecamatan, berupa kuesioner praskrining perkembangan (KPSP). Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) merupakan salah satu instrument skrinning yang diwajibkan oleh Depkes untuk digunakan di tingkat pelayanan kesehatan primer. KPSP sangat mudah digunakan baik oleh petugas kesehatan maupun tenaga non kesehatan yang terlatih, guru TK (Taman Kanak-kanak), guru PAUD (Pendidikan Anak Usia
(48)
30
Dini), dan orang tua juga dapat mendeteksi dini adanya kelainan perkembangan anak sejak usia 3 bulan sehingga dengan cepat dapat dilakukan intervensi dini (Ariani, 2013). Pada penelitian Damayanti (2006) hasil terhadap sensitivitas dan spesifitas KPSP masing – masing yaitu 60% dan 92%.
1. Cara Menggunakan KPSP :
KPSP usia 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, 72 bulan. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan adalah KPSP 9 bulan.
a) Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
b) Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
c) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
1) Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “Dapatkah bayi makan kue sendiri?”
2) Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “Pada
(49)
posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”
d) Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
e) Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
f) Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK. g) Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
2. Interpretasi Hasil KPSP:
a) Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-kadang) b) Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak pernah) c) Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan (S)
d) Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M) e) Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan
(P).
f) Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
Untuk anak dengan perkembangan sesuai (S) orang tua atau pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak. Keterlibatan orang tua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan
(50)
32
stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Untuk anak dengan perkembangan meragukan (M) orang tua dapat konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang diberikan lebih sering. Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar ketertinggalan anak. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat perkembangannya. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak pertama dinilai. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai umur anak. Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan. Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan lagi. Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
(51)
Tabel 2.3.
Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan Usia 6 Bulan 1. Pada waktu bayi telentang, apakah ia dapat mengikuti
gerakan anda dengan menggerakkan kepala sepenuhnya dari satu sisi ke sisi yang lain?
Gerak halus Ya Tidak
2. Dapatkah bayi mempertahankan posisi kepala dalam keadaan tegak dan stabil? Jawab TIDAK bila kepala bayi cenderung jatuh ke kanan/kiri atau ke dadanya.
Gerak Kasar
Ya Tidak
3. Sentuhkan pensil di punggung tangan atau ujung jari bayi. (jangan meletakkan di atas telapak tangan bayi). Apakah bayi dapat menggenggam pensil itu selama beberapa detik?
Gerak halus Ya Tidak
4. Ketika bayi telungkup di alas datar, apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga seperti pada gambar ?
Gerak kasar Ya Tidak
5. Pernahkah bayi mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik tetapi bukan menangis?
Bicara & bahasa
Ya Tidak 6. Pernahkah bayi berbalik paling sedikit dua kali, dari
telentang ke telungkup atau sebaliknya?
Gerak kasar Ya Tidak 7. Pernahkah anda melihat bayi tersenyurn ketika melihat
mainan yang lucu, gambar atau binatang peliharaan pada saat ia bermain sendiri?
Sosialisai & kemandirian
Ya Tidak
8. Dapatkah bayi mengarahkan matanya pada benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam? Jawab TIDAK jika ia tidak dapat mengarahkan matanya.
Gerak halus Ya Tidak
9. Dapatkah bayi meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun masih berada dalam jangkauan tangannya?
Gerak halus Ya Tidak
10. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.
(52)
34
D. Peran Keluarga Dalam Perawatan dan Pengasuhan Anak
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, karena anak bagian dari sebuah keluarga. Konsep perawatan berpusat pada keluarga telah diperkenalkan ke publik lebih dari 4 dekade yang lalu, menekankan pentingnya keluarga dalam kesejahteraan anak-anak. Sejak itu, nilai-nilai dan praktik-praktik yang berpusat pada keluarga telah banyak diimplementasikan dalam kesehatan dan keperawatan anak (Bamm & Rosenbaum, 2008).
Secara umum fungsi keluarga menurut Setiadi (2008) sebagai berikut:
1. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubugan dengan orang lain.
2. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kelurga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan utuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota kelurga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
(53)
Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak, sejak anak dilahirkan. Di dalam keluarga ini anak-anak akan banyak mendapatkan pengalaman untuk tumbuh dan berkembang demi masa depannya. Di dalam keluarga orang tua dapat memberikan stimulus untuk merangsang tumbuh kembang anak dan contoh perilaku yang kelak akan ditiru oleh anak (Wuryandani, 2010).
Menurut Kania (2006) keluarga sebagai Family Centered Care atau sebagai pusat perawatan keluarga dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Meliputi pemenuhan pada pangan/gizi, perawatan kesehatan dasar, imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur, pengobatan pemukiman yang layak kebersihan perseorangan dan sanitasi lingkungan yang layak.
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental dan psikososial.
3. Kebutuhan stimulasi fisik dan mental (ASAH)
Stimulasi fisik akan mengembangkan perkembangan gerak motorik halus maupun kasar pada anak. Sedangkan stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika dan produktivitas anak nantinya.
(54)
36
Anak yang tumbuh dan berkembang secara optimal perlu pengasuhan yang lengkap dari kedua orang tuanya. Peran ayah sebagai kepala keluarga dalam pengambilan keputusan tentang perawatan anak dan dukungannya untuk pemberian air susu ibu (ASI). Peranan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan bayi adalah memberi dukungan emosional kepada ibu. Dukungan ayah dan anggota keluarga lainnya dalam proses pertumbuhan fisik dan perkembangan anak melalui stimulasi positif tidak kalah pentingnya dengan peranan ibu dalam mengasuh anak (Briawan & Herawati, 2008).
(55)
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber. Chamida (2009), Gruendemann & Fernsebner (2006), Gupte (2004),
Hae-Kyung Lee (2006), Kasdu (2004), Kemenkes RI (2010), Lappin & Kretschmer (2005), Leonard J (2008), Mares, Newman & Warren (2011), Roesli (2013) dan Wong (2009).
Pijat bayi (baby massage) Merupakan cara pemberian stimulus rangsangan melalui sentuhan dengan pijatan. Dilakukan sehari 2kali selama 15 menit.
Pertumbuhan dan perkembangan - Berat badan - Panjang badan - Lingkar kepala
- Motorik Kasar - Motorik halus - Bahasa - Sosial adaptif Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan
- Keturunan - Hubungan interpersonal - Sosioekonomi - Lingkungan
- Penyakit - Neuroendokrin - Stimulasi - Nutrisi
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP) Usia 6 bulan Peran Keluarga Dalam Perawatan dan
Pengasuhan Anak
Motorik Kasar Mempertahankan posisi kepala dengan stabil, dapat telungkup dan membalikkan badan dari posisi terlentang ke posisi telungkup (sebaliknya) Motorik Halus
Menggerakkan kepalanya mengikuti arah stimulasi, menggenggam pensil yang diletakkan dekat jarinya
Personal sosial Tersenyum ketika melihat hal yang lucu bagi dirinya
Bahasa
Tertawa mengeluarkan suara gembira bernada tinggi Pengukuran dengan timbangan dan meteran
(56)
38
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini dibuat untuk memberikan arah dan gambaran alur pada penelitian, yang telah dikembangkan dari kerangka teori serta hubungan pada variabel-variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat variabel–variabel yang ingin peneliti ketahui dan teliti, yaitu pijat bayi sebagai variabel bebas (independent) dan sebagai variabel terikat (dependent) adalah pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan. Pada penelitian ini terdapat variabel pengganggu (konfonding) yang dianggap akan dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, namun sudah dikontrol di dalam kriteria inklusi pada sampel. Berikut ini bagan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan oleh peneliti.
(57)
Bagan 3.1. Kerangka konsep penelitian tentang efektifivitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan di wilayah
kelurahan Bintaro.
Variabel Bebas
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban atau patokan dalil sementara dalam penelitian, yang akan dibuktikan dalam penelitian ini (Notoatmojo, 2005). Adapun hipotesis dalam penelitian ini yang diajukan sehubungan dengan masalah adalah terdapat efektifitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi usia 6 bulan di kelurahan Bintaro Jakarta.
Variabel Terikat
Pijat bayi selama 4 minggu
Kelompok intervensi
Kelompok kontrol Pertumbuhan
dan perkembangan
pre intervensi
Pertumbuhan dan perkembangan post intervensi
(58)
40 B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur 1. Variabel
bebas: Pijat bayi
Pijat bayi merupakan stimulasi rangsangan yang diberikan dalam bentuk pemijatan terstruktur pada bayi. Pijat bayi diberikan 2 kali sehari dengan durasi waktu selama 15 -20 menit, dilakukan selama 14 hari.
- Booklet dan video panduan pijat bayi.
- Ceklist jadwal kegiatan pijat bayi kelompok intervensi.
Melakukan observasi setelah pemberian pengetahuan pada orang tua responden dengan menganalisa kegiatan orang tua untuk melakukan pijat bayi terstruktur pada kelompok intervensi dan pada kelompok kontrol orang tua hanya memberikan stimulasi sentuhan berupa usapan lembut tanpa pijat bayi terstruktur setelah memandikan bayi.
Hasil pengukuran dinyatakan dengan: 1 = Jika ibu melakukan stimulasi pijat bayi terstruktur. 2 = Jika orang tua melakukan stimulasi sentuhan berupa usapan lembut tanpa pijat bayi terstruktur.
(59)
Definisi Operasional Ukur 2. Variabel
terikat: Pertumbu han bayi usia 6 bulan
Pertumbuhan pada bayi yang meliputi segala aspek seperti
pertambahan panjang badan dan berat badan yang bersifat
kuantitatif.
- Meteran dengan centimeter (cm)
- Timbangan bayi yang sudah dilakukan penimbangan sebanyak tiga kali pada bayi yang sama.
Melakukan observasi dengan menganalisa pengukuran panjang badan dan berat badan
mencatatnya di dalam lembar observasi. Pengukuran dilakukan pada saat pre dan post intervensi pada kedua kelompok.
Hasil pengukuran berat badan dan panjang badan saat pre intervensi hari pertama dan post intervensi setelah 30 hari pada kedua kelompok dinyatakan dengan:
Hasil selisih dari pengukuran saat post intervensi dan pre intervensi.
Interval
3. Variabel terikat: Perkemba ngan bayi usia 6 bulan Perkembangan yang meliputi kemampuan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan sosial adaptif yang bersifat kualitatif.
Perkembangan motorik kasar lebih dahulu berkembang dari motorik halus dan motorik kasar mempengaruhi
perkembangan motorik halus (Potter & Perry, 2005).
KPSP bayi usia 6 bulan. Pada penelitian ini poin nomor 4 dan 10 untuk kemampuan motorik kasarnya yang menjadi penilaian, yaitu:
a. Ketika bayi terlungkup di alas datar, bayi dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga.
b. Pada saat bayi terlentang, ketika kita pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan ke posisi duduk bayi dapat mempertahankan lehernya secara kaku.
Melakukan observasi dengan menganalisa perkembangan bayi sesuai poin yang ada pada penilaian KPSP.
Hasil pengukuran dinyatakan dengan: 1 = Jika bayi dapat
melakukannya. 2 = Jika bayi tidak dapat melakukannya.
(60)
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab rumusan masalah, pertanyaan penelitian dan mengantisipasi kesulitan – kesulitan yang akan timbul selama proses penelitian berlangsung (Notoatmojo, 2005). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperiment, yaitu memberikan perlakuan atau intervensi pada kelompok eksperimen dan kemudian efek dari perlakuan tersebut diukur dan dianalisa (Polit & Hungler, 2006). Pendekatan penelitian ini dengan non randomized pre and post test with control group design. Digunakan untuk mengetahui efektifitas dari pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan cara melihat hasil pertumbuhan dan perkembangan bayi sebelum diberi perlakuan (pre) saat bayi dengan usia 6 sampai 6 bulan 15 hari dan sesudah diberi perlakuan (post) selama 30 hari pada kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang kemudian akan dilihat hasil efektifitas dari perlakuan yang didapatkan kedua kelompok tersebut.
(61)
Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Bagan 4.1 Bentuk Rancangan Penelitian
Keterangan:
Q1 : Kelompok bayi saat awal penelitian pada kelompok intervensi. Q2 : Kelompok bayi saat akhir penelitian pada kelompok intervensi. Q3 : Kelompok bayi saat awal penelitian pada kelompok kontrol. Q4 : Kelompok bayi saat akhir penelitian pada kelompok kontrol. X1 : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan bayi dari awal
penelitian hingga akhir penelitian pada kelompok intervensi. X2 : Perubahan pertumbuhan dan perkembangan bayi dari awal
penelitian hingga akhir penelitian pada kelompok kontrol.
X3 : Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada akhir penelitian antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 30 hari pada bulan Juni hingga Juli 2014 di wilayah Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Kota Madya Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena peneliti melihat keadaan pada pola asuh dan perawatan serta pemberian stimulasi pada anak masih sedikit sekali yang diberikan orang tua kepada anak
Q1
Q3
Q2
Q4
Q2 – Q1 = X1 Q4 – Q3 = X2 Q2 – Q4 = X3 Intervensi
(62)
44
dan masih sedikit orang tua yang mengerti berbagai cara menstimulasi anaknya. Banyak para ibu-ibu yang kurang mengetahui seberapa pentingnya stimulasi yang harus diberikan kepada anaknya selama masa-masa pertumbuhan dan perkembangan awal anak. Sehingga banyak anak-anak yang mengalami keterlambatan untuk berjalan dan berbicara.
Saat melakukan studi pendahuluan peneliti melakukan pengukuran pada perkembangan dengan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) sebagai sampelnya adalah bayi dengan usia 6 bulan sebanyak 15 bayi. Peneliti mendapatkan hasil sejumlah 11 bayi atau sebesar 73,3% bayi yang mengalami keterlambatan pada perkembangannya. Selain itu untuk wilayahnya yang cukup terjangkau, kemudahan dalam hal birokrasi dan belum pernah ada penelitian terkait dengan efektivitas pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada bayi usia 6 bulan di wilayah Kelurahan Bintaro.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto, 2002). Menurut Nursalam (2008) populasi merupakan sekumpulan subyek dalam satu wilayah generalisasi yang memiliki jumlah dan telah memenuhi kriteria dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Bintaro mulai dari RW 01 hingga RW 015.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang terjangkau, memiliki karakteristik pada populasi dan kemudian diambil sebagai
(63)
subyek penelitian dengan proses sampling (Santoso, 2009). Pada penelitian ini pengambilan sampelnya dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel (Sugiyono, 2009). Dengan demikian peneliti mengambil sampel dari seluruh bayi di wilayah Kelurahan Bintaro mulai dari RW 01 hingga RW 015 yang berusia 6 bulan hingga 6 bulan 15 hari saat awal penelitian. Untuk menghindari kesalahan pada pemilihan sampel dan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian, peneliti menentukan kriteria inklusi sebagai berikut:
a) Bayi yang sedang berusia 6 bulan hingga 6 bulan 15 hari saat awal penelitian.
b) Bayi lahir dengan cukup bulan.
c) Bayi dengan status suspect perkembangan pada motorik kasar poin pertanyaan nomor 4 dan 6 KPSP usia 6 bulan saat pre intervensi. d) Orang tua dan keluarga bersedia mengikuti proses penelitian dari awal
hingga akhir penelitian selama 30 hari.
e) Orang tua mampu melakukan intervensi yang didemonstrasikan oleh peneliti sesuai dengan yang diajarkan.
Sedangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini antara lain: a) Bayi dengan kelainan bawaan sejak lahir.
b) Bayi dengan kemampuan perkembangan yang melebihi dari perkembangan untuk usianya.
c) Bayi dengan kelahiran premature.
(64)
46
e) Bayi dengan berat badan lebih atau obesitas.
f) Bayi dengan masalah kesehatan seperti riwayat kejang demam dan meningitis.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan sebagai cara untuk pengumpulan dan pengukuran data (Gulo, 2010). Penelitian ini menggunakan lembar identitas responden, pita (meteran) dengan ukuran centimeter (cm), timbangan dengan gram (gr) yang sudah dikalibrasi dan lembar Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk usia 6 bulan sebagai instrumen penelitian. Lembar identitas digunakan untuk mencatat data identitas responden. Meteran centimeter sebagai alat pengukuran panjang badan bayi. Timbangan bayi yang sudah dikalibrasi sebagai alat pengukuran berat badan bayi. Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan (KPSP) sebagai alat pendeteksian dini perkembangan anak. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9-10 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 0-72 bulan (Kemenkes RI, 2010). Pada penelitian ini peneliti mencontohkan langkah–langkah pijat bayi, memenggunakan booklet panduan pijat bayi dengan langkah-langkah gerakan dalam buku Roesli (2013) dan video langkah–langkah pijat bayi dari Johnson yang akan diberikan sebagai pengetahuan orang tua tentang pijat bayi.
E. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar formulir KPSP. Lembar formulir KPSP merupakan alat pengukur baku untuk mengukur perkembangan anak dan dijadikan pedoman pelaksanaan stimulasi,
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, Carolynn D., Volk, Anthony A., & Marini, Zopito A. (2011).
Supporting
Fathering Through Infant Massage. The Journal of Perinatal Education
Vol. 20, No. 4.
Gurol, Asye & Polat, Sevinc. (2012). The Effects of Baby Massage on
Attachment
between Mother and their Infants. Asian Nursing Research.
NYU Langone Medical Center. Stimulation and Development During Infancy:
Tuning in to Your Baby's Cues.
http://www.aboutourkids.org/articles/stimulation_development_during
infancy_tuning_in_your_baby039s_cues
diunduh pada 10 Maret 2014.
Lee, HK. (2006). The Effect of Infant Massage On Weight, Height and Mother
Interaction. Journal of Korean Academy of Nursing Vol. 36, No. 8.
Roesli, Utami. (2013). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta: Pustaka Pembanguna
(2)
STIMULASI
BUAH HATI
ANDA
Aktivitas yang
Dianjurkan Untuk
Bayi usia 4
–
6 Bulan
Stimulasi Kinetik
Dukung bayi untuk posisi duduk biarkan bayi condong ke depan untuk keseimbangan dirinya.
Biarkan bayi merngkak dan berguling di lantai dengan alas yang empuk
Stimulasi Visual
Letakkan bayi didepan cermin agar bayi dapat melihat dirinya.
Berikan mainan dengan warna-warni yang cerah
Stimulasi Auditori
Ajak bayi berbicara sesering mungkin, dapat sambil bern-yanyi bersama
Tertawalah ketika bayi tertawa
Berikan bayi mainan yang dapat berbunyi, seperti
kerincingan PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
MEI 2014
OLEH:
PUSPITA EKA
KURNIA SARI
(3)
Sentuhan
Sentuhan adalah hal yang paling mendasar bagi ke-hidupan dalam keke-hidupan manusia semenjak dilahirkan. Pada awal bulan–bulan pertama kehidupan bayi sentuhan lebih sering digunakan (Cheng, Volk & Marini, 2011).
Sentuhan merupakan bentuk dari stimulus bagi bayi yang merupakan bagian dari pengalaman awal dalam be-berapa tahun pertama ke-hidupan yang akan memban-tunya dalam pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya (NYU Langone Medical Center, 2010).
Aktivitas yang Dianjurkan
Untuk Bayi usia 4
–
6
Bulan
Stimulasi Taktil
Berilah anak mainan yang lunak yang dapat diremasnya dengan tekstur yang berbeda-beda.
Percikkanlah air sekali-sekali ketika memandikan bayi
Stimulasi Kinetik
goyangkan bayi ketika berada di pangkuan sesekali ketika memegangnya pada posisi berdiri
STIMULASI
Stimulasi memegang peran yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi untuk dapat berkembang dengan maksimal. Sebaiknya stimulasi diberikan secara terus menerus (Chamida, 2009).
Stimulasi rangsangan yang mudah diberikan oleh orang tua secara aktif pada bayi dapat melalui stimulasi taktil dalam sen-tuhan lembut, menggerakkan kaki dan tangan bayi posisi ekstensi serta fleksi (Soedjatmiko, 2006).
(4)
LEMBAR KEGIATAN PIJAT BAYI
Pemijatan dilakukan orang tua setiap 2 kali sehari dengan durasi waktu pemijatan 15-20 menit selama 30 hari.
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
No. 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Waktu Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
No. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Waktu
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore
Keterangan:
1. (√) pada kolom waktu di bawah pagi, sore setelah bayi sudah
mendapatkan pemijatan dan cantumkan waktu ketika melakukan pemijatan tersebut.
2. Cantumkan alasan mengapa bayi tidak mendapatkan pemijatan,
(5)
LEMBAR OBSERVASI PERTUMBUHAN BAYI
Tabel Obervasi Pertumbuhan Bayi
Pertumbuhan Tgl Pemeriksaan
Saat Awal Penelitian
Tgl Pemeriksaan
Saat Akhir Penelitian (Setelah 30
hari) Berat Badan (gr)
Panjang Badan (cm) Lingkar Kepala (cm)
(6)
LEMBAR OBSERVASI PERKEMBANGAN BAYI
Perkembangan bayi dinilai menggunakan penilaian Kuesioner Pra Skrinning Perkembangan bayi usia 6 Bulan. Penilaian untuk poin nomor ke-4 dan ke-10 yang menjadi poin penilaian utama pada perkembangan.
Tabel Observasi Perkembangan Bayi Pertanyaan KPSP Poin Nomor 4
dan 10
Tgl Pemeriksaan
Saat Awal Penelitian
Tgl Pemeriksaan
Saat Akhir Penelitian (Setelah 30 hari) Ketika bayi telungkup di alas datar,
apakah ia dapat mengangkat dada dengan kedua lengannya sebagai penyangga
seperti pada gambar ?
Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi duduk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.