MAKALAH SENI BUDAYA SENI CERGAM

MAKALAH SENI BUDAYA
SENI CERGAM

KELOMPOK 7 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

AHMAD SHAUFI ASHRI
FITRIA ANWAR
MARITA KARUNIASARI
NOVIA ZAHRATUL MUSLIMAH
TAMI OKTAVIA ARIANI
ZIHANI ILMAN FAYADI

X MIA 2
MAN 2 MODEL MATARAM
TP. 2015/2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang SENI CERGAM ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Guru Seni Budaya yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
Seni Cergam. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi

siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan.

1

Mataram, 22 September 2015

Penyusun

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................1
A.


Latar Belakang..................................................................1

B.

Rumusan Masalah.............................................................1

C.

Tujuan................................................................................1

BAB II : ISI.....................................................................................2
A.

Sejarah Seni Cergam.........................................................2

1.

Generasi 1930............................................................................................2


2.

Generasi 1940 – 1950................................................................................2

3.

Generasi 1960 – 1970................................................................................3

4.

Generasi 1990 – 2000................................................................................4

B.

Perkembangan Seni Cerita Bergamabar............................5

C.

Jenis Karya Cerita Bergambar..........................................10


1.

Kartun (Cartoon)......................................................................................10

2.

Komik Potongan (Comic Strip).................................................................11

3.

Komik Tahunan (Comic Annual)..............................................................12

4.

Komik Online (Webcomic).......................................................................12

5.

Buku Komik (Comic Book).......................................................................12


6.

Komik Ringan (Comic Simple)..................................................................14

7.

Buku Instruksi dalam format Komik (Instructional Comics)....................14

D.

Cara Produksi Cerita Bergambar.....................................15

BAB III : PENUTUP........................................................................21
A.

Kesimpulan......................................................................21

B.

Penutup...........................................................................21

3

DAFTAR PUSTAKA........................................................................22

4

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang yang pertama kami mengerjakan atau
membuat makalah ini, karena ini adalah tugas dari pak guru.
Selain itu juga agar kami bisa lebih mengetahui dan memahami
segala macam tentang Cerita Bergambar. Baik sejarahnya,
perkembangannya, cara membuat cergam, dll. Kebanyakan
diantara kami juga adalah penggemar cerita bergambar, oleh
sebab itu kami ingin mengetahui dan memahami lebih tentang
cerita bergambar. Jadi kami bukan hanya bisa menikmati cerita
bergambar, kami juga bisa mengetahui sejarah, perkembangan,
dan segala hal tentang hal yang kami sukai.
B. Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.

Bagaimanakah sejarah seni Cergam?
Bagaimanakah perkembangan seni Cergam?
Apasajakah jenis karya Cergam?
Bagaimanakah cara produksi seni Cergam?

C. Tujuan
1. Agar kita dapat mengetahui tentang Seni Cergam
2. Agar bisa mendapatkan bekal jika ingin menjadi creator
cergam.
3. Agar mengetahui tentang perkembangan cergam

1

BAB II
ISI

A. Sejarah Seni Cergam
1. Generasi 1930
Pada awal kelahirannya komik Indonesia dapat di bagi
menjadi dua kategori besar, yaitu komik strip dan buku komik.
Kehadiran komik-komik di Indonesia pada tahun 1930-an
dapat ditemukan pada media Belanda seperti De Java Bode
dan D’orient dimana terdapat komik-komik seperti “Flippie
Flink and Flash Gordon”. “Put On”, seorang peranakan
Tionghoa adalah karakter komik Indonesia yang pertama
karya Kho Wan Gie yang terbit rutin di surat kabar Sin Po. “Put
On” menginspirasi banyak komik strip lainnya sejak tahun 30an sampai 60-an seperti pada Majalah Star (1939-1942) yang
kemudian bertukar menjadi Star Weekly.

Sementara itu di

Solo, Nasroen A.S. membuahkan karya komik stripnya yang
berjudul Mentjcari Poetri Hidjaoe melalui mingguan Ratu
Timur.
2. Generasi 1940 – 1950
Sekitar akhir tahun 1940-an, banyak komik-komik dari

Amerika

yang disisipkan sebagai suplemen mingguan surat

kabar. Diantaranya adalah komik seperti Tarzan, Rip Kirby,
Phantom and Johnny Hazard. Kemudian penerbit seperti
Gapura dan Keng po dari Jakarta, dan Perfects dari Malang,
mengumpulkannya menjadi sebuah buku komik. Ditengahtengah membanjirnya komik-komik asing, hadir Siaw Tik Kwei,
salah seorang komikus terdepan yang memiliki teknik dan
ketrampilan tinggi dalam menggambar yang mendapatkan
2

kesempatan untuk menampilkan komik adapatasinya dari
legenda pahlawan Tiongkok “Sie Djin Koei”. Komik ini berhasil
melampaui popularitas Tarzan di kalangan pembaca lokal.
Popularitas

tokoh-tokoh

komik


asing

mendorong

upaya

mentransformasikan beberapa karakter pahlawan super itu ke
dalam selera lokal. R.A. Kosasih, yang kemudian dikenal
sebagai Bapak Komik Indonesia, memulai karirnya dengan
mengimitasi

Wonder

Woman

menjadi

pahlawan

wanita

bernama SriAsih. Terdapat banyak lagi karakter pahlawan
super yang diciptakan oleh komikus lainnya, diantaranya
adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih dan Kapten
Comet, yang mendapatkan inspirasi dari Superman dan
petualangan Flash Gordon.
Di awal tahun 1950-an, salah satu pionir komik bernama
Abdul Salam menerbitkan komik strip heroiknya di harian
Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta, salah satunya berjudul “Kisah
Pendudukan Jogja” yang bercerita tentang agresi militer
Belanda ke kota Yogyakarta. Komik ini kemudian dibukukan
oleh harian Pikiran Rakyat dari Bandung. Sebagian pengamat
komik berpendapat bahwa inilah buku komik pertama karya
artis komik Indonesia.
3. Generasi 1960 – 1970
Adapatasi

dari

komik

asing

dalam

komik

Indonesia

mendapatkan tentangan dan kritikan dari kalangan pendidik
dan pengkritik budaya. Karena itu penerbit seperti Melodi dari
Bandung dan Keng Po dari Jakarta mencari orientasi baru
dengan

melihat

kembali

kepada

khazanah

kebudayaan

nasional. Sebagai hasil pencarian itu maka cerita-cerita yang
diambil dari wayang Sunda dan Jawa menjadi tema-tema
prioritas dalam komik selanjutnya.

3

R.A. Kosasih adalah salah seorang komikus yang terkenal
dengan keberhasilannya membawa epik Mahabharata dari
wayang ke dalam media buku komik. Sementara itu dari
Sumatra, terutamanya di kota Medan,terdapat pionir-pionir
komikus berketerampilan tinggi seperti Taguan Hardjo, Djas,
dan Zam Nuldyn, yang menyumbangkan estetika dan nilai
filosofi ke dalam seni komik. Di bawah penerbitan Casso and
Harris, artisartis komik ini mengeksplorasi cerita rakyat
Sumatera yang kemudian menjadi tema komik yang sangat
digemari dari 1960an hingga 1970an. Tema yang banyak
muncul pada generasi ini adalah pewayangan, superhero, dan
humor-kritik.
4. Generasi 1990 – 2000
Ditandai

oleh

dimulainya

kebebasan

informasi

lewat

internet dan kemerdekaan penerbitan, komikus mendapat
kesempatan untuk mengeksplorasi gayanya masing-masing
dengan mengacu kepada banyak karya luar negeri yang lebih
mudah diakses. Selain itu, beberapa judul komik yang
sebelumnya mengalami kesulitan untuk menembus pasar
dalam negeri, juga mendapat tempat dengan maraknya
penerbit komik bajakan. Beberapa penerbit besar pun mulai
aktif memberikan kesempatan kepada komikus muda untuk
mengubah image komik Indonesia yang selama ini terkesan
terlalu serius menjadi lebih segar dan muda.

4

B. Perkembangan Seni Cerita Bergamabar
Komik Indonesia mengalami masa jayanya pada tahun 5080an. Pada periode 1950-an mulai bermunculan komik buatan
Indonesia dengan resep komik Amerika (Wiro Anak Rimba),
namun yang menonjol pada era ini adalah genre humor dan
wayang. Kho Wan Gie (Put On) dan Goei Kwat Siong (Si A Piao)
boleh dibilang sebagai pelopor masuknya komik strip ke dalam
media koran saat itu.
Periode 1960-an dimulai dengan berkembangnya komik genre
fantasi petualangan (Taguan Hardjo dengan Mati Kau Tamaksa),
yang kemudian dilanjutkan dengan lahirnya cerita silat mulai
tahun 1968. Nama Oerip, Hans, Teguh Santosa, Hasmi, dan U
Sjah mulai dikenal luas lewat karya-karyanya yang keren. Selain
itu, juga muncul beberapa genre lain, misalnya wayang, fantasi,
roman sejarah, maupun roman petualangan (Sandhora) dan silat
romantik (Mutiara).
Periode 1970-an muncul banyak komik fantasi Indonesia, yang
merupakan

pengaruh

masuknya

komik

superhero

Amerika

terbitan Marvel Comics, DC Comics, dan lainnya. Bahkan
beberapa komikus banyak beralih membuat komik fantasi seperti
Kus Bram. Selain itu juga muncul genre silat dengan fantasi dan
mistik. Dalam era ini, komik silat tetap berkembang terbukti
dengan munculnya nama Ganes TH, yang sangat dikenal lewat
karakter Si Buta Dari Gua Hantu. Pada masa juga sempat
menjadi era boomingnya cerita dongeng HC Andersen, yang
kisahnya sangat digemari anak-anak masa itu. Di tahun 1975-an
genre silat fantasi mengalami masa jayanya, dengan muncul
komikus Jan Mintaraga dan Gerdi WK. Teguh Santosa sendiri juga
banyak membuat kisah sejenis pada masa ini, sedangkan komik

5

silat dan roman menjadi pilihan lainnya bagi para kaum muda
pecinta komik.
Periode 1980-an adalah periode dimana muncul berbagai
tema secara berbarengan, mulai dari silat, wayang, humor,
fantasi maupun drama. Sebagian merupakan karya-karya baru,
dan yang lainnya merupakan hasil cetak ulang akibat besarnya
permintaan pasar saat itu. Salah satu komikus yang beken pada
masa itu dengan kisah silatnya yang memikat adalah Man (Dewi
Lanjar). Sayangnya, mendekati tahun 1985-an, muncul berbagai
komik saduran dalam hal tema dan gaya penggambaran. Para
komikus muda ini meminjam gaya komikus senior yang karyanya
laku di pasaran, terutama terjadi pada genre silat. Semuanya ini
akhirnya menimbulkan persaingan kurang sehat, dan disaat
inilah para komikus mulai kehilangan idealismenya dan membuat
komik

sekedar

mengikuti

perintah

penerbitnya.

Sehingga

dimulailah masa kemerosotan komik Indonesia.
Sejak tahun 1985-an, mulai jarang ditemukan komik baru.
Kalaupun ada, itu merupakan cetakan ulang. Saat itulah, komik
dari luar mulai gencar menyerbu Indonesia yang sedang dalam
kondisi memprihatinkan karena kehilangan jati dirinya. Akhirnya
komik Indonesia benar-benar hilang dalam waktu singkat,
sehingga generasi muda yang lahir setelah masa tersebut tidak
pernah mengecap asyiknya membaca komik serian buatan anakanak negeri sendiri.
Gerakan komik lokal 90-an. Setelah kemandegan komik lokal
hingga awal 90-an, generasi baru mulai muncul. Anak-anak muda
90-an tumbuh bersama kejayaan kapitalisme,budaya pop global
serta arus informasi yang begitu deras dari bermacam media.
Penyikapan terhadap komik lokal

mulai terlihat

pelan-pelan, meski tidak bisa dibilang sebagai sebuah gerakan
6

yang besar. Generasi baru 90-an sebagian besar adalah para
mahasiswa perguruan tinggi di kota-kota besar terpusat di
Jakarta, Bandung, Yogya pelan-pelan mulai membangun frame
gerakan komik masing-masing. Pergesekan dengan wilayahwilayah lain seperti politik, sastra, filsafat, seni murni yang akrab
menjadi wacana mahasiswa cukup mempengaruhi mereka.
Regenerasi

komik

lokal

yang

terputus

total

ternyata

menghasilkan generasi yang betul-betul baru dan sama sekali
tidak mewarisi gaya komik lokal sebelumnya.
Komikus-komikus muda cenderung menerima pengaruh dari
style komik Jepang dan Amerika. Meski tidak semua mengadopsi
gaya tersebut, tapi pilihan terhadap gaya Jepang atau Amerika
nampak pada komikus atau studio komik yang lebih berorientasi
pada kondisi pasar sekarang. Kebingungan terhadap komik yang
mencerminkan gaya Indonesia bisa dipahami, mengingat komik
dengan gaya Indonesia jaman 60 dan 70-an sudah lama mati
tanpa sempat melakukan regenerasi. Hampir 20 tahun publik
komik kita tidak mengenal komik Indonesia lagi hingga generasi
90-an ini muncul.
Salah satu karya yang cukup fenomenal dari generasi ini
adalah terbitnya komik Caroq kemudian disusul Kapten Bandung
di bawah bendera Qomik Nasional (QN). Meski Caroq masih
kental dengan gaya Marvel, dan Kapten Bandung dengan Herge
(Tintin), kemunculan mereka sempat mencuri perhatian publik
komik

Indonesia.

Caroq

bahkan

sempat

dicetak

10

ribu

eksemplar. Sayang, QN tidak bertahan lama, meski sudah
menerapkan manajemen profesional ala industri komik Amerika.
Tahun 1999 akhirnya QN resmi bubar setelah sempat vakum
pasca Caroq dan Kapten Bandung (terbit 1996). Selain QN masih
ada beberapa nama lagi yang sempat muncul seperti Sraten

7

dengan komik Patriot yang mendaur ulang hero-hero lawas
seperti Godam, Gundala, Maza dan Aquanus tapi nasibnya tak
jauh beda dengan QN. Begitu pula dengan Animik dengan komik
Si Jail yang mirip Kungfu Boy-nya Takeshi Maekawa. Elex Media
sebagai penerbit komik Jepang terbesar di Indonesia sempat juga
menerbitkan Imperium Majapahit, serta mendaur ulang seri
komik wayangnya RA Kosasih dan komik Panji Tengkorak yang
gregetnya tidak sedahsyat dulu lagi. Mizan pun tidak ketinggalan
membuat

divisi

penerbitan

komik,

bekerja

sama

dengan

beberapa komikus dan studi-studio komik, meluncurkan komik
serial 1001 Malam kemudian disusul karya Dwi Koen, “Sawung
Kampret”.
Komik underground, selain fenomena terbitnya komik lokal
pada jalur mainstream, era 90-an juga ditandai munculnya
komik-komik gerilya yang terbit dengan modal seadanya. Komikkomik tersebut sebagian besar digandakan hanya dengan mesin
fotokopi yang beredar hanya dari tangan ke tangan, melalui
perkawanan, dan dari event ke event tanpa jalur distribusi yang
pasti sebagaimana komik industri yang tersebar lewat jaringan
toko-toko buku besar. Kelompok-kelompok maupun perorangan
yang berkarya melalui jalur underground akhir-akhir ini pun
makin marak. Komik tersebut rata-rata muncul berbasis di
kampus-kampus, dimotori oleh mahasiswa. Sebagai sebuah
gerakan, komik underground dengan sudut pandang yang
berbeda boleh jadi tidak kalah gemanya dengan Caroq-nya QN
meski berbeda jalur.
Cukup

banyak

contoh

kelompok

yang

bergerak

secara

undergound, tapi barangkali yang dilakukan oleh Core Comic
(1995) kemudian beralih ke Apotik Komik cukup menyentak
perhatian publik. Kompilasi komik fotokopian dengan tema Paint

8

It Black, Komik Game, Komik Anjing, dan Komik Haram memberi
inspirasi tumbuhnya gerakan-gerakan serupa. Kecenderungan
menampilkan tema anti hero bahkan anti narasi dan mendobrak
pakem-pakem estetika komik mainstream, kadang dengan warna
ideologis yang cukup kental mejadi ciri kuat komik underground.
Bahkan eksplorasi komik sudah masuk dalam wilayah seni rupa
yang kemudian lebih dikenal dengan art comic. Gerakan ini
membutuhkan sebuah resistensi tinggi untuk bisa bertahan lama.
Jika kendala komik lokal mainstream adalah pada kegagapan
untuk

masuk

dalam

kultur

komik

industri,

maka

komik

underground sering hanya bersifat sementara saja, konsistensi
untuk terus berkarya dan menjaga semangat ideologisnya masih
belum teruji benar. Meski demikian siapa pun bisa mengaku
underground hanya karena komiknya model fotokopian, padahal
dari segi isi masih didominasi gaya mainstream baik dari tema,
penampilan grafis, idiom yang dipakai hingga pada dataran
filosofis-ideologisnya. Lepas dari apa pun isinya, gerakan komik
fotokopian

melahirkan

semangat

independen

untuk

tidak

tergantung pada penerbit-penerbit besar. Meski sifatnya masih
temporer dan sporadis, gerakan ini justru pelan-pelan mampu
membangun jaringan antar komunitas komik independen, satu
hal yang patut dihargai. (Agung ‘A’ Budiman, 2002).
Hingga era 90-an berakhir, wajah komik kita masih menjadi
perdebatan. Semestinya persoalan identitas komik Indonesia
tidaklah identik dengan mitos dan simbol-simbol yang telah
dikonstruksi
pertemuan
komunikasi

oleh
antar
tidak

masa

lalu.

Ketika

elemen-elemen
terbendung

dunia

budaya
hingga

makin

melalui
ruang

global,

teknologi
untuk

mengkonstruksi identitas baru pun makin terbuka, dan selalu
tetap terbuka untuk direkonstruksi atau pun didekonstruksi,

9

mungkin nanti kita tidak perlu lagi istilah komik Indonesia,
Jepang,

Amerika

atau

Eropa.

Biarlah

generasi

baru

yang

menentukan proses mereka sendiri.
Satu hal yang sangat ironis, sekarang banyak komikus muda
sibuk dituntut untuk membuat “komik Indonesia”, padahal
sebagian besar dari mereka hanya sempat membaca 1 atau 2
buah karya “leluhurnya”. Karena itulah banyak komikus muda
yang sulit menemukan gambaran yang sempurna tentang komik
Indonesia yang ideal. Padahal kalau dicermati, komik Indonesia
masa lalu mengungkap fakta bahwa sejak dahulu para komikus
senior tidak pernah memusingkan tentang bagaimanakah “komik
Indonesia” yang sebenarnya. Terbukti bahwa mereka juga
terpengaruh oleh komik-komik asing pada masa itu. Yang jelas,
mereka membuat karyanya dengan sepenuh hati dan jujur,
terlihat dari alur cerita yang menarik, karakter yang kuat, serta
teknik berkomik yang luar biasa.
C. Jenis Karya Cerita Bergambar
Berikut adalah jenis-jenis komik dengan pengertiannya :
1. Kartun (Cartoon)
Dimana

komik

yang

isinya

hanya

berupa

satu

tampilan, komik ini didalamnya berisi beberapa gambar
tokoh yang digabungkan dengan tulisan- tulisan.

Tujuan

komik ini biasanya mengandung unsur kritikan, sindiran,
dan

humor.

Sehingga

dari

gambar(kartun/tokoh)

dan

tulisan tersebut mampu memberikan sebuah arti yang jelas
sehingga

pembaca

dapat

tujuannya dari komik tersebut.

10

memahami

maksud

dan

Contoh:
Kita bisa melihat di koran-koran ataupun majalah, di dalam
komik Koran maupun majalah biasanya menampilkan
gambar kartun dari sosok seoarang tokoh tertentu yang
intinya berupa kritikan, sindiran, bahkan cerita lucu yang
menghibur.
2. Komik Potongan (Comic Strip)
Komik

potongan

adalah

penggalan-penggalan

gambar yang di gabungkan menjadi satu bagian / sebuah
alur cerita pendek (cerpen). Tetapi isi dari ceritanya tidak
harus

selesai

disitu

bahkan

ceritanya

bisa

di

buat

bersambung dan di buat sambungan ceritanya lagi. Komik
ini biasanya terdiri dari 3-6 panel bahkan lebih. Komik
Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalan
tampilan harian atau mingguan disebuah surat kabar,
majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian komik potongan
ini ceritanya juga dapat berisi cerita yang humor, cerita
yang serius nan asik untuk dibaca setiap epsisodenya
hingga tamat ceritanya.
Contoh:
– Godam gadungan di dalam koran
– Panji Koming di dalam koran Kompas
3. Komik Tahunan (Comic Annual)
Komik ini biasanya terbit setiap 1 bulan sekali bahkan
bisa

juga

1

tahun

sekali.

Penerbit

bisanya

akan

menerbitkan buku-buku komik baik itu cerita putus maupun
serial.
Contoh:
Dalam negeri

:
11

M&C Gramedia, PMK, Mizan, Terant, BumiLangit, Jagoan
Comic, dsb.
Luar negeri

:

Marvel Comics, DC Comics, etc.

4. Komik Online (Webcomic)
Selain media cetak seperti koran, majalah, tabloid dll,
di dunia maya khususnya internet bisa juga dijadikan
sarana dalam mempublikasikan komik-komik lho…! Dengan
menyediakan situs web maka setiap pengunjung/pembaca
dapat membaca komik. Dengan adanya media Internet
jangkauan pembacanya bisa lebih luas dari pada media
cetak. Komik Online lebih menguntungkan dari pada komik
media cetak, karena dengan biaya yang sangat relatif lebih
murah kita bisa menyebar luaskan komik yang bisa di baca
siapa saja.
5. Buku Komik (Comic Book)
Kalo

komik

ini

pasti

kalian

sudah

tau

kan…?

Hehehe…..ayo tebak……!!!
Buku komik adalah suatu cerita yang berisikan
gambar-gambar, tulisan dan cerita yang dikemas dalam
sebuah buku. Buku Komik (Comic Book) ini sering kita
jumpai bahkan mungkin sering kita baca. Comic book
sering kali disebut sebagai komik cerita pendek, yang
biasanya di dalam komik ini berisikan 32 halaman, tetapi
ada juga komik yang berisi 48 halaman dan 64 halaman,
komik ini biasanya berisikan cerita lucu, cerita cinta(cerita
remaja),

superhero(pahlawan)

dan

lain-lain.

Buku Komik itu sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis.

12

Lho kok di bagi lagi sie kak…? Pertanyaan yang bagus,
lebih lanjutnya kita baca aja di bawah ini.
Berikut beberapa jenis komik buku :
a. Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)
Buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak
terlalu lebar dan besar. Walau berkesan tipis namum bisa
juga dikemas dengan menggunakan kualitas kertas yang
baik/bagus sehingga penampilan/penyajian buku ini terlihat
menarik. Apalagi dengan gambar dan warna yang cantik,
membuat buku komik ini sangat digemari.
Contoh:
– Gundala, Godam, Si Buta Dari Gua Hantu, Lamaut
– Kapten Bandung, Caroq, Gina
– Gunturgen, Blacan, Zantoro
– Komik-komiknya Marvel dan DC Comics (luar negeri)
b. Komik Majalah (Comic Magazine)
Buku

komik

berukuran

seperti

majalah

(ukuran

besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan
keras

untuk

sampulnya.

Dengan ukuran

yang

besar

tersebut tentunya dengan misalkan 64 halaman bisa
menampung banyak gambar dan isi cerita.
Contoh:
– Tintin (luar negeri)
– Lucky Luke (luar negeri)
– Asterik/Obelik (luar negeri)
c. Komik Novel Grapis (Graphic Novel)
Biasanya isi ceritanya lebih panjang dan komplikasi
serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa

13

untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman.
Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.
6. Komik Ringan (Comic Simple)
Komik yang satu ini adalah komik yang biasanya
dibuat dari hasil karya sendiri yang di fotokopi dan di jilid
sehingga menjadi sebuah komik. Alternative ini sangat
mendukung
bermodal

dalam

ide

dan

pembuatan
keahlian

komik,

karena

menggambar

di

hanya
tambah

pengeluaran yang sangat ringan. Sang pencipta komik ini
bisa ikut berpartisipasi dalam membuat komik, hal ini bisa
dijadikan langkah awal untuk menjadi seorang komikus.
Contoh:
– Kakek Bejo (pragatcomic.com)
7. Buku Instruksi dalam format Komik (Instructional
Comics)
Komik

ini

biasanya

di

gunakan

dalam

media

pembelajaran. Banyak sekali sebuah buku panduan atau
instruksi yang di buat dalam format Komik, bisa dalam
bentuk Buku Komik, Poster Komik, atau tampilan lainnya.
Biasanya pembaca buku ini akan lebih mudah cepat
mengerti dari pada menggunakan buku panduan yang
tidak bergambar. Dengan menggunakan gambar maka
pembaca bisa menguti step by step yang tertera pada
komik. Dengan adanya gambar yang di muat dalam format
komik,

buku

bisa

menjadi

menyenangkan

14

lebih

menarik

dan

D. Cara Produksi Cerita Bergambar
Cara membuat komik
• Tentukan tema
• Tentukan alurmu sendiri!
• Buat tokoh sesuai tema
• Buat episode dengan konsisten!
• Ayo bikin name!
READ AND GO..!
• Ayo bikin name! (pembagian panel)
• Inilah peralatan membuat komik!
• Cara memakai pen
• Mengisi dengan pen
• Background sangat penting!
Tentukan tema :
Tentukan sifatnya seperti apa, bagaimana hubungannya
dengan tokoh utama. Lalu bagaimana tokoh utamanya, apa
yang ingin disampaikan melalui cerita itu. Apa temanya
apa pesannya,

15

Tentukan alurmu sendiri! :
Setelah menentukan tema, buatlah cerita yang lebih rinci.
Contoh : tema : pemeran utama berkemang setelah sehat.
Plot adalah inti cerita, kalau sudah membuat plot yang
sesuai ceritanya akan melebar.
Buat tokoh sesuai tema :
Sesudah buat plot, sekarang bikin tokohnya! Tokohnya
harus sesuai dengan cerita. Kalau ragu pikirkan terus, baru
gambar

jangan

turuti

kemauan

saja!

contoh : tokoh utama : akane, sifat : ... blablabla dan
seterusnya. Yang paling penting adalah sifat tokoh yang
mirip dengan mayoritas pembaca. Jangan lupa pembagian
peran!

Buat

episode

dengan

konsisten!

Sekarang sudah bisa mengembangkan cerita. Bagilah
cerita jadi beberapa bagian penting. Yang penting harus
jaga

konsistensi

cerita!

Kerangka

cerita!(maksudnya?)

pokonya buatlah konflik semenarik mungkin. Para pembaca
melihat kelebihan tokoh utama bukan lagi kelemahannya.
Inilah plot yang sempurna!

16

Ayo bikin name!
Bikin panel dan dialog sebelum menggambar. Memang
susah kalau bikin panel diatas kertas kosong. Contoh :
“ingin ke salon” miiko : wah rambut yukko dipotong ya?
Yukko : iya, tidak cocok ya? Dan seterusnya, buat dulu
dialognya tulis sampai akhir cerita. Lalu bagi bagi dialog
perhalaman. Kalau jumlah halaman tidak sesuai , dialognya
bisa dikurangi atau ditambah. Jangan sampai mengulangi
episode yang sama! Kalau sudah selesai dengan skenario
saatnya

bikin

panel!

Harus

konsentrasi

penuh

saat

membuatnya. Boleh juga belajar bikin skenario dari film
atau buku.

Inilah peralatan komik!
Kertas

:

pilih ukuran B4, bisa dibeli di toko komik.

Pensil

:

ukuran B/2B, pensil mekanik juga bisa

:

untuk isi pena.

dipakai.
Tinta

17

Penghapus :

untuk

Pena

untuk

:

Screen tone:

menghapus

garis

menegakan

tempel

beragam

motif,

pensil.
garis.

membantu

pekerjaan komik.
Mata pena : pakai yang bulat dan untuk pena G. Sekarang
harganya mahal!
Penggaris
Kuas

:

pakai

penghapus:

yang

untuk

berukuran

menghapus

remah

30cm
remah

penghapus.
White

: tinta putih untuk colour poster.
Hati hati jangan meninggalkan botol tinta terbuka

semalaman. Colour poster memang mudah diperbaiki, tapi
pilihlah yang biasa digunakan. Kalau white membeku
cairkan dengan sedikit air. Kalau peralatannya sudah
lengkap, kita siap menggambar! Yang penting adalah
semangat, teknik gambar, urusan belakangan!
Cara memakai Pen :
Petama tama pakai pen! Pasang mata pena! Celupkan ke
tinta dan gambar! Sebelum pakai tinta siapkan 2 botol
bekas selai. Satu untuk ujung pena satu lagi untuk kuas.
Bubuhkan minyak diujung pena, celupkan ujung pena
kedalam air, hapus dengan tisu, teteskan tinda yang
berlebih,

nah

gambarmu

pasti

bersih!

Garis yang bagus bila dibuat dengan menarik ujung pena
dari atas kebawah. Rambut mata, dan benda benda kecil
dibuat dengan pena bulat. Kalau untuk muka dan badan
pakai pena G. Selesai dipakai, celupkan ujung pena
kedalam air lalu hapus dengan tisu sampai bersih.

18

Mengisi dengan pen! :
Kalian harus menggambar dengan sketsa halus!
Pokoknya tinggal ditegaskan oleh pen saja. Buat tipis tipis
dengan pensil B-2B. Nah! Saatnya menggunakan pen.
Mulai dari awal gambar manusia dulu baru backgroundnya.
Lakukan pen touch untuk menegaskan garis. Terutama
untuk membedakan tokoh manusia dari backgroundnya
agar tampak alami. Kalau tinta mengering langsung hapus
dengan penghapus. Kalau garisnya jadi samar harusnya
sejak awal tegaskan garis pensil dengan pena, dengan
penuh semangat! Garis tebal dan tipis harus jelas. Jangan
sampai pudar kalau kena penghapus
Background sangat penting!
Sketsa sudah diperjelas, sekarang tinggal pakai tone.
Kalau menggambar, backgroundnya jangan terlalu sedikit.
Masukkan background di 2 halaman ini!. Agar tidak susah ,
bikin sketsa dulu atau atau pakai foto juga tak apa apa.
Pergi bersama teman teman, dan potret sekelilingmu.
Jangan lupa prespektif background. Harus rajin bikin
background dan barang kecil. Misalnya masuk kafe untuk
makan. Seperti apa kafenya? Imut atau dewasa? Mereka
makan apa, minum apa? Pokonya buat agar pembaca bisa
merasakan suasana.
Saat komik sudah selesai :
Kalau sudah selesai, tinggal hubungi ke bagian
editoral komik untuk mencari pendapat. Catat nasihatnya,
tanya apa yang tak dimengerti. Seperti apapun editor yang
kalian dapat, kalian harus tetap semangat!

Pikir

saja “karya ini harus selesai” pokoknya percaya saja pada

19

editor. Kalau kalian belum butuh editor/cuman asal asalan
bikin komik, kalian bisa minta pendapat orang lain tentang
komik kalian.

20

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komik adalah karya grafis yang cukup kompleks, memadukan
cerita dan gambar. Keduanya harus berjalan seimbang agar
komik dapat dinikmati dengan maksimal. Namun yang harus
diperhatikan dalam komik pendidikan, materi yang disampaikan
haruslah proporsional tanpa harus dipaksakan yang dapat
menyebabkan cerita menjadi kacau.
B. Penutup
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah SBK ini
dengan sederhana dan tanpa ada masalah yang berarti. Materi
SBK ini kami buat dengan sederhana dan masih jauh dari kata
sempurna. Kritik dan saran dari pak guru sangat kami harapkan
demi kebaikan kami dimasa yang akan datang. Semoga makalah
ini bisa pak guru terima, dan bisa dimaklumi semua kekurangan
yang ada. Karena kami masih dalam tahap belajar.

21

DAFTAR PUSTAKA
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=188464
https://www.facebook.com/permalink.php?
id=222713357767055&story_fbid=368636233174766
https://pensilseni.wordpress.com/2011/07/22/jenis-jenis-komik/
https://www.facebook.com/KataBijakAnimeManga/posts/4570379
17720466

22