Paraphrasing and refelecting thoughts and feelings
Paraphrasing and
refelecting thoughts and
feelings
• Salam
• Mempersilahkan klien duduk, perkenalan dan apresiasi
• Menjelaskan prinsip-prinsip konfdensialitas dan kode
etik
• Opening
• Eksplorasi
• paraphrasing, refeeting, elarifying, summarising and
elosing
Konfdensialitas dan kode etik
• Segala hal yang bapak/ibu ceritakan akan kami jamin
kerashasiannya, namun jika saya mendengar ada
informasi bahwa ada orang lain dalam cerita bapak/ibu
sedang dalam bahaya dan terancam, saya wajib
memberitahukan ke pihak ke tiga
Opening
• “apa yang membuat bapak/ibu datang kesini bertemu
saya
• “Kira – kira hal apakah yang meresahkan anda/saudara/
kamu/nak ?”
• “Apa yang ingin anda kemukakan sekarang ?”
• “Bagaiman keadaan anda sesudah pertemuan kita yang
terakhir ?”
• “Apa yang mengganggu pikiran mu saat ini ?”
• “Apa yang membuat mu hingga seperti ini ?”
Pertanyaan eksplorasi
• (1) Eksplorasi perasaan, yaitu ketrampilan untuk menggali perasaan
klien yang tersimpan. Misalnya: “Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan
bingung yang dimaksudkan
• (2) Eksplorasi pengalaman, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali
pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh konseli, Misalnya:
Saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui. Saya ingin memahami
lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap hubungan
anda dengan orang tua
• (3) Eksplorasi pikiran, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali ide, pikiran
dan pendapat klien Misalnya: “ Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh
ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”. “Saya kira pendapat Anda
mengenai hal ini baik sekali. Dapatkan Anda menguraikan lebih lanjut?”.
• (4) Eksplorasi dampak, yaitu keterampilan konselor dalam menggali dampak
dari perilaku yang dilakukan atau kejadian/permasalahan yang sedang
berlangsung terhadap kehidupan klien sendiri. Misalnya “apa dampak dari
peristiwa ini terhadap hubungan anda dengan dia”.
Empati
• Adalah bagian penting dari seni mendengarkan dalam
proses konseling agar klien merasa bahwa ceritanya
benar-benar didengarkan, diterima dan dipercaya
• Hal ini dilakukan dengan cara konselor mendengarkan
aktif dan mencoba mengulangi kembali apa yang telah
diungkapkan klien padanya dengan kalimatnya sendiri,
atau yang dikenal dengan paraphrasing
Empati
• Kemampuan empati adalah kemampuan dalam menggunakan
keterampilan berkomunikasi yang meliputi kemampuan dalam :
a. Mengartikulasikan isyarat verbal klien dengan penggunaan
pertanyaan terbuka, merefeksikan apa yang diungkapkan klien,
mengklarifkasi dan mengulas kembali apa yang disampaikan
b. Merespon isyarat non-verbal klien dengan menciptakan suasana
yang bersahabat, membangun kehangatan dan keheningan secara
tepat, serta mampu menyesuaikan gerak tubuh klien
• Keterampilan empati adalah mampu menangkap isyarat verbal dan nonverbal klien yang merupakan manifestasi dari cara pandang dan pikiran
klien, juga mampu memahami ekspresi emosi klien yang selanjutnya
mampu memberikan apresiasi secara genuine atas apa yang
diungkapkan klien
Paraphrasing atau restatement
• Dilakukan dengan cara konselor menyatakan kembali
inti dari apa yang telah diungkapkan klien
menggunakan kata yang sederhana tanpa mengubah
ataupun mengurangi makna dari apa yang telah
diungkapkan klien.
• Parafrase mendorong klien untuk terus berjalan dalam
alur gerak pemikiran mereka sendiri
• Parafrase yang bagus adalah yang tidak mengalihkan
fokus klien dari persoalan yang sedang ia coba
selesaikan.
• Klien: Sebenarnya saya tahu saya salah, tapi bukan
seperti ini cara mereka memperlakukan sesama teman.
Kenapa saya tidak diajak bicara terlebih dahulu sebelum
dijatuhkan sanksi. Ya oke lah saya di sanksi, tapi kita
semua ini kan teman
• Konselor: ehmm…jadi yang bapak inginkan ada
penyelesaian secara informal atau kekeluargaan
terlebih dahulu karena sebenarnya semua yang disini
adalah keluarga
• Klien: Saya gagal memahaminya. Kadang dia sangat bersahabat,
dan keesokannya dia bisa sangat berbeda…dingin sekali
• Konselor: anda belum pernah melihat dia sebagai seorang yang
konsisten
• Klien: Saya senang karna selalu ada 10 hal yang berbeda dalam
satu waktu di kantor yang sekarang
• Konselor: Jadi ada banyak pilihan aktivitas di tempat kerja yang
baru
• Klien: Menurutku dia kurang bagus. Dia lulusan dari sekolah yang
tidak terakreditasi. Dia juga belum banyak memiliki pengalaman
mengikuti pelatihan. Hubungannya dengan istri dan anak-anaknya
juga tidak begitu baik
• Konselor: jadi anda menganggap dia tidak kompeten.
• “Jadi Anda beranggapan bahwa ……..”
• “nampaknya yang Anda katakanan adalah……….”
• “adakah yang Anda katakana adalah………..”
• “jadi masalahmu adalah………”
• “dari pembicaraan kita tadi saya menangkap
bahwa…….”
• “apakah yang Anda katakan adalah
• Berguna agar klien mengetahui bahwa konselor sedang
hadir bersamanya (attending) ketika ia menceritakan
masalahnya
• Menyoroti isu-isu penting dalam cerita klien dengan
lebih ringkas
• Memastikan akurasi persepsi dari konselor atas cerita
klien
Tantangan dalam paraphrasing
• Jika tempo paraphrasing terlalu panjang, maka klien akan
berhenti berbicara demi untuk memahami pernyataan
konselor
• Jika paraphrasing terlalu pendek, maka tidak terlalu cukup
menggambarkan apa yang telah dipahami konselor atas
cerita klien dan hal ini menyebabkan paraphrasing
menjadi tidak akurat.
• Maka penting untuk berlatih paraphrasing dalam berbagai
variasi tempo dan susunan kata/kalimat untuk
menemukan formula panjang-pendek dan kata yang tepat
Refeeting emotion
• Refeeting adalah upaya yang dilakukan konselor untuk
menunjukkan pada klien bahwa ia tidak hanya sekedar
memahami cerita klien saja namun juga perasaan dan
emosi yang sedang dirasakan klien ketika menceritakan
permasalahannya
• Merefeksikan perasaan adalah mengulangi atau
mengucapkan kembali pernyataan klien, termasuk
mengidentifkasi apa yang dirasakan klien atas
peryataannya
• Jadi anda merasa….karena…
• “Saya perhatikan kelihatannya saudara…..”
• “nampaknya Anda sedih / senang…….”
• “sepertinya Anda lagi……”
• Kemarahan, kesedihan, ketakutan, rasa bersalah adalah
emosi-emosi yang penting untuk dieksplorasi dalam
konseling. Semua jenis emosi tersebut terkadang sulit
diekspresikan karena klien merasa malu atau merasa tidak
diterima.
• Perlu suasana yang suportif atau lingkungan yang
mendukung agar klien mampu mengekspresikan semua
emosi yang dirasakan
• membantu klien mengalami kembali perasaan dan
emosinya atas peristiwa yang dialami agar memperoleh
kesadaran atas dirinya sendiri
Tantangan dalam refeeting
• Konselor kesulitan dalam menangkap perasaan yang paling menonjol
dirasakan klien atas permasalahan dan situasinya sehingga gagal
dalam merefeksikan kembali ke klien
• Konselor kesulitan membedakan antara perasaan dia sendiri dengan
perasaan klien. Konselor mengira bahwa ia dan kliennya merasakan
emosi yang sama atas peristiwa yang sedang dibincangkan
• Some helpers over identify with their clients and feel their emotions
too strongly
• Counsellors sometimes state their clients feelings too defnitely rather
than tentatively and this makes it difcult for clients to disagree.
• Beginning helpers are often nervous about dealing with clients’
expression of very strong negative feelings. Why ?
Restatement + Refecting emotion
• Saya perhatikan sepertinya anda sangat kecewa
dengan keputusan institusi karena anda berharap ada
penyelesaian informal terlebih dahulu
• Nampaknya anda masih marah karena menurut anda
sebagai seorang yang lebih muda, dia harusnya minta
maaf dahulu pada anda
• Klien Lia: Saya putus dengan Joni, saya tidak suka dia
membandingkan saya dengan mantan paearnya, saya
merasa tidak dihargai dan perlakuannya kepada saya
tidaklah baik. Entah bagaimana tapi rasanya hari-hari ini
saya lebih tenang, saya merasa lebih bahagia sekarang
setelah putus dengan dia
• Konselor: Jadi selama ini Lia tidak merasa bahagia
paearan dengan Joni karena segala perlakuannya, dan
setelah putus dengannya, Lia merasa lebih baik.
• Klien: Saya sejauh ini belum mampu untuk berbicara dengan
istri saya. Dia ngga mau ngomong tentang itu. Saya bahkan
belum ngomong ke dia kalau saya pergi ke konseling, padahal
kita pernah bersepakat sebelumnya untuk mencari konselor
bersama, tapi dia ngga mau dan akhirnya saya pergi sendiri. Dan
yang membuat saya memutuskan untuk konseling sendiri
adalah,…saya merasa perlu untuk berbuat sesuatu untuk
menyelamatkan pernikahan ini, tapi saya bingung,..ngga tahu
harus gimana. Saya merasa ini ngga mudah…bukan hal yang
mudah untuk sekedar bilang cerai. Saya pikir kita berdua juga
ngga menginginkan itu, tapi….kita berdua juga terlihat samasama ngga punya inisiatif untuk membuat semua hal ini elear
(jelas). Emmm …saya berharap…saya bisa membuat suatu
keputusan, tapi…ini pun juga sulit
• Konselor: Sepertinya perasaan bapak sedang terombangambing, antara merasa yakin untuk segera membuat keputusan,
tapi juga khawatir konsekuensinya nanti
• Klien: Ehmmm…iya, memang tidak ada aturan yang pasti
tentang ini. Emmm…iya benar. Saya belum tahu anak-anak nanti
gimana. Apa yang harus saya katakana pada mereka. Sepertinya
ini akan menyakitkan mereka…ngga tahu saya
• Konselor: Oke…jadi sebenarnya lebih soal anak-anak
• Klien: Merekalah sebenarnya yang membuat kita masih bertahan
sampai hari ini dan alasan saya tetap melanjutkan hidup
• Konselor: Bapak khawatir akan masa depan mereka (refeeting
emotion)
• Klien: hhhh (menghela nafas) kita berdua tuh,…belum
sepenuhnya aman secara fnansial, saya tahu pasti ini. Teman
saya bilang, “perceraian itu adalah kemiskinan instan”. Saya ngga
tahu apakah sanggup menghadapi. Tapi….saya ngga bisa terus
dalam kondisi rumah tangga kayak gini, dan berpura-pura semua
baik-baik aja.
• Konselor: saya merasakan ada yang sedang anda
takutkan (refeeting emotion). Benar demikian?
• Klien: iya…saya mau bilang enggak, tapi sepertinya
memang iya.
• Konselor: hmm…sepertinya sangat rumit sekali
(refeeting emotion). Bisakah bapak ceritakan apa yang
bapak pikirkan ketika bapak merasa takut (eksplorasi
perasaan)
• Klien: hhhh … saya nggak tau gimana saya melewati ini
semua, gimana nanti bicara sama anak, gimana
menjelaskan ke orang tua dan keluarga besar, gimana
teman-teman melihat kami, gimana….(terdiam)..ini
menakutkan
Summarizing
• Membantu klien membuat suatu kesimpulan utuh
mengenai permasalahannya
• Membantu klien mengelola semua temuan ataupun
pemahaman baru yang ia dapatkan dalam proses
konseling
Unique stories
Menggali cerita unik tentang keberdayaan klien atas
masalahanya (keterampilan, harapan, nilai, keyakinan,
spirit hidup)
Contoh:
• Adakah saat dimana kejenuhan datang namun ia tidak
mampu menguasai anda? Apa yang anda pikirkan, dan
lakukan kala itu
• Apa yang membuat anda mampu melakukannya?
• Apa artinya pengalaman tersebut bagi anda?
Closing
• Membuka ruang bagi klien untuk menyampaikan
pendapatnya tentang proses konseling yang telah
dijalani
• Membuka ruang bagi klien untuk menyampaikan hal-hal
baru yang bermanfaat yang telah ia dapatkan dari
proses konseling
• Konselor menutup sesi konseling dengan
menyampaikan apresiasi atas pencapaian klien dan
menawarkan klien untuk mendiskusikan kembali
beberapa temuan menarik pada sesi selanjutnya
• http://www.counsellingconnection.com/index.php/2009/
07/21/encouragers-paraphrasing-and-summarising
/
refelecting thoughts and
feelings
• Salam
• Mempersilahkan klien duduk, perkenalan dan apresiasi
• Menjelaskan prinsip-prinsip konfdensialitas dan kode
etik
• Opening
• Eksplorasi
• paraphrasing, refeeting, elarifying, summarising and
elosing
Konfdensialitas dan kode etik
• Segala hal yang bapak/ibu ceritakan akan kami jamin
kerashasiannya, namun jika saya mendengar ada
informasi bahwa ada orang lain dalam cerita bapak/ibu
sedang dalam bahaya dan terancam, saya wajib
memberitahukan ke pihak ke tiga
Opening
• “apa yang membuat bapak/ibu datang kesini bertemu
saya
• “Kira – kira hal apakah yang meresahkan anda/saudara/
kamu/nak ?”
• “Apa yang ingin anda kemukakan sekarang ?”
• “Bagaiman keadaan anda sesudah pertemuan kita yang
terakhir ?”
• “Apa yang mengganggu pikiran mu saat ini ?”
• “Apa yang membuat mu hingga seperti ini ?”
Pertanyaan eksplorasi
• (1) Eksplorasi perasaan, yaitu ketrampilan untuk menggali perasaan
klien yang tersimpan. Misalnya: “Bisakah Anda menjelaskan apa perasaan
bingung yang dimaksudkan
• (2) Eksplorasi pengalaman, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali
pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh konseli, Misalnya:
Saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui. Saya ingin memahami
lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengaruhnya terhadap hubungan
anda dengan orang tua
• (3) Eksplorasi pikiran, yaitu ketrampilan konselor untuk menggali ide, pikiran
dan pendapat klien Misalnya: “ Saya yakin Anda dapat menjelaskan lebih jauh
ide Anda tentang sekolah sambil bekerja”. “Saya kira pendapat Anda
mengenai hal ini baik sekali. Dapatkan Anda menguraikan lebih lanjut?”.
• (4) Eksplorasi dampak, yaitu keterampilan konselor dalam menggali dampak
dari perilaku yang dilakukan atau kejadian/permasalahan yang sedang
berlangsung terhadap kehidupan klien sendiri. Misalnya “apa dampak dari
peristiwa ini terhadap hubungan anda dengan dia”.
Empati
• Adalah bagian penting dari seni mendengarkan dalam
proses konseling agar klien merasa bahwa ceritanya
benar-benar didengarkan, diterima dan dipercaya
• Hal ini dilakukan dengan cara konselor mendengarkan
aktif dan mencoba mengulangi kembali apa yang telah
diungkapkan klien padanya dengan kalimatnya sendiri,
atau yang dikenal dengan paraphrasing
Empati
• Kemampuan empati adalah kemampuan dalam menggunakan
keterampilan berkomunikasi yang meliputi kemampuan dalam :
a. Mengartikulasikan isyarat verbal klien dengan penggunaan
pertanyaan terbuka, merefeksikan apa yang diungkapkan klien,
mengklarifkasi dan mengulas kembali apa yang disampaikan
b. Merespon isyarat non-verbal klien dengan menciptakan suasana
yang bersahabat, membangun kehangatan dan keheningan secara
tepat, serta mampu menyesuaikan gerak tubuh klien
• Keterampilan empati adalah mampu menangkap isyarat verbal dan nonverbal klien yang merupakan manifestasi dari cara pandang dan pikiran
klien, juga mampu memahami ekspresi emosi klien yang selanjutnya
mampu memberikan apresiasi secara genuine atas apa yang
diungkapkan klien
Paraphrasing atau restatement
• Dilakukan dengan cara konselor menyatakan kembali
inti dari apa yang telah diungkapkan klien
menggunakan kata yang sederhana tanpa mengubah
ataupun mengurangi makna dari apa yang telah
diungkapkan klien.
• Parafrase mendorong klien untuk terus berjalan dalam
alur gerak pemikiran mereka sendiri
• Parafrase yang bagus adalah yang tidak mengalihkan
fokus klien dari persoalan yang sedang ia coba
selesaikan.
• Klien: Sebenarnya saya tahu saya salah, tapi bukan
seperti ini cara mereka memperlakukan sesama teman.
Kenapa saya tidak diajak bicara terlebih dahulu sebelum
dijatuhkan sanksi. Ya oke lah saya di sanksi, tapi kita
semua ini kan teman
• Konselor: ehmm…jadi yang bapak inginkan ada
penyelesaian secara informal atau kekeluargaan
terlebih dahulu karena sebenarnya semua yang disini
adalah keluarga
• Klien: Saya gagal memahaminya. Kadang dia sangat bersahabat,
dan keesokannya dia bisa sangat berbeda…dingin sekali
• Konselor: anda belum pernah melihat dia sebagai seorang yang
konsisten
• Klien: Saya senang karna selalu ada 10 hal yang berbeda dalam
satu waktu di kantor yang sekarang
• Konselor: Jadi ada banyak pilihan aktivitas di tempat kerja yang
baru
• Klien: Menurutku dia kurang bagus. Dia lulusan dari sekolah yang
tidak terakreditasi. Dia juga belum banyak memiliki pengalaman
mengikuti pelatihan. Hubungannya dengan istri dan anak-anaknya
juga tidak begitu baik
• Konselor: jadi anda menganggap dia tidak kompeten.
• “Jadi Anda beranggapan bahwa ……..”
• “nampaknya yang Anda katakanan adalah……….”
• “adakah yang Anda katakana adalah………..”
• “jadi masalahmu adalah………”
• “dari pembicaraan kita tadi saya menangkap
bahwa…….”
• “apakah yang Anda katakan adalah
• Berguna agar klien mengetahui bahwa konselor sedang
hadir bersamanya (attending) ketika ia menceritakan
masalahnya
• Menyoroti isu-isu penting dalam cerita klien dengan
lebih ringkas
• Memastikan akurasi persepsi dari konselor atas cerita
klien
Tantangan dalam paraphrasing
• Jika tempo paraphrasing terlalu panjang, maka klien akan
berhenti berbicara demi untuk memahami pernyataan
konselor
• Jika paraphrasing terlalu pendek, maka tidak terlalu cukup
menggambarkan apa yang telah dipahami konselor atas
cerita klien dan hal ini menyebabkan paraphrasing
menjadi tidak akurat.
• Maka penting untuk berlatih paraphrasing dalam berbagai
variasi tempo dan susunan kata/kalimat untuk
menemukan formula panjang-pendek dan kata yang tepat
Refeeting emotion
• Refeeting adalah upaya yang dilakukan konselor untuk
menunjukkan pada klien bahwa ia tidak hanya sekedar
memahami cerita klien saja namun juga perasaan dan
emosi yang sedang dirasakan klien ketika menceritakan
permasalahannya
• Merefeksikan perasaan adalah mengulangi atau
mengucapkan kembali pernyataan klien, termasuk
mengidentifkasi apa yang dirasakan klien atas
peryataannya
• Jadi anda merasa….karena…
• “Saya perhatikan kelihatannya saudara…..”
• “nampaknya Anda sedih / senang…….”
• “sepertinya Anda lagi……”
• Kemarahan, kesedihan, ketakutan, rasa bersalah adalah
emosi-emosi yang penting untuk dieksplorasi dalam
konseling. Semua jenis emosi tersebut terkadang sulit
diekspresikan karena klien merasa malu atau merasa tidak
diterima.
• Perlu suasana yang suportif atau lingkungan yang
mendukung agar klien mampu mengekspresikan semua
emosi yang dirasakan
• membantu klien mengalami kembali perasaan dan
emosinya atas peristiwa yang dialami agar memperoleh
kesadaran atas dirinya sendiri
Tantangan dalam refeeting
• Konselor kesulitan dalam menangkap perasaan yang paling menonjol
dirasakan klien atas permasalahan dan situasinya sehingga gagal
dalam merefeksikan kembali ke klien
• Konselor kesulitan membedakan antara perasaan dia sendiri dengan
perasaan klien. Konselor mengira bahwa ia dan kliennya merasakan
emosi yang sama atas peristiwa yang sedang dibincangkan
• Some helpers over identify with their clients and feel their emotions
too strongly
• Counsellors sometimes state their clients feelings too defnitely rather
than tentatively and this makes it difcult for clients to disagree.
• Beginning helpers are often nervous about dealing with clients’
expression of very strong negative feelings. Why ?
Restatement + Refecting emotion
• Saya perhatikan sepertinya anda sangat kecewa
dengan keputusan institusi karena anda berharap ada
penyelesaian informal terlebih dahulu
• Nampaknya anda masih marah karena menurut anda
sebagai seorang yang lebih muda, dia harusnya minta
maaf dahulu pada anda
• Klien Lia: Saya putus dengan Joni, saya tidak suka dia
membandingkan saya dengan mantan paearnya, saya
merasa tidak dihargai dan perlakuannya kepada saya
tidaklah baik. Entah bagaimana tapi rasanya hari-hari ini
saya lebih tenang, saya merasa lebih bahagia sekarang
setelah putus dengan dia
• Konselor: Jadi selama ini Lia tidak merasa bahagia
paearan dengan Joni karena segala perlakuannya, dan
setelah putus dengannya, Lia merasa lebih baik.
• Klien: Saya sejauh ini belum mampu untuk berbicara dengan
istri saya. Dia ngga mau ngomong tentang itu. Saya bahkan
belum ngomong ke dia kalau saya pergi ke konseling, padahal
kita pernah bersepakat sebelumnya untuk mencari konselor
bersama, tapi dia ngga mau dan akhirnya saya pergi sendiri. Dan
yang membuat saya memutuskan untuk konseling sendiri
adalah,…saya merasa perlu untuk berbuat sesuatu untuk
menyelamatkan pernikahan ini, tapi saya bingung,..ngga tahu
harus gimana. Saya merasa ini ngga mudah…bukan hal yang
mudah untuk sekedar bilang cerai. Saya pikir kita berdua juga
ngga menginginkan itu, tapi….kita berdua juga terlihat samasama ngga punya inisiatif untuk membuat semua hal ini elear
(jelas). Emmm …saya berharap…saya bisa membuat suatu
keputusan, tapi…ini pun juga sulit
• Konselor: Sepertinya perasaan bapak sedang terombangambing, antara merasa yakin untuk segera membuat keputusan,
tapi juga khawatir konsekuensinya nanti
• Klien: Ehmmm…iya, memang tidak ada aturan yang pasti
tentang ini. Emmm…iya benar. Saya belum tahu anak-anak nanti
gimana. Apa yang harus saya katakana pada mereka. Sepertinya
ini akan menyakitkan mereka…ngga tahu saya
• Konselor: Oke…jadi sebenarnya lebih soal anak-anak
• Klien: Merekalah sebenarnya yang membuat kita masih bertahan
sampai hari ini dan alasan saya tetap melanjutkan hidup
• Konselor: Bapak khawatir akan masa depan mereka (refeeting
emotion)
• Klien: hhhh (menghela nafas) kita berdua tuh,…belum
sepenuhnya aman secara fnansial, saya tahu pasti ini. Teman
saya bilang, “perceraian itu adalah kemiskinan instan”. Saya ngga
tahu apakah sanggup menghadapi. Tapi….saya ngga bisa terus
dalam kondisi rumah tangga kayak gini, dan berpura-pura semua
baik-baik aja.
• Konselor: saya merasakan ada yang sedang anda
takutkan (refeeting emotion). Benar demikian?
• Klien: iya…saya mau bilang enggak, tapi sepertinya
memang iya.
• Konselor: hmm…sepertinya sangat rumit sekali
(refeeting emotion). Bisakah bapak ceritakan apa yang
bapak pikirkan ketika bapak merasa takut (eksplorasi
perasaan)
• Klien: hhhh … saya nggak tau gimana saya melewati ini
semua, gimana nanti bicara sama anak, gimana
menjelaskan ke orang tua dan keluarga besar, gimana
teman-teman melihat kami, gimana….(terdiam)..ini
menakutkan
Summarizing
• Membantu klien membuat suatu kesimpulan utuh
mengenai permasalahannya
• Membantu klien mengelola semua temuan ataupun
pemahaman baru yang ia dapatkan dalam proses
konseling
Unique stories
Menggali cerita unik tentang keberdayaan klien atas
masalahanya (keterampilan, harapan, nilai, keyakinan,
spirit hidup)
Contoh:
• Adakah saat dimana kejenuhan datang namun ia tidak
mampu menguasai anda? Apa yang anda pikirkan, dan
lakukan kala itu
• Apa yang membuat anda mampu melakukannya?
• Apa artinya pengalaman tersebut bagi anda?
Closing
• Membuka ruang bagi klien untuk menyampaikan
pendapatnya tentang proses konseling yang telah
dijalani
• Membuka ruang bagi klien untuk menyampaikan hal-hal
baru yang bermanfaat yang telah ia dapatkan dari
proses konseling
• Konselor menutup sesi konseling dengan
menyampaikan apresiasi atas pencapaian klien dan
menawarkan klien untuk mendiskusikan kembali
beberapa temuan menarik pada sesi selanjutnya
• http://www.counsellingconnection.com/index.php/2009/
07/21/encouragers-paraphrasing-and-summarising
/