Renstra KAN 2015 2019 Revisi 1 plus cover

  

RENCANA STRATEGIK

REVISI I

PUSAT DIKLAT KEPEMIMPINAN

APARATUR NASIONAL

TAHUN 2015 - 2019

  

Kata Pengantar

  Rencana Strategis Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional (Renstra Pusdiklat KAN) pada hakekatnya merupakan dokumen yang memuat perencanaan Strategis untuk mewujudkan Visi dan Misi Pusdiklat KAN secara khusus dan Lembaga Administrasi Negara secara umum dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan (tahun 2015

  • – 2019). Renstra Pusdiklat KAN disusun untuk mengakomodir kebutuhan pengembangan SDM Aparatur, sebagai mana diamanatkan oleh Undang – Undang ASN, untuk mengembangkan Kapasitas Kepemimpinan Aparatur Sipil Negara, dalam mendukung Visi dan Misi Pemerintahan yang baru. Renstra Pusdiklat KAN disusun berdasarkan Undang – Undang no. 25 tahun 2004 tentang

  Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jngka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2015

  • – 2019, selain itu Renstra Pusdiklat KAN juga disusun untuk mendukung agenda prioritas Nawacita. Sesuai dengan mandatnya, menduku ng Nawacita kedua, yaitu “Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Demokratis, dan Terpercaya. Muatan Renstra bersifat indikatif mengacu pada tugas dan fungsi LAN dan berpedoman pada RPJM Nasional Tahun 2015
  • – 2014, sebagai bentuk kontribusi dan peran aktif LAN dalam rangka mewujudkan good governance, serta penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Diharapkan renstra ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan rencana kerja tahunan Pusdiklat KAN dalam kurun waktu
  • – 2019. Dengan terbitnya Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Lembaga Administrasi Negara Tahun 2018-2019, maka Rencana Strategi Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional Tahun 2015-2019 direvisi menyesuaikan dengan indikator kinerja utama tahun 2018-2019. Begitu pentingnya renstra ini, maka dalam pelaksanaannya dibutuhkan komitmen dari seluruh stake holder dan Pegawai di lingkungan Pusdiklat KAN untuk mewujudkan unit kerja yang berkinerja tinggi, profesional, efektif, efisien, inovatif, akuntabel dan peduli, serta transparan, berdasarkan pada perencanaan yang sistematis, terpadu dan komperhensif.

  Kepala Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional, Muhammad Aswad

  

Daftar Isi

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Jumlah Lulusan Diklatpim Tk. I, III, dan IV Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional Tahun 2011 - 2014 ..................... Error! Bookmark not defined.Gambar 1.2 Jumlah Lulusan Diklatpim Tk. II Seluruh Indonesia Tahun 2012 - 2014 ....... 4Gambar 1.3 Persentase antara Peserta yang Terpanggil dengan yang Belum Terpanggil pada Diklatpim Tk. I, II, III, dan IV ...................................................... 10Gambar 3.1 Peta Strategi ........................................................................................ 16Gambar 3.2 Suruktur Organisasi Pusdiklat KAN ........................................................ 18

  

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Perbedaan Sistem Penyelenggaraan Diklatpim Sebelum Diubah dengan Setelah

  Diubah (Pola Baru) ....................................................................................... 6

Tabel 4.1 Outcome dan Output Pusdiklat KAN ............................................................ 19Tabel 4.2 Target Kinerja ........................................................................................... 19Tabel 4.3 Kerangka Pendanaan ................................................................................ 20

BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ketiga (RPJM

  • – III) Tahun 2015 – 2019, salah satu tantangan utama yang dihadapi bangsa Indonesia adalah upaya meningkatkan integritas, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi birokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik sehingga kualitas tata kelola pemerintahan yang baik dapat diwujudkan dan dapat memberikan kontribusi yang optimal untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing nasional.

  Pendekatan dimensi proses dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik merupakan pendekatan penting untuk mengukur tingkat efektifitas dan efisiensi unit organisasi, disamping tingkat integritas dan akuntabilitas dimana sumber daya manusia aparatur merupakan unsur penggerak utamanya.

  Sebagai penggerak utama roda pemerintahan, pembangunan dan pelayanan, sumber daya manusia aparatur pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang kompleks dan saling terkait satu sama lain. Sumber daya manusia aparatur atau dikenal dengan Aparatur Sipil Negara masih diidentikkan dengan pegawai berkinerja rendah, lambat, tidak profesional, korup dan sejumlah citra negatif lainnya yang melekat pada diri seorang Pegawai Negeri Sipil. Hal ini terbukti dengan hasil survey yang dilakukan oleh beberapa media menjelang satu tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo pada bulan Oktober 2015. Sebanyak 47.6% responden menyatakan belum puas dengan kinerja pemerintahan Kabinet Kerja. Kementerian/Lembaga di bawah komando Presiden Joko Widodo masih mengalami ketidakefisienan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik, disamping masalah koordinasi lintas sektoral dan pelemahan nilai tukar rupiah.

  Upaya untuk meningkatkan kinerja birokrasi (dalam hal ini adalah pegawai pemerintah) sebenarnya telah lama dilakukan terhitung sejak reformasi nasional pada tahun 1999 digaungkan. Namun hal tersebut seperti berjalan di tempat dan tidak terarah. Baru pada tahun 2004, reformasi birokrasi benar-benar menjadi agenda prioritas nasional pemerintah dengan penetapan tujuan yang jelas, terukur dan terarah sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010

  • – 2025 yang kemudian dijabarkan lebih lanjut melalui road map reformasi birokrasi dalam setiap 5 (lima) tahun ke depan.

  Langkah reformasi birokrasi pemerintah tersebut merupakan aksi nyata sebuah proses manajemen perubahan yang dilakukan oleh pemerintah dengan visi untuk mencapai (world class civil servants), yaitu pemerintahan yang profesional pemerintahan kelas dunia dan berintegritas tinggi yang mampu menyelenggarakan pelayanan prima kepada masyarakat dan manajemen pemerintahan yang demokratis agar mampu menghadapi tantangan pada abad ke-21 melalui tata pemerintahan yang baik pada tahun 2025.

  Adanya kesenjangan (gap) yang cukup lebar antara kondisi faktual kinerja aparatur pemerintah dengan apa yang dicita-citakan melalui reformasi birokrasi tersebut mengindikasikan suatu tantangan tersendiri di tengah ketidakpuasan publik terhadap kinerja aparatur pemerintah dan sikap pesimis serta apatis publik akan kapasitas aparatur pemerintah untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance).

  Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia atau disingkat LAN RI adalah salah satu Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang pada kedudukannya berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang administrasi negara sesuai dengan ketentuaan peraturan perundang-undangan dimana salah satu fungsinya adalah melakukan

  

pembinaan, penjaminan mutu, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

sumber daya aparatur negara. Fungsi inilah merupakan salah satu upaya pemerintah

  untuk mengatasi permasalahan sekaligus menjawab tuntutan masyarakat akan peningkatan kinerja dan kapasitas aparatur pemerintah. Dengan kata lain, eksistensi LAN dalam melakukan pembinaan, penjaminan mutu dan penyelenggaraan Diklat Aparatur Pemerintah sungguh strategis.

  Berdasarkan Peraturan Kepala LAN Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara, Pusdiklat KAN mempunyai tugas melaksanakan kebijakan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan, kepemimpinan, pengembangan sistem informasi di bidang tugasnya, serta evaluasi dan pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya.

  Dalam melaksanakan tugasnya, Pusdiklat KAN menyelenggarakan fungsi: 1. Penyusunan rencana kerja program, kegiatan, dan anggaran di bidang penyelenggaraan

  Diklat Prajabatan dan Kepemimpinan; 2. Pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan Pusat; 3. Pengendalian pelaksanaan kegiatan di lingkungan Pusat; 4.

  Penyusunan rencana penyelenggaraan dan evaluasi pengajaran; 5. Penyelenggaraan Diklat Prajabatan dan Kepemimpinan; 6. Pengembangan bahan ajar, metodologi pembelajaran dan pembinaan alumni;

  7. Pelaksanaan konsultasi, advokasi dan asistensi di bidang penyelenggaraan Diklat Prajabatan dan Kepemimpinan; 8. Penyusunan dan pengembangan sistem informasi penyelenggaraan Diklat Prajabatan dan

  Kepemimpinan;

  9. Pengelolaan Perpustakaan; 10.

  Pelaksanaan pemberian dukungan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat;

11. Pembinaan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Pusat; dan 12.

  Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan.

  Agar tugas dan fungsi tersebut dapat terselenggara, maka diperlukan acuan kerja yang jelas, terarah, dan terukur dalam bentuk Rencana Stratejik (Renstra) Pusdiklat KAN Tahun 2015- 2019. Renstra ini dapat dijadikan acuan dalam penyusunan rencana kerja tahunan Pusdiklat KAN dalam kurun waktu 2015-2019, yang di dalamnya terdapat Indikator Kinerja Utama yang digunakan untuk membantu Pusdiklat KAN dalam menentukan dan mengukur kemajuan sasaran organisasi.

  Dengan telah terbitnya Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Lembaga Administrasi Negara Tahun 2018-2019, perlu dilakukan revisi Rencana Strategis Pusdiklat KAN Tahun 2018-2019, agar penerapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pusdiklat KAN Tahun 2018-2019 dapat selaras dengan IKU LAN 2018-2019.

  Implementasi tugas dan fungsi Pusdiklat KAN dapat dijabarkan sebagai berikut:

  

1. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah melalui Pendidikan dan

Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tk. I, II, III dan IV

  LAN merupakan instansi Pembina Diklat yang memiliki kewenangan untuk melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan aparatur pemerintah (Aparatur Sipil Negara). Sedangkan ketentuan mengenai Diklat Aparatur Pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Dalam hal ini, Diklat Kepemimpinan merupakan salah satu Diklat yang dipersyaratkan untuk memenuhi jabatan tertentu eselon I, II, III dan IV di seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah.

  Untuk Diklat Kepemimpinan Tingkat I, III dan IV yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara cq. Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional dengan menggunakan pola baru, yang merupakan output kegiatan unit kerja Diklat tersebut selama kurun waktu 5 (lima) tahun, jumlah lulusan/alumni peserta Diklatpim Tk. I, III, dan IV mulai dari tahun 2013 s.d. 2017 dapat digambarkan sebagai berikut.

  

Jumlah Lulusan Diklatpim Tk. I, III dan IV (Pola Baru)

Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional Tahun 2013

  • – 2017

  140 120 115

  100

  80

  88

  84

  80

  80

  79

  78

  77

  60

  60

  53

  40

  45

  40

  40

  40

  20

  30 2013 2014 2015 2016 2017

PIM I PIM III PIM IV

  

Gambar 1.1

  Dalam grafik tersebut dapat dilihat bahwa penyelenggaraan Diklatpim Tk. I, III, dan

  IV dari tahun 2013

  • – 2017 mengalami fluktuasi jumlah lulusan yang cukup signifikan. Diklatpim Tk. I di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 3,33%, namun tahun 2015 s.d. 2017 mengalami peningkatan sebesar 40%-100%. Untuk Diklatpim Tk. III di tahun 2014 mengalami penurunan sebesar +30%, tahun 2015 meningkat sebesar 2,6%, sedangkan tahun

  2016 s.d. 2017 cenderung konstan. Diklatpim Tk. IV di tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 47%, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 48,7%, sedangkan tahun 2016 dan 2017 tidak terdapat perubahan jumlah lulusan/alumni.

  Hal ini dikarenakan penyelenggaraan Diklatpim Tk. I merupakan kegiatan yang dibiayai dari Rupiah Murni (RM) sehingga jumlah penyelenggaraannya pada setiap tahun tergantung dari kemampuan APBN pemerintah dan prioritas bidang yang diusulkan oleh instansi. Sedangkan Diklatpim Tk. III dan IV merupakan kegiatan yang dibiayai dari PNBP (konstribusi peserta), sehingga penyelenggaraannya tergantung pada target penerimaan yang telah ditetapkan dalam DIPA LAN.

  Sedangkan Diklatpim Tk. II dengan pola baru, selain yang diselenggarakan oleh Lembaga Administrasi Negara cq. Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional, juga diselenggarakan di beberapa Pusdiklat dan Badan Diklat di Indonesia seperti PKP2A LAN I di Jatinangor, PKP2A LAN II di Makassar, PKP2A III LAN di Samarinda, PKP2A IV LAN di Aceh, BPSDMD Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Pusdiklat Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, jumlah lulusan peserta Diklat Tahun 2013 s.d. 2017 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

  Jumlah Lulusan Diklatpim Tk. II Seluruh Indonesia (Pola Baru) Tahun 2013 s.d. 2017 2000 1500

  1525 1482 1290 1236

  1000 926 500 2013 2014 2015 2016 2017

  Pim II

Gambar 1.2

  Pada grafik di atas terlihat pada tahun 2014 jumlah lulusan Diklatpim Tk. II mengalami penurunan sebesar 28%, namun di tahun 2015 dan 2016 terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebesar 23% - 33%, meskipun di tahun 2017 terjadi penurunan yang tidak signifikan sebesar 2,8%.

  Sedangkan Diklatpim Tk. III dan IV dengan pola baru, jumlah lulusan peserta Diklat pada Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional Tahun 2013 s.d. 2017 dapat dilihat pada grafik berikut.

  Jumlah Lulusan Diklatpim Tk. III dan Tk. IV Seluruh Indonesia (Pola Baru) Tahun 2013 s.d. 2017 140 120

  115 100

  80

  80

  80

  79

  77

  78

  60

  53

  40

  40

  40

  40

  20 2013 2014 2015 2016 2017

PIM III PIM IV

  

Gambar 1.3

  Pada grafik di atas terlihat pada tahun 2014 jumlah lulusan Diklatpim Tk. III mengalami penurunan sebesar 33% dan Diklatpim Tk. IV mengalami peningkatan sebesar 47%. Namun di tahun 2015 s.d. 2017 Diklatpim Tk. III cenderung konstan, hanya mengalami peningkatan terjadi peningkatan yang cukup signifikan sebesar 23% - 33%, meskipun di tahun 2017 terjadi penurunan yang tidak signifikan sebesar 2,8%.

  

2. Penguatan Peran dan Posisi LAN sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

  Semangat untuk membentuk sosok aparatur sipil negara yang mampu menyelenggarakan pelayanan publik sebagaimana disebutkan di atas dan menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi dasar terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN). Dalam peraturan tersebut, peran strategis LAN sebagai instansi Pembina Diklat diperkuat dan diperluas tidak hanya dalam bidang pembinaan dan penyelenggaraan Diklat ASN, akan tetapi meliputi pula perencanaan dan pengawasan kebutuhan Diklat pegawai ASN secara nasional, penyusunan standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan Diklat Teknis Fungsional dan penjenjangan tertentu, serta pemberian akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan kementerian dan lembaga terkait. Disamping itu, LAN juga berwenang untuk mencabut izin penyelenggaraan Diklat Pegawai ASN yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan berwenang dalam memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam bidang kebijakan dan Manajemen ASN dan mencabut akreditasi lembaga Diklat Pegawai ASN yang tidak memenuhi standar akreditasi.

  Perluasan fungsi dan wewenang tersebut diejawantahkan oleh LAN dengan mereformasi pola penyelenggaraan Diklatpim dari pembelajaran yang bersifat klasikal (lecturing) menjadi pembelajaran yang bersifat dinamis (experiences) melalui penerbitan Peraturan Kepala LAN Nomor 10, 11, 12 dan 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tk. I, II, III dan IV di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Agus Dwiyanto selaku Kepala LAN waktu itu.

  Tujuan dari ‘perombakan’ sistem penyelenggaraan Diklatpim tersebut adalah untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan pejabat struktural

  • On- class
  • Ruang Kelas dan daerah tujuan S
  • On – Off class
  • Ruang Kelas, Museum/Lab/Instansi, dan daerah tujuan BM (DN/LN)

  • Ceramah - Diskusi - SL/OL
  • Ceramah - Diskusi - Visitasi - Benchmarking - Pemutaran Film - Simulasi/Role Play

  ‘openess’

  Perkembangan lingkungan strategis yang begitu cepat dan tanpa batas dalam lingkup nasional, regional dan global, sangat berdampak pada kinerja aparatur pemerintah. Di tengah kelesuan ekonomi global dewasa ini dan tuntutan masyarakat akan pelayanan publik yang berkualitas, serta daya saing antar negara yang begitu kompetitif, maka kinerja aparatur pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional dan meningkatkan daya saing negara menjadi sebuah pertaruhan besar. Ditambah lagi dengan adanya komitmen

  9 Keterlibatan Stakeholders dalam proses Diklatpim Hampir Tidak ada Atasan langsung peserta, bawahan, kolega, Pejabat Pembina Kepegawaian, dan Instansi lain

  8 Sifat Ujian Kognitif dan Presentasi Presentasi/seminar

  Rancangan dan implementasi dari suatu proyek perubahan peserta

  7 Produk Pembelajaran Berupa rancangan solusi dari permasalahan yang ada di area kewenangan peserta

  6 Pola Pembinaan dan Pengawasan selama Diklatpim Tidak ada Coaching dan Mentoring

  Sebagai lesson learnt peserta untuk membuat proyek perubahannya

  5 Sifat dari Study Lapangan/ Benchmarking Sebagai lokus tempat penggalian masalah dan pemberian solusi alternatif

  4 Metodologi Pembelajaran

  3 Pola dan Tempat Diklat

  2 Pendekatan Pembelajaran Berbasis lecturing (pemberian materi, diskusi/tanya jawab) Berbasis experiences (pengalaman peserta dalam melakukan perubahan)

  1 Kurikulum Fokus pada kompetensi teknis managerial Fokus pada kompetensi pemimpin perubahan

  

Dirubah (Pola Baru)

No. Aspek Sebelum Perubahan Setelah Perubahan (Pola Baru)

Tabel 1.1 Perbedaan Sistem Penyelenggaraan Diklatpim Sebelum Dirubah dengan Setelah

  Adapun perbedaan antara sistem penyelenggaraan Diklatpim sebelum dirubah dengan sistem penyelenggaraan Diklatpim setelah dilakukan perubahan (pola baru) dapat dilihat pada tabel berikut.

  Eselon I, II, III dan IV yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.

10 Sarana Pembelajaran

  • Lay out kelas menggunakan model baris
  • Lay out kelas menggunakan model island

3. Perkembangan Lingkungan Strategis Nasional, Regional dan Global

  dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diberlakukan pada akhir tahun 2015, mengharuskan setiap sektor publik beserta aparatur pelaksananya untuk meningkatkan kinerjanya baik dalam skala individu maupun skala organisasi. Tentu saja kualitas kinerja yang dihasilkan oleh individu dan organisasi merupakan cerminan dari kapabilitas yang dimilikinya.

  Pada titik inilah LAN hadir dengan semua tugas, fungsi dan kewenangan yang dimilikinya untuk meningkatkan kapabilitas setiap aparatur pemerintah melalui berbagai kegiatan pembinaan dan penyelenggaraan Diklat Aparatur yang berkualitas, meliputi Diklat Kepemimpinan, Diklat Teknis dan Fungsional dan Diklat Kebahasaan di bawah satu Kedeputian Bidang Diklat Aparatur

  • – Lembaga Administrasi Negara. Adapun kompetensi yang ingin dibangun melalui penyelenggaraan Diklat-Diklat tersebut adalah kompetensi dalam bidang kepemimpinan, teknis manajerial, teknis fungsional, kebahasaan dan kompetensi sosio- cultural.

B. Potensi dan Permasalahan

  Dengan melihat kondisi umum di atas maka Lembaga Administrasi Negara, khususnya Kedeputian Bidang Diklat Aparatur cq. Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional memiliki potensi atau kekuatan yang merupakan modal dasar bagi Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional (Pusdiklat KAN) untuk meningkatkan kinerjanya melalui penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan yang sesuai standar (berkualitas) sehingga nantinya akan menghasilkan

  (benefit lulusan Diklatpim yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat yang besar and impact) bagi pencapaian tujuan organisasi asal peserta.

  Disamping itu, Kedeputian Bidang Diklat Aparatur cq. Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional memiliki sejumlah kendala atau permasalahan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya yang menyebabkan beberapa capaian kinerja unit kerja masih dibawah target yang telah ditetapkan.

  Adapun potensi dan permasalahan dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Potensi (a) Dukungan Kebijakan

  Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2013 tentang Lembaga Administrasi Negara dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara jelas mengamanatkan LAN untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi di bidang pembinaan dan penyelenggaraan Diklat Aparatur Pemerintah, selain dari tugas pokok dan fungsi di bidang lainnya. Peraturan perundang-undangan tersebut merupakan modal utama LAN untuk berkinerja sesuai dengan harapan publik.

  Operasionalisasi dari dua peraturan perundang-undangan tersebut telah diatur dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara yang menugaskan kepada Kedeputian Bidang Diklat Aparatur untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang Diklat sumber daya aparatur serta pembinaan jabatan fungsional Widyaiswara.

  (b) Komitmen Pimpinan Tinggi LAN

  Komitmen LAN untuk menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya diwujudkan dalam berbagai aksi perubahan dan perbaikan capaian kinerja yang tidak hanya berhenti sampai pada output outcomes, benefits dan impacts. Khusus pada kegiatan, akan tetapi berupaya untuk mencapai bidang Diklat Aparatur Pemerintah. Bentuk aksi perubahan tersebut antara lain adalah:

  1. Peningkatan pelayanan publik melalui penerapan e-governance dalam pembinaan dan penyelenggaraan Diklat Aparatur Pemerintah (SIDA, SIWI, Sistem Pengamatan Pembelajaran, Sistem Informasi Penugasan Tenaga Pengajar, dll).

2. Mekanisme pembinaan, pengawasan dan pengendalian program dan kegiatan Diklat

  Aparatur Pemerintah dalam berbagai wadah koordinasi dan konsolidasi dilakukan secara kontinyu, efektif dan efisien (Rakor dan Workshop/Lokakarya) untuk menemukan solusi dari berbagai permasalahan yang dihadapi dan menentukan strategi terbaik dari tantangan Diklat Aparatur Pemerintah; dan 3. Perbaikan sistem dan instrumen evaluasi penilaian peserta pada penyelenggaraan DIklat, khususnya Diklat Kepemimpinan melalui penerbitan Peraturan Kepala LAN Nomor 19, 20,

  21 dan 22 Tahun 2014 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Kepala LAN Nomor 10, 11, 12 dan 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tk. I, II, III dan IV.

  (c) Dukungan Sumber Daya Manusia

  Sumber daya manusia aparatur yang berada di Kedeputian Bidang Diklat Aparatur, khususnya pada Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional sebagai unit kerja eselon II terdiri dari unsur pimpinan (manajemen), pelaksana (staf), serta unsur jabatan fungsional Widyaiswara dan Pustakawan. Secara kualitas, sumber daya manusia aparatur Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional cukup memadai dengan komposisi persentase lulusan Sarjana sebanyak 17 orang, lulusan Pascasarjana 25 orang, Doktoral 5 orang, Diploma 1 orang, dan lain-lain sebanyak 6 orang. Total berjumlah 54 (lima puluh empat) orang. Hal ini merupakan modal besar bagi unit kerja untuk dapat menyelenggarakan Diklat Aparatur Pemerintah sesuai dengan standar dan mewujudkan tata kelola penyelenggaraan Diklat yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

  (d) Jejaring Kerja Yang Baik

  Kedeputian Bidang Diklat Aparatur melalui Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional (Pusdiklat KAN) memiliki stakeholders dari seluruh Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah (Provinsi /Kabupaten /Kota), dan BUMN/D. Pada penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan, Pusdiklat KAN seringkali berhubungan dengan Pejabat Pembina Kepegawaian instansi (Biro/Bagian SDM dan BKD) dan dengan pengelola keuangan instansi (Biro/Bagian keuangan) baik dalam proses pengusulan calon peserta Diklatpim Tk. I, II, III dan IV maupun dalam pengurusan Surat Perjanjian Kerja (SPK) dan pembayaran biaya Diklatpim.

  (e) Budaya Kerja Yang Positif dan Membangun

  Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, Pusdiklat KAN mempunyai kode etik yang harus ditaati oleh seluruh pegawainya. Pada tingkatan manajemen, prinsip kolektif kolegian dengan saling menghormati dan menghargai diterapkan dalam pelaksanaan wewenang dan pengambilan keputusan. Di samping itu, hubungan atasan-bawahan yang lebih banyak bersifat informal membuat lingkungan kerja menjadi lebih flexible. Pendapat/ide bawahan pun dapat mudah diutarakan kepada atasan tanpa rasa takut atau malu. Adapun profesionalisme dalam pekerjaan selalu dijunjung tinggi demi menjaga kualitas pelayanan kepada publik.

  Budaya kerja yang positif dan membangun tersebut merupakan hasil dari internalisasi terus-menerus terhadap nilai-nilai organisasi, yakni integritas, profesionalisme, inovatif dan peduli. Hal itu merupakan suatu kekuatan yang dimiliki oleh Pusdiklat KAN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk menjaga kualitas penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan.

2. Permasalahan (a) Kebijakan Anggaran Penyelenggaraan Diklat

  Kebijakan penganggaran yang berlaku pada saat ini belum dapat dikatakan ideal bagi penyelenggaraan Diklat yang berkualitas. Salah satu indikatornya adalah komponen tenaga akademis seperti honorarium penceramah ditetapkan jauh di bawah nilai kepakaran penceramah tersebut. Hal ini menyulitkan penyelenggara untuk dapat menghadirkan para pakar di bidangnya dalam pembelajaran Diklatpim.

  Selain itu, besaran pungutan biaya Diklatpim Tk. II, III dan IV yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Lembaga Administrasi Negara, dan telah diatur kembali melalui Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif atas Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Lembaga Administrasi Negara, dengan rincian biaya penyelenggaraan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Kepala LAN Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rincian Biaya Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III

  III, Tingkat IV dan Prajabatan CPNS Golongan III, Prajabatan CPNS Gol I dan Golongan II serta Prajabatan CPNS Golongan III yang diangkat dari Tenaga Honorer Kategori 1 dan/atau 2, dan telah diperbaharui melalui Peraturan Kepala LAN Nomor 2 Tahun 2018, belum mengalami perubahan hingga kini. Hal ini menjadi kurang relevan karena faktor harga barang konsumsi setiap tahun mengalami kenaikan, contohnya adalah alat tulis kantor, konsumsi peserta (makan dan snack), dan perlengkapan peserta. Keterbatasan anggaran ini dapat menghambat Pusdiklat KAN dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada peserta Diklatpim.

  (b) Daya Serap (Tampung) Peserta Diklatpim Tk. I, II, III dan IV Masih Rendah

  Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang mengamanatkan pemerintah untuk memenuhi hak aparatur sipil negara akan pengembangan kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan minimal 80 jam per tahun, kini instansi pemerintah mulai memberikan perhatian lebih kepada kegiatan pengembangan kompetensi pegawainya, khusus kepada para pejabat birokrasi yang belum mengikuti Diklat Kepemimpinan. Oleh karena itu, berdasarkan data kepesertaan Pusdiklat KAN pada tahun

  2017, terdapat 14 orang Pejabat Eselon I dan II yang belum terpanggil untuk mengikuti Diklatpim Tk. I. Sedangkan sebanyak 1.849 orang pejabat yang belum terpanggil untuk mengikuti Diklatpim Tk. II, dan sebanyak 5 dan 102 orang pejabat yang belum terpanggil untuk mengikuti Diklatpim Tk. III dan IV. Hal ini terjadi karena tidak tersedianya ruang-ruang kelas bagi calon peserta Diklatpim tersebut pada Pusdiklat atau Badan Diklat Pemerintah yang terakreditasi. Akibat dari rendahnya daya tampung peserta Diklatpim, maka banyak K/L/D merevisi anggaran pengiriman pesertanya atau bahkan mengembalikannya ke Kas Negara/Daerah. Adapun persentase antara peserta yang telah terpanggil dengan yang belum terpanggil dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

  

Jumlah Peserta yang Terpanggil dengan yang Belum

Terpanggil pada Diklatpim Tk. I, II, III, dan IV

3500 3000 2500

  1.849 2000 1500 1000

  1482 500

  14 5 102

  88

  80

  40 PIM I PIM II PIM III PIM IV

Terpanggil Belum Terpanggil

  

Gambar 1.4

(c) Tim Fasilitator/Penguji Diklatpim

  Keluhan yang sering diutarakan oleh para peserta Diklatpim kepada penyelenggara adalah adanya perbedaan persepsi di antara tim fasilitator tentang satu materi yang diampu. Hal ini membuat peserta menjadi ragu karena tidak mendapatkan kesimpulan yang sama tentang materi dimaksud. Meskipun berbagai workshop/lokakarya/rapat koordinasi sering dilakukan yang melibatkan para Widyaiswara tersebut, namun praktik di kelas pada waktu pembelajaran masih saja ditemukan perbedaan tersebut. Begitu pula standarisasi penilaian yang dilakukan oleh tim penguji pada kegiatan evaluasi rancangan proyek perubahan dan evaluasi implementasi proyek perubahaan peserta, tidak sama.

  (d) Sarana dan Prasarana Diklat

  Berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan Diklatpim, masalah sarana dan prasarana merupakan unsur yang sering dikeluhkan oleh peserta Diklatpim. Kelemahan pada jaringan internet/wifi, tidak berfungsinya sistem pendingin (AC), rusaknya saluran air, tidak adanya televisi di ruang kamar, dan perlunya modernisasi ruang kelas dan kamar merupakan sebagian dari isi keluhan tersebut.

  (e) Penggunaan Teknologi Informasi Belum Optimal

  Perluasan akses pemberian informasi kediklatan kepada masyarakat mensyaratkan penggunaan teknologi informasi berbasis internet/website. Hal ini disadari betul oleh Pusdiklat KAN sebagai center of excellence dalam bidang kediklatan. Namun pada saat ini tingkat keamanan portal Pusdiklat KAN sangat rendah dan mudah untuk di “rusak” oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Akibatnya, Pusdiklat KAN tidak pernah menggunakan portal tersebut untuk menyampaikan informasi kediklatan, melainkan menggunakan alamat website lain yang tidak resmi

  Di sisi lain, database tentang calon peserta, peserta dan alumni Diklatpim pun membutuhkan pembenahan serius. Pada saat ini, database tersebut tersebar di beberapa lokasi data yang operasionalisasinya tergantung dari satu atau dua orang saja. Hal ini sangat menyulitkan ketika pimpinan membutuhkan informasi dengan segera tentang jumlah calon peserta yang belum mengikuti Diklatpim dan jumlah alumni Diklatpim.

B. Peluang dan Ancaman Adapun peluang dan ancaman dapat diuraikan sebagai berikut.

  1. Peluang

  Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 (UU No. 5 Tahun 2014) tentang Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa Lembaga Administrasi Negara merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan ASN. Dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Kepala LAN Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara, bahwa Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional mempunyai tugas melaksanakan kebijakan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan prajabatan, kepemimpinan, pengembangan sistem informasi di bidang tugasnya, serta evaluasi dan pemberian bantuan teknis dan administratif kepada Pusat dan kelompok jabatan fungsional di lingkungannya. Dengan diamanahkannya tugas ini, LAN c.q. Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional merupakan salah satu instansi yang mempunyai kewenangan untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan ASN.

  2. Ancaman

  Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 85 Tahun 2017 tentang Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri, dijelaskan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Pemerintahan Dalam Negeri adalah jenis pengembangan pendidikan dan pelatihan khusus kompetensi pemerintahan bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator, dan Pengawas yang diselenggarakan secara berjenjang untuk memenuhi persyaratan kompetensi pemerintahan dalam negeri pada setiap jenjang organisasi pemerintahan di lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.

  Dengan demikian, Kementerian Dalam Negeri dapat penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Hal ini tentunya menjadi ancaman bagi LAN c.q. Pusdiklat Kepemimpinan Aparatur Nasional yang telah diamanahkan dalam UU ASN untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan ASN, yang dalam hal ini adalah pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, bahwa pangsa pasar Pusdiklat KAN akan mengalami penurunan, karena instansi pengirim peserta diklat tidak hanya berasal dari kementerian/lembaga negara, tetapi juga dari pemerntah daerah.

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PUSDIKLAT KAN A. Visi Dan Misi LAN Visi dan misi Pusdiklat KAN merupakan pernyataan upaya Pusdiklat KAN dalam

  melaksanakan amanat pembentukan organisasi dan tata kerja di lingkungan LAN yang dilaksanakan untuk mendukung tercapainya visi dan misi LAN.

  Adapun visi LAN adalah:

  “Menjadi rujukan bangsa dalam pembaharuan Administrasi Negara”

  Sedangkan misi LAN adalah:

  Memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan kapasitas aparatur negara dan sistem administrasi negara guna mewujudkan tata pemerintahan yang baik, melalui: 1.

  Pengembangan Inovasi Administrasi Negara; 2. Pengkajian Kebijakan; 3. Pembinaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara; 4. Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Administrasi.

  B. Visi dan Misi Pusdiklat KAN

  Visi dan Misi Pusdiklat KAN merupakan penjabaran dari visi dan misi Kedeputian Bidang Diklat Aparatur. Adapun visi Kedeputian Bidang Diklat Aparatur adalah

  “Menjadi rujukan kualitas dalam pengembangan kompetensi ASN.”

  Berdasarkan visi Kedeputian Bidang Diklat Aparatur tersebut, maka visi Pusdiklat KAN adalah:

  “Menjadi pusat unggulan dalam pengembangan kompetensi kepemimpinan ASN

  Sebagai penjabaran dari visi, maka misi Pusdiklat KAN adalah:

  “Menyelenggarakan pengembangan kompetensi kepemimpinan ASN yang profesional dan

berkualitas internasional”.

  C. Tujuan dan Sasaran Strategis Pusdiklat KAN

  Berdasarkan uraian tugas dan fungsi Pusdiklat KAN tersebut dan sejalan dengan tujuan dan sasaran strategis LAN, maka tujuan unit kerja Pusdiklat KAN adalah meningkatkan

  kompetensi dan profesionalisme ASN melalui penyelenggaraan Diklat Prajabatan dan Diklat Kepemimpinan yang berstandar internasional.

  Sedangkan sasaran strategis Pusdiklat KAN adalah sebagai berikut : 1.

   Meningkatnya kompetensi kepemimpinan peserta diklat kepemimpinan 2. Meningkatnya Pemanfaatan produk pembelajaran peserta Diklat kepemimpinan 3. Meningkatnya tingkat kepuasan peserta diklat kepemimpinan 4. Meningkatnya kompetensi kebahasaan Aparatur Sipil Negara

  Dengan diterbitkannya Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penetapan Indikator Utama Lembaga Administrasi Negara Tahun 2018-2019, Sasaran Strategis Pusdiklat KAN Tahun 2018-2019 menjadi Terwujudnya penyelenggaraan pelatihan kepemimpinan dan pelatihan bahasa yang berkualitas.

D. Indikator Kinerja Utama Pusdiklat KAN

  Indikator kinerja utama (key performance indicators) pada Pusdiklat KAN sebagaimana tercantum pada Peraturan Kepala LAN Nomor 12 Tahun 2015 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Lembaga Administrasi Negara merupakan ukuran keberhasilan Pusdiklat KAN dalam mencapai tujuan organisasi sebagaimana tersebut di atas. Adapun indikator kinerja utama Pusdiklat KAN adalah sebagai berikut: 1.

  Persentase Pemimpin Perubahan yang dihasilkan dari Diklatpim Tk. I, II, III dan IV; 2. Persentase Lulusan Diklat Aparatur dengan predikat minimal memuaskan; 3. Persentase proyek perubahan Alumni Diklatpim Tk. I yang dimanfaatkan oleh instansi; 4. Tingkat kepuasan pelayanan kediklatan; 5. Jumlah penyelenggaraan kelas Academic and Presentation Skills; 6. Jumlah sosialisasi Pedoman LAN ECSCS Test; 7. Jumlah penyelenggaraan LAN ECSCS Test Preparation Class; 8. Jumlah Modul Academic Writing and Presentation Skills; 9. Jumlah penyelenggaraan Proficiency Test; 10.

  Jumlah penyelenggaraan Diklat Bahasa 5 hari;

  11. Jumlah penyelenggaraan Diklat Bahasa 3 hari; 12.

  Jumlah penyelenggaraan Placement Test.

  Namun, dengan diterbitkannya Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Lembaga Administrasi Negara Tahun 2018-2019, Indikator Kinerja Utama Pusdiklat KAN Tahun 2018-2019 berubah menjadi: 1.

  Persentase peserta pelatihan kepemimpinan yang mengalami peningkatan pengetahuan sesuai sasaran pelatihan;

  2. Persentase peserta pelatihan kebahasaan yang mengalami peningkatan pengetahuan sesuai sasaran pelatihan;

3. Tingkat kepuasan pengguna perpustakaan.

E. Nilai-nilai Pusdiklat KAN

  Dalam upaya mencapai visi, misi sebagaimana tersebut di atas, Pusdiklat KAN menetapkan nilai-nilai organisasi yang menjadi acuan dalam sikap dan perilaku seluruh komponen yang ada di Pusdiklat KAN. Nilai-nilai tersebut terdiri dari : Prioritas, Ramah,

Melayani, Inisiatif dan Akuntabel atau disingkat PRIMA dengan penjelasan sebagai berikut.

  Prioritas :

  Mengedepankan kepentingan organisasi dalam melaksanakan tugas dibandingkan kepentingan kelompok atau pribadi

  Ramah :

  Selalu bersikap santun dalam memberikan pelayanan dan menjalankan tugas organisasi

  Inisiatif :

  Bersikap proaktif dan tanggap terhadap dinamika yang terjadi di organisasi

  Melayani :

  Memiliki jiwa pelayanan yang penuh keihklasan dan tanpa pamrih kepada seluruh stakeholders

  Akuntabel :

  Mengedepankan sikap dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN PUSDIKLAT KAN A. Arah Kebijakan dan Strategi LAN Berdasarkan sembilan agenda prioritas pembangunan dan arah kebijakan umum

  pembangunan nasional yang dikenal dengan NAWA CITA sebagaimana termaktub dalam Rencana Strategis 2015 - 2019 Lembaga Administrasi Negara, maka arah kebijakan dalam Renstra LAN 2015

  • – 2019 tersebut diarahkan pada:
    • Meningkatnya kualitas hasil kebijakan
    • Meningkatnya kompetensi dan profesionalisme ASN
    • Meningkatnya pengembangan dan praktik inovasi di bidang administrasi negara
    • Terwujudnya pengembangan dan penerapan ilmu administrasi negara
    • Terwujudnya peningkatan kapasitas kelembagaan, tata laksana, dan SDM Aparatur LAN yang profesional, serta akuntabilitas lembaga

  Sementara itu, strategi yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara untuk mewujudkan agenda tersebut adalah melalui: Peningkatan kualitas kebijakan dan pembinaan JFAK Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN Pengembangan dan praktik inovasi di bidang administrasi negara Pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi administrasi Peningkatan kapasitas kelembagaan, tata laksana, dan SDM Aparatur LAN yang profesional serta akuntabilitas lembaga.

  Dengan terbitnya Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Lembaga Administrasi Negara Tahun 2018-2019, maka strategi yang akan dilaksanakan oleh Lembaga Administrasi Negara untuk Tahun 2018

  • – 2019 adalah melalui:

  Terwujudnya sistem pengembangan kompetensi pengembangan kompetensi pegawai ASN yang efektif;

  Terwujudnya kebijakan publik yang berkualitas; Tersebarluaskannya inovasi administrasi negara; Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan tinggi administrasi negara terapan yang berkualitas bagi pegawai negeri; Terwujudnya tata kelola yang baik berbasis kinerja di LAN RI.

B. Arah Kebijakan dan Strategi Pusdiklat KAN

  Sejalan dengan arah kebijakan dan strategi Lembaga Administrasi Negara untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme ASN serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Pusdiklat KAN, arah kebijakan dalam Renstra 2015

  • – 2019 Pusdiklat KAN ini diarahkan pada : 

  Terwujudnya peningkatan kualitas penyelenggaraan Diklatpim yang berstandar internasional 

  Meningkatnya kualitas pelayanan kediklatan 

  Meningkatnya alumni Diklatpim yang menerapkan inovasi/proyek perubahan Adapun strategi yang akan dilaksanakan oleh Pusdiklat KAN untuk mewujudkan agenda tersebut adalah melalui: 

  Peningkatan kerjasama dengan negara-negara lain dan lembaga internasional dalam penyelenggaraan Diklatpim 

  Pemberdayaan seluruh komponen tenaga kediklatan yang terdiri dari Widyaiswara, Manajemen dan staf pendukung

   Peningkatan kualitas proyek perubahan yang dihasilkan oleh peserta Diklatpim

  Dengan terbitnya Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2018, strategi Pusdiklat KAN untuk Tahun 2018-2019 adalah Terwujudnya penyelenggaraan pelatihan

  kepemimpinan dan pelatihan bahasa yang berkualitas.

  Untuk melaksanakan strategi tersebut, diperlukan peta strategi yang menggambarkan tahapan-tahapan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Peta strategi tersebut seperti gambar di bawah ini.

  

Peta Strategi

Gambar 3.1

C. Kerangka Regulasi

  Sebagai unit penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan, Pusdiklat KAN memiliki kewenangan dalam melakukan pembinaan penyelenggaraan Diklatpim tersebut atas persetujuan Deputi Bidang Diklat Aparatur dan Kepala LAN sebagai pimpinan puncak di LAN.

  Kewenangan teknis tersebut bersifat koordinatif antar lembaga penyelenggara Diklatpim, khususnya pada penyelenggaraan Diklatpim Tk. II seluruh Indonesia. Adapun substansi kewenangan yang melahirkan kebijakan teknis penyelenggaraan, antara lain:

  1. Kebijakan penyelenggaraan Diklatpim (jadwal), Negara tujuan Benchmarking, Tim Penguji/Evaluator pada seminar presentasi Rancangan Proyek Perubahan dan Laboratorium Kepemimpinan; 2. Kebijakan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan Diklatpim; 3. Kebijakan seleksi calon peserta Diklatpim; 4. Kebijakan pembinaan alumni Diklatpim (temu alumni);

  Di sisi lain, Pusdiklat KAN dengan aktif memberikan masukan dan/atau telahaan terkait dengan beberapa kebijakan di bidang Diklat aparatur, antara lain pada:

  1. Rancangan Peraturan Kepala LAN tentang Rincian Standar Biaya Diklatpim tahun 2015

  • 2019; 2.