RENSTRA KPU KAB PROBOLINGGO 2015 2019

  B AB I P ENDAHULUAN P erencanaan merupakan sebuah proses mendefinisikan tujuan organisasi,membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

  Tanpa sebuah perencanaan yang matang, mustahil bagi tugas pokok dan fungsi organisasi dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika Benjamin Franklin mengungkapkan bahwa “if you fail to plan, you are planningto fail”.

  Dalam kontek penyelenggaraan negara dan pemerintahan, perumusan rencana kerja pemerintah baik jangka pendek, menengah maupun panjang telah digagas dalam sebuah

  

framework Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional [RPJPN] untuk 20 tahun ke

  depan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Bertitik tolak dari aturan inilah, maka setiap Kementerian/Lembaga Pemerintah dimandatkan untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

  Sebagai salah satu lembaga konstitusional independen, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo Kabupaten Probolinggo telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 untuk menyelenggarakan pemilihan umum secara nasional dan lokal.

  Berbagai tantangan dan permasalahan baik yang datang dari internal dan eksternal organisasi timbul seiring dengan perubahan dinamika kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.

  Jawaban strategis dari berbagai tantangan dan permasalahan tersebut adalah melalui sebuah perencanaan strategis organisasi yang mampu memetakan potensi dan permasalahan yang ada untuk kemudian melihat perubahan lingkungan strategis organisasi dan akhirnya menetapkan apa yang hendak dicapai oleh organisasi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Atas dasar inilah, maka Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo menyusun Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo untuk periode 2015

  • – 2019. Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005
  • – 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
  • – 2019. Sesuai dengan Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunandan Penelaahan Renstra K/L 2015 – 2019, maka Renstra Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Probolinggo memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi kebijakan serta program dan kegiatan yang merupakan acuan bagi seluruh unit kerja di lingkungan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo dalam melaksanakan tugas dan fungsinya selama periode 5 (lima) tahun mendatang.

1.1. KONDISI UMUM

  Dalam perspektif ketatanegaraan, pemilihan umum (pemilu) merupakan titik awal strategis bagi peningkatan kualitas demokrasi. Hal ini bermakna bahwa pemilu merupakan instrumen terpenting dalam mengukur tingkat demokratisasi suatu negara. Dalam sejarah perjalanannya Indonesia telah berhasil menyelenggarakan pemilu sebanyak 11 (sebelas) kali dengan beragam konstelasi politik yang melingkupinya. Adapun gambaran sejarah perjalanan penyelenggaraan pemilu di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 3.

  Sebagai lembaga pemerintah yang mandiri, KPU memiliki tugas dan fungsi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu. Peraturan ini merupakan peraturan pengganti dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 yang sejatinya mengalami penyempurnaan dalam konsep birokratis, terutama pada konsep kemandirian penyelenggara pemilu. Penyempurnaan aturan tersebut hendak mempertegas bahwa Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo merupakan lembaga negara yang sangat penting secara konstitusional (constitutional importance) dan memiliki kelembagaan yang bersifat nasional, tetapdan mandiri dalam menyelenggarakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Peran strategis tersebut tercermin dalam uraian tugas, fungsi dan kewajiban yang diemban oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo.

  Adapun tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo dalam penyelenggaraan Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berdasarkan pasal 8 UU Nomor 15 Tahun 2011 meliputi:

  a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di kabupaten; b. Melaksanakansemua tahapan penyelenggaraan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. MembentukPPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

  d. Mengoordinasikandan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

  e. Menyampaikandaftar pemilih kepada KPU Provinsi; f. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

  g. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara rekapitulasi suara dan sertifikat rekapitulasi suara;

  h. Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi di kabupaten yang bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK; i. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten j. Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten untuk mengesahkan hasil Pemilu Anggota

  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten dan mengumumkannya; k. Mengumumkan calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten yang bersangkutan dan membuat berita acaranya; l. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Panwaslu

  Kabupaten; m. Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; n. Menyelenggarakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten kepada masyarakat; p. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau peraturan perundang-undangan.

  Selain itu, tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo dalam menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden meliputi: a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran serta menetapkan jadwal di kabupaten; b. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. MembentukPPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya; d. Mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan penyelenggaraan oleh PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

  e. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

  f. Menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi;

  g. Melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di kabupaten yang bersangkutan berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara; h. Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kabupaten, dan KPU

  Provinsi; i. Menindaklanjutidengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu; j. Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; k. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten kepada masyarakat; l. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan m. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau peraturan perundang-undangan.

  Sedangkan tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo

  a. Merencanakan program, anggaran, dan jadwal pemilihan bupati/walikota;

  b. Menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Kabupaten, PPK, PPS, dan KPPS dalam pemilihan bupati/walikota dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;

  c. Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam pemilihan gubernur serta pemilihan bupati/walikota dalam wilayah kerjanya; e. Mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan memperhatikan pedoman dari KPU dan/atau KPU Provinsi;

  f. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota;

  g. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data pemilu dan/atau pemilihan gubernur dan bupati/walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

  h. Menerima daftar pemilih dari PPK dalam penyelenggaraan pemilihan gubernur dan menyampaikannya kepada KPU Provinsi; i. Menetapkan calon bupati/walikota yang telah memenuhi persyaratan; j. Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara pemilihan bupati/walikota berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara dari seluruh PPK di wilayah kabupaten yang bersangkutan; k. Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta pemilihan, Panwaslu Kabupaten, dan

  KPU Provinsi; l. Menerbitkan keputusan KPU Kabupaten untuk mengesahkan hasil pemilihan bupati/walikota dan mengumumkannya; m. Mengumumkan calon bupati/walikota terpilih dan dibuatkan berita acaranya; n. Melaporkan hasil pemilihan bupati/walikota kepada KPU melalui KPU Provinsi; o. Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Panwaslu Kabupaten atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran pemilihan; p. Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS, sekretaris KPU Kabupaten, dan pegawai sekretariat KPU Kabupaten yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihan berdasarkan rekomendasi Panwaslu Kabupaten dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan; q. Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati, dan walikota r. Melaksanakan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan pemilihan gubernur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan pedoman KPU dan/atau

  KPU Provinsi; s. Melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan pemilihan bupati/walikota; t. Menyampaikan hasil pemilihan bupati/walikota kepada Dewan Perwakilan Rakyat

  Daerah Provinsi, Menteri Dalam Negeri, bupati/walikota, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten; dan u. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, yakni menyelenggarakan pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo berkewajiban:

  a. Melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu secara tepat waktu;

  b. Memperlakukan peserta Pemilu dan pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon gubernur, bupati, dan walikota secara adil dan setara; c. Menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilu kepada masyarakat;

  d. Melaporkan pertanggungjawaban penggunaan anggaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan; e. Menyampaikan laporan pertanggungjawaban semua kegiatan penyelenggaraan Pemilu kepada KPU melalui KPU Provinsi; f. Mengelola, memelihara, dan merawat arsip/dokumen serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh KPU Kabupaten dan lembaga kearsipan Kabupaten berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh KPU dan ANRI;

  g. Mengelola barang inventaris KPU Kabupaten berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan; h. Menyampaikan laporan periodik mengenai tahapan penyelenggaraan Pemilu kepada

  KPU dan KPU Provinsi serta menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu; i. Membuat berita acara pada setiap rapat pleno KPU Kabupaten dan ditandatangani oleh ketua dan anggota KPU Kabupaten; j. Menyampaikan data hasil pemilu dari tiap-tiap TPS pada tingkat kabupaten kepada peserta pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah rekapitulasi di kabupaten; k. Melaksanakan keputusan DKPP; dan l. Melaksanakan kewajiban lain yang diberikan KPU, KPU Provinsi dan/atau peraturan

  Sesuai dengan UU Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo beranggotakan 5 (lima) orang dengan masa tugas selama 5 (lima) tahun terhitung sejak pengucapan sumpah/janji. Untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang KPUKabupaten Probolinggo, KPU Kabupaten Probolinggo dibentuk Sekretariat KPU Kabupaten Probolinggo dengan dipimpin oleh seorang Sekretaris KPUKabupaten Probolinggo dengan bagan sebagaimana tercantum pada gambar 1 berikut.

  

Gambar 1.

Bagan Organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo

  KETUA ANGGOTA-ANGGOTA SEKRETARIS TENAGA PROFESIONAL 4 (EMPAT) KEPALA SUB BAGIAN

Sumber : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 5 Tahun 2008

  Dalam menjalankan tugas, wewenang dan kewajibannya, KPU dibantu oleh Sekretariat Jenderal, dengan struktur organisasi sebagaimana tercantum pada gambar 2.

  

Gambar 2.

Struktur Organisasi

Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo

  

SEKRETARIS

KPU KABUPATEN

SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN

PROGRAM DAN DATA TEKNIS PEMILU DAN HUKUM KEUANGAN,UMUM

HUPMAS

DAN LOGISTIK

  

Sumber : Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2008 Berdasarkan data perencanaan kinerja tahun 2012

  • – 2014, aktivitas organisasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo dibalut dalam 3 (tiga) buah program kerja yang mengikat ke dalam (internal) dan keluar (eksternal). Program kerja yang bersifat internal adalah program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya yang terdiri dari 6 (enam) sasaran kegiatan dan 30 (tiga puluh) indikator kinerja kegiatan; dan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur KPU yang terdiri dari 1 (satu) sasaran kegiatan dan 3 (tiga) indikator kinerja kegiatan. Sedangkan untuk program yang bersifat eksternal adalah program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan proses politik yang terdiri dari 2 (dua) sasaran kegiatan dan 13 (tiga belas) indikator kinerja kegiatan.

  Dalam pelaksanaan program dan sasaran kegiatan dimaksud, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo berpegang pada legalitas formal yang telah dihasilkan dan di diseminasikan kepada seluruh

  stakeholder’s organisasi karena pada prinsipnya program,

  kebijakan dan kegiatan dalam organisasi pemerintah harus dilandasi oleh aturan hukum yang mengikat, baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Di samping itu, produk hukum dapat dijadikan salah satu indikator pencapaian kinerja organisasi melalui pengaturan sejumlah kebijakan atau perubahan mekanisme kerja akibat dari kebijakan yang baru ditetapkan. Selama kurun waktu 6 (enam) tahun, yakni dari tahun 2009 sampai dengan 2014, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo telah menghimpun 158 Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) dengan rincian sebagaimana tabel 1 berikut.

  

Tabel 1.

Karakteristik Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Tahun 2009 – 2014

  No. Karakteristik Peraturan Jumlah

1 Berdasarkan tujuan pembentukannya:

a. Mengikat ke dalam

  31 127 b. Mengikat ke luar Total

  158

2 Berdasarkan sifat pembentukannya:

  86

  a. Baru diatur

  b. Perubahan atas aturan sebelumnya

  72 Total 158

  Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dijelaskan bahwa berdasarkan tujuan pembentukannya, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo telah berhasil menghimpun 31 peraturan yang mengatur dan berlaku untuk internal organisasi. Dengan kata lain, peraturan ini merupakan kebijakan yang bersifat pendukungan (supporting) terhadap

  

corebusiness Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo, yaitu penyelenggaraan pemilu. Sedangkan peraturan yang berkaitan dengan kebijakan penyelenggaraan pemilu itu sendiri, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo telah berhasil menghimpun 127 peraturan.

  Dari jumlah peraturan tersebut diatas, yang merupakan kebijakan baru diatur adalah sebanyak 86 peraturan dan 72 peraturan yang bersifat perubahan dari peraturan sebelumnya. Informasi ini sangat berguna untuk melihat dan memetakan peraturan apa saja yang sebenarnya penting, namun belum diatur dan memiliki potensi untuk dilakukannya penyusunan naskah akademik dari aturan tersebut, terutama yang berkaitan dengan penguatan kelembagaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo.

  Selain ditopang oleh kerangka regulasi yang memadai, program penguatan kelembagaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo juga didukung oleh sumber daya manusia penyelenggara pemilu yang berintegritas.

  

Gambar 3.

Konfigurasi Sumber Daya Manusia

Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo

  DPK 21% 32% ORGANIK

  47% HONORER + NON

  Dari gambar 3 diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah SDM Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo sejumlah 28, dengan status kepegawaiannya dibagi menjadi 3 (tiga), yakni:

  1. Pegawai dengan status diperbantukan (DPK), artinya pegawai DPK merupakan PNS yang berasal dari Pemerintah Daerah dimana Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo (KPU) Daerah berada. Jumlah pegawai DPK adalah sebanyak 6 orang atau 21%;

  2. Pegawai dengan status pegawai organik, yang diangkat dan dimiliki oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo sebanyak 13 orang atau 46%; dan;

  3. Pegawai dengan status honorer + non PNS adalah sebanyak 9orang atau 32%; Dilihat dari komposisi PNS Sekretariat Kabupaten Probolinggo yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 6 PNS DPK dan 13 PNS Organik (sebagaimana Tabel.2 dibawah) maka pegawai KPU masih ada ketergantungan pada instansi lain dan pemerintah daerah, terutama pada jabatan struktural eselon IV keatas, dikarenakan PNS organik yang ada masih belum memenuhi persyaratan jenjang pangkatnya.

  Status kepegawaian di lingkungan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo dapat dilihat secara lebih rinci pada tabel 2 berikut :

Tabel 2.

  

Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan

KPU Kabupaten Probolinggo

Sekretariat JUMLAH JUMLAH

NO

  KPUKabupaten DPK ORGANIK

  1

  2

  3

  4

  5 KPU Kabupaten

  1

  19

  6

  13 Probolinggo Sumber : data sekunder KPU Kabupaten Probolinggo 2015 (diolah)

  Adapun komposisi pegawai dilihat berdasarkan latar belakang jenjang pendidikan terdapat perbedaan yang signifikan antara jenjang pendidikan S2 sebanyak 4 orang, S1 sebanyak 7 orang dan D3 sebanyak 2 orang, SLTA sebanyak 4 orang dan SLTP sebanyak 2 orang sebagaimana tabel 3 dibawah.

  

Tabel 3.

Rekapitulasi Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Pendidikan

NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH

  1

  2

  3

  1 S2

  4

  2 S1

  7

  3 D3

  2

  4 SLTA

  4

  8 SLTP

  2 TOTAL

  19 Sumber : data sekunder KPU Kabupaten Probolinggo 2015 (diolah)

  Melihat kondisi umum organisasi melalui jumlah SDM yang dimiliki, tentu sangat berkaitan dengan pendukungan sarana dan prasarana dimana SDM tersebut bekerja. KPU Kabupaten Probolinggo sebagai lembaga mandiri belum memiliki Kantor vertikal dengan status kepemilikan pinjam pakai dari Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo.

  Aspek lainnya yang merupakan salah satu penggerak utama pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, disamping sumber daya manusia dan alat kerja adalah ketersediaan anggaran yang memadai. Dengan kata lain, pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi harus berjalan seiring-seirama dengan ketersediaan anggaran dimana prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan anggaran tersebut harus dikedepankan.

  Sejalan dengan prinsip-prinsip good governance dan clean governance, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo selalu berupaya untuk menyajikan laporan akuntabilitas kinerja dan laporan keuangan yang sesuai dengan aturan. Hal ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan keuangan negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi. Upaya ini terlihat dari meningkatnya penilaian terhadap akuntabilitas kinerja Komisi Pemilihan Umum yang pada tahun 2012 hanya memperoleh nilai 50.85, pada tahun 2013 meningkat menjadi 54.28 dengan predikat CC. Sedangkan upaya lebih keras lagi harus dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo untuk meningkatkan kualitas laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 Komisi Pemilihan Umum masih memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Peningkatan opini atas laporan keuangan ini merupakan pekerjaan rumah bagi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo untuk menerapkan tata kelola keuangan negara dengan baik dan benar.

  Arah kebijakan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik tidak hanya sebatas pada dimensi pengelolaan keuangan saja, akan tetapi pada seluruh dimensi organisasi yang ada melalui jalan reformasi birokrasi. Agenda reformasi birokrasi ini merupakan kebutuhan organisasi untuk melakukan perubahan sejalan dengan dinamika tuntutan masyarakat dan perubahan lingkungan strategis organisasi. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025 dan Permenpan Nomor 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010 - 2014, maka agenda reformasi birokrasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo mencakup 8 (delapan) area perubahan, antara lain:

  (1) Organisasi yang tepat fungsi yang mampu mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis KPU Kabupaten Probolinggo dengan dukungan struktur, tata kerja dan uraian tugas yang jelas dan tidak tumpang-tindih serta indikator kinerja yang terukur dari unit terkecil sampai unit terbesar;

  (2) Prosedur dan sistem kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur melalui pembangunan SOP dan sistem informasi e-government yang terintegrasi dengan berbagai aplikasi utama yang diperlukan unit kerja dan stakeholders;

  (3) Menurunnya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Setjen KPU yang disharmonis dan tumpang-tindih dengan peraturan perundang-undangan lain, melalui saran atau rekomendasi;

  (4) Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Aparatur Sekretariat KPU Kabupaten Probolinggo yang didukung dengan sistem manajemen SDM yang handal, dari perencanaan kebutuhan pegawai, formasi dan penempatan, pola karir dan sistem informasi kepegawaian yang handal;

  (5) Sistem pengawasan yang memberikan dampak pada kepatuhan dan efektivitas pengelolaan keuangan negara Satuan Kerja di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Probolinggo;

  (6) Peningkatan akuntabilitas dan kinerja unit kerja di lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten Probolinggo;

  (7) Peningkatan kualitas pelayanan publik yang diwujudkan dalam standar pelayanan minimal dan keterlibatan stakeholder dalam peningkatan pelayanan; dan (8) Perubahan pola pikir dan budaya kerja pegawai Sekretariat KPU Kabupaten

  Probolinggoyang terwujud dalam peningkatan profesionalitas pegawai, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik dan memegang teguh kode etik aparatur negara.

  Keberhasilan perumusan arah perubahan organisasi tersebut mendapat ujian yang sangat berat ketika bangsa Indonesia menyelenggarakan perhelatan akbar pemilihan umum legislatif nasional dan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di tahun 2014. Dalam pemilu tersebut, Komisi Pemilihan Umum telah membuktikan bahwa organisasinya benar-benar bersifat mandiri, professional, adil dan transparan. Pengakuan keberhasilan ini ditunjukkan dengan raihan penghargaan dan rekor dari beberapa organisasi, diantaranya adalah: (1) Penghargaan dari Soegeng Sarjadi School of Government sebagai The Guardian of

  

Democracy; (2) Penghargaan dari Lembaga Partnership for Governance Reform atas

  penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas data pemilu 2014; (3) Pemecahan rekor MURI sebagai penyelenggara pemilu dengan peserta terbanyak, yaitu 133 juta pemilih dan transparansi data pemilu 2014.

  Pada tahun anggaran 2015 KPU Kabupaten Probolinggo Mendapatkan piagam penghargaan dari Kementerian Keuangan R.I Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Jawa Timur Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Bondowoso sebagai peringkat ketiga kategori satuan kerja dengan persentase kelengkapan data kepegawaian pada aplikasi GPP satker terbaik Tahun 2015 untuk wilayah kerja Kabupaten Probolinggo.

  Pencapaian kinerja organisasi yang telah ditunjukkan dengan keberhasilan untuk menjadi organisasi dengan brand image yang kuat, organisasi dengan pelayanan publik yang berkualitas, dan organisasi dengan indikator kinerja yang terukur.

  Seluruh Rakyat Kabupaten Probolinggo untuk memperoleh informasi publik dalam rangka mewujudkan serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan Negara, baik dalam tingkat pengawasan pelaksanaan penyelenggaraan negara maupun pada tingkat perlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Sebagai amanat pelaksanaan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dalam meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo serta membuka akses atas informasi publik untuk masyarakat luas baik secara aktif (tanpa didahului dengan permohonan) maupun secara pasif (didahului dengan permohonan) terkait dengan pelaksanaan Pemilu. Negara memiliki kewajiban untuk membuka akses informasi kepada masyarakat, dimana informasi adalah milik setiap individu, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo mempunyai beberapa sistem informasi yang dapat diakses oleh masyarakat sebagai keterbukaan informasi publik, yaitu Sistem Informasi Pemutakhiran Data Pemilih (Sidalih), Sistem Penghitungan Suara (Situng) dan Sistem Informasi Logistik (Silog) Pemilihan Umum (Pemilu).

  Sistem Logistik (Silog) Pemilihan Umum (Pemilu) dikembangkan atas kerjasama KPU dengan ITB dan BIG. Sistem Informasi logistik (Silog) Pemilihan Umum (Pemilu), berguna untuk meningkatkan pengelolaan logistik mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Dengan berfungsinya Silog Pemilu, pengadaan dan distribusi logistik Pemilu diharapkan tepat jumlah, tepat jenis, tepat waktu, tepat sasaran, tepat kualitas, dan hemat anggaran.

  Pemberian akses masyarakat terhadap data dan informasi yang ada Sistem Logistik (Silog) Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan bentuk keterbukaan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo (KPU) dalam pengadaan dan distribusi logistik Pemilihan Umum (Pemiliu). Publik dapat melihat jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk setiap Kabupaten, jumlah Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), pemilih, surat suara, tinta sidik jari, formulir, kotak suara dan bilik suara.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

  Keberhasilan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, yakni terselenggaranya pemilihan umum yang berkualitas dan dapat menjamin pelaksanaan hak politik masyarakat, tidak terlepas dari beberapa aspek yang mempengaruhinya, diantaranya adalah:

  1) keberadaan penyelenggara pemilu yang profesional dan memiliki integritas, kapabilitas dan akuntabilitas; 2) adanya lingkungan yang kondusif bagi masyarakat dalam menggunakan haknya untuk berdemokrasi, termasuk dalam menentukan pilihan politiknya; dan 3) kemampuan partai politik dalam memperkuat demokratisasi masyarakat sipil dan kecerdasan masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya.

  Dengan kata lain, pengaruh ketiga aspek ini sangat besar dalam menentukan kinerja Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Probolinggo, disamping performa lembaga demokrasi lainnya seperti Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan Mahkamah Konstitusi (MK). Untuk itu, dibutuhkan struktur kelembagaan dengan karakter yang kuat untuk menghadapi pengaruh dan tantangan yang ada.

  Dalam rangka mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal organisasi yang berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) sumber daya dalam organisasi, serta faktor eksternal yang berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi KPU, maka analisis potensi dan permasalahan ini didasarkan pada dimensi-dimensi organisasi yang dipandang memiliki fungsi dan peran strategis dalam lima tahun ke depan. Adapun dimensi-dimensi dimaksud meliputi: Aspek Kelembagaan, Aspek Sumber Daya Manusia, Aspek Kepemimpinan, Aspek Perencanaan dan Anggaran, Aspek Bussiness

  

Process dan Kebijakan, Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi, dan Aspek

Hubungan denganStakeholders.

1.2.1. Potensi

a. Aspek Kelembagaan

  Dari evaluasi organisasi KPU tahun 2014 telah didapatkan hasil evaluasi terhadap aspek kelembagaan KPU Kabupaten Probolinggo yang merupakan potensi dan/atau kekuatan organisasi dalam kurun waktu lima tahun ke depan bahwa secara umum struktur kelembagaan KPUKabupaten Probolinggo telah mampu mendukung tugas dan fungsi yang diemban. Adapun analisis lebih jauh terhadap potensi kelembagaan dapat diuraikan sebagai berikut:

   Organisasi KPUKabupaten Probolinggo telah berhasil menunjukkan sifat kelembagaannya yang mandiri dan bebas intervensi dari pihak manapun. Hal ini terlihat pada penyelenggaraan Pemilu Presiden 2014 dimana keputusan KPUKabupaten Probolinggo dalam penetapan hasil rekapitulasi suara di 24 kecamatan dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip profesionalitas, integritas, transparansi dan akuntabilitas.

   Organisasi KPUKabupaten Probolinggo telah berupaya me-reposisi lembaganya melalui program reformasi birokrasi yang dilaksanakan sejak tahun 2013 dan penerapan berbagai inovasi pelayanan publik menuju organisasi penyelenggara pemilu yang professional dan independen.  Setiap lini dalam organisasi KPUKabupaten Probolinggo telah mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi KPU sebagai penyelenggara pemilu Indonesia.

   Setiap pegawai KPUKabupaten Probolinggo telah memahami dengan jelas tugas dan fungsi organisasi sehingga setiap pegawai memiliki persepsi yang sama dalam mencapai kinerja organisasi.

b. Aspek Sumber Daya Manusia

  Evaluasi organisasi terhadap aspek SDM meliputi lima pernyataan dengan Kesimpulan bahwa secara umum KPU Kabupaten Probolinggo belum sepenuhnya menerapkan merit

  

sistem pada pola pembinaan pegawainyaNamun, jika dilihat lebih jauh lagi pada pernyataan

  yang ada, maka terdapat beberapa point penting yang menjadi kekuatan KPU Kabupaten Probolinggo sebagai organisasi publik dan dapat diuraikan sebagai berikut:

   Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo memiliki sumber daya manusia yang cukup dengan berbagai latar belakang pendidikan dan usia.  Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo telah berupaya melakukan pembinaan sampai dengan purna tugas, khususnya pembinaan dalam peningkatan kompetensi pegawai melalui pemberian izin tugas belajar, diklat, sosialisasi, studybanding/benchmarking, dan sebagainya.  Organisasi dapat memberikan sanksi, baik yang bersifat administratif maupun formil

  (perdata) terhadap setiap pegawai yang melanggar peraturan. Pemberian sanksi ini diperkuat dengan adanya Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang bertugas untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan pengaduan atau laporan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh anggota KPU Kabupaten Probolinggo.

  Evaluasi organisasi terhadap aspek kepemimpinan secara umum KPU Kabupaten Probolinggo telah menerapkan praktik kepemimpinan yang adaptif, responsif dan komunikatif.Adapun hasil analisis lebih lanjut atas kekuatan aspek kepemimpinan dapat diuraikan sebagai berikut:

   Pimpinan organisasi, yakni Ketua dan Komisioner KPU Kabupaten Probolinggo memiliki visi yang kuat untuk membawa KPU Kabupaten Probolinggo kearah lebih baik.  Pimpinan organisasi mampu melakukan shared vision sampai pada jenjang organisasii terendah.

   Pimpinan organisasi dapat menciptakan suasana kondusif untuk terciptanya komunikasi organisasi yang efektif dan memiliki kemampuan dalam mengelola sumber daya organisasi dengan baik.  Pimpinan organisasi telah memperkuat rasa saling percaya dan saling menghormatii antar seluruh elemen organisasi.  Pimpinan organisasi berupaya mewujudkan budaya kerja organisasi yang produktif dengan menegakkan disiplin, integritas dan komitmen untuk seluruh pegawai.  Pimpinan berupaya membangun reputasi dan pengakuan publik atas eksistensi organisasi.  

  

  d. Aspek Perencanaan dan Anggaran

  Evaluasi organisasi terhadap aspek perencanaan dan anggaran meliputi empat pernyataan bahwa secara umum KPU Kabupaten Probolinggo telah berhasil membuat perencanaan kegiatan dan pengelolaan anggaran yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Adapun hasil analisis lebih lanjut atas kekuatan aspek perencanaan dan anggaran dapat diuraikan sebagai berikut:

   Proses perencanaan kegiatan dan anggaran dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif seluruh elemen organisasi.  Tata kelola anggaran memenuhi asas transparansi dan akuntabilitas.  Pengelolaan anggaran dilakukan dengan menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).  Program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan proses politik memperoleh porsi anggaran yang besar dalam 2 (dua) tahun terakhir. Hal ini berguna untuk memperkuat tugas dan fungsi organisasi sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang kredibel.

  

  e. Aspek Business Process dan Kebijakan

  Hasil evaluasi terhadap aspek business process dan kebijakan KPU Kabupaten Probolinggo yang merupakan potensi dan/atau kekuatan organisasi dalam kurun waktu lima tahun ke depan dapat disimpulkan bahwa secara umum KPU Kabupaten Probolinggo telah menerapkan tatalaksana dan kebijakan yang dapat diterima oleh semua pihak.Adapun hasil analisis lebih lanjut atas kekuatan aspek business process dan kebijakan dapat diuraikan sebagai berikut:

   Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo berupaya melakukan identifikasi, membuat dan mendokumentasikan mekanisme/tatalaksana kerja. Disamping itu Organisasi mereviu dan memperbaiki mekanisme/tatalaksana serta melaksanakan perbandingan berdasarkan evaluasi periodik dan masukan dari berbagai stakeholders

   Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo telah berhasil melaksanakan SOP serta membuat peraturan yang jelas dan mudah dipahami.  Perumusan kebijakan melibatkan seluruh komponen terkait baik secara internal maupun eksternal.  Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo berupaya membangun mekanisme monitoring pelaksanaan kebijakan organisasi dengan baik.  Revisi dan perbaikan terhadap kebijakan organisasi sudah dilakukan secara cepat dan tepat.

  f. Aspek Dukungan Infrastruktur dan Teknologi Informasi

  Evaluasi organisasi terhadap aspek dukungan infrastruktur dan teknologi informasi meliputi tiga pernyataan dan dapat disimpulkan bahwa secara umum KPU Kabupaten Probolinggo membutuhkan dukungan infrastruktur yang memadai dan teknologi informasi yang tepat guna.Adapun hasil analisis lebih lanjut atas potensi aspek dukungan infrastruktur dan teknologi informasi dapat diuraikan sebagai berikut:  Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo belum memiliki aset berupa tanah dan gedung.

   Dukungan teknologi informasi yang tepat guna mampu meningkatkan kinerja organisasi.  Teknologi informasi yang digunakan oleh organisasi dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada stakeholders.

  g. Aspek Hubungan dengan Stakeholders

  Evaluasi organisasi terhadap aspek hubungan dengan stakeholders meliputi lima pernyataan dan dapat disimpulkan bahwa secara umum KPU Kabupaten Probolinggo telah berhasil membina hubungan baik dengan stakeholders-nya.Adapun hasil analisis lebih lanjut atas potensi aspek hubungan dengan stakeholders dapat diuraikan sebagai berikut:

   Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo telah berupaya memenuhi harapan stakeholder’s sehingga mereka puas dengan kinerja organisasi.  Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo berupaya membangun brand image yang disukai oleh stakeholders.  Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo berupaya memberikan program-program yang riil dan strategis kepada stakeholder’s yang ada.

  

1.2.2. Permasalahan

  Dalam melaksanakan tugas dan fungsi menyelenggarakan pemilu, KPU Kabupaten Probolinggo dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik yang datang dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi. Dimensi permasalahannya pun beragam, mulai dari yang bersifat konstitusional, institusional sampai dengan operasional. Oleh karena itu, proses identifikasi dan diagnosis terhadap permasalahan yang ada merujuk pada kondisi faktual KPU Kabupaten Probolinggo. Adapun permasalahan KPUKabupaten Probolinggo berdasarkan dimensi prosesnya dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Kelembagaan

   Permasalahan hubungan mekanisme kerja antar lembaga pemerintah yang kurang bersinergi, antara lain dengan Panwaslu dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggomenyangkut masalah kebijakan penyelenggaraan pemilu dan daftar pemilih dalam pemilu;

   Beban kerja antar unit organisasi belum seimbang sehingga masih terdapat unit kerja yang memiliki volume pekerjaan yang cukup besar sementara masih terdapat unit kerja yang beban tugasnya kurang memadai sebagai suatu unit kerja organisasi.  Proses internalisasi peraturan dan budaya kerja organisasi masih lemah; dan  Kebijakan dalam bentuk peraturan seringkali mengalami perubahan dalam waktu yang berdekatan.

  2. Sumber Daya Manusia

   SebagianPNS di KPUKabupaten Probolinggo merupakan tenaga yang diperbantukan (DPK) sehingga menimbulkan beberapa masalah, diantaranya :  Ketergantungan KPU Kabupaten Probolinggo kepada pemerintah daerah maupun pusat atas tenaga PNS terkait baik dalam posisi staf maupun pejabat sangat besar. Komposisi tersebut menimbulkan permasalahan dalam praktik, misalnya dua hari sebelum pemilihan umum masih juga ada penggantian pegawai yang menyulitkan bagi KPU Kabupaten Probolinggo untuk meningkatkan kinerja mereka.

   Adanya loyalitas ganda dari PNS terkait, dimana kepatuhan dan pertanggungjawaban kinerja bukan kepada KPU tetapi kepada atasan di instansi asal.  Jumlah dan komposisi pegawai belum sesuai dengan tugas, fungsi dan beban kerjanya.

  Perbandingan antara jumlah pegawai dan beban kerjanya belum proporsional. Sedangkan komposisi pegawai dilihat dari latar belakang pendidikan masih beberapa pegawai lulusan SMU dan SLTP sederajat.

   Adanya disparitas kompetensi pegawai antara pusat dan daerah,. Disamping itu, kompetensi pegawai belum sesuai dengan kebutuhan organisasi dan beban kerja pegawai.  Sistem reward terhadap pegawai belum memadai sehingga secara tidak langsung mempengaruhi kinerja pegawai.

  3. Kepemimpinan

  Masih adanya perbedaan persepsi antara komisioner dengan Sekretariat KPU Kabupaten Probolinggo perihal ketatalaksanaan penyelenggaraan pemilu sehingga proses pengambilan keputusan menjadi lambat.

  4. Perencanaan dan Anggaran

   Anggaran yang tersedia belum memadai bagi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, khususnya anggaran untuk program penguatan kelembagaan demokrasi dan perbaikan proses politik.  Implementasi dari perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja dan evaluasi kinerja belum terintegrasi dalam suatu sistem manajemen kinerja organisasi.

  Hal ini ditandai dengan kualitas laporan akuntabilitas kinerja organisasi yang masih berpredikat CC.  Sistem pengawasan atas pengelolaan anggaran negara masih lemah dimana penyajian atas laporan keuangan organisasi masih mendapatkan opini Wajar Dengan

  Pengecualian (WDP) oleh BPK.

  5. Business Process dan Kebijakan  Belum efektifnya penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang ada.

   Organisasi KPU Kabupaten Probolinggo belum menyusun seluruh standar pelayanan publik (SPP) atas setiap jenis layanan yang berikan.  Revisi dan perbaikan terhadap kebijakan organisasi belum dilakukan secara cepat dan tepat.

   Inovasi dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi masalah belum sepenuhnya dilakukan.

  6. Dukungan Infrastruktur dan IT

   Sarana dan prasarana kerja yang tersedia belum mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.  Status kepemilikan atas tanah, bangunan gedung dan gudang KPU Kabupaten

  Probolinggo masih dimiliki oleh pemerintah daerah setempat. Hal ini belum mendukung sifat kelembagaan KPU yang tetap. Disamping itu, kantor KPU Kabupaten Probolinggo setiap saat dapat dipindahkan sesuai dengan kewenangan Pemda sebagai pemilik tanah dan bangunan.

  7. Hubungan dengan Stakeholders

   Adanya gugatan atas hasil pemilu yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu indikator ketidakpercayaan masyarakat atas kinerja KPUKabupaten Probolinggo. 

  Stakeholder’s belum sepenuhnya memahami mekanisme kerja yang dibangunoleh KPU

  Kabupaten Probolinggo karena fungsi penerangan kepada masyarakat yang ada di KPU Kabupaten Probolinggo masih lemah.  Konsolidasi diantara lembaga penyelenggara pemilu belum dilaksanakan dengan efektif.