PENGARUH EFEKTIVITAS DEWAN KOMISARIS, DAN KOMITE AUDIT, STRUKTUR KEPEMILIKAN PERUSAHAAN, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PERATAAN LABA
PENGARUH EFEKTIVITAS DEWAN KOMISARIS, DAN KOMITE AUDIT, STRUKTUR KEPEMILIKAN PERUSAHAAN, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP PERATAAN LABA
Achmad Junaedi 1)
1). Program Studi Manajemen UNKRIS Alamat: Kampus UNKRIS, Jatiwaringin Jakarta Timur Email : Khoirina Farina 2) 2). Universitas TRILOGI
khoirina@universitas-trilogi.ac.id
Abstract: This study aims to determine the effect of the effectiveness of the role of board of directors, and audit committees, corporate ownership structure and quality audits of income smoothing practices. To identify companies that practice income smoothing using Eckel Index (Eckel, 1981). The effectiveness of the board of directors and audit committee was measured using a score based on the characteristics of independence, activity, number of members and competence (Herman, 2009). The hypothesis was tested using logistic regression study sample consisted of 125 companies listed in the Indonesia Stock Exchange in 2011. The results show a company owned and controlled by the family have a higher probability to perform income smoothing practices and companies owned by foreigners has more probability low for income smoothing practices. While the effectiveness of the board of directors and audit committee does not influence the practice of smoothing earnings
Kata kunci: Perataan laba, efektivitas dewan komisaris & komite audit, struktur kepemilikan dan kualitas audit
PENDAHULUAN
untuk memperhatikan laba dalam laporan laba rugi untuk keperluan pengambilan
Informasi laba merupakan informasi keputusan. Salah satu mekanisme yang potensial yang terkandung dalam laporan
sesuai untuk kepentingan investor adalah keuangan yang digunakan untuk menilai
mekanisme good corporate governance. kinerja manajemen, membantu estimasi
adanya mekanisme laba yang representatif dalam jangka
Dengan
corporate governance yang efektif diyakini panjang dan menaksir risiko investasi dan
akan membatasi pengelolaan laba yang kredit atau meminjamkan dana. Hal ini
oportunistik oleh manajemen (Siregar dan menyebabkan
Utama, 2005). Pemerintah Indonesia telah cenderung untuk memperhatikan laba
menunjukkan komitmennya terhadap dalam laporan laba rugi untuk keperluan
pelaksanaan good corporate governance pengambilan keputusan. Praktik perataan
dengan cara menerapkan undang-undang. laba merupakan praktik yang dilakukan
Salah satu contoh adalah UU No. 8 tahun manajer untuk mengurangi fluktuasi laba
1995 pasal 3 tentang Pasar Modal yang dilaporkan dan meningkatkan
menyatakan bahwa Bapepam-LK bertugas kemampuan manajer untuk meramalkan
membina, mengatur, dan mengawasi arus kas di masa yang akan datang. Hal ini
kegiatan pasar modal dan bertanggung menyebabkan para investor cenderung
jawab kepada Menteri. Bursa Efek
Indonesia juga berkomitmen dalam menyebabkan berkurangnya konflik agensi melaksanakan corporate governance yaitu
antara pemegang saham dan kreditur, dengan mengeluarkan peraturan Pencatatan
dimana kreditur menganggap kepemilikan Efek No I-A Tentang Ketentuan Umum
keluarga lebih mementingkan kreditur. Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa
Karena itu pada perusahaan dengan (Lampiran
II Kep-305/BEJ/07-2004) kepemilikan keluarga yang tinggi memiliki mengenai keharusan adanya komisaris
kecenderungan yang rendah untuk independen dalam dewan komisaris
kecurangan daripada perusahaan, komite audit, dan sekretaris
melakukan
perusahaan dengan kepemilikan keluarga perusahaan.
yang rendah. Leuz et al. (2010) Efektivitas dari peran dewan
menyatakan bahwa perusahaan asing komisaris dan komite audit di pengaruhi
berhubungan negatif dengan manajemen oleh beberapa karakteristik seperti
laba.
auditor merupakan menyatakan bahwa kompetensi dari
penelitian sebelumnya, Xie et al. (2003),
Reputasi
penilaian terhadap kualitas auditor dalam anggota dewan komisaaris independen
melakukan audit. Kualitas audit dapat merupakan faktor penting untuk efektivitas
dipenuhi jika audit dilakukan auditor peran dari dewan komisaris. Kompetensi
kompeten dan independen. Penelitian monitoring dari anggota dewan yang
Siregar dan Utama (2005), menyatakan independen akan dipengaruhi oleh
semakin tinggi kualitas audit maka pengalaman pengetahuan, latar belakang
semakin kecil pengelolaan laba yang pendidikan yang dimiliki oleh anggota
oportunis. Jika pengelolaan laba tersebut dewan. Perangkat lain untuk mendukung
efisien maka akan terjadi sebaliknya. terlaksananya corporate governance adalah
Tujuan dari penelitian ini adalah komite audit yang merupakan bagian
untuk mengetahui pengaruh efektivitas pendukung pelaksanaan tugas dewan
dewan komisaris dan komite audit, komisaris. Anderson et al . (2003)
kepemilikan keluarga dan kualitas audit menemukan bahwa komite audit dengan
terhadap praktik perataan laba. Penelitian jumlah anggota yang kecil memiliki
ini diharapkan dapat memberikan informasi kandungan informasi laba yang lebih
tambahan bagi investor dalam menilai tinggi.
keandalan laporan keuangan dengan menyimpulkan bahwa adanya ahli
menilai informasi akuntansi (accounting expert) di komite
terlebih
dahulu
karakteristik struktur corporate governance audit berpengaruh signifikan dan positif
sehingga kualitas keputusan investor yang terhadap kualitas laporan keuangan.
diambil dapat menjadi lebih baik dan Struktur kepemilikan dalam suatu
memberikan informasi bagi regulator perusahaan
sebagai pertimbangan dalam membuat mekanisme
akan
mempengaruhi
kebijakan atau regulasi di masa yang akan perusahaan
pengendalian
dalam
datang yang berkaitan dengan praktik pengendalian atas praktik pengelolaan laba
tersebut,
termasuk
perataan laba.
di perusahaan. Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh pada corporate governance. Hasil penelitian Siregar dan Utama (2005) menyimpulkan bahwa perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga mempunyai struktur yang
KAJIAN TEORI
Hubungan Dewan Komisaris dan Perataan Laba
Perataan Laba
Dewan komisaris memegang peranan Menurut Cahan et al. (2008),
yang sangat vital. Dalam proses pelaporan perataan laba merupakan salah satu jenis
keuangan, dewan komisaris membutuhkan dari tindakan manajemen laba. Tujuannya
informasi yang akurat agar dapat adalah untuk mengurangi variasi periodik
memonitor kinerja manajer secara efektif laba dari waktu ke waktu. Penelitian
dan efisien
Schroeder (2009), praktik perataan laba
merupakan praktik umum yang dilakukan
Independensi Dewan Komisaris
independensi dewan turunnya (fluktuasi) laba, yang diharapkan
manajer untuk mengurangi perubahan naik
Definisi
komisaris adalah anggota dari dewan mempunyai pengaruh yang bermanfaat
komisaris yang berasal dari pihak luar bagi evaluasi kinerja manajemen.
perusahaan. Penelitian Cornett et al. (2009), independent board efektif dalam
Agency Theory
mengurangi manajemen laba ketika Jensen dan Meckling (1976) dalam
komisaris independen merupakan minoritas teori keagenan (agency theory), yang
dalam dewan komisaris. Penelitian disebut dengan principal adalah pemegang
Dimitropoulos dan Asteriou (2010), saham atau pemilik dan agent adalah
perusahaan dengan proporsi anggota board manajer yang mengelola perusahaan.
independen yang tinggi akan melaporkan Secara umum tujuan manajemen dan
laba yang berkualitas tinggi dibandingkan pemegang saham biasa tidak berbeda.,yaitu
dengan perusahaan yang mempunyai memaksimumkan
proporsi anggota independen rendah. Ini menaikkan pertumbuhan pendapatan serta
keuntungan
dan
berarti bahwa semakin tinggi proporsi harga saham perusahaan.
dewan komisaris yang independen akan semakin kecil
kemungkinan untuk
Corporate Governance
manajemen laba yang Organization
melakukan
oportunistik. sehingga lebih efektif dan Cooperation and Development (OECD)
of
Economic
lebih independen dalam melaksanakan melihat corporate governance sebagai
fungsi pengawasan terhadap manajemen. suatu sistem dimana sebuah perusahaan
atau entitas bisnis diarahkan dan diawasi.
Aktivitas Dewan Komisaris
Sejalan dengan itu, maka struktur dari
Dewan
komisaris yang aktif
mengadakan pertemuan secara rutin, distribusi hak-hak dan tanggungjawab dari
corporate governance menjelaskan
sehingga mengetahui permasalahan lebih masing-masing pihak yang terlibat dalam
dini dan melakukan pengawasan lebih sebuah bisnis, yaitu antara lain dewan
sistematis. Hasil penelitian Xie et al. komisaris, direksi, manajer, pemegang
(2003) dan Zhou dan Chen (2004), dewan saham serta pihak-pihak lain yang terkait
board yang sering mengadakan rapat akan sebagai pemangku kepentingan.
mengurangi terjadinya manajemen laba.
Anderson et al. (2003) menguji pengaruh
dari aktivitas dewan yang diukur dengan
jumlah rapat dengan earnings response coefficient , dan hasil temuannya, yaitu
terdapat pengaruh yang positif dan terdapat pengaruh yang positif dan
mempersempit ruang gerak manajer dalam independen dan frekuensi rapat dewan
melakukan manipulasi laba. yang berpengaruh terhadap kandungan informasi laba.
Independensi Komite Audit
Faktor penting yang memungkinkan
Jumlah Anggota Dewan Komisaris
menjalankan fungsi Menurut Pedoman Umum Good
komite
audit
pengawasan atas laporan keuangan dengan Corporate Governance Indonesia (KNKG,
efektif adalah apabila komite audit bersifat 2006), jumlah anggota dewan komisaris
independen. Zhou dan Chen (2004) harus disesuaikan dengan kompleksitas
bukti empiris bahwa perusahaan dengan tetap memperhatikan
memberikan
independensi komite audit memiliki peran efektivitas dalam pengambilan keputusan.
penting untuk membatasi tindakan Jumlah anggota dewan merupakan faktor
manajemen laba pada bank-bank yang penting dalam efektivitas peran dewan.
termasuk manajemen laba tinggi. Xie et al Penelitian Uadiale (2010), perusahaan
(2003) menemukan bahwa independensi dengan jumlah anggota dewan komisaris
komite audit memiliki pengaruh negatif yang besar akan lebih efektif melakukan
terhadap kemungkinan adanya manajemen pengawasan, sehingga dapat meningkatkan
laba di perusahaan.
kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai
Aktivitas Komite Audit
jumlah anggota dewan komisaris yang Penelitian Anderson et al. (2003), lebih sedikit.
Xie et al. (2003), dan Zhou dan Chen (2004) menemukan komite audit yang
Kompetensi Dewan Komisaris
mengadakan rapat minimal empat kali Penelitian Xie et al . (2003)
dalam setahun memiliki pengaruh negatif menyatakan bahwa kompetensi dari
terhadap terjadinya restatement laporan anggota dewan independen merupakan
keuangan.
faktor penting untuk efektivitas peran
dewan. Kompetensi monitoring dari
Jumlah Anggota (Size) Komite Audit
anggota board yang independen akan Menurut KNKG (2006) jumlah dipengaruhi oleh pengalaman pengetahuan,
anggota komite audit harus disesuaikan latar belakang pendidikan yang dimiliki
dengan kompleksitas perusahaan dengan oleh anggota dewan komisaris. Hasil
tetap memperhatikan efektivitas dan penelitian Xie et al. (2003) menyatakan
keputusan. Penelitian adanya pengaruh yang negatif dari latar
pengambilan
Anderson et al. (2003), komite audit belakang pengetahuan yang dimiliki dewan
dengan jumlah anggota yang lebih kecil board mengenai perusahaan dan keuangan
memiliki kandungan informasi laba yang terhadap manajemen laba.
lebih tinggi. Zhou dan Chen (2004) menyatakan bahwa jumlah anggota komite
Hubungan Komite Audit Dengan
audit memiliki peran penting untuk
Perataan Laba
mencegah manajemen laba pada bank yang Komite audit memiliki peranan
high manajemen laba.
penting dalam penerapan good corporate governance di perusahaan. Komite audit akan mengawasi setiap keputusan yang
Kompetensi Komite Audit
melakukan manajemen laba. Namun Tugas komite audit pada umumnya
efektivitas monitoring komite audit lebih banyak berhubungan dengan proses
menjadi berkurang secara signifikan penyusunan laporan keuangan dan audit.
apabila ada anggota keluarga yang duduk Oleh karena itu sangat dibutuhkan orang
di dewan komite audit, khususnya apabila yang memiliki pengalaman ataupun latar
anggota-anggota keluarga mendominasi belakang
akuntansi dan keuangan. dewan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh Penelitian Xie et al. (2003), menyatakan
loyalitas dari anggota komite audit bahwa latar belakang keuangan komite
terhadap anggota keluarga yang telah audit dapat menurunkan manajemen laba di
menunjuk mereka untuk duduk di dewan. perusahaan. Zhou dan Chen (2004) tentang
Hermawan (2009), dalam penelitiannya pengaruh karakteristik dewan direktur dan
menyatakan bahwa perusahaan yang komite audit terhadap manajemen laba di
dikendalikan dan dimiliki oleh keluarga bank komersial yang diukur berdasarkan
mempunyai earnings response coefficient loan loss provision . Hasil penelitiannya
(ERC) yang lebih rendah dibandingkan expertise anggota komite audit dalam
perusahaan lain.
government memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba.
Kepemilikan Asing dan Perataan Laba
Proporsi kepemilikan saham oleh
Kepemilikan Keluarga dan Perataan
pihak asing adalah jumlah saham
laba
perusahaan yang dimiliki oleh pihak asing. Hasil penelitian Siregar (2005),
Penelitian Leuz et al. (2010), perusahaan perusahaan publik di Indonesia yang
asing berhubungan negatif dengan dikendalikan
manajemen laba. Torres et al. (2010) agensinya lebih baik jika dibandingkan
penelitiannya di Brazil menyimpulkan perusahaan yang dikontrol oleh publik.
tidak berpengaruh Perusahaan yang dikendalikan oleh keluarga
pemodal
asing
signifikan terhadap praktik perataan laba. memiliki mekanisma kontrol yang efektif,
sehingga dapat menurunkan keinginan
Kualitas Audit dan Perataan Laba
manager untuk melakukan manipulasi Tujuan dari audit laporan keuangan terhadap laporan keuangan (Ali et al., 2007).
adalah memberikan kepastian mengenai Setia et al. (2008) mengungkapkan pula
integritas dari laporan keuangan yang
bahwa perusahaan keluarga di Australia
disajikan oleh pihak manajemen. Kepastian memiliki kualitas laba yang lebih rendah
mengenai relavansi dan keandalan dari dibandingkan perusahaan bukan keluarga.
laporan keuangan perusahaan sangat Kualitas laba yang rendah diakibatkan oleh
diperlukan untuk membantu pihak perilaku
eksternal dalam mengambil keputusan mendapatkan manfaat privat melalui
bisnis. Dahlan (2009) menemukan bukti kemampuan kontrol yang lebih tinggi pada
empiris bahwa kualitas audit berhubungan perusahaan keluarga.
negatif dengan praktik manajemen laba Hasil penelitian Jaggi dan Leung
perusahaan, tetapi hubungannya tergolong (2007) di Hong Kong, komite audit yang
lemah.
dibentuk di negara-negara dengan Penelitian Francis dan Wang (2008)
konsetrasi kepemilikan
keluarga,
meneliti pengaruh audit oleh auditor big 4 memainkan peranan yang sangat penting
dan perlindungan investor pada kualitas dalam membatasi sikap manajerial untuk
laba dengan sampel internasional. Hasil laba dengan sampel internasional. Hasil
Oleh sebab itu apabila peran komite audit menggunakan auditor big 4 lebih tinggi
benar-benar efektif, seharusnya akan dibandingkan dengan perusahaan yang
mencegah terjadinya praktik perataan laba menggunakan auditor non big 4 ketika
yang tidak terkontrol. Efektivitas komite perlindungan investor di negara tersebut
oleh beberapa lebih kuat. Debosky dan Jiang (2012)
audit
dipengaruhi
karakteristik yang telah dibuktikan oleh menyatakan
bahwa
keahlian audit
peneliti-peneliti sebelumnya, (Xie et al.,
2003; Dhaliwal et al., 2007), yaitu menghambat manajemen laba. Penelitian
mempunyai peran monitoring dalam
independensi, aktivitas, jumlah anggota, Ahmad dan Mansur (2009) di Malaysia,
kompetensi komite audit. Hipotesis bahwa perataan laba yang dilakukan oleh
penelitian yang kedua adalah: H 2a :
pihak manajemen perusahaan dipengaruhi
Efektivitas komite audit memiliki
oleh nama dari auditor independennya,
pengaruh negatif terhadap probabilita
semakin bagus nama auditor yang
melakukan praktik perataan laba.
mengaudit suatu perusahaan, maka Perusahaan yang dikendalikan dan semakin kecil kemungkinan terjadinya
dimiliki oleh keluarga memiliki mekanisma perataan laba di perusahaan tersebut.
yang efektif, sehingga dapat menurunkan Gusnadi dan Budiharta (2008), auditor
manager untuk melakukan dengan ukuran KAP tidak berpengaruh
keinginan
manipulasi terhadap laporan keuangan (Ali et terhadap praktik perataan laba.
al. 2007). Namun efektivitas monitoring komite audit menjadi berkurang secara
PENGEMBANGAN HIPOTESIS signifikan apabila ada anggota keluarga
yang duduk di dewan komite audit. Dewan
komisaris
bertugas
Hipotesis penelitian ketiga adalah: H 3a :
mengawasi kebijaksanaan direksi dalam
Perusahaan
yang
dimiliki dan
menjalankan perusahaan dan memberikan
dikendalikan oleh keluarga memiliki
nasehatnya. Efektivitas pelaksanaan tugas
probabilita perataan laba lebih tinggi
dewan komisaris terbukti dipengaruhi oleh dari perusahaan lainnya. beberapa karakteristik, yaitu independensi,
Perusahaan dengan kepemilikan aktivitas, size dan kompetensi dewan
cenderung melakukan komisaris (Dhaliwal, 2007; Xie et al.,
yang lebih luas dibandingkan dengan perusahaan dengan
perusahaan memiliki skor efektivitas kepemilikan non asing, karena perusahaan dewan komisaris yang tinggi berarti peran
dengan kepemilikan asing cenderung pengawasan dewan komisaris diharapkan
memiliki teknologi yang cukup, sehingga efektif untuk mencegah dilakukannya
mendukung terciptanya sistem informasi manajemen yang lebih efisien. Yusuf dan
praktik perataan laba. Maka hipotesis
penelitian yang pertama adalah: H 1a :
Soraya (2004) di Indonesia menemukan
Efektivitas dewan komisaris memiliki
bahwa perusahaan non asing lebih banyak
pengaruh negatif terhadap probabilita
melakukan
praktik
perataan laba
melakukan praktik perataan laba.
dibandingkan dengan perusahaan asing. Hipotesis penelitian yang keempat adalah:
Komite audit merupakan organ dari dewan komisaris yang bertugas membantu
H 4a : Perusahaan dengan kepemilikan
dewan komisaris dalam pengawasan
asing memiliki probabilita lebih kecil asing memiliki probabilita lebih kecil
menentukan status perataan
dibanding perusahaan lainnya
laba digunakan indeks Eckel Penelitian Ahmad dan Mansur (2009)
(1981). Kriteria perusahaan di Malaysia menyatakan bahwa perataan
melakukan atau tidak laba yang dilakukan oleh pihak manajemen
melakukan perataan laba perusahaan dipengaruhi oleh nama dari
(1) perusahaan auditor independennya, semakin bagus
adalah
dianggap melakukan praktik nama auditor yang mengaudit suatu
perataan laba apabila indeks perusahaan,
perataan laba lebih kecil kemungkinan terjadinya perataan laba di
daripada 1 (CV∆S > CV∆I), perusahaan tersebut. Maka hipotesis
(2) perusahaan dianggap
penelitian yang kelima adalah: H 5a :
tidak melakukan praktik
Perusahaan yang diaudit oleh KAP big
perataan laba apabila indeks
four memiliki probabilita lebih kecil
perataan laba lebih besar
untuk melakukan praktik perataan laba
daripada 1 (CV∆S > CV∆I).
disbanding perusahaan lainnya.
Berikut ini income smoothing ratio menurut Eckel (1981):
METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini difokuskan pada
seluruh perusahaan-perusahaan yang listing SCOREBD :Skor efektivitas dari dewan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
komisaris (terdiri dari 2006 sampai 2011. Pemilihan sampel
karakteristik independensi, menggunakan metode purposive sampling. aktivitas,
size dan Penelitian ini menggunakan model
kompetensi) logit, karena variabel dependen yang
SCOREAC :Skor efektivitas dari dewan digunakan merupakan variabel binary atau
komite audit (terdiri dari dummy . Berikut ini adalah model penelitian
karakteristik aktivitas, size dengan menggunakan regresi logistik:
dan kompetensi) FAMOWN :Perusahaan
yang dikendalikan dan dimiliki
oleh kelaurga, menggunakan variabel dummy (1,0) adalah
1 apabila perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan
keluarga dengan Keterangan :
oleh
proporsi kepemilikan > 50% dan 0 apabila proporsi
IS :Income Smoothing atau kepemilikan < 50%. perataan laba menggunakan
FOREIGN :Perusahaan yang dimiliki variabel dummy (1,0), diberi
oleh asing. Menggunakan nilai 1 apabila perusahaan
variabel dummy, diberi nilai 1 melakukan praktik perataan
jika proporsi kepemilikan laba
modal asing >50% dan 0 jika perusahaan tidak melakukan
dan
0 apabila
proporsi kepemilikan modal praktik perataan laba. Untuk
asing < 50%.
KAP :Kualitas audit menggunakan rata-rata size dewan komisaris memiliki variabel dummy (1,0), nilai 1
karakteristik size yang cukup baik. Untuk apabila
kategori kompetensi memperoleh nilai rata- menggunakan jasa KAP big 4
perusahaan
rata adalah 10.34 berarti nilai tersebut dan 0 apabila perusahaan
berada di atas nilai Fair, yaitu 8. Nilai tidak menggunakan jasa KAP
tersebut mencerminkan bahwa dewan big 4 .
komisaris memiliki kompetensi yang relatif SIZE
:Ukuran (size) perusahaan cukup baik. Secara total, skor rata-rata diukur dengan total aset
dewan komisaris adalah 36.87, sedikit perusahaan
diatas nilai Fair, yaitu 34 (17 pertanyaan LVRG
dikalikan dengan nilai 2). Sehingga dengan debt to total asset
disimpulkan bahwa dewan komisaris pada yang diperoleh melalui total
observasi penelitian secara rata-rata utang dibagi dengan total
memiliki efektifitas pada tingkatan sedang asset.
Nilai rata-rata karakteristik aktivitas PROFIT
:Profitabilitas diukur dengan komite audit (tabel 2 lampiran) adalah return on asset (ROA).
sebesar 18.89, yaitu di atas sedikit dari nilai Fair, yaitu 16. Berarti secara rata-rata
HASIL DAN PEMBAHASAN
komite audit memiliki aktivitas yang baik. Perusahaan yang melakukan praktik
Analisis Statistik Deskriptif Efektivitas
perataan laba memiliki nilai rata-rata skor
Dewan Komisaris dan Komite Audit
aktivitas yang sama dengan perusahaan Prosedur seleksi sampel berdasarkan
tidak melakukan perataan laba. Nilai rata- kriteria sebelumnya menghasilkan sampel
rata untuk kategori size komite audit adalah sebanyak 125 perusahaan, terdiri dari 61
2.14, yaitu di atas sedikit dari nilai Fair. perusahaan yang melakukan praktik
Artinya bahwa jumlah anggota komite perataan laba dan 64 perusahaan tidak
audit sudah sesuai dengan peraturan BEI melakukan perataan laba.
dan Bapepam dan LK, yaitu tiga orang. Skor efektivitas dewan komisaris
Untuk kategori kompetensi nilai rata-rata berisikan daftar pertanyaan yang berkaitan
adalah 4.79, berarti di atas nilai Fair¸ yaitu dengan karakteristik dewan komisaris
4. Artinya sebagian besar observasi disajikan pada tabel 1 (lampiran). Nilai
penelitian memiliki anggota komite audit rata-rata (mean) kategori independensi
yang berlatar belakang pendidikan adalah 10.67, berarti berada dibawah nilai
itu, nilai ini Fair , yaitu 12. Artinya rata-rata dewan
akuntansi.
Selain
mengindikasikan juga bahwa usia anggota komisaris
komite audit dalam observasi penelitian independensi yang kurang baik. Nilai rata-
memiliki
karakteristik
relative cukup muda. Secara keseluruhan rata (mean) untuk kategori aktivitas adalah
komite audit memiliki skor rata-rata 26
13.9, berarti nilai tersebut berada sedikit di berarti sedikit diatas nilai Fair, yaitu 22 (11 atas nilai Fair, yaitu 12. Artinya secara
pertanyaan dikalikan dengan nilai 2). Hal rata-rata dewan komisaris memiliki
ini mengindikasikan bahwa efektivitas karakteristik aktivitas yang cukup baik.
peran komite audit pada observasi
penelitian secara rata-rata berada pada komisaris adalah 2, nilai ini berarti sama
Nilai rata-rata kategori size dewan
tingkatan sedang.
dengan nilai Fair, yaitu 2. Artinya, secara Berdasarkan tabel 2 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba maupun dengan nilai Fair, yaitu 2. Artinya, secara Berdasarkan tabel 2 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba maupun
Analisis Uji Beda Skor Efektivitas
perataan laba memiliki rata-rata skor yang
Dewan Komisaris dan Komite audit
sama. Hal ini menunjukkan adanya Uji normalitas data dilakukan dengan efektivitas peran komite audit pada
tujuan untuk mengetahui sebaran data perusahaan.
normal atau tidak normal. Uji normalitas dilakukan melalui uji One Sample
Analisis Statistik Deskriptif Perusahaan
Kolmogorov Smirnov test . Hasilnya untuk
Yang Dikendalikan dan Dimiliki Oleh
variabel efektivitas dewan komisaris adalah
Keluarga, Kepemilikan Modal Asing
kategori independensi, size dan kompetensi
Dan Kualitas Audit
merupakan data tidak normal (p value lebih Tabel 3 pada lampiran menunjukkan
kecil dari 0,05), Sedangkan untuk komite bahwa sebagian besar struktur kepemilikan
audit adalah kategori aktivitas, size dan perusahaan di Indonesia dikendalikan dan
kompetensi. Kemudian dilakukan uji beda dimiliki oleh keluarga, yaitu sebesar 85
untuk variabel dewan komisaris, yang perusahaan atau 68% dari total keseluruhan
hasilnya menunjukkan bahwa kategori sampel. Perusahaan yang tidak melakukan
independensi, size dan kompetensi praktik perataan memiliki persentase lebih
memiliki P value lebih besar dari 0.05, besar dari perusahaan yang melakukan
artinya tidak ada perbedaan yang praktik perataan laba baik itu kepemilikan
signifikan antara perusahaan yang keluarga dibawah 50% ataupun diatas 50%.
perataan laba dengan Berdasarkan tabel 4 pada lampiran
melakukan
perusahaan yang tidak melakukan praktik menunjukkan distribusi perusahaan sampel
perataan laba. Uji beda juga dilakukan berdasarkan kepemilikan modal asing.
untuk komite audit. Hasil pengujian untuk Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa
kategori aktivitas, size dan kompetensi perusahaan dengan proporsi kepemilikan
memiliki p value lebih besar 0.05, artinya modal asing <50% dan melakukan praktik
tidak ada perbedaan yang signifikan antara perataan laba memiliki proporsi lebih besar
perusahaan yang melakukan praktik dari perusahaan yang tidak melakukan
perataan laba dengan perusahaan yang praktik
tidak praktik melakukan perataan laba. perusahaan dengan kepemilikan modal asing >50%, melakukan praktik perataan
PEMBAHASAN
laba memiliki proporsi lebih kecil dari
perusahaan tidak melakukan praktik Berdasarkan Hosmer Lemeshow dan perataan laba.
2 Log likelihood model menunjukkan Tabel 5 pada lampiran menunjukkan
sudah layak dan cukup baik, namun bahwa perusahaan dengan jasa KAP big4
menurut Omnibus Test model ini memiliki dan melakukan praktik perataan laba
variabel independen yang tidak dapat memiliki persentase yang lebih kecil
variabel dependennya. dibandingkan dengan KAP big4 tapi tidak
menjelaskan
Menurut Gujarati (2009) menyatakan melakukan praktik perataan laba. Akan
bahwa di dalam persamaan regresi logistik tetapi perusahaan dengan KAP non big4
biner, yang lebih diperhatikan dan dan melakukan praktik perataan laba
diutamakan adalah tanda koefisien yang memiliki persentasi yang lebih besar dari
diharapkan dan signifikansi dari koefisien perusahaan yang tidak melakukan praktik
tersebut, Goodness of fit berada pada perataan laba.
urutan kedua setelah signifikansi dan tanda urutan kedua setelah signifikansi dan tanda
untuk menyebabkan para komisaris Test yang tidak signifikan dapat diabaikan.
tersebut mendominasi Nilai Nagelkerke’s R square adalah
independen
kebijakan perusahaan. Hasil ini tidak sebesar 0,079 yang berarti variabilitas
mendukung hipotesis 1a. Penelitian ini perataan laba yang dijelaskan oleh variabel
konsisten dengan Gusnadi dan Budiharta independen (efektivitas dewan komisaris,
efektivitas komite audit, kepemilikan Namun penelitian ini tidak konsisten keluarga, kepemilikan asing, KAP,
dengan Marra et al. (2011), Xie et leverage dan profitabiltas) adalah sebesar
al. (2003), Jaggi et al. (2009). Tabel 7 pada 7,9%, sedangkan sisanya sebesar 92,1%
lampiran menunjukkan bahwa komite audit dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
tidak berpengaruh terhadap probabilita luar model penelitian.
terjadinya praktik perataan laba, terbukti Pengujian statistik dengan analisis
pada nilai p-value dari SCOREAC yang multivariat dengan menggunakan regresi
lebih besar dari alpha 10%. Hal ini berarti logistik (logistic regression). Berdasarkan
adanya komite audit yang efektif di tabel 15 pada lampiran maka model
mengurangi persamaan regresi adalah sebagai berikut:
perusahaan
tidak
kemungkinan terjadinya praktik perataan laba atas laporan keuangan. Dan ini tidak Ln (p/1-p) = IS i,t = α + β 1 SCOREBD i,t + β 2 mendukung hipotesis penelitian 2a. Hasil
SCOREAC i,t + β 3 FAMOWN i,t
penelitian ini konsisten dengan penelitian +β 4 FOREIGN i,t + β 5 KAP i,t + β 6 Gusnadi dan Budiharta (2008), dan SIZE i,t +β 7 LVRG i,t +β 8 PROFIT i,t Mehrazeen et al. (2012). Berbeda dengan
+e i, t hasil penelitian Marra et al. (2011) dan Xie et al. (2003). Variabel SCOREAC
Ln (p/1-p)= IS i,t = -1,766 + 1.569 SCOREBD i,t tidak berpengaruh terhadap praktik
perataan laba. Hal ini kemungkinan FAMOWN i,t - 0.587 FOREIGN i,t +
+ 0,186SCOREAC i,t + 0.668
disebabkan pembentukan komite audit 0.199LVRG i,t -0.792PROFIT i,t +e i,t
0.257KAP i,t + 0.011SIZE i,t -
hanya sebagai pemenuhan regulasi saja bukan berdasarkan kebutuhan. Ini terbukti
Berdasarkan tabel 7 pada lampiran dari hasil observasi dengan daftar checklist menunjukkan bahwa variabel SCOREBD
yang dilakukan penulis berdasarkan memiliki koefisien positif dan tidak
karakteristik aktivitas, size dan kompetensi. berpengaruh
Variabel FAMOWN pada tabel 7 terjadinya praktik perataan laba. Hal ini
terhadap
probabilita
pada lampiran memiliki koefisien positif berarti dewan komisaris yang efektif tidak
dan berpengaruh signifikan, dengan p- mengurangi kemungkinan adanya praktik
value lebih kecil dari (alpha) α = 10%. perataan laba atas laporan keuangan.
Hasil pengujian tersebut menunjukkan Menurut Siregar dan Utama (2005) karena
bahwa proporsi kepemilikan saham oleh pengangkatan
keluarga berpengaruh terhadap probabilita mungkin
komisaris
independen
terjadinya praktik perataan laba. Berarti pemenuhan regulasi saja tetapi tidak
semakin besar proporsi kepemilikan dimaksudkan untuk menegakkan Good
keluarga dapat meningkatkan probabilita Corporate Governance dan ketentuan
kemungkinan terjadinya praktik perataan minimum dewan komisaris independen
laba atas laporan keuangan, karena disebabkan banyaknya campur tangan. Ini laba atas laporan keuangan, karena disebabkan banyaknya campur tangan. Ini
perusahaan sulit untuk dan Hermawan (2009).
sehingga
memperoleh kredit sehingga manajer Untuk variabel FOREIGN memiliki
cenderung untuk tidak melakukan praktik koefisien
perataan laba. Hasil penelitian tidak signifikan, dengan p-value 0,069 lebih
negatif dan
berpengaruh
konsisten dengan Gusnadi dan Budiharta kecil dari alpha 10%. Hal ini berarti
(2008). Variabel PROFIT menunjukkan perusahaan publik di Indonesia yang
koefisien negatif dan tidak berpengaruh. dikendalikan oleh asing dapat mengurangi
Terbukti dengan p-valuenya lebih besar kemungkinan terjadinya praktik perataan
dari alphanya (10%). Artinya semakin laba. Hasil penelitian ini mendukung
tinggi tingkat profitabilitas perusahaan hipotesis
maka perusahaan akan cenderung untuk pengendalian oleh modal asing disebabkan
penelitian
4a. Pengaruh
tidak melakukan praktik perataan laba oleh pemodal asing cenderung memiliki
karena perusahaan tersebut akan semakin teknologi
publik, sehingga mendukung terciptanya sistem informasi
kemungkinan berusaha untuk tidak manajemen yang lebih efisien. Hasil
melakukan tindakan yang membahayakan penelitian ini mendukung penelitiannya
kredibilitas perusahaan. Hasil penelitian ini Yusuf dan Soraya (2004), Berbeda dengan
konsisten dengan penelitian Juniarti dan Torres et al. (2010).
Corolina (2005).
Kualitas audit menggunakan proxy KAP big 4 tidak berpengaruh terhadap
SIMPULAN DAN SARAN
probabilita adanya praktik perataan laba.
Hal ini terlihat pada nilai p-valuenya lebih Berdasarkan hasil pengujian empiris besar dari alphanya 10%, ini berarti
variabel efektivitas dewan komisaris dan perusahaan publik di Indonesia yang
komite audit dan kualitas audit tidak menggunakan jasa KAP big4 dan KAP non
berpengaruh secara signifikan terhadap big4 tidak ada kaitannya dengan terjadinya
laba. Sedangkan praktik perataan laba. Hasil penelitian tidak
praktik
perataan
perusahaan yang dikendalikan dan dimiliki mendukung hipotesis penelitian 5a. oleh keluarga dan kepemilikan asing
Penelitian ini konsisten Gusnadi dan berpengaruh terhadap adanya praktik Budiharta (2008) dan tidak konsisten
perataan laba. Untuk variabel kontrol, dengan penelitiannya Ahmad dan Mansur
yaitu ukuran perusahaan, leverage dan (2009).
profitabilitas , tidak berpengaruh terhadap Variabel SIZE tidak berpengaruh
probabilita adanya praktik perataan laba. terhadap praktik perataan laba, konsisten
Keterbatasan dan kelemahan dalam dengan Gusnadi dan Budiharta (2008).
penelitian ini antara lain: (1) rentang waktu SIZE tidak berpengaruh, karena untuk
yang digunakan dalam penelitian ini relatif negara berkembang seperti Indonesia,
singkat, (2) sampel digunakan dalam pemerintah
relatif sedikit, (3) perkembangan
kemungkinan adanya overlap data antara meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
perusahaan
untuk
variabel kepemilikan keluarga dengan Variabel LVRG (leverage)
kepemilikan asing, (4) kualitas audit berpengaruh terhadap praktik perataan
tidak
diproxy dengan ukuran KAP (big4 atau non laba, karena p-value dari LVRG lebih
big4 ), mungkin bukan merupakan proxy besar dari alphanya 10%. Hal ini big4 ), mungkin bukan merupakan proxy besar dari alphanya 10%. Hal ini
Economics, Vol. 68, pp. 263-285. mendorong arah riset akuntansi keuangan
Beasley,M. 1996. An Empirical Analysis dan tata kelola perusahaan yang baik untuk
of Relation Between the Board of menganalisis lebih lanjut mengenai
Director Composition and Financial variabel lain yang berpengaruh terhadap
Statement Fraud. The Accounting perataan laba, sehingga akan dapat
Review , Vol 71, No. 4, pp.443-465. mengatasi
Budiasih, Igan. 2009. Faktor-Faktor Yang terwujudnya good corporate governance.
Mempengaruhi Praktik Perataan Beberapa saran untuk pengembangan
Laba. Jurnal Akuntansi Bisnis. Vol penelitian ini adalah: (1) penelitian
4.No.1.
selanjutnya diharapkan mampu menambah Cahan, Steven F, Guoping Liu, & Jerry periode penelitian, (2) mampu menambah
Sun. 2008. Investor Protection, sampel agar efek dari mekanisme
Income Smoothing, and Earnings corporate
Journal of dirasakan dalam mengurangi adanya
governance dapat
lebih
Informativeness.
International Accounting Research, 7 praktik perataan laba di perusahaan, (3)
lebih memperjelas
Cornett, Marcia M., McNutt, Jamie dan kepemilikan keluarga dan asing, agar tidak
definisi
dari
Tehranian, Hassan. 2009. Corporate terjadi overlap data, dan (4) diharapkan
and Earning penelitian
Governance
Management at Large U.S. Bank pengukuran yang lain untuk mengukur
selanjutnya
menggunakan
Holding Companies. Journal of kualitas auditor seperti spesialisasi industri
Corporate Finance , 412-430. auditor.
Dahlan 2009. Analisis Hubungan Antara Kualitas Audit Dengan Diskresionary
DAFTAR PUSTAKA
Akrual Dan Kebebasan Auditor. Work Paper Accounting and Finance.
Ahmad, A.C., dan Mansor, N, 2009. Board Debosky. David Gregory dan Jiang, Wei. Independnece, Ownership Structure,
2012. Earning Management and Audit Quality and Income Smoothing
Auditor Specialization in The Post Activities: A Study on Malaysian
Sox Era: An Examination of The Market
Banking Industry. Journal of Accounting and Auditing.
Banking and Finance , 36, 613-623. Ahmed, A.S., Duellman, S., 2007.
Dhaliwal, Dan., Vic Naiker., Farshid Accounting conservatism and board
Navissi., 2007. Audit Committee of director characteristics: An
Expertise, Corporate empirical analysis, Journal of
Financial
Governance and Accruals Quality: Accounting and Economics An Empirical Analysis. Journal of
Ali, A., T. Chen, dan S. Radhakrisnan. Accounting Research. 2007. Corporate Disclosure by
Dimitropoulos, P.A., dan Asteriou, D. Family Firms. Journal of Accounting
2010. The Effect of Board and Economics , Vol. 44: 238-286.
Composition on The Informativeness Anderson, Ronald C., Sattar A. Mansi, dan
and Quality of Annual Earning: David M. Reeb. 2003. Founding
Empirical Evidence from Greece. Family Ownership and The Agency
Research in International Business and Finance . Vol 24, 110-205
Eckel, N. 1981. The income smoothing Akuntansi dan Keuangan ,7(2), 148- hypothesis revisited. Abacus, 17(1),
28-40. Francis, J., Wang D. (2008). KNKG. (2006).Pedoman Umum GCG The Joint Effect of Investor
Leuz, Christian., Nanda, Dhananjay dan Protection and Big 4 Audit on
P.D. Wysocki 2010. Investor Earning Quality Around The World.
Protection
and Earnings
An International (Spring), 157-191.
ComtemporaryAccounting Research Management:
Comparison. Journal of Financial Francis, J., Wang D. 2008. The Joint Effect
Economic 69;505-527. of Investor Protection and Big 4
Marra, A. Mazolla, P dan Prencipe, A. Audit on Earning Quality Around
2011. Board Monitoring and The
Earnings Management Pre and Post Accounting Research (Spring), 157-
World.
Comtemporary
IFRS. The International Journal 191.
Accounting , 46; 205-230. Gusnadi dan Budiharta, Pratiwi 2008.
Mehrazeen, Aki Reza dan Mehrtash, Analisis Pengaruh Karakteristik
2012. Corporate Perusahaan Dan Penerapan Good
Mazuyeh.
Governance and Income Smoothing Corporate Governance Terhadap
in Iran. Journal of Basic and Applied Tindakan Perataan Laba Yang
Scientific Research . 2(4).3188-3194. Dilakukan Oleh Perusahaan Yang
Setia Atmaja, L., J. Haman, dan G. Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.
2008. Earnings Modus Vol. 20(2):126-138.
Tanewski.
Management, Board Independence Gujarati, D. 2009. Basic Econometrics.
and Family Ownership. Working McGraw-Hill Higher Education.
Papers: Social Science Research Hermawan, Ancella A. 2009. Pengaruh
Network.
Efektifitas Dewan Komisaris dan Schroeder, Richard G., Myrtle W. Clarck, Komite Audit, Kepemilikan Oleh
dan Jack M. Cathey. 2009. Financial Keluarga dan Peran Monitoring Bank
Accounting Theory and Analysis: Terhadap Kandungan Informasi
Text and Cases . John Wiley and Laba. Disertasi Fakultas Ekonomi
Sons, NJ.
Universitas Indonesia, Siregar, S.V dan S. Utama. 2005. Pengaruh Jaggi, B., Leung, S dan Gul, F. 2009.
Kepemilikan, Ukuran Family Control, Board Independence
Struktur
Perusahaan dan Praktik Corporate and Earnings Management: Evidence
Governance Terhadap Pengelolaan Based on Hongkong Firms. Journal
(Earnings management). of International Accounting Public
laba
Simposium Nasional akkuntansi VIII . Policy , 28, 281-300.
Solo. September. Hal 475-490. Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. 1976.
Torres, damiana., Bruni, L. Adriano., Theory of The Firm: Managerial
Martinez, Antonio Lopo., Rivera- Behavior,
Agency Costs and Castro, Anguel Miguel. 2010. Ownership Structure. Journal of
Ownership and Control Structure, Financial Economics 3: 305-360.
Corporate Governance and Income Juniarti, dan Corolina 2005. Analisa
Smoothing in Brazil. Working Faktor-faktor yang Berpengaruh
Paper.http:/www.ssrn.com. Terhadap Perataan Laba. Jurnal
Xie, B., W. N. Davidson II dan P. J. Dadalt. 2003 . “Earnings Management and
Corporate Governance: The Role of Jurnal Akuntansi dan Auditing The Board and The Audit
Indonesia. Volume 8. No.1. Committee”, Journal of Corporate
Zhou, Jian dan Ken Y. Chen. 2004. Audit Finance , 9; 295-316
Committee, Board Characteristics Yusuf, M dan Soraya. 2004. Faktor-Faktor
and Earning Management by Yang
Commersial Banks. Working Paper. Perataan Laba Pada Perusahaan Asing dan Non asing di Indonesia.
Tabel 1 Statistik Deskriptif Skor Efektivitas Dewan Komisaris
Kategori
Median Standar Pertanyaan *
6 No income
6 No income
1 No income
4 No income
Income smoothing
27 48 36.87 36 4.60 Skor Total
17 No income
* Setiap pertanyaan dapat memperoleh nilai 1 untuk nilai yang terendah dan 3 untuk nilai yang tertinggi
Tabel 2 Statistik Deskriptif Skor Efektivitas Komite Audit
*Jumlah Kategori Pertanyaan
Mean Median Standar Deviasi
8 24 18.84 20 3.6 Aktivitas
Income smoothing
8 No income smoothing
Income smoothing
1 3 2.17 2 0.42 Anggota
1 Income smoothing
Income smoothing
2 No Income smoothing
Income smoothing
Skor Total
11 No Income smoothing
* Setiap pertanyaan dapat memperoleh nilai 1 untuk nilai yang terendah dan 3 untuk nilai yang tertinggi
Tabel 3 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Perusahaan Yang Dikendalikan Dan Dimiliki Oleh Keluarga
Jumlah Observasi
No- % No IS Total % Total
IS
Observasi perusahaan
dengan
40 32% kepemilikan keluarga dibawah 50%
Observasi perusahaan
dengan
kepemilikan keluarga diatas 50%
85 68% dan keluarga merupakan pengendali
Jumlah total observasi
Tabel 4 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Perusahaan
Dengan Kepemilikan Modal Asing
Jumlah Observasi
Total % Total
Kepemilikan modal asing < 50%
Kepemilikan modal asing >50%
55 44% Jumlah total observasi
Tabel 5 Distribusi Perusahaan Sampel Berdasarkan Kualitas Audit
Jumlah Observasi Deskripsi
IS
% IS
No-IS % No-IS Total % Total
58 46.4% KAP non Big4
KAP Big4
Jumlah total observasi
Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Cox & Snell
Nagelkerke
McFadden R-
R Square
R Square
Tabel 7 Hasil Uji Model Regresi
Ln (p/1-p) = IS i,t =α+β 1 SCOREBD i,t +β 2 SCOREAC i,t +β 3 FAMOWN i,t +β 4 FOREIGN i,t +
β 5 KAP i,t +β 6 SIZE i,t +β 7 LVRG i,t +β 8 PROFIT i,t +e i,t
Variable exp.sign
Coefficient
Std. Error
z-Statistic Prob
-0.445601 0.32795 SCOREBD
C -1.765761
0.605525 0.2724 LOG(SIZE)
McFadden R-squared
0.488 S.D. dependent var
Mean dependent var
0.508735 Akaike info criterion
S.E. of regression
30.02208 Schwarz criterion
Sum squared resid
-84.09606 Hannan-Quinn criter.
Log likelihood
-86.60739 LR statistic
Restr. log likelihood
-0.672768 Prob(LR statistic)
Avg. log likelihood
Count R 2 0.4416
* Signifikan pada level α = 10% ( one-tailed )
Abstract: This study aims to determine the effect of the effectiveness of the role of board of directors, and audit committees, corporate ownership structure and quality audits of income smoothing practices. To identify companies that practice income smoothing using Eckel Index (Eckel, 1981). The effectiveness of the board of directors and audit committee was measured using a score based on the characteristics of independence, activity, number of members and competence (Herman, 2009). The hypothesis was tested using logistic regression study sample consisted of 125 companies listed in the Indonesia Stock Exchange in 2011. The results show a company owned and controlled by the family have a higher probability to perform income smoothing practices and companies owned by foreigners has more probability low for income smoothing practices. While the effectiveness of the board of directors and audit committee does not influence the practice of smoothing earnings
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas peran dewan komisaris, dan komite audit, struktur kepemilikan perusahaan dan kualitas audit terhadap praktik perataan laba. Untuk mengidentifikasi perusahaan yang melakukan praktik perataan laba menggunakan Indeks Eckel (Eckel,1981). Efektivitas dewan komisaris dan komite audit diukur menggunakan skor berdasarkan karakteristik independensi, aktivitas, jumlah anggota dan kompetensi (Hermawan, 2009). Hipotesis penelitian diuji menggunakan regresi logistik dengan sampel penelitian terdiri dari 125 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011. Hasil pengujian menunjukkan perusahaan yang dimiliki dan dikendalikan oleh keluarga memiliki probabilita lebih tinggi untuk melakukan praktik perataan laba dan perusahaan yang dimiliki oleh asing memiliki probabilita lebih rendah untuk melakukan praktik perataan laba. Sedangkan efektivitas dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba