PUBLIKASI HASIL RISET KESEHATAN UNTUK DAYA SAING BANGSA
ISSN 2581 - 2270 PROSIDING HEFA (HEALTH EVENTS FOR ALL)
PUBLIKASI HASIL RISET KESEHATAN UNTUK DAYA SAING BANGSA Kudus, 19 Agustus 2017 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Utama Kudus Tahun 2017
PROSIDING HEFA (Health Events for All)
Publikasi Hasil Riset Kesehatan untuk Daya Saing Bangsa
ISSN 2581 – 2270
Pengarah
Ketua STIKES Cendekia Utama Kudus
Penanggung Jawab
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus
Editors
Eko Prasetyo, S.KM, M.Kes David Laksamana Caesar, S.KM, M.Kes
Ns. Sholihul Huda, S.Kep, M.N.S Ns. Sri Hartini, S.Kep, M.Kes
Dessy Erliani Mugitasari, S.Farm, Apt
Sistem Informasi dan Teknologi
Susilo Restu Wahyuno, S.Kom
Sekertariat :
LPPM SIKES Cendekia Utama Kudus Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 Desa Jepang, Mejobo, Kudus
Telp (0291) 4248655, Fax (0291) 4248657 Email : lppm.stikescendekiautama@yahoo.com www.stikescendekiautamakudus.ac.id
Prosiding Health Event of All merupakan Terbitan berkala ilmiah seminar hasilhasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan setiap 1 tahun oleh LPPM STIKES Cendekia Utama Kudus.
DAFTAR ISI
44 Anna Merliana, Ricka Islamiyati
97 Ayu Safitri Juniati Hubungan Tingkat Stres dengan Strategi Koping yang digunakan pada Santri Remaja di Pondok Pesantren Nurul Alimah Kudus
Analisis Faktor Sikap Ibu, Dukungan Keluarga,Tingkat Pengetahuan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap
91 Ayu Citra Mayasari , Okky Rachmad Ngakili
80 Avis Sayyida Faza Studi Kualitatif Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
72 Asmadi Efektifitas Model Peer Educator Mantan Pengguna dan Bukan Pengguna Narkoba terhadap Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Kabupaten Kuningan
62 Ardiana Nur Aflah Hubungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RSUD Dr.Loekmono Hadi Kudus
Belief Models) di RSJ Menur Surabaya
FaktorFaktor yang Mempengaruhi MRS Ulang Pasien Berdasarkan Model Kepercayaan Kesehatan (Health
55 Antonius Catur Sukmono, Hery Anggrawati
Hubungan Pengetahuan Motivasi dan Sikap Kerja dengan Pelaksanaan Program 5R Unit Paper Mill 5/6/9 PT. Pura Barutama Kudus
49 Anisa Dewi Rosnasari, Ervi Rachma Dewi
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis) pada Tikus Diabetes Tipe II yang di Induksikan Fruktosa
38 Andhita Tety Suharlina Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Nutrisi Masa Nifas di Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati
Halaman Judul ...................................................................................................... i Dewan Redaksi ..................................................................................................... ii Kata Pengantar Ketua LPPM ................................................................................. iii Materi Keynote Speaker ........................................................................................ iv Daftar Isi ................................................................................................................ xxiii
Hubungan Peran Orangtua dalam Mesntimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Motorik Usia Prasekolah di TK Pertiwi Desa Kesambi Kab. Kudus
30 Ana Kurnia Dewi, Biyanti Dwi Winarsih
Partum
Gambaran Penerapan Pijat Oksitosin pada Ibu Post
24 Ambarwati, Eny Pujiati
Evaluasi Penerapan Job Safety Analysis (JSA) di Bagian Produksi Unit Paper Mill 7/8 Pt. Pura Barutama
14 Alviana Mirnayanti, Eko Prasetyo
Pengaruh Kunjungan Rumah pada Neonatus terhadap Penurunan Risiko Kematian Bayi di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
1 Ahmad Kholid, Siti Haryani, Tri Susilo
Hubungan Kepatuhan Diet dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Afissa Rahma Ayunda, Dwi Priyantini
Penulis Judul Artikel Halaman
104
Depi Mahardika Studi Deskriptif Higiene Sanitasi Pondok Pesantren di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
196 Erista Kumalasari Hubungan Kualitas Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Bedah di RSUD dr.
Relationship between Availability of Infrastructure Facilities with Implementing Health Care Program School Health Unit (UKS) in SMP Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya
187 Eko Prasetyo, David Laksamana Caesar, Wahyu Yusianto
Evaluasi Kesehatan Kerja di Home Industri Pengolahan Roti
192 Eko Rindiyantoko, Ema Dwi Hastuti
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim yang Mengandung Ekstrak Buah Parijoto (Medinella
Speciosa)
Loekmono Hadi Kudus 203
Hubungan Antara Induksi Oksitosin dan Pemberian ASI terhadap Kejadian Ikhterus Neonatorum di RSU dr. Soewandi Surabaya
Farina Putri Pratama Gambaran Manajemen Laktasi Ibu di Desa Prambatan Lor Kaliwungu Kabupaten Kudus
211 Fergiawan Resnu Listyandoko
Gambaran Kecelakaan Kerja pada Pekerja di Pt. Pura Barutama Unit Offset Kudus
216 Hidayatus Sya’diyah, Seyla Ikhviana Cahyaningtyas
Efektifitas Puding Kelor terhadap Perubahan Berat Badan Balita Gizi Kurang pada Keluarga Nelayan di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Bulak Kenjeran Surabaya
221 Kushariyadi Terapi MModalitas Keperawatan Pijat Punggung sebagai Perawatan Daya Ingat (Registrasi) Lansia di
179 Dya Sustrami, Ninik Ambar Sari
171 Dwi Ernawati, Sri Anik R, Gema Tiarasari Meida
111 Desi Kartika Sari Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Fungsi
Gambaran Histopatologi Otot Polos Bronkus Mencit Asma yang di Intervensi Injeksi Aminophyllin
Kognitif pada Pasien Diabetes Mellitus di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Loekmono Hadi kudus
117 Dewi Astuti, Sri Hartini
Hubungan Pengetahuan Dan Status Imunisasi Dengan Tingkat Kejadian Campak Di Wilayah Puskesmas Kayen Kabupaten Pati
127 Dhian Satya Rachmawati
Terapi Oksigen Hiperbarik dalam Perubahan Kadar Glukosa Darah Pasien dengan Diabetes Mellitus di Lakesla Drs. Med. Rijadi r. S., Phys Surabaya
135 Dian Arsanti Palupi, Qorri Aina
143 Dina Rahayuningsih, Sholihul Huda
Pengaruh Pemberian Pijat Bayi terhadap Kualitas dan Kuantitas Tidur pada Bayi Usia 612 Bulan di Masyarakat Pesisir Surabaya
Hubungan Harga Diri dengan Kemampuan Interaksi Sosial Lanjut Usia di Posyandu Lansia Desa Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati
148 Dini Mei Widayanti, Aprillia Sasmita
Frekuensi Konsumsi Junk Food pada Pasien Ca Payudara di Ruang Bedah Rsal dr. Ramelan Surabaya
156 Diyah Arini, Siad Rizky Febrinendy
Efektifitas Jus Labu Siam (Sechium Edule) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol di Dusun Kates RW 07 Desa Rejotangan Tulungagung
162 Diyan Mutyah, Dia Anggraini E
Unit Pelaksana Teknis Panti Sosial Lanjut Usia 230
Kabupaten Jember Lela Nurlela, Sukma Ayu C.K., ,Sri May Utami
326 Nur Sholikhah, Risna Endah Budiati
307 Noor Ida Shilfia, Sri Wahyuningsih
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Status Gizi pada Balita di Desa Lambangan Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus
314 Noor Khoirina Hubungan Riwayat Kontak Penderita Dengan
Kejadian Tuberkulosis Paru Anak Usia 114 Tahun Di Balai Kesehatan Masyarakat Pati
320 Nugroho Tri Laksono, Nisha Dharmayanti Rinarto
Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kejadian Nstemi Dan Stemi Pada Pasien Pjk Di Rsud Sidoarjo
Efektifitas Jenis Umpan dalam Keberhasilan Penangkapan Rattus Tanezumi Sebagai Reservoir Leptospirosis
Pengaruh Latihan Kegel terhadap Inkontinensia Urin pada Pasien Postpartum di Rsud Sidoarjo 300
335 Okta Viani Febrilian, Endra Pujiastuti
Uji Efektivitas Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla
speciosa blume) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
Tikus Putih Wistar Yang Dibebani Sukrosa 342
Retno Fidyawati, Ari Susanti
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Nofi Khuriyah Hubungan Antara Riwayat Penyakit Ispa Dan Diare Dengan Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kudus
295 Nita Kurniawati, Qori’ilaSa’idah
Hubungan Konsep Diri dengan Kualitas Hidup (Quality Of Life) pada Pasien Kanker Serviks di Poli Kandungan Rumkital dr. Ramelan Surabaya
255 Meiana Harfika , Wiwiek Liestyaningrum, Vivi Feranit
239 Listiana Trimuriani, Heriyanti Widyaningsih
Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kepuasan Pengguna Kontrasepsi Suntik di Desa Bulungcangkring Jekulo Kudus
249 M. Irfan Syaifulloh, Ina Ristian
Green Synthesis Nanopartikel Perak (Agnps)
Menggunakan Ekstrak Sambiloto (Andrographis
panniculata)
Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah (7 8 Tahun) di Daerah Pesisir dan Daerah Pegunungan
Efektivitas Sediaan Gel Dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinillaspeciosablume) Sebagai Handsanitizer Terhadap Jumlah Angka Bakteri
261 Merina Widyastuti, Sri Anik Rustini
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Pesisir tentang Pertolongan Korban Tenggelam di Kenjeran Surabaya
273 Muh. Zul Azhri R, Rifka Pahlevi
Pengaruh Aktivitas Fisik dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kejadian Hipertensi pada Penduduk Usia Dewasa Pertengahan di Daerah Pesisir RW 02 di Kelurahan Kedung Cowek Surabaya
281 Murtaqib, Nur Widayati
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Pada Siswa Di Pondok Pesantren Al Hasan I Dan Al Hasan Ii Panti Jember
289 Ninda Laraswati, Lilis Sugiarti
348 Ririn Megawati, David Analisis Higiene Perorangan pada Jasaboga Golongan 356 Laksamana Caesar A1 di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Rofiqi Yunas Studi Deskriptif Kejadian Hipertensi di Posyandu
Lansia Desa Piji Wilayah Kerja Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus
Vivin Khoirunisa, Ana Fadilah
Tidak Bekerja pada Anak di TK PGRI Slungkep 02 457
450 Zulfia Shaumi Perbedaan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu Yang
Pengaruh Terapi Bermain Flashcard terhadap Pengetahuan Gizi
443 Yulia Ayu Ariyani, Anita Dyah Listyarini
Hubungan Sanitasi Makanan dengan Status Gizi Anak Usia Toddler di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya
Yuanita Putri Adi Malfarian, Nur Chabibah, Qori’lla Saidah
1 RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus 434
Perbedaan Memori Jangka Pendek pada Pasien Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik di Ruang Bougenville
428 Wiwit Ekhawati, Renny Wulan Apriliyasari
Terapi Bermain untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Usia 36 Tahun yang Mengalami Hospitalisasi
420 Winda Widyastuti, Erna Sulistyawati
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Dokumentasi Keperawatan Dengan Sikap Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rsud Dr.Loekmono Hadi Kudus
Pada Lansia Di Desa Tenggeles Kudus 412
362 Rudianto, Annik Megawati
404 Umi Kholifah Hubungan Gaya Hidup Dengan Riwayat Hipertensi
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Rsud dr. Loekmonohadi Kudus
398 Susi Wijayanti , Emma Setiyo Wulan
Gambaran FaktorFaktor Penyebab Kecemasan Orang Tua terhadap Hospitalisasi Anak di Rsud dr. Loekmonohadi Kudus Tahun 2017
390 Siti Rofikoh, Sri Hindriyastuti
Studi Fenomenologi Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Pada Usia Dewasa Yang Menjalani Hemodialisa Di Wilayah Kerja Puskesmas Mejobo Kudus Tahun 2017
383 Sholihatun Ni’mah, Galia Wardha Alvita
Shofwatul Mawaddah Pengaruh Storytelling Video Terhadap Perilaku Gosok Gigi Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Mi Mu’awanah Muslimin Muslimat Samirejo Dawe Kabupaten Kudus Tahun 2017
Mental 376
rivalry pada Orang Tua yang Memiliki Anak Retardasi
370 Ruliana Rahmawati Tingkat Pengetahuan Orang Tua tentang Sibling
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla eciosa blume) terhadap Penuruna Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih
Lampiran ............................................................................................................... 463 Pedoman Penulisan Artikel HEFA ......................................................................... 464 Ucapan Terimakasih dan Penghargaan ................................................................... 470
EFEKTIFITAS MODEL PEER EDUCATOR MANTAN PENGGUNA
DAN BUKAN PENGGUNA NARKOBA TERHADAP PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA
DI KABUPATEN KUNINGAN
Asmadi
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Kuningan
ABSTRAK
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah internasional yang dihadapi oleh semua negara, termasuk Indonesia. Kasusnya cenderung terus meningkat dan menjadi bahaya laten. Untuk menekan kasus penyalahgunaan narkoba, maka upaya preventif sangat penting salah satunya melalui pendidikan kesehatan dengan metode peer education. Metode ini memerlukan peranan dari seorang educator. Latar belakang seorang educator memungkinkan memberikan pengaruh yang beda. Atas dasar itu, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas model peer educator mantan pengguna dengan bukan pengguna terhadap pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Kabupaten Kuningan. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan rancangan PretestPosttest Design with Comparison Group. Kelompok pertama adalah peer education oleh mantan pengguna narkoba dan kelompok kedua dengan peer educator bukan pengguna narkoba. Sampel tiap kelompok sebanyak 11 remaja. Analisa data menggunakan Uji T. Hasil penelitian untuk tiap kelompok peer education diperoleh pada kelompok dengan peer educator mantan pengguna narkoba didapatkan nilai mean perbedaan antara pre dan post peer education adalah 10 dengan standar deviasi 11,393 dan nilai p = 0,016. Sedangkan pada kelompok dengan peer educator bukan mantan pengguna narkoba diperoleh nilai mean perbedaan antara pre dan post peer education adalah 12,455 dengan standar deviasi 12,069 dan nilai p = 0,007. Hasil uji t independen diperoleh perbedaan nilai mean sebesar 1,27 dengan nilai p 0,021. Hasil ini menunjukkan ada perbedaan signifikan antara peer education yang dilakukan oleh mantan pengguna narkoba dibandingkan dengan peer educator bukan pengguna. Oleh karena itu diperlukan upaya pemberdayaan terhadap para mantan pengguna narkoba sebagai agen pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Kata Kunci: education, narkoba, peer, remaja
LATAR BELAKANG
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah internasional yang dihadapi oleh semua negara, termasuk Indonesia. Data dari Badan Narkotika Nasional prevalensi pengguna narkoba di Indonesia terus meningkat dimana pada tahun 2008 tercatat sebanyak 3,3 juta orang, tahun 2011 meningkat menjadi 3,8 juta orang dan tahun 2013 sudah mencapai angka 4,5 juta jiwa(http://m.okezone.com, tanggal 23 Januari 2014). Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang rawan terhadap penyalahgunaan narkoba. Data dari Badan Narkotika Nasional (2013), Jawa Barat menempati peringkat keempat jumlah kasus narkoba pada tahun 2012 setelah Jawa Timur, DKI Jakarta, dan Sumatera Utara yaitu sebanyak 1.252 kasus.
Kondisi ini sangat memprihatinkan karena pengguna narkoba bukan hanya pada masyarakat kota besar tetapi kota kecil pun tidak luput dari penyalahgunaan narkoba termasuk Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Kasus penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Kuningan cenderung terus meningkat. Pada tahun 2010 terdapat 18 kasus, kemudian meningkat pada tahun 2011 sebanyak 21 kasus (http://m.okezone.com). Bahkan pada tahun 2012 menjadi sebanyak 41 kasus penyalahgunaan narkoba (BNN Kabupaten Kuningan, 2013).
Kasus penyalahgunaan narkoba yang cenderung terus meningkat menjadi bahaya laten mengingat besarnya efek yang ditimbulkan akibat konsumsi narkoba. Apalagi penguna narkoba yang paling banyak adalah usia produktif dengan tingkat pendidikan SMA. Tersangka kasus narkoba pada tahun 2012 sebanyak 55,38% berpendidikan SMA (Badan Narkotika Nasional, 2013). Hasil penelitian BNN tahun 20042012 didapatkan pengguna narkoba terbesar ada di kelompok usia 1524 tahun dan ratarata 40 orang meninggal akibat narkoba setiap harinya yang sebagian besar adalah kaum muda di bawah umur 30 tahun (BNN Kuningan, 2014). Hal ini mengindikasikan remaja berisiko tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba.
Untuk menekan jumlah pengguna baru narkoba, maka upaya preventif merupakan upaya yang sangat penting. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satunya adalah metode pendidikan kesehatan.
Model pendidikan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku adalah peer education. Berbagai penelitian mengenai penggunaan peer
education menunjukkan hasil yang signifikan. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh
Widastra et al (2011) dan Purnomo et al (2012) yang menunjukkan ada pengaruh signifikan peer education terhadap tingkat pengetahuan pada remaja mengenai masalah kesehatan terkait dengan penyakit seksual, kesehatan reproduksi dan lainnya.
Peranan educator (pendidik) dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan sangat penting.Educator yang tepat untuk peer education adalah dari kelompok umur tersebut (peer educator).Sebab, remaja cenderung lebih dekat dengan teman sebayanya, sehingga teman sebaya tersebut dapat menjadi agen perubah.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untukmengetahui perbedaan efektifitas model peer educator mantan pengguna dengan bukan pengguna terhadap pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Kabupaten Kuningan
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan rancangan
PretestPosttest Designwith Comparison Group. Dua kelompok subyek penelitian
diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok pertama adalah peer education yang dilakukan oleh mantan pengguna narkoba sebagai edukatornya dan kelompok kedua adalah peer education yang dilakukan oleh bukan pengguna narkoba.Kedua kelompok tersebut dilakukan pengukuran pretest dan posttest untuk mengetahui perubahan pengetahuan, sikap dan kemampuan memproteksi diri dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Tahapan dalam penelitian ini secara garis besar terbagi dalam tiga tahap meliputi tahap persiapan, tahap pelatihan peer educator, dan tahap pelaksanaan peer education oleh peer educator yang telah dilatih. Kegiatan pada tahap pertama meliputi perijinan dan pembuatan modul pelatihan. Kegiatan pada tahap kedua meliputi rekrutmen peer
educatorsesuai dengan ketentuan kriteria; membuat kesepakatan dengan peer educator
terpilih terkait dengan program penelitian ini; melatih kemampuan peer educator yang terpilih; dan mengevaluasi hasil pelatihan peer educator. Sedangkan kegiatan pada tahap ketiga meliputi rekrutmen anggota kelompok (peer group); menjelaskan maksud tujuan penelitian dalam program peer education; membuat kesepakatan bersama; melakukan pretest terhadap peer group; melakukan proses peer educationdengan beberapa sesi pertemuan; melakukan posttest; dan mengevaluasi program peer
education.
Sampel
Penelitian dilakukan terhadap siswa SMA Negeri 1 dan 2 Kuningan dengan teknik
stratified random sampling. Kelompok responden SMA Negeri 1 Kuningan proses peer
education dilakukan oleh peer educator bukan pengguna narkoba, sedangkan pada
kelompok SMA Negeri 2 Kuningan proses peer education dilakukan oleh mantan pengguna narkoba. Adapun banyaknya responden untuk tiap kelompok tersebut adalah 11 siswa.
Analisis Data
Proses pelaksanaan peer education masingmasing kelompok dilakukan oleh dua orang peer educator yang telah dilatih. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan alat kuesioner yang terbagi ke dalam tiga bagian yaitu kuesioner tentang pengetahuan mengenai narkoba, kuesioner tentang sikap terhadap penyalahgunaan narkoba, dan kuesioner mengenai kemampuan untuk memproteksi diri dari penyalahgunaan narkoba. Analisa data menggunakan uji t untuk membandingkan ratarata dua kelompok perlakuan. Uji t mencakup dua jenis yaitu uji t dependen dan uji t independen. Uji t dependen digunakan untuk membandingkan hasil pre dan post peer education untuk tiap kelompok perlakukan. Sedangkan uji t independen digunakan untuk membandingkan antara kelompok peer education oleh manran pengguna dan bukan pengguna narkoba.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Peer Education Oleh Peer Educator Mantan Pengguna Narkoba Hasil Sebelum Peer Education oleh Peer Educator Mantan Pengguna Narkoba Tabel 1.
NilaiRerata Hasil Pre Test Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sebelum Pelaksanaan Peer Education oleh Peer Educator Mantan Pengguna Narkoba di SMA Negeri 2 Kuningan Variabel Mean Standar Minimal – Median Deviasi Maksimal
Perilaku Pencegahan 125,73 9,371 114 – 146 Penyalahgunaan Narkoba 127,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai mean yang diperoleh pada pengukuran sebelum dilakukannya peer education oleh peer educator mantan pengguna narkoba adalah 125,73 dengan standar deviasi 9,371. Perilaku pencegahan penyalahangunaan narkoba sebagai variabel penelitian terdiri dari tiga sub variabel yaitu pengetahuan, sikap, dan kemampuan proteksi diri. Adapun distribusi nilai mean tiap komponen atau sub variabel perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel2.
Hasil Pre Test Nilai Rerata Tiap Sub Variabel Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan
NarkobaPada Remaja di SMA Negeri 2 Kuningan
No. Sub Variabel Mean Standar Minimal - Median Deviasi Maksimal
1. Pengetahuan 11,00 2,191 8 15 12,00
2. Sikap 53,64 2,942 46 56 54,00
3. Kemampuan Proteksi Diri 61,09 8,723 51 – 85 59,00
Hasil Sesudah Peer Education oleh Peer Educator Mantan Pengguna Narkoba Tabel 3.
Nila Rerata Hasil Post Test Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sebelum Pelaksanaan Peer Education oleh Peer Educator Mantan Pengguna Narkoba di SMA Negeri 2 Kuningan Variabel Mean Standar Minimal - Maksimal Median Deviasi
Perilaku Pencegahan 135,73 6,230 126 143 Penyalahgunaan Narkoba 135,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai mean yang diperoleh pada pengukuran sesudah dilakukannya peer education oleh peer educator mantan pengguna narkoba adalah 135,73 dengan standar deviasi 6,230. Adapun distribusi nilai mean tiap komponen atau sub variabel perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.
Hasil Post Test Nilai Rerata Tiap Sub Variabel Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan
NarkobaPada Remaja di SMA Negeri 2 Kuningan
No. Sub Variabel Mean Standar Minimal - Maksimal
Median Deviasi1. Pengetahuan 19,18 2,960 12 22 20,00
2. Sikap 54,73 1,679 51 56 55,00
3. Kemampuan Proteksi Diri 61,82 5,997 52 70 65,00
Hasil Perbandingan Pre dan Post Pelaksanaan Peer Education
Tabel 5
Distribusi Rerata Perilaku Pencehagan Penyalahgunaan Narkoba Responden Sebelum
dan Sesudah Dilakukan Peer Education oleh Peer Educator Mantan Pengguna Narkoba
Variabel Mean SD SE P Value NSebelum dilakukan peer education 125,73 9,371 2,826 0,016
11 Sesudah Dilakukan peer education 135,73 6,230 1,879 Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai ratarata perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba pada pengukuran sebelum dilakukan peer education yaitu 125,73 dengan standar deviasi 9,371, sedangkan pada pengukuran sesudah dilakukan peer education diperoleh nilai ratarata 135,73 dengan standar deviasi 6,230. Terdapat perbedaan nilai ratarata sebesar 10 dan diperoleh nilai p = 0,016, sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba antara sebelum dan sesudah dilakukan peer education oleh mantan pengguna narkoba pada remaja di SMA Negeri 2 Kuningan.
Hasil Peer Education Oleh Peer Educator Bukan Mantan Pengguna Narkoba Hasil Sebelum Peer Education oleh Peer Educator Bukan Mantan Pengguna Narkoba
Tabel 6. Nila Rerata Hasil Pre Test Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sebelum Pelaksanaan Peer Education oleh Peer Educator Bukan Mantan Pengguna Narkoba di SMA Negeri 1 Kuningan Variabel Mean Standar Minimal - Maksimal Median Deviasi
Perilaku Pencegahan 120,55 8,311 110 133 Penyalahgunaan Narkoba 118,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai mean yang diperoleh pada pengukuran sebelum dilakukannya peer education oleh peer educator bukan mantan pengguna narkoba adalah 120,55 dengan standar deviasi 8,311. Perilaku pencegahan penyalahangunaan narkoba sebagai variabel penelitian terdiri dari tiga sub variabel yaitu pengetahuan, sikap, dan kemampuan proteksi diri. Adapun distribusi nilai mean tiap komponen atau sub variabel perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7.
Hasil Pre Test Nilai Rerata Tiap Sub Variabel Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba Pada Remaja di SMA Negeri 1 Kuningan
No. Sub Variabel Mean Standar Minimal - Maksimal
Median Deviasi1. Pengetahuan 10,64 1,963 7 14 11,00
2. Sikap 50,91 3,048 47 56 50,00
3. Kemampuan Proteksi Diri 59,00 5,604 51 68
58,00
Hasil Sesudah Peer Education oleh Peer Educator Mantan Pengguna Narkoba Tabel 8.
Nila Rerata Hasil Post Test Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sebelum Pelaksanaan Peer Education oleh Peer Educator Bukan Mantan Pengguna Narkoba di SMA Negeri 1 Kuningan Variabel Mean Standar Minimal - Maksimal Median Deviasi Perilaku Pencegahan 133,00 10,696 116 143 Penyalahgunaan Narkoba 136,00
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai mean yang diperoleh pada pengukuran sesudah dilakukannya peer education oleh peer educator bukan mantan pengguna narkoba adalah 133,00 dengan standar deviasi 10,696. Adapun distribusi nilai mean tiap komponen atau sub variabel perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 9.
Hasil Post Test Nilai Rerata Tiap Sub Variabel Perilaku Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba Pada Remaja di SMA Negeri 1 Kuningan
No. Sub Variabel Mean Standar Minimal - Maksimal
Median Deviasi1. Pengetahuan 16,82 4,490 9 21 19,00
2. Sikap 54,00 2,530 49 56 55,00
3. Kemampuan Proteksi Diri 62,18 5,997 52 70 65,00
Hasil Perbandingan Pre dan Post Pelaksanaan Peer Education
Tabel 10.
Distribusi Rerata Perilaku Pencehagan Penyalahgunaan Narkoba Responden Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Peer Education oleh Peer Educator Bukan Mantan Pengguna Narkoba
Variabel Mean SD SE P Value N
Sebelum dilakukan peer education 120,55 8,311 2,506 0,007
11 Sesudah Dilakukan peer education 133,00 10,696 3,225 Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai ratarata perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba pada pengukuran sebelum dilakukan peer education yaitu
120,55 dengan standar deviasi 8,311, sedangkan pada pengukuran sesudah dilakukan peer education diperoleh nilai ratarata 133,00 dengan standar deviasi 10,696. Terdapat perbedaan nilai ratarata sebesar 12,455 dengan standar deviasi 12,069. Perbedaan ini diuji dengan uji t dependen diperoleh nilai p = 0,007, sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba antara sebelum dan sesudah dilakukan peer education oleh bukan mantan pengguna narkoba pada remaja di SMA Negeri 1 Kuningan.
Komparasi Efektifitas Peer Education Menurut Peer Educator
Tebel 11.
Distribusi Rerata Kemampuan Proteksi Diri Remaja Terhadap Pencegahan
Penyalahgunaan NarkobaMenurut Peer Edukator
Peer Educator Mean SD SE P value NMantan Pengguna Narkoba 135,73 6,230 1,879 0,021
11 Bukan Pengguna Narkoba 133,00 10,696 3,225
11 Rerata kemampuan proteksi diri remaja terhadap penyalahgunaan narkoba setelah mengikuti peer education dengan peer educator mantan pengguna narkoba adalah
135,73 dengan standar deviasi 6,230. Sedangkan untuk peer educator bukan pengguna narkoba diperoleh rerata 133,00 dengan standar deviasi 10,696. Hasil uji statistik diperoleh nilai p 0,021 berarti ada perbedaan signifikan antara peer education yang dilakukan oleh mantan pengguna narkoba dibandingkan dengan peer educator bukan pengguna. Dengan demikian dapat diartikan bahwa model peer education yang dilakukan oleh peer educator mantan pengguna lebih efektif dibandingkan dengan peer educator yang bukan pengguna narkoba.
Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan proteksi diri remaja dari penyalahgunaan narkoba baik pada kelompok peer educator mantan pengguna narkoba maupun bukan pengguna narkoba. Hasil ini mengindikasikan bahwa model peer education mempunyai efektifitas yang baik sebagai metode pendidikan kesehatan. Sebagaimana dikemukakan olehAustralian Injecting and Illicit Drug Users
League (2006) bahwa peer education dan peer supportmemperlihatkan hasil yang
efektif sebagai suatu metode dalam upaya untuk mengurangi risiko penyalahgunaan narkoba baik di Belanda, Amerika Serikat, Inggris maupun Australia.
Hasil penelitian lain yang terkait dengan efektifitas penggunaan peer education diantaranya adalah hasil penelitian Adamchak (2006, dalam FHI, 2010) menunjukkan bahwa pendekatan peer education secara positif mempengaruhi sikap dan pengetahuan remaja; mempengaruhi remaja untuk berperilaku sehat terkait dengan HIV, narkoba dan lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Widastra et al (2011) juga menunjukkan ada pengaruh signifikan peer education terhadap tingkat pengetahuan pada remaja. Penelitian lain yang dilakukan oleh Purnomo et al (2012) juga menunjukkan pengetahuan pada kelompok yang diberikan metode peer education lebih tinggi daripada kelompok yang diberikan metode ceramah.
Penggunaan metode peer education tidak hanya untuk transfer pengetahuan semata tetapi dapat dijadikan sebagai strategi intervensi perubahan pada suatu kelompok sosial. Melalui peer education terjadi proses interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Pada proses inilah dapat terjadi perubahan sikap dan perilaku yang didasari oleh kesadaran diri setelah terpapar dengan berbagai informasi atau pengetahuan terutama mengenai narkoba.
Penyampaian informasi mengenai bahaya narkoba melalui peer education dapat lebih mudah untuk diterima dan dipahami. Hal ini dikarenakan ada kedekatan secara emosional mengingat dalam peer tersebut memiliki banyak kesamaan. Hal ini seperti yang dikemukan oleh Santosa (2006) bahwa anakanak (remaja) membutuhkan kelompok sendiri karena ada kesamaan dalam pembicaraan di segala bidang. Bila remaja berada pada kelompok orang dewasa, maka anak remaja cenderung berada dalam posisi subordinat.
Efektifitas peer education tampak jelas pada hasil penelitian ini dimana baik pada
peer education dengan peer educator mantan pengguna maupun bukan pengguna
keduanya menunjukkan hasil yang signifikan. Nilai ratarata perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba pada pengukuran sebelum dilakukan peer education yaitu 125,73, sedangkan pada pengukuran sesudah dilakukan peer education diperoleh nilai ratarata 135,73.Begitu pula pada kelompok dengan peer educator bukan pengguna narkoba dimana hasil nilai ratarata sebelum dilakukan peer education yaitu 120,55 dengan standar deviasi 8,311, sedangkan pada pengukuran sesudah dilakukan peer education diperoleh nilai ratarata 133,00.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode peer education dapat meningkatkan kemampuan remaja untuk mencegah dirinya dari penyalahgunaan narkoba. Bahkan pada kelompok dengan peer educator mantan pengguna narkoba hasilnya lebih besar dibanding kelompok peer educator bukan pengguna. Rerata kemampuan proteksi diri remaja terhadap penyalahgunaan narkoba pada kelompok dengan peer educator mantan pengguna adalah 135,73 sedangkan pada peer educator bukan pengguna reratanya 133,00.
Kedua kelompok peer educator diberikan perlakuan yang sama oleh peneliti naumn hasilnya memberikan pengaruh yang berbeda. Kemungkinan besar faktor yang mempengaruhi perbedaan hasl tersebut adalah faktor pengalaman hdup. Pengalaman merupakan salah satu faktor determinan perubahan perilaku. Pengalaman menjadikan seseorang belajar dari peristiwa yang telah dilaluinya. Oleh karenanya pengalaman disebut sebagai guru.
Pengalaman hdup sebagai mantan pengguna narkoba merupakan kelebihan utama dibandingkan dengan peer educator bukan pengguna narkoba. Secara psikologis remaja anggota peer group lebih antusias untuk mengetahui banyak hal mengenai narkoba mulai dari kronologis menjadi pengguna narkoba hingga akhirnya berhenti mengkonsumsi narkoba dan menjalani rehabilitasi. Selain itu, remaja bisa mengambil pelajaran hidup mengenai dampak penyalahgunaan narkoba, sehingga remaja mempunyai keyakinan bahwa narkoba adalah bahaya juga membuat sikap remaja semakin kuat untuk tidak mengkonsumsi narkoba.
Adanya sikap dan keyakinan mengenai bahaya narkoba menyebabkan perilaku remaja semakin kuat untuk tidak mengkonsumsi narkoba. Kondisi ini sesuai dengan pandangan teori health belief model (HBM) dimana perilaku seseorang terjadi didasari adanya kepercayaan atau persepsi diri. Sebagaimana dikemukakan oleh Bensley dan Fisher (2009) bahwa perilaku kesehatan seseorang atau suatu kelompok ditentukan oleh kepercayaan (persepsi) individu dalam memandang dirinya terhadap suatu masalah kesehatan.
Peer educator mantan pengguna narkoba dapat menjadi sumber daya kekuatan
untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Peer educator memiliki potensi untuk membangunkesadaran diri peer group bahwa narkoba merupakan masalah yang serius dan membahayakan baik terhadap diri, keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara. Kesadaran diri tersebut didasarkan atas makin meningkatnya pemahaman mengenai bahaya narkoba yang merupakan hasil dari proses pendidikan.
Pendidikan yang dilakukan melalui pendekatan peer group ini memperkuat kesadaran diri bagi para remaja, sehingga remaja mempunyai alasan yang kuat untuk tidak menggunakan narkoba. Alasan yang mendasar adalah belajar dari pengalaman hidup pada peer educator mantan pengguna narkoba. Oleh karenanya, mantan pengguna narkoba dapat menjadi agen perubah untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1. Ada perbedaan yang signifikan perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba antara sebelum dan sesudah dilakukan peer education oleh mantan pengguna narkoba pada remaja di SMA Negeri 2 Kuningan.
2. Ada perbedaan yang signifikan perilaku pencegahan penyalahgunaan narkoba antara sebelum dan sesudah dilakukan peer education oleh bukan mantan pengguna narkoba pada remaja di SMA Negeri 1 Kuningan.
3. Model peer education yang dilakukan oleh mantan pengguna narkoba lebih efektif dibandingkan dengan peer educator bukan pengguna.
Saran
1. Badan Narkotika Nasional Pemberdayaan para mantan pengguna narkoba perlu terus dikembangkan dengan meningkatkan kompetensi dirinya. Beberapa kompetensi yang perlu dibekali antara lain kemampuan untuk menjadi edukator yang baik seperti teknik komunikasi, metodemetode edukasi, sehingga mantan pengguna mampu berbagi pengalaman hidup kepada para remaja agar remaja tidak terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Kompetensi lain yang penting adalah pengembangan minat bakat atau potensi diri para mantan pengguna narkoba agar tidak kembali mengkonsumsi narkoba.
Selain itu, untuk menunjang keberhasilan dalam menjalankan peran sebagai edukator dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, maka para mantan pengguna narkoba perlu ditingkatkan kepercayaan dirinya. Sebab, seringkali para mantan pengguna narkoba menganggap dirinya sebagai sampah masyarakat yang tidak berguna.
2. Sekolah Siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai peer educator bagi temantemannya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karenanya, pihak sekolah perlu menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang membantu pengembangan potensi diri siswa terutama sebagai peer educator dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Upaya ini penting dilakukan mengingat remaja merupakan kelompok rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. Selain itu, sekolah dapat menjadi sarana yang baik untuk memproteksi diri dari narkoba, sehingga sekolah bebas narkoba benar benar terealisasi dengan baik.
3. Peer Educator Peer educator yang telah terlatih perlu untuk terus mengembangkan diri dan
melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriawan. F (2014). BNN Khawatir dengan Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia (http://m.okezone.com, tanggal 23 Januari 2014)
Anonim. (2012). Kasus Narkoba di Kuningan Meningkat (http://m.okezone.com) Australian Injecting and Illicit Drug Users League (2006). A framework for peer
education by druguser organisations. Canberra: AIVL
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2010).Narkotika Dalam Pandangan
Agama. Jakarta
____________________________________. (2010).Pencegahan Penyalahgunaan
Narkoba, Apa yang Bisa anda lakukan. Jakarta
____________________________________. (2011). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Remaja
____________________________________. (2013).Buku Saku Pentingnya Terapi &
Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta
_____________________________________.(2013).Jurnal Data Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2012. Jakarta
_____________________________________. (2013).Buku Pedoman Penggolongan
Narkotika Berdasarkan UndangUndang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Jakarta
_____________________________________. (2013). Mahasiswa dan Bahaya
Narkotika. Jakarta
_____________________________________. (2014).Penyalahgunaan Narkoba dari
Pencegahan Sampai Penanggulangan nya. Jakarta
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Kuningan (2014). Penyalahgunaan Narkoba dari
Pencegahan sampai Penanggulangannya
Bensley. Robert J, dan Fisher. Jodi B (2009). Metode Pendidikan Kesehatan
Masyarakat (alih bahasa oleh Apriningsih dan Hippy). Jakarta: EGC
Edberg, Mark (2010). Buku Ajar Kesehatan Masyarakat: teori sosial dan perilaku (alih
bahasa oleh Hasan et al). Jakarta: EGC
Hanifah, Abu.(2011). Mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan napza Melalui peran serta masyarakat. Jurnal Informasi. Volume 16.No 1. http://puslit.kemsos.go.id/hasilpenelitian/108/mencegahdanmenanggulangi penyalahgunaannapzamelaluiperansertamasyarakat. Diakses tanggal 02 042014
Nurhamidah (2013).Republika. Ada 4 Juta Pengguna Narkoba di Indonesia, 70 Persen
Pekerja. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/13/08/01/mquxer
ada4jutapenggunanarkobadiindonesia70persenpekerja. Diakses tanggal 02042014. Pantjalina, Laurensia E(2012). Faktor mempengaruhi perilaku pecandu
penyalahgunaan Napza pada masa pemulihan di rumah sakit jiwa daerah Atma husada mahakam samarinda.http://puslit.kemsos.go.id/hasilpenelitian. 2
April 2014
Purnomo K. I, Murti B, dan Suriyasa P (2012). Perbandingan pengaruh metode
pendidikan sebaya dan metode ceramah terhadap pengetahuandan sikap pengendalian HIV/AIDS pada mahasiswa fakultas olahraga dan kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha (Jurnal Magister Kedokteran Keluarga Vol 1
No. 1 Thn 2013) Santosa S. (2006). Dinamika Kelompok edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara Simapora, Roymond.(2008).Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC Umi.(2013).Viva News. Nyaris 1 Juta orang Jawa barat Pecandu. http://nasional.news.viva.co.id/news/read/379290dedeyusufnyaris1juta orangjawabaratpecandu. Diakses tanggal 03042014
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL PEMAKALAH
SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL”
LPPM STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
A. Ketentuan Artikel