PELAYANAN KB | D3 Kebidanan Poltekkes Gorontalo
MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM PELAYANAN
KELUARGA BERENCANA
DISUSUN OLEH TIM PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO
TAHUN 2013
KONSELING PELAYANAN KELUARGA BERENCANA
PENDAHULUAN
Konseling adalah proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar/upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, 2001).
KOMPETENSI DASAR
Diharapkan peserta didik dapat melakukan konseling KB secara benar dalam memberikan pelayanan kebidanan.
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
1. Diharapkan peserta didik dapat melakukan konseling umum KB dengan benar.
2. Diharapkan peserta didik dapat melakukan konseling spesifik KB dengan benar.
3. Diharapkan peserta didik dapat melakukan konseling pra dan pasca pemasangan KB dengan benar.
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar : Konseling Keluarga Berencana
1. Uraian Materi
a. Pengertian
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dank lien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada (Saifuddin, 2006).
Konseling adalah kegiatan percakapan tatap muka dua arah antara klien dengan petugas yang bertujuan memberikan bantuan mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan pemilihan kontrasepsi, sehingga akhirnya calon peserta KB mampu mengambil keputusan sendiri mengenai alat atau metode kontrasepsi apa yang terbaik bagi dirinya (Sheilla, 2006).
b. Tujuan
Adapun tujuan dari konseling KB:
1) Memberikan informasi yang tepat serta obyektif mengenai klien untuk mengetahui manfaatnya
2) Mengidentifikasi
perasaan-perasaan negative, keraguan atau kekhawatiran sehubungan dengan metode kontrasepsi
dan
menampung
3) Membantu klien memilih metode kontrasepsi yang terbaik bagi mereka sehingga aman dan sesuai keinginan klien
4) Membantu klien agar menggunakan cara kontrasepsi yang mereka pilih secara aman dan efektif
5) Memberi informasi tentang cara mendapatkan bantuan dan tempat pelayanan Keluarga Berencana
6) Khusus kontrasepsi mantap, menyeleksi calon akseptor yang sesuai dan metode kontrasepsi alternatif
7) Memahami diri secara lebih baik
8) Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan potensinya
9) Lebih realitas dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi sehingga:
a) Mampu memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
b) Memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
c) Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salam penyesuaian diri
d) Mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan
e) Memperoleh dan merasakan kebahagian
c. Jenis-jenis Konseling KB
Jenis-jenis konseling KB adalah sebagai berikut:
1) Konseling Umum Penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
2) Konseling Spesifik Penjelasan spesifik tentang metode yang diinginkan, alternative, keuntungan, keterbatasan, akses dan fasilitas layanan.
3) Konseling pra dan pasca pemasangan Penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan dilaksanakan (pra, selama, dan pasca) serta penjelasan lisan/instruksi tertulis asuhan mandiri.
2. Petunjuk Praktikum
a. Lakukan prosedur pelaksanaan Konseling Umum KB dengan benar
b. Lakukan prosedur pelaksanaan Konseling Spesifik KB dengan benar
c. Lakukan prosedur pelaksanaan Konseling Pra dan Pasca Pemasangan KB dengan benar
3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
Prosedur Pelaksanaan Konseling Umum, Spesifik, Pra dan Pasca Pemasangan:
PENILAIAN NO KONSELING UMUM
LANGKAH / KEGIATAN
1. Mengucapkan salam
2. Memberikan informasi umum tentang KB. KB adalah suatu upaya yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran
3. Memberikan informasi tentang jenis alat kontrasepsi yang tersedia di pelayanan dan menjelaskan masing-masing alat kontrasepsi dimana dan bagaimana alat kontrasepsi tersebut digunakan, mekanisme kerja masing-masing kontrasepsi sesuai dengan pembagian metode KB sederhana dan modern.
KONSELING SPESIFIK
4. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang diperlukan klien
5. Kumpulkan data-data pribadi klien (nama, alamat dsb)
6. Tanyakan tujuan reproduksi (KB) yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak kehamilan atau ingin membatasi jumlah anaknya)
7. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien, yang mungkin menentang penggunaan salah satu metode KB
8. Diskusikan pertimbangan,
dan kekhawatiran klien dengan sikap yang simpatik
kebutuhan
9. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
10. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping metode KB yang dipilih sampai benar-benar dimengerti oleh klien
KONSELING PRA-PEMASANGAN
11. Lakukan seleksi klien (anamnesis) secara cermat untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan untuk menggunakan metode KB yang dipilih. Riwayat Reproduksi:
a. Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid
b. Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
c. Riwayat kehamilan ektopik
d. Nyeri yang hebat setiap haid
e. Anemia yang berat (Hb ˂ 9 gr% atau Hematokrit ˂30)
f. Riwayat infeksi system genetalia (ISG), penyakit menular seksual (PMS atau infeksi panggul)
g. Berganti-ganti pasangan (resiko ISG tinggi)
h. Kanker serviks)
12. Menjelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik
13. Memastikan bahwa klien sudah memenuhi syarat untuk menggunakan metode KB pilihannya
14. Memastikan klien dan pasangan bahwa mereka telah yakin akan keputusan yang diambil.
15. Menjelaskan pada klien tentang gambaran singkat pelaksanaan metode KB yang dipilih
16. Memberi kesempatan klien untuk bertanya dan menjawab setiap pertanyaan
17. Melakukan evaluasi
18. Menyimpulkan hasil konseling
19. Memberikan informed consent
KONSELING PASCA PEMASANGAN
20. Menjelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
21. Memberitahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk control
22. Meyakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila ia memerlukan konsultasi, pemeriksaan medic atau bila ia menginginkan
23. Meminta klien untuk
kembali penjelasan yang telah diberikan
mengulangi
24. Melakukan pendokumentasian
PENANGGULANGAN AKSEPTOR KB BERMASALAH
PENDAHULUAN
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Program keluarga berencana nasional merupakan salah satu komponen pembangunan nasional terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan, dan kesejahteraan keluarga.
KOMPETENSI DASAR
Diharapkan peserta didik dapat melakukan penanggulangan akseptor KB bermasalah secara benar dalam memberikan pelayanan kebidanan.
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
1. Diharapkan peserta didik dapat menjelaskan macam – macam efek samping atau masalah kontrasepsi dengan benar.
2. Diharapkan peserta didik dapat melakukan penilaian efek samping yang tibul dengan benar.
3. Diharapkan peserta didik dapat melakukan penanganan efek samping sesuai keluhan akseptor KB dengan benar.
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1 : Macam – macam efek samping atau masalah
kontrasepsi
1. Efek samping metode KB sederhana
a. Kondom
1) Kondom rusak atau dicurigai bocor
2) Iritasi lokal penis
3) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
b. Diafragma
1) Infeksi saluran kencing
2) Alergi karet atau spermisida
3) Nyeri karena penekanan kandung kencing/rectum
4) Pengeluaran cairan vagina dan berbau yang berlangsung lebih dari 24 jam
c. Spermisida
1) Iritasi vagina
2) Iritasi dan rasa tidak enak di penis
3) Rasa panas di vagina dan mengganggu
4) Tablet tidak bisa meleleh
2. Efek samping metode KB modern
a. Pil
1) Jerawat
2) Amenore (tidak ada perdarahan atau spotting yang dialami klien)
3) Payudara penuh dan tegang (biasanya bertambah dalam 3 minggu sejak minum pil kombinasi)
4) Kloasma (topeng kehamilan)
5) Sakit kepala
6) Tekanan darah tinggi
7) Libido menurun
8) Lupa minum pil
9) Mual
10) Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak diinginkan
11) Spotting atau perdarahan di antara haid (biasanya selama 3 bulan pertama setelah minum pil)
12) Perdarahan
b. Suntikan
1) Amenorea
2) Perdarahan-perdarahan bercak (memanjang dan atau bertambah banyak)
3) Perdarahan
4) Perdarahan-perdarahan bercak (dia antara 2 haid dan atau tidak teratur)
5) Sakit kepala (terutama yang disertai gangguan penglihatan)
6) Nyeri perut sebelah bawah dan nyeri pinggul (dengan tanda hamil dan tanpa tanda hamil)
7) Depresi
8) Tekanan darah tinggi
9) Kuning
10) Menurunnya nafsu seks
11) Mual/ pusing gelisah
12) Meningkatnya atau menurunnya berat badan
c. Implant
1) Amenorea
2) Spotting (perdarahan bercak)
3) Ekspulsi batang implant
4) Infeksi pada daerah insersi
5) Meningkatnya dan atau menurunnya berat badan
d. IUD
1) Perdarahan
2) Kram dan nyeri
3) Amenorea
4) Kehamilan ektopik
5) Benang hilang
6) Adanya perforasi uterus
3. Efek samping metode KB mantap
a. Tubektomi
1) Infeksi luka
2) Demam pasca operasi (>38)
3) Reaksi alergi anastesi
4) Perforasi rahim
5) Perlukaan kandung kencing
6) Perdarahan
b. Vasektomi
1) Reaksi alergi anastesi
5) Granuloma sperma
6) Gangguan penis
Kegiatan Belajar 2 : Penilaian efek samping yang timbul
1. Penilaian efek samping metode KB sederhana
a. Kondom
1) Kondom rusak atau dicurigai bocor Penilaian: Cairan sperma keluar dari kondom
2) Iritasi penis Penilaian:
a) Adanya rasa nyeri/ gatal pada kulit penis
b) Pada keadaan tertentu bisa terjadi reaksi alergi lain seperti bengkak, merah/ panas, tetapi hal ini jarang terjadi.
3) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual Penilaian: Orgasme tidak tercapai atau tidak merasa puas
b. Diafragma
1) Infeksi saluran kencing Penilaian: Pemeriksaan urinalisis (Leukosit ˃10 WBC).
2) Alergi karet atau spermisida Penilaian: Adanya gejala-gejala iritasi vagina setelah berhubungan seksual (tidak didapatkan infeksi genetalia).
3) Nyeri karena penekanan kandung kencing/rectum Penilaian: Klien mengeluh rasa tidak enak di vagina dan pada pemeriksaan ditemukan ulkus vagina.
4) Pengeluaran cairan vagina dan berbau yang berlangsung ˃24 jam Penilaian: Periksa apakah ada infeksi genetalia.
c. Spermisida
1) Iritasi vagina Penilaian: Periksa adanya vaginitis dan infeksi saluran genetalia.
2) Iritasi dan rasa tidak enak di penis Penilaian: Periksa adanya vaginitis dan infeksi saluran genetalia.
3) Rasa panas di vagina dan mengganggu Penilaian: Periksa adanya alergi atau reaksi radang
2. Penilaian efek samping metode KB modern
a. Pil
1) Jerawat Penilaian: Timbul jerawat yang berlebihan pada wajah.
2) Gangguan siklus haid Penilaian:
a) Tidak haid (amenorea)
b) Perdarahan bercak (spotting)
c) Perdarahan di luar siklus haid
d) Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya
3) Pusing, mual dan muntah Penilaian: Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi/ seluruh bagian kepala yang disertai rasa mual sampai muntah dan hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian KB pil.
4) Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak diinginkan Penilaian: Berat badan bertambah secara cepat dalam beberapa bulan pertama setelah pemakaian KB pil.
b. Suntikan
1) Gangguan siklus haid Penilaian:
a) Tidak haid (amenorea)
b) Perdarahan bercak (spotting)
c) Perdarahan di luar siklus haid
d) Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya
2) Keputihan Penilaian: Keluar cairan berwarna putih dari dalam vagina atau adanya cairan putih di mulut vagina.
3) Jerawat Penilaian: Timbul jerawat yang berlebihan pada wajah.
4) Mual, muntah dan pusing Penilaian: Sakit kepala yang hebat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual dan sampai muntah. Hal ini terjadi pada bulan-bulan pertama pemakaian suntikan.
5) Menurunnya nafsu seks Penilaian: Liang senggama yang kering, nyeri pada saat berhubungan seksual atau ada masalah dalam perkawinan.
6) Rambut rontok Penilaian: Rambut rontok selama pemakaian suntikan atau bisa sampai penghentian suntikan.
c. Implant
1) Gangguan siklus haid Penilaian:
a) Tidak haid (amenorea)
b) Perdarahan bercak (spotting)
c) Perdarahan di luar siklus haid
d) Perdarahan haid yang lebih lama atau lebih banyak dari biasanya
2) Ekspulsi batang implant Penilaian:
a) Adanya ekspulsi sebagian/keseluruhan kapsul implant di daerah insersi.
b) Bisa disertai adanya infeksi yang ditandai dengan kemerahan, nyeri dan panas.
3) Berat badan meningkat Penilaian: Berat badan bertambah/menurun secara cepat dalam beberapa bulan pertama pemasangan implant, kenaikan BB kira-kira
2 – 3 kg per tahun.
4) Jerawat Penilaian: Timbul jerawat yang berlebihan pada wajah.
5) Rasa nyeri pada payudara Penilaian: Rasa kencang dan tegang, kadang-kadang disertai rasa nyeri di daerah payudara.
6) Infeksi pada luka insersi Penilaian: Adanya tanda-tanda infeksi pada daerah infeksi seperti kemerahan, bengkak, nyeri, panas dan bisa bernanah
3. Penilaian efek samping metode KB IUD
a. Gangguan perdarahan Penilaian:
1) Perdarahan pervaginam berupa bercak (spotting)
2) Perdarahan pervaginam di luar siklus haid (metroragia)
3) Perdarahan haid lebih lama atau lebih banyak dari biasanya.
b. Infeksi Penilaian:
1) Nyeri di daerah perut bawah
2) Keputihan yang berbau
3) Demam
4) Nyeri pada waktu bersetubuh
c. Keputihan Penilaian: Keluarnya cairan tidak berwarna, tidak berbau dan tidak gatal dari vagina dan dapat timbul setelah pemasangan IUD.
d. Ekspulsi IUD Penilaian: IUD teraba di dalam vagina
e. Perforasi IUD Penilaian:
1) Benang tidak ditemukan
2) Sewaktu dilaksanakan sondage, tidak ditemukan IUD dalam rahim 2) Sewaktu dilaksanakan sondage, tidak ditemukan IUD dalam rahim
g. Rasa nyeri pada alat kelamin Penilaian: Rasa nyeri pada ujung alat kelamin sesuai pada waktu senggama
4. Penilaian efek samping metode KB mantap
a. Tubektomi
1) Infeksi/ luka abses Penilaian: Adanya tanda-tanda infolesi seperti panas, nyeri, bengkak, marah dan bernanah pada luka insisi
2) Perforasi rahim Penilaian: Adanya robekan dinding rahim dan biasanya disertai terjadinya perdarahan. Terjadi pada saat operasi.
3) Perlukaan kandung kencing Penilaian: Adanya robekan kandung kencing dan disertai terjadinya perdarahan dan keluarnya urine. Terjadi pada saat operasi.
4) Perlukaan usus Penilaian: Adanya robekan dinding usus dan biasanya disertai perdarahan dan keluarnya zat-zat makanan, terjadi pada saat operasi.
b. Vasektomi
1) Reaksi alergi anastesi Penilaian:
a) Reaksi hipersensitif local : dermatitis a) Reaksi hipersensitif local : dermatitis
2) Perdarahan Penilaian:
a) Adanya perdarahan pada luka insisi di tempat operasi
b) Perdarahan dalam skrotum
3) Hematoma Penilaian: Adanya bengkak kebiruan pada luka insisi kulit skrotum
4) Infeksi Penilaian: Adanya tanda-tanda infeksi seperti panas, nyeri, bengkak, merah dan bernanah pada luka insisi
5) Granuloma sperma Penilaian: Adanya benjolan kenyal yang kadang disertai rasa nyeri di dalam skrotum.
Kegiatan Belajar 3 : Penanganan efek samping sesuai keluhan akseptor KB
1. Penanganan efek samping metode KB sederhana
a. Kondom
1) Kondom rusak/ bocor/ robek Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan kemungkinan sebab terjadinya (2) Jelaskan cara memasang kondom yang benar (3) Periksa kondom yang terpasang pada penis sebelum
penetrasi ke vagina (4) Jika ditemukan/ dicurigai kondom bocor/ robek, segera ganti dengan kondom yang baru
b) Pengobatan Jika terjadi hubungan seksual dengan kondom yang bocor/ robek/ rusak kurang dari 72 jam, pertimbangkan pemberian pil pasca senggama. Dosis yang diberikan, permulaan 2 tablet,
12 jam kemudian 2 tablet lagi dan terangkan efek mual dan muntah.
2) Iritasi reaksi alergi Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya alergi (2) Bila terjadi reaksi ringan tidak perlu pengobatan
b) Pengobatan (1) Pastikan gejala tersebut adalah reaksi alergi bukan infeksi (2) Reaksi alergi yang mengganggu berikan anti histamine
dengan dosis CTM 3x1 tablet selama 3 – 5 hari (3) Anjurkan mengganti jenis kondom/ memakai metode kontrasepsi lain
3) Mengurangi kenikmatan bersenggama Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan sebab terjadinya
b) Pengobatan: Tidak ada
b. Diafragma
1) Infeksi saluran kencing Penilaian: Pemeriksaan urinalisis (Leukosit ˃10 WBC).
2) Alergi karet atau spermisida Penilaian: Adanya gejala-gejala iritasi vagina setelah berhubungan seksual (tidak didapatkan infeksi genetalia).
3) Nyeri karena penekanan kandung kencing/rectum Penilaian: Klien mengeluh rasa tidak enak di vagina dan pada pemeriksaan ditemukan ulkus vagina.
4) Pengeluaran cairan vagina dan berbau yang berlangsung ˃24 jam Penilaian: Periksa apakah ada infeksi genetalia.
c. Spermisida
1) Iritasi vagina Penilaian: Periksa adanya vaginitis dan infeksi saluran genetalia.
2) Iritasi dan rasa tidak enak di penis Penilaian: Periksa adanya vaginitis dan infeksi saluran genetalia.
3) Rasa panas di vagina dan mengganggu Penilaian: Periksa adanya alergi atau reaksi radang
2. Penanganan efek samping metode KB modern
a. Pil
1) Gangguan siklus haid Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya (2) Jelaskan bahwa keluhan tersebut bersifat sementara (3) Memotivasi agar tetap memakai pil KB
b) Pengobatan (1) Amenorhea
(a) Beri motivasi bahwa hal ini bukan suatu yang abnormal dan dalam 2 – 3 bulan pasti akan datang haid
(b) Bila klien memaksa ingin haid berikan pil KB 3x1 tablet dari hari 1 – 3, 1x1 tablet mulai hari 4 selama 4 – 5 hari
(c) Bila terbukti hamil penggunaan pil KB segera dihentikan (2) Spotting (perdarahan bercak) (a) Metroragia (perdarahan di luar siklus haid) (b) Bila ringan/ tidak terlalu mengganggu tidak perlu
diberi obat (c) Bila cukup mengganggu dapat diberi pil KB kombinasi 3x1 tablet per hari selama 7 hari (3) Menoragia (perdarahan lebih banyak/ lebih lama dari biasanya dari siklus haid) (a) Cukup diberi tablet tambah darah 3x1 tablet (5 –7
hari) sampai keadaan membaik
2) Tekanan darah tinggi Penanganan:
a) Konseling
(1) Jelaskan sebab terjadinya (2) Gejala ini bersifat sementara dan tidak semua pemakai
pil akan menderita tekanan darah tinggi kecuali pada wanita yang waktu hamil mengalami tekanan darah tinggi atau punya riwayat keturunan darah tinggi.
b) Pengobatan (1) Periksa tekanan darah dengan seksama, bila perlu
periksa ulang selang 15 menit setelah klien diminta istirahat
(2) Bila hipertensi ringan atau sedang (diastole antara 95 – 110 mmHg), upayakan pengobatan berupa diet rendah garam dan mengurangi makan lemak selama 2 – 4 minggu. Bila tidak ada perbaikan berikan obat anti hipertensi yaitu reserpin 0,1 mg 1x1 tablet per hari selama 3 – 5 hari/ sampai tekanan hipertensi normal (pil KB tetap diminum)
(3) Bila sampai 3 kali kunjungan cara ini tidak menolong, pemakaian pil dihentikan (4) Bila pada pemeriksaan ditemukan tekanan sistolik > 160 mmHg atau diastolic > 110 mmHg/ ditemukan tanda- tanda bahaya seperti sakit kepala hebat, nyeri dada, penglihatan kabur maka hentikan pemakaian pil KB dan segera rujuk ke RS.
3) Berat badan naik Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya (2) Penambahan BB ini bersifat sementara dan tidak terajdi
pada semua pemakai pil.
b) Pengobatan (1) Bila kenaikan BB tidak mengganggu, tidak perlu diberi
obat (2) Anjurkan klien untk melakukan diet rendah kalori dan olahraga yang proporsional (3) Bila selama 3 bulan cara di atas tidak menolong dan BB bertambah terus hentikan pemakaian pil dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal (IUD).
4) Jerawat Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya bahwa hal ini hanya bersifat
sementara (2) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur) (3) Jaga kebersihan wajah dengan membersihkan muka 2x sehari (4) Hindari pemakaian kosmetik yang berlebihan
b) Pengobatan (1) Bila tidak mengganggu, cukup menjaga kebersihan muka (2) Bila ada infeksi dapat diberikan testrasiklin 3 – 4x1 kapsul
selama 1 – 2 minggu (3) Bila jerawat bertambah banyak ganti dengan kontrasepsi hormonal
5) Chloasma/ bercak coklat kehitaman pada wajah Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya bahwa gejala ini bersifat
sementara dan tidak terjadi pada semua pemakai pil. (2) Hindari paparan sinar matahari terlalu lama sementara dan tidak terjadi pada semua pemakai pil. (2) Hindari paparan sinar matahari terlalu lama
mengganggu penampilan hentikan pemakaian dan anjurkan untuk ganti kontrasepsi non hormonal.
6) Produksi ASI berkurang Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa pil KB yang mengandung estrogen tidak dianjurkan untuk ibu yang sedang menyusui.
b) Pengobatan: Anjurkan ibu menggunakan pil KB yang tidak mengandung estrogen.
7) Pusing, mual dan muntah Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya
b) Pengobatan (1) Pastikan tekanan darah normal (2) Untuk sakit kepala berikan antalgin 3x500 mg per hari
selama
3 – 5 hari, atau asam mefenamat 3x250 – 500 mg kapsul per hari selama 3 – 5 hari. (3) Bila pemberian obat itdak menolong hentikan pemakaian pil dang anti dengan kontrasepsi non hormonal (4) Untuk mual bila mengganggu berikan metoklopramid 3x10 mg dan diberikan 15 menit sebelum makan selama
5 – 7 hari. (5) Anjurkan makan secara teratur.
8) Nyeri pada payudara Penanganan:
a) Konseling
(1) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara
(2) Anjurkan memakai penyangga payudara (BH) yang sesuai dengan menjaga kebersihannya
b) Pengobatan (1) Bila terasa sakit dapat diberi parasetamol 3x500 mg per
hari selama 3 – 4 hari atau asam mefenamat 3x250 – 500 mg per hari selama 3 – 4.
(2) Bila gejala menetap hentikan pemakaian pil dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal
b. Suntikan
1) Gangguan siklus haid Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, biasanya terjadi pada 2 – 3 bulan pertama setelah penyuntikan
b) Pengobatan (1) Amenorhea: Bila klien ingin haid dapat diberikan pil KB
3x1 tablet dari hari 1 – 3 1x1 tablet mulai hari 4 selama 4 – 5 hari
(2) Spotting/ metroragia (a) Bila ringan/ tidak mengganggu tidak perlu diberi obat (b) Bila mengganggu dapat diberikan pil KB 3x1 tablet/
hari selama 7 hari. Biasanya dengan satu kuur sudah dapat diatasi
(3) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari biasanya) (a) Cukup diberi tablet sulfasferosus 3x1 tablet selama 5
– 7 hari/ sampai keadaan membaik
2) Keputihan Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara
(2) Anjurkan menjaga kebersihan daerah kemaluan (ganti celana dalam atau gunakan pembalut yang cocok)
b) Pengobatan (1) Bila diserta rasa gatal, cairan berwarna kuning kehijauan
atau berbau tidak sedap dapat diberikan nistatin 100.000 IU intra vagina selama 14 hari
(2) Jika setelah pemberian antibiotic tetapi keputihan terus berlangsung maka pemakaian suntikan dihentikan
3) Rambut rontok Penanganan dan pengobatan
a) Konseling (1) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan
kembali normal tanpa pengobatan setelah suntikan dihentikan
(2) Bila klien tidak dapat mentolerir gejala ini anjurkan untuk ganti kontrasepsi non hormonal
b) Pengobatan: Tidak ada
4) Berat badan meningkat Penanganan:
a) Konseling: Penambahan BB ini bersifat sementara dan tidak terjadi pada semua pemakaian suntikan tergantung reaksi tubuh wanita itu terhadap metabolism progesteron.
b) Pengobatan (1) Anjurkan klien melakukan diit rendah kalori dan olah raga
yang teratur (2) Jika cara di atas tidak berhasil hentikan pemakaian suntikan dang anti dengan kontrasepsi non hormonal (IUD)
5) Pusing, mual dan muntah Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini hanya bersifat sementara dan biasanya 2 – 3 bulan setelah pemakaian rasa pusing dan mual akan hilang sendiri
b) Pengobatan (1) Pastikan tekanan darahnya normal (2) Untuk sakit kepala berikan asam mefenamat 3x250 – 500
mg kapsul/ hari selama 3 – 5 hari atau antalgin 3x500 mg/ hari selama 3 – 5 hari
(3) Untuk mual dan muntah berikan metoklopramid 3x10 mg/ hari selama 5 – 7 hari (4) Makan secara teratur (5) Bila dalam waktu 3 bulan gejala menetap hentikan
pemakaian suntikan dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal.
c. Implant
1) Gangguan siklus haid Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, biasanya terjadi pada 2 – 3 bulan pertama setelah penyuntikan.
b) Pengobatan (1) Amenorhea: Bila klien ingin haid dapat diberikan pil KB
3x1 tablet dari hari 1 – 3 1x1 tablet mulai hari 4 selama
4 – 5 hari (2) Spotting/ metroagia (a) Bila ringan/ tidak mengganggu tidak perlu diberi
obat
(b) Bila mengganggu dapat diberikan pil KB 3x1 tablet/ hari selama 7 hari. Biasanya dengan satu kuur sudah dapat diatasi
(3) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari biasanya) (a) Cukup diberi tablet sulfasferosus 3x1 tablet selama
5 – 7 hari/ sampai keadaan membaik
2) Peningkatan BB Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya (2) Penambahan BB ini bersifat sementara dan tidak
terajdi pada semua pemakai pil.
b) Pengobatan (1) Bila kenaikan BB tidak mengganggu, tidak perlu diberi
obat (2) Anjurkan klien untk melakukan diet rendah kalori dan olahraga yang proporsional (3) Bila selama 3 bulan cara di atas tidak menolong dan BB bertambah terus hentikan pemakaian pil dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal (IUD).
3) Jerawat Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya bahwa hal ini hanya bersifat
sementara (2) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur) (3) Jaga kebersihan wajah dengan membersihkan muka 2x sehari (4) Hindari pemakaian kosmetik yang berlebihan sementara (2) Mengurangi makanan yang berlemak (kacang, susu, kuning telur) (3) Jaga kebersihan wajah dengan membersihkan muka 2x sehari (4) Hindari pemakaian kosmetik yang berlebihan
muka (2) Bila ada infeksi dapat diberikan testrasiklin 3 – 4x1
kapsul selama 1 – 2 minggu (3) Bila jerawat bertambah banyak ganti dengan
kontrasepsi hormonal
4) Pusing/ sakit kepala Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya
b) Pengobatan (1) Pastikan tekanan darah normal (2) Untuk sakit kepala berikan antalgin 3x500 mg per hari
selama
3 – 5 hari, atau asam mefenamat 3x250 – 500 mg kapsul per hari selama 3 – 5 hari. (3) Bila pemberian obat itdak menolong hentikan pemakaian pil dang anti dengan kontrasepsi non hormonal
(4) Untuk mual bila mengganggu berikan metoklopramid 3x10 mg dan diberikan 15 menit sebelum makan selama 5 – 7 hari.
(5) Anjurkan makan secara teratur.
5) Nyeri payudara Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara (2) Anjurkan memakai penyangga payudara (BH) yang
sesuai dengan menjaga kebersihannya sesuai dengan menjaga kebersihannya
per hari selama 3 – 4 hari atau asam mefenamat 3x250 – 500 mg per hari selama 3 – 4.
(2) Bila gejala menetap hentikan pemakaian pil dan ganti dengan kontrasepsi non hormonal
6) Chloasma/ bercak coklat kehitaman pada wajah Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya bahwa gejala ini bersifat
sementara dan tidak terjadi pada semua pemakai pil. (2) Hindari paparan sinar matahari terlalu lama
b) Pengobatan: Bila berlebihan dan menetap (dalam 3 bulan) serta mengganggu penampilan hentikan pemakaian dan anjurkan untuk ganti kontrasepsi non hormonal.
7) Ekspulsi implant Penanganan:
a) Konseling (1) Jelaskan sebab terjadinya (2) Jaga kebersihan dan menghindari gerakan yang keras
b) Pengobatan (1) Periksa apakah kapsul masih ada di tempatnya atau
tidak. Periksa pula adanya tanda-tanda infeksi pada daerah insersi.
(2) Bila tidak ada infeksi dan kapsul yang lain masih berada di tempatnya maka cabut 1 kapsul yang ekspulsi sedangkan sisanya dipertahankan. Jangan lupa mencabut implant setahun lebih awal dari semestinya.
(3) Bila ada tanda-tanda infeksi : (a) Anjurkan klien untuk memakai kontrasepsi lain
(b) Cabut kapsul yangada dan pasang kapsul yang
baru pada sisi lengan yang lain
8) Nyeri perut bagian bawah/ nyeri panggul Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya
b) Pengobatan (1) Periksa TTV : nadi, suhu dan tensi (2) Rujuk jika perut bagian bawah tegang, nadi >
100x/menit, tekanan darah < 90/60 mmHg (3) Bila gejala tidak bisa diatasi cabut implant dang anti dengan kontrasepsi non hormonal
9) Infeksi pada luka insisi Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa luka insisi dapat terinfeksi jika perawatan luka tidak higienis/ luka terbuka atau kena air
b) Pengobatan (1) Bila infeksi tanpa abses
(a) Bersihkan luka dengan air dan sabun/ cairan anti septic kemudian berikan antibiotic oral (ampisilin/ amoxilin 3x500 mg/hari selama 5 – 7 hari)
(b) Bila tidak membaik, cabut semua kapsul dan pasang kapsul baru pada sisi lengan lain atau anjurkan klien untuk mengganti kontrasepsi lain.
(2) Bila terjadi abses (a) Bersihkan daerrah luka dengan cairan antiseptic (b) Alirkan dan insisi PUS kemudian cabut semua
kapsul (c) Lakukan perawatan luka dan beri antibiotic oral seperti amoxilin atau ampisilin 3x500 mg/ hari selama 5 – 7 hari
(d) Pasang kapsul baru pada sisi lengan yang lain atau anjurkan klien untuk ganti kontrasepsi lain.
3. Penanganan efek samping metode KB IUD
a. Gangguan perdarahan Penanganan:
1) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara, biasanya terjadi pada 2 – 3 bulan pertama setelah penyuntikan
2) Pengobatan
a) Amenorhea: Bila klien ingin haid dapat diberikan pil KB 3x1 tablet dari hari 1 – 3 1x1 tablet mulai hari 4 selama 4 – 5 hari
b) Spotting/ metroagia (1) Bila ringan/ tidak mengganggu tidak perlu diberi obat (2) Bila mengganggu dapat diberikan pil KB 3x1 tablet/ hari
selama 7 hari. Biasanya dengan satu kuur sudah dapat diatasi
c) Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari biasanya) (1) Cukup diberi tablet sulfasferosus 3x1 tablet selama 5 –
7 hari/ sampai keadaan membaik
b. Nyeri/ kram pada perut bagian bawah Penanganan:
1) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya
2) Pengobatan (a) Periksa TTV : nadi, suhu dan tensi (b) Rujuk jika perut bagian bawah tegang, nadi > 100x/menit,
tekanan darah < 90/60 mmHg (c) Bila gejala tidak bisa diatasi cabut implant dang anti dengan kontrasepsi non hormonal tekanan darah < 90/60 mmHg (c) Bila gejala tidak bisa diatasi cabut implant dang anti dengan kontrasepsi non hormonal
1) Konseling: Jelaskan bahwa hal ini dapat diatasi dengan pengobatan dan kebersihan
2) Pengobatan (a) Berikan :
(1) Tetrasiklin 4x500 mg/ hari selama 1 minggu (2) Penicillin injeksi 800.000 IU/ hari selama 3 hari (3) Teramycin injeksi 50 mg/ hari selama 3 – 5 hari
(b) Bila telah dilakukan pengobatan sebanyak 4x dan tidak berhasil, rujuk ke RS.
d. Ekspulsi AKDR Penanganan:
1) Konseling: Jelaskan bahwa hal ini dapat ditangani
2) Pengobatan: IUD dikeluarkan dan diganti dengan IUD baru yang sesuai dengan ukuran rahim dan melakukan cara pemasangan yang baik
e. Perforasi IUD Penanganan:
1) Konseling (a) Bila terjadi perforasi dan tidak ada keluhan maka tidak perlu
segera dikeluarkan (b) Bila IUD tembaga sebaiknya segera dikeluarkan
2) Pengobatan (a) Observasi adanya tanda-tanda abdomen akut dan segera
rujuk ke RS untuk pemeriksaan dan pertolongan berlanjut (b) Bila pada pemeriksaan tidak ditemukan IUD maka dilakukan foto rontgen kemudian dilanjutkan HSG (c) Mengangkat AKDR dengan cara laparatomi atau cara lain
4. Penanganan efek samping metode KB mantap
a. Tubektomi
1) Reaksi alergi anastesi Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa reaksi ini dapat terjadi pada saat dilakukan anastesi, oleh karena itu diterangkan sebelum dilakukan operasi tentang semua resiko operasi tersebut.
b) Pengobatan (1) Untuk menghindari terjadinya reaksi alergi maka
anastesi local harus diberikan secara perlahan-lahan dengan dosis sesuai BB.
(2) Bila terjadi reaksi alergi dapat diberikan antihistamin dan suntikan adrenalin 0,3 mg secara SC.
2) Infeksi/ luka abses pada tubektomi Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini terjadi karena peralatan dan ruangan yang kurang steril, kurang sempurnanya persiapan operasi, teknik dan perawatan luka pasca operasi.
b) Pengobatan (1) Bila terjadi abses lakukan drainase dan bila luka kering
gunakan salep antiseptic. (2) Untuk infeksi dapat diberikan antibiotika.
3) Perforasi rahim Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia.
b) Pengobatan (1) Pastikan adanya perforasi rahim, lakukan penghentian
perdarahan dengan penjahitan menggunakan chromic catgut.
(2) Pasca bedah adakan observasi dengan cermat dan berikan antibiotik.
4) Perlukaan kandung kencing Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi serta anatomi tubuh manusia dan jelaskan sebab terjadinya perlukaan kandung kencing.
b) Pengobatan (1) Pastikan adanya perlukaan kandung kencing, jika ada
lakukan dengan jahitan kedua dengan jahitan simpul dan memakai benang sutra.
(2) Pasca bedah lakukan pemasangan kateter dan pertahankan selama 3x24 jam.
5) Perlukaan usus Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan mengenai teknik yang dipakai pada tubektomi secara anatomi tubuh manusia dan jelaskan sebab terjadinya perlukaan usus
b) Pengobatan (1) Pastikan adanya perlukaan usus, jika ada jahit dengan
jahitan jelujur longitudinal menggunakan catgut kemudian lakukan jahitan simpul sutra
(2) Pasca bedah, biasanya dirawat inap di RS sampai fungsi faal usus baik selama 3x24 jam.
6) Perdarahan mesosalping Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan kemungkinan sebab terjadinya.
b) Pengobatan: Bila terjadi pada saat operasi, perdarahan dihentikan dengan kauterisasi atau penjahitan pada pembuluh darah yang luka b) Pengobatan: Bila terjadi pada saat operasi, perdarahan dihentikan dengan kauterisasi atau penjahitan pada pembuluh darah yang luka
1) Reaksi alergi anastesi Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa reaksi ini dapat terjadi pada saat dilakukan anastesi pada tindakan operasi, baik operasi besar atau kecil
b) Pengobatan (1) Untuk menghindari terjadinya reaksi alergi, maka anastesi
local harus diberikan secara perlahan-lahan dengan dosis sesuai BB.
(2) Bila terjadi reaksi alergi hentikan pemberian anastesi dan berikan suntikan anti histamine dan suntikan dexametason bila perlu, kemudian evaluasi apakah tindakan vasektomi dapat diteruskan atau tidak.
2) Perdarahan Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan kemungkinan sebab terjadinya perdarahan.
b) Pengobatan (1) Bila terjadi pada saat operasi, perdarahan dihentikan
dengan penekanan pada pembuluh darah yang luka. (2) Bila terjadi beberapa hari setelah operasi, luka dirawat seperti merawat luka perdarahan (buka perban, hentikan perdarahan dengan penekanan, ganti perban dan balut luka dengan agak ketat)
3) Hematoma Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan sebab terjadinya hematoma
b) Pengobatan: Singkirkan adanya infeksi atau abses, kemudian berikan kompres hangat dan beri penyangga sktrotum bila perlu dapat diberikan salep anti hematoma
4) Infeksi Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan bahwa gejala ini terjadi karena peralatan alat kurang steril dan kurang sempurnanya persiapan operasi, teknik dan perawatan luka.
b) Pengobatan (1) Bila terjadi abses lakukan drainase. Jika luka basah
lakukan kompres dan bila luka kering gunakan salep antiseptic.
(2) Untuk infeksinya dapat diberikan antibiotic yang sesuai
5) Granuloma sperma Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan sebab terjadinya
b) Pengobatan (1) Bila granuloma sperma kecil akan diabsopsi spontan
secara sempurna dan bila besar rujuk ke RS untuk dilakukan eksisi dan mengikat kembali vas deferens. Biasanya akan sembuh sendiri.
(2) Rasa nyeri dapat diatasi dengan pemberian analgetik (parasetamol dan antalgin)
6) Gangguan psikis Penanganan:
a) Konseling: Jelaskan sebab terjadinya dan berikan penyuluha n sebaik dan sejelas mungkin.
b) Pengobatan: Tidak perlu pengobatan namun perlu dilakukan psikoterapi.
CONTOH KASUS PENANGGULANGAN MASALAH EFEK SAMPING KB
1. Studi Kasus
Ny. Sasa umur 27 tahun P2 A1, anak terakhir umur 15 bulan, akseptor KB implant sejak 10 bulan yang lalu. Datang ke BPS dengan keluhan selama 3 bulan terakhir mengalami perdarahan bercak (sedikit-sedikit). Hasil pemeriksaan : TD : 100/70 mmHg N : 80 x/mnt S : 37˚C R : 20 x/mnt
2. Petunjuk Praktikum
a. Perhatikan petunjuk pelaksanaan prosedur dengan benar
b. Buatlah kelompok untuk mendemonstrasikan dan melengkapi data dari kasus di atas
c. Lakukan pemecahan masalah pada kasus di atas dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dengan benar
3. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
Prosedur Pelaksanaan Konseling Umum, Spesifik, Pra dan Pasca
FORMAT PENILAIAN MANAJEMEN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB
Judul Kasus
Aspek Yang Dinilai
1. Mengkaji Biodata
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Kesehatan
4. Riwayat Sosial Ekonomi
5. Pemeriksaan Vital Sign (TD, N, R, S)
6. Pemeriksaan Antropometri
7. Infeksi Head to Too
11. Pemeriksaan Penunjang
12. Interpretasi Data
19. Pencegahan Infeksi Nilai = Score perolehan x 100
Jumlah Item x 2
METODE KONTRASEPSI SEDERHANA
PENDAHULUAN
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas. Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dapat dikerjakan sendiri oleh peserta keluarga berencana, tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode kontrasepsi sederhana dibagi menjadi 2, yaitu: metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dan dengan alat.
KOMPETENSI DASAR
Diharapkan peserta didik dapat melakukan metode kontrasepsi sederhana secara benar dalam memberikan pelayanan kebidanan.
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
1. Diharapkan peserta didik dapat melakukan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dengan benar.
2. Diharapkan peserta didik dapat melakukan metode kontrasepsi sederhana tanpa alat dengan benar.
KEGIATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1 : Metode Kontrasepsi Sederhana tanpa Alat
1. Metode Kalender atau Pantang Berkala
a. Uraian Materi
Metode kalender atau pantang berkala adalah metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi. Manfaatnya adalah:
1) Kontrasepsi: sebagai alat pengendalian kelahiran dan mencegah kehamilan.
2) Konsepsi: dapat digunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan melakukan hubungan seksual saat masa subur atau ovulasi untuk meningkatkan kesempatan bisa hamil (Mulyani dan Rinawati, 2013).
b. Petunjuk Praktikum
1) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur
2) Lakukan prosedur pelaksanaan metode kontrasepsi kalender
c. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
Prosedur Pelaksanaan Metode Kontrasepsi Kalender:
DAFTAR TILIK KONSELING KB KALENDER
Nama
NIM :………………………………………………. Nilai
No
Aspek yang dinilai
A. Sikap
1. Menyambut pasien dengan ramah
2. Teruji memperkenalkan diri.
3. Mempersilahkan duduk
4. Teruji menjaga privasi pasien.
5. Teruji menunjukkan rasa empati Score : 10
B. Content / Isi
6. Menjelaskan tentang pengertian KB Kalender
7. Menjelaskan tentang cara kerja KB Kalender
8. Menjelaskan tentang efektifitas KB Kalender
9. Menjelaskan tentang keuntungan KB Kalender
10. Menjelaskan tentang kekurangan KB Kalender
11. Menjelaskan indikasi KB Kalender
12. Menjelaskan kontra indikasi KB Kalender
13. Menjelaskan cara menggunakan KB Kalender
14. Memberi kesempatan untuk bertanya Score : 18
C. Tehnik
15. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
1. Percaya diri. (suara jelas)
2. Menggunakan alat bantu.
3. Melakukan evaluasi.
4. Mendokumentasikan hasil. Score : 10
TOTAL SCORE :38
Nilai : Σ Score X 100
2. Metode Amenorea Laktasi (MAL)
a. Uraian Materi
Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya. MAL efektif sampai 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
1) Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding), lebih efektif bila pemberian > 8x sehari
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan (Arum dan Sujiyatini, 2011).
b. Petunjuk Praktikum
1) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur
2) Lakukan prosedur pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL)
c. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
Prosedur Pelaksanaan Metode Amenorea Laktasi (MAL):
DAFTAR TILIK KONSELING KB MAL
Nama
NIM :………………………………………………. Nilai
No
Aspek yang dinilai
A. Sikap
1. Menyambut pasien dengan ramah
2. Teruji memperkenalkan diri.
3. Mempersilahkan duduk
4. Teruji menjaga privasi pasien.
5. Teruji menunjukkan rasa empati Score : 10
B. Content / Isi
6. Menjelaskan tentang pengertian MAL
7. Menjelaskan tentang cara kerja MAL
8. Menjelaskan tentang efektifitas MAL
9. Menjelaskan tentang keuntungan MAL
10. Menjelaskan tentang kekurangan MAL
11. Menjelaskan indikasi MAL
12. Menjelaskan kontra indikasi MAL
13. Menjelaskan cara menggunakan MAL
14. Memberi kesempatan untuk bertanya Score : 18
C. Tehnik
15. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
16. Percaya diri. (suara jelas)
17. Menggunakan alat bantu.
18. Melakukan evaluasi.
19. Mendokumentasikan hasil. Score : 10
TOTAL SCORE :38
Nilai : Σ Score X 100
3. Metode Suhu Basal Tubuh (Basal Body Temperature Method)
a. Uraian Materi
Suhu basal tubuh adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur (ovulasi). Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa thermometer basal. Thermometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit (Irianto, 2014).
b. Petunjuk Praktikum
1) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur
2) Lakukan prosedur pelaksanaan Metode Suhu Basal Tubuh
c. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
Prosedur Pelaksanaan Metode Suhu Basal Tubuh:
DAFTAR TILIK KONSELING METODE SUHU BASAL TUBUH
Nama
NIM :………………………………………………. Nilai
No
Aspek yang dinilai
A. Sikap
1. Menyambut pasien dengan ramah
2. Teruji memperkenalkan diri.
3. Mempersilahkan duduk
4. Teruji menjaga privasi pasien.
5. Teruji menunjukkan rasa empati Score : 10
B. Content / Isi
6. Menjelaskan tentang pengertian KB Suhu Basal
7. Menjelaskan tentang cara kerja KB Suhu Basal
8. Menjelaskan tentang efektifitas KB Suhu Basal
9. Menjelaskan tentang keuntungan KB Suhu Basal
10. Menjelaskan tentang kekurangan KB Suhu Basal
11. Menjelaskan indikasi KB Suhu Basal
12. Menjelaskan kontra indikasi KB Suhu Basal
13. Menjelaskan cara menggunakan KB Suhu Basal
14. Memberi kesempatan untuk bertanya Score : 18
C. Tehnik
15. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
16. Percaya diri. (suara jelas)
17. Menggunakan alat bantu.
18. Melakukan evaluasi.
19. Mendokumentasikan hasil. Score : 10
TOTAL SCORE :38
Nilai : Σ Score X 100
4. Metode Lendir Serviks (Bilings)
a. Uraian Materi
Metode Lendir Serviks atau metode ovulasi merupakan metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari ovulasi (Mulyani dan Rinawati, 2013).
Pendefinisian kode penggunaan Metode Lendir Serviks:
1) Hari-hari kering: Setelah darah haid bersih, kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai beberapa hari tidak terlihat adanya lender
dan daerah vagina terasa kering.
2) Hari-hari subur: Ketika terobsesi adanya lender sebelum ovulasi, ibu dianggap subur, ketika terlihat adanya lender, walaupun jenis lendir yang kental dan lengket. Lendir subur yang basah dan licin mungkin sudah ada di serviks dan hari subur dimulai.
3) Hari puncak: hari terakhir adanya lendir licin dan ada perasaan basah (Irianto, 2014).
b. Petunjuk Praktikum
1) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur
2) Lakukan prosedur pelaksanaan Metode Lendir Serviks
c. Prosedur Pelaksanaan Penilaian:
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
Prosedur Pelaksanaan Metode Lendir Serviks:
DAFTAR TILIK KONSELING METODE LENDIR SERVIKS
Nama
NIM :………………………………………………. Nilai
No
Aspek yang dinilai
A. Sikap
1. Menyambut pasien dengan ramah
2. Teruji memperkenalkan diri.
3. Mempersilahkan duduk
4. Teruji menjaga privasi pasien.
5. Teruji menunjukkan rasa empati Score : 10
B. Content / Isi
6. Menjelaskan tentang pengertian KB Lendir Serviks
7. Menjelaskan tentang cara kerja KB Lendir Serviks
8. Menjelaskan tentang efektifitas KB Lendir Serviks
9. Menjelaskan tentang keuntungan KB Lendir Serviks
10. Menjelaskan tentang kekurangan KB Lendir Serviks
11. Menjelaskan indikasi KB Lendir Serviks
12. Menjelaskan kontra indikasi KB Lendir Serviks
13. Menjelaskan cara menggunakan KB Lendir Serviks
14. Memberi kesempatan untuk bertanya Score : 18
C. Tehnik
15. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.
16. Percaya diri. (suara jelas)
17. Menggunakan alat bantu.
18. Melakukan evaluasi.
19. Mendokumentasikan hasil. Score : 10
TOTAL SCORE :38
Nilai : Σ Score X 100
5. Metode Symtotermal
a. Uraian Materi
Metode Symtotermal adalah metode kontrasepsi yang dilakukan dengan mengamati perubahan lendir dan perubahan suhu badan tubuh. Kombinasi berbagai macam metode KB alamiah untuk menentukan masa subur atau ovulasi (Handayani, 2010).
Metode symtotermal memiliki manfaat sebagai alat kontrasepsi maupun konsepsi. Manfaat kontrasepsi; metode symtotermal digunakan sebagai alat kontrasepsi atau menghindari kehamilan dengan tidak melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur (pantang saat masa subur), sedangkan manfaat konsepsi; metode symtotermal digunakan sebagai konsepsi atau menginginkan kehamilan dengan melakukan hubungan seksual ketika berpotensi subur.
b. Petunjuk Praktikum
1) Perhatikan petunjuk pelaksanaan Prosedur
2) Lakukan prosedur pelaksanaan Metode Symtotermal
c. Prosedur Pelaksanaan Penilaian :
0 Jika tidak dilakukan
1 Jika dilakukan tetapi kurang sempurna
2 Jika dilakukan dengan benar
Prosedur Pelaksanaan Metode Symtotermal:
DAFTAR TILIK KONSELING METODE SYMTOTERMAL
Nama
NIM :………………………………………………. Nilai
No
Aspek yang dinilai
A. Sikap
1. Menyambut pasien dengan ramah
2. Teruji memperkenalkan diri.
3. Mempersilahkan duduk