Pluralisme agama dalam perspektif ulama (studi terhadap peran agamawan muslim dalam membina kerukunan antar-umat beragama di kota Palangka Raya dan kabupaten Gunung Mas) - Digital Library IAIN Palangka Raya

PLURALISMEAGAMA
DALAM PERSPEKTIFULAMA
(StuditerhadapPeranAgamawanMuslim dalam
MembinaKerukunanAntar-umatBerasama
di Kota PalangkaRayadanKabupatenGunungMas)
faolt Kanman, oKK.

Abstrak
lerkaitdenganmaknamultikulturalisme,
Konseppiuralismetenlusangat
sementara
multikulturalismeilu sendni dimaknais€ba8aisebuahideologiyang menekanknn
kes€derajatan
dalam perbedaankebudayaan.Pada tataran ini, multilerlturalismc
menjaminpentingnyasikap saling menghormatiantar-kelompok
rnasyaEkatyang
memiliki kebudayaan
bcrbeda.Suatusikap(penghorrnatan)
da.i sualukelo,npokyarg
memunskinlGnbagi setiap kelompok lain, terrnasukkelo pok mino tas, unlul
mengekspresikan

kebudayaanDrerekatanpa mengalamiprasangkaburuk dan
Multikulturalismeadalahrealitasyang bersifhtsunhanllah.d^a mengingkai
:unnatu ah sal'ladeng n p€ngingkaranatasPenciptanya,
telapidalamkenyataanempiris
tampaknya memang tidak mudah untuk mengembangkansikap inklusivuas dan
penghargaan
yang tulus atasperb€daan
dan keragaman(plural) dalammasyarskat
multikultural.Masyarakat
nukikultunl padaumunmyamcnghadapi
Foblem inlegrasi
dalarm
nqnihde yangridakpemahdjhadapioleh masyarakat
lain.Di antra problcm
dalammewujudkanmAsyaraka!
multikulturaliahh berk€mbangnya
sikapkeagamaan
eksklusifyanghanyamemandang
agamanya
sendiriyangpalingbenardanyanglain

salah.Kondisiini k€mudiandiperparah
lagidengandigunakannya
hid./dm KitabSuci
oleh masing-rnsingumatdalammngkajustilikasikeabsahan
reologisatasyang lain,
punsemakin
makakan multikultuialhme
terlulupdengan
sendninya.
-

Penulisadalahdosent€tapSTAINPalanska
Raya.

volune4,Nomor2 Desetuber
JuraalStu.liAgouadanMasyaruhut.
2007

17


Dalam kerangkaantisipasiaras problen sosio-religiusdi atas, maka
pah.rm"Pluralisme
A!ana". PahaIn1ni.wala k€munculAnnya
lerasa
dikembangkanlah
pihak,temyatamaslhtnen1pmyribanyak
ibaniba dansempatmencengangkan
beberapa
pro dankontrdolehbanyak
makna,dan kareni ilulahkemudianpahamini dipandang
pihak.Sebenamya,
pahamini bukanlah
yangbaru.Akar-akamya
scrrrurdengan
sesoatu
pun timbuldari peGpektifd.npengalaman
akarmodemisme
di Baratdangrgasannya
manusiaBarat.BahkanMUI (MajelisUlanraIndonesia),
'nelaluiMusya$alahNasional

nya tanggal26-29 Juli 2005,semparmengeLuarkan
fatwalentangmasalahini, yang
intinyamenyatakan
bahwa"Pluralisme"
dalalnpenikirankcasamaan
adalah
haram.
Majelis ini (baca: MUI) lelah mengatnbillangkahjclas dalam nr€nanggapi
"Pluralisme
Agama"dimaksu4lantasbagaima,aftlar,,c wo,?drte, dalamskalalokal
membicamkd masalahini? Sementampada tatean yang lain, kelompokotoritas
(Jlama Muslim)lokalpunharusdihadapkan
padarcalitassosialyangsangar
keislaman
jelas multikultualnya!Suatuhal yang menuntutkearifanuntuk nenjawabnya,
lidak
terk€cualiolehparaotoritaslslamdi KotaPalangka
RayadaoKabuFtenGunungMasyangberupahasilriset,tentangtopik ini kemudiandi
Maka,dai sini lah pemaknaan,
mulal.

PeNpcktilUlama-r?/rr C/drirr.
Kak Kunci:PluralismeAgama,

A. Pendahuluan
(MUNAS)tanggal26s.d.29Juli2005,
MelaluiMusyawarahNasional
MajelisUlamaIndonesia(MUI) telahmergeluarkanl l fatwa,di antaranya
ialah pemyataanbahwa Liberulisne, Sekularisfte dan Pluralisne dalam
pemikirankeagamaan,
tidak sesuaidenganajaranlslam-Oleh karenaitu
diharamkan
untukmengikutinya.'
Salah satu bias dari munculnyafatwa MUI ini adalah adanya
perdebatan
menyoalpahampluralisngyangbanyakmunculdi McdiaMassa.
yang dipicu oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia(MUI) yang
Perdebatan
menyatakantentang keharamanpaham pluralismc, sekulerisme,dan
sebagai
liberalisme

ini, memangberpotensi
untukterusmenghangat
diskursus
publik. Silang pendapatpara pemikir keagamaan
dalam tataranteo tis'

Lifiat hasilMusyawarahNasionalMUt ke-vlll tanggal26-29Jtljli,zj0s.

Ju dl StutliAgana ddh M8rarakat, rolune 4, Nanot 2 Desehber2007

P lwa lnhe Agam Dalan Percpebif ULatna

konseptual
di satusisi,dandalamtatamnpraksisyangdiresponpublik di sisi
yanglain, menjaditak terhindarkan.
pluralisme
Persoalan
memangmenarikdiperdebatkan,
baikpluralisme
dalamtatarankonseptual-teoritis

maupunpluralisme
padatataranpraksis
atau
kenyataal hidup umat beragama.SebelumMUI mengeluarkanfatwa
mengenai
masalah
ini, wacanapluralisme
sesunggxhnya
sudahtumbuhseiring
denganmerebaknyapemikiranliberalismedi Indonesiatahun 1970-an.
NurcholishMadjid yang saatitu merjadi lco intelektualnya.
Wacanaini
menjadi begitr.lpenting dan krusial, karenaterkait denganhal penting dan
sensitif, yaitu masalahteologis. Tidak semuaumat beragamasepakat
menyatakan
bahwatemyataada"kebenaran
lain" di luar agamanya.
Ajaran
Kitab Suci masing-masingagamaselalu mengamhl