Strategi Penerapan Green Computing Pada Unit Pengelola Sistem Informasi Pembelajaran BerdasarkanMetode Pendekatan Analytic Network Process(ANP) (Studi Kasus: SMPN 109 Jakarta)

  

Strategi Penerapan Green Computing Pada Unit Pengelola Sistem

Informasi Pembelajaran BerdasarkanMetode Pendekatan

Analytic Network Process(ANP)

  

(Studi Kasus: SMPN 109 Jakarta)

Hariyanto

  

AMIK BSI Tangerang

Jl. Gatot Subroto No. 8 karawaci, Kota Tangerang- Banten

Email: hariyanto.hro@bsi.ac.id

  

Abstrak

Teknologi informasi yang berkembang begitu cepat pada era globalisasi memberikan pengaruh dalam pengambilan suatu

keputusan yang sangat penting yang harus diambil dalam menghadapi permasalahan yang ada. Pengambilan keputusan dapat

dipengaruhi oleh beberapa aspek, hal ini sangat mempengaruhi kecepatan dalam mengambil keputusan oleh decision maker,

dimana keputusan yang diambil harus cepat dan akurat. Penelitian ini dibuat dengan menggunakan metode Analytical Network

Process (ANP). Dimana algoritma ini melakukan proses penghitungan untuk mencari keputusan yang terbaik, yaitu dengan

cara menghitung nilai kriteria-kriteria dan membandingkannya dengan perhitungan dari tiap-tiap kemungkinan keputusan

yang akan diambil. Penelitian ini akan dipakai dalam membantu decision maker dalam menentukan alternatif-alternatif strategi

penerapan Green Computing. Kriteria yang dipakai dalam strategi penerapan Green Computing sesuai kebutuhan yang ada di

SMPN 109 Jakarta. Dari hasil penelitian Strategi Penerapan Green Computing Pada Unit Pengelola Sistem Informasi

Pembelajaran Berdasarkan Metode Pendekatan Analytic Network Process(ANP). Decision Support System akan menghasilkan

keputusan yang tepat dan fleksibel dengan aspek yang mempengaruhi keputusan tersebut, serta menghasilkan laporan kepada

decision maker agar membantu decision maker didalam mengambil keputusan.

  Kata kunci: Green Computing, Analytic Network Process, Unit Pengelola Sistem Informasi Pembelajaran.

  

Abstract

Information technology is evolving so fast in the era of globalization influence in making a very important decision to be taken

in dealing with existing problems. Decision-making can be influenced by several aspects, it greatly affects the speed in making

decisions by the decision maker, where decisions must be taken quickly and accurately. This study was made by using the

Analytical Network Process (ANP). Where the algorithm is doing the counting process to find the best decision, ie by

calculating the value criteria and comparing it to the calculation of the probability of each decision to be taken. This research

will be used to assist the decision maker in determining the application of the strategy alternatives Green Computing. The

criteria used in the implementation of the Green Computing strategies according to the needs that exist in the SMP 109 Jakarta.

From the research, Green Computing Implementation Strategies In Unit Information System Manager Learning Approach

Method Based Analytic Network Process (ANP). Decision Support System will generate the right decision and flexible with

the aspects that influence the decision, and to produce a report to the decision maker in order to assist the decision maker in

making decisions.

  Keywords : Green Computing, Analytic Network Process, Learning Information System Management Unit.

1. PENDAHULUAN Teknologi, di satu sisi memperbaiki dan mendukung kehidupan manusia, sementara di sisi lain menghancurkan.

  Teknologi selalu menyatu dengan konsekuensinya, teknologi tidaklah netral, demikian dikatakan Naisbit (1999). Teknologi Informasi (TI) adalah produk kreatif dari imaginasi dan mimpi manusia, keberadaanya telah menjadi

  bagian integral dari evolusi kultur manusia. Memanfaatkan TI secara efisien namun dengan hasil yang optimal adalah imperatif, untuk menggeser garis resultan konsekuensi agar (cenderung) berada pada sisi positif (Priyanto, 2008).

  Menurut Kominfo 2010 menyatakan bahwa “Dalam dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Green Computing merupakan gerakan yang menuntut industri TIK untuk lebih memperhatikan lingkungan.

Tujuan dari Green Computing adalah TIK yang ramah lingkungan, yang mendukung konservasi sumberdaya dan lingkungan, dengan tujuan akhir yaitu menciptakan masyarakat pengguna TIK dengan dampak lingkungan yang kecil (low-environmental, foot-print society )”.

  Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 109 Jakarta adalah sebuah sekolah menengah pertama yang terakreditasi “A”, dan berstatus SSN (Sekolah Standart Nasional), sebagai sekolah yang mempunyai predikat akreditasi “A” dan juga menjadi sekolahan unggulan SMPN 109 Jakarta menerapkan pembelajaran berbasis TIK yaitu dengan Pemanfaatan Peralatan TIK pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk menunjang pembelajaran berbasis TIK tersebut di setiap ruang belajar, laboratorium komputer dan ruang multimedia dipasang Multimedia Proyektor ( LCD Proyektor).

  Penerapan Green Computing di SMPN 109 Jakarta bertujuan untuk menghemat penggunaan sumber daya listrik, menghemat biaya maintenance, biaya lisensi software, dan biaya investasi bidang TIK. Yaitu dengan pemanfaatan peralatan komputer yang ramah lingkungan. Penggunaan Thin Client sebagai pengganti PC untuk Laboratorium Komputer, ruang Tata Usaha maupun ruang kelas untuk pembelajaran.

  Keuntungan penggunaan thin client dibanding dengan PC adalah ; 1) Biaya administrasi kecil, karena semua sistem pengaturan terpusat pada server, sedikit kemungkinan terinfeksi virus dan malware. 2) Keamanan data, karena semua data tidak tersimpan di thin client, 3) Biaya Hardware lebih rendah, karena di dalam thin client tidak terdapat harddisk, RAM dan processor yang tinggi, 4) Lebih Efisien, dengan thin client memori penyimpanan dapat di pakai bersama (sharing), 5) Konsumsi energi lebih kecil, karena thin client menggunakan watt yang kecil, maka panas yang dihasilkan sedikit sehingga membutuhkan suhu yang kecil untuk pendinginan, 6) Mudah untuk di upgrade, 7) Less Noise, 8) Less Dispossed equipment, Karena di dalam thin client tidak ada harddisk, CD/DVD Rom, hanya sedikit sampah yang dihasilkan. (Toby, 2008).

  Dalam upaya meminimalkan penggunaan kertas, pembelajaran dengan e-learning system, tugas-tugas siswa dikirimkan melalui e-mail. Buku paket siswa dan modul pembelajaran menggunakan buku dalam bentuk digital (ebook) yang diberikan kepada siswa dalam bentuk CD. Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam penerapan Green Computing di SMPN 109 Jakarta, yaitu dengan penggunaan thin client selain memiliki keuntungan, tapi juga memiliki kelemahan. Karena thin client melakukan pengolahan data di server, apabila banyak yang mengakses ke server akan terjadi system density yang membuat

  

thin client menjadi macet (hang). Masih ada keterbatasan untuk penggunaan aplikasi yang berat seperti animasi

  flash dan streaming video. Hal lain yang menjadi kendala adalah sebagian guru belum menguasai TIK dengan baik, sehingga masih melakukan pembelajaran secara konvensional. Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian agar dapat menentukan strategi penerapan Green Computing di SMPN 109 Jakarta.

2. TEORITIS

2.1 Green Computing

  Menurut (Talebi 2009), Green computing adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari, mengembangkan dan mempromosikan teknik untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi limbah dalam siklus hidup yang penuh dengan peralatan komputasi dari pembuatan awal, melalui pengiriman, penggunaan, pemeliharaan, daur ulang, dan pembuangan dengan cara ekonomi yang realistis. Awal munculnya Green Computing dimulai pada tahun 1992. Saat itu US Environmental Protection Agency merelease program Energy Star, yaitu program promosi dan penghargaan bagi penerap efisiensi energi pada teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain. Istilah Green Computing muncul dengan booming-nya Energy Star ini, khususnya merujuk ke bagaimana kita bisa efisien dalam konsumsi energi pada penggunaan produk computing. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact (pengaruh lingkungan). (Romi 2008).

1. Implementasi Green computing

  Beberapa metode untuk meminimalisasi dampak terhadap lingkungan dari sistem komputer adalah ;

  a. Penggunaan Energi Alternatif Selain menggunakan daya listrik, komputer dapat digerakan oleh sumber daya lain, seperti kincir angin, hydroelectric, panel photovoltaic, dan nuklir.

  b. Virtualisasi Teknologi ini merupakan proses yang memungkinkan menjalankan dua atau lebih computer logical di dalam satu CPU. Menggabungkan beberapa sistem CPU fisik dalam bentuk virtual machine, di dalam satu sistem set hardware pemroses utama tunggal yang jauh lebih kuat. Sehingga tidak diperlukan lagi set hardware secara fisik (nyata) dari yang sudah dijadikan virtual machine tersebut, dan ini tentunya mengarah kepada total kebutuhan daya yang jauh berkurang dan juga akan berkurangnya implementasi solusi pendinginan yang mengarah kepada penuruan radiasi panas dari unit hardware keseluruhan.

  c. Manajemen Penggunaan Daya Standar industri terbuka yang dinamakan Advanced Configuration and Power Interface (ACPI) menyediakan standar programming interface yang memungkinkan suatu operating system mengontrol secara langsung aspek power-saving dari perangkat keras komputer yang bersangkutan. Dengan ini, operating system akan mampu menonaktifkan komponen semacam monitor dan harddisk setelah beberapa lama dalam keadaan idle secara otomatis. Lebih lagi, operating system dapat dihibernasi, menonaktifkan hampir seluruh komponen, termasuk CPU dan RAM utama, sehingga akan mengurangi konsumsi daya keseluruhan dengan sangat signifikan. d. Hardware Low-Perfomance dan Low-Power Sejak tahun 2007, memang sudah banyak produsen computer personal yang menghadirkan produk-produk

  low-power PC. Komputer-komputer ini dilengkapi peripheral yang minim dan menggunakan processor

  berperforma rendah, yang menjadikan produk-produk ini tidak praktis untuk digunakan menjalankan aplikasi yang membutuhkan kemampuan pemrosesan besar, seperti gaming, maupun video editing. Namun, dalam hal fungsionalitasnya dan untuk penggunaan standar, seperti pengetikan dengan word processor, browsing Internet, dan pekerjaan ringan lainnya, komputer jenis ini sudah lebih dari cukup.

  e. Daur Ulang Salah satu cara dalam hal kegiatan daur-ulang produk komponen hardware komputer, tidak harus selalu melalui cara pemrosesan daur-ulang secara nyata. Di mana komponen-komponen atau hardware komputer yang sudah ketinggalan, namun tetap berfungsi dengan baik, masih dapat digunakan kembali dengan cara didonasikan ke berbagai organisasi amal dan non-profit, atau sebagai sumber spare part untuk komputer lain.

  Sedangkan untuk komponen yang benar-benar sudah tidak dapat digunakan lagi, barulah dilakukan proses dalam daur-ulang sebenarnya. Dengan cara daur-ulang ini, memang ia lebih dimaksudkan untuk menjaga bahan-bahan berbahaya jauh dari lingkungan. Seperti bahan-bahan lead, mercury, dan hexavalent chromium.

  f. Mobility Dunia TI semakin besar dalam hal mempengaruhi dampak lingkungan, bahkan untuk operasional yang berada di luar perusahaan (data center). Hal ini berkat inovasi-inovasi teknologi yang memungkinkan mobilitas tinggi. Salah satu contohnya adalah VoIP, akan mengurangi infrastuktur perkabelan telepon dan penggunaan bahan material logam berbahaya dari perkabelan, dengan cara mengambil jalur secara sharing dari jalur Ethernet yang sudah ada.

  Untuk implementasi Green Computing bervariasi tergantung besar kecilnya suatu perusahaan dan kompleksitas permasalahannya, maka gambar berikut dapat dijadikan pandangan untuk memulainya.

  Gambar 1.Pandangan Umum Green Computing Sumber: Rojahi (2010)

  Dari gambar 1 dengan jelas dapat dikatakan bahwa penerimaan Green Computing akan mempengaruhi kebijakan dan tata kelola perusahaan, yang mengarah pada sasaran untuk memperoleh efisiensi dan menata ulang kembali teknologi khususnya teknologi informasi. Elemen

  • – elemen kunci yang perlu di tata dan mendapat perhatian dalam

  green Computing,

  meliputi permasalahan : kebijakan, pembelian, pembuangan, infrastruktur, pengelolaan energi dan menata pelayanan.

2. Konseptualisasi Green IT

  Konsep strategi TI diilustrasikan dalam gambar 2, terdiri dari tiga item dasar : strategi teknologi, strategi sistem, dan strategi green IT. Konsep tersebut memungkinkan manajemen TI mempertimbangkan tujuan strategis dan aspek lingkungan. Di sisi lain, strategi system menjamin bahwa sistem TI dan aplikasinya memenuhi persyaratan bisnis. Efisiensi dan fungsionalitas masing-masing.

  Gambar 2. Konseptualisasi Strategi IT Sumber: Loeser(2011) Di sisi lain, strategi TI selaras dengan strategi keberlanjutan berdasarkan strategi green IT. Tujuan TI terkait pengurangan emisi ditentukan oleh tujuan dari strategi keberlanjutan perusahaan. Dengan cara ini, green IT mendukung strategi keberlanjutan dengan memfasilitasi ekoefisiensi dan diferensiasi kompetitif. Selanjutnya, Green IT dapat menciptakan peluang untuk inovasi teknologi lingkungan, yang dapat mengubah praktik bisnis yang lazim.

  Seperti dibahas di atas, keunggulan kompetitif harus dipandang dari dua dimensi: dimensi internal, di mana TI dapat memungkinkan efisiensi biaya proses bisnis, dan dimensi eksternal, di mana TI dapat dimanfaatkan untuk memberikan nilai pelanggan yang unik. Organisasi TI harus efektif dan efisien dalam penyediaan internal, solusi teknologi standar sementara mengembangkan eksternal-solusi terfokus khas mempertimbangkan konteks strategi bisnis (Loeser, 2011).

3. Dimensi penerapan Green IT

  Untuk mengatasi dampak lingkungan komputasi lebih komprehensif dan efektif, kita harus mengadopsi pendekatan yang holistic dan membuat siklus hidup green IT dengan mengatasi seluruh kelestarian lingkungan.

  Gambar 3. Dimensi penerapan Green IT Sumber: Vykoukal (2009) 1.

  Recycle, peningkatan infrastruktur daur ulang global, sistem dan teknologi untuk mewujudkan e-waste yang berkelanjutan system daur ulang dengan fokus khusus di negara berkembang.

2. Capacity Building, pengembangan infrastruktur untuk kapasitas berorientasi berkelanjutan, efisien, efektif dan target-kelompok bangunan untuk meningkatkan kesadaran pada masalah e-waste tumbuh.

2.2 Analisis SWOT

  Analisis SWOT adalah suatu cara untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sitematis dalam rangka merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (Threats) (Rangkuti, 2004).

a. Tahapan Analisis SWOT

  Proses yang harus dilakukan dalam pembuatan analisis SWOT agar keputusan yang diperoleh lebih tepat perlu melalui berbagai tahapan sebagai berikut :

  1. Tahapan pengambilan data yaitu evaluasi faktor eksternal dan internal.

  2. Tahap analisis yaitu pembuatan matriks internal, eksternal dan matrik SWOT.

  3. Tahap pengambilan keputusan.

  Tahapan pengambilan data ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi perusahaan dapat dilakukan dengan wawancara terhadap ahli perusahaan yang bersankutan ataupun analisis secara kuantitatif misalkan neraca, laba rugi dan lain-lain. Setelah mengetahui berbagai faktor dalam perusahaan maka tahap selanjutnya adalah membuat matriks internal dan eksternal.

2.3 Analytic Network Process (ANP)

  Metode Analytic Network Process (ANP) adalah salah satu metode yang mampu mempresentasikan tingkat kepentingan berbagi pihak dengan mempertimbangkan saling keterkaitan antara kriteria dan sub kriteria. Model ini merupakan pengembangan dari metode Analytical Hierarcy Process (AHP) sehingga tingkat kompleksitasnya lebih dibanding metode AHP. Metode ANP diperkenalkan oleh Profesor Thomas Saaty pakar riset dari Pittsburgh University, dengan tujuan sebagai bentuk penyempurnaan dari metode AHP. Konsep ANP berasal dari teori AHP yang didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara beberapa komponen, sehingga AHP merupakan bentuk khusus dalam ANP. Kelebihan ANP dari metodologi yang lain adalah kemampuannya untuk melakukan pengukuran dan sintesis sejumlah faktor-faktor dalam bentuk hierarki ataupun jaringan. Tidak ada metodologi lain yang memiliki fasilitas simtesis seperti metodologi ANP.

  ANP mengijinkan adanya umpan balik dan interaksi dari elemen-elemen dalam cluster (inner

  

independence ) dan antar cluster (outer dependence) (Saaty, 2006). Metode ANP digunakan untuk pemecahan

  suatu masalah yang tidak terstruktur dan membutuhkan ketergantungan antar beberapa elemennya, sehingga dengan adanya keterkaitan tersebut menyebabkan metode ANP lebih kompleks dari metode AHP. Jika pada jaringan AHP terdapat level tujuan, kriteria, subkriteria dan alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen, sementara itu pada jaringan ANP, level dalam ANP disebut Cluster yang dapat memiliki beberapa kriteria dan alternatif didalamnya, yang sekarang disebut dengan simpul.

  Gambar 4. Perbandingan Hierarki Linier dan Jaringan Feedback Sumber: Ascarya 2005

  Dari Gambar 4. dari jaringan Feedback dapat dilihat bahwa elemen-elemen yang akan dibandingkan berada pada cluster-cluster yang berbeda, contohnya elemen utama C4 berhubungan dengan cluster (C2) dan (C3) yang dikenal dengan outer dependence. Selain itu juga ada elemen-elemen utama yang akan dibandingkan berhubungan dengan dirinya sendiri, sehingga membentuk hubungan loop, kondisi ini dikenal dengan istilah inner dependence.

  Elemen dalam cluster dapat berhubungan atau mempengaruhi elemen lain dalam cluster yang sama

  

(inner dependence ), dan dapat pula elemen dalam satu cluster berhubungan atau mempengaruhi elemen lain pada

cluster yang berbeda (outer dependence).

  Dalam ANP semua kriteria yang menjadi pertimbangan harus diatur dan dibuat prioritas dalam model hierarki kontrol atau jaringan yang didapat dari melakukan perbandingan dan sistesis. Kemudian dengan memperhatikan masing-masing kriteria kita gambarkan pengaruh dari kriteria atau elemen dalam jaringan feedback. Dari pengaruh ini dibobot dengan tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria dan ditambvahkan dengan kriteria lainnya untuk mengetahui besarnya pengaruh secara keseluruhan dari masing-masing kriteria yang digunakan..

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

  3.1 Metode Penelitian

  Penelitian ini menggunakan metode analisis SWOT dan metode Analytic Network Process (ANP). Dengan metode in akan dilakukan analisis strategi penerapan green computing di SMPN 109 Jakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner perbandingan berpasangan (pairwise comparisons) yang telah disusun kepada responden yang dianggap ahli (expert) yang berperan dan mengetahui kriteria dan karakteristik dari strategi penerapan green computing yaitu Kepala Sekolah dan Guru di SMPN 109 Jakarta.

  3.2 Metode Pemilihan Sampel

  Proses Pemilihan sampel yang digunakan pada tesis ini menggunakan metode Non-Random Sampling, yaitu proses pemilihan sample dimana tidak semua anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Dimana sampel dipilih menggunakan expert Judgement untuk memilih kasus- kasus yang “representative” atau “tipikal” dari populasi yang menurut penulis dapat memberikan informasi yang dapat diandalkan dalam penelitian ini.

  3.3 Metode Pengumpulan Data

  3.3.1 Studi Pustaka

  Studi Pustaka dilakukan untuk mencari dan mendapatkan data-data yang bersifat teoritis dan berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dengan mempelajari literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian, bahan kuliah dan sumber-sumber lainnya dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

  3.3.2 Kuesioner

  Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner bersifat

  

close question yang berupa pertanyaanpertanyaan yang dibuat penulis. Pertanyaaan-pertanyaan yang dibuat

adalah untuk mengetahui strategi penerapan Green Computing di SMPN 109 Jakarta.

  3.4 Instrumen Penelitian

  Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner berdasarkan penelitian sebelumnya. Pada tahap selanjutnya yaitu penelitian utama dibuat kuesioner untuk perbandingan berpasangan di antara elemen pada masing-masing level.

  3.5 Teknik Analisa Data

  Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis SWOT dan Analytic Network

  

Process (ANP) . Analisis deskriptif dilakukan melalui penyajian rangkuman hasil survey dan identifikasi dalam

  bentuk tabulasi dan/atau grafik. Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opprotunities), dan Tantangan (Threats) terhadap penerapan green

  

computing di SMPN 109 Jakarta pada saat ini. Sedangkan ANP digunakan sebagai instrumen untuk menentukan

prioritas dalam menentukan strategi green computing.

  3.6 Langkah-langkah Penelitian

  Gambar 5. Langkah-langkah Penelitian Sumber: Kountur([ 2004, 7]dengan modifikasi)

  Secara umum langkah-langkah metode ilmiah dimulai dengan mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang akan menjadi obyek penelitian. Setelah masalah penelitian dirumuskan, dilanjutkan dengan merumuskan hipotesis sebagai jawaban sementara atas masalah penelitian, yang kebenarannya perlu diuji. Kebenaran atas hipotesis ini perlu diuji dengan cara mengumpulkan data dari fenomena yang diteliti, kemudian dianalisis dan diinterpretasi. Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi atas data tersebut, dibuatlah kesimpulan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak.Dalam perancangan website ini penulis membuat sebuah website E-Learning yang akan memudahkan para siswa-siswi tingkat sekolah menengah atas (SMA) untuk mendapatkan materi pelajaran tambahan dan juga melatih penguasaan mereka terhadap materi dengan soal-soal latihan. Atas dasar analisa kebutuhan, penulis membagi website ini menjadi 3 (tiga) bagian.

  1. Halaman Pengunjung Halaman pengunjung adalah halaman yang digunakan untuk memberikan informasi kepada pengunjung yang mengunjungi website ini supaya mengetahui kegunaan dari website ini.

  2. Halaman Pengguna Halaman pengguna adalah halaman yang digunakan para pengguna untuk mendapatkan dan mempelajari materi yang telah disediakan dan juga melatih kemampuan penguasaan mereka terhadap materi yang ada dengan latihan soal-soal yang telah disediakan pula yang dimana setelah menjawab soal-soal latihan tersebut pengguna langsung bisa mendapatkan hasil penilaian secara langsung.

  3. Halaman Admin Halaman admin adalah halaman yang digunakan sebagai halaman administrasi untuk mengelola data seperti data materi pelajaran dan soal-soal latihan untuk para pengguna.

  Setelah penyusunan model, akan dirancang kuesioner yang akan diberikan kepada responden yang memiliki keahlian tentang green computing. Data dari responden akan diolah menggunakan metode Analytic Network

  Process (ANP) dan software Super Decision.

  Berdasarkan penelitian sebelumnya, diperoleh kriteria, sub-kriteria dan alternatif Tabel 1. Kriteria Penentuan Green Computing

  Sasaran Kriteria Sub Kriteria 1.

   Strength 1. Thin Client 2.

   Open Source 3. Networking 2.

  1. Weaknes SDM yang belum memadai

  ses 2.

  Anggaran TIK terbatas 3. Web sekolah tidak terupdate 3.

  1. Opportu Cloud computing nities

  2. Outsourcing 3.

  E-learning 4.

  1. Threats Kenaikan tarif listrik 2.

  Kepenuhan data 3. Kepadatan sistem alternatif

1. Alokasi sumber daya 2.

  Terminal server 3.

   Virtualisasi

3.7 Penerapan ANP

  Pada jaringan AHP terdapat level tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif, dimana masing-masing level memiliki elemen. Sementara itu, pada jaringan ANP, level dalam AHP disebut cluster yang dapat memiliki kriteria dan alternatif di dalamnya, yang sekarang disebut simpul. Berikut adalah gambar metode ANP dalam penentuan penerapan green computing melalui perangkat lunak SuperDecision :

  Gambar 6. ANP dalam Penentuan Strategi Green Computing Sumber: Hasil Penelitian(2014)

  Dengan feedback, alternatif-alternatif dapat bergantung atau terikat pada kriteria seperti pada hierarki tetapi dapat juga bergantung atau terikat pada sesama alternatif. Lebih jauh lagi, kriteria-kriteria itu sendiri dapat tergantung pada alternatif-alternatif dan pada sesama kriteria. Sementara itu, feedback meningkatkan prioritas yang diturunkan dari judgements dan membuat prediksi menjadi lebih akurat. Oleh karena itu, hasil dari ANP diperkirakan akan lebih stabil. Dari jaringan feedback pada gambar IV-1 dapat dilihat bahwa simpul atau elemen utama dan simpul-simpul yang akan dibandingkan dapat berada pada cluster-cluster yang berbeda. Elemen dalam suatu komponen/cluster dapat mempengaruhi elemen lain dalam komponen/cluster yang sama (inner

  

dependence ), dan dapat pula mempengaruhi elemen pada cluster yang lain (outer dependence) dengan

memperhatikan setiap kriteria.

  Dalam studi kasus penentuan strategi penerapan green computing, elemen alternatif yang dilambangkan dengan alokasi sumber daya, terminal server, virtualisasi, Sedangkan elemen dalam komponen/cluster yang lain yaitu cluster Strength, cluster Weaknesses, cluster Opportunities, dan cluster Threats , adalah kriteria dari masing-masing bagian/cluster.

  Perbandingan dalam cluster dan Perbandingan antar cluster didapat dari kuesioner yang disebar ke responden. Berikut adalah gambar perbandingan antar alternatif dalam cluster dan perbandingan antar kriteria yang didapat dari kuesioner:

  Gambar 7. Perbandingan antar alternative dalam cluster Gambar 8. Perbandingan antar cluster

  Gambar 9. Perbandingan antar node dalam cluster

3.8 Hasil Penelitian

  Dalam penelitian ini, digunakan metode ANP dengan bantuan software Super Decision dengan alternatif strategi penerapan Green computing adalah :

1. Alokasi sumber daya 2.

  Terminal server 3. Virtualisasi

  Hasil penelitian priorotas dari masing-masing cluster

  Gambar 10. Hasil penelitian prioritas node secara keseluruhan Sumber: Hasil Penelitian(2014)

  Gambar 11. Hasil penelitian prioritas penerapan green computing Sumber: Hasil Penelitian(2014)

  Akan menghasilkan sebuah file Full Report berupa sebuah file html yang dibuka dengan browser : Gambar 12. Hasil penelitian rangking untuk alternatif strategi penerapangreen computing

4. IMPLEMENTASI

  4.1 Hasil Pengujian

  Dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan peringkat strategi penerapan green computing. Peringkat ke-1 adalah alternatif alokasi sumber daya, peringkat ke-2 virtualisasi, peringkat ke-3 adalah terminal server.

  4.2 Implikasi Penelitian

A. Aspek Manajerial

  Dalam penerapan green computing, pihak manajemen sekolah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

  1. Alokasi sumber daya

  Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa alternatif program penghematan energi menjadi prioritas utama dalam menentukan strategi penerapan green computing Ada beberapa inisiatif yang bisa dilakukan dalam rangka penghematan energi penggunaan peralatan TIK yaitu ; menggunakan peralatan yang berdaya rendah misalnya penggunaan thin client computing sebagai pengganti CPU yang dapat menghemat energi hingga 50% dibanding PC biasa, mengelola sistem komputer yang hidup selama jam sekolah dan secara otomatis mati setelah jam sekolah, menggunakan monitor LCD/LED dari pada monitor CRT, mengurangi penggunaan kertas gunakan email untuk mengumpulkan laporan dan tugas.

  2. Virtualisasi

  Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa alternatif virtualisasi perlu menjadi pertimbangan dalam penerapan green computing. Virtualisasi adalah teknologi yang memungkinkan beberapa mesin untuk divirtualkan sehingga dapat berjalan di physical mesin. Virtualisasi dapat menghemat energi, hemat ruang, dan mengoptimasikan mesin yang ada.

  3. Terminal server Terminal server memungkinkan organisasi untuk menghubungkan perangkat ke (LAN).

  Skenario aplikasi utama adalah untuk memungkinkan perangkat serial untuk mengakses aplikasi server jaringan, atau sebaliknya, di mana keamanan data di LAN umumnya tidak masalah. Sekolah memerlukan server terminal dengan fungsi-fungsi canggih ingin kontrol jarak jauh, memonitor, mendiagnosa dan memecahkan masalah peralatan melalui jaringan telekomunikasi. Sebuah "terminal server" digunakan banyak cara, tetapi dari rasa dasar jika pengguna memiliki perangkat serial dan mereka perlu untuk memindahkan data melalui LAN.

  B. Aspek Sistem

  Agar dapat mendukung hasil analisa penelitian, perlu adanya kesiapan sistem yang berjalan baik. Hal ini dilakukan agar sistem dapat memberikan dukungan hasil keputusan untuk pimpinan. Hasil yang diberikan oleh sistem, adalah strategi penerapan green computing. Untuk mendapatkan sistem yang baik, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak. Pihak-pihak yang terlibat untuk dapat memberikan dukungan sistem yang baik, antara lain adalah Yayasan, manajemen sekolah, guru dan siswa. Maka dari itu, supaya hasil yang diberikan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan, sistem yang akan digunakan haruslah kuat dan dapat berjalan dengan baik.

  

Software dan hardware yang ada sekarang, perlu ditingkatkan lagi supaya bisa bekerja dan memberikan hasil

secara maksimal.

  C. Aspek Penelitian Lanjutan

  Berdasarkan ruang lingkup penelitian, dan hasil-hasil yang telah diperoleh, terdapat beberapa hal yang merupakan potensi penelitian lanjutan. Hal yang perlu dikembangkan adalah penambahan kriteria, sub kriteria agar alternatif pilihan strategis yang dihasilkan lebih bervariasi. Penelitian ini menggunakan metode análisis SWOT dan Analytic

  Process (ANP) dengan Software Super Decision, penelitian ini dapat dikembangkan dengan

  Network

  menggunakan metode análisis yang berbeda seperti Balance Score Card. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperlukan penelitian lanjutan menggunakan metode pengumpulan data random sampling agar hasil penelitian ini dapat digeneralisir kepada obyek lainnya.

5. KESIMPULAN

  Berdasarkan pembahasan dan analisa, maka dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.

  Faktor atau kriteria dalam menentukan green komputing dari Strength : prioritas 3 kriteria atau faktor nya adalah : networking, think client, open source

  2. Faktor atau kriteria dalam menentukan green komputing dari weaknesses : prioritas 3 kriteria atau faktor nya adalah : SDM yang belum memadai, web sekolah tidak diupdate, anggaran TIK terbatas.

  3. Faktor atau kriteria dalam menentukan green komputing dari Oppurtunities : prioritas 3 kriteria atau faktor nya adalah : E-learning, outsourcing, cloud computing.

  4. Faktor atau kriteria dalam menentukan green komputing dari Threats : prioritas 3 kriteria atau faktor nya adalah : kepadatan sistem, kenaikan tarif listrik, kepenuhan data.

  5. Hasil pengujian ini divalidasi dengan pendapat human yaitu responden yang mengisi kuesioner dan tertuang dalam kuesioner.

  Saran dari penelitian ini, sebagai berikut: 1.

  Perlu adanya aturan dan kebijakan dari pihak manajemen untuk mendukung penerapan sistem yang dibutuhkan.

2. Hasil penelitian perlu disosialisasikan kepada warga sekolah, manajemen, guru, karyawan dan siswa di SMP 109 Jakarta.

  3. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan penajaman dan penambahan pada atribut kriteria, sub kriteria dan juga alternatif. Penggunaan metode analisis yang berbeda

  REFERENCES [1]

Dan, Rogers and Ulrich Homann.(2009). Application Patterns for Green IT, The Architeture Journal, 2008,

www.architecturejournal.net, diakses 20 Oktober 2013 [2]

  

Handaru, Jati. (2010). Analysis of Green Computing Strategy in University: Analytic Network Process (ANP) Approach, Electronics

Engineering Education Department, Yogyakarta State University Karangmalang, Yogyakarta, Indonesia, 55281 [3] Lord Byron Silalahi. (2009). Evaluasi Skala Numerik Dan Metode Prioritisasi Dalam AHP, USU Repository, 2009 [4]

  

LPEM, (2007). Studi Penyusunan RPJP Kabupaten Aceh Tamiang 2007-2027, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007 [5]

Lumanto, Rudi et.al. (2010). Komunikasi dan Informatika Indonesia White Paper 2010, Pusat Data Kementrian Komunikasi dan

  Informasi, Jakarta, 2010

[6] Murugesan, S. (2007). Going Green with IT: Your Responsibility toward Environmental Sustainability, Cutter Business—IT Strategies

Executive Report, vol. 10, no. 8, 2007. [7] Murugesan, San. (2008). Harnessing Green IT: Principles and Practices, IEEE IT Professional, January–February 2008. [8]

Navdeep Kochhar, Er. Arun Garg. (2010). Eco-Friendly Computing: Green Computing, International Journal of Computer and Business

  Research, Baba Farid College, Bathinda, Punjab, 2011 [9] PACIS 2009 Proceedings. Paper 51. http://aisel.aisnet.org/pacis2009/51 [10] Pearce, John A. Dan Richard B Robinson., Jr. (1997). Management Strategik. Fromulasi, Implementasi dan Pengendalian. Bina Rupa

  Aksara, 1997. [11]

  Gramedia Pustaka Utama , Jakarta, 2004 Rangkuti, Freddy. (2004). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.

  [12] Robert, R. Harmon, Nora Auseklis. (2009). Sustainable IT Services: Assessing the Impact of Green Computing Practices, PICMET 2009 Proceedings, Portland, Oregon USA, 2009 [13]

  Saaty, T.L. (1996). Decision Making With Dependence and Feedback:The Analytic Network Process, RWS Publication, Pittsburgh, Pa, 1996 [14] Saaty, Thomas, L. (1999). Decision Making for Leaders: The Analytical Hierarchy Process for Decisions in a Complex World ,

  1999/2000 Edition, Paperback,1999

[15] Saaty, Thomas L and Vargas, Louis G. (2006). Decision Makin with the Analitic Network Process.Economic, Political, Social and

Technological Applications with Benefits, Opportunities, Costs and Risks. Springer. RWS Publication, Pittsburgh. [16] Sania Khan, Veluri Krishna Kumar and Honnutagi Abdul Razak. (2011). Prioritization of Green IT Parameters for Indian IT Industry

  Using Analytical Hierarchy Processakses 20 Nopember 2013 [17] Simon, Herbert. (1976). Administrative Behavior (3rd edition.), New York: The Free Press, 1976

[18] Talebi, M. (2009). Methods, Metrics and Motivation for a Green Computer Science Program, Applied Computing Technology

  Laboratory Department of Computing Sciences Villanova University, Villanova, PA 19085, 2009 [19] Toby Velte, Anthony Velte, Robert Elsenpeter. (2008). Green IT Reduce Your Information System’s Environmental Impact While Adding to the Bottom Line, Mc. Graw-Hill Companies, 2008.

  [20] Vykoukal, Jens; Wolf, Martin; and Beck, Roman. (2009). "Does Green IT Matter? Analysis of the Relationship between Green IT and Grid Technology from a Resource-Based View Perspective" (2009). [21]

Wahono, Satrio, Romi. (2008). Green Computing untuk Orang Lugu, http://romisatriawahono.net/2008/12/22/green-computing-untuk-

orang40lugu, diakses tanggal 21 Oktober 2013 [22]

  Wikipedia. (2011). Green Computing, http://en.wikipedia.org/wiki/ Green_ computing, diakses 20 Nopember 2013. [23] Yong Ho Shim, et.al. (2009). Strategic Priority of Green ICT Policy in Korea:Applying Analytic Hierarchy Process, World Academy of Science, Engineering and Technology 58 2009, diakses 10 Nopember 2013.