Makalah pengetahuan Lingkungan Global Is

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Ozon adalah molekul yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan
ozon adalah suatu lapisan yang terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas
permukaan bumi, yang terdiri dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat
menyerap radiasi ultra violet yang dipancarkan matahari. Pada lapisan ini
ozon terbentuk dan terurai melalui keseimbangan dinamis. Keberadaan bahanbahan kimia tertentu di stratosfir dapat mengganggu kesetimbangan reaksi
tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon semakin berkurang, dan
menimbulkan lubang ozon.
Kejadian lubang ozon stratosfer di atas Antartika, di kutub selatan,
ditemukan pada awal 1985. Pada tahun 1989, dipastikan bahwa kemungkinan
perusakan lapisan ozon dalam jumlah besar dapat juga terjadi di daerah Kutub
Utara, dan kemungkinan juga di daerah tropis. Selama beberapa dekade
terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmos0fer mencapai jumlah yang cukup
besar sehingga jika tidak di cegah, dikhawatirkan akan menghancurkan
lapisan ozon.


1.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari ozon?
2. Apakah manfaat ozon bagi kehidupan manusia?
3. Bagaimana proses penipisan lapisan ozon?

4. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya penipisan lapisan ozon?
5. Apakah dampak dari adanya penipisan lapisan ozon?
6. Bagaimana upaya pengendalian penipisan lapisan ozon?

1.3

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari ozon
2. Untuk mengetahui manfaat ozon bagi kehidupan manusia
3. Untuk mengetahui proses penipisan lapisan ozon
4. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penipisan lapisan ozon

5. Untuk mengetahui dampak dari adanya penipisan lapisan ozon
6. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penipisan
ozon

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian Ozon
Ozon merupakan gas yang secara alami terdapat didalm atmosfer.
Lapisan ozon mulai dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian
Friedrich Schonbein pada tahun 1839. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen
dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan
radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan
kita semua. Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan
pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk plastik. Setiap molekul
ozon mengandung 3 atom oksigen dengan rumus kimia O3. Ozon ditemukan
terutama di lapisan atmosfer bagian bawah. Kira – kira 10% ozon atmospheric
terdapat di Troposfir, suatu lapisan Tamosfir yang paling dekat dengan bumi
(mulai dari permukaan bumi hingga 10-16 Km).

Ozon troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas
pencemar hasil aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap system
kehidupan. Sisanya sebanyak 90% terdapat di Stratosfir, terutama antara
bagian puncak lapisan trofosfir hingga ketinggian 50 Km. Ozon di stratosfir
ini terbentuk secara alami, dikenal dengan lapisan ozon (ozone layer) dan
sangat berguna bagi system kehidupan. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi
'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para
ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang
tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi
ultra yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus
melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen
yang lain untuk membentuk ozon. Ozon tertumpu di bawah stratosfer di

antara 15 dan 30 km di atas permukaan bumi yang dikenal sebagai 'lapisan
ozon'. Ozon dihasilkan dengan pelbagai persenyawaan kimia, tetapi
mekanisme utama penghasilan dan perpindahan dalam atmosfer adalah
penyerapan tenaga sinar ultraviolet (UV) dari matahari.

2.2


Manfaat Ozon
Lapisan ozon melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UVB) yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi. UV-B yang
mempunyai panjang gelombang 280-315 nm, sebagian diserap oleh lapisan
ozon, dengan demikian jumlah UV-B yang mencapai bumi jumlahnya sangat
sedikit. Paparan UV-B terhadap manusia dapat mengakibatkan penyakit
kanker kulit, katarak dan mengurangi system kekebalan tubuh. Paparan UV-B
juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme bersel satu dan ekosistem
perairan. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm) tidak
diserap oleh lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat
bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi.
Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet (UV)
dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke permukaan
bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak gelombang yang
lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak gelombang adalah di
antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV-B dan ia merusak hampir
semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B sebelum ia sampai ke
permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari efek radiasi yang
merusak kehidupan.
Ozon stratospheric juga memberi efek pada suhu atmosfer yang
menentukan suhu dunia. Berdasar hasil penelitian ilmuwan, lapisan ozon yang


menjadi pelindung bumi dari radiasi UV-B ini semakin menipis. Gas CFC
disebut juga sebagai gas yang menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon
ini. CFC digunakan oleh masyarakat modern seperti lemari es, bahan dorong
dalam penyembur, pembuatan buih dan bahan pelarut terutamanya bagi
kilang-kilang elektronik. Para ilmuwan sebenarnya sudah membuat teori dan
ramalan mengenai penipisan lapisan ozon ini tahun 1970an.
Ozon digunakan dalam bidang pengobatan untuk mengobati pasien
dengan cara terawasi dan mempunyai penggunaan yang meluas seperti di
Jerman. Di antaranya ialah untuk perawatan kulit terbakar.
Sedangkan dalam perindustrian, ozon digunakan untuk:
 mengenyahkan kuman sebelum dibotolkan (antiseptik),
 menghapuskan pencemaran dalam air (besi, arsen, hidrogen sulfida, nitrit,
dan bahan organik kompleks yang dikenal sebagai warna),
 membantu proses flokulasi (proses pengabungan molekul untuk
membantu penapis menghilangkan besi dan arsenik),
 mencuci, dan memutihkan kain (dipaten),
 membantu mewarnakan plastik,
 menentukan ketahanan getah.
2.3


Proses Penipisan Lapisan Ozon
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat
pada lapisan atmosfir. Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di
Antartika telah mencapai 29 juta Km². Konsentrasi rata – rata lapisan ozon
kurang dari 200 DU dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone Hole).
Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak

Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam
menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO. Ancaman yang
diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah kloroflorokarbon (CFC) yang
mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC digunakan oleh masyarakat
modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya, misalnya dengan :
AC,Kulkas,bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng
semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum
pembuatan busa,bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam
atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak
naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai

setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom
klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON.
Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki
bumi.
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara
ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan
‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal
pada lewat musin semi atau awal musim panas. Dalam bulan Oktober 1987,
1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan
permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah
atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon.
Oleh itu atas permintaan “United Nations Environment Programme” (UNEP),
WMO memulai Penyelidikan Ozon Global dan Proyek Pemantauan untuk
mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka panjang.
Semua data dari tapak pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data

Ozon Dunia di Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah
internasional.

1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia
terhadap lapisan ozon; 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu
perjanjian untuk perlindungan terhadap lapisan ozon. Protokol ini kemudian
diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat. 1990 Pelarangan total
terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa (sekarang
Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS George
Bush.
1991 Untuk memonitor berkurangnya ozon secara global, National
Aeronautics and Space Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti
Atmosfer. Satelit dengan berat 7 ton ini mengorbit pada ketinggian 600 km
(372 mil) untuk mengukur variasi ozon pada berbagai ketinggian dan
menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di atas. 1995,
lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi
pestisida metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat
menyebabkan pengurangan lapisan ozon hingga 15 persen pada tahun 2000.
1995 CFC tidak diproduksi lagi di negara maju pada akhir tahun dan
dihentikan

secara


bertahap

di

negara

berkembang

hingga

tahun

2010.Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan
kerusakan lapisan ozon bila dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai
pengganti CFC.
Lebih singkatnya, proses penipisan lapisan ozon adalah sebagai
berikut:
-sinar UVB memasuki ozon
-Energy uv memecah atm klorin dari molekul cfc
-Klorin ladikal memecah molekul ozon


-Membentuk klorin monoksida dan dua atom oksigen
-Oksigen terlepas ke atmosfir
-Atom oksigen di atmosfir memecah molekul klorin monoksida
-Menghasilkan oksegen dan klorin radikal bebas
-Lalu reaksi siklus memulai lagi

2.4

Penyebab Terjadinya Penipisan Lapisan Ozon
Secara alami, terjadi beberapa reaksi pembentukan dan penguraian
ozon yang mengakibatkan jumlahnya selalu konstan di atmosfer. Reaksi ini
dikenal dengan nama reaksi Chapman. Reaksi-reaksi ini bisa terjadi dengan
bantuan sinar UV dari matahari.
(1)

O2 + uv → O + O

(2)


O + O2 → O3

(3)

O3 + uv → O2 + O

(4)

O + O3 → O2 + O2

Adanya kontaminasi zat lain di atmosfer mengakibatkan reaksi ini
tidak lagi menjadi reaksi utama pembentukan dan penguraian ozon. Zat reaktif
yang dihasilkan oleh kegiatan manusia menguraikan ozon dan mengakibatkan
ketidakseimbangan jumlah ozon yang terbentuk dan jumlah yang terurai. Hal
ini yang mengakibatkan jumlah ozon menipis.

Diantara zat yang diketahui menjadi penyebab utama penipisan lapisan
ozon adalah Khlorin (ClOx), Bromin (BrOx) serta beberapa unsur dari
golongan halogen lainnya. Zat-zat ini termasuk zat yang reaktif yang dapat
memecah ozon dengan reaksi sebagai berikut.
X

+ O3 → XO + O2

XO + O



X + O2

Zat-zat yang sangat reaktif ini sampai ke atmosfer dan lapisan
stratosfer dalam bentuk senyawa yang sangat stabil, antara lain seperti CFC
(Chloro Fluoro Carbon). CFC yang sangat stabil ini menjadi tidak stabil
ketika mencapai lapisan stratosfer karena sinar matahari yang jauh lebih besar
di ketinggian tersebut. Atom khlor, brom, ataupun fluor (X) yang dilepaskan
tersebut kemudian bereaksi dengan O3. Hasil reaksi tersebut berupa XO yang
juga bersifat reaktif kemudian bereaksi lagi dengan atom oksigen dan
menghasilkan atom X. Atom X kembali bereaksi memecah O3, dan seterusnya
sehingga jumlah O3 yang terbentuk menjadi tidak seimbang dengan jumlah O3
yang terurai. Jumlah ozon dalam lapisan stratosfer tersebut pun menjadi
menipis.
Selain CFC, penipisan lapisan ozon juga dapat terjadi karena senyawa
lain. Namun menurut penelitian saat ini, CFC berperan paling besar. CFC
sampai ke lapisan stratosfer dalam waktu kurang lebih 5 tahun. Namun
sesampainya di lapisan stratosfer, senyawa ini bertahan mencapai 70 tahun
sebelum keluar dari lapisan ini. Adanya CFC di lapisan stratosfer ini
mengakibatkan penguraian ozon menjadi lebih cepat empat kali lipat
dibandingkan kondisi alami.
Penyebab penipisan lapisan ozon yang lainnya adalah sebagi berikut:

1. Banyaknya volume kendaraan yang ada di bumi sangan berakibat negatif
pada lapisan ozon. Karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan
dapat merusak lapisan ozon. Semakin lama, volume kendaraan semakin
banyak, semakin banyak pula gas karbon monokida yang di keluarkan,
bisa dibayangkan keadaan lapisan ozon beberapa tahun kedepan bila
volume kendaraan semakin hari semakin bertambah.
2. Penggundulan hutan secara besar2an sangat berakibat buruk pada kualitas
udara yang ada di bumi. Gas2 karbon yang merusak lapisan ozon tidak
lagi diserap oleh tumbuhan. Sehingga apa lagi yang harus diandalkan
untuk menyerap gas2 tersebut untuk membantu mengurangi kerusakan
ozon dan tentunya menghasilkan oksigen bagi makhluk hidup?
3. Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat
memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil
tanaman seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena
penerimaan sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan
mengalami kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil,
sehingga merusak hasil panen dan hutan-hutan yang ada.
4. Pada hewan, Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan,
kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang
menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut.
Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung pada
pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek rumah kaca". Usahausaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama
oleh semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius
melalui UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu
organisasi PBB yang bergerak dibidang program perlindungan lingkungan
dan alam.
5. Asap yang dihasilkan oleh pabrik juga amat sangat berpengaruh dalam
memperparah kerusakan lapisan ozon. Sama hal nya seperti asap

kendaraan. Gas yang dikeluarkan dapat merusak lapisan ozon,amat
mencemari udara, belum lagi limbah cair dan limbah padat yang
dihasilkan pabrik, dapat merusak lingkungan.

2.5

Dampak Adanya Penipisan Lapisan Ozon
Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar radiasi
ultra ungu memasuki bumi. Radiasi ultra ungu ini dapat membuat efek pada
kesehatan manusia, memusnahkan kehidupan laut, ekosistem, mengurangi
hasil pertanian dan hutan. Efek utama pada manusia adalah peningkatan
penyakit kanker kulit karena selain itu dapat merusak mata termasuk kataraks
dan juga mungkin akan melemahkan sistem imunisasi badan.
Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat
memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil
tanaman seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan
sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami
kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak
hasil panen dan hutan-hutan yang ada. Radiasi penuh ini juga dapat
mematikan anak-anak ikan, kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi
jumlah plankton yang menjadi salah satu sumber makanan kebanyakan
hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan ozon juga memiliki pengaruh langsung
pada pemanasan bumi yang sering disebut sebagai "efek rumah kaca". Usahausaha untuk mencegah penipisan ozon menjadi mulai dilakukan bersama oleh
semua negara di dunia. Usaha itu pun telah di galakkan secara serius melalui
UNEP (United Nation Environment Programme) salah satu organisasi PBB
yang bergerak dibidang program perlindungan lingkungan dan alam.
Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi
penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia,

merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan
berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida
(lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton.
Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu
terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran
pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita
masalah kardiopulmoner.
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan
berupaya untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam
ini dengan cara meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat
mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar
yang masih baik.
Selain itu, terdapat pula beberapa dampak lain akibat adanya penipisan
lapisan ozon, diantaranya adalah:
 Lubang Ozon
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan
ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim
semi. Pembentukan 'lubang' tersebut terjadi setiap bulan September
dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal
musim panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon
yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60%
pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon.
Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon
yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.

 Kemerosotan ozon global
Pengukuran latar dan satelit menunjukkan pengurangan
signifikan terhadap jumlah kolom ozon pada musim dingin dan
panas bagi kedua hemisfer utara dan selatan pada garis lintang
tengah dan tinggi. Didapati aliran ke bawah ini pada tahun 1980
agak besar bila dibandingkan dengan tahun 1970. Tiada statistik
aliran signifikan dapat ditentukan bagi kawasan tropika semasa
tahun 1980. Dengan kemajuan komputer model bagi pemusnahan
stratosfer ozon dapat menjelaskan pemerhatian aliran jumlah ozon
di ketinggian pertengahan pada musim panas, tetapi hanya
sebagian darinya pada musin sejuk. Ini bermakna pada masa depan
perubahan global ozon belum bisa diramalkan lagi.
2.6

Upaya Pengendalian Menipisnya Lapisan Ozon
 Pengendalian BPO
Untuk mengendalikan kerusakan lapisan ozon yang diperlukan
saat ini adalah peran serta semua pihak, baik pemerintah, industri
maupun masyarakat. Namun, saat ini, sulit mengharapkan industri
untuk tidak memproduksi bahan perusak lapisan ozon (BPO) seperti
CFC, halotan, metil bromida. Karena, kecenderungan industri
mengejar keuntungan demi kelangsungan hidup perusahaan dan
karyawannya. Contoh industri-industri besar di Amerika Serikat
seperti Exxon, melobi pemerintah Amerika Serikat agar menolak
Protokol Kyoto yang mengatur penurunan konsentrasi gas-gas rumah
kaca (termasuk freon) di atmosfer yang menyebabkan perubahan
iklim. Dan efeknya, pemerintah AS menolak Protokol Kyoto.

Di Indonesia? Kita sering melihat "main mata" antara
pemerintah dan industri. Ada beberapa industri di Jawa Timur yang
terus

menerus

diprotes

masyarakat

sekitar

namun

mendapat

penghargaan label hijau, sebagai industri yang ramah lingkungan dari
pemerintah.Kita juga bisa mengamati, sudah berbagai peraturan yang
dikeluarkan pemerintah, mulai kewajiban bagi industri membuat
dokumen AMDAL, UKL-UPL, program langit biru, Prokasih, namun
kenyataannya tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi, masih
ada industri yang bebas menjual bahan ( BPO ).
Persoalan semakin rumit ketika pemerintah menjadikan
industri sebagai lahan mencari keuntungan (pendapatan asli daerah)
sehingga industri semakin menunjukkan egonya. Banyak limbah
industri dibiarkan begitu saja oleh pemerintah, banyak produk freon
dan sejenisnya dijual begitu saja walaupun sudah berulangkali diprotes
masyarakat.Untuk melindungi industri pemerintah sering membuat
kebijakan yang mereka sebutkan sebagai "ramah lingkungan" namun
salah arah karena tidak menyentuh akar persoalan lingkungan.
 Program Insentif
Program insentif adalah memberikan penghargaan kepada
industri pembuat freon. Penghargaan yang diberikan berupa sertifikat
ISO atau pun penghargaan lingkungan hijau, yang memberikan gelar
bahwa industri tersebut telah mensubstitusi produk freon dengan
produk lain yang tidak merusak lapisan ozon.Terdapat beberapa
lembaga, seperti Sucofindo yang memberikan sertifikat ISO kepada
industri yang ramah lingkungan. Sertifikat diberikan setelah dilakukan

proses peninjauan dan telaahan serta evaluasi terhadap industri
tersebut berdasarkan komponen-komponen ISO.
LSM juga bisa memberikan penghargaan kepada industri.
Walhi Jawa Timur misalnya beberapa kali memberikan penilaian
terhadap industri di Jawa Timur. Klub Tunas Hijau dari Surabaya
setiap tahun memberikan penghargaan kepada industri-industri di Jawa
Timur. Dengan program insentif tersebut akan menjadi referensi bagi
masyarakat tentang industri-industri mana yang produknya ramah
terhadap lapisan ozon. Juga industri yang produknya layak dibeli.

 Program Disinsentif
Program disinsentif adalah perilaku menolak produk yang
tidak ramah terhadap lapisan ozon. Upaya ini dilakukan oleh
masyarakat, antara lain dengan :Pertama, bagi konsumen diharapkan
membeli produk, misalnya aerosol dalam kaleng, lemari es, pemadam
kebakaran, dan lain-lain yang berlabel ozone friendly atau Free CFC.
Label

tersebut

menunjukkan

produk-produk

tersebut

tidak

mengandung BPO seperti CFC atau halon.
Kedua, bagi pemilik rumah, diharapkan menjadwalkan
penggantian bahan pendingin lemari es dan perabot rumah tangga
lainnya yang masih menggunakan bahan pendingin CFC dan HCFC
dengan non-CFC.Ketiga, bagi petani, mempertimbangkan mengganti
bahan pestisida yang merusak ozon ini dengan bahan yang efektif dan
aman.
Keempat, bagi teknisi, memperbaiki peralatan rumah tangga
seperti kulkas atau AC, meyakinkan bahwa bahan pendingin dari AC,

lemari pendingin, atau freezer tersebut tidak "bocor" atau terlepas ke
atmosfer. Dan membantu memulai mengganti bahan pendingin dengan
yang non-CFC .
Kelima, bagi pegawai kantor, mengidentifikasi peralatan dan
produk yang dibeli, busa untuk bantalan alas duduk, larutan untuk
mengoreksi tulisan di kertas, dan lain-lain yang menggunakan BPO,
membuat rencana untuk mengganti alat atau bahan tersebut dengan
bahan alternatif yang tidak merugikan.
Keenam, bagi guru, menginformasikan kepada murid-murid
pentingnya melindungi lapisan ozon. Mengajari murid bahaya
pengaruh bahan perusak ozon /terhadap atmosfer, kesehatan, langkahlangkah yang dilakukan secara nasional, maupun dunia internasional
untuk memecahkan masalah ini.
Ketujuh, bagi wartawan, secara intensif menginformasikan
dampak-dampak kerusakan lingkungan, menyadarkan masyarakat
terhadap bencana akibat perilaku yang tidak ramah ozon dan ikut
mengawasi pelaksanaan bebas ozon yang dimulai sejak tahun 2008
( Uptlin, 2008 ). Dengan kegiatan pemberian insentif dan disinsentif
seperti di atas maka industri akhirnya akan tahu diri dan berupaya
mencari substitusi pengganti BPO. Berarti, masyarakat telah
berpartisipasi aktif dalam pengendalian kerusakan lapisan ozon. Dan,
ikut membantu mencegah kecepatan kepunahan kehidupan di bumi.
Upaya lain yang telah dilakukan oleh segenap bangsa di dunia
antara lain melalui Konvensi Wina (Vienna Convention – 1985) yang
hingga kini telah sampai pada pertemuan ke-9 atau dikenal dengan
COP-9. Dalam pertemuan ini, dilakukan pembahasan rinci mengenai
perlindungan lapisan ozon. Selain itu juga terdapat Protokol Montreal
(1987) yang membahas langkah-langkah untuk membatasi produksi

dan konsumsi bahan-bahan kimia perusak lapisan ozon. Meeting of the
Parties

(MOP)

untuk

pelaksanaan

diselenggarakan setiap setahun sekali.

Protokol

Montreal

ini

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Menipisnya lapisan ozon disebabkan oleh BPO atau bahan perusak
ozon yang terkandung dari beberapa produksi yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya CFC.Maka dari itu untuk pengendaliannya perlu kerja
sama antara pemerintah dan seluruh masyarakat agar mengurangi produksi
dan pemakaian produk-produk yang mengandung BPO atau CFC.

MAKALAH TENTANG OZONE DEPLETION

Disusun Oleh:
Dias Putri Anjarsari
M.Fajriyan Ardi
Sulistyawati Az-Zahra
Utami Damayanti

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TENIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan rahmat-Nya jugalah kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Pengetahuan Lingkungan dengan topic “Penipisan Lapisan Ozon”, “Hujan Asam”,
dan
Makalah ini kami buat guna menambah wawasan kami tentang judul yang
kami bahas.Dalam makalah ini akan dibahas mengenai penipisan lapisan ozone,
hujan asam serta…. yang telah melanda bumi kita ini.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, terutama kepada dosen kami yang telah memberikan arahan hingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, besar harapan kami agar kiranya pembaca
memberikan saran dan masukan yang bersifat membangun guna perbaikan kami ke
depan nanti untuk penyusunan yang lebih baik.

Cilegon, Oktober 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
semakin tinggi pula kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin
pesatnya perkembangan sector industri dan sistem transportasi. Sebagai
konsekuensi logis, maka semakin dampaknya akan meningkatkan zat-zat polutan
yang dikeluarkan dari kegiatan industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan
zat-zat polutan di udara ini tentu akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik
dan kimia yang terjadi di udara. Beberapa contoh efek negatif perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global antara lain efek rumah
kaca, pemanasan global, polusi, sampah, dan hujan asam.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun
1972. Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di
bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari
peristiwa terjadinya deposisi asam. Ia mengatakan bahwa bahan pencemar di
udara yang bercampur dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan
menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen bersejarah. Pada dasarnya, air
hujan normal memang sudah asam dengan kadar keasaman antara pH 5,6 – 5,0.
Keasaman ini dihasilkan ketika karbondioksida dan materi asam alami lainnya
terurai dalam uap air yang bercampur di udara.
Masalah itu masih terjadi hingga kini dan kita tahu bahwa banyak gas polutan
yang menyebabkan pencemaran udara. Ini termasuk sulfur dioksida yang
umumnya dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batu
bara, dan nitrogen oksida dari kendaraan bermotor serta bahan bakar fosil yang
digunakan oleh industri. Kedua unsur tersebut bersenyawa di atmosfer dengan air,

oksigen, dan oksidan dari senyawa-senyawa asam lainnya. Persenyawaan ini
membentuk semacam lapisan gabungan antara asam sulfur dan asam nitrat.
Cahaya matahari mempercepat laju reaksi proses itu. Hujan asam menyebabkan
peningkatan kadar asam di tanah, danau-danau, sungai, serta menyebabkan
kematian pohon. Selain itu asam juga merusak material gedung, patung-patung
dan peninggalan sejarah.
Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan, maka pada makalah ini akan dibahas
mengenai bagaimana hujan asam terbentuk, dampak hujan asam terhadap
manusia dan lingkungan, serta usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
dan mencegah terjadinya hujan asam.
1.2 Rumusan Masalah
1.

Apa yang di maksud dengan Hujan Asam dan penyebabnya ?

2. Bagaimana proses terbentuknya Hujan Asam serta kasus hujan asam di dunia?
3. Bagaimana dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh Hujan Asam terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan ?
4. Upaya apa sajakah yang dapat ditempuh untuk mengurangi dan mencegah
terjadinya Hujan Asam ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.

Untuk mengetahui pengertian hujan asam dan penyebabnya.

2. Untuk mengetahui proses terbentuknya Hujan Asam dan berbagai kasus hujan
asam di dunia.
3. Untuk mengetahui dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh Hujan Asam
terhadap kehidupan manusia dan lingkungan.
4. Untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya Hujan Asam.
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hujan Asam dan Penyebabnya
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui dari
buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of
The Air”. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous
or salino-sulforus spiris”.
Selanjutnya revolusi industri di Eropa yang dimulai sejak awal abad ke 18
memaksa penggunaan bahan bakar batu bara dan minyak sebagai sumber utama
energy untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi precursor (factor
penyebab) dari hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat. Padahal
biasanya precursor ini hanya berasal dari gas-gas gunung berapi dan kebakaran
hutan.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert Angus Smith pada
tahun 1872 pada saat menguraikan keadaan di Manchester, sebuah daerah industri
di Inggris bagian utara. Smith menjelaskan fenomena hujan asam pada bukunya
yang berjudul “Air and Rain: The Beginnings of Chemical Technology”.
Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam dari pada hujan biasa. Deposit
asam dari atmosfer dapat bersifat basah (dari hujan, salju, hujan es) atau kering
(dari pertukaran turbulen dan pengaruh gravitasi yang tidak berkaitan dengan
hujan). Hujan asam dikenal pertama kali pada tahun 1950, yaitu pada saat hujan
asam tersebut memberikan dampak negatif berupa air yang bersifat asam di danau
Skandinavia dan Kanada.
Istilah keasaman berarti bertambahnya ion hydrogen ke dalam suatu
lingkungan. Suatu lingkungan akan bersifat asam jika kemasukan ion hydrogen
yang berasal dari asam sulfat (H 2SO4) dan atau asam nitrat (HNO 3). Satu reaksi

penting dalam oksidasi sulfur dioksida adalah antara sulfur dioksida yang terlarut
dalam hydrogen peroksida.
Masalah hujan asam dalam skala yang cukup besar pertama terjadi pada tahun
1960-an ketika sebuah danau di Skandinavia meningkat keasamannya hingga
mengakibatkan berkurangnya populasi ikan.
Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat
pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang
ada pada air hujan bereaksi dengan CO2 di udara. Reaksi tersebut menghasilkan
asam lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan
asam-asam kuat, maka pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan
asam.
Hujan asam sebenarnya dapat mencegah pemanasan global (global warming),
gas buang seperti SO2 penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar matahari
keluar atmosfer bumi sehingga dapat mencegah kenaikan temperature bumi. Akan
tetapi, efek samping dari hujan asam menghasilkan kerusakan lingkungan yang
lebih parah dibandingkan global warming.
Sebenarnya istilah hujan asam kurang tepat untuk menggambarkan jatuhnya
asam-asam dari atmosfer ke permukaan bumi. Istilah yang lebih tepat seharusnya
adalah deposisi asam, karena pengendapan asam dari atmosfir ke permukaan
bumi tidak hanya melalui air hujan tetapi juga melalui kabut, embun, salju,
aerosol, bahkan pengendapan langsung. Istilah deposisi asam lebih bermakna luas
dari hujan asam.
Beberapa penyebab hujan asam diantaranya :

1. Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide
(SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara

alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara
alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat
pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi
mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%.
Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida
(SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam
sulfat.
2. NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik yang menggunakan senyawa
organik yang mengandung N. Oksida N merupakan hasil samping aktifitas jasad
renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami
kimi-fisik dan biologik sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak
menggunakan pupuk N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut.
3. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur
dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mongering
bersama debu atau partikel lainnya.

2.2 Proses Terbentuknya Hujan Asam

Pada proses terbentuknya hujan asam, evaporasi dan transpirasi
berlangsung seperti pada siklus air yang biasanya. Uap air hasil evaporasi dan
transpirasi ini juga akan naik ke atmosfer. Namun karena adanya pencemaran
udara oleh gas NOx dan SO2, uap air kemudian bereaksi dengan gas NOx dan
SO2 membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4). Asam-asam ini
kemudian bergabung dengan uap air membentuk awan. Awan yang
mengandung asam ini akan berkumpul awan-awan lain hingga terjadi
presipitasi. Presipitasi yang terjadi inilah yang disebut dengan hujan asam.
 Contoh kasus hujan asam di belahan dunia

Chelyabinsk, Rusia
Chelyabinsk, Rusia - Karabash merupakan sebuah kota kecil di kawasan
Chelyabinsk, Rusia. Kota berpenduduk 15 ribu orang itu mulai ramai sejak tahun
1822, setelah para penambang menemukan cadangan emas di kawasan tersebut.

Di awal abad ke-20, penambang juga mulai menggali tembaga dari perut bumi.
Sayangnya, setelah beberapa dekade biji tembaga dikuras dan masyarakat mendirikan
pabrik peleburan logam, kota itu kemudian berubah menjadi kawasan darurat ekologi.
Seperti dikutip dari EnglishRussia, setiap tahun, pabrik itu mengeluarkan 180 ton gas
yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam di kawasan sekitarnya.
Sebagai bukti parahnya polusi dan hujan asam itu, pegunungan di sekitar Karabash
kehilangan seluruh pohonnya.
Kota Karabash sendiri sangat berdebu, masyarakat kerap mengalami gangguan
pernafasan. Tumor, eksim, batu ginjal, pikun, pertumbuhan tidak normal, dan
kelumpuhan

otak

merupakan

penyakit

yang

umum

terjadi.

Pada sungai yang mengalir di kota itu, konsentrasi zat besi mencapai 500 kali lipat
dibanding rata-rata. Tidak ada tumbuhan yang mampu hidup dalam jarak 100 meter
dari pinggir sungai.

Meski kondisi ekologi di Karabash sudah mulai membaik, fasilitas perawatan sudah
mulai dibangun, akan tetapi kondisi daerah itu masih jauh dari normal.
Gas dan asap yang keluar dari proses peleburan tembaga terus dihembuskan. Padahal

emisi itu tidak pernah disaring sebelumnya. Gundukan material limbah pabrik juga
mencapai tinggi lebih dari 50 meter. Dengan hujan asam yang turun terus menerus,
nyaris seluruh vegetasi mati. Hujan angin juga menghanyutkan tanah dan gununggunung berubah menjadi bongkahan batu. Akhir 1989, pabrik di Karabash dihentikan
karena situasi ekologi yang semakin parah. Seperlima penduduk kehilangan
pekerjaan dan kota itu mengalami periode krisis. Namun meningkatnya masalah
akibat sosioekonomi membuat produksi pabrik di kota itu kembali digulirkan pada
tahun 1998.

2.3 Dampak Hujan Asam Bagi Kehidupan Manusia dan Lingkungan
Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan
bersifat global dan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Hujan asam
memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada
lingkungan abiotik, antara lain :
a)

Danau

Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang
bertahan. Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan
berkurangnya populasi ikan di danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi
ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan
populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva
ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperti
alumunium

di

danau.

Alumunium

akan

menyebabkan

beberapa

ikan

mengeluarkan lender berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas.
Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat
oleh tingginya kadar pH.
b)

Tanah

Efek tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini
menyebabkan terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan Potassium, yang
merupakan mineral utama bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Mineral tersebut digantikan oleh logam berat seperti Al, yang justru menghambat
pertumbuhan akar dan menghambat penyerapan air. Tanaman kemudian mulai
mati, karena kekurangan air. Adanya pelapukan dalam batang menandakan
terjadinya kerusakan system transportasi air pada tanaman.
c)

Tumbuhan

Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin
pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan
terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Perumbuhan akar menjadi lambat
sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil dan mineral-mineral penting
menjadi hilang.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan menyapu kandungan
tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan
melepaskan zat kimia beracun seperti alumunium yang akan bercampur di dalam
nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat
pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan
terserang penyakit, kekeringan, dan mati.
d)

Kesehatan Manusia

Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada
yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh
senyawa NOx dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dikarenakan banyaknya factor
yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk factor kepekaan seseorang
terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang
dengan status gizi buruk relative lebih rentan terhadap pencemaran udara
dibandingkan dengan orang yang sehat.
2.4 Upaya-upaya Untuk Mengurangi dan Mencegah Dampak Dari Hujan Asam

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam adalah menggunakan bahan bakar
yang mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat
pencemar saat terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan
dan penghematan energy.
Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah


Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asam akan
mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat
menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non
belerang atau bahan bakar alternative yang ramah lingkungan, misalnya methanol,
etanol, dan hydrogen.
Pengendalian pencemaran selama pembakaran


Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOx pada waktu
pembakaran telah dikembangkan. Salah satu tekologi ialah Lime Injection in
Multiple Burners (LIMB). Selain itu bisa juga dengan penggunaan Scrubbers.
Alat ini mampu mengurangi emisi sulfur oksida hingga 80-95%.
Pengendalian setelah pembakaran


Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran.
Teknologi yang sudah banyak dipakai adalah Fle Gas Desulfurization (FGD).
Cara lain ialah dengan menggunakan ammonia sebagai zat pengikatnya sehingga
limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagai pupuk.
Mengaplikasikan prinsip 3R (Refuse, Recycle, Reduce)


Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana
produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat di daur ulang sehingga
jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.
Untuk mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap


tanah ataupun danau dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam
tanah atau kedalam danau. Penambahan kapur kedalam tanah maupun danau
dapat menetralkan sifat asam.

Melakukan reboisasi atau penanaman kembali. Keberhasilan program


reboisasi dan rehabilitasi lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan
kualitas lingkungan terutama dalam aspek :
 Fungsi hidrologi
 Fungsi perlindungan tanah
 Stabilitas iklim mikro
 Penghasil O2, dan penyerap gas-gas pencemar udara
 Potensi sumber daya pulih yang dapat dipanen
 Pelestarian sumber daya plasma nutfah
 Perkembangbiakan ternak dan satwa liar
 Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi
 Menciptakan kesempatan kerja
 Penyediaan fasilitas pendidikan dan penelitian

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit dibawah 6) karena
karbondioksida di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai
asam lemah.
2. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor
dalam bahan bakar fosil serta nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam
nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.
3. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain
kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang
bertahan, hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu
kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk
tumbuh, korosi, dan menyebabkan terganggunya kesehatan manusia.
3.2 Saran
Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industry maupun umum,
untuk bekerja sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya
penurunan polusi udara agar dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan
seksama. Dengan penurunan polusi udara diharapkan akan mampu mencegah
terjadinya hujan asam yang membawa akibat buruk tidak hanya terhadap
lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.