laporan pengindraan jauh macam macam cit

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDRAAN JAUH
ACARA 2
PENGENALAN JENIS-JENIS CITRA

Oleh:
Nama

: Hafiz Hendri Riyanto

NIM

: 140722603518

Kode Mata Kuliah : NGEO617
Mata Kuliah

: Praktikum Penginderaan Jauh

Dosen Pengampu : Alfi Nur Rusydi S.Si., M.Sc.

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU SOSIAL
PROGRAM STUDI GEOGRAFI
2014

Pengenalan Jenis-jenis Citra
1. Tujuan
Mengenal jenis-jenis citra penginderaan jauh dan melatih kemapuan
mengenali jenis-jenis citra tersebut
2. Dasar Teori
Citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau sensor lainnya (Hornby,
1974). Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto)
yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik.
Citra adalah gambaran obyek yang dihasilkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang
difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin (Simonett et al, 1983).

Sensor dalam Pengideraan Jauh
Citra dihasilkan melalui proses perekaman dengan bantuan sensor.Sensor ada dua:
Sensor fotografik dan sensor non-fotografik. Sensor non fotografik masih dapat dirinci
menjadi sensor peminadi (pelarik/penyiam atau scanner) dan sensor radar/gelombang
mikro.


Sensor Fotografik Sensor ini menangkap kenampakan obyek melalui perekaman
besarnya pantulan sinar (gelombang elektromagnetik) dari obyek yang masuk melalui
susuan lensa pada kamera dn kemudian mengenai lapisan film yang peka cahaya.

Sensor Fotografik Variasi warna yang muncul pada gambar yang dihasilkan
terganting pada:
1.Sistem lensa, diafragma, dan filter yang digunakan untuk menerima cahaya
2.Jenis dan kepekaan film
3.Spektrum panjang gelombang yang diizinkan masuk ke dalam sistem kamera.
Kamera dengan film hanya mampu bekerja dalam rentang 0,4 μm-0,9 μm
(perluaannya sampai spektrum inframerah dekat).
Proses fotografik:
–Sinar yang diizinkan masuk tersebut secara serentak menerpa film
–Sinar yang meninggalkan jejak kekuatan energi paparan pada tingkat pembakaran yang
ada pada film tersebut

–Film kemudian diproses secara kimiawi di laboratorium, dan dicetak menjadi foto udara
berwarna maupun hitam putih, tergantung pada jenis film dan pencetakan yang digunakan.
Sensor Non-Fotografik


Sensor non-fotografik berupa scanner menerima pantulan dari satu wilayah sangat
sempit pada permukaan bumi (instanteous field of view/IFOV =medan pandang sesaat)
yang masuk ke dalam sistem lensa, dan kemudian mendeteksi besarnya pantulan tersebut
dengan detektor peka cahaya.
Penyiaman (scanning)
-

ACROSS TRACK
Sistem kensa menyilang arah geka wahana. Jadi selama wahana maju ke depan,
sistem lensa bergerak ke kanan atau ke kiri (Whiskbroom)

-

ALONG TRACK Along-track
.Pemindai ini berupa CCD (Charge Coupled Device) yaitu sederet detektor yang
berjumlah ribuan keping per spektrum panjang gelombang.Gerak dari oemindai ini
adalah menyapu sepanjang gerak wahana yang membawanya (Pushbroom)

-


AREA ARRAY Area Array
Tersusun atas dua dimensi CCD berbentuk matrks.Sehingga sensor dapat
difungsikan secara diam dan menangkap informasi spektral obyek tanpa melakukan
gerakan sepanjang orbit atau menyilang ke arah orbit

Data hasil pemindaian disimpan secara digital, yaitu disimpan dalam kode biner
dengan tingkat kecerahan 0-63. 0-127, 0-255, atau bahkan 0-2047. Angka-angka digital
yang mewakili variasi nilai pantulan ini kemudian dibaca oleh program komputer, dan
setiap titik obyek dengan nilai digital tertentu diubah menjadi sel-sel penyusun gambar
pada layar monitor yang disebut pixel.
Multispektral dan Multiband

Sensor yang dioperasikan dengan spektrum yang sangat sempit namun dalam jumlah
banyak (lebih dari 1 spektrum) maka citra ini disebut citra multispektral. Sistem fotografik
sebenarnya juga mampu menghasilkan foto pada berbgai saluran, namun membutuhkan
beberapa lensa sekaligus pada kameranya. Foto semacam ini disebut foto multiband.
Sensor Gelombang Mikro-Radar

Dapat dilakukan secara tegak maupun miring/menyamping Namun lebih banyak

dilakukan menyamping karena sistem radar merupakan sistem aktif yang mengirim sinyal

gelombang dari suatu antena, dan sekaligus menerima hamburan balik yang dicatat oleh
sensor.
Karena pengiriman sinyal dilakukan menyamping (side-looking), maka pada
umumnya lereng yang menghadap sensor akan tampak cerah sedangkan lereng yang
membelakangi sensor tampak gelap. Hal ini mengakibatkan citra yang dihasilkan
cenderung mampu menyajukan kenampakan relief dengan baik.
Sensor Gelombang Mikro-Radar
•Sinyal yang kembali ke sensor dicatat amplitudo dan frekuensinya sekaligus sejauh masih
dalam lingkup lebar pancaran (karena ketika gelombang dipancarkab oleh sensor, wahana
sudah bergerak maju, sehingga tidak seluruh pantulan yang betupa hamburan balik akan
sampai ke sensor.
•Sinyal kembali ini kemudian dibandingkan dengan sinyal referensi yang dimiliki oleh
sistem, dan juga diperhitungkan akibat intervensi antara sinyak datang dan yang kembali
ke sensor.
•Sinyal ini disimpan secara fotopgrafis dan menghasilkan ‘film sinyal’.

Citra dengan format asli digital mempunyai ciri pengenal lain, yaitu resolusi
spasial. Resolusi spasial secara langsung terkait denfan kerincian informasi spasial citra

(seberapa rinci citra itu mampu menyajikan ukuran obyek terkecil). Jadi setiap 1 pixel
dalam layar monitor mampu mewakili berpa luas dalam keadaan asli di lapangan.

Pengenalan Resolusi Spasial dan Pola Spektral
•Citra dengan format asli digital mempunyai ciri pengenal lain, yaitu resolusi spasial.
•Resolusi spasial secara langsung terkait denfan kerincian informasi spasial citra (seberapa
rinci citra itu mampu menyajikan ukuran obyek terkecil).
•Jadi setiap 1 pixel dalam layar monitor mampu mewakili berpa luas dalam keadaan asli di
lapangan.
POLA PANTULAN SPEKTRAL OBYEK

Pantulan Spektral
•Air jernih cenderung memberikan pantulan yang lebih rendah daripada air keruh pada
semua wilyah panjang gelombang
•Vegetasi memberikan pantulan sangat rendah pada spektrum biru, meningkat agak tinggi
pada spektrum hijau (oleh karena itu, tampak hijau di mata manusia), menurun lagi di
spektrum merah (karena serapan kuat oleh pigmen daun), dan meningkat sangat tajam di
spektrum inframerah dekat akibat pantulan oleh ruang antra sel pada jaringan spongy daun.
•Vegetasi kembali memberikan pantulan rendah di saluran inframerah tengah I dan
inframerah II karena pengaruh kandungan lengas (kelembaban) yang tinggi.


Pantulan Spektral
•Tanah bertekstur rekatif kasar (pasiran) atauapunrelatif lembab memebrikan pantulan
yang cenderung meningkat dari spektrum biru ke inframerah dekat, kemudian sedikit turun
pada spektrum inframerah dekat I dan II karena oengaruh serapan oleh lengas tanah.
•Tanah bertekstur relatif halus ataupun berna merah di lapangan dan sangat tipis cendrung
memberikan pantulan yang terus meningkat sering dengan meningkatnya panjang
gelombang.

3. Alat dan Bahan
Berbagai macam citra tercetak (hard copy) antara lain:
1. Citra Foto udara Pankromatik berwarna
2. Citra Foto udara Pankromatik Hitam Putih
3. Citra Satelit Quickbird
4. Citra Satelit Ikonos
5. Citra Satelit Landsat 7 ETM+
4. Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan baik macam-macam citra maupun
foto udara
2. Mengidentifikasi kenampakan yang ada pada citra-citra tersebut, baik kenampakan

alam maupun kenampakan budaya.
3. Mengisikan pada tabel berbagai kenampakan pada citra yang telah dikenali.

5. Hasil Praktikum
1. Tabel identifikasi kenampakan foto udara pankromatik berwarna (terlampir)
2. Tabel identifikasi kenampakan foto udara pankromatik hitam putih (terlampir)
3. Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Quickbird (terlampir)
4. Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Ikonos (terlampir)
5. Tabel identifikasi kenampakan citra satelit Landsat 7 ETM+ (terlampir)

6. Pembahasan
Pada tabel pertama yaitu tabel identifikasi foto udara pankromatik berwarna terdapat
berbagai kenampakan objek bentangan alam alami maupun bentangan budaya. Pada tahap
ini menurut saya cukup mudah karena dalam penentuan objek dan penentuan intepretasi
cukup mudah karena dari warna dan bentuk lumayan sudah jelas
Pada tabel yang kedua yaitu tabel identifikasi foto udara pankromatik hitam putih dalam
tahap ini berbeda dalam hal intepretasi karena harus lebih jeli dalam mengetahui bentang
alam dan penentuan unsur unsur yang terdapat dalam citra karena seluruh warnanya hitam
putih itu yang menyebabkan kejelian dalam identifikasi citra pankromatik hitam putih.
Pada tabel yang ketiga yaitu tabel identifikasi kenampakan citra ikonos. Dalam citra ikonos

menurut saya kualitasnya lebih bagus dari citra pankromatik bewarna dan hitam putih.
Karena dari segi warna dan ketajaman citra ikonos lebih unggul hal ini yang menyebabkan
saya lebih mudah dalam pengidentifikasian citra bentang alam ikonos ini dan wilayah yang
dicakup dalam citra ini lebih sempit dari citra pankromatik.
Pada tabel yang keempat yaitu tabel identifikaasi citra quickbird. Dalam citra quickbird
menurut saya dari citra diatas citra quickbird lah yang unggul dalam mudah tidaknya
identifikasi bentang alam pada citra karena dari resolusi citra quickbird dan lebih dekatnya
pengambilan foto citra ini dilihat jelasnya objek objek yang akan diidentifikasi

Pada tabel kelima yaitu tabel identifikasi citra landsat daerah Surabaya dan sekitarnya.
Menurut saya dari citra landsat ini mudah dalam pendentifikasian karena dalam
penentuannya citra ini sudah mengklasifikasikan daerah daerah atau objek objeknya hal ini
yang mempermudah dalam hal intepretasi.

7. Kesimpulan
Pada praktikum pengindraan jauh pengenalan jenis-jenis citra ini diketahui macam macam
citra seperti citra pankromatik bewarna & hitam putih, citra ikonos citra quickbird dan citra
landsat dan dalam intrepretasi dari masing masih walau berbeda dari wilayah yang dicakup
dan resolusi yang dipakai berbeda tetap semua harus teliti dalam hal intepretasinya.


8. Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan berbagai informasi tepi citra!
2. Sebutkan dan jelaskan berbagai macam resolusi citra!

Jawab :
1. Keterangan tepi pada foto udara terdiri atas:
1. Tanda Fidusial
Pada tiap foto udara umumnya diberi empat atau delapan tanda fidusial. Tanda ini
terletak pada sudut foto atau pada bagian tengah foto. Apabila terletak pada sudut foto,
pada umumnya berupa garis silang yang mengarah ke sudut lain di hadapannya.
Apabila terletak pada bagian tengah tepi foto, pada umumnya berupa setengah anak
panah. Kegunaan dari tanda ini adalah untuk menentukan titik prinsipiil foto, yaitu
dengan cara menarik garis dari dua tanda fidusial yang berhadapan. Titik potong dari
dua garis ini merupakan titik prinsipiil foto. Titik prinsipiil ini berguna untuk mencari
daerah tampalan (tumpang tindih) pada foto udara selanjutnya.

2. Nomor Seri
Nomor seri yang lengkap umumnya terdiri atas nomor registrasi, nama daerah yang
dipotret, tanggal pemotretan, nomor jalur terbang, dan nomor foto. Nomor registrasi


diperlukan untuk pengarsipan dan pencarian kembali apabila ada yang memerlukan.
Tanggal pemotretan menunjukkan kondisi lapangan pada saat pemotretan, seperti
kondisi musim. Selain itu, juga menjadi petunjuk apabila akan menggunakan foto
udara multitemporal. Nomor jalur terbang selain diperlukan dalam penyimpanan foto,
juga diperlukan dalam penyusunan mozaik dan mencari pasangan foto udara yang
bertampalan untuk analisis secara stereoskopik.
3.

Tanda Tepi

Tanda tepi terletak pada salah satu sisi foto, pada kanan atau kiri foto. Pada umumnya
tanda tepi terdiri atas empat buah komponen, yaitu:
a. Altimeter
Digunakan untuk menentukan tinggi pesawat terbang di atas permukaan laut pada saat
pemotretan. Ketinggian dinyatakan dengan kaki dan meter. Untuk mengetahui tinggi
terbang, tinggi berdasarkan altimeter ini harus dikurangi terlebih dahulu dengan tinggi
daerah rata-rata.
b. Panjang Fokus
panjang fokus ini menunjukkan panjang fokus kamera dan nomor seri kamera yang
digunakan.
c. Jam
Jam pemotretan ini sangat membantu untuk mengetahui orientasi atau arah utara pada
foto, serta tinggi relatif objek berdasarkan arah bayangan dan panjang bayangan.
d. Level
Tanda level untuk mengetahui apakah foto udara benar-benar vertikal atau tidak.
2. Di dalam Penginderaan Jauh ada 4 istilah resolusi yakni:
a. Resolusi Spasial

Resolusi spasial adalah ukuran terkecil dari objek yang dapat dibedakan oleh sensor
atau ukuran daerah yang dapat disajikan oleh setiap piksel. Dengan kata lain maka resolusi
spasial mencerminkan kerincian informasi yang dapat disajikan oleh suatu sistem sensor.
Ada dua cara menyatakan resolusi spasial, yakni: resolusi citra dan resolusi medan. Objek
yang mempunyai ukuran lebih kecil dari ukuran piksel dapat dideteksi apabila mempunyai
nilai kontras dengan sekitarnya, seperti jalan, pola drainase. Contoh : Landsat MSS
mempunyai resolusi spasial yang lebih rendah : 80 m, dibanding dengan Landsat TM: 30
m.
Bila sebuah sensor memiliki resolusi spasial 20 m citra yang dihasilkannya ditampilkan
dengan resolusi penuh, maka setiap piksel mewakili luasan area 20 x 20 m di lapangan.
Semakin tinggi resolusinya, maka semakin kecil area yang dapat dicakupnya.
Resolusi Citra (image resolution) dapat diartikan sebagai kualitas lensa yang
dinyatakan dengan jumlah maksimum garis pada tiap milimeter yang masih dapat
dipisahkan pada citra. Misal tiap garis tebalnya 0,01 mm. Ruang pemisah antara tiap garis
juga sebesar 0,01 mm. Berarti tiap garis menempati ruang selebar 0,02 mm atau pada tiap
mm ada 50 garis. Dalam contoh ini berarti resolusi citranya sebesar 50 garis/mm. Secara
teoritik maka resolusi citra yang terbaik 1.430 garis/mm.
Resolusi Medan (ground resolution) ialah ukuran terkecil obyek di medan yang
dapat direkam pada data digital maupun pada citra. Pada data digital resolusi medan
dinyatakan dengan pixel. Semakin kecil ukuran terkecil yang dapat direkam oleh suatu
sistem sensor, berarti sensor itu semakin baik karena dapat menyajikan data dan informasi
yang semakin rinci. Resolusi spasial yang baik dikatakan resolusi tinggi atau halus, sedang
yang kurang baik berupa resolusi kasar atau rendah. Disamping itu dinyatakan dengan
ukuran dalam meter di lap atau dalam meter per pixel pada citra (Rm/pixel), resolusi
medan juga dapat dinyatakan dengan ukuran dalam meter di lapa yang dapat digambarkan
oleh sepasang garis pada citra atau Rm/Lp (meter per line pairs).
Resolusi Spasial dipengaruhi:
·

Skala; semakin besar skala semakin baik resolusinya.

·

Panjang gelombang tenaga elektromagnetik yang digunakan

Ingat formula e = hc/ λ
·

Kisaran panjang gelombang

·

Ukuran butir-butir film (khusus bagi foto)

b. Resolusi spektral
Resolusi spektral merupakan interval panjang gelombang khusus pada spektrum
elektromagnetik yang direkam oleh sensor. Semakin sempit lebar interval spektrum
elektromagnetik, resolusi spectral akan menjadi semakin tinggi. Contoh SPOT
pankromatik band 3 mempunyai lebar interval 0.51-073 m. sedagkan TM3 mempunyai
lebar interval 0.63 – 0.69 m, sehingga resolusi spektral SPOT lebih tinggi dari TM3.
Resolusi spektral menunjukkan kerincian λ yang digunakan dalam perekaman
obyek. Contoh resolusi spektral SPOT-XS lebih rinci daripada SPOT-P. Keunggulan citra
multispektral ialah meningkatkan kemampuan mengenali obyek karena perbedaan nilai
spektralnya sering lebih mudah dilakukan pada saluran sempit. Tiga data multi spektral
hitam putih dapat dihasilkan citra berwarna. Apabila data multispektral itu tersedia dalam
digital akan dapat diolah dengan bantuan komputer. Kelemahannya ialah bahwa resolusi
spasialnya menjadi lebih rendah. Artinya antara resolusi spasial dan resolusi spektral
terjadi hubungan berkebalikan.
Resolusi Spektral menunjukkan lebar kisaran dari masing-masing band spektral
yang diukur oleh sensor. Untuk mendeteksi kerusakan tanaman dibutuhkan sensor dengan
kisaran band yang sempit pada bagian mera.
c. Resolusi temporal
Resolusi temporal ditunjukkan dengan seringnya citra merekam suatu daerah yang
sama. Contoh : citra Landsat TM melewati suatu daerah yang sama sebanyak 16 hari

sekali, sedang NOAA dapat 2x sehari melewati daerah yang sama. Oleh kerena itu resolusi
temporal NOAA lebih tinggi daripada Landsat TM.
Sebagai contoh resolusi temporal ini:
1.

Landsat generasi 1 : 18 hari

2.

Landsat generasi 2 : 16 hari

3.

SPOT : 26 hari atau 6-7 kali/bulan karena sensor dapat ditengokkan arah

perekamannya
4.

Satca NOAA : 12 jam

5.

Satca GMS : 0,5 jam

d. Resolusi radiometrik
Resolusi Radiometrik ditunjukkan oleh jumlah nilai data yang dimungkinkan pada
setiap band atau kepekaan sensor terhadap perbedaan terkecil kekuatan sinyal. Dengan
sensor termal misalnya, kalau sensor 1 mampu merekam beda suhu terkecil 0,2 C dan
sensor 2 mampu merekam beda suhu terkecil 0,5 C; berarti resolusi radiometrik sensor 1
lebih baik dari pada sensor 2. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah bit perekam. Contoh pada
Landsat TM mencakup 8 bit, sehingga julat nilai data pada spektral untuk setiap piksel
adalah 0-255. Resolusi ini lebih tinggi dibanding dengan Landsat MSS saluran 4,5,6 yaitu
0-127 serftta saluran 7 mempunyai julat nilai spektral 0-63.

9. Daftar pustaka
http://fastrans22.blogspot.com/2013/09/bagian-bagian-foto-udara.html
quickbird-indonesia.blogspot.com/2006/04/mengapa-memilih-quickbird.html
eni-shine-shiny.blogspot.com/2012/06/tugas-praktikum.html
Lab Geografi Universitas Negeri Malang