Bahasa indo Konstanta Define (#define)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui materi bahasa
indonesia hukum.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca khususnya kalangan mahasiswa yang ingin mempelajari kaidah kaidah Bahasa
Indonesia yang benar di dalam akta notaris, dan agar mahasiswa memahami dan kritis dalam
dalam memahami isi dari akta tersebut. Untuk itu kami dapat membuat bentuk maupun isi
makalah ini dengan harapan kedepannya dapat lebih baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Krisnadwipayana fakultas
hukum. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.

23 November 2016

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
A. BAGAIMANA PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DALAM SETRFIKAT TANAH
B. BAGAIMANA PEMAKAIAN KALIMAT EFEKTIF DALAM SETRIFKAT TANAH
C. FUNGSI TANDA BACA DALAM SETRIFIKAT TANAH
1.3.TUJUAN…………………………………..................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SETRIFIKAT TANAH..................................................................................................
2.2 BAHASA HUKUM INDONESIA SEBAGAI BAHASA TULIS ILMIAH
A. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL
DAN KALIMAT DALAM SETRIFIKAT
TANAH....................................................................................................................................................
B. LETAK DAN FUNGSI DALAM PEMAKAIAN TANDA BACA................................................
C. PERBAIKAN LETAK DAN PENGUNAAN HURUF....................................................................
D. PENGUNAAN KALIMAT EFEKTIF.............................................................................................
E. KATA UMUM DAN KATA KHUSUS DALAM SETRIFIKAT TANAH....................................
BAB 3 PENUTUPAN

3.1.SIMPULAN
3.2. SARAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal dalam akta notaris. Namun pengenalan
istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa Indonesia yang
baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa
bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia
yang benar.tampaknya mudah diucapkan, namun maknanya tidak jelas dan kurang dimengerti
oleh sebagian khalayak mahasiswa. Apalagi mahasiswa di bidang hukum yang mempelajari
hukum perdata. Bahasa Indonesia yang baku dan bahasa indonesia yang benar belum tentu
dapat menjamin tersampaikannya maksud dan tujuan dari isi akta tersebut, Sehingga
dibutuhkan susunan bahasa indonesia yang fleksibel yang artinya dapat dengan mudah
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.
Kami memilih setrifikat tanah untuk dipresentasikan dan dibuat makalahnya karena dalam
Setrifikat merupakan tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat

mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data
yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang
bersangkutan.
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) Ejaan Adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang
bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah
kegiatan melafalakan huruf, suku kata, atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem
aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan dalam bentuk akan
berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.

1.2 Rumusan Masalah

1. apa yang dimaksud Setrifikat Tanah ?
2. bagaimana pemakaian tanda baca Setrifikat Tanah ?
3. bagaimana pemakaian Huruf Kapital dalam Setrifikat Tanah ?
4. Apa fungsi tanda baca dalam Setrifikat Tanah?


1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Untuk mengetahui fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2. Untuk mengetahui tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3 . Untuk mengetahui pemakaian Huruf Kapital dengan benar dalam Setrifikat Tanah
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar

BAB II
ANALISA PEMBAHASAN

2. 1 Definisi Setrifikat Tanah
Sertifikat Hak Atas Tanah

Undang-undang tidak memberikan pengertian yang tegas mengenai sertifikat hak atas tanah.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, sertifikat adalah adalah surat tanda
bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah,
hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang
masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Kalau dilihat Pasal 19
ayat (2) huruf c UUPA, maka sertifikat itu merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku

sebagai alat bukti yang kuat.
Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah di terbitkan setrifikat secara sah atas nama orang
atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata
menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi
menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu lima tahun sejak diterbitkan
setrifikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang setrifikat dan
kepala kantor pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke
pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan setrifikat tersebut.

2.2 Bahasa Hukum Indonesia sebagai Bahasa Tulis Ilmiah
Tidak berbeda dengan bidang ilmu lainnya, bahasa hukum Indonesia memiliki ciri-ciri bahasa
keilmuan (Moeliono 1974 dalam Natabaya 2000), yakni :
1. lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
2.objektif dan menekan prasangka pribadi
3.memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat, dan kategori yang diselidiki untuk
menghindari kesimpangsiuran
4.tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensas

5.membakukan makna kata-katanya, ungkapannya, dan gaya paparannya


berdasarkan

konvensi 6. bercorak hemat, hanya kata yang diperlukan yang dipakai
7. bentuk, makna, fungsi kata ilmiah lebih mantap dan stabil daripada yang dimiliki kata
biasa.
Bahasa hukum Indonesia dalam surat-menyurat khususnya, menurut Suryomurcito (2009),
perlu memperhatikan tata bahasa yang benar, istilah yang tepat, kosakata yang beragam,
kalimat yang singkat dan jelas, kalimat yang mengandung satu pokok pikiran, dan tanda baca
yang benar. Dengan kata lain, supaya masyarakat lebih mudah memahaminya, disarankan
untuk menghindari kalimat yang bertele-tele, jangan mengulang-ulang, jangan menggunakan
istilah yang tidak sesuai dengan yang digunakan di dalam undang-undang, jangan salah
menggunakan tanda baca, dan jangan salah ketik. Seperti hanya bahasa tulis ilmiah dalam
bidang ilmu lainnya, dalam dokumen hukum dibutuhkan penulisan bahasa Indonesia yang
baik dan benar yang menunjukkan intelektualitas penulisnya dalam menyampaikan aturan
hukum di dalam ejaan yang tepat dan benar serta rangkaian pesan yang tersusun dalam
kalimat yang efektif.

A. Pemakaian Huruf Kapital Dan Kalimat Dalam Setrifikat Tanah
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut yaitu :



Pemakaian huruf besar atau huruf kapital.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian huruf kapital dipisahkan, huruf diartikan
sebagai unsur abjad yang melambangkan bunyi, sedangkan kapital diartikan sebagai huruf
yang berukuran lebih besar dari pada huruf biasa yang berukuran kecil dari huruf kapital.
Bila digabungkan pengertian huruf kapital adalah huruf yang biasanya digunakan untuk huruf
pertama dari kata pertama dalam suatu kalimat huruf pertama dari nama orang/diri dan
sebagainya.Huruf kapital juga digunakan sebagai huruf pertama kalimat petikan langsung.
Penggunaan huruf kapital telah menjadi pengetahuan yang umum seperti penulisan judul atau
nama orang. Namun, masih banyak aturan-aturan dalam penggunaa huruf kapital yang
mungkin tidak Anda ketahui. Untuk memudahkan Anda dalam menulis, berikut ini adalah
pedoman-pedoman umum dalam menggunakan huruf kapital sesuai dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kedua berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0543a/U/1987, tanggal 9 September
1987.
Huruf kapital digunakan pada huruf awal nama organisasi, badan atau lembaga, instansi
pemerintah, dan dokumen resmi Negara.

Contohnya :

1. Pada halaman kedua Setrifikat Tanah yaitu :
a. Desa
b. Letak Tanah
c. Konversi
d. Daftar Isian
f. Tanah Negara
g. Surat Keputusan
2. Pada halaman Keempat bagian Surat Ukur yaitu :
a. Propinsi,
b. Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya
c. Duren Sawit
d. Peta
e. Lembar
f. Keadaan Tanah
g. Luas
h.Tanah Partekelir
Contoh kalimat :


Tanah Negara bekas Girik BTP C No.4150 persil No.1313 blok D.I yang berdiri

Diatas Bekas big No.5929 seb uang pemasukan Rp.561.370.50.-

3. Perbaikan huruf kapital yang tidak benar dan kata baku maupun tidak baku pada
setrifikat tanah :
1.Perbaikan nama orang: Doktorandus SLAMET SOEBROTO seharusnya menjadi
Drs. Slamet Soebroto.
- Ir. MANGASAL MARBUN M.Sc seharusnya menjadi Ir. Mangasal Marbun M.sc
2. Kata tidak baku seperti contoh kata “Propinsi” menjadi “Provinsi”
3. Kata tidak baku seperti contoh kata “setripikat” menjadi “setrifikat”
4. perbaikan penulisan alamat : Jl. Kampung Pondok Bambu seharusnya menjadi
Jalan Pondok Bambu

B. Letak Dan Fungsi Dalam Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan mencakup
pengaturan yaitu :
1) Tanda Titik (....)
letak dalam penggunaan tanda baca
Misalnya dalam Setrifikat Tanah :
a. Halaman kedua bagian pendaftaran pertama yaitu Ir.Arief Setiabudi Canny. dan

Drs.Slamet Soebroto.
b. Halaman kelima bagian hal lain-lain yaitu Ir.Mangasal Marbun M.sc.


2) Tanda koma ( , )
dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya dalam setrifikat :
- Bagian tabel PENDAFTARAN PERALIHAN HAK, PEMBEBANAN DAN
PENCATATAN LAINYA



Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya :
- Dra. R.R. Endang Sri Sulasih, M.Pd. ,Noor Komari Pratiwi, M.Pd. , Tridays
Repelita, M.Pd. 2011. Bahasa Akademik Untuk Penulisan Ilmiah. Tanggerang:
Pustaka Mandiri.
3) Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti ungkapan yang

memerlukan pemerian.
Misalnya dalam setrifikat tanah :
-Kecamatan : Duren sawit
-Peta : L.P D.K.I
-Lembar : 56/43
-Luas : 249 M2
- Hak : Guna Bangunan
- Nomor : 3579
4) Tanda Kurung ((...))
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

-

Misalnya dalam setrifikat tanah :
AJB (Akta Jual Beli) adalah akta otentik yang dibuat oleh PPAT untuk peralihan hak

-

atas tanah dan bangunan.
249 M2 (Dua ratus empat puluh sembilan meter persegi )
Sertipikat ( TANDA BUKTI HAK)
5) Tanda Garis Miring (/ )

Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun .
Misalnya dalam setrifikat tanah :
-

surat keputusan No. 1.711.2/3483/1154/HGB/T/1988
surat ukur No. 139/2000
Daftar Isian 302 No. 303/401/2000

6) Tanda Hubung ( -)
Tanda hubung dapat di pakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Misalnya :
-

Halaman keempat Tanda-tanda batas dan Tembok a-b dan b-c
Tanda hubung di pakai untuk merangkaikan (a) se dengan kata berikutna yang di
mulai dengan huruf kapital, (b) ke dengan angka, (c) angka dengan –an , dan (d)
singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.

C. Perbaikan Letak Dan Pengunaan Huruf
-

-

Halaman pertama dalam bagian Pendaftaran- Pertama :
HAK : GUNA BANGUNAN . No. 3579. Seharusnya menjadi Hak : Guna Bangunan
No.3579
Halaman pertama bagian, SERTIFIKAT :
a. Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
b. Duren Sawit.
c. Pondok Bambu
d. Jakarta Timur.
e. RT .002/05.
f. Slamet Soebroto .
g. Buchari.
h. Ir. Arief setiabudi canny.
Kata-kata di atas seharusnya tidak perlu mengunakan tanda titik di bagian akhir
namun di dalam setrifikat mengunakan tanda titik di akhir kata.

D. Pengunaan Dalam Kalimat Efektif
Kalimat efektif, menurut Alwi (2001:38), adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses
penyampaian oleh penulis dan pembaca berlangsung sempurna sehingga isi atau maksud
yang disampaikan oleh penulis tergambar lengkap dalam pikiran pembaca. Kalimat yang
efektif dapat dilihat dari ciri-ciri berikut: memiliki keutuhan atau keterkaitan makna
antarunsur di dalam kalimat; mempunyai kesejajaran struktur klausa dan kesejajaran
makna/informasi; memfokuskan unsur-unsur dengan mengulang

bagian-bagian yang

ditekankan; menunjukkan penghematan dalam kata Setrifikat Tanah.

Contoh Kalimat efektif dalam Setrifikat Tanah :
- Besi I dan II yang berdiri di atas batas dan memenuhi yang di tentukan dalam peraturan
Menteri Agraria No 8/1961 pasal 2 sub. a tembok a-b dan b-c yang berdiri di luar. Tandatanda batas menurut Peraturan Menteri Agraria Nomor 8 /1961, tidak perlu ditambah oleh
karena besi dan tembok tersebut diatas sudah mencukupi.
- Besi I dan II yang berdiri di atas batas telah memenuhi yang di tentukan dalam peraturan
Menteri Agraria Nomor 8 tahun 1961 pasal 2 sub. a tembok a-b dan b-c yang berdiri di luar.
Tanda-tanda batas menurut Peraturan Menteri Agraria Nomor 8 tahun 1961 , tidak perlu
Ditambah karena besi dan tembok tersebut diatas sudah mencukupi.

E. Kata Umum Dan Kata Khusus Dalam Setrifikat Tanah
1. Kata Umum dalam setrifikat tanah yaitu :
a. tanggal lahir,

b. tanah
c.Tanda tangan kepala kantor
d.setrifikat
2. Kata Khusus dalam setrifikat tanah yaitu :
a. Girik
b.Surat ukur
c. Tanah partekelir
d. Surat Keputusan
e. Skala

BAB III
PENUTUP

3.1.

KESIMPULAN

Dalam uraian diatas dapat dismpulkan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya sesuai dengan kaidah tata bahasa.Kaidah
bahasa yaitu kaidah bahasa Indonesia baku atau yang danggap baku. Oleh karena itu, kita
sebagai warga negara Indonesia dianjurkan menggunakan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar dalam situasi resmi. .Namun masih minim nya pengetahuan tentang
bagaimana bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam penggunaan huruf kapital dan
kalimat efektif pada akta notaris..Hukum (secara abstrak) dapat dimengerti dan dipahami jika
dimediakan dengan bahasa (secara konkret). (Minuta) Perjanjian yang dibuat di hadapan
notaris merupakan arsip negara yang wajib dituliskan dalam bahasa Indonesia secara resmi

yaitu bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.Tata
cara penulisan suatu akta notaris dilakukan turun-temurun dari pendahulu-pendahulunya.
Sesuatu yang biasa belum tentu baik dan benar. Penulisan substantif kata per kata haruslah
mengandung arti yang dapat berlaku dan mengikat para pihak yang mengikatkan diri. Bahkan
perjanjian juga dapat mengikat bagi pihak III yang memiliki kepentingan terhadap para
pihak. Syarat formil dari suatu akta lebih dipentingkan ketimbang syarat substantif (secara
gramatikal). Penulisan yang tidak mengikuti kaedah bahasa Indonesia yang diwajibkan oleh
peraturan perundang-undangan dapat dimintakan batal demi hukum karena tidak mengikuti
apa yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Dengan dibatalkannya demi
hukum maka perjanjian tersebut dianggap tidak pernah ada.Jadi kita sebagai mahasiswa dan
mahasiswi hukum harus tahu

tata penggunaan bahasa indonesia dan maksud isi dari

Setrifikat tanah tersebut.

3.2

SARAN

Dari dokumen surat-surat perjanjian yang diamati terbukti bahwa penulis dokumen hukum
belum menguasai kaidah bahasa Indonesia. Bahasa hukum Indonesia di dalam surat
perjanjian yang diamati masih menunjukkan kesalahan yang klise, seperti ketidaktepatan
dalam penggunaan ejaan, tanda baca, dan kalimat. Karena bahasa hukum merupakan produk
yang diperuntukkan bagi masyarakat dari kalangan mana pun, bukan hanya orang dari
kalangan hukum, seharusnya penyusun dokumen hukum lebih menyederhanakan
penyampaian pesan atau maksud dari aturan atau pernyataan di dalam pasal-pasalnya
sehingga pembaca lebih mudah dan cepat mencerna isinya. Penyampaian isi yang efektif
perlu didukung oleh kaidah ejaan Bahasa Indonesia yang benar. Penulis menyarankan agar
ahli hukum juga harus memerhatikan bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Prof.Dr.H.E.Zaenal Arifin, Dra. R.R. Endang Sri Sulasih, M.Pd. ,Noor Komari Pratiwi, M.Pd.
, Tridays Repelita, M.Pd. 2011. Bahasa Akademik Untuk Penulisan Ilmiah. Tanggerang:
Pustaka Mandiri.

DAFTAR PUSTAKA