Bulletin Warta NTT 7

7

TRIWULAN IV/TAHUN 2014

Kepala Bagian Humas
Belu saat memberikan
tanggapan terkait pentingya menyatukan kelembagaan Humas dan Protokol,
Romyta Hotel, Kupang
Rabu (24/9).

juru bicara pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Asisten
III Sekretaris Daerah Provinsi
NTT menekankan pentingnya
pemerintah memberikan
pelayanan yang berimbang
kepada semua elemen. Menurut
Drs. Klemens Meba,MM,
Humas Pemerintah memiliki
posisi tawar yang juga penting
dalam menciptakan relasi

yang harmonis dengan siapa
saja. “Peran humas demikian
krusialnya, untuk itu dibutuhkan
kerjasama yang akrab dengan
semua elemen terutama media
masa. Jangan lupa, salah satu
tugas penting humas adalah
publikasi pembangunan daerah
melalui siaran persnya. Hindari
politik praktis yang dapat
mengadu domba pimpinan dan
tanggap terhadap situasi yang
berkembag di masyarakat ”
demikian Klemens mendukung
penyelenggaran kegiatan raker
kehumasan itu. Penyelenggaraan
kegiatan tersebut juga
dimanfaatkan sebagai wahana
untuk sinkronisasi program dan
kegiatan.

Pada sesi pemaparan
materi, tampil empat orang
pemateri lainnya yaitu : Dra.
Lidia Dunga Poety,MM (Kabag

Pelayanan Masyarakat dan
Hubungan Kelembagaan), Drs.
Ec. Nasir Abdullah,MM (Kabag
Dokumentasi dan Publikasi),
Viktor Manek, S.Sos,M.Si (Kabag
Pers dan Kajian Pendapat
Umum) dan Wilibrodus Paga,
S.Fil selaku Kabag Protokol
& Santel pada Biro Umum
Setda Provinsi NTT. Bertindak
selaku moderator : Lucius
W. Luly,S.STP, MA, dengan
materi terkait Public Speaking,
Multimedia, Teknik Penyusunan
Sambutan dan Keprotokolan.

Para peserta sangat antusias
mengikuti jalannya kegiatan
kehumasan itu. Hal itu nampak
dari benyakanya peserta yang
meminta waktu memberikan
tanggapan, padahal telah
lewat jam makan. Terpantau
redaksi, lima orang menanggapi
pemateri pada sesi pertama
dan delapan orang pada sesi
ke dua. Kebanyakan peserta
mengapresiasi pelaksaan
kegiatan raker. Satu hal menarik
yang menjadi penegasan dari
Kepala Bagian Humas Belu
adalah pentingya menyatukan
kelembagaan Humas dan
Protokol. Menurut beliau, salah
satu kelemahan pelaksanaan
tugas kehumasan adalah

karena dua fungsi ini (Humas

dan Protokol) dipisahkan.
Hal tersebut digambarkanya
menjadi kendala tersendiri
bagi Bagian Humas dalam
melaksanaan tugas peliputan
dan publikasi kegiatan
pimpinan.
Dalam sesi diskusi, terungkap
beberapa permasalahan yang
mungkin terdengar klasik tapi
relevan untuk didiskusikan. Peran
Humas sebagai Juru Bicara
Kepala Daerah menjadi salah
satu hal yang mendapatkan
perhatian. Terkait lemahnya
peran ini dapat menyebabkan
banyak aktivitas kepala daerah
yang tidak terekspos secara

baik, termasuk upaya klariikasi
(counter) opini publik yang tidak
mendapat porsi berimbang di
tengah masyarakat. Beberapa
isu strategis yang sempat diliput
redaksi, antara lain :
1. Belum Optimalnya Fungsi
Juru Bicara Pemerintah/Kepala
Daerah.
2. Banyaknya Pemberitaan
Media Massa yang Tidak
Berimbang.
3. Kurangnya dukungan
Anggaran terhadap Program/