S KIM 1000393 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian
sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang menentukan
kegiatan pembelajaran. Ketiga pilar tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian. Penilaian yang dibuat harus sesuai dengan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, dengan kata lain sistem penilaian harus dikembangkan
sejalan dengan perkembangan model dan strategi pembelajaran. (Rahayu, 2013).
Penilaian harus didasarkan pada tujuan pembelajaran secara utuh dan memiliki
kepastian kriteria keberhasilan, baik kriteria dari keberhasilan proses belajar yang
dilakukan siswa, ataupun kriteria keberhasilan dari kegiatan mengajar yang
dilakukan oleh pendidik, serta keberhasilan program pembelajaran secara
keseluruhan.
Tidak semua tujuan dan pengalaman belajar efektif dinilai melalui penilaian
tes tulis saja. Karakteristik pembelajaran sains tidak hanya melibatkan aspek
kognitif saja tetapi juga melibatkan aspek afektif dan psikomotor. Aspek
psikomotor efektif dinilai dengan instrumen berupa tes praktek (performance
assessment). Aspek afektif siswa dapat dinilai dengan instrumen skala sikap


(rating scale) (Hayat, 2004).
Untuk memperoleh hasil penilaian maksimal yang dapat menggambarkan
proses dan hasil yang sesungguhnya, penilaian dilakukan sepanjang kegiatan
pengajaran ditunjukan untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajar
anak, kemampuan guru dan untuk kepentingan penyempurnaan program
pengajaran. Rustaman (2009) menyatakan bahwa keterampilan proses sains
merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada proses ilmu pengetahuan

R.Tiara Permatasari,2014
Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains
siswa kelas XI pada materi hidrokarbon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

alam yang melibatkan keterampilan kognitif, intelektual, manual dan sosial
didalamnya. Keterampilan kognitif dan intelektual terlibat didalam keterampilan
proses sains karena peserta didik perlu melibatkan pemikirannya untuk melakukan
sesuatu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan melakukan serangkaian
metode pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran

dapat mengembangkan keterampilan proses siswa, seperti keterampilan
berkomunikasi, menafsirkan hasil pengamatan (Dahar, 2003).
Hakikat kimia yang tidak dapat dipisahkan yaitu kimia sebagai produk
(pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan
kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah. Dari pengertian tersebut, dapat diartikan
bahwa kimia berdasarkan hakekatnya tidak hanya menyangkut isi atau kontennya
saja, tetapi prosesnya jauh lebih penting. Dalam pandangan kimia sebagai proses,
siswa dapat menemukan suatu konsep melalui kerja ilmiah yang memungkinkan
untuk memperoleh berbagai keterampilan diantaranya mengamati, menafsirkan,
berhipotesis dan memecahkan masalah.
Berbagai keterampilan proses siswa dapat diperoleh salah satunya melalui
kegiatan praktikum. Hofstein (dalam Koranteng, 2013) mengungkapkan kimia
merupakan cabang ilmu pengetahuan ekspreimental sehingga praktikum di
laboratorium adalah salah satu tempat yang dapat mengembangkan pengolahan
keterampilan proses siswa. Hasil belajar yang didapat dari kegiatan praktikum
berbentuk kinerja siswa yang menggambarkan seluruh pengetahuan, keterampilan
proses dan sikap siswa saat praktikum.
Menurut Arifin (2013), perubahan kurikulum yang terjadi dapat mengubah
paradigma kegiatan pembelajaran dan proses penilaian, baik sistem, prinsip,
teknik ataupun bentuk dari penilaian itu sendiri. Sejak keluarnya Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 tahun 2013
tentang standar penilaian pendidikan diantaranya adalah kriteria mengenai
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik dan

R.Tiara Permatasari,2014
Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains
siswa kelas XI pada materi hidrokarbon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

berlakunya kurikulum 2013 dibutuhkan penilaian yang mampu menggambarkan
peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, nalar,
mencoba, membangun jejaring dan lain-lain, penilaian yang dimaksud adalah
penilaian autentik. Penilaian autentik (authentic assessment), yaitu suatu penilaian
guna mengukur segala aspek pada peserta didik dalam hal ini adalah pengetahuan
(knowledge) dan kreativitas (creativity). Johnson (Majid & Firdaus, 2014)
menyatakan bahwa penilaian autentik memberikan kesempatan luas kepada siswa
untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah dikuasai selama
proses pembelajaran. Melalui tugas-tugas yang diberikan, para siswa akan

menunjukkan penguasaannya terhadap tujuan dan kedalaman pemahamannya,
serta pada saat yang bersamaan diharapkan akan dapat meningkatkan pemahaman
dan perbaikan diri.
Kurikulum 2013 menuntut penilaian yang fokus pada tugas-tugas kompleks
atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi
mereka. Namun kenyataaan di lapangan menurut Suratno (2013), sejak
berlakunya kurikulum 2013 ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam
pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 salah satunya pada proses penilaian
yang mengharuskan menerapkan penilaian autentik. Berdasarkan penelitian
Suratno (2013), terungkap beberapa guru mengeluhkan mengenai rumitnya cara
menilai secara autentik serta beberapa guru menyebutkan proses penilaian secara
autentik begitu kompleks dan melelahkan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan di beberapa sekolah
menengah di kota Bandung dan Cimahi didapat informasi dari siswa melalui
wawancara, bahwa pada umumnya siswa memperoleh nilai dari penilaian tertulis
saja. Pada salah satu sekolah yang diobservasi terdapat guru yang melakukan tes
kinerja untuk memperoleh nilai, tetapi penilaian yang dilakukan bersifat subjektif
atau tidak menggunakan rubrik penilaian. Hal tersebut menunjukkan tujuan dan
pengalaman belajar dinilai dengan tidak efektif. Hal tersebut dikuatkan oleh


R.Tiara Permatasari,2014
Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains
siswa kelas XI pada materi hidrokarbon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

Rahayu (2013) penilaian yang selama ini dilakukan

pada umumnya hanya

mencakup pada penilaian kognitif saja, sedangkan siswa memiliki kompetensi lain
yang harus dinilai juga. Penilaian yang dinilai efektif adalah penilaian autentik
(authentic assessment) yang merupakan proses penilaian yang dilakukan guru

untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan
siswa (Sanjaya, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, guru membutuhkan instrumen penilaian autentik
yang dapat mempermudah dalam menilai dan mengukur keseluruhan aspek yang
peserta didik lakukan agar dapat mengetahui proses pembelajaran sehingga

diperlukan penelitian: “Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik Untuk
Mengukur Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI Pada Materi Hidrokarbon ”

Pembelajaran hidrokarbon dipilih karena pada materi hidrokarbon merupakan
salah satu bagian pembelajaran kimia yang karakteristik materinya melibatkan
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai tuntutan keberhasilan belajar
siswa. Pembelajaran hidrokarbon melibatkan kegiatan belajar siswa yang dapat
menggunakan metode praktikum dan diskusi. Kedua metode ini merupakan salah
satu metode yang sangat berpeluang besar untuk mengeksplorasi aspek
keterampilan proses sains, pengetahuan, dan sikap siswa, sehingga instrumen
yang dikembangkan lebih bervariasi, dengan demikian acuan berbentuk model
instrumen penilaian untuk guru-guru pun semakin bervariasi.

B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa
permasalahan diantaranya:
1. Penilaian autentik yang diterapkan belum maksimal dikarenakan prosesnya
yang rumit dan kompleks.
2. Penilaian yang dilakukan dibeberapa sekolah hanya dengan mengerjakan
soal-soal pilihan berganda atau esai.


R.Tiara Permatasari,2014
Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains
siswa kelas XI pada materi hidrokarbon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

3. Penilaian yang dilakukan dibeberapa sekolah bersifat subjektif (tidak
menggunakan rubrik penilaian)
4. Penilaian yang selama ini dilakukan pada umumnya hanya mencakup pada
penilaian kognitif saja, sedangkan siswa memiliki kompetensi lain yang harus
dinilai juga Rahayu (2013).
Fokus permasalahan penelitian ini adalah pengembangan instrumen penilaian
autentik berupa penilaian tertulis dan penilaian kinerja siswa pada materi
hidrokarbon. Metode yang digunakan pada penembangan instrumen ini adalah
Research and Development (R&D) yang dilakukan sampai pada tahap

pengembangan model.


C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini
diarahkan untuk memperoleh jawaban permasalahan mengenai, “Bagaimana
merancang dan mengembangkan instrumen Penilaian Autentik Untuk Mengukur

Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas XI Pada Materi Hidrokarbon?” Dari
rumusan masalah yang ada dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana tahapan pengembangan instrumen penilaian autentik pada materi
hidrokarbon dapat mengukur keterampilan proses sains siswa?
2. Apakah instrumen penilaian autentik yang dikembangkan pada materi
hidrokarbon berupa penilaian kinerja memiliki validitas dan reliabilitas yang
memenuhi kriteria sebagai instrumen yang baik?
3. Apakah instrumen penilaian autentik yang dikembangkan berupa penilaian
tertulis pada materi hidrokarbon memiliki validitas, reliabilitas, daya
pembeda, taraf kemudahan dan memiliki kualitas pengecoh yang memenuhi
kriteria sebagai instrumen yang baik?

R.Tiara Permatasari,2014
Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains

siswa kelas XI pada materi hidrokarbon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

4. Bagaimana hasil penilaian keterampilan proses sains siswa yang diukur
dengan instrumen yang dikembangkan?

D. Batasan Masalah
1. Instrumen penilaian autentik yang dikembangkan berupa penilaian tertulis
dalam bentuk soal pilihan ganda dan penilaian kinerja terdiri atas tugas (task)
dan rubrik penilaian. Penilaian kinerja dan penilaian tertulis memuat materi
materi hidrokarbon dibatasi pada materi pokok bahasan kekhasan atom
karbon yang mencakup identifikasi unsur C dan H dalam senyawa
hidrokarbon, konsep sifat kekhasan atom karbon dan kedudukan atom karbon
dalam molekul senyawa hidrokarbon.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D)
sampai pada tahap pengembangan model.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mengembangkan instrumen penilaian autentik pada materi hidrokarbon.
2. Mendapatkan instrumen penilaian autentik pada materi hidrokarbon berupa
penilaian kinerja yang memiliki kualitas yang baik dilihat dari aspek validitas
dan reliabilitas.
3. Mendapatkan instrumen penilaian autentik pada materi hidrokarbon berupa
penilaian tertulis (soal pilihan ganda) yang memiliki kualitas yang baik dilihat
dari aspek validitas, reliabilitas dan pokok uji yang meliputi daya pembeda,
taraf kemudahan, dan keberfungsian pengecoh.
4. Mendapatkan hasil penilaian keterampilan proses sains siswa yang diukur
dengan instrumen penilaian autentik yang dikembangkan.

R.Tiara Permatasari,2014
Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains
siswa kelas XI pada materi hidrokarbon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

F. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan memberi manfaat diantaranya:
1. Manfaat bagi siswa
a. Menyediakan isntrumen yang dapat menilai kompetensi siswa secara
menyeluruh dalam pembelajaran kimia pada pokok materi hidrokarbon.
b. Mengetahui kemampuan dan kekurangan siswa melalui instrumen yang
dikembangkan sehingga menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil
belajar
2. Manfaat bagi guru
a. Menyediakan model instrumen yang dapat dikembangkan untuk penilaian
kompetensi siswa secara menyeluruh dalam pembelajaran kimia pada
pokok materi hidrokarbon
b. Memberikan

masukan

bagi

guru

untuk

memperbaiki

program

pembelajarannya di kelas
3. Manfaat bagi peneliti lain.
Memberikan informasi mengenai pengembangan dan penerapan penilaian
autentik guna mengukur pengetahuan dan kreativitas siswa dalam pelajaran kimia
pada pokok materi hidrokarbon sehingga dapat dijadikan bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya.

R.Tiara Permatasari,2014
Pengembangan instrumen penilaian autentik untuk mengukur keterampilan proses sains
siswa kelas XI pada materi hidrokarbon
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu