Peranan PDAM Tirtanadi Dalam Pengelolaan Limbah Cair Domestik kota Medan

(1)

Peranan PDAM Tirtanadi Dalam Pengelolaan Limbah Cair

Domestik Kota Medan

TESIS

Oleh

M. Oky Setiawan

047004009/ PSL

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

PERANAN PDAM TIRTANADI DALAM PENGELOLAAN

LIMBAH CAIR DOMESTIK KOTA MEDAN

Oleh :

M. Oky Setiawan, Prof. Dr. dr. Jazanul Anwar, Sp. Fk, Prof. H. Syamsul Arifin, SH. MH, dan

Ir. Meuthia Fadila Fadila Fachruddin, M.Eng.Sc

ABSTRACT

The increasing number of population in Medan will influence to city influental on enviromental condition. To support the function of the city, it is need to develop facilities and equipment. One of the facilities is disposal water treatment. The institution which responsible to do is PDAM Tirtanadi, the aim of PDAM is to improve the environmental of quality of the city through domestic waste treatment before it flow to the river.

The aim of this research is to evaluate the role of PDAM Tirtanadi as Managing Institution of domestic effluent against peoples as costumer of effluent, and under service of effluent network in Medan, the correlation among operational parameter has a very significant effect on the role of PDAM Tirtanadi to manage the domestic effluent. This study is conducted in five domestic effluent service regions belonging to PDAM Tirtanadi, in whisch respondents as object in this research in this all five locations will effect the evaluation of role in domestic effluent management of Medan city.

This research found that, in management of domestic effluent PDAM Tirtanadi plays suuficient role particularly in factors effecting yhe environment. Where as for demographical, factor education is determinant for the role to become a costumer of effluent. The result of this research attemps to improve the domestic effluent service for a better knowledge of community. In this case, socialization will be conducted for commubity to introduce the method of domestic effluent treatment effectively. Factors of health and environment are very dominant factors for peoples to be costumer of effluent. The correlation is the improvement of service quality so that peoples to be costumer of effluent. The correlation is the improvement of service quality so that people can feel the PDAM Tirtanadi’s role in managing the effluent of Medan city.


(3)

PENDAHULUAN

Peningkatan populasi di daerah perkotaan akan berpengaruh terhadap kepadatan penduduk. Jika peningkatan jumlah penduduk yang semakin besar dan tidak diiringi dengan peningkatan prasarana dan sarana perkotaan, maka hal ini akan menjadikan beban bagi kota dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas lingkungan kota.

Untuk menunjang fungsi kota perlu dikembangkan prasarana dan sarana yang memadai seperti perumahan, pendidikan, kesehatan, perdagangan, air bersih, drainase, pengelolaan air limbah, dan sampah, serta sarana instalasi lainnya. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali di wilayah perkotaan akan menyebabkan perluasan sistem jaringan limbah kota sehingga memerlukan biaya yang relatif mahal untuk menyelesaikannya, sebagai tambahan banyak masyarakat di perkotaan memiliki pendapatan yang rendah dan sangat sulit untuk mendukung pengembangan sistem air limbah diperkotaan (Volkman, 2003). Adapun cara alternatif untuk melakukan perawatan limbah cair domestik adalah dengan membantu mengatasi permasalahan sistem perawatan konvensional di wilayah perkotaan, alternatif ini juga dibutuhkan untuk mengurangi sumber utama polusi dari air bersih dan daerah pesisir laut (Pundsack, Hicks & Axler, 2005).

Banyak kota di negara berkembang belum berhasil mengatasi masalah pencemaran lingkungan, sehingga lingkungan dan ruang gerak penduduk merupakan ancaman terhadap kesehatan lingkungan di wilayah tertentu. Sistem sanitasi setempat (on site) sangat berpengaruh terhadap penanganan limbah cair domestik di sejumlah


(4)

kota-kota negara berkembang. Menurut Dainur (1995) tingkat kesehatan lingkungan dapat diukur dengan parameter sebagai berikut :

o Penyedian air bersih terlindungi.

o Pembuangan air limbah (drainase, parit) yang memenuhi syarat kesehatan. o Penyedian pemanfaatan tempat pembuangan sampah rumah tangga dan tempat

umum yang memenuhi syarat kesehatan.

Air limbah domestik adalah air buangan yang dihasilkan dari seluruh kegiatan rumah tangga seperti dapur, kamar mandi, WC, wastafel, bekas cucian pakaian, kecuali cucuran air hujan. Komposisi air limbah domestik terdiri dari kotoran yang sebagian terbentuk larutan dan sebagian lagi adalah suspensi terlarut, serta mengandung banyak benda-benda organik dalam keadaan terlarut atau tidak. Limbah cair domestik merupakan sumber utama yang mencemari badan air di perkotaan, dengan perkiraan 50 % - 75 % beban organik di sungai pada daerah perkotaan berasal dari sumber lain. Limbah cair domestik ini juga dapat mencemari sumber air dangkal. Dalam suatu survei membuktikan bahwa pencemaran air tanah oleh buangan manusia berupa tinja, telah terjadi skala yang sangat tinggi dimana 84 % dari sampel menunjukkan adanya pencemaran tersebut (Kantor Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia Agenda 21, 1998).

Dengan demikian masalah pencemaran dan persedian air yang kita gunakan akan menjadi sangat terbatas. Menurut Neis (1993) usaha untuk mengatasi masalah pencemaran dan persediaan air adalah :


(5)

o Pengendalian erosi.

o Mengurangi limbah yang dihasilkan dengan meningkatkan efesiensi penggunaan air, energi dan bahan bakar.

o Pengolahan limbah dan mendaurulang air limbah.

Dalam hal penanganan tindakan pencegahan terhadap menurunnya mutu kesehatan masyarakat, Walikotamadya Medan melalui Surat Keputusan No. 660. 1/227/SK/1996 tentang Ketentuan Pembuangan Air Limbah Dalam Kotamadya Medan. Surat keputusan ini juga menerangkan tentang ketentuan pembuangan air limbah dalam Kota Madya Medan antara lain menyebutkan setiap rumah, kantor, plaza, rumah toko dan lain-lain yang mempunyai air limbah dibuang/dialirkan ke dalam riol/sarana air limbah yang telah disediakan untuk itu. Disini juga dijelaskan bahwa instansi pengolahan air limbah Kota Medan adalah Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi dan Dinas Bangunan Kotamadya Medan sebagai instansi teknis pemberi izin bangunan harus bekerja sama serta melakukan koordinasi didalam teknis pembuangan air limbah (PDAM Tirtanadi, 1997).

Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air mandi, dan mencuci, air pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun di lautan (Soerjani, 1987). Air masih digunakan secara konvensional. Menurut Wardhana (2004) untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, kegiatan industri dan teknologi tidak akan terlepas dari kebutuhan akan air. Dalam kegiatan industri dan teknologi, air digunakan antara lain sebagai berikut :


(6)

o Air proses o Air pendingin

o Air ketel uap penggerak turbin o Air utilitas dan sanitasi

Apabila air yang diperlukan dalam kegiatan industri dan teknologi itu dalam jumlah yang cukup besar, maka perlu difikirkan dari mana air tersebut diperoleh. Faktor keseimbangan air lingkungan tidak hanya berkaitan dengan jumlah volume (debit) air yang digunakan saja tetapi bagaimana menjaga agar air tidak menyimpang dari keadaan normalnya. Dalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat menyebabkan pencemaran, sehingga diperlukan proses untuk dapat digunakan lagi atau dibuang ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran. Proses daur ulang air limbah industri atau Water Treatment Recycle Process adalah syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan (Wardhana, 2004).

Air limbah dibuang ke sembarang tempat akan menyebabkan pencemaran lingkungan, sumber penyakit, bau tidak sedap, mengurangi kenyamanan, dan dapat menimbulkan penyakit menular yang beresiko tinggi seperti malaria, demam berdarah dan sebagainya. Kota Medan belum memiliki sistem pembuangan air limbah tersebut secara khsusus kecuali sebagian pusat kota dimana air limbah dialirkan ke saluran drainase dibawah tanah sampai saat ini. Peraturan yang ada tentang air limbah sampai saat ini hanya dalam perizinan mendirikan bangunan, dimana harus dipisahkan pembuangan air dari WC (fecal waste) dengan air bekas mandi, cucian


(7)

dan dapur (gray water). Fecal waste harus disalurkan ke septic tank yang dilengkapi dengan resapan sedangkan gray water masih diperkenankan dibuang ke saluran drainase (Azwar, 1996).

Pelayanan limbah cair domestik Kota Medan yang dikelola PDAM Tirtanadi Medan masih belum optimal karena masih ada kendala yang dihadapi antara lain : kekurangan dana, biaya operasi dan perawatan masih lebih tinggi dari pendapatan retribusi, dan jaringan pipa yang masih membutuhkan perbaikan dan penggantian (PDAM Tirtanadi, 2002).

Tujuan pengelolaan air limbah domestik Kota Medan adalah untuk memperbaiki kualitas dan sarana lingkungan perkotaan melalui pengolahan limbah cair domestik sebelum dibuang ke badan air, sehingga limbah tersebut tidak mencemari lingkungan. Secara kelembagaan pengelolaan air limbah dilakukan oleh PDAM Tirtanadi Medan, Dinas Bangun Kota Medan sebagai regulator atau kerjasama teknis pemberi izin bangunan, kedua instansi tersebut harus dapat bekerjasama dan melakukan koordinasi yang sinergi dalam teknis pembuangan air limbah, sehingga masyarakat yang tidak mematuhi ketentuan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya Dinas Kebersihan Kota Medan bertangung jawab terhadap pengosongan septic tank secara berkala di Kota Medan dengan mengoperasikan mobil tinja. Menurut Kusnoputranto (1985) akibat pengelolaan air limbah cair domestik yang tidak baik akan berakibat buruk terhadap makhluk hidup dan lingkungannya yaitu :


(8)

1. Terhadap lingkungan.

Limbah cair domestik mempunyai sifat fisik, sifat kimiawi dan bakteriologi yang dapat menjadi sumber pengotoran, sehingga bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan pencemaran air permukaan, air tanah atau lingkungan hidup lainnya. Disamping itu juga dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta pemandangan yang tidak menyenangkan.

2. Terhadap kesehatan.

Suatu lingkungan yang tidak sehat akibat tercemarnya limbah cair domestik, dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Air tersebut dapat menjadi media berkembang biaknya mikroorganisme patogen, larva, nyamuk ataupun serangga lainnya yang menjadi media berkembangnnya penyakit terutama penyakit yang cara penularannya melalui air yang tercemar, misalnya penyakit kolera, typhus abdominalis dan dysentri baciler.

3. Terhadap sosial ekonomi.

Lingkungan sangat mempengaruhi bukan hanya kesehatan fisik, kesehatan mental dan sosial manusia itu sendiri. Kondisi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Sebagai akibatnya kesehatan manusia menjadi terganggu dan menurun produktivitasnya. Didalam lingkungan masyarakat selalu terjadi penyakit akibat pengaruh buruk lingkungan, maka hal ini mempengaruhi kemampuan kerja dan mempengaruhi keadaan sosial ekonominya.


(9)

Sistem Pembuangan air buangan pada suatu kota, biasanya direncanakan hanya untuk menerima air buangan domestik, dimana perlengkapan dan sistem pengolahan hanya mampu menerima dan mengolah limbah cair domestik, yaitu sampai dengan pengolahan secara fisis dan biologis saja, dengan tingkat pengolahan sesuai dengan karekteristik limbah cair domestik (Slamet, 2000). Akan tetapi jika air buangan industri dibuang atau disalurkan melalui saluran limbah, dengan karekteristik air buangan melebihi tingkat kekerasan air buangan domestik, akan mengakibatkan rusaknya saluran-saluran dan perlengkapan atau unsur-unsur yang ada pada air buangan industri tidak akan terolah, sehingga air yang keluar dari buangan pengolahan tersebut tidak dapat memenuhi standar effluent tertentu (DPLP, 1998). Peran serta masyarakat sangat diharapkan didalam pelestarian lingkungan seiring dengan meningkatnya pencemaran lingkungan dan pertambahan jumlah penduduk. Tindakan perbaikan jaringan sangat penting di dalam penyusunan startegi untuk menjaga resiko kesehatan kepada masyarakat, sebuah tindakan yang digunakan dalam jangka pendek adalah dengan melakukan pencegahan terhadap berbagai macam penyakit berbahaya yang dialami secara periodik pada setiap pengguna air limbah (Srikanth ; Naik, 2004). Dalam hal ini kesadaran masyarakat juga sangat berpengaruh akan pentingnya memelihara lingkungan, akan tetapi tingkat kesadaran yang dimiliki belum cukup untuk mempengaruhi perilaku masyarakat untuk melahirkan suatu tindakan nyata dalam usaha swadaya perbaikan lingkungan (Sumarwoto, 1983).


(10)

Perumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka masalah utama yang akan diajukan dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Berapa besar peranan PDAM Tirtanadi dalam mengelola limbah cair domestik Kota Medan

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi PDAM Tirtanadi dalam upaya pengelolaan limbah cair domestik.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik Kota Medan.

2. Mengetahui faktor-faktor pada pengelolaan limbah cair domestik yang berpengaruh terhadap peranan PDAM Tirtanadi.

Manfaat Penelitian

Manfaat yang nantinya akan diperoleh setelah dilakukan penelitian ini adalah : 1. Memasyarakatkan pentingnya pengelolaan limbah cair domestik dalam upaya

pemeliharaan kesehatan lingkungan.

2. Memberikan kontribusi dan mengoptimalkan peran PDAM Tirtanadi sehingga kualitas dan pengembangan pengelolaan limbah cair domestik dapat ditingkatkan. 3. Bagi masyarakat dapat memberikan jawaban tentang pentingnya pengelolaan

limbah cair domestik serta mengakomodir kebutuhannya sehubungan dengan pelayanan air limbah yang diberikan PDAM Tirtanadi.


(11)

Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Penelitian ini hanya melihat peranan PDAM Tirtanadi terhadap pengelolaan limbah cair domestik yang dilihat dari penilaian pelanggan air limbah.

2. Parameter penelitian dibatasi hanya dari pandangan para ahli yang memiliki latar belakang pengetahuan tentang pengelolaan air limbah.

TINJAUAN PUSTAKA Limbah Cair Domestik

Air limbah adalah air buangan dari hasil kegiatan proses yang dibuang ke dalam lingkungan (Ismoyo dan Rijaluzzaman, 1994). Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal dari perumahan dan daerah perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga serta daerah fasilitas rekreasi (Sugiharto, 1987). Persediaan air bersih serta kesehatan yang terjaga merupakan komponen dasar dari strategi pertumbuhan ekonomi yang mendasar, serta dapat menurunkan angka kematian pada generasi mendatang (USAID, 1982).

Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

Masalah kesehatan lingkungan di Indonesia muncul akibat adanya dua keadaan yakni faktor ketidaktahuan penduduk dan terdapatnya faktor lingkungan yang ditinjau dari sudut kesehatan yang kurang menguntungkan (Azwar, 1996). Adapun tingkat kesehatan lingkungan dapat diukur dengan parameter sebagai berikut : 1. Penyediaan


(12)

air bersih terlindung. 2. Pembuangan (drainase) air limbah/comberan yang memenuhi persyaratan kesehatan. 3. Penyediaan dan pemanfaatan tempat pembuangan sampah rumah tangga dan tempat-tempat umum yang memenuhi persyaratan kesehatan. 4. Penyediaan dan pemanfaatan tempat pembuangan kotoran serta cara buang kotoran manusia yang sehat. 5. Penyediaan sarana pengawasan penyehatan makanan 6. Penyediaan sarana perumahan yang memenuhi persyaratan kesehatan. 7. Penyediaan sarana pengawasan pencemaran udara oleh industri. 8. Dan sebagainya (Hammer, 1986). pengelolaan kota berwawasan lingkungan, diungkapkan diantaranya mengenai pentingnya peran manusia dalam pelestarian alam, peranan tata ruang dalam pengelolaan lingkunga hidup, seluk beluk lahan perkotaan (urban land management) dan harapan serta dambaan tentang masa depan kota yang selaras, serasi, seimbang (Budiharjo dan Hardjohubojo, 1993).

Kebutuhan Air Terhadap Pengembangan Kota

Sumber pencemaran pada bahan baku air minum sebenarnya berasal dari pencemaran terpusat (point source) seperti buangan limbah cair industri dan sumber pencemar yang menyebar (non point source) contohnya limbah domestik (Surabaya Post, 2007). Secara simultan pemerintah juga perlu menyediakan berbagai fasilitas fisik yang terkait dengan permasalahan pencemaran, khususnya peenyediaan fasilitas limbah cair domestik yang memadai (Damar, 2004).


(13)

Peranan PDAM Tirtanadi Mengelola Limbah Cair Domestik

Adapun kegiatan lapangan usaha air limbah tersebut meliputi pemeliharaan sistem jaringan, operasi stasiun pompa, pengelolaan air limbah, pelayanan langganan air limbah dan peningkatan jumlah pelanggan air limbah (PDAM Tirtanadi Medan 2002). Untuk meningkatkan sarana parsarana limbah cair kota peran pemerintah daerah saja tidak cukup untuk merencanakan operasi dan pemeliharaan fasilitas air limbah, untuk itu mereka harus mempertanyakan yang berhubungan dengan teknologi air limbah (Alberto & Gutierrez, 2004). Menurut Pasaribu (2004), volume air limbah rumah tangga di Medan tahun 2004 diperkirakan sebanyak :

dtk ltr dtk jamx hari orang ltr x x / 405 , 35 3600 24 / / 190 % 70 000 . 300 . 2 =

Sedangkan kapasitas air limbah rumah tangga yang dapat ditampung oleh PDAM Tirtanadi = 10.000 m3 / hari atau sebesar 115,74 ltr / dtk.

Adapun kapasitas yang dioperasikan pada saat ini adalah 16.000 m3/hari. Jumlah volume air limbah domestik PDAM Tirtanadi 2006 :

dtk ltr dtk jamx hari orang ltr x orangx pelangganx / 17 , 104 3600 24 / / 190 % 70 6 279 . 11 =

Jadi apabila terjadi kebocoran pada penyambungan pipa air limbah domestik, maka diperkirakan infiltrasi maksimum sebesar :

dtk ltr dtk jamx hari Ha ltr Hax / 50 . 62 3600 24 / / 000 . 10 540 =


(14)

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di wilayah cabang pelayanan air limbah milik PDAM Tirtanadi yang berada di Kota Medan yaitu, Cabang Medan Utama, Cabang Medan Denai, Cabang Tuasan dan Cabang H. M. Yamin.

Waktu penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan yang dimulai pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2006.

Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoeh langsung dengan metode survey dengan menggunakan kuisioner wawancara dan pengamatan sebagai alat bantu pengumpulan data. Format survey akan disesuaikan dengan jenis data yang akan dikumpulkan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait meliputi, PDAM Tirtanadi, Dinas Kebersihan Medan, buku-buku literatur, jurnal ilmiah, hasil penelitian dan lain sebagainya.

Populasi dan Sampel

Sebagai populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang berhubungan dengan pelanggan air limbah domestik. Sedangkan sampel penelitian adalah sebagian masyarakat yang berada pada wilayah operasional air limbah dari PDAM Tirtanadi Kota Medan.


(15)

Pengambilan sampel dilakukan terhadap masyarakat Kota Medan yang berada diwilayah operasional pelayanan limbah yaitu, Cabang Medan Utama, Cabang Medan Denai dan Cabang H. M. Yamin.

Dengan mempertimbangkan luasnya wilayah penelitian serta waktu dan biaya yang dibutuhkan maka jumlah responden penelitian ditentukan dengan menggunakan rumusan Pendapat Slovin (Umar, 2003) yaitu:

Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = batas kesalahan

Dari data diperoleh bahwa pemakai air limbah domestik terdistribusi kedalam golongan seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Pelanggan Limbah Cair Domestik di Wilayah Kota Medan

Wilayah Pelayanan

Golongan Medan

Kota

Medan

Denai Tuasan

HM. Yamin

Total

RT2 312 853 1 61 1227

RT3 323 87 9 229 648

RT4 1.363 703 991 970 4027

RT5 421 184 1.144 36 1.785

RT6 44 2 108 1 155

N Kecil 65 11 2 37 115

N Menengah 784 362 86 207 1.439 N Besar 1.272 140 8 55 1.475


(16)

Dari jumlah populasi sebesar 10.871 orang maka dengan menggunakan rumusan slovin di atas maka diperolehlah jumlah sampel sebanyak 386 orang.

Sampel sebanyak 386 orang ini akan didistribusikan secara proporsional di masing-masing wilayah pelayanan sehingga diperolehlah sampel di masing-masing daerah pelayanan sebagai berikut:

Wilayah Pelayanan Medan Kota : 163 orang Wilayah Pelayanan Medan Denai : 83 orang Wilayah Pelayanan Tuasan : 83 orang Wilayah Pelayanan H. M. Yamin : 57 orang

Dengan demikian, sampel tersebut terdistribusi berdasarkan golongan pelanggan sesuai dengan keadaan rumah tangga yang mereka miliki dan didistribusikan secara proporsional di wilayah operasional PDAM Tirtanadi.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan bantuan kuisioner wawancara dan pengamatan, sehingga akan diperoleh data yang lebih kuantitatif dan kualitatif. Data primer dikumpulkan dengan kuisioner yang telah disiapkan terlebih dahulu kepada para responden yang telah ditetapkan sebagai sample pengamatan (Nazir, 1988).

Disamping itu juga dilakukan pengumpulan data sekunder dari PDAM Tirtanadi Kota Medan bagian air limbah untuk mengetahui sistem pengelolaan limbah cair domestik beserta rencana strategisnya.


(17)

Bagi responden yang tidak bisa mengisi angket maka diajukan beberapa pertanyaan dalam paket survey dengan cara membacakannya dan petugas mengambil data dan mengisinya sesuai dengan jawaban yang diajukan oleh responden.

Teknik Pengumpulan Data

Penyusunan instrumen penelitian

Instrumen penelitian disusun berdasarkan parameter yang diperoleh dari hasil wawancara dengan 10 (sepuluh) orang yang mempunyai keahlian khusus dibidang pengelolaan air limbah.

Hasil wawancara tersebut, diperoleh 3 (tiga) parameter dari peranan PDAM dalam pengelolaan limbah cair domestik adalah: Parameter operasional, pelayananan dan lingkungan.

Tabel 2. Ketiga parameter ini dibentuk dari masing-masing 4 (empat) item Parameter

Operasional

1. Mengelola kondisi saluran pembuangan air limbah yang telah ada

2. Mengelola kondisi tata letak saluran pembuangan limbah 3. Mengelola kelancaran pembuangan air limbah yang telah

ada

4. Melakukan perawatan berkala terhadap fasilitas pembuangan air limbah

Parameter Pelayanan

1. Pemasangan instalasi air limbah 2. Penanganan keluhan air limbah

3. Menangani gangguan saluran air limbah

4. Menciptakan prosedur pelayanan proses pasang baru air limbah yang cepat dan mudah

Parameter Lingkungan

1. Peningkatan kualitas kesehatan 2. Peningkatan kenyamanan lingkungan 3. Terciptanya lingkungan yang bersih


(18)

Selain parameter diatas untuk kepentingan strategi yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh PDAM Tirtanadi dalam meningkatkan kualitas pengelolaan unit air limbah maka penulis menambahkan 4 (empat) parameter bebas (Thomas, 1983). Instrumen penelitian dalam bentuk kuesioner. Ketiga parameter diatas selanjutnya diuji realibilitas dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha gunanya adalah untuk menguji kereabilitasan parameter hasil penelitian.

HASIL PENELITIAN

Diskripsi Wilayah Penelitian

Untuk memberikan jasa pelayanan limbah cair domestik, PDAM Tirtanadi membentuk 4 (empat) wilayah operasional, dimana masing-masing wilayah operasional melayani 5 (lima) Kecamatan yaitu, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Perjuangan dan Kecamatan Medan Timur.

Deskripsi Responden

Penelitian terhadap peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik di Kota Medan dilakukan melalui survey yang melibatkan 386 orang responden yang tersebar secara proporsional menurut wilayah pelayanan limbah domestik. Selanjutnya deskripsi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini:


(19)

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Laki-laki 270 69,9 69,9 69,9 Perempuan 116 30,1 30,1 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel terlihat bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu sebesar 69,9% sedangkan yang berjenis kelamin perempuan hanya 30,1%.

Sedangkan deskripsi responden penelitian berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Wiraswasta 171 44,3 44,3 44,3

Peg. Negeri 56 14,5 14,5 58,8 Karyawan Swasta 120 31,1 31,1 89,9 Ibu Rumah Tangga 29 7,5 7,5 97,4

Lainnya 10 2,6 2,6 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Jika ditinjau dari frekuensi tingkat pekerjaan responden, dari tabel dapat terlihat bahwa pekerjaan sebagai wiraswasta mendominasi latar belakang responden yaitu sebesar 44,3%, disusul kemudian dengan bekerja sebagai karyawan swasta sebanyak 31,1%, lalu , Pegawai Negeri sebanyak 14,5%, ibu rumah tangga sebesar 7,5% dan 2,6% bekerja selain dari yang disebutkan sebelumnya.


(20)

Responden penelitian berdasarkan tingkat latar belakang pendidikan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

SLTP 45 11,7 11,7 11,7

SLTA 139 36,0 36,0 47,7

Diploma 48 12,4 12,4 60,1

Sarjana 135 35,0 35,0 95,1

Pasca Sarjana 19 4,9 4,9 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Jika ditinjau dari distribusi tingkat latar belakang pendidikan, ternyata mayoritas tingkat pendidikan SLTA mendominasi responden yaitu sebesar 36%, tidak terlalu jauh berbeda sebear 35% berpendidikan sarjana, ada sebanyak 12,4% responden yang berpendidikan diploma, sedangkan yang SLTP kebawah dan pasca sarjana sebanyak 11,7% dan 4,9%. Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa tingkat pendidikan reponden bervariasi mulai dari sekolah lanjutan tingkat pertama sampai pada pasca sarjana.

Untuk menggambarkan bahwa penduduk Kota Medan termasuk heterogen, yaitu daerah yang didiami oleh masyrakat dari berbagai suku bangsa, maka deskripsi responden penelitian berdasarkan latar belakang suku bangsa atau etnis dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini :


(21)

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Suku Bangsa Responden

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Jawa 45 11,7 11,7 11,7

Batak 37 9,6 9,6 21,2

Melayu 27 7,0 7,0 28,2

Tionghoa 250 64,8 64,8 93,0

Minang 21 5,4 5,4 98,4

Lainnya 6 1,6 1,6 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari penelitian peranan pengelolaan limbah cair domestik Kota Medan, etnis Tionghoa mendominasi jumlah responden yaitu sebesar 64,8%, disusul kemudian suku Jawa sebesar 11,7%, Batak sebesar 9,6%, Suku Melayu sebanyak 7%, sedangkan suku Minang adalah sebesar 5,4%, suku lainnya ada sebesar 1,6%.

Pada umumnya responden yang terlibat dalam penelitian ini telah bekerja dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Deskripsi responden penelitian berdasarkan besar penghasilan dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Penghasilan Responden

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

< 1 juta 24 6,2 6,2 6,2

1 juta – 2 juta 160 41,5 41,5 47,7 2 juta – 3 juta 148 38,3 38,3 86,0 3 juta – 4 juta 38 9,8 9,8 95,9 > 4 juta 16 4,1 4,1 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Kedaan perekonomian responden juga mempengaruhi penelitian ini, dimana kemampuan responden untuk menjadi pelanggan limbah cair domestik akan berpengaruh terhadap perekonomiannya. Responden dengan penghasilan rata-rata


(22)

sebulan sebesar Rp. 1-2 juta menempati urutan teratas jumlah responden yaitu sebesar 41,5%, disusul kemudian responden yang memiliki penghasilan Rp. 2-3 juta yaitu sebesar 38,3%, selanjutnya responden yang berpenghasilan Rp. 3-4 juta, sedangkan yang < Rp. 1juta sebesar 6,2% dan yang > Rp. 4 juta sebesar 4,1%.

Responden pada umumnya memiliki jumlah tanggungan keluarga banyak. Deskripsi responden penelitian berdasarkan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini :

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga Responden

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

< 3 orang 28 7,3 7,3 7,3

3 – 4 orang 120 31,1 31,1 38,3 5 – 6 orang 152 39,4 39,4 77,7 7 – 8 orang 59 15,3 15,3 93,0 > 8 orang 22 5,7 5,7 98,7

6 5 1,3 1,3 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel terlihat bahwa sebagian besar responden memiliki anggota keluarga yang tinggal serumah sebanyak 5-6 orang yaitu sebesar 39,4%, selanjutnya 3-4 orang sebanyak 31,1%, sedangkan yang berjumlah 7-8 orang sebanyak 15,3%, kurang dari 3 orang sebesar 7,3% dan besar dari 8 orang sebanyak 1,3%.

Dari data tentang keadaan responden diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang terlibat sebagai sumnber data penelitian cukup bervariasi bila ditinjau dari jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, suku bangsa, penghasilan dan jumlah anggota keluarga yang tinggal satu rumah.


(23)

Hasil Penilaian Peranan

Penilaian Peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik akan dikaji berdasarkan masing-masing parameter yaitu operasional, pelayanan, lingkungan dan keseluruhan aspek. Analisis yang dilakukan terhadap kajian ini adalah bersifat deskriptif. Penilaian peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik berdasarkan aspek operasional akan dibahas berdasarkan masing-masing item pertanyaan. Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 9. PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kondisi saluran pembuangan air limbah yang telah ada

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 26 6,7 6,7 6,7 Tidak Setuju 114 29,5 29,5 36,3 Biasa Saja 68 17,6 17,6 53,9

Setuju 167 43,3 43,3 97,2

Sangat Setuju 11 2,8 2,8 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel ini terlihat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap pernyataan bahwa PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kondisi saluran pembuangan air limbah yang telah ada yaitu sebanyak 43,3%, sedangkan yang menjawab tidak setuju juga cukup besar yaitu 29,5%, menjawab biasa saja 17,6 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 6,7% dan sangat setuju sebesar 2,8%.


(24)

Tabel 10. PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kondisi tata letak saluran pembuangan limbah

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 32 8,3 8,3 8,3 Tidak Setuju 121 31,3 31,3 39,6 Biasa Saja 71 18,4 18,4 58,0

Setuju 145 37,6 37,6 95,6

Sangat Setuju 17 4,4 4,4 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel terlihat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap pernyataan bahwa PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kondisi tata letak saluran pembuangan air limbah yang telah ada yaitu sebanyak 37,6%, sedangkan yang menjawab tidak setuju juga cukup besar yaitu 31,3%, menjawab biasa saja 18,4 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 8,3% dan sangat setuju sebesar 4,4%. Kesimpulannya bahwa sebagian besar responden menilai bahwa PDAM Tirtanadi cukup berperan didalam mengelola kondisi tata letak saluran pembuangan air limbah cair domestik di daerah perkotaan.

Tabel 11. PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kelancaran pembuangan air limbah yang telah ada

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 6 1,6 1,6 1,6 Tidak Setuju 163 42,2 42,2 43,8 Biasa Saja 71 18,4 18,4 62,2

Setuju 146 37,8 37,8 100,0

Valid


(25)

Dari tabel terlihat bahwa sebagian besar responden menilai tidak setuju terhadap pernyataan bahwa PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kelancaran pembuangan air limbah yang telah ada yaitu sebanyak 42,2%, sedangkan yang menjawab setuju juga cukup besar yaitu 37,8%, menjawab biasa saja 18,4 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 1,6% dan sangat setuju sebesar 0%. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi kurang berperan dalam mengelola kelancaran pembuangan air limbah.

Tabel 12. PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam melakukan perawatan berkala terhadap fasilitas pembuangan air limbah

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 7 1,8 1,8 1,8 Tidak Setuju 158 40,9 40,9 42,7 Biasa Saja 46 11,9 11,9 54,7

Setuju 175 45,3 45,3 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari hasil penelitian tabel di atas terlihat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap pernyataan bahwa PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam melakukan perawatan berkala terhadap fasilitas pembuangan air limbah yang telah ada yaitu sebanyak 45,3%, sedangkan yang menjawab tidak setuju juga cukup besar yaitu 40,9%, menjawab biasa saja 11,9 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 1,8% dan sangat setuju sebesar 0%. Dari hasil tabel penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM


(26)

Tirtanadi cukup berperan melakukan perawatan berkala terhadap fasilitas pembuangan air limbah.

Untuk mempertegas kecendrungan penilaian responden terhadap pernanan PDAM Tirtanadi data pengelolaan limbah cair domestik, maka dilakukan analisa deskriptif terhadap butir pertanyaan dengan melakukan penilaian secara rata-rata untuk skala penilaian responden terhadap parameter operasional seperti terlihat pada tabel 19. Untuk melakukan penilaian maka kita menggunakan kriteria sebagai berikut

Nilai Rata-rata Kriteria

<3 Tidak Berperan

>3 Berperan Tabel 13. Penilaian Rata-rata Parameter Operasional

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

1. PDAM Tirtanadi telah berperan dalam mengelola kondisi saluran pembuangan air limbah yang telah ada

386 1 5 3,06 1,054

2.PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kondisi tata letak saluran

pembuangan limbah

386 1 5 2,98 1,095

3.PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam mengelola kelancaran pembuangan air limbah yang telah ada

386 1 4 2,92 0,927

4.PDAM Tirtanadi telah berperan baik dalam melakukan perawatan berkala terhadap fasilitas pembuangan


(27)

air limbah

5. Rata-rata penilaian peranan PDAM dalam pengelolaan

operasional limbah cair domestik

386 1,00 4,50 2,9942 0,78818

N Valid 386

Dengan hasil ini maka dapat dinyatakan bahwa reponden penelitian dapat menilai peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik belum berperan, karena dari kriteria ini maka diperoleh penilaian peranan dari parameter adalah tidak berperan karena mendapat nilai rata-rata < 3 yaitu 2,99 sesuai dengan kriteria diatas.

Dari hasil penenelitian penilaian peranan berdasarkan aspek pelayanan dapat dilihat pada tabel 20 sampai dengan 24, dari tabel berikut ini dapat dilihat apakah pelayanan limbah cair domestik yang dilaksanakan PDAM Tirtanadi selama ini benar-benar mementingkan aspek pelayanan kepada pelanggannya atau tidak.

Tabel 14. Pelayanan petugas pemasangan instalasi air limbah telah melaksanakan perannya dengan baik

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 69 17,9 17,9 17,9 Tidak Setuju 215 55,7 55,7 73,6 Biasa Saja 62 16,1 16,1 89,6

Setuju 40 10,4 10,4 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Terlihat dari tabel bahwa sebagian besar responden menilai tidak setuju terhadap pernyataan bahwa pelayanan petugas pemasangan instalasi air limbah telah


(28)

melaksanakan perannya dengan baik yaitu sebanyak 55,7%, sedangkan yang menjawab setuju hanya sebesar 10,4%, menjawab biasa saja 16,1 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 17,9% dan sangat setuju sebesar 0%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi kurang berperan pada aspek ini. Maka untuk faktor yang pelayanan petugas pemasangan instalasi limbah masih perlu ditingkatkan lagi, sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi kinerja PDAM Tirtanadi.

Tabel 15. Pelayanan petugas penanganan keluhan air limbah telah melaksanakan perannya dengan baik

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 31 8,0 8,0 8,0 Tidak Setuju 247 64,0 64,0 72,0 Biasa Saja 66 17,1 17,1 89,1

Setuju 42 10,9 10,9 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel terlihat bahwa sebagian besar responden menilai tidak setuju terhadap pernyataan bahwa Pelayanan petugas penanganan keluhan air limbah telah melaksanakan perannya dengan baik yaitu sebanyak 64%, sedangkan yang menjawab setuju hanya sebesar 10,9%, menjawab biasa saja 17,1 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 8% dan sangat setuju sebesar 0%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi kurang berperan pada aspek ini.


(29)

Tabel 16. Kecepatan pelayanan petugas dalam menangani gangguan saluran air limbah telah melaksanakan perannya dengan baik

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 24 6,2 6,2 6,2 Tidak Setuju 270 69,9 69,9 76,2 Biasa Saja 55 14,2 14,2 90,4

Setuju 37 9,6 9,6 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel terlihat bahwa sebagian besar responden menilai tidak setuju terhadap pernyataan bahwa Kecepatan pelayanan petugas dalam menangani gangguan saluran air limbah telah melaksanakan perannya dengan baik yaitu sebanyak 69,9%, sedangkan yang menjawab setuju hanya sebesar 9,6%, menjawab biasa saja 14,2 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 6,2% dan sangat setuju sebesar 0%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi kurang berperan pada aspek ini.

Tabel 17. PDAM Tirtanadi telah berperan dalam menciptakan prosedur pelayanan proses pasang baru air limbah yang cepat dan mudah

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 33 8,5 8,5 8,5 Tidak Setuju 178 46,1 46,1 54,7 Biasa Saja 58 15,0 15,0 69,7

Setuju 108 28,0 28,0 97,7

Sangat Setuju 9 2,3 2,3 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel terlihat bahwa sebagian besar responden menilai tidak setuju terhadap pernyataan bahwa PDAM Tirtanadi telah berperan dalam menciptakan


(30)

prosedur pelayanan proses pasang baru air limbah yang cepat dan mudah yaitu sebanyak 46,1%, sedangkan yang menjawab setuju hanya sebesar 28%, menjawab biasa saja 15 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 8,5% dan sangat setuju sebesar 2,3%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi kurang berperan pada aspek ini.

Maka berdasarkan kriteria peranan maka aspek ini nilainya < dari 3 yaitu 2,37 yang berarti tidak berperan. Dengan hasil penelitian ini maka dapat dinyatakan bahwa reponden penelitian dapat menilai peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik belum berperan dan perlu ditingkatkan lagi dimasa yang akan datang.

Tabel 18. Penilaian Rata-rata Parameter Pelayanan

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

1. Pelayanan petugas pemasangan instalasi air limbah telah

melaksanakan perannya dengan baik

386 1 4 2,19 0,849

2. Pelayanan petugas penanganan keluhan air limbah telah

melaksanakan

peranannya dengan baik

386 1 4 2,13 0,770

3.Kecepatan pelayanan petugas dalam menangani gangguan saluran air limbah telah melaksanakan

peranannya dengan baik

386 1 4 2,27 0,718

4.PDAM Tirtanadi telah


(31)

menciptakan prosedur pelayanan proses pasang baru air limbah yang cepat dan mudah 5.Rata-rata penilaian

peranan PDAM dalam pengelolaan pelayanan limbah cair domestik

386 1,00 4,25 2,3659 0,65092 N Valid 386

Tabel 19. Pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kualitas kesehatan

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 11 2,8 2,8 2,8 Biasa Saja 49 12,7 12,7 15,5

Setuju 262 67,9 67,9 83,4

Sangat Setuju 64 16,6 16,6 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel ini terlihat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap pernyataan bahwa Pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kualitas kesehatan yaitu sebanyak 67,9%, sedangkan yang menjawab tidak setuju tidak ada atau 0%, menjawab biasa saja 12,7 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 2,8% dan sangat setuju sebesar 16,6%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi sangat berperan pada aspek ini.


(32)

Tabel 20. Pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kenyamanan lingkungan

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 7 1,8 1,8 1,8 Biasa Saja 53 13,7 13,7 15,5

Setuju 262 67,9 67,9 83,4

Sangat Setuju 64 16,6 16,6 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel ini terlihat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap pernyataan bahwa pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan kenyamanan lingkungan yaitu sebanyak 67,9%, sedangkan yang menjawab tidak setuju sebesar 1,8%, menjawab biasa saja 13,7 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 0% dan sangat setuju sebesar 16,6%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi sangat berperan pada aspek ini.

Tabel 21. Pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi memberikan manfaat yang besar bagi terciptanya lingkungan yang bersih

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 10 2,6 2,6 2,6

Biasa Saja 36 9,3 9,3 11,9

Setuju 244 63,3 63,3 75,1

Sangat Setuju 96 24,9 24,9 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel ini terlihat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap pernyataan bahwa Pengelolaan air limbah yang dilaksanakan oleh PDAM Tirtanadi


(33)

memberikan manfaat yang besar bagi terciptanya lingkungan yang bersih yaitu sebanyak 63,2%, sedangkan yang menjawab tidak setuju sebesar 2,6%, menjawab biasa saja 9,3 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 0% dan sangat setuju sebesar 24,9%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi sangat berperan pada aspek ini.

Tabel 22. PDAM Tirtanadi sudah berperan dalam meningkatkan citra Kota Medan yang Bestari dengan adanya pengelolaan air limbah

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Tidak Setuju 3 0,8 0,8 0,8

Biasa Saja 57 14,8 14,8 15,5

Setuju 260 67,4 67,4 82,9

Sangat Setuju 66 17,1 17,1 100,0 Valid

Total 386 100,0 100,0

Dari tabel ini terlihat bahwa sebagian besar responden menilai setuju terhadap pernyataan bahwa PDAM Tirtanadi sudah berperan dalam meningkatkan citra Kota Medan yang Bestari dengan adanya pengelolaan air limbah yaitu sebanyak 67,4%, sedangkan yang menjawab tidak setuju sebesar 0,8%, menjawab biasa saja 14,8 %. Sedangkan yang menjawab sangat tidak setuju ada sejumlah 0% dan sangat setuju sebesar 17,1%. Tabel ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai PDAM Tirtanadi sangat berperan pada aspek ini.

Tabel 22 memberikan gambaran penilaian rata-rata untuk parameter lingkungan yang ternyata menunjukkan nilai > 3 yaitu sebesar 4,01 berarti PDAM Tirtanadi untuk aspek lingkungan sangat berperan. Sehingga dari hasil penelitian peran serta


(34)

PDAM Tirtanadi dalam pelayanan limbah cair domestik akan sangat berpenagruh terhadap lingkungan disekitar tempat tinggal masyarakat tersebut.

Tabel 23. Penilaian Rata-rata Parameter Lingkungan

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

1. Pelayanan petugas pemasangan instalasi air limbah telah

melaksanakan perannya dengan baik

386 1 5 3,95 ,741

2. Pelayanan petugas penanganan keluhan air limbah telah

melaksanakan

peranannya dengan baik

386 2 5 3,99 ,614

3. Kecepatan pelayanan petugas dalam menangani gangguan saluran air limbah telah melaksanakan

peranannya dengan baik

386 2 5 4,10 ,660

4. PDAM Tirtanadi telah berperan dalam

menciptakan prosedur pelayanan proses pasang baru air limbah yang cepat dan mudah

386 2 5 4,1 ,592

5. Rata-rata penilaian peranan PDAM dalam pengelolaan pelayanan limbah cair domestik

386 1,75 5,00 4,0142 ,61617

N Valid 386

Setelah dilakukan analisa untuk keseluruhan masing-masing aspek, maka dari keseluruhan aspek dapat dilihat pada tabel 30 yang menunjukkan angka > 3 yaitu 3,12 yang berarti bahwa PDAM Tirtanadi ternyata memiliki peranan yang positif dalam pengelolaan limbah cair domestik. Dengan hasil penelitian ini maka dapat


(35)

dinyatakan bahwa reponden penelitian dapat menilai peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik belum berperan dan perlu ditingkatkan lagi dimasa yang akan datang agar kinerja pengelolaan limbah cair kota benar-benar maksimal, mengingat laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat khususnya di daerah perkotaan.

Tabel 24. Penilaian Rata-rata Seluruh Parameter

N Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

1. Rata-rata penilaian perananan

pengelolaan operasional limbah domestik

386 1,00 4,50 2,9942 0,78818

2. Rata-rata penilaian pernanan pengelolaan pelayanan limbah

386 1,00 4,25 2,3659 0,65092 3. Rata-rata penilaian

peranan aspek lingkungan pada pengelola limbah cair domestik

386 1,75 5,00 4,0142 0,61617

4. Penilaian peranan PDAM Tirtanadi Pengelolaan limbah cair domestik

386 2,25 4,08 3,1248 0,37114 N Valid 386

Pengaruh Demografi Terhadap Penilaian Jenis Kelamin

Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan penilaian peranan terhadap penelitian ini, maka kita gunakan hipotesis berikut ini :


(36)

H0 : Tidak ada hubungan antara jenis kelamin responden dengan penilaian peranan

PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Hi : Terdapat hubungan antara jenis kelamin responden dengan penilaian peranan

PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa nilai asymp. Sig adalah sebesar 0,056 yang berarti > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 diterima

sehingga tidak ada hubungan jenis kelamin dalam penilaian peranan. Tabel 25. Chi-Square Test Berdasarkan Jenis Kelamin

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by- Linear Association N of Valid Cases

33,448a 34,828 5,111 386

22 22 1

,056 ,040 ,024

a. 19 cells (41,3%)have expected count less than 5. The minimum expected count is ,30.

Pekerjaan

Sedangkan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara faktor pekerjaan dengan penilaian peranan maka kita gunakan hipotesis berikut ini :

H0 : Tidak ada hubungan antara pekerjaan responden dengan penilaian peranan

PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Hi : Terdapat hubungan antara pekerjaan responden dengan penilaian peranan


(37)

Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa nilai asymp. Sig adalah sebesar 0,43 yang berarti > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 diterima sehingga

tidak ada hubungan pekerjaan dalam penilaian peranan. Tabel 26. Chi-Square Test Berdasarkan Pekerjaan

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by- Linear Association N of Valid Cases

89,677a 103,082 9,220 386

88 88 1

,430 ,130 ,002

a.19 cells (79,1,3%)have expected count less than 5. The minimum expected count is ,03.

Pendidikan

Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara faktor pendidikan dengan penilaian peranan maka kita gunakan hipotesis berikut ini:

H0 : Tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan penilaian peranan

PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Hi : Terdapat hubungan antara pendidikan responden dengan penilaian peranan

PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa nilai asymp. Sig adalah sebesar 0,046 yang berarti < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 ditolak


(38)

Tabel 27. Chi-Square Test Berdasarkan Pendidikan

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by- Linear Association N of Valid Cases

111,556a 117,460 ,503 386 88 88 1 ,046 ,020 ,478

a.19 cells (78,3%)have expected count less than 5. The minimum expected count is ,05.

Suku Bangsa

Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara faktor suku bangsa responden dengan penilaian peranan maka kita gunakan hipotesis berikut ini:

H0 : Tidak ada hubungan antara suku bangsa responden dengan penilaian peranan

PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Hi : Terdapat hubungan antara suku bangsa responden dengan penilaian peranan

PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa nilai asymp. Sig adalah sebesar 0,953 yang berarti > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 diterima

sehingga tidak ada hubungan suku bangsa dalam penilaian peranan dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Tabel 28. Chi-Square Test Berdasarkan Suku Bangsa

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by- Linear 86,415a 97,253 ,463 110 110 1 ,953 ,802 ,496


(39)

Association

N of Valid Cases 386

a.19 cells (87,0%)have expected count less than 5. The minimum expected count is ,02.

Penghasilan

Dalam penelitian ini untuk melihat apakah terdapat faktor hubungan antara tingkat penghasilan dengan penilaian peranan maka kita gunakan hipotesis berikut

H0 : Tidak ada hubungan antara tingkat penghasilan responden dengan penilaian

peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Hi : Terdapat hubungan antara tingkat penghasilan responden dengan penilaian

peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa nilai asymp. Sig adalah sebesar 0,143 yang berarti > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 diterima

sehingga tidak ada faktor hubungan tingkat penghasilan dalam penilaian peranan untuk menjadi pelanggan air limbah PDAM Tirtanadi.

Tabel 29. Chi-Square Test Berdasarkan Penghasilan

Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by- Linear Association N of Valid Cases

102,214a 105,697 1,226 386

88 88 1

,143 ,096 ,268

a.19 cells (79,1%)have expected count less than 5. The minimum expected count is ,04.


(40)

Jumlah Anggota Keluarga

Penelitian juga melihat penilaian yang nyata apakah terdapat faktor hubungan antara jumlah anggota keluarga serumah dengan penilaian peranan maka kita gunakan hipotesis berikut ini :

H0 : Tidak ada hubungan antara jumlah anggota keluarga serumah responden

dengan penilaian peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik.

Hi : Terdapat hubungan antara jumlah anggota keluarga serumah responden dengan

penilaian peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik. Berdasarkan tabel dibawah ini terlihat bahwa nilai asymp. Sig adalah sebesar 0,379 yang berarti > 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis H0 diterima

sehingga di dalam penelitian mengenai peranan PDAM Tirtanadi dalam mengelola limbah cair domestik tidak ada faktor hubungan jumlah anggota keluarga serumah dalam penilaian peranan masyarakat.

Tabel 30. Chi-Square Test Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Value df Asymp. Sig.

(2-sided) Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio Linear-by- Linear Association N of Valid Cases

113,956a 113,758 ,193 386

110 110 1

,379 ,384 ,861

a.19 cells (85,3%)have expected count less than 5. The minimum expected count is ,01.


(41)

Rencana Tarif dan Sosialisasi Masyarakat

Dalam penelitian peranan pengelolaan limbah cair domestik dapat dinilai, terlihat bahwa sebagian besar responden menilai dibandingkan dengan manfaat yang diterima tarif yang diberlakukan selama ini relatif murah yaitu sebesar 38,1%. Hal ini menunjukkan bahwa jika PDAM Tirtanadi mampu memberikan manfaat yang lebih besar maka tarif layanan masih memungkinkan untuk dinaikkan.

Tabel 31. Dibandingkan dengan manfaat dan pelayanan yang diterima setelah menjadi pelanggan air limbah maka tarif air limbah yang ada masih relatif murah

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Tidak Setuju 85 22,0 22,0 22,0 Biasa Saja 154 39,9 39,9 61,9

Setuju 147 38,1 38,1 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Untuk itu maka PDAM Tirtanadi harus lebih serius mensosialisasikan pentingnya pelayanan air limbah bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dalam hal pentingnya sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat, seperti yang terlihat pada tabel 31 ternyata menurut responden ini merupakan titik lemah dari PDAM Tirtanadi. Karena 60,9% responden menyatakan peran serta dalam mensosialisasikan pentingnya pelayan limbah cair domestik masih kurang. Sebenarnya pihak PDAM Tirtanadi telah mengupayakan hal tersebut, akan tetapi usaha dalam mensosialisasikannya perlu dilakukan lebih maksimal lagi agar segera tercapai.


(42)

Tabel 32. PDAM Tirtanadi sudah berperan dalam mensosialisasikan tentang pentingnya pelayanan air limbah bagi kebersihan dan kesehatan lingkungan

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Sangat Tidak Setuju 16 4,1 4,1 4,1 Tidak Setuju 235 60,9 60,9 65,0 Biasa Saja 60 15,5 15,5 80,6

Setuju 75 19,4 19,4 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

Responden juga memberikan masukan bahwa strategi yang paling baik untuk media sosialisasi adalah dengan memberikan brosur dan selebaran kepada seluruh pelanggan air minum seperti terlihat pada tabel 31. Sebanyak 51,3 % responden menilai sistem yang paling adalah dengan memberikan brosur kepada setiap pelanggan air bersih agar lebih mengetahui manfaatnya.

Tabel 33. Untuk mensosialisasikan manfaat menjadi pelanggan air limbah, menurut anda sebaiknya PDAM melakukannya dengan cara

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Memberikan brosur dan sebaran kepada seluruh pelanggan air minum

198 51,3 51,3 51,3 Mengiklankan di

media cetak maupun elektronik

118 30,6 30,6 81,9 Membuat kampanye

dalam bentuk spanduk di daerah strategi Kota Medan

57 14,8 14,8 96,6

Lainnya 13 3,4 3,4 100,0

Valid


(43)

Selain itu dalam mensosialisasikan manfaat dari menjadi pelanggan air limbah maka PDAM Tirtanadi perlu mengedepankan aspek kesehatan dan kebersihan lingkungan. Hal ini terlihat dari tabel 33. mengenai alasan responden ketika pertama sekali menjadi pelanggan air limbah. Penilaian responden sebanyak 83,9 % adalah manfaat menjadi pelanggan air limbah, untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar mereka.

Tabel 34. Waktu pertama sekali menjadi pelanggan air limbah, alasan utama yang menyebabkan anda memiliki keinginan untuk dapat mendapatkan pelayanan air limbah dari PDAM Tirtanadi adalah :

Frekuensi Persen Persen

Valid

Persen Komulatif

Untuk mentaati aturan mengenai pembuangan air limbah

47 12,2 12,2 12,2 Untuk kesehatan dan

Kebersihan lingkungan

324 83,9 83,9 96,1 Untuk kepentingan

Bisnis 12 3,1 3,1 99,2

Lainnya 3 ,8 ,8 100,0

Valid

Total 386 100,0 100,0

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik di Kota Medan masih perlu ditingkatkan lagi agar seluruh masyarakat dapat benar-benar merasakan peran serta PDAM Tirtanadi dalam menfasilitasi pelayanan dan


(44)

jaringan limbah cair domestik. Dari hasil penelitian sebanyak 386 responden yang keseluruhannya adalah pelanggan limbah cair domestik PDAM Tirtanadi dan masing-masing bertempat tinggal di 5 (lima) cabang pelayanan air limbah, maka diperoleh beberapa aspek penelitian yaitu aspek operasional, aspek pelayanan, dan aspek lingkungan.

2. Aspek operasional yang selama ini yang dilakukan PDAM Tirtanadi hanya mendapatkan kriteria nilai rata-rata 2,99 angka tersebut mendekati batasan kriteria rata-rata penilaian yaitu nilai 3, sehingga dalam aspek operasional ini PDAM Tirtanadi belum berperan.

3. Penilaian responden terhadap aspek pelayanan yang dilakukan PDAM Tirtanadi dengan memberikan pelayanan kepada pelanggannya hanya mendapatkan kriteria nilai rata-rata 2,37, angka ini masih jauh dibawah batasan rata-rata penilaian yaitu nilai 3, maka PDAM Tirtanadi dalam memberikan aspek pelayanan kepada pelanggan limbah cair domestik belum sepenuhnya berperan.

4. Penilaian terhadap aspek lingkungan PDAM Tirtanadi mendapatkan kriteria nilai rata-rata 4,01 angka ini sudah berada diatas batasan rata-rata penilaian yaitu nilai 3. Sehingga dalam aspek lingkungan PDAM Tirtanadi ikut beperan serta dalam menjaga lingkungan di sekitarya.

5. Penilaian terhadap beberapa aspek yaitu aspek operasional, aspek pelayanan, dan aspek lingkungan. PDAM Tirtanadi mendapatkan kriteria penilaian cukup berperan, karena dari keseluruhan penilaian aspek lingkungan mendapatkan nilai tertinggi sehingga mampu menutupi penilaian aspek lainnya dengan kriteria


(45)

penilaian rata-rata menjadi 3,12 yang berarti PDAM Tirtanadi cukup berperan di beberapa aspek yang menyangkut pengelolaan limbah cair domestik di wilayah perkotaan.

6. Dengan menggunakan Chi-Square Tests sebanyak 386 responden terlihat bahwa berdasarkan demografi yang terdiri dari aspek jenis kelamin dengan nilai asymp. Sig 0,056, aspek pekerjaan dengan nilai asymp. Sig 0,43, aspek pendidikan dengan nilai asymp. Sig 0,046, aspek suku bangsa dengan nilai asymp. Sig 0,953, aspek penghasilan dengan nilai asymp. Sig 0,143 dan aspek jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah dengan nilai asymp. Sig 0,379, ternyata yang memiliki pengaruh dalam proses penilaian peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik ini adalah hanya aspek pendidikan. Karena memiliki kriteria nilai batas kesalahan sebesar > 0,05. Ini menunjukkan bahwa wawasan dan pengetahuan mempengaruhi penilaian responden terhadap pentingnya peran pengelolaan limbah cair domestik dilingkungannya.

7. PDAM Tirtanadi ternyata menurut penilaian responden belum mensosialisasikan manfaat penggunaan layanan air limbah secara optimal sehingga masyarakat kurang mengetahuinya yang berdampak terhadap rendahnya minat untuk menjadi pelanggan air limbah. Dari hasil penelitian sebagian responden memberikan nilai 38,1 %, untuk penilaian dibandingkan dengan manfaat yang diterima tarif yang diberlakukan relatif lebih murah, sehingga hal ini menunjukkan pengelolaan limbah cair domestik memberikan manfaat lebih besar maka untuk menunjang operasional dan pelayanan tarif yang diberlakukan sekarang masih mungkin untuk


(46)

dinaikkan. Akan tetapi untuk mensosialisasikan pentingnya pelayanan limbah cair domestik, responden hanya menilai sebesar 19,4 %, ini menunjukkan pihak PDAM Tirtanadi sendiri harus lebih aktif lagi dalam mensosialisasikan pentingnya pelayanan air limbah bagi kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Dalam penelitian ini responden memberikan masukan, untuk strategi paling baik untuk mensosialisasikannya adalah dengan memberikan media brosur dan selebaran, responden memberikan nilai tertinggi sebanyak 51,3 %. Sedangkan alasan keinginan responden menjadi pelanggan limbah dan mendapatkan pelayanan PDAM Tirtanadi adalah untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, penilaian yang diberikan responden sebesar 83,9 % hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat pengguna layanan limbah PDAM Tirtanadi mulai mengerti akan pentingnya pengelolaan limbah cair domestik di perkotaan. 8. Kepuasan pelanggan terahadap pelayanan air limbah dapat dinilai dari beberapa

paremeter seperti, sirkulasi limbah di dalam rumah, bau atau ganguan suara di daerah operasional limbah, pengaruh penggunaan permukaan sungai yang tidak terkendali dan layanaan pengaduaan keluhan pelanggan, semua ini bisa diakibatkan oleh operasional yang tidak cukup baik dari sistem pengolahan limbah yang ada.


(47)

Saran

Dari hasil penelitian peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair rumah domestik ini ada beberapa saran yang diajukan yaitu:

1. PDAM Tirtanadi hendaknya meningkatkan kualitas pelayanan bagi pelanggan air limbah terutama aspek penanganan keluhan pelanggan air limbah.

2. PDAM Tirtanadi perlu merumuskan sebuah prosedur yang lebih mudah dan sederhana untuk proses pasang baru layanan air limbah sehingga mendorong pelanggan air minum untuk juga menjadi pelanggan air limbah.

3. Untuk mensosialisasikan manfaat layanan air limbah maka perlu dilakukan melalui upaya penyebaran brosur dan jika bias disertai dengan kampanye lisan kepada seluruh pelanggan air minum PDAM Tirtanadi.

4. Dalam setiap kegiatan mengenai sosialisai pelayanan air limbah hendaknya dilakukan penguatan terhadap aspek lingkungan dan kesehatan agar masyarakat lebih mengerti tentang pentingnya manjadi pelanggan air limbah.


(48)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, W, S. 2005. Tidak Ada Kata Esok untuk Perbaikan Citarum. Pikiran Rakyat Cyber Media.

Azwar, A. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Medan & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan. 2006. Medan Dalam Angka. Medan In Figures.

Budiharjo, E. dan Hardjohubojo, S. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Alumni. Bandung

Dainur. 1995. Materi–materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika. Jakarta.

Damar, A. 2006. Teluk Jakarta, Tercemar, Sekaligus Subur. Kompas.co.id

DPLP. 1997. Training Pengelolaan PLP Kota Sidoarjo. Air Limbah, 2. Sistem Pembuangan Air Limbah. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

DPLP. 1998. Training Pengelolaan PLP Kota Sidoarjo. Air Limbah, 3. Sistem Individu. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

Duncan, A. & Sandy, C. 1994. Pemanfaatan Air Limbah & Ekskreta. ITB. Bandung. Hammer, J, M. 1986. Water and Waste Water Technology. Second Edition. Jhon

Willey & Sons. New York.

Ismoyo, I, H, dan Rijaluzzaman. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Bina Rena Pariwara. Jakarta.

ISSDP. 2007. Lokakarya”Buku Putih”Sanitasi Kota Surakarta. Indonesia Sanitation Sector Development Program (PUBLICATIONS).

IWMI. 2006.Water Policy Briefing.


(49)

Jantrania, A. 2000. Wastewater Treatment in the 21st Century : Technology, Operation, Management, and Regulatory Issues. Pg. 19-25. Journal of Enviromental Health ; Sep 2000; 63, 2; ProQuest Medical Library

Kusnoputranto, H. 1985. Kesehatan Lingkungan. Universitas Indonesia. Jakarta Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Neis, U. 1983. Memanfaatkan Air Limbah. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Nugroho, A,B. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Andi. Yogyakarta.

Pasaribu, S, Effendy, 2004. Pencemaran Air Limbah Domestik. Media Persada. PDAM Tirtanadi. 1997. Peran dan Fungsi PDAM Tirtanadi Dalam Pengeloaan Air

Minum dan Air Limbah di Kotamadya Medan. Makalah PDAM Tirtanadi. Medan.

PDAM Tirtanadi. 2002. Rencana Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik Kota Medan. PDAM Tirtanadi. Medan

PDAM Tirtanadi. 2006. Corporate Plan PDAM Tirtanadi 2006 – 2010. USAID & PDAM Tirtanadi

Pundsack, J, W. Hicks, R, E. and Axler, R, P. 2005. Effect of Alternative Wastewater Treatment On the Viability and Culturability of Salmonella Choleraesuis.

www.iwaponline.com/jwh/003/0001/0030001.pdf. Water Science &

Technology. dibuka 9 Juni 2007.

Qasim, R, Syed. 1994. Waste Water Treatment Plants (Planning, Design, and Operation). The University of Texas at Arlington.

Ratner, B, D ; Gutierrez, A, R. 2004. Reasserting Community ; The Social Challenge of Wastewater Management in Panajachel Guatemala. Pg. 47. Human Organization, Vol. 63, No 1; ABI/INFORM Global.

Santoso, S. 2005. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Non Parametrik. PT. Gramedia. Jakarta.


(50)

Soejani, M. 1987. Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam pembangunan. UI Press. Jakarta.

Srikant, R ; Naik, D. 2004. Health Effects of Wastewater Resuse of Agriculture in the Suburbs of Asmara City, Eritrea. Pg. 284. Interational Journal of Occupational and Enviromental Health; Jul-Sep 2004; 10, 3: ProQuest Medical Library. Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. UI-Press, Jakarta.

Sumarwoto, O. 1983. Atur Diri Sendiri Pardigma Baru Penelolaan Lingkungan Hidup. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Surabaya Post. 2004. Krisis Air Bersih. www.surabayapost.info2004

Umar, H. 2005, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

USAID. 1982. USAID Policy Domestic Water and Sanitation. Pg. 1-20.

http://www.usaid.gov/policy/ads/200/waterpdf. dibuka 9 Juni 2007

U.S. Departement of Commerce. 2002. Water Supply and Wastewater Treatment Market in China. International Trade Administration. Washington. D. C. Pg. 1-107. www.ita.doc.gov/media/publication/pdf/chinawater2005.pdf.

Volkman, S. 2003. Sustainable Wastewater Treatment and Reuse in Urban Areas Developing World. Michigan Technological University. Master’s International Program. www.cce.mtu.edu/peacecorps. dibuka 22 Juni 2007.

Wardhana, A, W. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta.

Kementrian Lingkungan Hidup. 1998. Kantor Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. Agenda 21.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Kep. Men.LH No. 111 Tahun 2003, tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Kep. Men.LH No. 112 Tahun 2003, tentang Baku Mutu Limbah Air Limbah Domestik.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.


(1)

penilaian rata-rata menjadi 3,12 yang berarti PDAM Tirtanadi cukup berperan di beberapa aspek yang menyangkut pengelolaan limbah cair domestik di wilayah perkotaan.

6. Dengan menggunakan Chi-Square Tests sebanyak 386 responden terlihat bahwa berdasarkan demografi yang terdiri dari aspek jenis kelamin dengan nilai asymp. Sig 0,056, aspek pekerjaan dengan nilai asymp. Sig 0,43, aspek pendidikan dengan nilai asymp. Sig 0,046, aspek suku bangsa dengan nilai asymp. Sig 0,953, aspek penghasilan dengan nilai asymp. Sig 0,143 dan aspek jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah dengan nilai asymp. Sig 0,379, ternyata yang memiliki pengaruh dalam proses penilaian peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair domestik ini adalah hanya aspek pendidikan. Karena memiliki kriteria nilai batas kesalahan sebesar > 0,05. Ini menunjukkan bahwa wawasan dan pengetahuan mempengaruhi penilaian responden terhadap pentingnya peran pengelolaan limbah cair domestik dilingkungannya.

7. PDAM Tirtanadi ternyata menurut penilaian responden belum mensosialisasikan manfaat penggunaan layanan air limbah secara optimal sehingga masyarakat kurang mengetahuinya yang berdampak terhadap rendahnya minat untuk menjadi pelanggan air limbah. Dari hasil penelitian sebagian responden memberikan nilai 38,1 %, untuk penilaian dibandingkan dengan manfaat yang diterima tarif yang diberlakukan relatif lebih murah, sehingga hal ini menunjukkan pengelolaan


(2)

dinaikkan. Akan tetapi untuk mensosialisasikan pentingnya pelayanan limbah cair domestik, responden hanya menilai sebesar 19,4 %, ini menunjukkan pihak PDAM Tirtanadi sendiri harus lebih aktif lagi dalam mensosialisasikan pentingnya pelayanan air limbah bagi kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Dalam penelitian ini responden memberikan masukan, untuk strategi paling baik untuk mensosialisasikannya adalah dengan memberikan media brosur dan selebaran, responden memberikan nilai tertinggi sebanyak 51,3 %. Sedangkan alasan keinginan responden menjadi pelanggan limbah dan mendapatkan pelayanan PDAM Tirtanadi adalah untuk menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, penilaian yang diberikan responden sebesar 83,9 % hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat pengguna layanan limbah PDAM Tirtanadi mulai mengerti akan pentingnya pengelolaan limbah cair domestik di perkotaan. 8. Kepuasan pelanggan terahadap pelayanan air limbah dapat dinilai dari beberapa

paremeter seperti, sirkulasi limbah di dalam rumah, bau atau ganguan suara di daerah operasional limbah, pengaruh penggunaan permukaan sungai yang tidak terkendali dan layanaan pengaduaan keluhan pelanggan, semua ini bisa diakibatkan oleh operasional yang tidak cukup baik dari sistem pengolahan limbah yang ada.


(3)

Saran

Dari hasil penelitian peranan PDAM Tirtanadi dalam pengelolaan limbah cair rumah domestik ini ada beberapa saran yang diajukan yaitu:

1. PDAM Tirtanadi hendaknya meningkatkan kualitas pelayanan bagi pelanggan air limbah terutama aspek penanganan keluhan pelanggan air limbah.

2. PDAM Tirtanadi perlu merumuskan sebuah prosedur yang lebih mudah dan sederhana untuk proses pasang baru layanan air limbah sehingga mendorong pelanggan air minum untuk juga menjadi pelanggan air limbah.

3. Untuk mensosialisasikan manfaat layanan air limbah maka perlu dilakukan melalui upaya penyebaran brosur dan jika bias disertai dengan kampanye lisan kepada seluruh pelanggan air minum PDAM Tirtanadi.

4. Dalam setiap kegiatan mengenai sosialisai pelayanan air limbah hendaknya dilakukan penguatan terhadap aspek lingkungan dan kesehatan agar masyarakat lebih mengerti tentang pentingnya manjadi pelanggan air limbah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, W, S. 2005. Tidak Ada Kata Esok untuk Perbaikan Citarum. Pikiran Rakyat Cyber Media.

Azwar, A. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Medan & Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Medan. 2006. Medan Dalam Angka. Medan In Figures.

Budiharjo, E. dan Hardjohubojo, S. 1993. Kota Berwawasan Lingkungan. Alumni. Bandung

Dainur. 1995. Materi–materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika. Jakarta.

Damar, A. 2006. Teluk Jakarta, Tercemar, Sekaligus Subur. Kompas.co.id

DPLP. 1997. Training Pengelolaan PLP Kota Sidoarjo. Air Limbah, 2. Sistem Pembuangan Air Limbah. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

DPLP. 1998. Training Pengelolaan PLP Kota Sidoarjo. Air Limbah, 3. Sistem Individu. Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman.

Duncan, A. & Sandy, C. 1994. Pemanfaatan Air Limbah & Ekskreta. ITB. Bandung. Hammer, J, M. 1986. Water and Waste Water Technology. Second Edition. Jhon

Willey & Sons. New York.

Ismoyo, I, H, dan Rijaluzzaman. 1994. Kamus Istilah Lingkungan. Bina Rena Pariwara. Jakarta.

ISSDP. 2007. Lokakarya”Buku Putih”Sanitasi Kota Surakarta. Indonesia Sanitation Sector Development Program (PUBLICATIONS).

IWMI. 2006.Water Policy Briefing.


(5)

Jantrania, A. 2000. Wastewater Treatment in the 21st Century : Technology, Operation, Management, and Regulatory Issues. Pg. 19-25. Journal of Enviromental Health ; Sep 2000; 63, 2; ProQuest Medical Library

Kusnoputranto, H. 1985. Kesehatan Lingkungan. Universitas Indonesia. Jakarta Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Neis, U. 1983. Memanfaatkan Air Limbah. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Nugroho, A,B. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Andi. Yogyakarta.

Pasaribu, S, Effendy, 2004. Pencemaran Air Limbah Domestik. Media Persada. PDAM Tirtanadi. 1997. Peran dan Fungsi PDAM Tirtanadi Dalam Pengeloaan Air

Minum dan Air Limbah di Kotamadya Medan. Makalah PDAM Tirtanadi. Medan.

PDAM Tirtanadi. 2002. Rencana Pengembangan Sistem Air Limbah Domestik Kota Medan. PDAM Tirtanadi. Medan

PDAM Tirtanadi. 2006. Corporate Plan PDAM Tirtanadi 2006 – 2010. USAID & PDAM Tirtanadi

Pundsack, J, W. Hicks, R, E. and Axler, R, P. 2005. Effect of Alternative Wastewater Treatment On the Viability and Culturability of Salmonella Choleraesuis. www.iwaponline.com/jwh/003/0001/0030001.pdf. Water Science & Technology. dibuka 9 Juni 2007.

Qasim, R, Syed. 1994. Waste Water Treatment Plants (Planning, Design, and Operation). The University of Texas at Arlington.

Ratner, B, D ; Gutierrez, A, R. 2004. Reasserting Community ; The Social Challenge of Wastewater Management in Panajachel Guatemala. Pg. 47. Human Organization, Vol. 63, No 1; ABI/INFORM Global.

Santoso, S. 2005. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Non Parametrik. PT. Gramedia. Jakarta.


(6)

Soejani, M. 1987. Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam pembangunan. UI Press. Jakarta.

Srikant, R ; Naik, D. 2004. Health Effects of Wastewater Resuse of Agriculture in the Suburbs of Asmara City, Eritrea. Pg. 284. Interational Journal of Occupational and Enviromental Health; Jul-Sep 2004; 10, 3: ProQuest Medical Library. Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. UI-Press, Jakarta.

Sumarwoto, O. 1983. Atur Diri Sendiri Pardigma Baru Penelolaan Lingkungan Hidup. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Surabaya Post. 2004. Krisis Air Bersih. www.surabayapost.info2004

Umar, H. 2005, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

USAID. 1982. USAID Policy Domestic Water and Sanitation. Pg. 1-20. http://www.usaid.gov/policy/ads/200/waterpdf. dibuka 9 Juni 2007

U.S. Departement of Commerce. 2002. Water Supply and Wastewater Treatment Market in China. International Trade Administration. Washington. D. C. Pg. 1-107. www.ita.doc.gov/media/publication/pdf/chinawater2005.pdf.

Volkman, S. 2003. Sustainable Wastewater Treatment and Reuse in Urban Areas Developing World. Michigan Technological University. Master’s International Program. www.cce.mtu.edu/peacecorps. dibuka 22 Juni 2007.

Wardhana, A, W. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta.

Kementrian Lingkungan Hidup. 1998. Kantor Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia. Agenda 21.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Kep. Men.LH No. 111 Tahun 2003, tentang Pedoman Mengenai Syarat Dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau Sumber Air.

Kementrian Lingkungan Hidup. 2003. Kep. Men.LH No. 112 Tahun 2003, tentang Baku Mutu Limbah Air Limbah Domestik.