Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Besar Uisu Melalui Wadah Lembaga Koperasi

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Besar UISU Melalui Wadah Lembaga Koperasi Syahril Effendy Pasaribu
PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA BESAR UISU MELALUI WADAH LEMBAGA KOPERASI
Syahril Effendy Pasaribu
Effendi Tanjung
Abstrak UUD 1945 pasal 33 menempatkan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional maupun sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Dengan kedudukan yang demikian peranan koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi dengan memiliki asas demokratis, kekeluargaan, kebersamaan dan keterbukaan. Pengembangan koperasi di UISU perlu diarahkan untuk berperan dalam perekonomian khususnya bagi warga UISU sendiri maupun masyarakat sekitarnya dengan menerapkan prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi koperasi. Potensi warga UISU bisa dimanfaatkan dalam upaya memperkuat permodalan melalui penyertaan anggota maupun pihak lain yang bukan anggota yang bersedia mendukung usaha-usaha Koperasi UISU dalam upaya memberdayakan ekonomi warga UISU. Kata kunci : Pemberdayaan ekonomi

Pendahuluan Perguruan Tinggi Univeritas Islam Sumatera Utara yang berdiri pada awal tahun 1952 adalah merupakan lembaga perguruan tinggi pertama berdiri di luar pulau Jawa. Sampai saat ini UISU belum memiliki badan usaha Koperasi yang beranggotakn keseluruhan warganya yang didirikan sesuai dengan ketentuan Undang-undng No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasiaan. Koperasi adalah organisasi ekonomi dengan keanggotaan sukarela. Tom Gunadi, (1983) Keanggotaan sukarela maksudnya adalah masuk dan keluar adalah sesuai dengan peraturan yang ada seperti AD/ART koperasi itu sendiri. Sesuai dengan UU No. 25 tahun 1992 koperasi adalah merupakan gerakan ekonomi sebagai badan usaha yang berperan serta untuk mewujudkn masyarkat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Aspek melayani kebutuhan anggota adalah salah satu tujuan utama koperasi yang konkritnya pemenuhan kebutuhan itu menentukan keberhasilan suatu koperasi. Syarat mutlak usaha koperasi haruslah ada kaitan dengan kehidupan (kebutuhan rimah tangga) anggotanya atau dengan perkataan lain koperasi haruslah extension (sambungan atau perluasan) dari usaha dan rumah tangga anggotanya, maka usaha koperasi dapat dijalankan secara baik, lebih efektif dan efisien. Tom Gunadi (1983) oleh sebab itu tujuan koperasi haruslah benar-benar merupakan kepentingan bersama dari pada anggotanya dan tujuan itu hanya akan bisa dicapai berdasarkan karya dan jasa yang disumbangkan oleh anggota masingmasing.
Pembentukan koperasi UISU Untuk membentuk koperasi pada umumnya gagasan datang dari pihak yang berkepentingan atau anjuran

dari pihak pemerintah atau anjuaran dari pimpinan UISU sendiri. Pihak pendiri harus menyadari bahwa mereka memang benar-benar membutuhkan adanya lembaga kopersi. Depertemen Perdagangan dan Koperasi (1980) secara umum, para pelopor atau calon pengelola kopersi adalah orang-orang yang : Mempunyai minat besar, jiwa kemasyarakatan, serta
cita-cita tinggi untuk bekerja bagi kepentingan orang banyak. Menyadari peranan koperasi dalam mewujudkan demokrasi ekonomi dan mempertinggi taraf hidup rakyat. Memiliki keberanian, sikap pantang menyerah dan keyakinan bahwa koperasi mampu dijadikan alat untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Memiliki integritas kepribadian yang tinggi. Berdasarkan kriteris diatas dapat dismpulkan bahwa koperasi harus didirikan oleh orang-orang yng memiliki kapabilitas bila koperasi yang didirikan tujuannya adalah unuk meningkatkan kesajtweraan bersama. Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002) menyrtakan bahwa apabila orang-orang yang dinilai memenuhi persyaratan unuk dipilih menjadi pengurus koperasi, maka peku dilaksanakan proses atau penelitian beberapa hal, seperti : 1. Keadaan serta tingkat kehidupan masyarakat tempat dimana koperasi itu akan melaksanakan aktivitasnya. 2. Kesulitan masyarakat bidang apakah yang menjadi kendala utama guna menentukan koperasi apakah yang akan dibentuk 3. Hambatan dalam wujud apakah yang sekiranya menjadi penghalang pembentukan koperasi. 4. Apakah sudah ada koperasi yang telah berdiri dan bagaimana keadaanya apakah berjalan baik atau tidak dan apakah faktor yang menghambat serta mendukung perkembangannya.
137

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

5. Kemungkinan jumlah anggota yang bersedia bergabung.
6. Tingkat biaya yang mungkin harus dikeluarkan guna kelangsungan hidup koperasi.
7. Kondisi serta taraf hidup para calon anggota apakah sudah mampu menghimpun modal awal.
Apabila berdasarkan penelitian terhadap hal-hal tersebut diatas diperoleh kesimpulan bahwa koperasi UISU memang layak didirikan maka sebelum rapat pertama dalam rangka pendirian koperasi UISU maka para pemrakarsa pendirian koperasi menghubungi Dinas Koperasi Pemko Medan untuk mendapatkan informasi tentang cara pendirian koperasi sehingga ketika koperasi UISU didirikan akan terhindar dari keadaan dimana koperasi telah didirikan anggaran dasarnya tidak memenuhi syarat. Hasil pertamuan dengan Dinas Koperasi dilaporkan kepada pimpinan UISU untuk mendapatkan saran dan petunjuk bagi pendirian koperasi UISU. Kemudian dilaksanakan rapat persiapan pembentukan koperasi dan menyusun konsep UU No.25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, petunjuk dan bimbingan pihak Dinas Koperasi dan Pimpinan UISU serat mempertimbangkan kondisi lingkungan UISU. Sesuai dengan UU No.25 tahun 1992 hal-hal pokok yang harus diatur dalam anggaran dasr koperasi adalah jati diri, tujuan, kedudukan, peran, keanggotaan, pengurus, pengawas, usaha, permodalan, sisa hasil usaha dan pembinaan. Setelah konsep anggaran dasar selesai kemudian dibahas oleh tim pemrakarsa pendirian Koperasi UISU dan ada baiknya dikonsultasikan kembali kepada pimpinan UISU. Kemudian ditetapkan rapat pembentukan koperasi UISU dengan mengundang minimal 20 orang dosen/pegawai administrasi UISU, Pimpinan UISU baik rektorat maupun pimpinan Fakultas se UISU. Turut juga diundang kepala Dinas Koperasi Pemko Medan untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam rapat pembentukan koperasi UISU. Menurut Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko, (2002) agar rapat pembentukan koperasi berjalan tertib, panitia menentukan acara yang memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Pembentukan oleh panitia 2. Penjelasan oleh Panitia tentang maksud
pendirian koperasi serta hal-hal yang dirintis oleh Panitia ke arah pembentukan koperasi. 3. Penjelasan dan penerangan oleh pejabat dinas koperasi 4. Persetujuan rapat tentang pendirian koperasi 5. Pembicaraan dan penetapan anggaran dasar koperasi 6. Penetapan rencana kerja dan anggaran belanja koperasi 7. Pemilihan pengurus dan badan pengawas 8. Penentuan nama-nama yang akan menandatangani naskah akte pendirian koperasi 9. Penyampaian saran dan masukan


10. Pernyataan sumpah dan janji oleh pengurus dan badan pemeriksa
11. Penutup
Walaupun susunan acara tersebut diatas cukup baik namun ada baiknya Pimpinan UISU diikut sertakan memberikan sambutan dan pengarahan pada awal rapat dan juga dimasukkan sebagai pembina koperasi UISU agar dalam perjalanan koperasi kebersamaan akan terjalin dengan baik. Pengurus yang terpilih dalam rapat menandatangani akte pendirian koperasi setelah ditandatangani oleh peserta rapat yang hadir sebagai pendiri koperasi UISU dan kemudian panitia pembentukan koperasi membubarkan diri karena telah menyelesaikan tugasnya mendirikan koperasi langkah berikutnya adalah pengesahan koperasi UISU sebagai koperasi badan hukum dengan pengesahan akte pendirian/anggaran dasar koperasi oleh pejabat yng berwewenang. Untuk mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum pengurus mengajukan surat permohonan kepada Kepala Dinas Koperasi Medan dengan melampirkan akte pendirian, keterangan domisili koperasi dan kelurahan setempat dan biaya administrasi yang dibutuhkan setelah pemohon diteliti ternyata telah memenuhi syarat maka Kepala Dinas Koperasi RI akan menertibkan surat keputusan penetapan koperasi UISU sebagai koperasi berbadan hukum dan memenuhi stempel pengesahan pada akte pendiriaanya. Dengan demikian koperasi UISU yang didirikan telah syah sebagai koperasi berbadan hukum.
Bidang usaha yang dapat memberdayakan ekonomi keluarga UISU : Misi utama atau maksud didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan taraf hidup para anggotanya. Maksud ini taraf hidup para anggotanya. Maksud ini akan dapat direalisir apabila usaha (bussines) dikelola dan dikembangkan dengan keterkaitan usaha yang kuat dengan kebutuhan/usaha ekonomi anggotanya. Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko (2002) sebagai suatu lembaga ekonomi koperasi harus menerapkan asas-asas bisnis dan manajeman yang baik dalam pengelolaannya. Didik J. Rahbini, (1988) tanpa menerapkan asas tersebut koperasi akan sulit berkembang karena tidak memiliki keunggulan. Seperti kita ketahui bahwa tujuan koperasi, serta motivasi orang yang masuk menjadi anggota koperasi adalah hasrat untuk memajukan kehidupan ekonomi mereka. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh yang diperhatikan secara sungguhsungguh oleh pengurus koperasi diantaranya : Para pengurus koperasi seharusnya memahami prinsip-prinsip pengelola koperasi secara cermat Pengurus perlu menetapkan suatu mekanisme kerja yang mampu menunjang kelancaran usaha koperasi. Perlu membangun hubungan kemitraan yang saling menguntungkan antar koperasi dengan lembaga ekonomi lainnya semisal badan usaha milik negara,

138

Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Besar UISU Melalui Wadah Lembaga Koperasi Syahril Effendy Pasaribu

kalangan swasta dan koperasi lainnya guna memperkuat usaha yang telah ditekuni dan memperoleh berbagai pengalaman berharga. Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko, (2002) Bidang usaha yang berkaitan dengan kegiatan UISU adalah bidang yang relevan ditangani oleh koperasi UISU seperti fotocopi, percetakan,pengadaan barang ATK untuk kantor dan mahasiswa, catering, kantin, wartel dan juga proyek simpan pinjam berdasarkan Syariah Islam. Disamping itu koperasi juga bisa menangani Cleaning Service Ruangan Kantor, ruangan kuliah dan labortorium UISU. Salah satu yang paling penting adalah memahami pangsa pasar dari usaha koperasi yaitu : 1. Populasi mahasiswa UISU yang cukup besar
yaitu berkisar ± 13. 359 orang
2. Staf pengajar yang jumlahnya berkisar ± 844 orang
3. Pegawai administrasi yang jumlahnya berkisar ± 360 orang
Dengan dukungan dari Pimpinan Universitas dan Fakultas se UISU usaha koperasi UISU bisa berkembang dengan syarat pengurus koperasi bisa meyakinkan para pemimpin UISU dan anggota bahwa koperasi ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga UISU, dan mutu barang yang ditawarkan benar-benar bisa bersaing dengan harga pasar dan bisa menjamin rutinitas pengadaannya. Untuk itu pengurus harus bisa bekerjasama dengan pihak pemasok sehingga pasokan kebutuhan koperasi UISU berjalan lancar dan juga mutu barang tetap terjaga sehingga tidak mengecewakan para pelanggan koperasi
Pengurus yang akan menjalankan usaha koperasi UISU haruslah orang yang cakap, jujur dan memiliki naluri bisnis yang kuat serta memiliki dan mental wirausaha
Sikap mental wirausaha dalam koperasi adalah suatu sikap mental dalam berusaha secara koperatif, untuk mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko an berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejateraan Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko, (2002)
Untuk dapat melangsungkan kehidupannya koperasi harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan perubahannya dan bisa mengelola perubahan itu. Analisa SWOT : Dalam menghadapi perubahan lingkungan dan mengetahui posisi koperasi dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dengan analisa SWOT yaitu kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman. Berdasarkan analisa SWOT tersebut akan diperoleh pengaruh positif yaitu yang dapat mendukung secara positif perkembangan koperasi yang sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai dan pengaruh negative yaitu pengaruh yang menghambat perkembangan koperasi dalam menghadapi

perubahan – perubahan yang akan terjadi sehingga koperasi memiliki landasan untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi dimasa mendatang. Agar tetap beroperasi dan memiliki kelangsungan hidup setiap koperasi harus memiliki tujuan yaitu : a. Profit (keuntungan) b. Mempertahankan kelangsungan hidup koperasi c. Pertumbuhan koperasi d. Tanggungjawab sosial Semakin tinggi keuntungan yang diharapkan akan semakin besar risiko yang dihadapi untuk itu pengurus koperasi perlu memperhitungkan dengan matang dalam menjalankan usaha koperasi.
Modal Usaha Koperasi : Dalam mempersiapkan modal usaha koperasi ada beberapa sumber : Modal sendiri Meminjam Kerjasama Modal sendiri bisa diperoleh dari simpanan anggota baik simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela, namun jumlahnya adalah terbatas mengingat koperasi baru berdiri. Meminjam atau kredit melalui bank konvensional tentu harus memakai bunga yang bertentangan dengan syariah Islam. Kerjasamanya bisa dilakukan dengan perbankan syariah yang tidak mengenal konsep bunga Perbankan Syariah membuka peluang pembiayaan pengembangan usaha berdasarkan prinsip kemitraan dan hubungan harmonis. Perbankan Syariah memiliki empat prinsip yang senantiasa mendasari jaringan kerja Perbankan dengan sistem syariah yaitu 1. Perbankan Non Riba

Bank Syariah perang melawan riba untuk itu maka bank syariah menghindar muamalah riba seperti pada bank konvensional 2. Perniagaan halal dan tidak haram Dalam berbisnis harus halal bukan yang yang diharamkan oleh syariat Islam.Dalam perdagangan tidak diperkenankan jual beli dengan tindakan yang haram 3. Keridhaan pihak-pihak dalan berkontrak Dalam berbisnis Islam menginginkan setiap yang terikat dalam perjanjian/kontrak harus mendapat kepuasaan dalam mengadakan transaksi oleh karena itu para pihak yang berkontrak harus ada kerelaan 4. Pengurusan dana yang amanah, jujur dan bertanggungjawab Dalam berusaha/berbisnis nilai kejujuran dan amanah dalam mengurus dana merupakan ciri yang harus ditunjukkan karena merupakan sifat dari Nabi dan Rasul dalam kehidupan sehari-hari Syahrial Effendi Pasaribu (2005) mengingat UISU adalah lembaga yang didirikan oleh umat Islam dan koperasi UISU diartikn untuk memberdayakan ekonomi para pekerja di UISU kami yakin perbankan syariah akan bersedia

139

Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005

membantu modal usaha koperasi UISU dengan syarat koperasi UISU mendapat dukungan penuh dari Pimpinan UISU dan bidang usaha yang akan dilaksanakan benar – benar dapat dilaksanakan oleh pengurus koperasi UISU. Pengurus koperasi UISU harus menyusun proposal usaha yang bisa merefleksikan gambaran usaha koperasi dan mencerminkan pribadi pengurus yang menjalankan usaha koperasi yang merupakan dokumen tertulis yang rinci mengenai usaha yang direncanakan. Menurut Rambat Lupiyoadi (2004) ada 4 (empat) faktor kritis yang perlu diperhatikan dalam penyusunan proposal usaha : 1. Tujuan yang realistis Tujuan yang diinginkan dicapai harus spesifik,dapat diukur dan ada kesatuan waktu dan parameternya 2. Komitmen Bisnis perlu mendapat dukungan dari pihak anggota, mitra usaha,pekerja dan anggota tim 3. Batasan waktu Sub sub tujuan harus dibuat secara berkesinambungan dan ada evaluasi waktu atas kemajuan – kemajuan yng telah dicapai 4. Fleksibilitas waktu Harus dapat diantisipasi dan memungkinkan munculnya alternative strategi yang dapat diformulasikan. Rencana usaha sebaiknya disusun sendiri oleh pengurus namun boleh juga dibuat oleh tim yang ditunjuk dengan syarat pengurus mengerti isi proposal usaha tersebut,karena proposal usaha akan menjadi gambaran awal seberapa jauh kemampuan manajerial pengurus Didalam proposal usaha perlu dicantumkan yaitu : 1. Aspek personalia 2. Aspek financial 3. Aspek manajemen 4. Aspek harga 5. Aspek risiko kritis usaha 6. Aspek situasi persaingan Disamping itu pengurus koperasi harus siap untuk menjawab setiap pertanyaan dari pihak yang akan meneliti kelayakan usaha dengan membahas proposal usaha tersebut. Apabila proposal usaha dinilai layak tentu bantuan permodalan usaha akan diberikan setelah memenuhi persyaratan administrasi lainnya. Dengan modal yang dimiliki sendiri ditambah dengan bantuan modal dari pihak luar (Perbankan Syariah) usaha koperasi dapat diwujudkan dan dijalankan dengan sebaik-baiknya sehingga ekonomi para anggota dapat diberdayakan. Peminjaman modal usaha dari pihak luar (perbankan) harus disetujui oleh rapat anggota yang diadakan untuk membahas rencana kerja koperasi dan akan dipertanggungjawabkan kemudian pada Rapat Anggota Tahunan.

PENUTUP
Kesimpulan 1. Pembentukan Koperasi UISU harus
beranggotakan semua Dosen dan karyawan UISU dengan dukungan penuh Pimpinan UISU 2. Pengurus Koperasi UISU haruslah orang-orang yang memiliki jiwa kewirusahaan yaitu yang jeli menangkap dan memanfaatkan peluang yang dilandasi pertimbangan rasional, inovatif dan mampu mengembangkan kemandirian koperasi 3. Untuk memberdayakan ekonomi keluarga besar UISU, pengurus koperasi UISU harus membentuk tim bisnis yang tangguh dalam menjalankan roda usaha 4. Pengurus koperasi UISU perlu menjalin kerjasama dengan pihak perbankan terutama bank syariah untuk membantu modal usaha koperasi dan bimbingan usaha yang akan dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Didik J. Rahbani, 1988 Koperasi Pendekatan
Bisnis atau Politik 2. Depdagkop RI, 1980 Pengetahuan Harian
Kompas 5 Maret 1988 Perkoperasian 3. Panji Anoraga dan Djoko Sudantoko, 2002
Koperasi Kewirusahaan dan Usaha Kecil,Rineka Cipta 4. Rambat Lupiyoadi,2004 Entrepreneurship From Minset to Strategy, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 5. Syahril Effendy Pasaribu, 2005 Kontribusi Bank Muamalat Terhadap Perkembangan Perbankan Secara Syariah, Bina Teknik Press Medan 6. Tom Gunadi, 1983 Sistem Perekonomian Berdasarkan Pancasila danUUD 1947, Angkasa Bandung 7. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

140