Seni Kerajinan Keris Macam dan Jenis Seni Kerajinan di Kecamatan Dawan.

60

2. Seni Kerajinan Keris

Keris dipandang sebagai karya seni yang memerlukan keahlian khusus pada tataran teknologi yang rumit dan cangih. Sebagai produk budaya Indonesia, keris merupakan hasil seni yang berakar pada anasir tua, termasuk fungsi keris dalam kehidupan masyarakat dan kehidupan sosial politik, kehadiran keris berkaitan dengan aspek politik, ekonomi dan kepercayaan. Keris tidak hanya berfungsi sebagai senjata pusaka saja, tetapi juga berfungsi sebagai ageman yang berkhasiat. Gb. 81.82. Kepingan tempurung yang menyerupai pis bolong dan perajin sedang membuat produk.Foto: Ni Kadek Karuni. Gb..80. Termos nasi dan guci Foto: Ni Kadek Karuni 61 Di Bali keris dan sejenisnya juga dianggap sebagai pusaka yang berkekuatan gaib yang mampu menghindarkan pemiliknya dari bahaya, dipakai pula sebagai pelindung diri. Hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan, sedangkan kekuatan yang terkandung dalam tiap-tiap keris tidak sama, tergantung pada pembuat mpu dari zaman ke zaman. Kandungan makna keris terbukti memberikan makna positif bagi keharuman nama bangsa. Hingga kini, keris merupakan karya seni yang penuh misteri tetapi juga merupakan produk komuditas yang bermanfaat dalam dunia perdagangan yang memberikan manfaat ekonomi bagi komunitasnya, bahkan keris telah menjadi lahan kajian dari berbagai disiplin ilmu untuk memperoleh derajat akademik yang tertinggi. Keris yang merupakan benda kebudayaan asli Indonesia, di Bali diperkirakan berasal dari zaman Majapahit dan sebelumnya. Senjata pusaka ini adalah bukti kemampuan teknik tempa besi campuran yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak jaman Hindu. Senjata ini adalah hasil karya empu atau pande yang memiliki kemampuan teknik menempa keris yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan spiritual yang ikut menentukan kualitas mutu keris. Keris tidak hanya menjadi karya seni kerajinan logam dengan fungsinya sebagai senjata, juga sebagai lambang status dari sipemakainya. Makna simbolik keris sering dikaitkan dengan pola pikir dan prilaku hidup komunitas pendukungnya. Kebanyakan keris yang ada di Bali antara wilah dan danganan hulu keris terpisah, baik bahan maupun warna tidak sama. Keris yang beredar di masyarakat ada yang berbentuk lurus, bergelombang atau ber-luk, seperti ombak laut yang makin jauh makin hilang, mirip perjalanan hidup manusia yang berlangsung dinamis, berliku, penuh tantangan dan kebersihan. Semua itu terjadi silih berganti, suatu perjalanan panjang atas realitas hidup yang harus diperjuangkan dan dimenangkan setiap pribadi orang Bali. Umumnya luk keris berjumlah ganjil, mulai dari luk satu lurus, luk tiga, lima, tujuh, sembilan, sebelas, dan tiga belas. Kekhususan keris terletak pada dua mata bilah yang tajam, disamping teknik pembuatannya yang hanya dapat dicapai melalui sistim tempa lipat. Penciptaan keris yang dilakukan melalui teknologi tempa lipat yaitu dengan cara dilipat, dibakar, dan 62 ditempa secara berulang-ulang, pada gilirannya melahirkan bilah keris dengan pamor yang sangat indah, unik dan karakteristik. Pamor keris adalah hasil teknik menempa yang khas menimbulkan hiasan pada dinding mata keris. Hasilnya merupakan produk budaya bangsa yang mengundang decak kagum sebagai karya seni yang sukar dicari padanannya. Bahan untuk pembuatan keris adalah besi baja, nikel dan baja meteor. Setelah bahan besi baja, nikel dan meteor itu dibakar kemudian ditempa dan dilipat lantas dibakar dan ditempa lagi secara berulang-ulang, akhirnya luluh menjadi bilah keris yang satu, utuh dan terpadu. Dengan teknik menempa tertentu seorang pande keris dapat membentuk batang mata keris sekaligus mencipta bermacam-macam motif hias pada bidang permukaannya. Selesai menempa maka mata keris digosok dengan cairan jeruk dan arsenicum yang menghasilkan warna mengkilap pada baja meteor yang mengandung timah putih. Motif hias dengan berbagai macam corak dari baja meteor merupakan bahan pamor tampak menonjol pada latar belakang gelap dari batang baja biasa. Keris bila dilihat dari wujud mata keris dapat dibedakan menjadi dua yakni keris lurus dan keris luk dengan motif pamornya beraneka ragam, seperti motif beras mentah, benda segodo, dan sebagainya. Bagian lain yang tidak kalah penting yaitu danganan atau hulu keris yang merupakan tempat pemegangan keris. Danganan disamping berfungsi sebagai tempat memegang keris, juga dapat mencerminkan nilai sebuah keris, disamping pamor yang terdapat pada bilah keris pada umumnya hulu keris Bali mengambil bentuk manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Bentuk ini diwujudkan dalam beberapa variasi antara lain berbondolan, gegerantiman, cecangingan dan kusia kepompong bahannya terbuat dari kayu, tanduk, gading dan logam. Werangka dipergunakan untuk tempat keris, disamping itu dalam peperangan juga berfungsi sebagai variasi pengelak dan penunduk. Sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan perubahan sosial serta kemajuan teknologi, fungsi, bentuk maupun cara pembuatan mengalami perkembangan juga. Bentuk keris Bali sangat mementingkan unsur keindahan atau seninya, itulah sebabnya keris Bali sangat indah baik hiasan maupun bentuknya. 63 Dewasa ini pembuatan keris di Bali dikerjakan oleh seorang pande besi dalam jumlah yang sangat terbatas. Demikian juga dengan Kerajinan keris yang berkembang di kabupaten Klungkung termasuk kerajinan yang langka, karena hanya dapat ditemui di Banjar Pande desa Kusamba. Pekerjaan sebagai perajin keris pande telah dilakoni oleh I Ketut Mudra, yang telah diwariskan oleh ayahnya Jro Mangku Wija. Ia sebelumnya hanya bisa membuat alat-alat perlengkapan rumah tangga seperti, golok, pisau, blakas dan sebagainya. Kemampuan dan keahlian membuat keris didapat berkat bantuan dari Dictrich Drescher berkebangsaan Germany. Drescher yang memberi petunjuk cara membuat keris berpamor. Keahlian membuat keris ini diturunkan kepada anaknya bernama I Ketut Mudra. Untuk mempeluas talenta dalam dibadang keris, Mudra juga dibantu oleh Dictrich Drescher untuk belajar selama 6 enam bulan di Surakarta Solo mendalami teknik membuat keris dan pamor dengan Mpu Subandi. Seiring berputarnya waktu, berbekalkan keterampilan, pengetahuan, dan keuletan yang dimiliki, I Ketut Mudra bersama anaknya mulai mengembangkan kerajinan keris ini. Disulut oleh semangat dan kreativitas yang tak mengenal lelah, perajin I Ketut Mudra menuangkan ide-idenya pada lempengan -lempengan besi baja, hingga terciptalah beragam bentuk produk keris. Saat ini telah banyak macam dan jenis keris yang telah dibuatnya, mulai dari keris untuk perlengkapan upacara, keris seselet untuk perlengkapan dalam berbusana adat, dan juga keris yang digunakan dalam perlengkapan menari. Dari keris berluk tiga, lima, tujuh, sembilan sampai keris luk sebelas, dengan hasil pamornya sangat indah. Berdasarkan pengamatan dilapangan, disamping para pande besi membuat keris yang bernilai ekonomi, sering pula mereka membuat keris khusus ”antik” keris pusaka yang dikeramatkan. Selain membuat keris, guna memenuhi kebutuhan ekonominya perajin besi di banjar Pande desa Kusamba kecamatan Dawan Klungkung juga membuat alat-alat perlengkapan rumah tangga; seperti blakas, pisau, pedang, golok dan perkakas lainnya. Macam dan jenis keris dan peralatan rumah tanggadapur karya I Ketut Mudra sebagai berikut. 64 Gb. 83. Keris berluk tiga, lima, tujuh, sembilan dengan hasil pamornya sangat indah Foto: Ni Kadek Karuni Gb. 84. 85. Keris lengkap dengan warangkanya. Dan mata tombak Gb. 86. 87. Seselet dan blakas Foto: Ni Kadek Karuni 65

3. Seni Kerajinan Kain Prada