Mazmur 133 Persaudaraan yang Rukun

Kelas VII SMP 84

2. Matius 22:37-39

Jawab Yesus kepada-Nya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” C. Solidaritas dalam Masyarakat Majemuk Kegiatan 4 Belajar dari Cerita Baca cerita ini dan jawab beberapa pertanyaan di bawah ini: 1. Apa yang menjadi inti cerita ini? 2. Apa kaitan cerita ini dengan topik membangun solidaritas dalam masyarakat majemuk? 3. Jika kamu adalah tokoh dalam cerita itu, bagaimana sikapmu? Ada kisah nyata tentang biarawati di Filipina yang disandera oleh tentara MILF yang beraliran Islam. Kesehariannya, suster ini memimpin retret. Di Filipina ada kebiasaan untuk melakukan retret setidaknya setahun sekali. Dalam retret ini biasanya sang suster membimbing peserta untuk menelusuri kepahitan-kepahitan yang tersimpan di bawah alam sadar, lalu berdamai dengannya. Suatu hari suster ini ditangkap oleh tentara MILF. Selama dalam penyekapan, suster ini dilayani oleh seorang perempuan muslim. Beberapa hari kemudian, suster ini dilepaskan dan kembali ke susteran. Suatu kali terjadi pertempuran antara tentara pemerintah Filipina dan tentara MILF. Banyak orang dari kalangan MILF yang tertangkap. Suster mendengar kabar bahwa perempuan muslim yang melayaninya selama disandera juga ikut tertangkap dan ditahan di markas militer. Suster memutuskan untuk mengunjungi perempuan ini. Usai perkunjungan sang Suster bertekad untuk mengeluarkan perempuan ini dari tahanan. Maka dia melakukan upaya pelepasan. Ternyata hal itu tidak mudah. Dia harus meyakinkan banyak pihak mulai dari level terendah sampai tertinggi. 85 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti Akhirnya, kerja kerasnya membuahkan hasil. Militer mengizinkan perempuan ini dikeluarkan dari tahanan, tapi dengan syarat sang suster harus menjadi pengawasnya dan penjamin tidak akan kabur. Tiap minggu, suster harus mengantar perempuan ini untuk melapor ke markas militer. Suster setuju. Suster mengajak perempuan muslim ini ke susteran. Namun timbul masalah. Tidak ada kamar kosong di susteran. Maka mau tak mau suster harus berbagi kamar dengan perempuan muslim ini. Mereka pun tidur sekamar berdua. Keesokan pagi, suster bertanya pada perempuan muslim ini.“Apakah kamu dapat tidur nyenyak semalam?” “Saya tidak dapat tidur,” aku perempuan muslim.“Mengapa?” tanya suster heran. “Karena saya merasa takut suster akan membalas dendam dan membunuh saya dengan diam-diam,” kata perempuan muslim terus terang. “Sejujurnya, saya juga tidak dapat tidur semalam,” kata suster.“Mengapa?” tanya perempuan muslim. “Sama sepertimu, saya juga takut dibunuh olehmu.” Disadur dari Kompasiana ditulis oleh Purnawan Kristanto, diunduh 30 Januari 2013 Kecurigaan dan kebencian terhadap agama lain yang ditanamkan sejak kecil, ternyata mengendap di alam sadar seseorang. Hal ini menjadi beban bagi orang tersebut. Pada saat-saat tertentu beban ini muncul secara tak terduga. Itulah yang terjadi pada suster dan perempuan muslim ini. Alam sadar mereka mengatakan bahwa dua orang ini sudah berteman. Namun tiba-tiba alam bawah sadar mereka muncul secara tak terduga. Apakah kamu juga pernah memiliki ketakutan atau ketidaksukaan terhadap orang atau teman dari latar belakang budaya, suku, dan agama yang berbeda? Memang tidak mudah untuk berpikir positif dan membangun solidaritas dengan sesama yang berbeda latar belakang dengan kita. Apalagi jika sejak kecil sudah ditanamkan rasa curiga dan kebencian terhadap mereka yang berbeda dengan kita. Namun, kamu harus mengubah cara