PROGRAM TAHUNAN
BIMBINGAN
KONSELING TA
20152016
BAB I A.
Rasional
UU No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta kerampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya dibutuhkan konselor sekolah yang profesional, sehingga pekerjaan yang dilaksanakan
dalam suatu profesi dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang terkait. Pada bagian ini pendidikan akan ditinjau sebagai landasan bimbingan dan
konseling dari tiga segi, yaitu pendidikan sebagai upaya pengembangan manusia dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan, pendidikan sebagai inti
proses bimbingan dan konseling, dan pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan
pelayanan bimbingan dan konseling.
1. Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu : Bimbingan Merupakan
Bentuk Upaya Pendidikan. Pelayanan bimbingan dan konseling berfokus pada manusia; bahkan
dikatakan : Bimbingan dari manusia, oleh manusia, dan untuk manusia. Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia yang berkembang, yang terus-menerus
berusaha mewujudkan keempat dimensi kemanusiannya menjadi manusia seutuhnya. Wahana paling utama untuk terjadinya proses dan tercapainya tujuan
perkembangan itu tidak lain adalah pendidikan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling harus terkandung komponen-
komponen, yaitu : - Merupakan usaha sadar
- Menyiapkan peserta didik dalam hal ini klien - Untuk perannya di masa yang akan datang dalam hal ini diwujudkan melalui
tujuan-tujuan bimbingan dan konseling. Pemahaman bahwa bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari
upaya pendidikan telah muncul sejak puluhan tahun yang lampau dalam literatur pokok di negara tempat awal berkembangnya gerakan bimbingan dan konseling.
Crow crow mengemukakan bahwa bimbingan menyediakan unsur-unsur di
luar individu yang dapat dipergunakannya untuk memperkembangkan diri. Dalam artinya yang luas, bimbingan dapat dianggap sebagai suatu bentuk upaya
pendidikan. Dalam arti yang sempit bimbingan meliputi berbagai teknik, termasuk di dalmnya konseling, yaitu memunghkinkan individu menolong
dirinya sendiri.integrasi bimbingan dan konseling dalam pendidikan juga tampak dari dimasukannya secara terus-menerus program-program bimbingan dan
konseling ke dalam program sekolah. 2.
Pendidikan sebagai Inti Proses Bimbingan dan Konseling Ciri-ciri pendidikan adalah : a peserta didik yang terlibat di dalamnya
menjalani proses belajar,b kegiatan tersebut bersifat normatif. Apabila kedua ciri itu tidak ada, maka upaya yang dilakukan itu tidak dapat dikatakan
pendidikan. Barangkali ada kegiatan- kegiatan yang dinamakan “bimbingan”,
“pengajaran”, danatau”latihan”, tetapi abaila di dalamnya tidak terkandung unsur-unsur belajar dan norma-norma positif yang berlaku, maka kegiatn-
kegiatan itu tidak dapat digolongkan ke dalam upaya pendidikan. Demikianlah, bimbingan dan konseling mengembangkan proses belajar yang
dijalani oleh klien-kliennya. Kesadaran ini telah tampil sejak pengembangan gerakan bimbingan dan konseling secara meluas di Amerika Serikat. Pada tahun
1953, Gistod telah menegaskan bahwa bimbingan dan konseling adalah proses yang berorientasi pada belajar....belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri
sendiri; belajar untuk mengembangkan dan menerapkan secara efektif berbagai pemahaman...dalam Belkin, 1975. Lebih jauh, Nugent 1981 mengemukakan
bahwa dalam konseling klien mempelajari keterampilan dalam pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku, tindakan, serta sikap-sikap baru.
3. Pendidikan Lebih Lanjut Sebagai Inti Tujuan Bimbingan dan Konseling
Pendidikan merupakan upaya berkelanjutan. Apabila suatu kegiatan atau program pendidikan selesai, individu tidak hanya berhenti di sana. Ia maju terus
dengan kegiatan dan program pendidikan lainnya. Bimbingan dan konseling mempunyai tujuan khusus jangka pendek dan
tujuan umumjangka panjang. Dengan ungkapan lain, Crow Crow 1990 menyatakan bahwa tujuan khusus yang segera hendak dicapaijangka pendek
dalam pelayanan bimbingan dan konseling ialah membantu individu memecahkan masalah masalah-masalah yang dihadapinya, sedangkan tujuan akhirjangka
panjang ialah bimbingan diri sendiri. Bimbingan diri sendiri itu dicapai
hendaknya tidak melalui bimbingan yang berkelanjutan, melainkan bimbingan- bimbingan yang telah diberikan terdahulu hendaknya dapat mengembangkan
kemampuan klien
untu mengatasi
masalah-masalahnya sendiri
dan memperkembangkan diri sendiri tanpa bantuan pelayanan bimbingan dan
konseling lagi. Hasil bimbingan yang mampu membuat individu melakukan bimbingan
diri sendiri merupakan modal besar tambahan yang akan lebih memungkinkan kesuksesan pendidikan yang dijalani oleh individu itu lebih lanjut. Dalam kaitan
itu sungguh membesarkan hati laporan Borders Drury 1992 yang menyimpulkan dari kajian komprehensif tentang program-program bimbingan
dan konseling di sekolahdi Amerika Serikat selama 30 tahun terakhir, bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah telah memberikan dampak positif
yang amat besar terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa. Konseling individual dan kelompok, bimbingan dalam kelas, dan kegiatan konsultasi lainnya
memberikan sumbangan langsung kepada keberhasilan siswa di sekolah maupun luar sekolah.
Tujuan bimbingan dan konseling disamping memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal ini dapat
dimengerti karena program-program bimbingan dan konseling meliputi aspek- aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kawasan
kematangan pendidikan dan karier, kematangan personal dan emosiaonal, serta kematangan sosial, semuanya untuk peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
SD dan SLTP dan pendidikan menengahBorders drury,1992. Hasil-hasil bimbingan dan konseling pada kawasan itu menunjang keberhasilan pendidikan
pada umumnya. Sukmadinata 2000:38 mengemukakan empat landasan pengembangan
dan implementasi kurikulum dalam pendidikan yaitu landasan filosofis,landasan psikologis, landasan sosial-budaya, serta landasan perkembangan ilmudan
teknologi.. terdapat empat pertanyaan pokok yang dijadikan dasar dalam pengembangan dan implementasi kurikulum yaitu : 1 tujuan pendidikan
manakah yang ingin dicapai ? 2 pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk mencapai tujuan tersebut? 3 bagaimanakah
mengorganisasikan pengalaman pendiidkan tersebut secara efektif 4 bagaimanakah cara menentukan tujuan tersebut telah tercapai? Pengembangan