Penyiapan Sampel dan Pembuatan Uji Peredaman Radikal Bebas DPPH 2,2- -1-
saat terpapar radikal bebas baik yang dihasilkan dari proses metabolisme normal maupun dari
lingkungan, seperti asap rokok dan polusi. Paparan radikal bebas yang berlebih terhadap
tubuh dapat berakibat terhadap kerusakan sel dan memicu patogenesis berbagai penyakit seperti
penyakit kardiovaskular, hipertensi, hiperlipi- demia, diabetes, alzheimer, dan parkinson Matteo
dan Esposito, 2003; Touyz dan Schiffrin, 2004. Antioksidan dalam menghambat jalannya reaksi
oksidasi dapat melalui beberapa cara, yaitu mekanisme donor proton, radical scavenger,
oxygen quencher, inhibisi dengan enzim dan sinergis Gordon, 1990. Dalam hal ini anti-
oksidan berperan mencegah terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan radikal bebas dengan
cara mengeliminir terbentuknya radikal, meredam, atau meningkatkan penguraiannya
Young dan Woodside, 2001; Goldberg, 2003.
Antioksidan dalam tubuh dapat diperoleh dari enzim-enzim internal seperti superoksida
dismutase SOD, GPX,
katalase CAT, GSH, tokoferol, dan
β-karotene maupun dari asupan makanan atau suplemen seperti vitamin C, vitamin A yang
dikenal sebagai antioksidan sintetis Mates ,
1999. Penggunaan antioksidan dari bahan sintesis diketahui dapat meningkatkan terjadinya
karsinogenesis Rohman dan Riyanto, 2005, sehingga lebih dianjurkan untuk memperolehnya
dari bahan alami. Antioksidan alami berasal dari setiap bagian tumbuhan seperti pada kulit kayu,
batang, daun, bunga, buah dan akar Pratt, 1992.
Suatu jenis tumbuhan dapat memiliki aktivitas antioksidan jika mengandung senyawa yang
mampu menangkal radikal bebas seperti fenol, flavonoid, vitamin C dan E, katekin, karoten, dan
resveratrol Hernani dan Rahardjo, 2006.
Sebagaimana diketahui, sekitar 1.260 jenis tumbuhan obat berasal dari hutan tropika
Indonesia Zuhud ., 1994. Dari jumlah
tersebut, beberapa di antaranya adalah tumbuhan endemik Walujo, 2008. Hasil penelusuran
pustaka Hakim 2008; Rohman
2005; Amrun dan Umiyah, 2005; Praptiwi
2006 diperoleh berbagai jenis tumbuhan sebagai
sumber antioksidan alami, satu di antaranya adalah dari suku Sterculiaceae.
Banyak jenis dari famili Sterculiaceae telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Dua jenis
tanaman yang sudah dikenal dan dimanfaatkan glutathione peroxidase
glutathione et al.
et al et al.,
et al., et al.,
secara luas oleh masyarakat Indonesia adalah biji kola
dan cokelat .
Sehubungan dengan itu, tujuan penelitian ini adalah mengkaji aktivitas antioksidan dari kulit
batang dan daun enam jenis tumbuhan Sterculiaceae. Penapisan fitokimia dilakukan
untuk mengetahui senyawa kimia antioksidan yang dikandung oleh tumbuhan tersebut.
Sebanyak sembilan macam bahan dari enam jenis famili
diambil dari wilayah Rimbo Panti- Sumatera Barat RP, Kabupaten
Bogor BG, Taman Nasional Nani Watabone, Sulawesi Utara WB, hutan Camplong - Kupang
CP, dan pulau Waigeo, Papua Barat WO. Identifikasi tumbuhan dilakukan di Herbarium
Bogoriense. Bagian tumbuhan yang diekstrak terdiri atas kulit, batang dan daun.
Daun dan kulit batang yang masih segar dan cukup tua dibersihkan dari kotoran, dicacah, dan
dikeringkan sampai kadar air di bawah 10. Bahan yang telah kering dikumpulkan, kemudian
digiling 40 mesh sehingga menjadi serbuk kering simplisia. Selanjutnya serbuk kering dari masing-
masing contoh diekstraksi dengan metanol dalam kondisi dingin maserasi selama 24 jam,
kemudian disaring. Kegiatan penyaringan diulang hingga filtrat menjadi jernih. Tahap berikutnya
kumpulan filtrat dipekatkan menjadi ekstrak, menggunakan evaporator vakum putar.
Pada penelitian ini penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode peredaman
r a d i k a l b e b a s D P P H 2 , 2 - d i p h e n y l - 1 - picrylhydrazyl secara
karena lebih singkat dibandingkan dengan metode lain dan secara luas
telah digunakan untuk menduga aktivitas anti oksidan berbagai senyawa.
Sebanyak 5 mg dari setiap bahan ekstrak dilarutkan dengan metanol p.a. hingga volumenya
Cola acuminata Theobroma cacao
Sterculiaceae
in vitro