dengan arah tegasan utama berarah baratlaut-tenggara.
2. METODE DAN TEORI
Metode geofisika yang digunakan dalam survei terpadu ini adalah metode
gaya berat dan Audio Magnetotellurics AMT. Tahapan survei geofisika meliputi
studi literatur tentang daerah survei, persiapan kerja lapangan seperti kalibrasi
peralatan dan desain survei, akuisisi data, pengolahan dan pemodelan data.
Derajat keberhasilan
penggunaan metode geofisika untuk eksplorasi panas
bumi tergantung pada kontras sifat fisis batuan sekitar daerah penelitian. Aktivitas
pada sistem panas bumi akan memberikan suatu nilai anomali pada besaran fisis
tersebut yang dikenal dengan anomali geofisika.
Nilai tahanan jenis batuan di daerah aktivitas panas bumi umumnya akan
menjadi rendah. nilai rendah ini karena batuan terisi oleh fluida panas atau
tersaturasi oleh uap atau air. Batuan yang telah teralterasi termal dalam sistem panas
bumi berperan menjadi lapisan penudung cap rock yang dapat mencegah fluida
panas keluar ke permukaan. Metode AMT digunakan untuk mencari informasi lapisan
batuan bawah permukaan berdasarkan sifat tahanan jenis batuan.
Besaran fisis lainnya pada batuan adalah densitas atau massa jenis. Variasi
densitas batuan
suatu daerah
bisa dipelajari dengan konsep gaya gravitasi
atau dikenal dengan metode gaya berat. Metode ini dapat memberikan informasi
struktur yang berkembang di daerah panas bumi, baik struktur lokal maupun regional.
Struktur-struktur
geologi ini
sangat berperan dalam mengontrol pemunculan
manifestasi panas bumi. Metode ini juga memetakan variasi densitas dari batuan
yang menyusun daerah peneletian baik struktur batuan dasar yang mungkin diduga
sebagai lapisan revoir. 3. HASIL PENYELIDIKAN
A. Gaya Berat
Pengukuran gaya berat dilakukan pada 201 titik dengan menggunakan alat
Scintrex CG5. Data pengukuran dikoreksi terhadap pasang surut, drif alat, gaya berat
normal, udara bebas, medan dan Bouguer dengan densitas yang digunakan 2,4
grcm
3
sehingga diperoleh nilai anomali Bouguer.
Nilai anomali
ini masih
nilai penjumlahan super posisi dari berbagai
macam sumber dan kedalaman anomali di bawah permukaaan. Untuk mendapat kan
anomali target maka anomali Bouguer dipisahkan menjadi anomali regional dan
residual atau sisa dengan menggunakan metode polinomial orde 2. Gambar 3
memperlihatkan peta sebaran anomali gaya berat Bouguer, regional dan sisa.
Pola umum liniasi kontur anomali Bouguer
adalah membentuk
kerucut vulkanik di sekitar Gunung Kalabat. Pola
arah liniasi ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan Gunung Api Kalabat di daerah
penyelidikan. Pola umum sebaran anomali Bouguer memiliki tren nilai yang tinggi di
bagian utara kemudian merendah ke arah selatan yang mengindikasikan blok batuan
yang menyusun bagian utara daerah penelitian memiliki nilai densitas yang
relatif lebih besar di bagian selatan.
Anomali tinggi yang tersebar di bagian selatan memiliki rentang nilai 168 sd 180
mGal. Daerah yang memilki blok nilai tinggi ini ditempati permukaannya oleh satuan
batuan vulkanik berupa lava berumur plistosen, sehingga memiliki nilai tinggi.
Liniasi ke bagian tengah memiliki arah selaras struktur utama daerah penyelidikan
dengan nilai yang merendah. Blok tengah ini tepat berada di Gunung Kalabat,
dimana di puncak Gunung Kalabat memiliki nilai anomali tinggi 180 mGal, yang
diduga merupakan respon dari Lava Kalabat. Area selatan didominasi oleh nilai
1650 mGal. Di area tersebut cenderung permukaannya ditempati oleh satuan
endapanaliran piroklastik.
Anomali regional
diasumsikan mendeskripsikan struktur batuan secara
regional. Nilai dan liniasi anomali regional di daerah Kalawat ini memilki tren rendah
di bagian tengah Gunung Kalabat dan semakin meninggi ke sekelilingnya dengan
arah
liniasi membentuk
lingkaran mengelilingi lereng Gunung Kalabat. Selain
pola melingkar, terlihat juga adanya liniasi berarah
baratlaut-tenggara di
bagian selatan area pengukuran.
Perubahan pola
sebaran yang
signifikan antara
anomali Bouguer
sebelum dikoreksi
dengan sebaran
anomali setelah
residual adalah
perubahan anomali
rendah menjadi
anomali sedang di sebagian besar area penyelidikan, terutama di sekitar tubuh
guanung Kalabat, hal ini sesuai dengan litologi
di daearh
tersebut, dimana
didominasi oleh satuan Lava yang memiliki densitas lebih tinggi.
Liniasi anomali residual masih berarah umum melingkar membentuk
kerucut vulkanik di sekitar Gunung Kalabat, dan liniasi berarah baratlaut-tenggara di
bagian selatan. Struktur geologi yang terindikasi lain adalah liniasi berarah
baratdaya-timurlaut
di bagian selatan
antara manifestasi
Kaleosan dan
manifestasi Sampiri yang diperkirakan sebagai struktur pengontrol kemunculan
manifestasi panas bumi di Daerah Kalawat. Zona anomali sisa sedang muncul
hampir diseluruh daerah penyelidikan dengan rentang nilai -4 mGal sd 4 mGal,
anomali sedang ini merupakan respon dari endapanaliran piroklstik . Sedangkan zona
anomali rendah -5 mGal muncul di sekitar mata air panas Kaleosan dan Sampiri,
anomali rendah ini diduga merupakan zona lemah yang memungkinkan bertindak
sebagai reservoir dari sistem panas bumi Kalawat.
Hasil model
Gambar 4
memperlihatkan adanya produk termuda Gunung Kalabat berupa lava yang muncul
di puncak dengan densitas 2.75 grcm
3
. Dibawahnya terdapat hasil lava Kalabat
yang lebih tua dengan densitas 2.6 grcm
3
dibawahnya lagi terdapat lava Kalabat tua 2.5 grcm3 dan dibawahnya adalah
endapan piroklastik Tondano dengan
densitas 2.3 grcm3. Terdapat struktur geologi berupa sesar yang terpotong oleh
profil pemodelan dan sesar ini berarah baratlaut-tenggara.
B. AMT
Pengukuran AMT di daerah panas bumi Kalawat dilakukan dengan jumlah titik
sebanyak 61 titik dengan menggunakan alat Zonge system. Data AMT yang
diperoleh dianalisis kurvanya dan diproses dengan inversi 2D untuk mendapatkan
sebaran tahanan jenis baik secara lateral maupun vertikal.
Sebaran tahanan jenis yang di cuplik pada kedalaman 200, 500, 1000 dan 1500
meter dari permukaaan diperlihatkan pada Gambar 5. Nilai tahanan jenis lebih besar
dari 1000 Ohmmeter umumnya menempati area timurlaut diperkirakan respon dari
batuan
vulkanik berupa
lava yang
merupakan produk
Gunung Kalabat.
Sedangkan area tengah sampai baratdaya ditempati nilai tahanan jenis lebih rendah
dari 10 Ohmmeter diduga merupakan respon dari litologi lahar dan endapan
piroklastik tua. Nilai tahanan jenis rendah 10
Ohmm disekitar
kemunculan manifestasi air panas Kaleosan dan
Sampiri diduga berhubungan erat dengan aktivitas hidrotermal, hal ini ditunjukan
dengan ditemukannya area ubahan yang cukup luas di permukaan. Mulai kedalaman
1000 meter muncul nilai tahanan jenis sedang 20-50 Ohmm, dan semakin
kedalam semakin meluas sebarannya. Kemunculan nilai tahanan jenis sedang ini
diduga berhubungan
dengan adanya
sistem panas bumi di daerah ini dimana nikai tahanan jenis sedang yang muncul
dibawah tahanan jenis rendah mungkin merupakan respon dari reservoir.
Hasil pemodelan 2D di tiap titik pengukuran ditampilkan juga dalam bentuk
sebaran vertikal. Sebaran tahanan jenis secara vertikal merupakan hasil inversi dari
tiap titik yang berada pada 1 lintasan berarah
baratdaya-timurlaut. Pada
makalah ini akan dibahas penampang tahanan jenis pada lintasan 3 dan 5.
Lintasan 3 dan 5 masing masing melewati 10 titik pengukuran AMT serta
berada disekitar mata air panas Kaleosan dan Sampiri. Hasil pemodelan kedua
lintasan ini diperlihatkan pada gambar 6. Hampir sama dengan lintasan sebelumnya,
hasil pemodelan kedua lintasan ini secara umum memperlihatkan zona nilai tahanan
jenis
rendah 10
Ohm dibagian
baratdaya sampai tengah dan nilai tahanan jenis tinggi 200 Ohm di bagian
timurlaut. Dimana
diantara keduanya
diduga ada struktur yang ditandai dengan adanya kontras nilai tahanan jenis. Kontras
ini berkaitan erat dengan struktur yang berarah baratlaut-tenggara.
Nilai tahanan jenis rendah pada kedua lintasan ini diduga berasosiasi dengan
aktivitas hidrotermal,
sehingga nilai
tahanan jenis rendah yang memanjang dari tengah sampai baratdaya diinterpretasikan
sebagai caprock dari sistem panas bumi daerah ini. Hal ini diperkuat dengan
ditemukannya zona ubahan di permukaan. Pada
kedalaman 1500
meter memperlihatkan adanya nilai tahanan jenis
sedang dibawah nilai tahanan jenis rendah, nilai tahanan jenis sedang ini diduga
merupakan respon dari reservoir. Nilai tahanan jenis tinggi 1000 ohmm di
bagian baratlaut diduga merupakan respon dari batuan vulkanik produk dari Gunung
Kalabat.
4. DISKUSI